HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2011-2012
KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2011-2012
Oleh:
DIAH INTAN FIRDAUS 201110330311079
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015
(2)
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2011-2012
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh
Diah Intan Firdaus 201110330311079
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
(3)
ii
LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang 19 Juni 2015
Pembimbing I
dr. Indra Setiawan, Sp. THT.KL
Pembimbing II
dr. Kusuma Andriana, Sp.OG
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
(4)
iii Karya Tulis Akhir oleh Diah Intan Firdaus ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 19 Juni 2015
Tim Penguji
dr. Indra Setiawan, Sp. THT.KL , Ketua
dr. Kusuma Andriana, Sp.OG , Anggota
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Rinitis alergi dengan Obtructive Sleep Apnea pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2011-2012”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr. Moch Ma,ruf, Sp.OG selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sis, Sp. KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
(6)
v
5. dr. Indra Setiawan, Sp. THT.KL selaku Pembimbing I atas bimbingan, ketelitian, dukungan, saran dan bantuan maupun kesabaran dan waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
6. dr. Kusuma Andriana, Sp. OG selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran, bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
7. dr. Suharto, Sp.Rad selaku Penguji atas saran, kritik dan bimbingannya dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
8. Staff Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 9. Orang tuaku tercinta Muallimin dan Henik Z yang selama ini menjadi
motivator terbesar untuk menjalani kuliah, memberikan dukungan dan senantiasa mendoakan penulis.
10.Adikku Herlin Kurnia Fitri dan Tiara Nabila yang telah mendukung dan selalu memotivasi dalam penyelesaian karya tulis ini.
11.Mas Muhammad Afifudin yang telah membantu, mendukung dan selalu memotivasi dalam penyelesaian karya tulis ini.
12.Sahabat-sahabat ( Dwi Arista, Nasrul Nasehati, Vonny Riska, Hana Hikma, Enggar Ayu, Gunawan Saputro, Ayu yuztia) yang selalu menolong di saat susah, selalu mendukung dan saling memotivasi, semoga kita semua sukses dan tetap menjadi keluarga.
13.Pak Iwan analis yang tiada lelah membantu dan membimbing dalam pengolahan data dalam penyelesaian karya tulis ini.
(7)
vi
14.Semua teman-teman FK UMM angkatan 2011 yang menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran
15.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu
.
Malang, 28 Juni 2015
(8)
vii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENGUJI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN ... DAFTAR LAMPIRAN ………. BAB 1 PENDAHULUAN ...
1.1. Latar Belakang ... 1.2. Rumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian ... 1.3.1. Tujuan umum ... 1.3.2. Tujuan khusus ... 1.4. Manfaat Penelitian ... 1.4.1. Manfaat klinis ... 1.4.2. Manfaat akademis ... 1.4.3. Manfaat masyarakat ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...
2.1 Obstructive Sleep Apnea (OSA)... 2.1.1 Definisi... ... 2.1.2 Etiologi... 2.1.3 Epidemiologi... ... 2.1.4 Patofisiologi... 2.1.5 Gambaran Klinis ... 2.1.6 Diagnosis ... 2.1.7 Penatalaksanaan... 2.2 Rinitis Alergi ...
2.2.1 Definisi... ii iii iv vii ix xii xiii xiv xv 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 7 8 10 10 14 18 18
(9)
viii
2.2.2 Etiologi... 2.2.3 Klasifikasi... ... 2.2.4 Patofisiologi... 2.2.5 Manifestasi Klinis... 2.2.6 Diagnosis... 2.2.7 Penatalaksanaan... 2.2.8 Komplikasi... 2.3 Hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea ...
2.3.1 Hubungan gejala rhinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea ... 2.3.2 Pengaruh Rinitis alergi terhadap gangguan tidur... BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN...
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 3.2 Hipotesis Penelitian ... BAB 4 METODE PENELITIAN...
4.1 Jenis Penelitian ... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4.2.1 Lokasi Penelitian... 4.2.2 Waktu Penelitian... 4.3 Populasi dan Sampel ... 4.3.1 Populasi ... 4.3.2 Sampel ... 4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 4.3.4 Karakteristik Sampel Penelitian ... 4.3.4.1Kriteria Inklusi ... 4.3.4.2Kriteria Eksklusi ... 4.3.5 Variabel Penelitian ...
