Gaya Pengasuhan Ibu, Kelekatan dengan Teman Sebaya, dan Konsep Diri Remaja pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja

GAYA PENGASUHAN IBU, KELEKATAN DENGAN TEMAN
SEBAYA, DAN KONSEP DIRI REMAJA PADA KELUARGA
IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

DIAN FEBRINA NAIBAHO

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Gaya Pengasuhan Ibu,
Kelekatan dengan Teman Sebaya dan Konsep Diri Remaja pada Keluarga Ibu
Bekerja dan Tidak Bekerja adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Dian Febrina Naibaho
NIM I24090010

RINGKASAN
DIAN FEBRINA NAIBAHO. Gaya Pengasuhan Ibu, Kelekatan dengan Teman
Sebaya, dan Konsep Diri Remaja pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja.
Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI dan ALFIASARI.
Populasi remaja semakin meningkat berdasarkan data BPS (2012) yang
menunjukkan bahwa jumlah remaja Indonesia sekitar 64 juta orang atau besarnya
hampir mencapai 26.47 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah remaja yang
cukup banyak tentu saja memerlukan perhatian khusus terkait perkembangan
remaja dan berbagai permasalahannya. Salah satu aspek yang harus dicapai dalam
masa perkembangan remaja adalah pemahaman tentang konsep diri positif agar
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan yakin terhadap identitas dirinya.
Dalam pencarian identitas diri diharapkan remaja dapat membentuk konsep diri
yang positif karena akan berpengaruh terhadap pemikiran, perilaku, serta
pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar (Santrock 2007). Dalam proses

perkembangan remaja, keluarga dan lingkungan sosial seperti kelompok teman
sebaya memiliki peranan penting dalam memenuhi tugas perkembangannya
(Santrock 2007). Data angkatan kerja partisipasi perempuan berdasarkan
golongan umur dan jenis kelamin (BPS 2011) menunjukkan adanya peningkatan
sebanyak 2 493 768 jiwa jumlah perempuan yang bekerja terhitung dari bulan
Agustus 2010 sampai dengan Februari 2011. Fenomena ini mengindikasikan
adanya perbedaan pengasuhan yang diterapkan antara ibu bekerja dan tidak
bekerja. Berkurangnya waktu yang diberikan oleh ibu kepada anak juga dapat
memicu terjadinya penyimpangan sosial karena remaja berada pada kondisi
kurangnya pengawasan dan batasan dari orang tua. Selain keluarga, kelompok
teman sebaya dapat membantu anak untuk menemukan gambaran diri remaja
sehingga remaja dapat menilai dan mengevaluasi dirinya. Keterbatasan waktu ibu
bekerja dalam berinteraksi dengan anak (Tambingon 1999) dan pemanfaatan
waktu remaja yang lebih banyak dengan kelompok teman sebaya memerlukan
kajian lebih lanjut tentang peran kelompok teman sebaya terhadap konsep diri
remaja berdasarkan status pekerjaan ibu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
hubungan gaya pengasuhan, kelekatan dengan teman sebaya dan konsep diri
remaja pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja..
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik remaja
dan keluarganya pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja; (2) membedakan

gaya pengasuhan, kelekatan dengan teman sebaya dan konsep diri remaja pada
keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja; (3) menganalisis hubungan karakteristik
keluarga dan karakteristik remaja dengan gaya pengasuhan; (4) menganalisis
hubungan karakteristik keluarga dan karakteristik remaja dengan kelekatan teman
sebaya; (5) menganalisis pengaruh karakteristik keluarga termasuk status
pekerjaan ibu , karakteristik remaja, gaya pengasuhan, dan kelekatan dengan
teman sebaya terhadap konsep diri remaja.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan tema
“Interaksi Keluarga dan Perkembangan Remaja” yang menggunakan desain crosssectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan
Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi penelitian dipilih
secara purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki jumlah
keluarga pada tingkat KS-II terbanyak se-Kota Bogor. Penentuan KS-II

didasarkan pada salah satu kriteria yaitu minimal satu anggota keluarga bekerja.
Kelurahan Kebon Pedes (22 329 jiwa) dan Kedung Badak (27 381 jiwa) dipilih
karena memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Tanah Sareal (BPS
Bogor 2011). Oleh karena itu, kelurahan tersebut diduga memiliki populasi anak
usia remaja dengan ibu bekerja atau tidak bekerja yang lebih banyak dibandingkan
kelurahan lain. Pengambilan data dilakukan dari bulan April hingga Mei 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga lengkap di Kota Bogor yang

memiliki anak usia remaja awal (12-15 tahun) yang masih duduk di bangku SMP.
Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah stratified random sampling
secara purposive, yaitu tahap penentuan wilayah penelitian dipilih secara
purposive dan penentuan contoh dipilih secara acak dengan jumlah sampel yang
telah ditentukan dengan pertimbangan tertentu. Jumlah contoh yang diambil
adalah 50 keluarga dari Keluarga Ibu Bekerja (KIB) dan 50 keluarga dari
Keluarga Ibu Tidak Bekerja (KITB) dengan pertimbangan jumlah tersebut telah
memenuhi syarat pengolahan data secara statistik. Responden dalam penelitian ini
adalah ibu dan remaja.
Hasil penelitian menemukan tidak terdapat perbedaan antara gaya
pengasuhan, kelekatan dengan teman sebaya, dan konsep diri remaja pada
keluarga dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. Pada keluarga ibu bekerja,
pendidikan ibu dan pendapatan per kapita yang semakin tinggi berhubungan
positif dengan gaya pengasuhan otoritatif. Pada keluarga ibu tidak bekerja, jenis
kelamin berhubungan negatif dengan gaya pengasuhan tidak terlibat, pendidikan
ibu berhubungan positif dengan gaya pengasuhan otoritatif dan otoriter.
Hubungan yang negatif antara usia remaja pada keluarga ibu bekerja dengan
kelekatan teman sebaya juga ditemukan dalam penelitian ini. Pada keluarga ibu
bekerja, hubungan yang positif dan signifikan terjadi antara gaya pengasuhan
otoritatif dengan konsep diri dimensi moral, serta gaya pengasuhan otoriter

