Gaya Pengasuhan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung pada Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
GAYA PENGASUHAN IBU DAN INTERAKSI SAUDARA
KANDUNG PADA REMAJA BERDASARKAN STATUS
PEKERJAAN IBU
SITI HOLILAH
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Gaya Pengasuhan Ibu
dan Interaksi Saudara Kandung pada Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
adalah benar karya saya dengan arahan dari Dosen Pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Siti Holilah
NIM I24090058
ABSTRAK
SITI HOLILAH. Gaya Pengasuhan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu. Dibimbing oleh DIAH
KRISNATUTI.
Remaja sangat rentan menemui konflik dalam kesehariannya, salah
satunya adalah interaksi dengan saudara kandung. Pengasuhan ibu dapat
membantu remaja mengatasi masalah tersebut menjadi lebih baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi
saudara kandung berdasarkan status pekerjaan ibu. Contoh dalam penelitian ini
adalah keluarga yang memiliki anak lebih dari satu dan salah satunya remaja
berusia 12-15 tahun yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes dan Kedung Badak,
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh diambil secara purposive
sebanyak 60 keluarga yang terdiri dari 30 keluarga ibu bekerja dan 30 keluarga
ibu tidak bekerja untuk dilakukan wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada gaya pengasuhan ibu dan
interaksi saudara kandung pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja. Status
ibu sebagai pekerja dan uang saku yang semakin besar berpengaruh terhadap
dimensi konflik/persaingan pada interaksi saudara kandung. Dimensi kehangatan
pada interaksi saudara kandung dipengaruhi oleh tingginya pendidikan ibu dan
pengasuhan otoriter yang rendah.
Kata kunci: ibu bekerja, ibu tidak bekerja, interaksi saudara kandung,
pengasuhan ibu, persaingan saudara.
ABSTRACT
SITI HOLILAH. Mother’s Parenting Style and Sibling Relationship during
Adolescence based Mother’s Working Status. Supervised by DIAH
KRISNATUTI.
Adolescents are very susceptible to encountering conflict everyday, one of
which is the sibling relationship. Mother’s parenting could help adolescents
handle it to be better. This research aims to know the influence of mother’s
parenting style to sibling relationship based mother’s working status. The sample
in this study are families who have more than one child and one of them is
teenage aged 12-15 years old who lived in Kebon Pedes and Kedung Badak
Village, Tanah Sareal, Bogor City. Sample taken by purposive sampling in 60
families consisting of 30 working mother families and 30 nonworking mother
families that were interviewed with questionnaire. The results showed that there
was no difference in mother’s parenting style and siblings relationship on
working and nonworking mother families. Mother's working status and
adolescent’s allowance influence on conflict/rivalry dimension in sibling
relationship. Warmth/closseness dimension in sibling relationship affected by
the high education of mother and the low authoritarian parenting style.
Keywords: mother’s parenting, non-working mothers, sibling relationship,
sibling rivalry, working mothers.
GAYA PENGASUHAN IBU DAN INTERAKSI SAUDARA
KANDUNG PADA REMAJA BERDASARKAN STATUS
PEKERJAAN IBU
SITI HOLILAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Gaya Pengasuhan lbu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
: Siti Holilah
Nama
: 124090058
NIM
Disetujui oleh
Dr lr Diah Krisnatuti P, MS
Pembimbing
セ エM N@
G@
..
J
」 G |セ@
,./
P"rofDr rr Ujarig Sumarwan, M.Sc
-"KefuaDepartemen
Tanggal Lulus:
2 4 OCT 20J3
Judul Skripsi : Gaya Pengasuhan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Nama
: Siti Holilah
NIM
: I24090058
Disetujui oleh
Dr Ir Diah Krisnatuti P, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan
bagian dari penelitian payung dengan tema Interaksi Keluarga dan
Perkembangan Remaja dan penulis memilih judul Gaya Pengasuhan Ibu dan
Interaksi Saudara Kandung pada Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Diah Krisnatuti P, MS
selaku pembimbing skripsi dan Ibu Neti Hernawati, SP selaku pembimbing
akademik dan dosen penguji, serta Dr Tin Herawati, SP, M.Si. selaku dosen
penguji yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi saran,
arahan, dan dukungan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga,
ayah, ibu, kakak, dan adik atas dukungan moril dan materil, serta kepada Denaya
Imam FA atas semangat yang diberikan dan telah banyak membantu kelancaran
pengerjaan skripsi. Terima kasih kepada sahabat terbaik, Dyah Purnamasari,
Nanda Lusita A, Silvia Dewi SA, dan Tri Rahmawati L. Tidak lupa pula ucapan
terima kasih kepada teman seperjuangan penelitian, Susanti, Pramasandya RN,
Feni Puspitasari, dan Dian Febrina N atas pemberian ide, kebersamaan,
motivasi, dan dukungannya, serta kepada semua pihak yang turut membantu
tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang bersangkutan.
Bogor, Oktober 2013
Siti Holilah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
4
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
4
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
8
HASIL
Gambaran Umum
9
9
Karakteristik Keluarga Remaja
10
Gaya Pengasuhan Ibu
11
Interaksi Saudara Kandung
12
Hubungan Antar Variabel
13
Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Remaja, dan Dimensi Gaya
Pengasuhan Ibu terhadap Interaksi saudara kandung
15
PEMBAHASAN
16
SIMPULAN DAN SARAN
19
Simpulan
19
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
34
DAFTAR TABEL
1 Variabel penelitian, jenis data, skala, jumlah pertanyaan, dan teknik
pengambilan data
2 Nilai rata-rata karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan
konstelasi keluarga pada KIB dan KITB
3 Nilai rata-rata gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
4 Nilai rata-rata interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi pada
KIB dan KITB
5 Hasil uji hubungan karakteristik keluarga dan remaja dengan gaya
pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi
pada KIB
6 Hasil uji hubungan karakteristik keluarga dan remaja dengan gaya
pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi
pada KITB
7 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KIB dan KITB
8 Koefisien uji regresi karakteristik ibu dan keluarga, karakteristik
remaja, serta dimensi gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung
6
10
12
13
13
14
15
16
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan antara konstelasi keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dengan interaksi saudara kandung
2 Skema cara pengambilan contoh
4
5
DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan konstelasi
keluarga pada KIB dan KITB
2 Sebaran kategori gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
3 Rata-rata skor gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
4 Sebaran kategori interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi pada
KIB dan KITB
5 Rata-rata skor interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi turunan
pada KIB dan KITB
6 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KIB
7 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KITB
23
25
26
28
29
30
32
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesetaraan dan keadilan gender merupakan salah satu dari delapan tujuan
global negara-negara sedunia yang berkomitmen dalam Millenium Development
Goals (MDGs) (Puspitawati 2012), yang berarti perempuan diberi kesempatan dan
dibina untuk menjalankan peran di sektor publik di segala bidang. Menghadapi
masa globalisasi ini wanita menjadi terdorong untuk memiliki peran ganda, yaitu
peran wanita dalam ruang lingkup rumah tangga (domestik) dan aktivitas di luar
rumah (publik), baik karena tuntutan ekonomi maupun aktualisasi diri sebagai
akibat adanya transisi dari budaya patriarkhi yang kuat di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (2012), terdapat 5 715 300
penduduk berumur di atas 15 tahun dan berjenis kelamin wanita di Jawa Barat
yang bekerja, dimana 3 657 085 orang atau sekitar 64 persen di antaranya
memiliki jam kerja di atas 35 jam per minggu. Selain itu, 2 278 440 orang atau
sekitar 40 persen dari total wanita di atas 15 tahun dan bekerja, bekerja sebagai
buruh, karyawan, atau pegawai dan 1 888 121 orang atau 83 persen diantaranya
memiliki jam kerja di atas 35 jam per minggu. Sedangkan untuk Kota Bogor
sendiri menurut sumber yang sama terdapat 146 853 orang penduduk berumur 15
tahun dan berjenis kelamin wanita adalah pekerja dan 85 125 orang atau sekitar 58
persen diantaranya bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.
