Pengaruh Partisipasi Anggota dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Keberhasilan Usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora

(1)

i

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN

KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KPRI DWI

EKSA KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Tiya Ponika Sari NIM 7101407120

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sucihatiningsih DWP, M. Si Drs. Sugiarto

NIP. 196812091997022001 NIP. 130324048

Mengetahui,

Plt. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. H. Muhsin, M.Si NIP. 195411011980031002

Anggota I Anggota II

Dr. Sucihatiningsih DWP., M.Si Drs. Sugiarto

NIP.196812091997022001 NIP. 130324048

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S.Martono, M.Si


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2011

Tiya Ponika Sari NIM. 7101407120


(5)

Sesuatu yang belum dikerjakan, sering kali tampak mustahil; Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)

PERSEMBAHAN:

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Bapak dan ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa demi keberhasilanku. 2. Teman seperjuangan Prodi Koperasi angkatan 2007

terimaksih atas semangat dan motivasinya. 3. Almamater UNNES tercinta


(6)

vi

KATA PENGATAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KPRI DWI EKSA KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA”

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan trima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini, yaitu kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Dr. Partono Thomas, M.S, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Sucihatiningsih DWP, M.Si selaku doseng pembimbing I dan Drs. Sugiarto selaku dosen pembimbing II, yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini.

5. Drs. H. Muhsin, M.Si dosen penguji atas segala saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Sugito, S.Pd selaku ketua koperasi yang telah memberikan ijin penelitian di KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

7. Seluruh anggota dan pengurus KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Bapak dan Ibuku tercinta yang memberikan kasih sayang dan do’a restunya. 9. Adikku Erni dan Tika yang selalu memberikan motivasinya.

10. Teman-teman angkatan 2007 Pendidikan Koperasi yang telah memberi semangat.


(7)

vii

Semoga bantuannya merupakan amal shalih dihadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari siapa saja untuk perbaikan selanjutnya.

Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, September 2011


(8)

viii

SARI

Sari, Tiya, Ponika. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Keberhasilan Usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Sucihatiningsih DWP. M.Si, Pembimbing II: Drs. Sugiarto.

Kata Kunci: Partisipasi Anggota , Kemampuan Manajerial dan Keberhasilan Usaha

KPRI Dwi Eksa merupakan koperasi yang melayani unit usaha simpan pinjam dan unit usaha pertokoan. tujuan suatu koperasi adalah untuk menunjang usaha atau meningkatkan daya beli anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Karena itu yang menjadi ukuran keberhasilan suatu koperasi bukan di tentukan berdasarkan SHU atau laba yang besar melainkan di ukur dari banyaknya anggota atau masyarakat yang memperoleh pelayanan dari koperasi. Jika kebetulan koperasi bisa memperoleh SHU itupun akan di bagikan kepada anggota berdasarkan jasa anggota tersebut terhadap koperasi.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah partisipasi anggota, kemampuan manajerial pengurus dan keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Jepon, (2) adakah pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora secara parsial maupun simultan, (3) seberapa besar pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini menggunakan populasi berjumlah 383 anggota koperasi yang kemudian diambil sampel dengan menggunakan rumus Slovin sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 orang. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) partisipasi anggota (2) kemampuan manajerial pengurus (3) keberhasilan usaha. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, metode dokumentasi dan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif persentase dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan partisipasi anggota, dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap keberhasilan usaha secara parsial maupun simultan dibuktikan dari hasil uji t dan uji F diperoleh signifikansi di bawah 0,05. Secara parsial partisipasi anggota mempunyai pengaruh signifikan dengan thitung sebesar 5,454 sedangkan kemampuan manajerial pengurus juga

berpengaruh signifikan dengan thitung sebesar 5,850. Secara simultan variabel

partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap keberhasilan usaha koperasi dengan Fhitung sebesar 55,529. Sementara itu

berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, partisipasi anggota mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan usaha koperasi


(9)

ix

dengan r2 sebesar 28,09% . Sedangkan kemampuan manajerial pengurus sebesar 31,02%. Secara simultan, partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus mempengaruhi keberhasilan usaha koperasi sebesar 0,594 atau 59,4%, sedang sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh positif antara partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha. Adapun sran yang dapat penulis berikan yaitu perlu ditingkatkan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan usaha atau jasa terutama dalam unit pertokoan karena unit usaha ini dapat meningkatkan pendapatan yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan penelitian ... 6

1.4 Manfaat penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Koperasi ... 9

2.2 Pengertian Partisipasi anggota ... 16

2.3 PengertianKemampuan manajerial pengurus ... 27

2.4 Pengertian keberhasilan usaha koperasi ... 31

2.5 Penelitian terdahulu ... 36

2.6 Kerangka berfikir ... 38

2.7 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Populasi dan Sampel ... 42

