Analisis ekuitas merek produk susu cimory (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor)

(1)

PROG

AN

(Kasus di

GRAM SAR IN

NALISIS

PRODUK

Giant Hype

RIKA A A

RJANA EKS FAKULT NSTITUT P

EKUITAS

K SUSU C

ermarket Bo

Oleh : ARIANIKA

A14105596

STENSI MA TAS PERTA PERTANIA

2008

S MEREK

IMORY

otani Squar

DEWI

ANAJEMEN ANIAN AN BOGOR

K

re Bogor)

N AGRIBIS R


(2)

RINGKASAN

RIKA ARIANIKA DEWI. Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (kasus Giant Hypermarket, Botani Square, Bogor). (Dibawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI).

Dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang ada di pasar pada saat ini, maka Cimory memasuki persaingan yang sangat ketat. Sebagai salah satu industri susu pasteurisasi yang baru di pasar, maka dapat dilihat ekuitas mereknya. Sebagai pembanding, dipilih Indomilk dengan pertimbangan merek tersebut adalah salah satu pemain lama yang memproduksi susu pasteurisasi di pasar dan merupakan pesaing Cimory. Adanya persaingan di pasar susu pasteurisasi maka Cimory perlu mengetahui ekuitas mereknya di mata konsumen, khususnya yang membeli produk susu cair Cimory pada pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Pusat perbelanjaan tersebut antara lain Giant hypermarket Botani Square. . Penjualan susu Cimory pada setiap rasanya mencapai 10 sampai 12 karton/minggu, sekitar 120 sampai 144 botol/minggu. Untuk susu pasteurisasi merek Indomilk penjualannya rata-rata mencapai 14 karton/minggu atau 168 kotak/minggu. Oleh karena itulah penelitian mengenai ekuitas merek Cimory perlu dilakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana konsumen menyadari keberadaan susu Cimory, menganalisis asosiasi merek susu Cimory pada benak konsumen, mengkaji bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen mengenai susu Cimory. Penelitian ini terbatas pada keempat elemen ekuitas merek utama yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek. Aset lainnya tidak diteliti karena bukan merupakan komponen utama, tidak berhubungan langsung dengan konsumen dan memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan.

Penelitian ini dilakukan di Giant hypermarket Botani Square, pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Selain itu, pemilihan lokasi ini dikarenakan produk Cimory dijual di pusat perbelanjaan tersebut. Waktu pnelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data demografi responden dan pertanyaan-pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek. Pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai langsung responden. Responden yang dilibatkan berjumlah 100 orang, dengan menggunakan metode convenient sampling.

Responden yang diambil yaitu pengunjung pusat perbelanjaan Giant hypermarket yang ada di Kota Bogor. Dengan ketentuan diatas diasumsikan dapat mewakili penilaian secara objekif terhadap suatu produk. Responden susu Cimory sebagian besar merupakan wanita yaitu sebesar 62 persen, sedangkan untuk pria yaitu sebesar 38 persen. Kategori konsumen yaitu berusia 20 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun, usia kurang dari 20 tahun sebesar 10 persen, usia 21 sampai 30 tahun sebesar 31 persen dan usia antara 31 sampai 40 tahun sebesar 11 persen. Sedangkan konsumen usia 41 sampai 50 tahun sebesar 25 persen dan usia lebih dari 51 tahun sebesar 23 persen. Pendidikan yang dimiliki


(3)

konsumen adalah Sarjana yaitu sebesar 62 persen, 14 persen untuk Diploma dan 24 persen adalah SMU. Pekerjaan yang dimiliki konsumen, lebih banyak bekerja sebagai pegawai swasta yaitu, sebanyak 56 persen. Bekerja menjadi wiraswasta sebanyak 13 persen dan jumlah paling kecil yaitu bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak lima persen. Sedangkan lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen.

Konsumen Cimory ini lebih banyak yang berpendapatan antara satu juta sampai dua juta, yaitu sebanyak 37 persen. Sedangkan yang memiliki pendapatan di bawah satu juta sebanyak 14 persen dan yang memiliki pendapatan di atas dua juta sebanyak 33 persen. Untuk lainnya yaitu yang tidak memiliki pendapatan seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen

Pada kesadaran merek, merek yang pertama kali disebutkan adalah merek Indomilk yaitu sebanyak 40 responden, kemudian Cimory sebanyak 16 responden. Merek yang lainnya adalah merek yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti Diamond dan Ultramilk. Untuk pengingatan kembali dihasilkan Indomilk disebutkan oleh 47 responden dan Cimory yaitu sebanyak 24 responden. Pengingatan kembali didapat 30 responden yang harus diingatkan terhadap susu Cimory dan merek Indomilk hanya 13 responden. Pada tingkat tidak menyadari untuk Cimory sebanyak 12 responden, sedangkan Indomilk tidak ada.

Pada analisis Asosiasi dihasilkan Cimory memiliki brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan variasi rasa banyak. Sedangkan Indomilk memiliki asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, dan variasi rasa banyak. Analisis mengenai persepsi kualitas merek Cimory adalah kandungan gizi lengkap dan kualitas baik. Sedangkan persepsi kualitas merek Indomilk hanya ada dua yaitu kualitas baik, kandungan gizi lengkap, ragam rasa banyak, keawetan, volume pas, kemasan menarik dan rasanya enak.

Dari 100 responden, untuk merek Cimory 24 orang akan tetap mengkonsumsi Cimory, lima orang akan pindah ke Indomilk. Pada merek Indomilk 27 orang akan tetap mengkonsumsi Indomilk, lima orang berpindah ke merek Cimory . Pada tingkat kemungkinan perpindahan pada merek Indomilk lebih kecil daripada merek Cimory. Presentase untuk Cimory sebesar 94.1 persen dan untuk Indomilk 81.6 persen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat loyalitas merek Indomilk lebih tinggi daripada merek Cimory. Berdasarkan parameter-parameter di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan merek Indomilk lebih unggul daripada Cimory. Hal tersebut dikarenakan merek Cimory termasuk produk baru di pasar dengan jangkauan pemasaran yang masih terbatas dan belum melakukan promosi dengan iklan-iklan.


(4)

Sebagai

PROG

AN

(Kasus di

i salah satu Fakult GRAM SAR IN

NALISIS

PRODUK

Giant Hype RIKA A A syarat untu tas Pertania RJANA EKS FAKULT NSTITUT P

EKUITAS

K SUSU C

ermarket Bo Oleh : ARIANIKA A14105596 Skripsi uk mempero Pada an, Institut P

STENSI MA TAS PERTA PERTANIA 2008

S MEREK

IMORY

otani Squar DEWI

oleh gelar S Pertanian B ANAJEMEN ANIAN AN BOGOR

K

re Bogor) Sarjana Pert Bogor N AGRIBIS R tanian SNIS


(5)

Judul : Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor)

Nama : Rika Arianika Dewi

NRP : A14105596

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopiandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL ”ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK SUSU CIMORY (KASUS DI GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Rika Arianika Dewi A14105596


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal empat Desember 1983, sebagai anak dari pasangan Bapak Sutendi dan Ibu Teti Kartini. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga saudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Talaga II Majalengka dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I Talaga. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Talaga. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Pada Program Studi Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan perkuliahan pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatNYA sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “ Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekuitas merek pada benak konsumen, khususnya ekuitas merek susu cair Cimory, selain itu dapat diketahui pula bagaimana posisi susu cair Cimory di benak konsumen.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2008


(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah atas rahmat, berkah dan izin Allah SWT, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MS. Sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama ini.

2. Keluarga : Ibu, Bapak, Kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan dan perhatian, kasih sayang, dan dukungan moril maupun materiil.

3. Ir. Asi Napitupulu, MSc, selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis selama ini.

4. Kepada dosen penguji, Dr.Ir.Suharno,MAdev. Sebagai penguji utama, yang telah memberikan masukan kepada penulis dan Ir.Murdianto,MS. selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

5. Olla’ Mut sebagai pembahas seminar penelitian penulis ( thanx gal, my sleepmate)

6. Balqis, Mimank, Abenk, Elsa, Ewa, Topan, Restu, teh Yanti dan Ahmadnya yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

7. Arfan, Awit, Betet, Melly, Budi, Niken, Mey, Rima, Sari dan Uul yang sudah memberikan dorongan dan menjadi teman yang baik, love you all. 8. Buat Indra yang telah memberikan semangat dan dorongan, hingga


(10)

9. Semua pihak yang juga telah turut membantu tetapi tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas amal baik bapak, ibu, dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu.


(11)

PROG

AN

(Kasus di

GRAM SAR IN

NALISIS

PRODUK

Giant Hype

RIKA A A

RJANA EKS FAKULT NSTITUT P

EKUITAS

K SUSU C

ermarket Bo

Oleh : ARIANIKA

A14105596

STENSI MA TAS PERTA PERTANIA

2008

S MEREK

IMORY

otani Squar

DEWI

ANAJEMEN ANIAN AN BOGOR

K

re Bogor)

N AGRIBIS R


(12)

RINGKASAN

RIKA ARIANIKA DEWI. Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (kasus Giant Hypermarket, Botani Square, Bogor). (Dibawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI).

Dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang ada di pasar pada saat ini, maka Cimory memasuki persaingan yang sangat ketat. Sebagai salah satu industri susu pasteurisasi yang baru di pasar, maka dapat dilihat ekuitas mereknya. Sebagai pembanding, dipilih Indomilk dengan pertimbangan merek tersebut adalah salah satu pemain lama yang memproduksi susu pasteurisasi di pasar dan merupakan pesaing Cimory. Adanya persaingan di pasar susu pasteurisasi maka Cimory perlu mengetahui ekuitas mereknya di mata konsumen, khususnya yang membeli produk susu cair Cimory pada pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Pusat perbelanjaan tersebut antara lain Giant hypermarket Botani Square. . Penjualan susu Cimory pada setiap rasanya mencapai 10 sampai 12 karton/minggu, sekitar 120 sampai 144 botol/minggu. Untuk susu pasteurisasi merek Indomilk penjualannya rata-rata mencapai 14 karton/minggu atau 168 kotak/minggu. Oleh karena itulah penelitian mengenai ekuitas merek Cimory perlu dilakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana konsumen menyadari keberadaan susu Cimory, menganalisis asosiasi merek susu Cimory pada benak konsumen, mengkaji bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen mengenai susu Cimory. Penelitian ini terbatas pada keempat elemen ekuitas merek utama yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek. Aset lainnya tidak diteliti karena bukan merupakan komponen utama, tidak berhubungan langsung dengan konsumen dan memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan.

Penelitian ini dilakukan di Giant hypermarket Botani Square, pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Selain itu, pemilihan lokasi ini dikarenakan produk Cimory dijual di pusat perbelanjaan tersebut. Waktu pnelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data demografi responden dan pertanyaan-pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek. Pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai langsung responden. Responden yang dilibatkan berjumlah 100 orang, dengan menggunakan metode convenient sampling.

Responden yang diambil yaitu pengunjung pusat perbelanjaan Giant hypermarket yang ada di Kota Bogor. Dengan ketentuan diatas diasumsikan dapat mewakili penilaian secara objekif terhadap suatu produk. Responden susu Cimory sebagian besar merupakan wanita yaitu sebesar 62 persen, sedangkan untuk pria yaitu sebesar 38 persen. Kategori konsumen yaitu berusia 20 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun, usia kurang dari 20 tahun sebesar 10 persen, usia 21 sampai 30 tahun sebesar 31 persen dan usia antara 31 sampai 40 tahun sebesar 11 persen. Sedangkan konsumen usia 41 sampai 50 tahun sebesar 25 persen dan usia lebih dari 51 tahun sebesar 23 persen. Pendidikan yang dimiliki


(13)

konsumen adalah Sarjana yaitu sebesar 62 persen, 14 persen untuk Diploma dan 24 persen adalah SMU. Pekerjaan yang dimiliki konsumen, lebih banyak bekerja sebagai pegawai swasta yaitu, sebanyak 56 persen. Bekerja menjadi wiraswasta sebanyak 13 persen dan jumlah paling kecil yaitu bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak lima persen. Sedangkan lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen.

Konsumen Cimory ini lebih banyak yang berpendapatan antara satu juta sampai dua juta, yaitu sebanyak 37 persen. Sedangkan yang memiliki pendapatan di bawah satu juta sebanyak 14 persen dan yang memiliki pendapatan di atas dua juta sebanyak 33 persen. Untuk lainnya yaitu yang tidak memiliki pendapatan seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen

Pada kesadaran merek, merek yang pertama kali disebutkan adalah merek Indomilk yaitu sebanyak 40 responden, kemudian Cimory sebanyak 16 responden. Merek yang lainnya adalah merek yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti Diamond dan Ultramilk. Untuk pengingatan kembali dihasilkan Indomilk disebutkan oleh 47 responden dan Cimory yaitu sebanyak 24 responden. Pengingatan kembali didapat 30 responden yang harus diingatkan terhadap susu Cimory dan merek Indomilk hanya 13 responden. Pada tingkat tidak menyadari untuk Cimory sebanyak 12 responden, sedangkan Indomilk tidak ada.

Pada analisis Asosiasi dihasilkan Cimory memiliki brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan variasi rasa banyak. Sedangkan Indomilk memiliki asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, dan variasi rasa banyak. Analisis mengenai persepsi kualitas merek Cimory adalah kandungan gizi lengkap dan kualitas baik. Sedangkan persepsi kualitas merek Indomilk hanya ada dua yaitu kualitas baik, kandungan gizi lengkap, ragam rasa banyak, keawetan, volume pas, kemasan menarik dan rasanya enak.

Dari 100 responden, untuk merek Cimory 24 orang akan tetap mengkonsumsi Cimory, lima orang akan pindah ke Indomilk. Pada merek Indomilk 27 orang akan tetap mengkonsumsi Indomilk, lima orang berpindah ke merek Cimory . Pada tingkat kemungkinan perpindahan pada merek Indomilk lebih kecil daripada merek Cimory. Presentase untuk Cimory sebesar 94.1 persen dan untuk Indomilk 81.6 persen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat loyalitas merek Indomilk lebih tinggi daripada merek Cimory. Berdasarkan parameter-parameter di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan merek Indomilk lebih unggul daripada Cimory. Hal tersebut dikarenakan merek Cimory termasuk produk baru di pasar dengan jangkauan pemasaran yang masih terbatas dan belum melakukan promosi dengan iklan-iklan.


(14)

Sebagai

PROG

AN

(Kasus di

i salah satu Fakult GRAM SAR IN

NALISIS

PRODUK

Giant Hype RIKA A A syarat untu tas Pertania RJANA EKS FAKULT NSTITUT P

EKUITAS

K SUSU C

ermarket Bo Oleh : ARIANIKA A14105596 Skripsi uk mempero Pada an, Institut P

STENSI MA TAS PERTA PERTANIA 2008

S MEREK

IMORY

otani Squar DEWI

oleh gelar S Pertanian B ANAJEMEN ANIAN AN BOGOR

K

re Bogor) Sarjana Pert Bogor N AGRIBIS R tanian SNIS


(15)

Judul : Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor)

Nama : Rika Arianika Dewi

NRP : A14105596

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopiandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL ”ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK SUSU CIMORY (KASUS DI GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Rika Arianika Dewi A14105596


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal empat Desember 1983, sebagai anak dari pasangan Bapak Sutendi dan Ibu Teti Kartini. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga saudara.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Talaga II Majalengka dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I Talaga. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Talaga. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Pada Program Studi Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan perkuliahan pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatNYA sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul “ Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant Hypermarket Botani Square Bogor)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekuitas merek pada benak konsumen, khususnya ekuitas merek susu cair Cimory, selain itu dapat diketahui pula bagaimana posisi susu cair Cimory di benak konsumen.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2008


(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah atas rahmat, berkah dan izin Allah SWT, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MS. Sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama ini.

2. Keluarga : Ibu, Bapak, Kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan dan perhatian, kasih sayang, dan dukungan moril maupun materiil.

3. Ir. Asi Napitupulu, MSc, selaku dosen evaluator yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis selama ini.

4. Kepada dosen penguji, Dr.Ir.Suharno,MAdev. Sebagai penguji utama, yang telah memberikan masukan kepada penulis dan Ir.Murdianto,MS. selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

5. Olla’ Mut sebagai pembahas seminar penelitian penulis ( thanx gal, my sleepmate)

6. Balqis, Mimank, Abenk, Elsa, Ewa, Topan, Restu, teh Yanti dan Ahmadnya yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

7. Arfan, Awit, Betet, Melly, Budi, Niken, Mey, Rima, Sari dan Uul yang sudah memberikan dorongan dan menjadi teman yang baik, love you all. 8. Buat Indra yang telah memberikan semangat dan dorongan, hingga


(20)

9. Semua pihak yang juga telah turut membantu tetapi tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas amal baik bapak, ibu, dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu.


(21)

I. PENDAHULUAN

Latar belakang

Salah satu makanan yang memiliki kandungan nilai gizi yaitu susu. Susu merupakan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia karena memiliki kandungan gizi, khususnya ditinjau dari segi kandungan kalsium ( 358 mg/gelas ). Kandungan gizi lainnya adalah protein delapan gram, lemak sembilan gram dan energi 153 kalori per gelas1. Apabila dilihat dari produksi susu setiap tahun meningkat, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsumsi dan Produksi Susu Nasional pada Tahun 2001 sampai 2005 Tahun Konsumsi

(Kg)

Peningkatan (%)

Produksi (Kg)

Peningkatan (%)

2001 1.330.000 - 479.900 - 2002 1.352.432 1,69 493.400 2,81 2003 1.381.210 2,13 553.400 12,16 2004 1.398.320 1,24 549.945 -0,62 2005 1.402.425 0,29 552.320 0,43 Pertumbuhan

Rata-rata 1,34 2,32

Sumber: BPS (data diolah), 2006

Produksi susu Nasional (dalam negeri) meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari tahun 2001 sampai 2005. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006, peningkatan tersebut ditunjang oleh peningkatan konsumsi susu per tahun, dapat dilihat pada Tabel 1. Konsumen mengkonsumsi susu dalam berbagai bentuk olahan.

Produk susu yang dikonsumsi oleh masyarakat saat ini tidak hanya terbatas pada susu bubuk dan susu kental manis saja, tetapi juga terdapat susu cair yang siap minum dengan berbagai macam rasa dan bentuk kemasan yang praktis.

1


(22)

Keragaman susu dapat dilihat dari merek, rasa, harga, volume, kemasan, aroma, serta kemudahan mendapatkannya.

Setiap konsumen memiliki kebiasaan pembelian berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, perlu untuk mengkontraskan kebiasaan pembelian yang berdasarkan pada loyalitas merek (brand loyalty) dan kebiasaan yang didasarkan pada inersia (Engel, 1994). Hal tersebut dapat membentuk perbedaan sikap konsumen kepada produk susu yang dapat menyebabkan perbedaan dalam pengambilan keputusan pembelian dan pemilihan merek.