Waktu yang dipakai ibu untuk bekerja menyebabkan berkurangnya waktu
kebersamaan atau quality time antara ibu dan anak. Selain kualitas, kuantitas
interaksi ibu dan anak juga akan berkurang. Secara spesifik, kontribusi peran
pengasuhan yang dilakukan oleh ibu (mother’s parenting roles) mempunyai
keistimewaan yang lebih besar dibandingkan dengan peran pengasuhan yang
dilakukan oleh ayah (father’s parenting roles) (Puspitawati 2006). Menurut
Puspitawati (2012), kualitas pengasuhan berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu pengasuhan oleh ibu dapat membantu
remaja melewati masa perkembangan dengan lebih baik.
Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada
sekitar usia 18 hingga 22 tahun (Santrock 2007). Usia remaja adalah saat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan pencapaian (Fagan 2006). Menurut
Santrock (2003), ciri utama remaja meliputi pertumbuhan fisik yang pesat,
kesadaran diri yang tinggi, dan selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru.
Remaja bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi merupakan
salah satu tahap utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Disamping itu,
remaja banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal
dan dekat dengan mereka. Oleh karenanya, remaja menjadi individu yang terbuka
terhadap hal-hal baru (Makgosa 2010). Hal ini membuat remaja sangat rentan
menemui konflik dalam kesehariannya. Salah satunya adalah interaksi dengan
saudara kandung.
Sibling relationship, atau interaksi saudara kandung terkadang dianggap
sebagai bagian dari hubungan orang tua dan anak, namun interaksi ini sudah
sewajarnya dipandang sebagai hubungan yang independen. Interaksi saudara
2
kandung bukanlah edisi kedua dari hubungan orang tua dan anak, tetapi memiliki
kepentingan yang mendalam dalam pandangan anak, hubungan tersebut tidak
dapat dipisahkan dan melekat pada jiwa (Vivienne & Belinda 2009). Seseorang
yang memiliki saudara kandung memperoleh kesempatan belajar dan berinteraksi
yang tidak diperoleh melalui bentuk hubungan lain (Bigner 1994). Interaksi
saudara kandung dikatakan sebagai hubungan yang sangat berpengaruh selama
hidup seorang individu dan bertahan lebih lama dibandingkan dengan ikatan
dengan orang tua dan pasangan (Bank & Khan 1997).
Furman dan Lantheir (1997) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi interaksi saudara kandung adalah pengasuhan orang tua terhadap
anak. Brody (1996) menjelaskan bahwa orang tua memberikan kontribusi dalam
membentuk interaksi saudara kandung melalui perlakuan yang diberikan kepada
anaknya. Interaksi antara saudara akan terus baik ketika anak percaya bahwa
orang tua tidak bersikap memihak, tetapi memberikan perlakuan yang sama.
Interaksi saudara kandung juga pada akhirnya akan sangat dipengaruhi oleh
tahapan perkembangan anak, termasuk masa remaja. Seperti dikatakan oleh
Buhrmester dan Furman (1990) bahwa kakak tidak terlalu dominan dan
berpengaruh terhadap remaja dibandingkan mereka yang memiliki usia lebih
muda. Remaja juga merasa kurangnya rasa bersatu, keintiman, dan kasih sayang
dengan saudara kandung dibandingkan dengan anak pada usia lebih muda. Selain
itu, remaja merasa memiliki persepsi konflik yang lebih besar pada adik
dibandingkan dengan kakaknya.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari gaya
pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara kandung berdasarkan status pekerjaan
ibu.
Tujuan khusus
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi perbedaan karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan
konstelasi keluarga pada ibu bekerja dan tidak bekerja
2. Menganalisis perbedaan gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung
pada ibu bekerja dan tidak bekerja.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja
dan konstelasi keluarga dengan gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara
kandung pada ibu bekerja dan tidak bekerja.
4. Menganalisis pengaruh gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga
mengenai pengaruh kualitas gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kesadaran kepada
3
ibu bekerja agar bisa meluangkan waktunya untuk dapat beraktivitas dan
membina anak remaja dengan baik dalam kuantitas waktu yang terbatas dengan
meningkatkan kualitas interaksi antara ibu dan anak, serta memonitor interaksi
saudara kandung. Selain itu untuk anak agar dapat memiliki interaksi yang hangat
dengan saudara kandung. diharapkan karena interaksi saudara kandung
merupakan hubungan yang bertahan lama.
Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan
masukan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak dan interaksi saudara kandung. Bagi
instansi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya literatur
khususnya tentang gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung. Bagi
penulis sendiri, penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk melatih
kompetensi dalam melakukan penelitian, serta membuat penulis lebih terbuka dan
sensitif dengan berbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat, khususnya
keluarga.
KERANGKA PEMIKIRAN
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan yang cepat dan
mulai banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal
dan dekat dengan mereka, sehingga remaja menjadi individu yang terbuka
terhadap hal-hal baru. Hal ini membuat remaja sangat rentan menemui konflik,
salah satunya adalah interaksi dengan saudara kandung. Interaksi saudara kandung
adalah keseluruhan interaksi total dari dua atau lebih individu yang mempunyai
orang tua biologis yang sama dimana mereka memiliki keterkaitan dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan perasaan sepanjang masa sejak
saudara kandung menyadari kehadiran saudaranya yang lain dimana hubungan
yang terjalin saling mempengaruhi perkembangan yang lain (Rinaldhy 2008).