3.2 Variabel Penelitian ... 44

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.4 Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN… ... 62

4.1 Gambaran umum KPRI Dwi Eksa ... 62

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 63

4.3 Asumsi Klasik ... 79


(11)

xi

4.5 Uji Hipotesis ... 84

4.6 Koefisien Determinasi ... 86

4.7 Koefisian Determinasi Parsial ... 87

4.8 Pembahasan ... 88

BAB V PENUTUP ... 92

5.1 Simpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Perkembangan KPRI Dwi Eksa ... 4

1.2 Hasil Kegiatan Usaha KPRI Dwi Eksa ... 5

3.1 Hasil Uji Validitas Angket keberhasilan usaha koperasi ... 49

3.2 Hasil Uji Validitas Angket partisipasi anggota ... 49

3.3 Hasil Uji Validitas Angket kemampuan manajerial pengurus ... 50

3.4 Kategori Skor variabel keberhasilan usaha koperasi ... 54

3.5 Kategori Skor variabel partisipasi anggota ... 55

3.6 Kategori Skor kemampuan manajerial pengurus ... 56

4.1 Distribusi Keberhasilan Usaha Koperasi ... 63

4.2 Distribusi Perkembangan Usaha ... 65

4.3 Distribusi Perolehan Sisa Hasil Usaha ... 66

4.4 Distribusi Manfaat Keberadaan Koperasi Bagi Anggota ... 67

4.5 Distribusi Partisipasi Anggota ... 69

4.6 Distribusi Partisipasi Dalam Rapat Anggota Tahunan ... 70

4.7 Distribusi Partisipasi Dalam Permodalan ... 71

4.8 Distribusi Partisipasi Dalam Pemanfaatan Usaha Atau Jasa ... 73

4.9 Distribusi Kemampuan Manajerial Pengurus ... 74

4.10 Distribusi Kemampuan Teknik ... 75

4.11 Distribusi Kemampuan Manusiawi ... 77

4.12 Distribusi Kemampuan Konseptual ... 78

4.13 Hasil perhitungan normalitas ... 79

4.14 Hasil perhitungan uji multikolinieritas ... 81

4.15 Analisis Regresi Linier Berganda ... 83

4.16 Hasil Perhitungan Uji t ... 84

4.17 Hasil Perhitungan Uji F ... 85

4.18 Hasil PerhitunganPengujian Koefisien Determinasi ... 86

4.19 Hasil PerhitunganUji Determinasi Parsial ... 87 Halaman


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tingkatan Manajemen ... 29

2.2 Kerangka Berfikir ... 40

4.1 Keberhasilan usaha koperasi ... 64

4.2 Perkembangan usaha ... 65

4.3 Perolehan sisa hasil usaha ... 66

4.4 Manfaat keberadaan koperasi bagi anggota ... 68

4.5 Partisipasi anggota ... 69

4.6 Partisipasi dalam rapat anggota tahunan... 70

4.7 Partisipasi dalam permodalan ... 72

4.8 Partisipasi dalam pemanfaatan usaha/jasa ... 73

4.9 Kemampuan manajerial pengurus ... 74

4.10 Kemampuan teknik ... 76

4.11 Kemampuan manusiawi... 77

4.12 Kemampuan konseptual... 78

4.13 Pengujian normalitas model regresi... 80

4.14 Uji Heteroskedastisitas ... 82 Halaman


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Perhitungan pengambilan sampel ... 96

2. Kisi-kisi instrument penelitian ... 98

3. Angket Uji Coba Penelitian ... 99

4. Analisis Validitas-Reliabilitas... 108

5. Perhitungan Validitas-Reliabilitas Instrumen ... 111

6. Angket penelitian ... 117

7. Tabulasi Data ... 125

8. Penentuan Kriteria dalam Analisis Deskriptif ... 131

9. Analisis deskriptif persentase... 143

10. Hasil analisis regresi linier berganda ... 151

11. Surat Ijin Penelitian di KPRI Dwi Eksa Kec Jepon Kab Blora ... 158

12. Surat Keterangan Penelitian ... 159 Halaman


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Koperasi sebagai gerakan ekonomi yang tumbuh di masyarakat merupakan organisasi swadaya yang lahir atas kehendak , kekuatan dan partisipasi masyarakat dalam menentukan tujuan, sasaran kegiatan serta pelaksanaannya. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 1 menyebutkan bahwa ekonomi di susun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bentuk unit usaha yang cocok dengan pasal 33 UUD 1945 adalah koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi , dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian). Dalam Undang-Undang ini di sebutkan tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Koperasi mempunyai tujuan memperbaiki kehidupan ekonomi dan kesejahteraan para anggotanya melalui berbagai usaha yang di jalankannya.