Pengamat pemasaran (Onggo, 2005) menyebutkan bahwa pola pemilihan produk susu oleh masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh equity branding daripada kemasan produknya. Ini sangat terkait dengan kepercayaan masyarakat selaku konsumen terhadap produk susu2. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, seringkali ditemukan jenis konsumen yang keputusan membelinya lebih didorong oleh merek apa yang dibelinya. Semakin kuat ekuitas suatu produk, maka semakin kuat pula daya tariknya dalam menarik minat konsumen agar mengkonsumsi produk atau komoditas tersebut. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ekuitas merek dan pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun langkah-langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi merek dan kemudian memimpin pasar.

Aaker (1991) mengemukakan bahwa ekuitas merek dapat menciptakan nilai bagi konsumen dan perusahaan. Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses informasi konsumen, meningkatkan rasa percaya diri konsumen dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan konsumen. Selain itu, ekuitas merek juga dapat meningkatkan peluang pemilihan merek, keinginan untuk membayar harga


(23)

premium, keefektifan komunikasi pemasaran, kesempatan lisensi merek dan menurunkan kerapuhan terhadap tindakan-tindakan pemasaran pesaing. Dari sudut pandang manejerial, ekuitas merek memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan.

Di pasaran terdapat berbagai produk susu cair dengan berbagai merek. Merek-merek yang telah dikenal masyarakat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perusahaan dengan Produk Susu Cair yang Dimilikinya

No Perusahaan Produk

1 2 3 4 5 6 7 8

PT Japra Comfeed

PT Monysaga Prima (MP) PT Ajinomoto Calpis PT Ultra Jaya

PT Frische Vlag Indonesia

PT Australia-Indonesia Milk Industries Nestle Indonesia

PT Diamond Cold Storage

Yahuii,greenfields Mony Calpico Ultra (UHT) Yes! Indomilk Milo Diamond Sumber: www.republika.co.id3

Dari Tabel 2 dapat diketahui berbagai perusahaan terkenal yang bergerak dalam bidang susu cair, dengan merek produk yang dimilikinya. Selain perusahaan-perusahaan tersebut, kini terdapat perusahaan baru yang bergerak dalam susu cair yaitu susu cair Cimory. Produk susu cair pun bermacam-macam, seperti susu UHT dan susu pasteurisasi. Cimory termasuk perusahaan baru yang memproduksi susu pasteurisasi. Cimory berdiri pada bulan Maret 2006, tetapi mampu menembus pusat perbelanjaan besar seperti Giant hypermarket (Botani Square) yang berada di Bogor.

Dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang ada di pasar pada saat ini, maka Cimory memasuki persaingan yang sangat ketat. Sebagai pembanding, dipilih Indomilk dengan pertimbangan merek tersebut adalah salah satu pemain lama yang memproduksi susu pasteurisasi di pasar dan merupakan pesaing

3


(24)

Cimory. Adanya persaingan di pasar susu pasteurisasi maka Cimory perlu mengetahui ekuitas mereknya di mata konsumen, khususnya yang membeli produk susu cair Cimory pada pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Pusat perbelanjaan tersebut diantaranya Giant hypermarket Botani Square. Pada pusat perbelanjaan tersebut produk Cimory memiliki banyak peminat yang dapat dilihat pada penjualannya. Penjualan susu Cimory pada Giant Hypermarket Botani Square Bogor tahun 2007, setiap rasanya mencapai 10 sampai 12 karton/minggu, sekitar 120 sampai 144 botol/minggu. Untuk susu pasteurisasi merek Indomilk penjualannya rata-rata mencapai 14 karton/minggu atau 168 kotak/minggu. Oleh karena itulah penelitian mengenai ekuitas merek Cimory dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Banyaknya produk susu cair di pasar merupakan tantangan bagi produk susu cair Cimory. Cimory sebagai salah satu merek dagang terbaru di pasar yang bergerak dalam produksi susu pasteurisasi, dapat dilihat perbandingannya dengan susu pasteurisasi merek Indomilk. Perbandingan ini dilakukan dalam hal ekuitas mereknya. Alasan diambilnya merek Indomilk, karena Indomilk merupakan pemain lama pada produk susu pasteurisasi.

Terbatasnya pemasaran susu cair Cimory, maka Cimory belum mampu menjadi salah satu produk susu cair yang banyak dikonsumsi oleh konsumen di berbagai tempat. Untuk saat ini, pemasaran susu cair Cimory hanya terbatas pada daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Cianjur. Pemasaran ini hanya pada toko-toko besar yang berada pada kota-kota tersebut. Pemasaran juga dilakukan dengan menggunakan agen keliling di beberapa perumahan yang berada di Jakarta.


(25)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kesadaran konsumen terhadap merek susu cair Cimory? 2. Bagaimana asosiasi merek Cimory di benak konsumen?

3. Bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen Cimory secara keseluruhan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis sejauh mana konsumen menyadari keberadaan susu Cimory. 2. Menganalisis asosiasi merek susu Cimory pada benak konsumen.

3. Mengkaji bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen mengenai susu Cimory.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perusahaan, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan ekuitas merek susu Cimory, pada kasus Giant Hypermarket Botani Square Bogor.

2. Penulis, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman praktis dalam bidang ilmu manajemen pemasaran.

3. Penelitian selanjutnya, sebagai masukkan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.


(26)

1.5 Cakupan Penelitian

Penelitian ini mencakup keempat elemen ekuitas merek utama yaitu : kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek. Aset lainnya tidak diteliti karena bukan merupakan komponen utama, tidak berhubungan langsung dengan konsumen dan memiliki pengaruh yang tidak terlalu signifikan.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Susu

Menurut SNI, susu segar itu merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dari cara pemerahan yang benar serta kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu apapun dan belum dapat perlakuan apapun. Selain itu, susu segar merupakan susu dari sapi, kerbau, kuda, kambing atau domba yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu segar juga tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik serta belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan4.

Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam kemasan steril. Cita rasanya masih baik karena tidak melalui proses pemanasan yang tinggi. Masa simpan susu pasteurisasi selama 10 sampai 15 hari pada suhu empat derajat celcius, atau pada lemari es5.

2.2 Definisi Merek dan Ekuitas Merek

Kotler (1997) mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Menurut UU Merek No.15 tahun 2001 dalam Tjiptono (2005), merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur

4

www.google.com/upaya penyelamatan gizi pada susu/02 mei 2005 5


(28)

tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Aaker (1991), menyatakan bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Irrawati (2007) menganalisa ekuitas merek susu high calcium Anlene (kasus di Kota Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan kontribusi ekuitas merek dan usaha-usaha pemasaran terhadap pembentukan susu high calcium Anlene. Tujuan lainnya yaitu melihat ekuitas merek secara keseluruhan dan merumuskan implikasi manajerial bagi perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan Irrawati (2007) dihasilkan bahwa dengan analisis Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa dimensi kesan kualitas mempunyai kontribusi terendah terhadap pembentukan ekuitas merek high calcium Anlene. Rendahnya konrtibusi kesan kualitas terhadap ekuitas merek disebabkan oleh persepsi responden terhadap iklan.

Berdasarkan model pengukuran dibentuk oleh indikator yang diteliti dengan nilai indikator muatan lambda (α) sebesar 0,706. Hal ini menunjukan bahwa secara umum responden mempersepsikan bahwa walaupun ada merek lain yang memberikan harga yang lebih murah, namun konsumen tetap tidak akan berpindah ke merek tersebut. Alasannya karena konsumen menganggap bahwa harga yang murah belum tentu akan memberikan kualitas yang baik, sehingga konsumen takut untuk mencoba merek lain dengan harga murah namun kualitas


(29)

diragukan. Hal ini memberikan implikasi kepada perusahaan untuk senantiasa menjaga kualitas produk sesuai dengan harga yang telah ditetapkan perusahaan untuk konsumen susu high calcium Anlene.

Apriyadi (2007) menganalisis ekuitas merek produk beras pandan wangi (kasus di Kota Cianjur). Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis ekuitas merek yang meliputi brand awareness, brand association, brand perceived dan brand loyalty. Penelitian ini dilakukan di Cianjur karena beras pandan wangi merupakan khas dari Cianjur dan hanya dapat diproduksi di Cianjur. Analisis yang dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan uji reliabilitas (Hoyt), analisis cocharn Test, Chi Square Table, Importance Performance Analysis serta Brand Switching Pattern Matrix.

Hasil yang diperoleh pada penelitian Apriyadi (2007) adalah beras pandan wangi menempati posisi pertama brand recall, beras pandan wangi memiliki brand image yang di dalamnya terkandung berbagai asosiasi. Beras pandan wangi juga memperlihatkan persepsi kualitas yang cukup bagus dan memiliki pelanggan yang lebih loyal apabila dibandingkan dengan beras Setra Ramos tetapi lebih rendah dari beras IR.

Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2006) yaitu mengenai analisis ekuitas merek mie instan di Kecamatan Bogor Barat. Tujuan penelitian tersebut adalah menganalisis brand awareness, brand association, preceived quality, brand loyalty dan mengetahui merek mie instan yang memiliki ekuitas terkuat. Untuk menganalisis penelitian tersebut, digunakan empat analisis yaitu uji reliabilitas, uji Cochran, diagram Performance-Importance, dan Brand Switching Pattern Matrix. Data yang tidak diolah dengan alat analisis tersebut diolah dengan


(30)

analisis deskriptif. Penelitian tersebut melihat ekuitas merek pada produk Indomie, Mie Sedap, Sarimi, dan Supermie. Responden yang diambil sebanyak 100 orang didapat dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang didapat yaitu 74 orang menyebutkan Indomie sebagai merek yang pertama kali diingat, 16 orang paling mengingat merek Mie Sedap, enam orang paling mengingat Sarimi, sedangkan untuk merek Supermie hanya tiga orang yang menyebutkan merek ini ketika pertama kali ditanya. Sisanya satu orang menyebutkan merek lain diluar merek-merek yang diteliti. Secara keseluruhan, Indomie memiliki keunggulan pada elemen kesadaran merek dan persepsi kualitas. Sementara Mie Sedap memiliki keunggulan pada elemen loyalitas merek, Sarimi memiliki keunggulan pada elemen asosiasi merek, dan Supermie memiliki keungulan pada elemen asosiasi merek dan persepsi kualitas. Informasi ini menunjukan bahwa Indomie dan Supermie adalah merek mie instan dengan ekuitas terkuat dibanding merek Mie Sedap dan Sarimi.

Eravany (2005) melakukan penelitian mengenai analisis ekuitas merek kecap manis di wilayah Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis posisi suatu merek produk kecap, mengetahui kesan seseorang yang terkait dengan produk kecap, menganalisis kesan kualitas produk kecap dan menganalisis tingkat kesetiaan merek serta mengetahui ekuitas merek secara keseluruhan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap ibu rumah tangga atau wanita yang sudah berkeluarga yang berada di delapan kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain


(31)

metode spearman-brown, cocharn test, brand switching pattern matrix dan mengukur pembeli yang bersifat kebiasaan. Dari metode tersebut diperoleh 100 orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang diperoleh dari rumus tersebut yaitu 69 responden menyebutkan merek Bango sebagai merek yang pertama kali diingat, 24 responden mengingat merek ABC dan tiga responden mengingat merek Indofood. Sedangkan untuk merek Maya hanya satu responden yang menyebutkan merek ini pada waktu pertama kali ditanya dan dua orang sisanya menyebutkan merek lain diluar yang diteliti.

Susanto (2003) menganalisis perbandingan elemen-elemen ekuitas merek pada produk jamu kemasan di kota Semarang. Penelitian dilakukan pada tiga merek jamu kemasan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, yaitu Nyonya Meneer, Sido Muncul dan Jamu Jago. Responden berjumlah 100 orang dengan teknik pemilihan sampel judgement sampling yang pemilihan sampel dengan karakteristik konsumen berusia 20-25 tahun, berdomisili di Semarang, dan pernah menggunakan jamu kemasan bermerek serta mempunyai pengalaman menggunakannya. Alat analisis yang digunakan adalah skala likert, median dan kuartil, analisis deskriptif, diagram Performance-Importance, dan analisis proporsi.

Hasil yang diperoleh adalah merek Nyonya Meneer yang bersaing kuat dengan Sido Muncul. Nyonya Meneer lebih baik dalam elemen kesadaran merek, persepsi kualitas dan jumlah pengguna yang lebih banyak. Sido Muncul lebih baik dalam elemen asosiasi dan loyalitas. Jamu Jago belum mempunyai kekuatan yang baik dibandingkan Nyonya Meneer dan Sido Muncul.


(32)

Perbedaan secara keseluruhan mengenai penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan terletak pada komoditas yang diambil, yaitu penelitian pada susu cair Cimory, beberapa alat analisis, serta lokasi penelitian. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.


(33)

Tabel 3 Penelitian Terdahulu Mengenai Ekuitas Merek

Nama Judul Alat analisis Hasil

Irrawati(2007) Analisis Ekuitas Merek susu High Calcium Anlene (kasus di Kota Bogor)

SEM (Structural Equation Modelling)

Anlene memiliki ekuitas merek dibenak konsumen dari pada merek lain

Apriyadi(2007) Analisis Ekuitas Merek Produk Beras Pandan Wangi (kasus di Kota Cianjur)

Analisis deskriptif, Uji Reliabilitas, Analisis Cochran, Chi Square, Importance Performance Analysis, Brand Switching

Beras Pandan Wangi menempati posisi pertama dan memiliki Brand Image yang baik, memiliki persepsi kualitas dan loyalitas yang baik.

Susanti (2006) Analisis Ekuitas Merek Mie Instan Di Kecamatan Bogor Barat

Uji Reliabilitas, Analisis Cochran, Importance Performance Analysis, Brand Switching

Indomie unggul pada elemen kesadaran merek dan persepsi kualitas. Mie Sedap unggul pada elemen loyalitas merek, Sarimi unggul pada elemen asosiasi merek, dan Supermie unggul pada elemen asosiasi merek. Eravany (2005) Analisis Ekuitas

Merek Kecap Manis Di Wilayah Jakrta Pusat

Metode spearman-browen, Cocharn Test, Brand Switching Pattern Matrix

Merek Bango sebagai merek yang pertama kali di ingat, yang kedua ABC dan yang ketiga Indofood Susanto (2003) Analisis

Perbandingan Elemen-Elemen Ekuitas Merek pada Produk Jamu Kemasan di Kota Semarang

Skala Likert, Median dan kuartil, Analisis Deskriptif, diagram

Performance-Importance, dan analisis proporsi.

Nyonya Meneer lebih baik dalam elemen kesadaran merek, persepsi kualitas dan jumlah pengguna yang lebih banyak. elemen asosiasi dan loyalitas dimiliki Sido Muncul. Jago belum memiliki kekuatan.


(34)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Durianto et al (2001) menyebutkan bahwa ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pelanggan. Aset dan liabilitas adalah suatu nilai atau bobot yang sangat berarti bagi perusahaan baik yang terlihat maupun yang tidak, salah satunya dari merek. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek maka aset dan liabilitas merek harus berhubungan dengan nama atau sebuah simbol. Oleh karena itu, jika dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek terhadap aset dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek akan berubah pula.

Ekuitas merek yang merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek dikembangkan oleh Aaker (1991)menjadi lima elemen yaitu :

1. Kesadaran merek (brand awareness), 2. Asosiasi merek (brand association), 3. Persepsi kualitas (perceived quality), 4. Loyalitas merek (brand loyalty) dan 5. Aset-aset lainnya.

Elemen-elemen tersebut akan membentuk ekuitas merek suatu produk yang selanjutnya dapat dijadikan salah satu modal untuk menentukan keunggulan


(35)

kompetitif dan komparatif perusahaan. Selanjutnya penjelasan dari masing-masing elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.1.1 Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.

Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Piramida Kesadaran Merek Sumber: Durianto et al 2004

a) Unaware of Brand (tidak menyadari merek)

Adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek

b) Brand Recognition ( pengenalan merek)

Adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan.

c) Brand Recall ( Pengingatan kembali terhadap merek) Adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition


(36)

d) Top of Mind (puncak pikiran)

Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

3.1.2 Asosiasi Merek (Brand Association)

Segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek. Asosiasi merek berkaitan erat dengan pencitraan merek, yang didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu. Asosiasi merek memiliki tingkatan kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik.

3.1.3 Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Menurut Aaker (1991), persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan.

Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek. Dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting dalam pembelian, serta merek yang mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli.


(37)

Terdapat lima nilai-nilai persepsi kualitas yang digambarkan oleh Durianto et al, yaitu :

a. Alasan untuk membeli

Konsumen seringkali tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring informasi yang mungkin mengarah pada kulitas suatu produk. Karena terkait dengan keputusan-keputusan pembelian, persepsi kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Apabila kesan kualitas atau persepsi kualitas tinggi, kemungkinan besar periklanan dan promosi yang dilancarkan akan efektif.

b. Diferensiasi/ posisi

Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas, yaitu apakah merek tersebut super optimum, bernilai atau ekonomis. Berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek tersebut terbaik atau sekedar kompetitif terhadap merek lain.

c. Harga Optimum

Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberikan sumber daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. Harga optimum juga dapat menguatkan persepsi kualitas yaitu ”anda mendapatkan yang anda bayar” .

d. Minat saluran distribusi

Persepsi kualitas juga mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan berbagai pos saluran lainnya. Pos saluran distribusi di motivasi untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.


(38)

e. Perluasan merek

Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat dieksploitasi untuk meluaskan diri lebih jauh, dan akan mempunyai peluang sukses yang lebih besar dibandingkan merek dengan persepsi kualitas yang lemah.

.

Gambar 2. Nilai-nilai Persepsi Kualitas Sumber : Durianto et al (2004)

3.1.4 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal kepada suatu merek. Terdapat tingkat loyalitas merek dari yang terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut :

a. Switcher/Price Buyer (pembeli yang berpindah-pindah)

Switcher/price buyer adalah tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin sering membeli konsumen berpindah dari satu merek ke merek yang lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap memadai.

b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

Habitual buyer adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi suatu merek produk, tidak ada alasan yang kuat baginya untuk

Persepsi Kualitas

Alasan untuk membeli

Perluasan merek Minat saluran distribusi Harga Optimum Diferensiasi/ posisi


(39)

membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu membutuhkan usaha, biaya, pengorbanan lain. Jadi, ia membeli suatu merek karena alasan kebiasaan.

c. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Satisfied buyer adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan menanggung biaya peralihan seperti waktu, biaya atau resiko yang timbul akibat tindakan peralihan merek tersebut.

d. Liking the Brand (menyukai merek)

Liking the brand adalah kategori pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman menggunakan merek itu sebelumnya atau persepsi kualitas yang tinggi.

e. Committed Buyer (pembeli yang berkomitmen)

Committed buyer adalah kategori yang setia. Mereka memiliki kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya.