4.3.5.1Variabel Bebas ... 4.3.5.2Variabel Tergantung ... 4.3.5.3Variabel Kontrol... 4.3.5.4Definisi Operasional ... 4.4 Instrumen Penelitian...
18 19 20 22 22 24 26 26 26 28 30 30 32 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 34 34 34 34 34 34 35
(10)
ix
4.5 Prosedur Penelitian ... 4.5.1 Alur Penelitian ... 4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 4.6 Analisa Data ... BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA...
5.1 Hasil penelitian... 5.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 5.1.3 Distribusi Responden berdasarkan Insiden OSA pada Responden yang Menderita Rinitis Alergi... 5.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Gejala Rinitis Alergi yang Menyebabkan OSA... 5.2 Analisa Data ...
5.2.1 Uji Chi-square... BAB 6 PEMBAHASAN... BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN...
7.1 Kesimpulan... 7.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA ...
36 36 36 36 38 38 38 39 39 40 41 42 48 48 49 50
(11)
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1.
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Faktor pro inflamasi yang mempengaruhi tidur dan gejala... Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin... Distribusi Responden Berdasarkan Insiden OSA yang Menderita Rinitis Alergi... Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Gejala Rinitis Alergi yang Menyebabkan OSA... Analisa Data Uji Chi-square...
29
38
39
39
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Patogenesis OSA... 9 Gambar 2.2
Gambar 2.3 Gambar 5.2 .
Oral applinces... Hubungan Rinitis Alergi dengan Osa ... Diagram Distribusi Responden Menurut Kelompok gejala Rintis Alergi...
17 27
(13)
xii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
OSA = Obstructive Sleep Apnea REM = Rapid Eye Movement nREM = Non Rapid Eye Movement ECG = Electrocardiogram EEG = Electroenchepalogram EMG = Electromyogram EOG = Electroocculogram AHI = Apnea Hipopnea Index
CPAP = Continuous Positive Air Pressure THT = Telinga Hidung Tenggorokan IPAP = Internal Positive Air Pressure EPAP = Eksternal Positive Air Pressure PPOK = Penyakit Paru Obstruktif Kronis UPPP = Uvulopalatopharingoplasty APC = Antigen presenting sel PG2D = Prostaglandin
VCAM = Vascular Cell Adhesio Molecul
ECP = Eosinophilic Cationic Protein
EDP =Eosinophilic Derrived Protein EPO = Eosinophilic peroxide
(14)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Permohonan bersedia menjadi responden... . 53
Lampiran 2 Persetujuan menjadi responden……… 54
Lampiran 3 Kuseioner ARIA... 55
Lampiran 4 Kuesioner Berlin ... 56
Lampiran 5 Data Penelitian... 59
Lampiran 6 Analisa Data... 64
(15)
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Albarrak M., Banno K., Sabbagh A.,Delaive K, Walld R., Manfreda J., Kryger H.M.,2005, Utilization of Healthcare Resource in Obstructive Sleep Apnea
Syndrome: a 5 year Follo-up Study in Men Using CPAP, SLEEP, Vol 28
(9).
American Lung Association, 2010, Obstructive Sleep Apnea or Sleep-Disordered
Breathing, State of Lung Disease in Diverse Communities, di akses pada
25 Mei 2014, <http:// www.lungusa.org 1-800-LUNG-USA>.
American Thoracic Society, 2009, Obstructive Sleep Apnea in Adult, diakses pada 25 Mei 2014, http://www.thoracic.org/sections/education/patient-education/patient-information-series/resources/en/sleep-studies.pdf
Angier E., Wallington J.,Scadding G.,Holmes S., Walker S.,2010, Management of allergic and non- allergic rhinitis: a primary care summary of the BSACI
guideline, Primary Care Respiratory Journal, Vol 19(3), pp 217-222.