Koperasi berusaha memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya, sehingga anggota dapat memanfaatkan jasa-jasa maupun usaha dari koperasinya.


(16)

Koperasi merupakan konsentrasi anggota bukan konsentrasi modal. Koperasi diurus dan dikemudikan oleh anggota-anggotanya sendiri. Maju dan mundurnya, subur dan matinya koperasi tergantung pada partisipasi dari anggota-anggotanya. Sebagai badan usaha, KPRI harus dikelola dengan baik layaknya badan usaha lainnya. Untuk itu, dalam menjalankan usahanya KPRI harus bertindak professional yang memerlukan adanya sistem pertanggung jawaban dan informasi yang relevan serta dapat di andalkan. Hal ini di karenakan bertujuan untuk menjaga segala harta koperasi agar tidak terjadi kecurangan,dan jika terjadi kecurangan maka dapat diperbaiki dengan segera. Semua personil koperasi yang dimulai dari badan pegawas, pengurus ,manajer, karyawan serta anggota dituntut untuk dapat berpartisipasi dalam segala bentuk usaha koperasi agar usaha di KPRI dapat berkembang dan untuk kesejahteraan anggota-anggotanya tanpa adanya kecurangan-kecurangan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 4 adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Fungsi dan peran tersebut meperlihatkan bahwa ada keterkaitan antara potensi dan kemampuan ekonomi yang dimiliki para anggotanya yang perlu dikembangkan dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki koperasi yang mewadahi mereka.

Kemampuan yang dimiliki oleh koperasi bukan hanya dalam permodalan saja atau peningkatan SHU, tetapi juga dibutuhkan partisipasi aktif dari para anggotanya sehingga hal ini dapat menumpang sekaligus sebagai langkah pasti


(17)

untuk dapat meningkatkan usaha dari koperasi. Anggota didalam koperasi memiliki peran yang luar biasa dari pada badan usaha lain. Hal ini di karenakan anggota koperasi merupakan pemilik. Sebuah koperasi jadi maju atau mundurnya koperasi tergantung dari para anggotanya untuk membangun atau mengembangkan dari usaha koperasi.

Menurut Sitio dan Tamba (2001:30) keberhasilan koperasi sangat erat hubunganya dengan partisipasi aktif anggota dalam koperasinya akan maju dan berkembang sehingga koperasi dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan dan kegagalan koperasi juga tergantung pada kemampuan pengurus dan partisipasi anggota. Hal ini senada dengan pendapat Sukamdiyo (2001:101) keberhasilan atau kegagalan koperasi banyak tergantung pada partisipasi anggota.

Partisipasi anggota di dalam koperasi adalah sebagai tolak ukur untuk pengklasifikasian tentang kinerja suatu koperasi menurut keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 129/KEP/M.KUKM/XI/2002, menyatakan partisipasi anggota menyumbang secara andil terhadap bagi modal koperasi dan mengendalikan secara demokratis.

Melalui partisipasi, anggota sendiri yang mengisyaratkan dan menyatakan kepentingannya, sumber-sumber daya yang digerakkan, keputusan dapat dilaksanakan dan dievaluasi. Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk mencegah penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertanggung jawab. Partisipasi anggota sering dianggap baik sebagai tujuan akhir itu sendiri.


(18)

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi yang anggotanya di lingkungan tertentu (pegawai negeri) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. secara umum pengurus melaksanakan tugas secara baik, terorganisir dan mempunyai pemahaman tentang koperasi walau mereka mempunyai pekerjaan pokok sebagai guru, namun apabila dilihat dari keseharian dan kurun waktu tertentu pengurus dalam menjalankan tugas sangat repot, tidak focus pada pekerjaan, karena merupakan tugas sampingan, Dengan demikian pengurus kurang mempunyai bekal dalam manajemen perkoperasian. Jumlah anggota KPRI Dwi Eksa sekarang sebanyak 383 orang.

Tabel 1.1 Perkembangan KPRI Dwi Eksa tahun 2008-2010

Keterangan 2008 2009 2010

Jumlah seluruh anggota 385 372 383

SHU Koperasi 43.750.000 44.100.000 45.300.000 Modal sendiri 2.079.541.495 2.396.077.313 2.767.594.518

Rentabilitas 2,10% 1,84% 1,64%

Sumber: laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas KPRI Dwi Eksa

Berdasarkan observasi awal yang di lakukan di KPRI Dwi Eksa dapat di ketahui adanya penurunan anggota dari tahun 2008 ke tahun 2009 dan kemudian mengalami kenaikan jumlah anggota pada tahun 2010. Terjadi kenaikan SHU dari tahun ke tahun,namun diketahui rentabilitas mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 sehingga dapat di katakan keberhasilan KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora belum optimal.