(40)

Gambar 3. Tingkat Loyalitas Merek Sumber:Durianto et al (2004)

3.1.5 Aset-Aset Merek Lainnya

Aset-aset brand equity lainnya seperti hak paten, merek dagang dan hubungan saluran distribusi. Apabila brand awarness, perceived quality, brand association dan brand loyalty sudah kuat, maka secara otomatis aset-aset merek lainnya juga akan kuat. Hal tersebut ditegaskan oleh Durianto et al (2001) bahwa penekanan riset brand equity diberikan pada keempat elemen utama dari brand equity, sedangkan aset brand equity yang kelima yaitu aset-aset merek lainnya secara otomatis terimbas oleh kekuatan atau kualitas dari keempat elemen utama tersebut.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasianal

Banyaknya merek susu cair pasteurisasi dalam kemasan yang beredar dipasaran saat ini mengakibatkan persaingan industri susu pasteurisasi semakin ketat. Produk dengan ekuitas merek yang tinggi akan menjadi pilihan pertama konsumen dalam membeli susu cair kemasan. Kondisi ini mengharuskan para pemasar di industri susu cair,khususnya susu pasteurisasi untuk menerapkan strategi pemasaran yang dapat membangun ekuitas merek produknya.

Commited Buyer Liking the Brand Satisfied Buyer Habitual Buyer Swithcer /Price Buyer


(41)

Cimory merupakan salah satu perusahaan baru dalam industri susu cair pasteurisasi. Keberadaan susu cair kemasan produk Cimory tidak terlepas dari persaingan produk susu cair kemasan lainnya dalam industri, oleh karena itu pembentukan ekuitas merek yang baik sangat penting guna memenangkan persaingan di industri susu kemasan. Sebagai produk baru yang ikut bersaing dalam industri susu kemasan, menjadi hal yang menarik untuk dilakukan pengujian terhadap ekuitas merek susu Cimory dari sudut pandang konsumen saat ini. Sebagai pembanding dalam menganalisis merek Cimory ini, diambil merek Indomilk. Hal tersebut disebabkan, karena Indomilk merupakan pemain lama di pasar produk susu khususnya susu pasteurisasi.

Pengukuran ekuitas merek susu Cimory menggunakan pendekatan empat elemen penunjang. Elemen-elemen yang dianalisis adalah kesadaran merek (brand awarness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty).

Keempat elemen tersebut akan dianalisis dengan alat analisis yang berbeda. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji reliabilitas, Importance Performance Analysis (IPA), dan Brand Switching Pattern Matrix. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bagaimana ekuitas merek susu Cimory di mata konsumen dan elemen-elemen yang telah disebutkan sebelumnya, di kalangan masyarakat khususnya di kota Bogor. Untuk lebih memperjelas gambaran penelitian, maka dapat dilihat pada Gambar 4.


(42)

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Banyaknya industri

susu pasteurisasi

Kesadaran Merek

Asosiasi Merek

Persepsi Kualitas

Loyalitas Merek

Analisis Deskriptif

Uji Reliabilitas Dan Uji Cochran

Importance Performance

Analysis

Brand Switching Pattern Matrikx

Ekuitas Susu Cimory

Indomilk Cimory


(43)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Giant hypermarket Botani Square, pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Selain itu, pemilihan lokasi ini dikarenakan produk Cimory dijual di pusat perbelanjaan tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2007.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data demografi responden dan pertanyaan-pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek. Pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai langsung responden.

Kuesioner yang diberikan terdiri dari pertanyaan tertutup, pertanyaan semi terbuka, dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan, juga menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas, jika jawaban responden ada diluar pilihan yang telah tersedia. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab.

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS). Data juga diperoleh dari berbagai bahan pustaka berupa literatur dari buku-buku, dan internet yang berhubungan dengan topik yang diteliti.


(44)

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1983). Pemilihan responden dilakukan berdasarkan teknik non probability yaitu teknik convenient sampling. Pada metode ini, responden yang dipilih adalah konsumen yang berkunjung ke pusat perbelanjaan Giant hypermarket Botani Square dan membeli produk susu pasteurisasi merek Cimory dan atau Indomilk. Pemilihan tersebut dilakukan karena konsumen yang pernah mengkonsumsi dan membeli produk yang diteliti, akan dapat mendeskripsikan elemen-elemen ekuitas merek. Responden yang diambil yaitu sebanyak 100 responden, karena telah mewakili penelitian ini.

Untuk menganalisis karakteristik responden dan kesadaran merek dilakukan terhadap total responden yang akan diteliti (100 responden). Sedangkan untuk asosiasi, persepsi kualitas dan loyalitas merek hanya dilakukan pada responden yang telah mengkonsumsi susu Cimory dan atau Indomilk lebih dari tiga kali.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data secara kuantitatif diolah dengan menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas (Hoyt), analisis Cocharn Test, Importance Performance Analysis (IPA), serta Brand Switching Pattern Matrix. Semua uji tersebut menggunakan


(45)

program software microsoft excel 2000 dan minitab 14. Data yang tidak dianalisis menggunakan alat tersebut diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara memproses data yang diperoleh.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1983).

Analisis ini digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan profil responden dan tingkat kesadaran merek responden susu Cimory dengan cara mengolah data yang diperoleh. Kesadaran merek responden dapat memberikan informasi sejauh mana susu Cimory tersebut tertanam di benak konsumen.

4.4.2 Uji Validitas

Uji Validitas merupakan pengujian kuisioner yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam kuisioner dapat dimengerti oleh responden. Uji Validitas dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 20 responden dengan kriteria responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi susu Cimory dan Indomilk.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q Test, yaitu dengan memberikan kusioner kepada responden dimana kuisioner yang disediakan mencakup atribut-atribut yang berhubungan dengan produk susu


(46)

merek Cimory dan merek Indomilk sebagai pembanding. Responden diminta untuk memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan produk yang diteliti.

Adapun atribut-atribut yang telah disiapkan dan kemudian diuji, atribut mana yang menjadi bahan pertimbangan responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Atribut-atribut untuk Uji Validitas

No Atribut yang diuji Apakah menjadi pertimbangan

Ya Tidak 1 Rasa Enak

2 Kualitas baik

3 Kandungan gizi lengkap 4 Kemasan menarik 5 Harganya mahal 6 Keragaman Rasa 7 Cara penyajian 8 Label

9 Prestice 10 Volume pas 11 Mudah didapat

Untuk mengetahui atribut yang valid, dilakukan tes Cochran dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis yang sudah dilakukan, yaitu

Ho : Kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh responden.

H1 : Kemungkinan semua atribut yang diuji tidak dipertimbangkan seluruh responden.

2. Mencari Q hitung dengan rumus

− − − − = 2 2 2 ) 1 ( ) 1 ( i j R CN N C C C C Q


(47)

Keterangan :

Q = Nilai Cochran

C = Banyaknya variable (asosiasi) Ri = Jumlah baris jawaban ”ya” Cj = Jumlah kolom jawaban “ya” N = Total besar

3. Penentuan Qtabel dengan α = 0,05, df atau derajat kebebasan adalah jumlah variable (atribut) -1.

4. Dasar pengambilan keputusan :

Ho ditolak, jika Cochran hitung > x2 (Chi Square) table Ho diterima, jika Cochran hitung < x2 (Chi Square) table

Untuk jawaban “ya” diberi nilai satu dan jawaban “tidak” diberi nilai 0. secara lengkap hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran dua. Dalam uji validitas pada pengujian satu diperoleh hasil Qhit > Qtabel artinya tolak Ho maka dilakukan pengujian kedua dengan cara mengeluarkan atribut prestice dari daftar kuisioner. Hasil pengujian ke dua diperoleh hasil Qhit > Qtabel artinya tolak Ho maka dilakukan pengujian ketiga dengan cara mengeluarkan atribut Harganya mahal dari daftar kuisioner. Kemudian dilakukan pengujian keempat dan hasilnya diperoleh hasil Qhit > Qtabel artinya tolak Ho maka dilakukan pengujian kelima dengan cara mengeluarkan atribut cara penyajian dari daftar kuisioner. Pada pengujian kelima diperoleh hasil Qhit > Qtabel artinya tolak Ho maka dilakukan pengujian keenam dengan cara mengeluarkan atribut label dari daftar kuisioner. Hasil dari pengujian keenam Qhit < Qtabel, maka terima Ho. Sehingga diperoleh


(48)

tujuh atribut yang valid yaitu rasa enak, kualitas baik, kandungan gizi lengkap, kemasan menarik, keragaman rasa, volume pas dan mudah didapatkan.

4.4.3 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan dalam riset brand association (asosiasi merek). Instrumen yang terandal akan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan. Terdapat berbagai metode uji Reliabilitas yang secara umum dibedakan untuk jumlah butir ganjil atau genap. Namun dalam penelitian kali ini, uji Reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Hoyt. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah butir yang ganjil atau genap. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kereliabelan dari asosiasi yang diajukan pada responden dalam kuesioner (Durianto et.al., 2001).

