Pemindahbukuan Ke Buku Besar Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian

d. Bukti transaksi lain Di samping pengeluaran dan penerimaan uang, perusahaan mungkin melakukan transaksi – transaksi lain. Misalnya, pembelian dan penjualan secara kredit, penyerahan atau penerimaan barang, dan lain – lain. Pembelian dan penjualan secara kredit dibuktikan dengan faktur. Penyerahan dan penerimaan barang dibuktikan dengan bukti pengiriman dan penerimaan barang.

2.2.2. Jurnal Umum

Menurut Soemarso 2004 setiap transaksi dapat dinyatakan dalam debit dan kredit terhadap akun – akun yang ada di buku besar. Nama akun dan jumlah akun yang di debit, dicantumkan pada sisi sebelah kiri, kemudian di bawah agak ke kanan ditulis nama akun dan jumlah yang di kredit. Penyajian dengan cara ini disebut ayat jurnal. Kadang – kadang notasi rupiah dalam ayat jurnal dihilangkan. Setiap ayat jurnal terdiri paling tidak satu akun yang di debit daan satu akun yang di kredit. Jumlah debit harus selalu sama dengan jumlah kredit. Cara pencatatan dengan menggunakan ayat jurnal ini mmerupakan dasar pengenalan sistem akuntansi berganda. Ayat jurnal yang teridiri dua atau lebih akun yang di debit atau di kredit disebut ayat jurnal gabungan.

2.2.3. Pemindahbukuan Ke Buku Besar

Setelah bukti transaksi dicatat dalam jurnal, tahap selanjutnya dalah memindahkan data yang terdapat dalam jurnal ke dalam akun – akun yang bersangkutan di buku besar. Tahap ini disebut pemindahbukuan posting ke buku besar Soemarso 2004.

2.2.4. Neraca Saldo

Dari waktu ke waktu, kesamaan antara debit dan kredit dalam buku besar harus selalu diperiksa. Pada setiap akhir periode akuntansi, hasil pemeriksaan ini diperlihatkan dengan membuat neraca saldo trial balance. Walaupun demikian, kesamaan debit dan kredit dalam neraca saldo tidak selalu berarti bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar. Misalnya, pemindahbukuan ke akun yang salah tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit, walaupun ia tetap merupakan kesalahan Soemarso 2004.

2.2.5. Jurnal Penyesuaian

Anggapan bahwa jumlah – jumlah dalam neraca saldo telah benar tidak berlaku untuk semua akun. Ada beberapa akun tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Salah satu penyebabnya adalah belum dibuatnya dokumen pada akhir periode sehingga transaksi belum dicatat. Contoh mengenai hal ini adalah beban gaji yang terjadi antara hari pembayaran terakhir dan tanggal laporan keuangan. Beban ini biasanya belum dicatat dalam akun gaji. Beban ini pada umunya, dicatat pada waktu dibayar. Walaupun demikian, gaji yang belum saatnya dibayar ini, sudah merupakan beban untuk periode laporan keuangan, sebab jasanya telah diberikan pada periode itu. Keadaan ini menunjukkan adanya utang gaji dan beban gaji yang belum dicatat. Pada saat akan dibuat laporan keuangan, akun beban gaji dan utang gaji perlu disesuaikan. Untuk itu perlu di buatkan ayat jurnal penyesuaian Soemarso 2004. Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dicatat, maka akun dalam neraca saldo akan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Masalahnya sekarang adalah bagaimana merangkum neraca saldo yang telah dibuat sebelumnya, memasukkan ayat jurnal penyesuaian yang dibuat dan menyediakan media untuk penyusunan laporan keuangan. Masalah ini dapat dipecahkan dengan membuat neraca lajur.

2.2.6. Neraca Lajur