(19)

Tabel 1.2 Hasil Kegiatan Usaha KPRI Dwi Eksa 2008-2010

Hasil kegiatan usaha 2008 2009 2010

1.Jasa piutang sebraan 2.011.384 5.176.832 10.009.204 2.Jasa piutang STNK/SIM 6.802.375 16.504.374 9.468.581 3.Jasa piutang PDDK 4.998.250 4.936.000 4.307.000 4.Jasa unit toko 1.111.700 3.053.466 313.874

5.Jasa investasi 0 1.000.000 546.518

6.Jasa tabungan bank 244.913 3.377.373 500.000 JUMLAH 15.168.622 34.048.045 22.145.177 Sumber: laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas KPRI Dwi Eksa

Berdasarkan data diatas kegiatan usaha yang di lakukan KPRI Dwi Eksa menunjukkan usaha tersebut saat ini masih berjalan produktif bahkan dilihat dari perkembangan SHU dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Sedangkan pendapatan yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha masih belum optimal seperti memanfaatkan jasa piutang PDDK, jasa investasi, Jasa tabungan bank yang semakin menurun tiap tahun, karena kurangnya partisipasi anggota dalam memanfaatkan kegiatan usaha di KPRI Dwi Eksa.

Keberhasilan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora tidak terlepas dari dukungan partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus usahanya. Kemampuan manajerial pengurus di KPRI Dwi Eksa masih kurang bagus karena terlihat dalam realisasi program kerja ada program yang belum terlaksana dengan baik. Dalam bidang administrasi misalnya, administrasi keuangan dengan computer penguasaan


(20)

pengurus masih 50%. Berdasarkan latar belakang di atas maka, penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah partisipasi anggota, kemampuan manajerial pengurus dan keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora? 2. Adakah pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi

Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora?

3. Adakah pengaruh kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora?

4. Adakah pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian untuk mendapatkan informasi tentang:

1. Partisipasi anggota, kemampuan manajerial dan keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

2. Partisipasi anggota berpengaruh terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.


(21)

3. Kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

4. Partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

a. Penelitian di lakukan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi bagi pihak perpustakaan UNNES sebagai bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

b. Bagi peneliti lebih lanjut, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang koperasi serta sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti koperasi dengan variable yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Koperasi, mendiskripsikan kondisi partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus yang berpengaruh terhadap keberhasilan koperasi.

b. Bagi Anggota KPRI Dwi Eksa, anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan anggota akan lebih mengetahui mengenai koperasinya dan meningkatkan partisipasinya.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Koperasi

Menurut Mohammad Hatta “koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut di dorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang” (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 16-19) sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun1992 (pasal 1 ayat 1), koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam koperasi setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya. Unsur utama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur yang kedua adalah unsur sosial. Sebagai suatu bentuk perusahaan, koperasi berusaha memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi anggotanya secar efisien sedangkan sebagai perkumpulan orang koperasi memiliki watak sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Bila di rinci


(23)

lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang terkandung dalam pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Koperasi adalah suatu perkumpulan yang di dirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka;

2) Bentuk kerja sama dalam koperasi bersifat koperasi;

3) Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama; 4) Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta

mengawasi jalannya usaha koperasi;

5) Risiko dan keuntungan koperasi di tanggung dan di bagi secara adil. (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 16-19)

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya (Arifinal Chaniago, 1984: 1) Koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi golongan konsumen yang didirikan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi para anggota (keluarga pegawai sebagai konsumen). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi yang anggotanya di lingkungan tertentu (pegawai negeri) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya (Arifinal Chaniago, 1984 : 38).

Dilihat dari lapangan usahanya, Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi golongan konsumen yang berusaha memenuhi kebutuhan


(24)

anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dilihat dari jenisnya, KPRI termasuk jenis atau golongan koperasi fungsioinal dimana anggotanya mempunyai kesamaan profesi dan kepentingan yaitu sebagai pegawai negeri.

2.1.1 Tujuan Koperasi

Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992, berbunyi bahwa tujuan koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Dengan ketiga tujuan utamanya koperasi, untuk memajukan kesejahteraan anggotanya, untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional maka koperasi mempunyai kedudukan yang penting dan terhormat dalam perekonomian Indonesia (Sitio dan Tamba, 2001: 19-20).

Bardasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi bukan hanya perkumpulan modal saja, akan tetapi perkumpulan orang seorang yang mempunyai tujuan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan atas asas kekeluargaan. Koperasi juga berlandaskan pada landasan idiil dan landasan struktural. Koperasi juga berfungsi membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.


(25)

2.1.2 Ciri – Ciri Koperasi

Koperasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Adanya sekelompok orang yang kepentingan ekonomis yang sama. b. Memiliki dan membangun satu usaha bersama.

c. Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama dari kelompok.

d. Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan individu atau anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka.

2.1.3 Jenis-Jenis Koperasi

1. Sesuai dengan lapangan usahanya, koperasi dapat dibedakan menjadi: a. Koperasi Konsumsi

Adalah koperasi yang menangani pengadaan berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Tujuan dibentuknya koperasi konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya terhadap barang-barang konsumsi dengan harga dan mutu yang layak.

b. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit

Adalah koperasi yang bergarak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui hubungan para anggotanya secara terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara mudah, murah dan cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

c. Koperasi Jasa

Adalah koperasi yang bergerak dalam penyediaan jasa tertentu bagi para anggotanya maupun masyarakat umum.


(26)

d. Koperasi Produksi

Adalah koperasi yang bergerak dalam bidang produksi barang-barang baik yang di laksanakan oleh koperasi itu maupun para anggotanya. e. Koperasi Serba Usaha

Adalah koperasi yang kegiatan usaha bermacam-macam (Anoraga dan Widiyanti 2003: 20-25)

2. Sesuai dengan golongan masyarakat yang terpadu mendirikannya, maka kita mengenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut :

a. Koperasi Pegawai Negeri adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri dalam satu daerah kerja.

b. Koperasi di Lingkungan Angkatan Bersenjata (Pimkopad, Primkopal, Primkopadra, Primkopal). Koperasi ini merupakan wadah penampungan kegiatan-kegiatan anggota angkatan bersenjata untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

c. Koperasi Wanita, Koperasi Guru, Koperasi Veteran, Koperasi Kaum Pensiunan dan sebagainya, koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota dalam golongan masing-masing. (Anoraga dan Widiyanti, 2003: 20-25)


(27)

2.1.4 Fungsi dan Peranan Koperasi

2.1.4.1 Fungsi dan Peran Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 adalah:

a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkukuh perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.1.4.2 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5

Prinsip Koperasi adalah:

a. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka. b. Pengelolaan di lakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha di lakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. e. Kemandirian


(28)

Dalam mengembangkan koperasi maka koperasi melaksanakan pada prinsip koperasi sebagai berikut:

a. Pendidikan koperasi b. Kerja sama antar koperasi

2.1.5 Perangkat Organisasi Koperasi

Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dan lingkungan usaha koperasi,perangkat organisasi koperasi terdiri dari :

2.1.5.1 Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam UU No 25 tahun1992 pasal 23 rapat anggota koperasi menetapkan :

a. Anggaran Dasar.

b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi

serta pengesahan laporan keuangan.

e. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.

f. Pembagian sisa hasil usaha.

g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi

2.1.5.2 Pengurus


(29)

a. Mengelola koperasi dan usahanya.

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

c. Menyelenggarakan rapat anggota.

d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

e. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

2.1.5.3 Pengawas

Berdasarkan Undang - Undang No 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1, tugas pengawas koperasi adalah :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan

2.2 Partisipasi Anggota

2.2.1 Pengertian Partisipasi Anggota Koperasi

Menurut Anoraga (2003:111) partisipasi anggota adalah kesediaan anggota untuk mengikuti kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota yang bersangkutan sudah di katakan baik. Akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian maka,partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan di katakan buruk atau masih rendah.


(30)

Partisipasi anggota koperasi dapat berupa modal koperasi. Hal ini senada dengan pendapat Sitio (2001:88) partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha dan lainnya. Partisipasi anggota memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi. Partisipasi anggota dapat menimbulkan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota maupun pemilik koperasi. Kurangnya partisipasi anggota akan mengakibatkan kemiskinan ide-ide dari anggota yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan koperasi.

Menurut Widiyanti (2007:199) partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan buruk atau rendah.

Dalam pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota adalah kesediaan untuk melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak keanggotaan secara bertanggung jawab.

2.2.2 Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Partisipasi Anggota

terhadap Koperasi

a) Faktor pendorong

Faktor pendorong partisipasi anggota terhadap koperasi antara lain: 1. Perasaan yang kuat


(31)

2. Latihan berkesinambungan bagi anggota

3. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang berkesinambungan untuk melakukan dialog informal dengan anggota setempat

4. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan hasil yang baik, membuat kartu anggota dan pembukuan dengan benar dan menerbitkan laporan keuangan bulanan.