berhubungan negatif dengan kelekatan teman sebaya dan konsep diri remaja
dimensi fisik. Selain itu, terdapat hubungan yang positif antara kelekatan teman
sebaya dengan konsep diri remaja. Pada keluarga ibu tidak bekerja, gaya
pengasuhan permisif berhubungan negatif signifikan dengan konsep diri remaja
dan terdapat hubungan yang positif antara kelekatan teman sebaya dengan konsep
diri remaja. Hasil uji pengaruh menunjukkan uang saku remaja berpengaruh
negatif signifikan sedangkan pendapatan per kapita, gaya pengasuhan otoritatif,
dan kelekatan teman sebaya berpengaruh positif signifikan terhadap konsep diri
remaja.
Berdasarkan hasil penelitian, orang tua sebaiknya memperhatikan pola
pengasuhan yang telah diterapkan dan dampaknya pada perkembangan remaja.
Orang tua juga perlu untuk membina hubungan baik dengan merespon perasaan
dan kebutuhan anak, memberikan pujian, menghargai pendapat anak serta
meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak. Hasil penelitian
menunjukkan kelekatan remaja dengan teman sebaya berhubungan positif dengan
konsep diri remaja. Dengan demikian remaja sebaiknya memilih teman yang
dapat mendukung pembentukan konsep diri yang positif. Hasil lainnya
menunjukkan uang saku yang semakin tinggi berpengaruh negatif terhadap
konsep diri remaja, sehingga perlu bagi orang tua untuk memberikan uang saku
kepada remaja sesuai dengan kebutuhannya. Perlu dilakukan penelitian lanjut


tentang gaya pengasuhan dilihat dari persepsi anak dan ayah terhadap
pembentukan konsep diri remaja.
 

Kata kunci: kelekatan teman sebaya, pengasuhan otoritatif, pengasuhan otoriter,
pengasuhan permisif, pengasuhan tidak terlibat

ABSTRAK
DIAN FEBRINA NAIBAHO. Gaya Pengasuhan Ibu, Kelekatan dengan Teman
Sebaya, dan Konsep Diri Remaja pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja.
Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI dan ALFIASARI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya pengasuhan ibu
dan kelekatan dengan teman sebaya terhadap konsep diri remaja pada keluarga
ibu bekerja dan tidak bekerja. Contoh penelitian adalah keluarga ibu bekerja dan
tidak bekerja yang memiliki remaja berusia 12-15 tahun yang tinggal di Kelurahan
Kebon Pedes dan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh
diambil secara acak sebanyak 100 keluarga yang terdiri dari 50 keluarga ibu
bekerja dan 50 keluarga ibu tidak bekerja untuk dilakukan wawancara dengan
kuesioner. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin, usia remaja, usia orang tua, pendapatan per kapita keluarga,
gaya pengasuhan otoritatif, pengasuhan otoriter, pengasuhan permisif, dan
kelekatan teman sebaya dengan konsep diri remaja. Berdasarkan hasil uji regresi,
faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri remaja adalah uang saku remaja,
pendapatan per kapita, gaya pengasuhan otoritatif, dan kelekatan dengan teman
sebaya.
Kata kunci: : kelekatan teman sebaya, pengasuhan otoritatif, pengasuhan otoriter,
pengasuhan permisif, pengasuhan tidak terlibat

ABSTRACT
DIAN FEBRINA NAIBAHO. Parenting Style of Mother, Peer Attachment, and
Adolescent’s Self Concept of Working and Nonworking Mother Families.
Supervised by DIAH KRISNATUTI and ALFIASARI.
The aims of this study was to analyze the influence of parenting style of
mother and peer attachment on adolescent’s self-concept. Sample of this research
were the families with working and nonworking mother had teenager child which
is aged 12-15 years who lived in Kebon Pedes and Kedung Badak Village, Tanah
Sareal, Bogor City. There were 100 families selected randomly consisting of 50
working mother families and 50 nonworking mother families that were
interviewed by questionnaire. The result of corellation test showed there were

significant relationships between gender, age of parents and adolescents, family’s
income, authoritative parenting, authoritarian parenting, permissive parenting, and
peer attachment with adolescent’s self concept. Based on regression test, it was
found that variables influenced adolescent’s self concept were adolescent’s
allowance, families’s socio-economic, authoritative parenting style, and peer
attachment.
Keyword : peer attachment, authoritative parenting, authoritarian parenting,
permissive parenting, uninvolved parenting

GAYA PENGASUHAN IBU, KELEKATAN DENGAN TEMAN
SEBAYA, DAN KONSEP DIRI REMAJA PADA KELUARGA
IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA

DIAN FEBRINA NAIBAHO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Gaya Pengasuhan Ibu, Kelekatan dengan Teman Sebaya, dan
Konsep Diri Remaja pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja
Nama
: Dian Febrina Naibaho
NIM
: I24090010