Remaja dapat melewati masa perkembangan tersebut dengan lebih baik
dengan cara membangun interaksi ibu dan anak yang baik. Seperti diketahui
sebelumnya bahwa kualitas interaksi ibu dan anak dapat mempengaruhi kualitas
interaksi saudara kandung. Namun, ketika ibu bekerja di sektor publik tentunya
akan mempengaruhi hubungan dan perlakuan antara ibu dan anak. Akibat jadwal
kerja yang terlalu sibuk, mengakibatkan para ibu tidak dapat mengawasi dan ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan anak (Fertig et al. 2009).
Minimnya kuantitas dapat diatasi dengan interaksi yang berkualitas dengan
anak. Hubungan yang hangat dan positif antara anak dengan orang tua
berpengaruh terhadap interaksi antara anak dengan saudaranya. Hubungan antara
saudara akan terus baik ketika mereka percaya bahwa orang tua memberikan
perlakuan yang sama pada mereka. Perbedaan interaksi orang tua antara anak
yang satu dan anak yang lainnya dapat menyebabkan konflik di antara saudara.
Mengistimewakan salah satu anak, maka anak lainnya akan merasa tersisihkan
dan kemudian muncul sibling rivalry (Kowal & Kramer dalam Kail 2001).
Menurut teori Furman dan Lantheir (1996), faktor-faktor yang memengaruhi
interaksi saudara kandung adalah konstelasi keluarga dan hubungan serta
4
perlakuan orangtua terhadap anak (treatment dan gaya pengasuhan) dikaitkan
dengan karakteristik individu serta dimensi dari interaksi saudara kandung.
Konstelasi keluarga adalah hubungan hierarki dari posisi saudara dalam keluarga
yang mengidentifikasikan status setiap saudara dibandingkan anak yang lainnya,
meliputi beda jenis kelamin, urutan kelahiran, jarak usia antar saudara, dan jumlah
saudara. Karakteristik dan konstelasi keluarga akan memengaruhi dimensi gaya
pengasuhan ibu, karakteristik remaja dan konstelasi keluarga serta gaya
pengasuhan ibu akan memengaruhi dimensi interaksi saudara kandung (Rinaldhy
2008). Keterkaitan antara karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dan interaksi saudara kandung secara singkat disajikan pada
Gambar 1 berikut:
Karakteristik Keluarga:
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Jumlah anggota keluarga
Konstelasi Keluarga:
- Rentang usia
- Urutan kelahiran
- Beda jenis kelamin
- Jumlah saudara
Gaya pengasuhan ibu
Karakteristik Remaja:
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Uang saku
Interaksi Saudara Kandung
- Kehangatan
- Status atau kekuatan
- Konflik/persaingan
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara konstelasi keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dengan interaksi saudara kandung
METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai interaksi keluarga yang
memfokuskan pada interaksi ibu dan anak yang mempengaruhi kualitas interaksi
saudara kandung. Penelitian ini juga merupakan penelitian payung atau penelitian
bersama dengan tema “Interaksi Keluarga dan Perkembangan Remaja”. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study
dengan metode survei. Cross-sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis karakteristik sosio-demografi masyarakat dalam sekali waktu
pengukuran pada obyek penelitian yang berbeda-beda. Pemilihan lokasi dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu Kelurahan Kebon Pedes dan
Kedung Badak karena dua kelurahan tersebut memiliki jumlah Keluarga Sejahtera
2 (KS2) menurut BKKBN terbanyak dari kecamatan yang memiliki tingkat KS2
tertinggi di Kota Bogor menurut BPS. Alasan pemilihan KS2 adalah karena dalam
indikator KS2 terdapat minimal satu orang dalam keluarga yang bekerja dan
memiliki anak remaja. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Maret sampai
dengan Mei 2013 yang meliputi pengumpulan, pengolahan, serta analisis data.
5
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dengan orang tua lengkap (ayah
dan ibu), memiliki anak lebih dari satu, dan salah satunya berusia remaja dengan
status ibu bekerja dan tidak bekerja. Remaja yang dipilih dalam penelitian ini
berusia kisaran 12-15 tahun yang masih duduk di bangku SMP. Contoh dalam
penelitian ini berjumlah 60 keluarga, dengan 30 keluarga diambil dari keluarga
dengan ibu bekerja dan 30 keluarga lainnya dengan ibu tidak bekerja. Contoh
keluarga yang diambil adalah yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes dan Kedung
Badak. Teknik pengambilan contoh pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Berikut terdapat pada Gambar 2 teknik pengambilan contoh yang
digunakan.
Kota Bogor
Purposive
Kecamatan Tanah Sareal
Kelurahan Kebon Pedes
Purposive
Kelurahan Kedung Badak
Purposive
15 keluarga
dengan ibu
bekerja
15 keluarga
dengan ibu tidak
bekerja
15 keluarga
dengan ibu
bekerja
15 keluarga
dengan ibu tidak
bekerja
Purposive
n = 60
Gambar 2 Skema cara pengambilan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan
menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang relevan dengan variabel yang
diteliti meliputi karakteristik keluarga, karakteristik remaja, gaya pengasuhan ibu,
dan kualitas interaksi saudara kandung dengan skala pengukuran dari masingmasing dimensi pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Data
sekunder yang diambil berupa gambaran umum lokasi penelitian, seperti data dari
BPS serta data kecamatan dan kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian.
Data gaya pengasuhan ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner
adaptasi dari Robinson (1995) dengan modifikasi penulis, menggunakan teori
Baumrind (1991) yang dikelompokkan menjadi empat dimensi yaitu, otoritatif,
otoritarian, permisif, dan tidak terlibat. Dimensi otoritatif, otoritarian, dan
permisif terdiri dari 13 item pernyataan, dan dimensi tidak terlibat terdiri 8 item
pernyataan dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, dari tidak pernah
hingga selalu. Hasil uji reliabilitas pada instrumen menunjukkan nilai Cronbach’s
alpha 0.529, dengan nilai Cronbach’s alpha pada dimensi otoritatif sebesar 0.797,
dimensi otoriter sebesar 0.585, dimensi permisif sebesar 0.290, dan dimensi tidak
terlibat sebesar 0.569.