5. Menanamkan dan mempertahankan sikap mental yang baru atau kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk bekerja sama dengan koperasi.

6. Latihan bagi anggota untuk memahami, menganalisis koperasi- koperasi, mengadakan perjanjian, persatuan pada saat permulaan. 7. Memelihara pendanaan dari dalam secara teratur.

b) Faktor penghambat partisipasi anggota tarhadap koperasi

Di samping faktor pendukung, terdapat juga faktor yang menghambat partisipasi anggota terhadap koperasi yaitu:

1. Kurangnya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Budaya feodalisme dan peternalisme yang dilakukan kepada para anggota.

3. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten.


(32)

5. Kartu anggota tidak di buat dengan baik sehingga menimbulkan ketidak jelasan dalam melakukan transaksi.

6. Kurangnya manajemen yang teratur dan ketrampilan manajemen dari pengurus koperasi.

7. Kurangnya rencana pengembangan professional pengembangan koperasi untuk mengimbangi dinamika kebutuhan para anggota. 8. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi seperti

neraca, biaya, manfaat dan laporan-laporan lainnya terkait dengan kegiatan yang di jalankan oleh koperasi.

9. Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek yang buruk di masa lampau.

10. Ketidak cakapan pengurus koperasi untuk menata pembukuan. ( Mutis, 1992: 94-95 )

2.2.3 Bentuk atau Wujud Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota sangat penting bagi suatu koperasi untuk menentukkan arah kegiatan atau usaha dalam memupuk modal dan memanfaatkan usaha-usaha pelayanan dalam koperasi. Ada beberapa pendapat tentang bentuk-bentuk partisipasi anggota dalam koperasi. Menurut Kartasapoetra (1992:126) partisipasi anggota aktif dapat diwujudkan dengan :

1) Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur.

2) Menabung sukarela sehingga akan dapat menambah modal koperasi. 3) Memanfaatkan jasa koperasi (barang/belanja barang-barang dari koperasi) 4) Memanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur


(33)

5) Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

Menurut Sukamdiyo (1996 : 124) Partisipasi anggota harus terwujud dalam tindakan nyata sehari-hari, misalnya berbelanja atau bertransaksi dengan koperasi dan memasyarakatkan koperasi kepada lingkungan, partisipasi anggota dalam manajemen juga harus direalisasikan melalui berbagai cara antara lain : Menerima dan melaksanakan anggaran dasar dan keputusan rapat anggota. 1) Memilih serta memberhentikan pengurus dan pengawas.

2) Mengesahkan perubahan anggaran dan investasi yang penting. 3) Mengawasi pengurus dan pengelola secara dinamis

4) Mengusulkan untuk memeriksa keuangan agar tidak ada penyelewengan. 5) Membantu permodalan koperasi sesuai dengan kemampuan masing-masing. 6) Membayar simpanan-simpanan yang menjadi kewajibannya.

7) Melakukan transaksi dan aktif dengan kegiatan koperasi. 8) Memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan pengurus. 9) Mengikuti dan mendorong perkembangan koperasi.

Anoraga (2003:112) menyatakan berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota koperasi yang berpartisipasi baik dapatlah dirumuskan sebagai berikut :

1) Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur. 2) Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan simpanan wajib

sesuai dengan kemampuan masing-masing. 3) Menjadi langganan koperasi yang setia


(34)

5) Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi, menuru

6) Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya.

Menurut Rusidi (1992:18) Partisipasi anggota berdasarkan statusnya dapat dirinci menjadi :

1) Partisipasi anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)

2) Partisipasi anggota dalam penanaman modal melalui berbagai macam simpanan

3) Partisipasi anggota dalam pemanfaatan pelayanan yang disediakan oleh Koperasi (Sebagai pelanggan)

Untuk lebih jelasnya, unsur-unsur partisipasi anggota tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1) Partisipasi Anggota dalam Rapat Anggota

Dalam Koperasi, rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dimana dalam rapat ini semua anggota berhak menghadirinya. Di dalam rapat anggota diharapkan memberikan masukan-masukan pertimbangan kebijakan yang akan diambil oleh koperasi.Rapat anggota koperasi (UU No.25 tahun 1992 pasal 23) menetapkan :

1. Anggaran Dasar

2. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi,manajemen, dan usaha koperasi.


(35)

4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.

5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya 6. Pembagian sisa hasil usaha

7. Penggabungan,peleburan dan pembubaran koperasi

Dalam rapat anggota diharapkan anggota dapat terlibat langsung untuk menentukkan perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan koperasi ke depan. Karena pada dasarnya rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menentukkan arah kebijakan yang diambil untuk setiap periode yang akan datang. Semua kebijakan yang akan diambil oleh pengurus harus mengacu pada hasil rapat anggota.