Disetujui oleh

Dr Ir Diah Krisnatuti, MS
Pembimbing I

Alfiasari, S.P., MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Nama

: Dian Febrina Naibaho

NIM

: I24090010

Tempat/Tanggal Lahir: Pangururan, 23 Februari 1991
Jenis Kelamin


: Perempuan

Anak ke

: 3 dari 6 bersaudara

Agama

: Kristen

Alamat

: Jalan Sisingamangaraja 8 Pasar lama Pangururan, Samosir

No. Telpon/HP

: 081297220146/083196221760

Alamat Email

: dianfebrinaibaho@gmail.com

Nama Orangtua

: Ayah

Pendidikan

: Parinsan Naibaho

Pekerjaan

: Pedagang

Ibu

: Norinta Siboro

Pekerjaan

: Pedagang

: 1. SD Negeri Inpres Pangururan Lulus Tahun 2003
2. SMP Swasta Budi Mulia Pangururan Lulus Tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Pangururan Lulus Tahun 2009

Tahun Masuk IPB

: 2009

Minor/SC

: SC

 

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan judul Gaya Pengasuhan Ibu, Kelekatan dengan Teman Sebaya dan Konsep
Diri Remaja pada Keluarga Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja sejak bulan April
sampai September 2013 di daerah Tanah Sareal, Kota Bogor. Terima kasih dan
rasa hormat penulis ucapkan kepada:
1.
Dr Ir Diah Krisnatuti, MS dan Alfiasari, S.P, MSi selaku pembimbing
skripsi yang telah dengan ikhlas banyak meluangkan waktu, pikiran serta
kesabaran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan perbaikan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ir Djamaluddin MSc selaku
pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis sejak awal masuk
kuliah hingga sekarang.
2.
Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi selaku pemandu seminar, Dr Ir Dwi
Hastuti MSc dan Netti Hernawati, SP MSi selaku penguji yang telah
memberikan banyak saran demi perbaikan skripsi ini. Seluruh dosen
pengajar dan staf IKK FEMA atas kebersamaan dan ilmu yang telah
diberikan.
3.
Bapak Parinsan, ibu Norinta, kakak Junasri, abang Windra, dan adik-adik
tersayang Lestari, Johannes, dan Erikson atas segala jerih payah, doa,
kesabaran, dan kasih sayang tak terbalas yang senantiasa diberikan demi
keberhasilan penulis.
4.
Teman dan sahabat terbaik Evi, Fascah, Putri dan Yanti yang selalu
memberikan semangat dan doa. KPA PMK IPB, Omda ParSamosir IPB, dan
teman penghuni Kosan Happy Home Fitri, Anise, Olga, Surtong, Mart, Sri
Elisabeth, Mbak Eva dan Mbak Ika yang selalu memberikan motivasi dan
berbagi suka duka bersama.
5.
Teman seperjuangan penelitian, Susanti, Pramasandya RN, Feni Puspitasari,
dan Siti Holilah atas waktu, kebersamaan, motivasinya, dan dukungannya.
Rekan-rekan IKK 46 untuk kebersamaannya selama penulis menempuh
pendidikan S1 di Departemen IKK, IPB.
6.
Semua pihak yang belum disebutkan, yang telah memberikan kontribusi
dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Harapan penulis adalah semoga skripsi ini memberikan ilmu yang bermanfaat.
Bogor, September 2013
Dian Febrina Naibaho

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN



Latar Belakang



Tujuan Penelitian



KERANGKA PEMIKIRAN



METODE



Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian



Jumlah dan Cara Pemilihan Responden



Jenis dan Cara Pengumpulan Data



Pengolahan dan Analisis Data



Definisi Operasional



HASIL DAN PEMBAHASAN



Gambaran Umum Lokasi Penelitian



Karakteristik Keluarga dan Remaja

10 

Gaya Pengasuhan Ibu

11 

Kelekatan dengan Teman Sebaya

11 

Konsep Diri Remaja

11 

Hubungan Antarvariabel

13 

Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Remaja, Gaya Pengasuhan, dan
Kelekatan dengan Teman Sebaya terhadap Konsep Diri Remaja
15 
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

16 
18 

Simpulan

18 

Saran

19 

DAFTAR PUSTAKA

19 

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

27

DAFTAR TABEL
1
2
3

Variabel Penelitian, jenis serta skala data dan cara pengumpulannya
Jenis data dan pengkategorian data
Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi variabel
karakteristik keluarga dan remaja pada kedua kelompok remaja
4 Sebaran orang tua pada kedua kelompok remaja berdasarkan tingkat
pendidikan
5 Nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan hasil uji
beda variabel skor pengasuhan ibu
6 Sebaran remaja berdasarkan kelekatan remaja dengan teman sebaya
7 Sebaran remaja berdasarkan dimensi konsep diri dan status ibu
bekerja
8  Koefisien korelasi antara karakteristik remaja dan keluarga dengan
skor gaya pengasuhan pada KIB dan KITB
9 Koefisien korelasi antara karakteristik remaja dan keluarga dengan
skor kelekatan teman sebaya pada remaja KIB dan KITB
10 Hubungan antara gaya pengasuhan, kelekatan teman sebaya dan
konsep diri remaja KIB
11 Hubungan antara gaya pengasuhan, kelekatan teman sebaya dan
konsep diri remaja KITB
12 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsep diri remaja