6
Data interaksi saudara kandung diperoleh dengan menggunakan kuesioner
adaptasi dari Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) Furman dan Buhrmester
(1990) dengan modifikasi penulis dan memiliki nilai Cronbach’s alpha sebesar
0.796 (0.803 untuk remaja dan 0.754 untuk saudara kandung). Variabel ini
dikelompokkan menjadi tiga dimensi, yaitu status atau kekuatan, kehangatan, dan
konflik/persaingan dengan jumlah item pertanyaan yang berbeda-beda tiap
dimensi. Dimensi status atau kekuatan terdiri dari dimensi turunan nurturance dan
dominance, yang dituangkan dalam 12 item pernyataan dengan nilai Cronbach’s
alpha 0.611 (0.638 untuk remaja dan 0.609 untuk saudara kandung). Dimensi
kehangatan terdiri dari dimensi turunan intimacy, affection, pro-sosial,
companionship, similary, dan admiration, yang dituangkan dalam 21 item
pernyataan dengan nilai Cronbach’s alpha 0.611 (0.638 untuk remaja dan 0.609
untuk saudara kandung). Dimensi konflik/persaingan terdiri dari dimensi turunan
quarreling, antagonism, competition, dan parents partiality, yang dituangkan
dalam 15 item pernyataan dengan nilai Cronbach’s alpha 0.688 (0.541 untuk
remaja dan 0.671 untuk saudara kandung). Variabel penelitian, jenis data, skala
data, dan sumber informasi lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel penelitian, jenis data, skala, jumlah pertanyaan, dan teknik
pengambilan data
No.
Variabel penelitian
Jenis
Jumlah
data pertanyaan
1. Karakteristik keluarga
Primer
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Jumlah anggota keluarga
2. Karakteristik remaja:
Primer
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Uang saku
3. Konstelasi keluarga:
Primer
- Rentang usia
- Urutan kelahiran
- Jenis kelamin
- Jumlah saudara kandung
4. Gaya pengasuhan ibu
Primer
1. Otoritatif
2. Otoriter
3. Permisif
4. Tidak terlibat
Diadaptasi dari kuesioner
Robinson (1995)
menggunakan teori
Baumrind (1991) dengan
dengan modifikasi penulis
5. Interaksi saudara kandung Primer
1. Kehangatan
2. Status atau kekuatan
3. Konflik/persaingan
Diadaptasi dari Sibling
Relationship Questionnaire
(SRQ) Furman &
Buhrmester (1990) dengan
modifikasi penulis
Skala
1
1
1
1
1
Rasio (tahun)
Rasio
Rasio
Rasio (Rp/bulan)
Rasio
1
1
1
1
Nominal
Rasio (tahun)
Rasio (tahun)
Rasio (Rp/bulan)
1
1
1
1
Rasio (tahun)
Ordinal
Ordinal
Rasio (bulan)
13
13
13
8
Ordinal (1-5)
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Selalu
1.
12
21
15
2.
3.
4.
5.
Teknik
Sumber
pengambilan
informasi
data
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Kuesioner dan Remaja
wawancara
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Tidak sama sekali/ Kuesioner dan Remaja dan
selalu saudara
wawancara
saudara
Jarang/ seringkali
kandung
saudara
Biasa/ sama
Sering/ seringkali
saya
Sangat sering/
selalu saya
7
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian diolah melalui
beberapa tahapan, yaitu proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning, serta
analyzing data. Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif dan inferensia.
Analisis inferensia yang digunakan meliputi uji beda rata-rata, uji korelasi, dan uji
regresi. Sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka semakin
positif nilai variabelnya. Setelah itu dijumlahkan dan selanjutnya dikategorikan
dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan menggunakan
interval kelas.
Pengolahan data
Pengelompokkan data dilakukan setelah data penelitian diperoleh. Data
karakteristik keluarga meliputi usia orang tua dan saudara kandung, pendidikan
orang tua dan saudara kandung, pekerjaan orang tua, pendapatan ibu dan
pendapatan per kapita keluarga, serta jumlah anggota keluarga. Usia ayah dan ibu
dikelompokkan dalam kategori usia menurut Hurlock (1980) meliputi kategori
usia dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-61 tahun), dan dewasa akhir
(>61 tahun), sedangkan usia saudara kandung dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu
anak-anak (≤12 tahun), remaja (13-18 tahun), dan dewasa (>18 tahun). Pada
pendidikan orang tua dan saudara kandung dikategorikan ke dalam enam
pendidikan terakhir orang tua yaitu, (1) Tidak sekolah; (2) SD/sederajat; (3)
SMP/sederajat; (4) SMA/sederajat; (5) D1/D2/D3, dan (6) S1/S2/S3.
Pengkategorian pekerjaan orang tua dan saudara kandung dikategorikan menjadi
13 jenis pekerjaan seperti: (1) Tidak bekerja; (2) Wiraswasta; (3) PNS; (4)
Pegawai Swasta; (5) TNI; (6) Buruh; (7) Pengajar; (8) Supir; (9) BUMN; (10)
BUMD; (11) PRT; (12) Pelajar; dan (13) Mahasiswa. Pendapatan keluarga
didapat dari pendapatan per kapita keluarga per bulan dengan menjumlahkan
pendapatan semua anggota keluarga yang bekerja dalam keluarga dibagi dengan
banyaknya anggota keluarga di dalam keluarga, yang dikategorikan ke dalam lima
kategori dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan interval
kelas sebagai berikut: (1) ≤Rp596 000; (2) Rp596 001-Rp1 072 000; (3) Rp1 072
001-Rp1 548 000; (4) Rp1 548 001-Rp2 024 000; dan (5) >Rp2 024 000.
Karakteristik remaja meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan uang
saku. Jenis kelamin remaja dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan. Usia
remaja dikategorikan kedalam usia remaja awal 12-15 tahun menurut Gunarsa
(2004). Pendidikan remaja dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kelas. Uang
saku didapat dari uang saku per bulan yang diterima remaja dan dikategorikan
menjadi tiga kategori dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan
interval kelas, yaitu: (1) ≤Rp216 667; (2) Rp216 668-Rp358 333; dan (3) >Rp358
333. Konstelasi keluarga meliputi beda usia, urutan lahir, jumlah saudara, dan
jenis kelamin. Beda usia responden dengan saudara kandung dibagi ke dalam tiga
kategori, meliputi: (1)
KANDUNG PADA REMAJA BERDASARKAN STATUS
PEKERJAAN IBU
SITI HOLILAH
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Gaya Pengasuhan Ibu
dan Interaksi Saudara Kandung pada Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
adalah benar karya saya dengan arahan dari Dosen Pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Siti Holilah
NIM I24090058
ABSTRAK
SITI HOLILAH. Gaya Pengasuhan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu. Dibimbing oleh DIAH
KRISNATUTI.