2) Partisipasi Anggota dalam Permodalan

Dalam kehidupan Koperasi, untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan usahanya memerlukan modal.Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok,simpanan wajib,dana cadangan hibah.Sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota,koperasi lainnya dan/atau anggota, Bank, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya,penerbitan obligasi dan surat utang lainnya atau sumber-sumber lain yang sah (UU No.25 tahun 1992 pasal 41).Bentuk patisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi.Menurut Sukamdiyo (1996:83) simpanan-simpanan tersebut antara lain:


(36)

1. Simpanan pokok 2. Simpanan sukarela

3. Simpanan wajin dan khusus

4. Sisa hasil usaha dan cadangan-cadangan 3) Partisipasi dalam memanfaatkan usaha/jasa koperasi.

Menurut Sukamdiyo (1996:102) salah satu tujuan pendidikan koperasi yaitu mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting atau manfaat untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan koperasi sebagai perbaikan terhadap kondisi sosial ekonomi mereka. Di sini anggota selain sebagai pemilik koperasi juga berperan sebagai pengguna atau pelanggan dari setiap kegiatan usaha koperasi. Bentuk Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi dapat dilihat dari kesediaan mereka menggunakan berbagai macam jasa koperasi yang disediakan.

Partisipasi anggota yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan anggota dalam kegiatan koperasi serta kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggungjawab, dengan indikator :

1. Partisipasi dalam rapat anggota 2. Partisipasi dalam permodalan


(37)

2.2.4 Pentingnya Partisipasi Anggota Koperasi

Partisipasi anggota sangat penting bagi perkembangan koperasi. Tanpa partisipasi anggota kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi akan lebih besar. Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja buruk, mencegah penyimpangan, dan membuat pemimpin koperasi lebih bertanggungjawab (Ropke, 2003:39). Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi. Tanpa dukungan semua unsur atau komponen,pelaksanaan program-program manajemen tidak akan berhasil.

Menurut Sitio (2001:30) keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif anggotanya. Apabila anggota koperasi berpartisipasi aktif dalam koperasinya maka usaha koperasi akan maju dan berkembang sehingga koperasi dapat dikatakan maju dan berhasil. Jadi partisipasi anggota aktif anggota menjadi sangat penting bagi keberhasilan usaha koperasi. Dengan partisipasi aktif anggota koperasi maka usaha koperasi dapat maju dan berkembang sehingga tercapai keberhasilan koperasi.

2.2.5 Unsur-unsur partisipasi anggota

Menurut Widiyanti ( 2003:200 ), ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik adalah:


(38)

b. Membantu modal koperasi di samping simpanan wajib dan pokok sesuai dengan kemampuan masing-masing.

c. Menjadi pelanggan koperasi yang serba.

d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha koperasi menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan lainnya

2.2.6 Peran Ganda Anggota Koperasi

Fungsi ganda anggota adalah anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. Fungsi ganda anggota ini harus simultan tidak boleh di pisah-pisahkan. Fungsi ganda ini merupakan cirri khas suatu koperasi yang membedakan dari perusahaan non koperasi.

Di sini anggota selain sebagai pemilik koperasi juga berperan sebagai pengguna atau pelanggan dari setiap kegiatan usaha koperasi. Bentuk partisipasi anggota juga berperan sebagai pengguna atau pelanggan dari setiap kegiatan usaha koperasi. Bentuk partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi dapat di lihat dari kesediaan mereka menggunakan berbagai macam jasa koperasi yang di sediakan.

Adapun peran partisipasi sebagai peran ganda anggota, yaitu: 1) Partisipasi anggota sebagai pemilik (owners)


(39)

a) Memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (simpanan pokok, wajib dan suka rela atau dana-dana pribadi yang di investasikan pada koperasi). b) Pengambilan bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dalam

proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi (partisipasi kontributif).

2) Partisipasi anggota sebagai pelanggan (custumers)

Dimana anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang di sediakan perusahaan dalam menunjang kepentingannya (partisipasi insentif). Misalnya mengambil bagian pinjaman uang atau kredit, mengambil bagian belanja di toko atau transaksi pembelian.

(Hendar, 2002:75)

Dapat ditarik kesimpulan dari uraian di atas bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan apapun baik sifatnya sukarela maupun paksaan. Partisipasi anggota sendiri dalam koperasi terbagi menjadi tiga yaitu partisipasi dalam rapat, partisipasi dalam permodalan, partisipasi dalam menggunakan jasa koperasi.