10 
10 
11 
11 
12 
13 
14 
14 
15 
15 

DAFTAR GAMBAR
1
2

Kerangka Pemikiran Penelitian
Skema cara pengambilan contoh




DAFTAR LAMPIRAN


Sebaran ibu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan persepsi gaya
pengasuhan otoritatif dan otoriter yang menjawab sering dan selalu
2  Sebaran ibu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan persepsi gaya
pengasuhan permisif dan tidak terlibat yang menjawab sering dan
selalu
3  Sebaran remaja berdasarkan kelekatan dengan teman sebaya yang
menjawab setuju dan sangat setuju
4  Sebaran remaja berdasarkan konsep diri yang menjawab sesuai dan
sangat sesuai

22 
23 
24 
25 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu aset sumber daya manusia penting untuk
mempersiapkan generasi penerus yang akan meningkatkan kualitas bangsa agar
lebih maju dan berkembang. Populasi remaja semakin meningkat berdasarkan
data BPS (2012) yang menunjukkan bahwa jumlah remaja Indonesia sekitar 64
juta orang atau besarnya hampir mencapai 26.47 persen dari total penduduk
Indonesia. Jumlah remaja yang cukup banyak tentu saja memerlukan perhatian
khusus terkait perkembangan remaja dan berbagai permasalahannya. Pada masa
remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat serta adanya peralihan dari masa kanakkanak sehingga remaja harus mempersiapkan diri dan perlunya penyesuaian
mental dalam menghadapinya (Hurlock 1980). Salah satu aspek yang harus
dicapai dalam masa perkembangan remaja adalah pemahaman tentang konsep diri
positif agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan yakin terhadap
identitas dirinya. Suatu konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja hanya
terdapat di dalam pikirannya namun mempunyai pengaruh yang besar terhadap
keseluruhan perilaku yang akan ditampilkannya (Gunarsa 1989).
Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian individu
terhadap dirinya baik dari segi fisik, psikis dan perilaku yang dipengaruhi oleh
penilaian dari orang lain. Dalam pencarian identitas diri diharapkan remaja dapat
membentuk konsep diri yang positif karena akan berpengaruh terhadap pemikiran,
perilaku, serta pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar (Santrock 2007).
Hasil pengamatan Pudjijogyanti (1995) dalam Pautina (2012) menyatakan bahwa
terdapat banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam pelajaran namun bukan
disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah,
tetapi oleh perasaaan tidak mampu dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu,
konsep diri memiliki arti penting bagi seorang individu karena dengan adanya
konsep diri individu dapat mempersepsikan diri dan lingkungan, mempengaruhi
perilaku, dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan yang diperoleh dalam
kehidupannya.
Dalam proses perkembangan remaja, keluarga dan lingkungan sosial seperti
kelompok teman sebaya memiliki peranan penting dalam memenuhi tugas
perkembangannya (Santrock 2007). Keluarga merupakan tempat utama dan
pertama seorang individu untuk mendapatkan bimbingan, pendidikan, maupun
keterampilan untuk bekal di masa depannya. Proses pengasuhan yang dilakukan
oleh orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak baik dalam
perkembangan fisik, sosial, emosi, kemandirian, bahasa maupun kognitif. Sunarti
(2004) mendefenisikan gaya pengasuhan sebagai pola perilaku orang tua yang
paling menonjol atau yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari
termasuk dalam menanamkan nilai-nilai hidup, mengajarkan keterampilan hidup,
dan dalam mengelola emosi.
Pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua tentu akan melibatkan interaksi
yang terjadi antara orang tua dengan anak. Kondisi ibu yang bekerja dalam sektor
publik mengakibatkan intensitas waktu yang diberikan oleh ibu kepada anak akan
semakin sedikit. Data angkatan kerja partisipasi perempuan berdasarkan golongan