Remaja sangat rentan menemui konflik dalam kesehariannya, salah
satunya adalah interaksi dengan saudara kandung. Pengasuhan ibu dapat
membantu remaja mengatasi masalah tersebut menjadi lebih baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi
saudara kandung berdasarkan status pekerjaan ibu. Contoh dalam penelitian ini
adalah keluarga yang memiliki anak lebih dari satu dan salah satunya remaja
berusia 12-15 tahun yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes dan Kedung Badak,
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh diambil secara purposive
sebanyak 60 keluarga yang terdiri dari 30 keluarga ibu bekerja dan 30 keluarga
ibu tidak bekerja untuk dilakukan wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada gaya pengasuhan ibu dan
interaksi saudara kandung pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja. Status
ibu sebagai pekerja dan uang saku yang semakin besar berpengaruh terhadap
dimensi konflik/persaingan pada interaksi saudara kandung. Dimensi kehangatan
pada interaksi saudara kandung dipengaruhi oleh tingginya pendidikan ibu dan
pengasuhan otoriter yang rendah.
Kata kunci: ibu bekerja, ibu tidak bekerja, interaksi saudara kandung,
pengasuhan ibu, persaingan saudara.
ABSTRACT
SITI HOLILAH. Mother’s Parenting Style and Sibling Relationship during
Adolescence based Mother’s Working Status. Supervised by DIAH
KRISNATUTI.
Adolescents are very susceptible to encountering conflict everyday, one of
which is the sibling relationship. Mother’s parenting could help adolescents
handle it to be better. This research aims to know the influence of mother’s
parenting style to sibling relationship based mother’s working status. The sample
in this study are families who have more than one child and one of them is
teenage aged 12-15 years old who lived in Kebon Pedes and Kedung Badak
Village, Tanah Sareal, Bogor City. Sample taken by purposive sampling in 60
families consisting of 30 working mother families and 30 nonworking mother
families that were interviewed with questionnaire. The results showed that there
was no difference in mother’s parenting style and siblings relationship on
working and nonworking mother families. Mother's working status and
adolescent’s allowance influence on conflict/rivalry dimension in sibling
relationship. Warmth/closseness dimension in sibling relationship affected by
the high education of mother and the low authoritarian parenting style.
Keywords: mother’s parenting, non-working mothers, sibling relationship,
sibling rivalry, working mothers.
GAYA PENGASUHAN IBU DAN INTERAKSI SAUDARA
KANDUNG PADA REMAJA BERDASARKAN STATUS
PEKERJAAN IBU
SITI HOLILAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Gaya Pengasuhan lbu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
: Siti Holilah
Nama
: 124090058
NIM
Disetujui oleh
Dr lr Diah Krisnatuti P, MS
Pembimbing
セ エM N@
G@
..
J
」 G |セ@
,./
P"rofDr rr Ujarig Sumarwan, M.Sc
-"KefuaDepartemen
Tanggal Lulus:
2 4 OCT 20J3
Judul Skripsi : Gaya Pengasuhan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung pada
Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Nama
: Siti Holilah
NIM
: I24090058
Disetujui oleh
Dr Ir Diah Krisnatuti P, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan
bagian dari penelitian payung dengan tema Interaksi Keluarga dan
Perkembangan Remaja dan penulis memilih judul Gaya Pengasuhan Ibu dan
Interaksi Saudara Kandung pada Remaja berdasarkan Status Pekerjaan Ibu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Diah Krisnatuti P, MS
selaku pembimbing skripsi dan Ibu Neti Hernawati, SP selaku pembimbing
akademik dan dosen penguji, serta Dr Tin Herawati, SP, M.Si. selaku dosen
penguji yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberi saran,
arahan, dan dukungan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga,
ayah, ibu, kakak, dan adik atas dukungan moril dan materil, serta kepada Denaya
Imam FA atas semangat yang diberikan dan telah banyak membantu kelancaran
pengerjaan skripsi. Terima kasih kepada sahabat terbaik, Dyah Purnamasari,
Nanda Lusita A, Silvia Dewi SA, dan Tri Rahmawati L. Tidak lupa pula ucapan
terima kasih kepada teman seperjuangan penelitian, Susanti, Pramasandya RN,
Feni Puspitasari, dan Dian Febrina N atas pemberian ide, kebersamaan,
motivasi, dan dukungannya, serta kepada semua pihak yang turut membantu
tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang bersangkutan.
Bogor, Oktober 2013
Siti Holilah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
4
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
4
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
8
HASIL
Gambaran Umum
9
9
Karakteristik Keluarga Remaja
10
Gaya Pengasuhan Ibu
11
Interaksi Saudara Kandung
12
Hubungan Antar Variabel
13
Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Remaja, dan Dimensi Gaya
Pengasuhan Ibu terhadap Interaksi saudara kandung
15
PEMBAHASAN
16
SIMPULAN DAN SARAN
19
Simpulan
19
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
34
DAFTAR TABEL
1 Variabel penelitian, jenis data, skala, jumlah pertanyaan, dan teknik
pengambilan data
2 Nilai rata-rata karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan
konstelasi keluarga pada KIB dan KITB
3 Nilai rata-rata gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
4 Nilai rata-rata interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi pada
KIB dan KITB
5 Hasil uji hubungan karakteristik keluarga dan remaja dengan gaya
pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi
pada KIB
6 Hasil uji hubungan karakteristik keluarga dan remaja dengan gaya
pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi
pada KITB
7 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KIB dan KITB
8 Koefisien uji regresi karakteristik ibu dan keluarga, karakteristik
remaja, serta dimensi gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung
6
10
12
13
13
14
15
16
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan antara konstelasi keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dengan interaksi saudara kandung
2 Skema cara pengambilan contoh
4
5
DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan konstelasi
keluarga pada KIB dan KITB
2 Sebaran kategori gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
3 Rata-rata skor gaya pengasuhan ibu berdasarkan dimensi pada KIB
dan KITB
4 Sebaran kategori interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi pada
KIB dan KITB
5 Rata-rata skor interaksi saudara kandung berdasarkan dimensi turunan
pada KIB dan KITB
6 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KIB
7 Hasil uji hubungan gaya pengasuhan ibu dengan kualitas interaksi
saudara kandung berdasarkan dimensi pada KITB
23
25
26
28
29
30
32
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesetaraan dan keadilan gender merupakan salah satu dari delapan tujuan
global negara-negara sedunia yang berkomitmen dalam Millenium Development
Goals (MDGs) (Puspitawati 2012), yang berarti perempuan diberi kesempatan dan
dibina untuk menjalankan peran di sektor publik di segala bidang. Menghadapi
masa globalisasi ini wanita menjadi terdorong untuk memiliki peran ganda, yaitu
peran wanita dalam ruang lingkup rumah tangga (domestik) dan aktivitas di luar
rumah (publik), baik karena tuntutan ekonomi maupun aktualisasi diri sebagai
akibat adanya transisi dari budaya patriarkhi yang kuat di Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (2012), terdapat 5 715 300
penduduk berumur di atas 15 tahun dan berjenis kelamin wanita di Jawa Barat
yang bekerja, dimana 3 657 085 orang atau sekitar 64 persen di antaranya
memiliki jam kerja di atas 35 jam per minggu. Selain itu, 2 278 440 orang atau
sekitar 40 persen dari total wanita di atas 15 tahun dan bekerja, bekerja sebagai
buruh, karyawan, atau pegawai dan 1 888 121 orang atau 83 persen diantaranya
memiliki jam kerja di atas 35 jam per minggu. Sedangkan untuk Kota Bogor
sendiri menurut sumber yang sama terdapat 146 853 orang penduduk berumur 15
tahun dan berjenis kelamin wanita adalah pekerja dan 85 125 orang atau sekitar 58
persen diantaranya bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai.