Astuti P, Yunus F, Antariksa B, Ratnawati, 2011, Prevalensi dan Gejala Klinis Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada Pasien Asma, J Indon Med Assoc, Vol 61 (7)
Boese, LT Martin L.,Ransom,CPT Ryan K.,Roadfuss, LCDR Robert J, et al, 2014,Utility of the Berlin Questionnaire to Screen for Obstructive Slepp
Apnea Among Patients Receiving Intravenous Sedation for
Colonoscopy,AANA Journal Vol 82, No 1
Campana L, Eckert J.D, Patel R.S, Malhotra A., 2010, Pathophiology & Genetics
of Obstructive Sleep Apnoea, Indian J Med Res 131, pp 176-187
Celik Aysegul Onerbay, MD., Isik Abdulcemal Umit, MD., Ural Ahmed, MD., et al, 2010, Prevalence and Risk Factors of Snoring, Obstructive Sleep Apnea Symptoms, and Excesssive Daytime Somnolen in Trabzon,
Karadeniz Teknik Universitesy Tip Fakultesi, KBB AD, Trabzn, Turkey
;9(4)
Chirakalwasan N.,Ruxrungtham K,2014, The Linkage of Allergic Rhinitis and
Obstructive Sleep Apnea, Asian Pac J Allergy Immunol 32;276-86
Chirinous Julio A, M.D.,PHD.,Gurubhagavatula Indira,M.D.,Teff Karen,Ph.D., et
al., 2014, CPAP, Weight Loss, or Both for Obstructive Sleep Apnea, N
Engl J Med; 370:2265-2275
Craig J Timothy., Jeffrey L, et al, 2004, The Correlation Between Rhinitis Alergi
(16)
xv
Deguzman, David A, Battcher, Chatrine N, et al, 2013, Alergic Rhinitis.Michigan: Guideline for Clinical Care Ambulatory Faculty Group Practice, Quality Management Program University of Michigan.
Deraz E.T.,2010, Immunopathogenesis of allergic Rhinitis,Egypt J Pediatr
Allergy Immunol, Vol 8 (1): 3-7.
Epstein J.L, Kristo D, Strollo J.P., Friedman N.,Malhotra A., Susheel P., Patil, Ramar K., Rogers R., et al.,2005, Clinical Guideline for the Evaluation,
Management and Long- term Care of Obstructive Sleep Apnea in Adults,
Journal of Clinical Sleep Medicine, Vol 5 (3).
Irawati,N.,Kasakeyan,E,Rusmono,N,2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher,Edisi keenam.,Jakarta: FKUI,bab IV Hal 128-134
Jimenez F.R., RomeroG.P., Martinez LL.J., LM. Teran., 2012, Allergic Rhinitis, Department of Immunogenetic and Allergy, Instutio Nacional de
Enfermedades Respiratotorias Mexico, diakses pada 5 September 2014,
http://dx.doi.org/10.4172/2155-6121.S5-006.
Kendzerska T., Ger.shon A., Hawker G., Leung R., Tomlinson G.,2014, Obstructive Sleep Apnea and Risk of Cardiovascular Event and All-Cause
Mortality: A Decade-Long Historial Cohort Study, DOI: 10.1371/
journal.pmed.1001599
Lakhani N., Nort,M, and Ellis A.K, 2012. Review Article: Clinical Manifestasion
of Allergic Rhinitis,Kingston: Department of Medicare Queets University,
Kingston On Canada.
Lam J.C.M, Sharma S. K, Lam B., 2010, Obstructive sleep apnoea: Definitions,
epidemiology & natural history, Indian J Med Res 131, pp 165-170.
Lumbanraja, P. L. H., 2007, Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi di Departemen THT-KL FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, Medan: Universitas Sumatera Utara, Hal 69-70
Maesana,Isabella Annesi, Eric Bateman, Ali Ben Kheder, 2008, Allergic Rhinitis
Impact On Asthma 2008 Update, Canada, WHO and Global Allergy and
Asthma European Nework
Mansfield D.,McEvoy,R Doug, 2013, Sleep Disorder: A Pratical Guide For
Australian Health Care Practicioner. The Medical Journal Of Australia,
volume 199. No 8
Nugraha, Prasetya Yulian, 2011, Prevalensi Dan Faktor Resiko Rinitis Alergi Pada Siswa Sekolah Umur 16-19 tahun Di Kodya Semarang, Semarang: Universitas Diponegoro, Hal 4-5.