2
umur dan jenis kelamin (BPS 2011) menunjukkan adanya peningkatan sebanyak
2 493 768 jiwa jumlah perempuan yang bekerja terhitung dari bulan Agustus 2010
sampai dengan Februari 2011. Fenomena ini mengindikasikan adanya perbedaan
pengasuhan yang diterapkan antara ibu bekerja dan tidak bekerja. Hasil penelitian
Tambingon (1999) menunjukkan bahwa status ibu yang bekerja lebih baik pola
interaksinya dengan anak daripada ibu yang tidak bekerja. Meskipun jika dilihat
dari jumlah waktu yang tersedia, jumlah waktu untuk bersama dengan anak lebih
lama pada ibu yang tidak bekerja. Hal ini sejalan dengan dengan pernyataan Lamb
(1981) di dalam Tambingon (1999) bahwa kualitas pengasuhan dan interaksi lebih
penting dibandingkan dengan kuantitasnya. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004)
remaja membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian dari orang tua terutama
ibu untuk menciptakan interaksi timbal balik, komunikatif, dan dialogis. Pada
keluarga dengan ibu bekerja, peran tersebut dapat menjadi terganggu karena
kurangnya waktu di rumah, sehingga kelekatan emosi yang diberikan oleh ibu
semakin berkurang serta perhatian atas tahapan perkembangan anak juga semakin
minim (Astrini 2012). Berkurangnya waktu yang diberikan oleh ibu kepada anak
juga dapat memicu terjadinya penyimpangan sosial karena remaja berada pada
kondisi kurangnya pengawasan dan batasan dari orang tua.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmaisya, Latifah, dan Alfiasari
(2011) ditemukan adanya keterkaitan antara konsep diri dan gaya pengasuhan
yang diterima oleh atlet muda yaitu gaya pengasuhan yang otoritatif mempunyai
hubungan yang nyata dan positif dengan konsep diri dan motivasi berprestasi atlet
muda. Sejalan dengan hasil penelitian Wittenborn (2002) yang menunjukkan
bahwa gaya pengasuhan memiliki beberapa dampak pada kenakalan remaja
dimana pengasuhan orang tua yang otoritatif berhubungan signifikan dengan
rendahnya kenakalan remaja dibandingkan dengan pengasuhan yang otoriter dan
permisif. Dengan fenomena ibu bekerja yang semakin meningkat maka perlu ada
kajian empiris bagaimana peran pengasuhan terhadap konsep diri berdasarkan
status pekerjaan ibu.
Selain keluarga, kelompok teman sebaya dapat membantu anak untuk
menemukan gambaran diri remaja sehingga remaja dapat menilai dan
mengevaluasi dirinya. Di dalam memahami konsep dirinya, remaja akan mulai
mendekatkan diri pada teman-teman yang memiliki rentang usia yang sebaya
dengan dirinya. Hubungan antara remaja dengan kelompok teman sebaya
memberikan umpan balik bagi remaja bagaimana seharusnya bersikap dan
mengevaluasi diri dan orang lain (Santrock 2007). Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ristianti (2008) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja.
Kebersamaan remaja dengan teman sebayanya menyebabkan remaja memperoleh
nasehat, saran dan informasi yang diperlukan dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi. Menurut penelitian Bester (2007) di dalam Ghozaly, Krisnatuti, dan
Alfiasari (2012) kurangnya waktu remaja untuk bersosialisasi dapat memberikan
dampak negatif terhadap perkembangan sosial dan kepribadian remaja karena
kelompok teman sebaya akan menciptakan lingkungan sosial yang mengajar dan
mengasah tanggung jawab sosial.
Penelitian Prihatina, Latifah, dan Rahmayani (2012) yang menunjukkan
bahwa sebesar 70,9 persen remaja pada tahapan remaja pertengahan di Bogor
(siswa SMA) memiliki konsep diri negatif pada sub dimensi tingkah laku diri

3
sosial. Remaja seharusnya dapat mengembangkan konsep diri positif di dalam
membangun interaksi yang baik dengan lingkungan sosial. Keterbatasan waktu
ibu bekerja dalam berinteraksi dengan anak (Tambingon 1999) dan pemanfaatan
waktu remaja yang lebih banyak dengan kelompok teman sebaya memerlukan
kajian lebih lanjut tentang peran kelompok teman sebaya terhadap konsep diri
remaja berdasarkan status pekerjaan ibu.
Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan gaya pengasuhan, kelekatan dengan teman
sebaya dan konsep diri remaja pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja.
Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi bagi orang tua mengenai
pengaruh gaya pengasuhan dan kelekatan teman sebaya terhadap konsep diri
remaja pada ibu bekerja dan tidak bekerja sehingga informasi tersebut menjadi
bahan pertimbangan orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan yang efektif
diterapkan untuk kalangan remaja untuk mencapai perkembangan anak yang
maksimal dan diharapkan dapat membantu remaja mengembangkan konsep diri
positif melalui interaksi dan kelekatan dengan kelompok teman sebaya.
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengidentifikasi karakteristik keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja.
Membedakan gaya pengasuhan, kelekatan dengan teman sebaya dan konsep
diri remaja pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja
Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan karakteristik remaja
dengan gaya pengasuhan orang tua.
Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan karakteristik remaja
dengan kelekatan dengan teman sebaya.
Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga termasuk status pekerjaan ibu,
karakteristik remaja, gaya pengasuhan, dan kelekatan dengan teman sebaya
terhadap konsep diri remaja.

KERANGKA PEMIKIRAN
Orang tua mempunyai peran penting di dalam pembentukan konsep diri
anak dimana pengasuhan yang diterima oleh anak akan berkontribusi besar
terhadap pemahaman anak tentang dirinya sendiri. Gaya pengasuhan menurut
Baumrind (2008) dibagi menjadi empat yaitu authoritaritative, authoritarian,
permissive dan ungengaged (uninvolved) parents. Keempat gaya pengasuhan yang
diterapkan akan melekat pada diri seorang anak. Karakteristik keluarga dan
individu akan menentukan gaya pengasuhan di lingkungan keluarga. Selanjutnya
pengasuhan yang diterapkan keluarga akan membentuk perilaku dan pengalaman
dari interaksi orang tua dan anak yang selanjutnya dipelajari oleh anak sehingga
akan membentuk konsep diri anak. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman dan
interaksi individu dengan orang lain terutama dengan lingkungan terdekatnya
(Fitts 1971). Perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak membawa
pengaruh terhadap konsep diri, baik konsep diri ke arah positif maupun negaitf.
Pada penelitian sebelumnya oleh Herniati (2011) menemukan bahwa orang tua