Waktu yang dipakai ibu untuk bekerja menyebabkan berkurangnya waktu
kebersamaan atau quality time antara ibu dan anak. Selain kualitas, kuantitas
interaksi ibu dan anak juga akan berkurang. Secara spesifik, kontribusi peran
pengasuhan yang dilakukan oleh ibu (mother’s parenting roles) mempunyai
keistimewaan yang lebih besar dibandingkan dengan peran pengasuhan yang
dilakukan oleh ayah (father’s parenting roles) (Puspitawati 2006). Menurut
Puspitawati (2012), kualitas pengasuhan berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu pengasuhan oleh ibu dapat membantu
remaja melewati masa perkembangan dengan lebih baik.
Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada
sekitar usia 18 hingga 22 tahun (Santrock 2007). Usia remaja adalah saat
terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan pencapaian (Fagan 2006). Menurut
Santrock (2003), ciri utama remaja meliputi pertumbuhan fisik yang pesat,
kesadaran diri yang tinggi, dan selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru.
Remaja bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi merupakan
salah satu tahap utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Disamping itu,
remaja banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal
dan dekat dengan mereka. Oleh karenanya, remaja menjadi individu yang terbuka
terhadap hal-hal baru (Makgosa 2010). Hal ini membuat remaja sangat rentan
menemui konflik dalam kesehariannya. Salah satunya adalah interaksi dengan
saudara kandung.
Sibling relationship, atau interaksi saudara kandung terkadang dianggap
sebagai bagian dari hubungan orang tua dan anak, namun interaksi ini sudah
sewajarnya dipandang sebagai hubungan yang independen. Interaksi saudara
2
kandung bukanlah edisi kedua dari hubungan orang tua dan anak, tetapi memiliki
kepentingan yang mendalam dalam pandangan anak, hubungan tersebut tidak
dapat dipisahkan dan melekat pada jiwa (Vivienne & Belinda 2009). Seseorang
yang memiliki saudara kandung memperoleh kesempatan belajar dan berinteraksi
yang tidak diperoleh melalui bentuk hubungan lain (Bigner 1994). Interaksi
saudara kandung dikatakan sebagai hubungan yang sangat berpengaruh selama
hidup seorang individu dan bertahan lebih lama dibandingkan dengan ikatan
dengan orang tua dan pasangan (Bank & Khan 1997).
Furman dan Lantheir (1997) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi interaksi saudara kandung adalah pengasuhan orang tua terhadap
anak. Brody (1996) menjelaskan bahwa orang tua memberikan kontribusi dalam
membentuk interaksi saudara kandung melalui perlakuan yang diberikan kepada
anaknya. Interaksi antara saudara akan terus baik ketika anak percaya bahwa
orang tua tidak bersikap memihak, tetapi memberikan perlakuan yang sama.
Interaksi saudara kandung juga pada akhirnya akan sangat dipengaruhi oleh
tahapan perkembangan anak, termasuk masa remaja. Seperti dikatakan oleh
Buhrmester dan Furman (1990) bahwa kakak tidak terlalu dominan dan
berpengaruh terhadap remaja dibandingkan mereka yang memiliki usia lebih
muda. Remaja juga merasa kurangnya rasa bersatu, keintiman, dan kasih sayang
dengan saudara kandung dibandingkan dengan anak pada usia lebih muda. Selain
itu, remaja merasa memiliki persepsi konflik yang lebih besar pada adik
dibandingkan dengan kakaknya.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari gaya
pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara kandung berdasarkan status pekerjaan
ibu.
Tujuan khusus
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi perbedaan karakteristik keluarga, karakteristik remaja, dan
konstelasi keluarga pada ibu bekerja dan tidak bekerja
2. Menganalisis perbedaan gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung
pada ibu bekerja dan tidak bekerja.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik remaja
dan konstelasi keluarga dengan gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara
kandung pada ibu bekerja dan tidak bekerja.
4. Menganalisis pengaruh gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga
mengenai pengaruh kualitas gaya pengasuhan ibu terhadap interaksi saudara
kandung. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kesadaran kepada
3
ibu bekerja agar bisa meluangkan waktunya untuk dapat beraktivitas dan
membina anak remaja dengan baik dalam kuantitas waktu yang terbatas dengan
meningkatkan kualitas interaksi antara ibu dan anak, serta memonitor interaksi
saudara kandung. Selain itu untuk anak agar dapat memiliki interaksi yang hangat
dengan saudara kandung. diharapkan karena interaksi saudara kandung
merupakan hubungan yang bertahan lama.
Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan
masukan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan kualitas interaksi ibu dan anak dan interaksi saudara kandung. Bagi
instansi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya literatur
khususnya tentang gaya pengasuhan ibu dan interaksi saudara kandung. Bagi
penulis sendiri, penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk melatih
kompetensi dalam melakukan penelitian, serta membuat penulis lebih terbuka dan
sensitif dengan berbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat, khususnya
keluarga.