(17)
xvi
Nunes, Ines C.,Dirceu,Sole.,2010, Allergic Rhinitis:Indicators of Quality of Life, Journal Brasileiro de Pneumologia, Vol 36,No 1
Pawankar, Ruby.,Mori, Sachiko.,Chika Ozu., Satoko Kimura,2011, Overview on
the Pathomechanisms of Allergic, Asia Pacific of Allergy, Asthma and
Clinical Imumunology, 1: 157-167
Plaut M.,Valentine D.M.,2005, Allergic Rhinitis, The New England Journal of
Medicine, Vol 352: 1934-44.
Pratiwi Mey F.,2008, Hubungan Antara Riwayat Alergi Keluarga, Lama Sakit Dan Hasil Tes Kulit dengan Jenis dan Beratnya Rinitis Alergi, Semarang: Universitas Diponegoro, Hal 4-5.
Punjabi, Naresh M,2008, The Epidemiology of Adult Obstructive Sleep Apnea, Divison of Pulmonary and CriticalCare Medicine, Johns Hopkins
University,Baltimore, Maryland, Vol 5, pp 136-143
Reinhard,E, Palandeng D,I,Pelealu O,C,B,2013, Rinitis alergi di Poliklinik THT-KL BLU RSU Prof Dr Kandau Manado Periode Januari 2010- Desember 2012. Tersedia dalam http://e journal Unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3280.
Rimmer J.,Hellgren J.,2012, Allergic Rhinitis and Its Impact on Sleep, Woolcock Institute and University of Sydney, Departement of ENT, Sydney.
Sardana,Niti.,Craig J, Timothy,2011, Congestion and Sleep Impairment in
Allergic Rhinitis, Asian Pac J Allergy Immunol 29;297-306
Sharma.K.S, Ahluwalia G., 2010, Epidemiology of adult obstructive sleep apnoea
syndrome in India, Indian J Med Res 131, pp 171-175
Storms W., 2008, Allergic Rhintis- Induced Nasal Congestion : its impact on
sleep quality, Primary Care Respiratory Journal, Vol 17 (1).
Strollo J.P, Rogers M.R., 2013, Obstructive Sleep Apnea, The New England Journal Of Medicine, Vol 334 (2).
Small P., Kim H.,2011, Allergic Rhinitis, Allergy, Asthma & Clinical
Immunology, diakses pada 26 September 2014,
http://www.aacijournal.com/content/7/S1/S3.
Strollo,Patrick J., Soose,Ryan J., Maurer,Joachim T.,et al, 2014, Upper Airway
Stimulayion for Obstructive Sleep Apnea, The New England journal of
(18)
xvii
Zancanella E.,Haddad FM.,Oliveira LAMP.,Nakasato A., Duarte BB.,Soarces CFP., Cahali MB et al, 2014, Obstructive Sleep Apnea and Primary
(19)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Gangguan napas saat tidur (Obstruktive Sleep Apnea, OSA) adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas saat tidur. OSA diakibatkan karena penyempitan sebagian ataupun seluruhnya dari tenggorokan yang dapat menyebabkan henti napas 10 sampai 20 detik atau beberapa kali dalam satu malam (Lam et al., 2010) . Gangguan napas saat tidur berhubungan dengan penurunan kualitas hidup dan dapat memicu timbulnya sejumlah penyakit berbahaya seperti meningkatkan risiko dua kali terkena hipertensi, jantung koroner, stroke pada usia muda, disfungsi seksual, bahkan kematian mendadak (Boese et al.,2014).
Diperkirakan lebih dari 12 juta orang dewasa memiliki gangguan napas saat tidur. OSA lebih sering terjadi pada laki-laki dengan 1 dari 25 laki-laki setengah baya menderita OSA dibandingkan 1 dari 50 wanita setengah baya. Prevalensi OSA meningkat setidaknya 1 dari 10 orang yang berusia di atas 60 tahun (American Lung Association, 2010).
Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai sasaran utama (Jimenez et al., 2012). Pada rinitis alergi dapat ditemui gejala hidung gatal, bersin-bersin, rinorea dan obstruksi hidung (Irawati et al., 2007).
(20)
2
Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang sangat biasa terjadi. Prevalensi rinitis alergi di Amerika lebih dari 20- 40 juta, kira-kira 26% pada popoulasi di Inggris, dan 10-25 % pada populasi dunia. Prevalensi di Eropa sekitar 10-15 %, di Thailand sekitar 20%, di Jepang sekitar 10% dan di New Zealand 25% (Storms, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reinhard dkk yang dilakukan di RSU Prof.Dr. R.D Kandau Manado didapatkan jumlah kasus rinitis alergi terbanyak pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu 23,92% dari jumlah (Reinhard et al, 2013).
Rinitis alergi merupakan penyakit yang sangat mengganggu dikarenakan gejalanya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya, selain membutuhkan biaya pengobatan yang relatif mahal, masalah emosi dan gangguan pada sosial, juga bersifat rekuren, kronis dan progresif. Penyakit ini selain merugikan penderita secara pribadi, namun juga akan merugikan individu sebagai sumber daya manusia (Rimmer dan Hellgren, 2012).
Hubungan antar Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea didapatkan bahwa dalam penderita Rinitis alergi mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena
Obstructive Sleep Apnea karena pada Rinitis alergi terjadi penyumbatan hidung
yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas yang terjadi secara berulang sehingga aliran udara ke paru-paru menjadi terhambat (Storms., 2008)
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA).
(21)
3
1.2Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea Pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktive Sleep
Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin Rinitis alergi pada Mahasiswa FK UMM 2011-2012
2. Untuk mengetahui insiden Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep
Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
3. Untuk mengetahui kelompok distribusi gejala klinis Rinitis alergi pada Obstructive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis
Memberikan informasi tentang hubungan Rinitis alergi dengan
Obstructive Sleep Apnea.
1.4.2 Manfaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran. 2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
(22)
4
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terjadinya
Obstructive Sleep Apnea pada penderita Rinitis Alergi sehingga dapat
(1)
xvi
Nunes, Ines C.,Dirceu,Sole.,2010, Allergic Rhinitis:Indicators of Quality of Life, Journal Brasileiro de Pneumologia, Vol 36,No 1
Pawankar, Ruby.,Mori, Sachiko.,Chika Ozu., Satoko Kimura,2011, Overview on the Pathomechanisms of Allergic, Asia Pacific of Allergy, Asthma and Clinical Imumunology, 1: 157-167
Plaut M.,Valentine D.M.,2005, Allergic Rhinitis, The New England Journal of Medicine, Vol 352: 1934-44.
Pratiwi Mey F.,2008, Hubungan Antara Riwayat Alergi Keluarga, Lama Sakit Dan Hasil Tes Kulit dengan Jenis dan Beratnya Rinitis Alergi, Semarang: Universitas Diponegoro, Hal 4-5.
Punjabi, Naresh M,2008, The Epidemiology of Adult Obstructive Sleep Apnea, Divison of Pulmonary and CriticalCare Medicine, Johns Hopkins University,Baltimore, Maryland, Vol 5, pp 136-143
Reinhard,E, Palandeng D,I,Pelealu O,C,B,2013, Rinitis alergi di Poliklinik THT-KL BLU RSU Prof Dr Kandau Manado Periode Januari 2010- Desember
2012. Tersedia dalam http://e journal
Unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3280.
Rimmer J.,Hellgren J.,2012, Allergic Rhinitis and Its Impact on Sleep, Woolcock Institute and University of Sydney, Departement of ENT, Sydney.
Sardana,Niti.,Craig J, Timothy,2011, Congestion and Sleep Impairment in Allergic Rhinitis, Asian Pac J Allergy Immunol 29;297-306
Sharma.K.S, Ahluwalia G., 2010, Epidemiology of adult obstructive sleep apnoea syndrome in India, Indian J Med Res 131, pp 171-175
Storms W., 2008, Allergic Rhintis- Induced Nasal Congestion : its impact on sleep quality, Primary Care Respiratory Journal, Vol 17 (1).