4
yang menerapkan gaya pengasuhan yang relatif baik atau otoritatif maka semakin
positif pula konsep diri yang dimiliki oleh remaja.
Pada masa remaja, pengaruh teman sebaya juga sangat kuat pada diri remaja
karena pada umumnya remaja lebih sering berinteraksi dengan teman sebayanya.
Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa remaja cenderung akan membentuk
kelompok dan sebagian waktu akan dihabiskan dengan melakukan interaksi
bersama teman kelompoknya tersebut. Baik lingkungan, pengalaman, dan
pengasuhan orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
konsep diri remaja (Desmita 2009). Keluarga dan lingkungan sosial seperti
hubungan pertemanan sebagai lingkungan mikrosistem anak atau lingkungan
terdekat anak yang menjadi tempat anak bertumbuh dan berkembang membentuk
pola kebiasaan hidup karena anak banyak berinteraksi dan belajar dari lingkungan
tersebut. Pada kerangka pemikiran, karakteristik remaja yaitu usia, jenis kelamin,
uang saku dan karakteristik keluarga seperti pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, pendapatan orang tua, usia orang tua, besar keluarga diduga
berhubungan dengan gaya pengasuhan yang diterima oleh remaja dan kelekatan
teman sebaya yang selanjutnya diduga akan mempengaruhi konsep diri remaja.
Keterkaitan antara karakteristik remaja, karakteristik keluarga, gaya pengasuhan,
kelekatan teman sebaya dan konsep diri yang menjadi kerangka penelitian yang
akan dilakukan disajikan pada Gambar 1.

-

Karakteristik Keluarga :
Pendidikan orang tua
Pekerjaan orang tua
Status pekerjaan ibu
Pendapatan keluarga
Usia orang tua
Besar keluarga

-

Gaya Pengasuhan :
Authoritative
Authoritarian
Permissive
Uninvolved

Karakteristik Remaja :
- Usia
- Jenis kelamin
- Uang saku

Kelekatan Teman Sebaya :
- Kepercayaan
- Komunikasi
- Pengasingan

Konsep Diri :
- Identitas diri
- Tingkah laku
- Kepuasan diri

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

5

METODE
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan tema
“Interaksi Keluarga dan Perkembangan Remaja” yang menggunakan desain crosssectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan
Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi penelitian dipilih
secara purposive dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki jumlah
keluarga pada tingkat KS-II terbanyak se-Kota Bogor. Penentuan KS-II
didasarkan pada salah satu kriteria yaitu minimal satu anggota keluarga bekerja.
Kelurahan Kebon Pedes (22 329 jiwa) dan Kedung Badak (27 381 jiwa) dipilih
karena memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Tanah Sareal (BPS
Bogor 2011). Oleh karena itu, kelurahan tersebut diduga memiliki populasi anak
usia remaja dengan ibu bekerja atau tidak bekerja yang lebih banyak dibandingkan
kelurahan lain. Pengambilan data dilakukan dari bulan April hingga Mei 2013.
Jumlah dan Cara Pemilihan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga lengkap di Kota Bogor yang
memiliki anak usia remaja awal (12-15 tahun) yang masih duduk di bangku SMP.
Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah stratified random sampling
secara purposive, yaitu tahap penentuan wilayah penelitian dipilih secara
purposive dan penentuan contoh dipilih secara acak dengan jumlah sampel yang
telah ditentukan dengan pertimbangan tertentu (Gambar 2). Kerangka sampel
yang diperoleh berjumlah 412 keluarga dari Kelurahan Kebon Pedes dan 230
keluarga dari Kelurahan Kedung Badak. Jumlah contoh yang diambil adalah 50
keluarga dari Keluarga Ibu Bekerja (KIB) dan 50 keluarga dari Keluarga Ibu
Tidak Bekerja (KITB) dengan pertimbangan jumlah tersebut telah memenuhi
syarat pengolahan data secara statistik. Responden dalam penelitian ini adalah ibu
dan remaja. Berikut ini disajikan pada Gambar 2 teknik pengambilan contoh yang
digunakan.
Kota Bogor

Purposive

Kecamatan Tanah Sareal

Purposive

Kelurahan Kebon
Pedes

Remaja pada
KIB (n=25)

Kelurahan Kedung
Badak

Remaja pada
KITB (n=25)

Remaja pada
KIB (n=25)

Remaja pada
KITB (n=25)

n = 100

Gambar 2 Skema cara pengambilan contoh

Purposive

Stratified
Random
Sampling
Purposive

6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu
kuesioner yang meliputi karakteristik remaja (usia, jenis kelamin, dan uang saku),
karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pendapatan, dan besar keluarga), gaya pengasuhan, kelekatan dengan teman
sebaya dan konsep diri remaja. Data sekunder yang dikumpulkan mengenai
gambaran umum lokasi menurut lokasi penelitian. Variabel penelitian, skala data,
jenis data dan cara pengumpulan data ditampilkan secara ringkas pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1 Variabel Penelitian, jenis serta skala data dan cara pengumpulannya
Variabel
Karakteristik Remaja:

Skala Data

 Usia
 Jenis kelamin
 Uang saku

Rasio
Nominal

Jenis Data

Cara Pengumpulan Data

Primer

Wawancara
menggunakan kuesioner

Primer

Wawancara
menggunakan kuesioner

Rasio

Karakteristik Keluarga:







Pendidikan orang tua
Status pekerjaan orang tua
Pendapatan keluarga
Usia orang tua
Besar keluarga
Kelekatan Teman Sebaya
Konsep Diri Remaja
Gaya Pengasuhan Ibu
Jumlah keluarga dengan anak
usia remaja awal (SMP)

Ordinal
Nominal
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal
Ordinal
Ordinal