KERANGKA PEMIKIRAN
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan yang cepat dan
mulai banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal
dan dekat dengan mereka, sehingga remaja menjadi individu yang terbuka
terhadap hal-hal baru. Hal ini membuat remaja sangat rentan menemui konflik,
salah satunya adalah interaksi dengan saudara kandung. Interaksi saudara kandung
adalah keseluruhan interaksi total dari dua atau lebih individu yang mempunyai
orang tua biologis yang sama dimana mereka memiliki keterkaitan dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan perasaan sepanjang masa sejak
saudara kandung menyadari kehadiran saudaranya yang lain dimana hubungan
yang terjalin saling mempengaruhi perkembangan yang lain (Rinaldhy 2008).
Remaja dapat melewati masa perkembangan tersebut dengan lebih baik
dengan cara membangun interaksi ibu dan anak yang baik. Seperti diketahui
sebelumnya bahwa kualitas interaksi ibu dan anak dapat mempengaruhi kualitas
interaksi saudara kandung. Namun, ketika ibu bekerja di sektor publik tentunya
akan mempengaruhi hubungan dan perlakuan antara ibu dan anak. Akibat jadwal
kerja yang terlalu sibuk, mengakibatkan para ibu tidak dapat mengawasi dan ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan anak (Fertig et al. 2009).
Minimnya kuantitas dapat diatasi dengan interaksi yang berkualitas dengan
anak. Hubungan yang hangat dan positif antara anak dengan orang tua
berpengaruh terhadap interaksi antara anak dengan saudaranya. Hubungan antara
saudara akan terus baik ketika mereka percaya bahwa orang tua memberikan
perlakuan yang sama pada mereka. Perbedaan interaksi orang tua antara anak
yang satu dan anak yang lainnya dapat menyebabkan konflik di antara saudara.
Mengistimewakan salah satu anak, maka anak lainnya akan merasa tersisihkan
dan kemudian muncul sibling rivalry (Kowal & Kramer dalam Kail 2001).
Menurut teori Furman dan Lantheir (1996), faktor-faktor yang memengaruhi
interaksi saudara kandung adalah konstelasi keluarga dan hubungan serta
4
perlakuan orangtua terhadap anak (treatment dan gaya pengasuhan) dikaitkan
dengan karakteristik individu serta dimensi dari interaksi saudara kandung.
Konstelasi keluarga adalah hubungan hierarki dari posisi saudara dalam keluarga
yang mengidentifikasikan status setiap saudara dibandingkan anak yang lainnya,
meliputi beda jenis kelamin, urutan kelahiran, jarak usia antar saudara, dan jumlah
saudara. Karakteristik dan konstelasi keluarga akan memengaruhi dimensi gaya
pengasuhan ibu, karakteristik remaja dan konstelasi keluarga serta gaya
pengasuhan ibu akan memengaruhi dimensi interaksi saudara kandung (Rinaldhy
2008). Keterkaitan antara karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dan interaksi saudara kandung secara singkat disajikan pada
Gambar 1 berikut:
Karakteristik Keluarga:
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Jumlah anggota keluarga
Konstelasi Keluarga:
- Rentang usia
- Urutan kelahiran
- Beda jenis kelamin
- Jumlah saudara
Gaya pengasuhan ibu
Karakteristik Remaja:
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Uang saku
Interaksi Saudara Kandung
- Kehangatan
- Status atau kekuatan
- Konflik/persaingan
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara konstelasi keluarga, gaya
pengasuhan ibu, dengan interaksi saudara kandung
METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai interaksi keluarga yang
memfokuskan pada interaksi ibu dan anak yang mempengaruhi kualitas interaksi
saudara kandung. Penelitian ini juga merupakan penelitian payung atau penelitian
bersama dengan tema “Interaksi Keluarga dan Perkembangan Remaja”. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study
dengan metode survei. Cross-sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis karakteristik sosio-demografi masyarakat dalam sekali waktu
pengukuran pada obyek penelitian yang berbeda-beda. Pemilihan lokasi dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu Kelurahan Kebon Pedes dan
Kedung Badak karena dua kelurahan tersebut memiliki jumlah Keluarga Sejahtera
2 (KS2) menurut BKKBN terbanyak dari kecamatan yang memiliki tingkat KS2
tertinggi di Kota Bogor menurut BPS. Alasan pemilihan KS2 adalah karena dalam
indikator KS2 terdapat minimal satu orang dalam keluarga yang bekerja dan
memiliki anak remaja. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Maret sampai
dengan Mei 2013 yang meliputi pengumpulan, pengolahan, serta analisis data.
5
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dengan orang tua lengkap (ayah
dan ibu), memiliki anak lebih dari satu, dan salah satunya berusia remaja dengan
status ibu bekerja dan tidak bekerja. Remaja yang dipilih dalam penelitian ini
berusia kisaran 12-15 tahun yang masih duduk di bangku SMP. Contoh dalam
penelitian ini berjumlah 60 keluarga, dengan 30 keluarga diambil dari keluarga
dengan ibu bekerja dan 30 keluarga lainnya dengan ibu tidak bekerja. Contoh
keluarga yang diambil adalah yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes dan Kedung
Badak. Teknik pengambilan contoh pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Berikut terdapat pada Gambar 2 teknik pengambilan contoh yang
digunakan.
Kota Bogor
Purposive
Kecamatan Tanah Sareal
Kelurahan Kebon Pedes
Purposive
Kelurahan Kedung Badak
Purposive
15 keluarga
dengan ibu
bekerja
15 keluarga
dengan ibu tidak
bekerja
15 keluarga
dengan ibu
bekerja
15 keluarga
dengan ibu tidak
bekerja
Purposive
n = 60
Gambar 2 Skema cara pengambilan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan
menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang relevan dengan variabel yang
diteliti meliputi karakteristik keluarga, karakteristik remaja, gaya pengasuhan ibu,
dan kualitas interaksi saudara kandung dengan skala pengukuran dari masingmasing dimensi pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Data
sekunder yang diambil berupa gambaran umum lokasi penelitian, seperti data dari
BPS serta data kecamatan dan kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian.
Data gaya pengasuhan ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner
adaptasi dari Robinson (1995) dengan modifikasi penulis, menggunakan teori
Baumrind (1991) yang dikelompokkan menjadi empat dimensi yaitu, otoritatif,
otoritarian, permisif, dan tidak terlibat. Dimensi otoritatif, otoritarian, dan
permisif terdiri dari 13 item pernyataan, dan dimensi tidak terlibat terdiri 8 item
pernyataan dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, dari tidak pernah
hingga selalu. Hasil uji reliabilitas pada instrumen menunjukkan nilai Cronbach’s
alpha 0.529, dengan nilai Cronbach’s alpha pada dimensi otoritatif sebesar 0.797,
dimensi otoriter sebesar 0.585, dimensi permisif sebesar 0.290, dan dimensi tidak
terlibat sebesar 0.569.