Strollo J.P, Rogers M.R., 2013, Obstructive Sleep Apnea, The New England Journal Of Medicine, Vol 334 (2).
Small P., Kim H.,2011, Allergic Rhinitis, Allergy, Asthma & Clinical Immunology, diakses pada 26 September 2014, http://www.aacijournal.com/content/7/S1/S3.
Strollo,Patrick J., Soose,Ryan J., Maurer,Joachim T.,et al, 2014, Upper Airway Stimulayion for Obstructive Sleep Apnea, The New England journal of Medicine 370;139-49
(2)
xvii
Zancanella E.,Haddad FM.,Oliveira LAMP.,Nakasato A., Duarte BB.,Soarces CFP., Cahali MB et al, 2014, Obstructive Sleep Apnea and Primary Snoring :diagnosis, Braz.j.otorhinolaryngol.vol 80 no 1.
(3)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Gangguan napas saat tidur (Obstruktive Sleep Apnea, OSA) adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas saat tidur. OSA diakibatkan karena penyempitan sebagian ataupun seluruhnya dari tenggorokan yang dapat menyebabkan henti napas 10 sampai 20 detik atau beberapa kali dalam satu malam (Lam et al., 2010) . Gangguan napas saat tidur berhubungan dengan penurunan kualitas hidup dan dapat memicu timbulnya sejumlah penyakit berbahaya seperti meningkatkan risiko dua kali terkena hipertensi, jantung koroner, stroke pada usia muda, disfungsi seksual, bahkan kematian mendadak (Boese et al.,2014).
Diperkirakan lebih dari 12 juta orang dewasa memiliki gangguan napas saat tidur. OSA lebih sering terjadi pada laki-laki dengan 1 dari 25 laki-laki setengah baya menderita OSA dibandingkan 1 dari 50 wanita setengah baya. Prevalensi OSA meningkat setidaknya 1 dari 10 orang yang berusia di atas 60 tahun (American Lung Association, 2010).
Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai sasaran utama (Jimenez et al., 2012). Pada rinitis alergi dapat ditemui gejala hidung gatal, bersin-bersin, rinorea dan obstruksi hidung (Irawati et al., 2007).
(4)
2
Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang sangat biasa terjadi. Prevalensi rinitis alergi di Amerika lebih dari 20- 40 juta, kira-kira 26% pada popoulasi di Inggris, dan 10-25 % pada populasi dunia. Prevalensi di Eropa sekitar 10-15 %, di Thailand sekitar 20%, di Jepang sekitar 10% dan di New Zealand 25% (Storms, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reinhard dkk yang dilakukan di RSU Prof.Dr. R.D Kandau Manado didapatkan jumlah kasus rinitis alergi terbanyak pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu 23,92% dari jumlah (Reinhard et al, 2013).
Rinitis alergi merupakan penyakit yang sangat mengganggu dikarenakan gejalanya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya, selain membutuhkan biaya pengobatan yang relatif mahal, masalah emosi dan gangguan pada sosial, juga bersifat rekuren, kronis dan progresif. Penyakit ini selain merugikan penderita secara pribadi, namun juga akan merugikan individu sebagai sumber daya manusia (Rimmer dan Hellgren, 2012).
Hubungan antar Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea didapatkan bahwa dalam penderita Rinitis alergi mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena Obstructive Sleep Apnea karena pada Rinitis alergi terjadi penyumbatan hidung yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas yang terjadi secara berulang sehingga aliran udara ke paru-paru menjadi terhambat (Storms., 2008)
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA).
(5)
3
1.2Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea Pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin Rinitis alergi pada Mahasiswa FK UMM 2011-2012
2. Untuk mengetahui insiden Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012.
3. Untuk mengetahui kelompok distribusi gejala klinis Rinitis alergi pada Obstructive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis
Memberikan informasi tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea.
1.4.2 Manfaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran. 2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
(6)
4
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terjadinya Obstructive Sleep Apnea pada penderita Rinitis Alergi sehingga dapat menghindari faktor pemicu Rinitis alergi.