Primer
Primer
Primer

Rasio

Sekunder

Keadaan Umum Lokasi

Rasio

Sekunder

Data Dasar Keluarga di
Kelurahan
Data Demografi
Kecamatan

Instrumen gaya pengasuhan diadaptasi dari Robinson et al. (1995) dan
dimodifikasi peneliti yang berjumlah 47 pernyataan terbagi masing-masing 13
pernyataan untuk pengasuhan otoritatif, otoriter, permisif dan 8 penyataan untuk
pengasuhan tidak terlibat. Instrumen otoritatif memiliki Cronbach’s alpha 0.53.
Kelekatan dengan teman sebaya diukur menggunakan kuesioner dari
Armsden dan Greenberg (1987) yang berjudul “Inventory of Parent and Peer
Attachment” (IPPA), berjumlah 25 pernyataan dan diringkas peneliti menjadi 20
pernyataan yang terdiri dari masing-masing 8 pernyataan kepercayaan dan
komunikasi, dan 4 pernyataan pengasingan. Instrumen yang digunakan memiliki
nilai Cronbach’s alpha 0.80.
Sementara itu, konsep diri diukur menggunakan kuesioner berbentuk skala
yang mengacu pada instrumen skala konsep diri Tennessee Self-Concept Scale
(TSCS) yang disusun oleh Fitts (1971) dan dimodifikasi oleh Hapsari (2001) dan
peneliti mengenai konsep diri remaja yang terdiri atas 5 dimensi, yaitu fisik,
moral, personal, keluarga, dan sosial yang dilihat dari tiga aspek berikut yaitu

7
pengamatan identitas, tingkah laku, dan kepuasan diri. Instrumen konsep diri
secara keseluruhan berjumlah 50 pernyataan dan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.89.

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui proses editing, coding,
scoring, entry data,cleaning data, dan analisis data. Penilaian terhadap data
persepsi gaya pengasuhan yaitu semakin tinggi persentase dari skor yang
diperoleh pada suatu gaya pengasuhan tertentu maka semakin orang tua
menerapkan gaya pengasuhan tersebut.
Data kelekatan dengan teman sebaya yaitu jawaban dari masing-masing
pertanyaan dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah skor maksimal pada masingmasing dimensi, kemudian dipersentasekan dan dikelompokkan. Pengelompokan
dibagi 2 kategori yaitu positif (≤50%) dan negatif (>50%). Setelah itu, ketiga
dimensi tersebut dikelompokkan ke dalam 4 subskala yaitu:
1.
Secure, yaitu nilai kepercayaan positif, komunikasi positif dan
pengasingan negatif.
2.
Ambivalent, terdiri dari empat kemungkinan yaitu :
nilai kepercayaan positif, komunikasi negatif, dan pengasingan negatif;
nilai kepercayaan positif, komunikasi negatif, dan pengasingan positif;
nilai kepercayaan negatif, komunikasi positif, dan pengasingan positif;
nilai kepercayaan negatif, komunikasi positif, dan pengasingan negatif.
3.
Avoidant, yaitu nilai kepercayaan negatif, komunikasi negatif, dan
pengasingan positif.
4.
Disorganized, yaitu nilai kepercayaan, komunikasi, dan pengasingan
negatif atau diindikasikan nilai kepercayaan, komunikasi, dan pengasingan
positif.
Data konsep diri diolah seperti halnya pada kelekatan dengan teman sebaya.
Konsep diri dikategorikan menjadi 2 yaitu kategori positif (skor >125) dan
kategori negatif (skor ≤125). Penentuan persentase pada tiap dimensi variabel
diukur menggunakan rumus skor indeks.

Persentase Skor Indeks =

Skor Aktual – Skor Min. Ideal
Skor Maks. Ideal – Skor Min. Ideal

Keterangan:
Skor Aktual = skor yang diperoleh dalam hasil penelitian
Min
= Minimum
Maks
= Maksimum

x 100%

8
Jenis data dan pengkategorian data ditampilkan secara ringkas pada Tabel 2
berikut.
Tabel 2 Jenis data dan pengkategorian data
Jenis Data
Karakteristik remaja
 Usia (tahun)
 Jenis kelamin
 Uang saku (Rupiah)/hari

Kategori Pengukuran
Remaja awal usia 12-15 tahun (Hurlock 1980)
[1]Laki-laki, [2]Perempuan
[1]Rendah (2000-9700), [2]Sedang (9701-17400),
[3]Tinggi (17401-25000)

Karakteristik Keluarga
 Usia orang tua (tahun)

 Pendidikan orang tua
 Jenis pekerjaan orang tua
 Pendapatan keluarga (Rupiah)
 Besar Keluarga (orang)

Gaya Pengasuhan
Kelekatan dengan Teman Sebaya
Konsep Diri

Hurlock (1980) :
[1]Dewasa muda (18-40 tahun), [2]Dewasa madya
(41-60 tahun), [3]Dewasa tua (>60)
[1]Tidak sekolah, [2]Tamat SD/sederajat, [3]Tamat
SMP/sederajat, [4]Tamat SMA/sederajat, [5]Tamat
Akademi/PT/sederajat
[1]PNS, [2]Pegawai swasta, [3]Wiraswasta, [4]Tidak
bekerja, [5]Lainnya (Buruh, Jasa, Pedagang,
Pembantu Rumah Tangga (PRT), Supir)
Garis Kemiskinan Pusdalisbang Bogor (2011) :
[1]Miskin (≤214338), [2]Tidak miskin ( >214338)
BKKBN :
[1]Keluarga kecil (≤4 orang), [2]Keluarga sedang
(5-7 orang), [3]Keluarga besar (≥8 orang)
Authoritative,
Authoritarian
,
Permissive,
Uninvolved (Baumrind 2008)
Secure, Ambivalent, Avoidant, Disorganized
Positif , Negatif

Analisis Data
Analisis hubungan antar variabel dilakukan secara statistik deskriptif dan
statistik inferensia. Analisis secara deskriptif dilakukan untuk melihat rata-rata
dan standar deviasi dari setiap variabel. Analisis inferensia yang digunakan adalah
uji beda independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan gaya pengasuhan,
kelekatan dengan teman sebaya, dan konsep diri remaja berdasarkan status ibu
bekerja dan tidak bekerja; uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan
antarvariabel; dan uji regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antar
variabel sesuai dengan tujuan penelitian.