6
Data interaksi saudara kandung diperoleh dengan menggunakan kuesioner
adaptasi dari Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) Furman dan Buhrmester
(1990) dengan modifikasi penulis dan memiliki nilai Cronbach’s alpha sebesar
0.796 (0.803 untuk remaja dan 0.754 untuk saudara kandung). Variabel ini
dikelompokkan menjadi tiga dimensi, yaitu status atau kekuatan, kehangatan, dan
konflik/persaingan dengan jumlah item pertanyaan yang berbeda-beda tiap
dimensi. Dimensi status atau kekuatan terdiri dari dimensi turunan nurturance dan
dominance, yang dituangkan dalam 12 item pernyataan dengan nilai Cronbach’s
alpha 0.611 (0.638 untuk remaja dan 0.609 untuk saudara kandung). Dimensi
kehangatan terdiri dari dimensi turunan intimacy, affection, pro-sosial,
companionship, similary, dan admiration, yang dituangkan dalam 21 item
pernyataan dengan nilai Cronbach’s alpha 0.611 (0.638 untuk remaja dan 0.609
untuk saudara kandung). Dimensi konflik/persaingan terdiri dari dimensi turunan
quarreling, antagonism, competition, dan parents partiality, yang dituangkan
dalam 15 item pernyataan dengan nilai Cronbach’s alpha 0.688 (0.541 untuk
remaja dan 0.671 untuk saudara kandung). Variabel penelitian, jenis data, skala
data, dan sumber informasi lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel penelitian, jenis data, skala, jumlah pertanyaan, dan teknik
pengambilan data
No.
Variabel penelitian
Jenis
Jumlah
data pertanyaan
1. Karakteristik keluarga
Primer
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Jumlah anggota keluarga
2. Karakteristik remaja:
Primer
- Jenis kelamin
- Usia
- Pendidikan
- Uang saku
3. Konstelasi keluarga:
Primer
- Rentang usia
- Urutan kelahiran
- Jenis kelamin
- Jumlah saudara kandung
4. Gaya pengasuhan ibu
Primer
1. Otoritatif
2. Otoriter
3. Permisif
4. Tidak terlibat
Diadaptasi dari kuesioner
Robinson (1995)
menggunakan teori
Baumrind (1991) dengan
dengan modifikasi penulis
5. Interaksi saudara kandung Primer
1. Kehangatan
2. Status atau kekuatan
3. Konflik/persaingan
Diadaptasi dari Sibling
Relationship Questionnaire
(SRQ) Furman &
Buhrmester (1990) dengan
modifikasi penulis
Skala
1
1
1
1
1
Rasio (tahun)
Rasio
Rasio
Rasio (Rp/bulan)
Rasio
1
1
1
1
Nominal
Rasio (tahun)
Rasio (tahun)
Rasio (Rp/bulan)
1
1
1
1
Rasio (tahun)
Ordinal
Ordinal
Rasio (bulan)
13
13
13
8
Ordinal (1-5)
1. Tidak pernah
2. Jarang
3. Kadang-kadang
4. Sering
5. Selalu
1.
12
21
15
2.
3.
4.
5.
Teknik
Sumber
pengambilan
informasi
data
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Kuesioner dan Remaja
wawancara
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Kuesioner dan Ibu
wawancara
Tidak sama sekali/ Kuesioner dan Remaja dan
selalu saudara
wawancara
saudara
Jarang/ seringkali
kandung
saudara
Biasa/ sama
Sering/ seringkali
saya
Sangat sering/
selalu saya
7
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian diolah melalui
beberapa tahapan, yaitu proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning, serta
analyzing data. Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif dan inferensia.
Analisis inferensia yang digunakan meliputi uji beda rata-rata, uji korelasi, dan uji
regresi. Sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka semakin
positif nilai variabelnya. Setelah itu dijumlahkan dan selanjutnya dikategorikan
dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan menggunakan
interval kelas.
Pengolahan data
Pengelompokkan data dilakukan setelah data penelitian diperoleh. Data
karakteristik keluarga meliputi usia orang tua dan saudara kandung, pendidikan
orang tua dan saudara kandung, pekerjaan orang tua, pendapatan ibu dan
pendapatan per kapita keluarga, serta jumlah anggota keluarga. Usia ayah dan ibu
dikelompokkan dalam kategori usia menurut Hurlock (1980) meliputi kategori
usia dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-61 tahun), dan dewasa akhir
(>61 tahun), sedangkan usia saudara kandung dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu
anak-anak (≤12 tahun), remaja (13-18 tahun), dan dewasa (>18 tahun). Pada
pendidikan orang tua dan saudara kandung dikategorikan ke dalam enam
pendidikan terakhir orang tua yaitu, (1) Tidak sekolah; (2) SD/sederajat; (3)
SMP/sederajat; (4) SMA/sederajat; (5) D1/D2/D3, dan (6) S1/S2/S3.
Pengkategorian pekerjaan orang tua dan saudara kandung dikategorikan menjadi
13 jenis pekerjaan seperti: (1) Tidak bekerja; (2) Wiraswasta; (3) PNS; (4)
Pegawai Swasta; (5) TNI; (6) Buruh; (7) Pengajar; (8) Supir; (9) BUMN; (10)
BUMD; (11) PRT; (12) Pelajar; dan (13) Mahasiswa. Pendapatan keluarga
didapat dari pendapatan per kapita keluarga per bulan dengan menjumlahkan
pendapatan semua anggota keluarga yang bekerja dalam keluarga dibagi dengan
banyaknya anggota keluarga di dalam keluarga, yang dikategorikan ke dalam lima
kategori dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan interval
kelas sebagai berikut: (1) ≤Rp596 000; (2) Rp596 001-Rp1 072 000; (3) Rp1 072
001-Rp1 548 000; (4) Rp1 548 001-Rp2 024 000; dan (5) >Rp2 024 000.
Karakteristik remaja meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan uang
saku. Jenis kelamin remaja dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan. Usia
remaja dikategorikan kedalam usia remaja awal 12-15 tahun menurut Gunarsa
(2004). Pendidikan remaja dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kelas. Uang
saku didapat dari uang saku per bulan yang diterima remaja dan dikategorikan
menjadi tiga kategori dengan menggunakan teknik skoring secara normatif dengan
interval kelas, yaitu: (1) ≤Rp216 667; (2) Rp216 668-Rp358 333; dan (3) >Rp358
333. Konstelasi keluarga meliputi beda usia, urutan lahir, jumlah saudara, dan
jenis kelamin. Beda usia responden dengan saudara kandung dibagi ke dalam tiga
kategori, meliputi: (1)