Tahap-tahap dalam pengujian Reliabilitas didapat dari rumus sebagai berikut :

1. Mencari nilai jumlah kuadrat responden (JKr) dengan rumus :

kN X k

X

JKr=

t

t 2 ) (

Keterangan :

JKr = jumlah kuadrat responden k = banyaknya butir pertanyaan N = banyaknya responden Xr = skor rotal setiap responden

2. Mencari jumlah kuadrat butir (JKb) dengan rumus :

kN X N

B

JKb=

t 2 2

) (


(49)

Keterangan :

JKb = jumlah kuadrat butir

∑B2 = jumlah kuadrat benar (ya) seluruh butir (∑Xt)2 = kuadrat dari jumlah skor

3. Mencari jumlah kuadrat total (JKt) dengan rumus :

∑ ∑

+

= ) ( ) ( ) )( ( S B S B JKt Keterangan :

JKt = Jumlah kuadrat total

∑B = Jumlah jawaban benar(ya) seluruh butir ∑S = jumlah jawaban salah (tidak) seluruh butir 4. Mencari jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus :

JKs = JKt – JKr – JKa

5. Mencari varians responden, varians asosiasi dan varians sisa dengan rumus :

r db JKr Vr = a db JKa Va= s db JKs Vs= Keterangan :

Vr = varians responden dbr = derajat bebas responden Va = varians asosiasi dba = derajat bebas asosiasi Vs = varians sisa dbs = derajat bebas sisa 6. Memasukan nilai varians yang diperoleh ke dalam rumus :

Vr Vs r11 =1−

Nilai Reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel r product moment. Jika │r11│< r product moment dapat disimpulkan bahwa


(50)

instrume yang digunakan tidak andal. Sebaliknya jika │ r11│> r product moment dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan andal dan penelitian dengan menggunakan instrumen yang sama dapat dilanjutkan.

4.4.4 Cochran Test

Langkah selanjutnya dengan menganalisis asosiasi produk yang ada pada benak konsumen. Alat yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan Cochran Test. Cochran Test digunakan untuk menguji signifikan hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Asosiasi yang saling berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut dengan membandingkan nilai Cochran dengan Chi SquareTable. Brand image yang terbentuk adalah dengan ketentuan nilai Cochran kurang dari nilai Chi Square Table ( Durianto et al., 2001). Rumus Cochran Test adalah sebagai berikut :

− − − − = 2 2 2 ) 1 ( ) 1 ( i j R CN N C C C C Q Keterangan :

C = Banyaknya variable (asosiasi) Ri = Jumlah baris jawaban ”ya” Cj = Jumlah kolom jawaban “ya” N = Total besar

Dasar pengambilan keputusan :

Ho ditolak, jika Cochran hitung > x2 (Chi Square) table Ho diterima, jika Cochran hitung < x2 (Chi Square) table


(51)

Dalam kasusu ini :

df atau derajat kebebasan adalah jumlah variable (atribut) -1 α atau tingkat signifikasi adalah lima persen (5%)

4.4.5 Importance Performance Analysis (IPA)

Untuk menganalisis prceived quality, digunakan perbandingan performance (yang menunjukan kinerja suatu merek produk) dengan importance (yang menunjukan harapan responden yang terkait dengan variable yang diteliti). Perbandingan performance dan importance dirangkum dalam suatu diagram cartesius, yang terbagi atas empat kuadran (Gambar 5). Sumbu mendatar adalah tingkat performance, sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat importance. Kuadran pertama bercirikan, performance rendah tetapi importance tinggi, maka disebut underance. Dalam kuadran kedua, performance tinggi diikuti oleh impotance yang tinggi pula sehingga keadaan ini harus terus dipelihara (manitain). Dalam kuadran ketiga tingkat performance rendah dan tingkat importance juga rendah sehingga disebut daerah low priority. Dalam kuadran keempat, tingkat performance tinggi tapi tingkat importance rendah maka disebut overact.


(52)

Gambar 5 Diagram importance dan performance Sumber : Durianto et al (2001)

4.5.5 Brand Switching Pattern Matrix

Untuk menghitung kemungkinan perpindahan merek yaitu dengan analisis ini. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

ProT = x xt ATx

ALx Ln

t 100%

1

Keterangan :

Alx = konsumen yang tetap setia/loyal terhadap merek x yang bersangkutan Atx = total konsumen yang diteliti dari merek x yang bersangkutan

t = banyaknya jumlah penelitian

Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala di bawah ini :

Interval = 0,8 5

1 5− =

= − elas banyaknyak dah nilaiteren nggi nilaiterti

Nilai interval tersebut kemudian dibuat rentang skala, maka akan diketahui letak rata-rata penelitian responden setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala tersebut adalah :

Kuadran I Underact Kuadran II Maintain Kuadran III Low Priority Kuadran IV Overact Tinggi Importance Rendah Tinggi Rendah performance


(53)

1,00-1,80 = sangat jelek (SJ) 1,80-2,60 = jelek (J)

2,60-3,40 = cukup (C) 3,40-4,20 = baik (B)

4,20-5,00 = sangat baik (SB)

Skala tersebut digunakan dalam kuesioner yang akan diberikan kepada responden. Responden akan memberikan jawabannya dengan memilih kolom yang sesuai dengan pilihannya.


(54)

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Karakteristik Cimory

Cimory (Cisarua Mountain Dairy) merupakan salah satu merek dagang yang termasuk baru di pasar. Kantor pusat Cimory berada di Taman Rukan Meruya, Kebon Jeruk. Produk yang dihasilkan antara lain susu pasteurisasi, yoghurt dan sosis. Susu Cimory diproduksi di Cisarua-Bogor, dan sosis diproduksi di Cikupa Tangerang, sekaligus sebagai tempat distribusi produk Cimory.

Susu Cimory mulai diproduksi pada bulan Maret 2006, dan dijual di outlet Cimory Resto di Cisarua Bogor. Susu yang akan diolah didapat dari KUD Giri Tani yang berada di Cipanas dan berasal dari petani lokal (Cibeureum). Variasi rasa susu yang dihasilkan oleh Cimory yaitu rasa coklat, strowberi, vanila, pisang dan kopi. Cimory dikemas dalam botol transparan dan hanya memiliki satu ukuran saja, yaitu ukuran 820 mililiter. Gizi yang terkandung dalam setiap kemasan yaitu terdiri dari kalsium 300 miligram, natrium 50 miligram, karbohidrat total 22 gram, lemak total tujuh gram, dan protein enam gram. Susu Cimory ini sebaiknya disimpan pada suhu empat derajat celcius dan bertahan selama 10 hari. Susu Cimory di pasarkan sebagian besar di outlet Cimory Resto, mini market di Jakarta dan agen-agen susu Cimory yang berada di perumahan besar, seperti Kelapa Gading dan Citra Garden.

5.2 Karakteristik Indomilk

PT Indomilk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan susu pertama di Indonesia. Produk yang dihasilkan antara lain susu


(55)

kental manis, susu pasteurisasi, susu sterilisasi, mentega, susu bubuk, dan es krim. Perusahaan ini pertama kali berdiri pada bulan Desember 1967 dengan nama PT Australia Indonesia Milk Industries atau disingkat Indomilk. Peresmian pabrik dilakukan pada bulan Juli 1969 dan merupakan pabrik pembuatan susu kental manis yang pertama di Indonesia. Pada tahun 1970/1971 PT Indomilk menambah jenis produknya yaitu susu pasteurisasi (Pasteurrized Liquid Milk), dan penambahan jenis produk lainnya berkembang pada tahun-tahun berikutnya.

Susu pasteurisasi Indomilk ini terdiri dari bererapa rasa yaitu coklat, strowberi, vanila, dan terdapat juga susu dengan rendah lemak. Indomilk dikemas dengan menggunakan karton yang kedap cahaya dan memiliki tiga ukuran yaitu 200 mililiter, 500 mililiter dan 950 mililiter. Kandungan pada setiap kemasannya yaitu lemak total 19 gram, lemak jenuh 4,5 gram, kolesterol, 10 miligram, protein enam gram, serat pangan tiga gram, gula 14 gram, dan natrium 105 miligram. Susu Indomilk dapat dijumpai di tempat pusat-pusat perbelanjaan yang cukup besar.

5.3 Karakretistik Giant Hypermarket

Giant pertama kali didirikan oleh keluarga Teng pada tahun 1944 di sebuah tempat yang bernama Sentul Market di Malaysia. Perkembangan waktu kemudian membawa bisnis keluarga Teng semakin lama semakin membesar. Tahun 1974 Teng pertama kali membuat sebuah mini market yang diberi nama TMC ( Teng Mini Market Center). Melihat perkembangan bisnis keluarga Teng ini, maka pada tahun 1988 DFI (Dairy Farm International) mengambil alih kepemilikan dari Giant Supermarket menjadi Giant Hypermarket.


(56)

Menghadapi persaingan yang semakin ketat maka PT Hero Supermarket Tbk telah mengambil langkah antisipasi. Salah satunya dengan mengambil konsep hypermarket dengan menggandeng jaringan retail Giant dari Malaysia. Giant Hypermarket bertujuan memenuhi kebutuhan etnis dengan menawarkan kelengkapan kebutuhan dasar rumah tangga dan produk segar yang beragam dengan harga murah setiap hari. Misi Giant yaitu menjadikan Giant Hypermarket sebagai pilihan tujuan belanja utama yang terlengkap di Indonesia. Di Indonesia Giant mulai berkembang dengan dibukanya cabang pertama di Villa Melati Mas Serpong Tangerang, dengan Grand Opening pada tanggal 1 Agustus 2002 berupa super store. Kemudian mulai membuka cabang lainnya pada tahun 2003 di beberapa tempat. Untuk Giant Hypermarket Botani Square di buka pada tahun 2006.

5.4 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini berjumlah 100 orang, merupakan konsumen yang pernah mengkonsumsi susu Cimory. Responden yang diambil yaitu pengunjung pusat perbelanjaan Giant hypermarket yang ada di Kota Bogor. Dengan ketentuan diatas diasumsikan dapat mewakili penilaian secara objekif terhadap suatu produk.