Definisi Operasional
Gaya pengasuhan adalah perlakuan orang tua kepada remaja yang diterapkan
secara terus menerus.
Gaya pengasuhan authoritative adalah orang tua memberi kehangatan kepada
anak namun tetap tegas di dalam menerapkan batasan.

9
Gaya pengasuhan authoritarian adalah orang tua bersikap kaku terhadap
anak, banyak menetapkan batasan terhadap anak dan adanya dimensi
kehangatan yang minim.
Gaya pengasuhan permissive adalah orang tuabersikap hangat dan
komunikatif terhadap anak tetapi memberikan batasan yang sedikit terhadap
tingkah laku.
Gaya pengasuhan uninvolved adalah orang tua tidak peduli terhadap anak
dimana kontrol perilaku maupun dimensi kehangatan tidak diterapkan.
Kelekatan dengan Teman Sebaya adalah ikatan emosional yang dibentuk
remaja dengan kelompok teman sebayanya (peer group) yang meliputi tiga
dimensi, yaitu kepercayaan, komunikasi dan pengasingan.
Kepercayaan adalah perasaan aman dan percaya oleh remaja bahwa teman
sebayanya bisa memenuhi kebutuhannya, serta timbulnya perasaan saling
tergantung terhadap temannya.
Komunikasi adalah kemampuan teman sebaya untuk dapat memahami kondisi
remaja sehingga membantu menciptakan ikatan emosi yang kuat diantara
keduanya.
Pengasingan adalah penghindaran dan penolakan oleh figur lekat (teman
sebaya).
Konsep diri adalah pandangan individu memandang dirinya secara positif
maupun negatif yang dilihat dari dimensi fisik, moral, personal, kelurag dan
sosial yang dilihat dari sisi pengamatan identitas diri, tingkah laku, dan
kepuasan yang dirasakan oleh anak.
Konsep diri positif adalah konsep diri yang baik, dilihat dari hasil skor yang
dicapai remaja lebih tinggi pada pernyataan-pernyataan positif dalam
instrumen konsep diri.
Konsep diri negatif adalah konsep diri yang tidak baik, dilihat dari hasil skor
yang dicapai remaja lebih tinggi pada pernyataan-pernyataan negatif dalam
instrumen konsep diri.
.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Pedes dan
Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Secara
Geografis, luas wilayah Kelurahan Kebon Pedes yaitu 1.04 km2 dengan ketinggian
±250M, sedangkan luas wilayah Kelurahan Kedung Badak yaitu 1.95 km2dengan
ketinggian ±350-450M. Dari segi demografi, jumlah penduduk Kelurahan Kebon
Pedes sebanyak 22 329 jiwa dengan 5 961 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari
13 Rukun Warga (RW) dan 74 Rukun Tetangga (RT). Kelurahan Kedung Badak
memiliki jumlah penduduk sebanyak 27 381 jiwa dan 6 996 KK yang terdiri dari
14 RW dan 99 RT.

10
Karakteristik Keluarga dan Remaja
Sebagian besar remaja pada keluarga ibu bekerja (KIB) adalah perempuan
(52%) sedangkan satu dari dua remaja pada keluarga ibu tidak bekerja (KITB)
berjenis kelamin laki-laki (52%). Berdasarkan hasil penelitian, usia rata-rata
remaja KIB adalah 13.76 tahun dan pada KITB adalah 13.56 tahun. Hampir
separuh remaja KIB (48%) dan hampir dua dari tiga remaja KITB (62%) diberi
uang saku antara Rp9 701-17 400 setiap hari.
Usia ayah KIB (68%) dan KITB (74%) berada pada kategori usia dewasa
madya (41-60 tahun) dengan rata-rata usia 45.36 tahun pada KIB dan 44.68 tahun
pada KITB. Rata-rata usia ibu pada KIB adalah 41.04 tahun dan 40.24 tahun pada
KITB. Pada kedua kelompok rata-rata tergolong pada kategori keluarga sedang
(5-7 orang). Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
pendapatan keluarga KIB dan KITB yaitu rata-rata pendapatan KIB lebih tinggi
dibandingkan KITB (Tabel 1).
Tabel 3 Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi variabel
karakteristik keluarga dan remaja pada kedua kelompok remaja
Variabel
Usia remaja (tahun)
Uang saku (Rp 000)
Usia ayah (tahun)
Usia ibu (tahun)
Besar Keluarga (orang)
Pendapatan per kapita
(Rp 000)***)
Keterangan :

***

Min
12.0
2.0
32.0
30.0
3.0

Max
15.0
25.0
67.0
55.0
9.0

81.2

2 000

KIB
Rataan±SD
13.7±1.0
10.0±4.9
45.3±7.2
41.0±5.0
4.9±1.28
733.9±521.8

Min
12.0
2.0
36.0
30.0
3.0

Max
15.0
20.0
60.0
52.0
9 .0

KITB
Rataan±SD
13.5±1.0
9.3±3.7
44.6±5.5
40.2±5.1
5.3±1.4

83.3

980.0

379.5±199.7

) uji beda t-test signifikan pada p