2.6. Analisa Gaya Pada Main Bearing
Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada peluncur dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Diagram benda bebas piston
Pada gambar 2.8 dapat dilihat bahwa F
PY
merupakan gaya yang terjadi pada titik P untuk komponen vertikal dan F
PX
merupakan gaya yang terjadi pada titik P untuk komponen horizontal. Karena HONDA REVO menggunakan mesin untuk
tipe horizontal, sehingga gaya yang ditimbulkan akibat pembakaran gas F
g
dan gaya inersia yang ditimbulkan m
p
a
p
dikategorikan menjadi komponen horisontal. Sehingga,
2.10 Sedangkan pada komponen vertikal terdapat berat piston w
p
dan N gaya yang bekerja pada dinding silinder.
P Fg
m
p
a
p
Fp
y
Fp
x
Wp N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada batang hubung atau connecting rod dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Diagram benda bebas connecting rod
Dari gambar 2.9 dapat dilihat connecting rod CP, yang mengalami percepatan angular yang arahnya searah sumbur-z menimbulkan momen inersia I
zz
. Pada connecting rod CP juga terdapat gaya yang terbagi menjadi komponen vertikal
dan horizontal. F
CX
merupakan gaya pada titik C untuk komponen horizontal, sedangkan pada komponen horizontal terdapat F
PX
dan m
c
.a
cgx
yang merupakan gaya inersia untuk komponen horizontal pada connecting rod. Sedangkan F
CY
yang merupakan gaya pada titik C untuk komponen vertikal. Komponen vertikal pada batang hubung ini adalah W
C
berat batang hubung dan m
c
.a
cgy
gaya inersia untuk komponen vertikal.
2.11
Fp
x
Fc
x
m
c
.a
cgx
m
c
.a
cgy
Fp
y
Wc Fc
y
η
C G
P -I
zz
.α
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.12
Karena F
CY
dan F
PY
belum diketahui, dengan menggunakan momen pada titik G.
Karena U + S = L, maka
Sehingga dapat diketahui F
CY
2.14 I
,
zz
didapat dari hasil pengukuran dengan menggunakan software SOLIDWORKS. 2.13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.10 Diagaram benda bebas poros engkol
Gambar diatas merupakan diagram benda bebas untuk poros engkol, analisa yang dilakukan pada poros engkol dengan mengganggap titik berat poros engkol R2,
dan poros engkol tanpa beban imbang counter weight. Karena poros engkol dianggap berputar pada kecepatan konstan, sehingga percepatan sudut poros
engkol dianggap nol.
Fcx
Frx
Fry Fcy
m
pe
.a
gpy
m
pe
.a
gpx
Wpe
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.7. Analisa Torsi