5.3.1 Jenis Kelamin Responden

Responden susu Cimory sebagian besar merupakan wanita yaitu sebesar 62 persen, sedangkan untuk pria yaitu sebesar 38 persen. Melihat hal tersebut maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas konsumen susu Cimory adalah wanita. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.


(57)

5 d o 3 S d <2 5.3.2 Usia Kons dari 50 tahu oleh usia. K 30 tahun seb Sedangkan k dari 51 tahun

20 tahun 10% Pria 38% Gamb a Responden sumen susu un. Hal ini d Konsumen us besar 31 per

konsumen u n sebesar 23

G

21-30 31% 41-50 tah

11% bar 6. Diagra

n

Cimory rat disebabkan sia kurang d sen dan usia usia 41 samp 3 persen. Un

Gambar 7. D tahun % hun

am Jenis Kel

ta-rata berus karena kons dari 20 tahun a antara 31 s pai 50 tahun ntuk lebih jel

Diagram Usia

>50 tahun 23% amin Respon

sia 20 tahun sumen susu n sebesar 10 sampai 40 ta n sebesar 25

las dapat dil

a Responden 31-40 ta 11% Wanita 62% nden

n sampai de Cimory tida persen, usia ahun sebesar

persen dan ihat pada Ga

n

ahun %

engan lebih ak dibatasi a 21 sampai

11 persen. n usia lebih


(58)

5.3.3 Pendidikan Terakhir Responden

Gambar 8 memperlihatkan bahwa konsumen yang banyak mengonsumsi susu Cimory adalah responden yang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana yaitu sebesar 62 persen, 14 persen untuk Diploma dan 24 persen adalah SMU.

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran seseorang untuk hidup sehat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram Pendidikan Terakhir

5.3.4 Pekerjaan Responden

Responden yang mengkonsumsi susu Cimory memiliki pekerjaan lebih banyak bekerja sebagai pegawai swasta yaitu, sebanyak 56 persen. Bekerja menjadi wiraswasta sebanyak 13 persen dan jumlah paling kecil yaitu bekerja sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak lima persen. Sedangkan lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihai pada Gambar 9.

Sarjana 62%

SMU 24% Diploma


(59)

Gambar 9. Diagram Pekerjaan Responden

5.3.5 Pendapatan Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan pendapatan responden yang mengkonsumsi susu Cimory ini lebih banyak yang berpendapatan antara satu juta sampai dua juta, yaitu sebanyak 37 persen. Sedangkan yang memiliki pendapatan di bawah satu juta sebanyak 14 persen dan yang memiliki pendapatan di atas dua juta sebanyak 33 persen. Untuk lainnya yaitu yang tidak memiliki pendapatan seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen. Hal ini menunjukan bahwa konsumen susu Cimory lebih banyak menengah ke atas. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Diagram Pendapatan Responden Pegawai swasta

56%

Pegawai negeri 5%

Lainnya 26%

Wiraswasta 13%

<1 juta 14%

1 juta-2 juta 37% >2 juta

33%

Lainnya 26 %


(60)

VI. ANALISIS EKUITAS MEREK

6.1 Analisis Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek (brand awareness) menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali merek Cimory ini. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran di benak konsumen. Tingkat kesadaran paling tinggi adalah puncak pikiran, pengingatan kembali terhadap merek, pengenalan merek dan yang terakhir tidak menyadari merek.

6.1.1 Puncak Pikiran (Top of Mind)

Puncak pikiran merupakan tingkat kesadaran merek tinggi. Pada tingkat tertinggi tersebut konsumen akan menyebut satu nama merek pada saat pertama kali ditanya tentang merek yang dikenalnya. Untuk menggali informasi puncak pikiran, pertanyaan berikut diajukan kepada responden: “Merek susu cair apakah yang paling anda ingat?”. Hasil yang diperoleh merek yang pertama kali disebutkan adalah merek Indomilk yaitu sebanyak 40 responden, kemudian Cimory sebanyak 16 responden. Merek Diamond dan Ultramilk masing-masing sebanyak 15 responden dan merek Greenfield dan bendera masing-masing sebanyak empat responden. Sisanya adalah merek-merek selain yang disebutkan, yaitu sebanyak enam persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.


(61)

Tabel 5 Puncak Pikiran Merek Susu

No Merek Jumlah

1 Indomilk 40

2 Cimory 16

3 Diamond 15

4 Ultramilk 15

5 Greenfield 4

6 Bendera 4

7 Lainnya 6

Total 100

Pada Tabel 5 dapat dikatakan bahwa yang menjadi puncak pikiran konsumen adalah merek Indomilk dan merek Cimory berada pada urutan ke dua. Hal ini dapat disebabkan karena Cimory memiliki tempat pusat penjualan produk Cimory yang cukup dikenal konsumen Jakarta dan Bogor.

6.1.2 Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall)

Untuk menggali informasi tentang pengingatan kembali terhadap merek ini, responden diminta menyebutkan merek lain selain yang pertama kali disebutkan. Hasil yang diperoleh adalah tetap Indomilk yang disebutkan oleh responden, yaitu sebesar 47 responden. Setelah Indomilk, kemudian Cimory yaitu sebanyak 24 responden dan Diamond sebesar 17 responden. Paling sedikit responden menyebutkan Ultramilk dan Bendera, untuk merek Greenfild dan yang lainnya tidak ada yang menyebutkan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Pengingatan Kembali terhadap Merek

No Merek Jumlah

1 Indomilk 47

2 Cimory 24

3 Diamond 17

4 Ultramilk 8

5 Bendera 4


(62)

6.1.3 Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Pertanyaan yang diajukan kepada responden: “Apakah anda pernah mengenal susu cair Cimory?”. Apabila responden menjawab YA, tetapi belum mencantumkan merek tersebut pada jawaban pertanyaan sebelumnya, maka merek tersebut termasuk pengenalan merek. Hasil dari pertanyaan tersebut diperoleh 30 responden yang harus diingatkan terhadap susu Cimory dan merek Indomilk hanya 13 responden. Hasil tersebut menunjukan bahwa merek Indomilk lebih diingat oleh responden daripada merek Cimory. Hal tersebut terjadi karena merek Indomilk sering muncul di TV, sedangkan Cimory belum memiliki iklan di TV.

6.1.4 Tidak Menyadari merek (Unware of Brand)

Responden yang tidak menyadari adanya merek Cimory berjumlah 12 responden, dan untuk merek Indomilk semua responden mengenalnya. Merek Cimory tidak dikenal luas karena merupakan merek baru di pasar.

Penelusuran lebih lanjut mengenai sumber pengenalan merek Cimory diperoleh dengan mengajukan pertanyaan : ”Dari mana anda mengetahui susu cair Cimory?”. Responden lebih banyak mengetahui merek Cimory karena telah berkunjung ke pusat penjualan susu Cimory di Cisarua, yaitu sebanyak 47 responden. Selain dari pusat penjualan responden mengetahuinya dari teman atau relasi yaitu sebanyak 37 responden dan sisanya responden melihat di Giant hypermarket yaitu sebanyak empat responden.


(63)

6.2 Analisis Asosiasi Merek (Brand Association)

Pada elemen asosiasi merek ini terdapat 16 butir asosiasi susu Cimory yang diambil berdasarkan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Terhadap 16 butir asosiasi tersebut terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan reliabilitas.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan melalu survei pendahuluan dengan kuisioner yang disusun terhadap 20 respoden. Hasilnya tujuh butir asosiasi yang tidak valid, seperti susu Cimory lebih kental, kemasan dalam botol, susu yang terbaru, diproduksi oleh perusahaan lokal, perusahaannya sukses, warnanya menarik dan susu yang sukses. Hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan metode Hoyt. Hasil perhitungan dengan metode Hoyt didapat r11>rreliabel, sehingga asosiasi-asosiasi yang diperoleh dapat digunakan untuk penelitian lanjutan.

6.2.1 Analisis Asosiasi Merek Cimory

Hasil yang diperoleh dari 29 responden konsumen merek Cimory yang menjawab ”ya” pada setiap asosiasi merek Cimory yang diajukan pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai Asosiasi Merek Cimory Berdasarkan Jawaban ”ya:

No Asosiasi Jawaban “ya” Persentase (%)

1 Rasanya enak 28 96,55 2 Kandungan gizi lengkap 25 86,21 3 Kualitas produk baik 25 86,21 4 Keawetan 22 75,86 5 Kemasan menarik 20 65,52 6 Keragaman rasa 26 89,65 7 Harga terjangkau 19 65,52 8 Volume pas 19 65,52 9 Kemudahan mendapatkannya 19 65,52 10 Susu yang dapat diandalkan 18 62,07


(64)

Asosiasi yang ditampilkan pada Tabel 7 di atas adalah sebanyak 10 asosiasi dan seluruh asosiasi tersebut telah diuji dengan uji reliabilitas, menggunakan metode Hoyt dan hasilnya reliabel (lampiran 4). Asosiasi merek Cimory memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1) Pada tahap pertama, hasil pengujian terhadap kesepuluh asosiasi yang dilakukan dengan metode tes Cochran menghasilkan nilai sebesar 21,87. nilai Cochran tersebut lebih besar dari chi square tabel yang hanya sebesar 16,91, dengan demikian Ho ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tes Cochran harus diulang yaitu dihitung dengan cara yang sama, namun asosiasi yang digunakan hanya sembilan. Asosiasi yang dihilangkan yaitu asosiasi yang memiliki jumlah jawaban ”ya” paling sedikit. Asosiasi yang pertama kali dihilangkan adalah susu yang dapat diandalkan karena jumlah jawaban ”ya” hanya 18 buah.

2) Asosiasi yang telah dihilangkan tersebut yaitu susu yang dapat diandalkan memiliki nilai Cochran 18,91 atau lebih besar dari nilai chi square tabelnya yaitu sebesar 15,50, dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran harus diulang lagi dengan menghilangkan asosiasi yang nilainya paling sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ”ya” paling sedikit adalah kemudahan mendapatkannya yaitu hanya berjumlah 19 buah.

3) Asosiasi kemudahan mendapatkannya yang telah dihilangkan tersebut memiliki nilai cochran sebesar 17,17. nilai tersebut lebih besar dari nilai chi square tabelnya, yaitu 14,07 maka Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran harus diulang kembali dengan menghilangkan asosiasi yang memiliki jumlah


(65)

jawaban ”ya” paling sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ”ya” paling sedikit yaitu harga terjangkau karena memiliki 19 buah.

4) Asosiasi harga terjangkau yang telah dihilangkan tersebut kemudian didapatkan nilai cochran sebesar 13,94 atau lebih besar dari nilai chi square tabelnya yaitu 12,60, dengan demikian tolak Ho. Hal ini berarti nilai cochran harus diulang lagi, dengan menghilangkan asosiasi yang jumlah jawaban ”ya” paling sedikit. Asosiasi yang jumlah jawaban ”ya” paling sedikit adalah volume pas yaitu sebanyak 19 buah.

5) Asosiasi volume pas yang telah dihilangkan tersebut kemudian memiliki nilai cochran sebesar 11,64 atau lebih besar dari chi square tabelnya yaitu sebesar 11,07, berarti maka tolak Ho. Hal ini berarti tes cochran harus diulang lagi. Asosiasi yang memiliki jumlah jawaban ”ya” paling sedikit akan dihilangkan yaitu kemasan menarik sebanyak 20 buah.

6) Asosiasi kemasan menarik yang telah dihilangkan tersebut kemudian memiliki nilai cochran sebesar 5,37 atau lebih kecil dari chi square tabelnya yaitu sebesar 9,48, berarti terima Ho. Ini berarti proses chocran dapat dihentikan, dan dapat disimpulkan bahwa produk susu Cimory memiliki brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan keragaman rasa.

6.2.2 Analisis Asosiasi Merek Indomilk

Hasil yang diperoleh dari 32 responden konsumen merek Indomilk yang menjawab ”ya” pada setiap asosiasi merek Indomilk ditunjukan pada Tabel 8.


(66)

Tabel 8 Nilai Asosiasi Merek Indomilk Berdasarkan Jawaban ”ya:

No Asosiasi Jawaban “ya” Persentase (%)

1 Rasanya enak 29 90,62 2 Kandungan gizi lengkap 32 100,00 3 Kualitas produk baik 29 90,62 4 Keawetan 25 78,12 5 Kemasan menarik 26 81,25 6 Keragaman rasa 28 87,50 7 Harga terjangkau 26 81,25 8 Volume pas 25 78,12 9 Kemudahan mendapatkannya 24 75,00 10 Susu yang dapat diandalkan 24 75,00

Asosiasi pada Tabel 8 terdapat 10 asosiasi yang telah dianalisis dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan metode Hoyt (Lampiran 5), dan hasil yang didapat adalah reliabel. Pada lampiran dapat dilihat hasil pengujian dengan uji cochran. Pada lampiran dapat dilihat pengujian asosiasi merek dari tahap pertama sampai pada tahap ke tujuh sehingga didapatkan hasil ”terima H0”. Berikut tahapan-tahapan tes Cochran yang dilakukan pada merek Indomilk :

1) Pada tahap pertama, hasil pengujian terhadap kesepuluh asosiasi yang dilakukan dengan metode tes Cochran menghasilkan nilai sebesar 46,47. nilai Cochran tersebut lebih besar dari chi square tabel yang hanya sebesar 16,91, dengan demikian Ho ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tes Cochran harus diulang yaitu dihitung dengan cara yang sama, namun asosiasi yang digunakan hanya sembilan. Asosiasi yang dihilangkan yaitu asosiasi yang memiliki jumlah jawaban ”ya” paling sedikit. Asosiasi yang pertama kali dihilangkan adalah kemudahan mendapatkannya karena jumlah jawaban ”ya” hanya 24 buah.


(1)

79 1.rasanya enak

F x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 2 0 4 0 0

bs 3 3 9 9 27 3.409091 p 20 4 80 16 320 22.72727 sp 16 5 80 25 400 18.18182 39 15 169 55 747 44.31818 4.333333 2.kualitas baik

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 0 2 0 4 0 0

bs 10 3 30 9 90 11.36364 p 9 4 36 16 144 10.22727 sp 20 5 100 25 500 22.72727 39 15 166 55 734 44.31818 4.25641 3.kandungan gizi lengkap

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 2 0 4 0 0

bs 4 3 12 9 36 4.545455 p 13 4 52 16 208 14.77273 sp 22 5 110 25 550 25 39 15 174 55 794 44.31818 4.461538 4.kemasan menarik

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 1 1 1 1 1.136364 tp 3 2 6 4 12 3.409091 bs 8 3 24 9 72 9.090909 p 16 4 64 16 256 18.18182 sp 11 5 55 25 275 12.5 39 15 150 55 616 44.31818 3.846154 5.variasi rasa banyak

F x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 4 2 8 4 16 4.545455 bs 14 3 42 9 126 15.90909 p 10 4 40 16 160 11.36364 sp 11 5 55 25 275 12.5 39 15 145 55 577 44.31818 3.717949


(2)

6.volume pas

F x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 3 2 6 4 12 3.409091 bs 11 3 33 9 99 12.5 p 15 4 60 16 240 17.04545 sp 5 5 25 25 125 5.681818 34 15 124 55 476 38.63636 3.647059 7.mudah didapatkan

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 0 2 0 4 0 0

bs 9 3 27 9 81 10.22727 p 16 4 64 16 256 18.18182 sp 14 5 70 25 350 15.90909 39 15 161 55 687 44.31818 4.128205 Lanjutan Lampiran 10


(3)

81 1.rasanya enak

f x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 2 0 4 0 0

n 20 3 60 9 180 22.72727 sts 29 4 116 16 464 32.95455 ss 9 5 45 25 225 10.22727 58 15 221 55 869 65.90909 3.810345 2.kualitas baik

f x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 2 0 4 0 0

n 36 3 108 9 324 40.90909 sts 22 4 88 16 352 25

ss 5 0 25 0 0

58 15 196 55 676 65.90909 3.37931 3.kandungan gizi lengkap

f x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 2 0 4 0 0

n 30 3 90 9 270 34.09091 s 27 4 108 16 432 30.68182 ss 1 5 5 25 25 1.136364 58 15 203 55 727 65.90909 3.5 4.kemasan menarik

f x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 2 0 4 0 0

n 35 3 105 9 315 39.77273 s 23 4 92 16 368 26.13636

ss 5 0 25 0 0

58 15 197 55 683 65.90909 3.396552 5.variasi rasa banyak

F x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 6 2 12 4 24 6.818182 n 34 3 102 9 306 38.63636 s 18 4 72 16 288 20.45455

ss 5 0 25 0 0


(4)

6.volume pas

F x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 2 2 4 4 8 2.272727 n 39 3 117 9 351 44.31818 s 16 4 64 16 256 18.18182 ss 1 5 5 25 25 1.136364 58 15 190 55 640 65.90909 3.275862 7.mudah didapatkan

f x f.x x2 f.x2 % rata2

sts 1 0 1 0 0

ts 3 2 6 4 12 3.409091 n 34 3 102 9 306 38.63636 s 16 4 64 16 256 18.18182 ss 5 5 25 25 125 5.681818 58 15 197 55 699 65.90909 3.396552 Lanjutan Lampiran 11


(5)

83 1.rasanya enak

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 2 0 4 0 0

bs 17 3 51 9 153 19.31818 p 31 4 124 16 496 35.22727 sp 10 5 50 25 250 11.36364 58 15 225 55 899 65.90909 3.87931 2.kualitas baik

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 2 0 4 0 0

bs 28 3 84 9 252 31.81818 p 25 4 100 16 400 28.40909 sp 5 5 25 25 125 5.681818 58 15 209 55 777 65.90909 3.603448 3.kandungan gizi lengkap

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 2 0 4 0 0

bs 26 3 78 9 234 29.54545 p 22 4 88 16 352 25 sp 10 5 50 25 250 11.36364 58 15 216 55 836 65.90909 3.724138 4.kemasan menarik

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 7 2 14 4 28 7.954545 bs 31 3 93 9 279 35.22727 p 19 4 76 16 304 21.59091 sp 1 5 5 25 25 1.136364 58 15 188 55 636 65.90909 3.241379 5.variasi rasa banyak

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 4 2 8 4 16 4.545455 bs 31 3 93 9 279 35.22727 p 18 4 72 16 288 20.45455 sp 5 5 25 25 125 5.681818 58 15 198 55 708 65.90909 3.413793


(6)

6.volume pas

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 0 2 0 4 0 0

bs 35 3 105 9 315 39.77273 p 20 4 80 16 320 22.72727 sp 3 5 15 25 75 3.409091 58 15 200 55 710 65.90909 3.448276 7.mudah didapatkan

f x f.x x2 f.x2 % rata2 stp 1 0 1 0 0

tp 0 2 0 4 0 0

bs 32 3 96 9 288 36.36364 p 20 4 80 16 320 22.72727 sp 6 5 30 25 150 6.818182 58 15 206 55 758 65.90909 3.551724 Lanjutan Lampiran 12