2.3 Kemampuan Manajerial Pengurus Koperasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002:707) kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan diartikan sebagai kesanggupan , kecakapan, kekuatan.

Ketrampilan atau kemapuan manajerial harus dimiliki oleh pengurus karena pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar di dalam


(40)

menjalankan usaha atau organisasi suatu koperasi, karena posisi pengurus merupakan manajemen tingkat atas (Anoraga, 2003:109)

Menurut Sitio dan Tamba (2001:30) sebagai pengurus, seorang anggota koperasi harus mampu membuat kebijakan yang baik. Hal ini harus menuntut sumberdaya manusia anggota koperasi yang berkwalitas, yaitu memiliki kemampuan, berwawasan luas, dan solodaritas yang kuat dalam mewujudkan tujuan koperasi. Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang terpilih melalui rapat anggota yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Jadi pengurus yang menentukan apakah program kerja yang disepakati dalam rapat anggota benar-benar dijalankan dengan baik, dan pengurus pula yang akan membawa koperasi mencapai tujuan bersama yang telah disepakati bersama.

Dalam berwirausaha dituntut memiliki ketrampilan atau kemampuan manajerial. Ketrampilan manajerial adalah ketrampilan dalam menjalankan fungsi2 manajemen yang meliputi antara lain:

1. Perencanaan (planning)

2. Pengorganisasian ( organizing) 3. Kepemimpinan ( leadeeship) 4. Pengendalian ( controlling)

(daft, 2003:7-9)

Sedangkan kemampuan manajerial meliputi: kemampuan teknis, kemampuan personal dan kemampuan emosional. Mengingat peran dan fungsinya seorang manajer dalam aspek producing, implementing, innovating dan system


(41)

integrating maka ia harus di tuntut memiliki keterampilan manajerial. Paling tidak seorang manajer harus menguasai keterampilan yang bersifat:

1. Keterampilan konseptual

2. Keterampilan hubungan antar manusia 3. Keterampilan teknis

Besarnya komposisi dari ketiga nya yang harus dimiliki, sangat tergantung pada tingkatan manajerial, semakin tinggi level manajerialnya, maka semakin besar di butuhan keterampilan konseptualnya dan semakin kecil di butuhkan keterampilan teknisnya.

Gambar 2.1 Tingkatan manajemen

Manajemen puncak keahlian konseptual

Manajemen menengah keahlian manusiawi

Manajemen bawah keahlian teknik

Sumber: daft (2003:14)

Menurut Silalahi (2005: 145-147) tiga aspek ketrampilan atau kemampuan manajemen yang harus di miliki oleh pemimpin adalah sebagai berikut:

a. Ketrampilan Teknik (Technical skill)

Keterampilan teknik adalah kemampuan yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode dan teknik-teknik dalam suatu aktifitas manusia dengan benar dan tepat.


(42)

Ketrampilan ini secara nyata sering didapat dalam institusi-institusi pendidikan dan program-program pelatihan on the job, misalnya: kursus akuntansi, statistik, pemograman komputer, matematika, keuangan dan hukum bisnis, dan lain- lain.

b. Ketrampilan Manusiawi (Human Skill)

Keterampilan manusiawi atau ketrampilan hubungan manusia adalah kemampuan untuk menciptakan dan membina hubungan baik, memahami dan mendorong orang lain, baik secara individual maupun secara kelompok sehingga mereka bekerja keras lebih produktif dan merasa puas. Keterampilan manusiawi menunjukkan pada kemampuan memimpin, membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif dengan orang lain.

c. Ketrampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Keterampilan konseptual adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan memadu semua kepentingan dan kegiatan organisasi. Ketrampilan konseptual meliputi kemampuan untuk melihat masalah-masalah organisasional dengan bagian-bagian dalam hubungannya dengan gambaran keseluruhannya sebagai suatu keseluruhannya sebagai suatu kesatuan yang terkait, tergantung, dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan manajerial yang dimiliki oleh pengurus meliputi ketrampilan mengelola dan memanfaatkan unit usaha koperasi serta modal yang ada secara produktif dan efisien (


(43)

ketrampilan teknik), ketrampilan membina hubungan komunikasi dengan anggota secara baik dan berkelanjutan (ketrampilan manusiawi), dan ketrampilan mengumpulkan anggota dan melaksanakan program kerja dengan RAT (konsep konseptuan). Indikator yang digunakan pada kemampuan manajerial pengurus adalah ketrampialn teknik, ketrampilan manusiawi, dan ketrampilan konseptual.

2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Skinner dalam Anoraga (2002:178) usaha adalah pertukaran barang, jasa/uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut Widiyanti (2002:2) usaha koperasi adalah usaha-usaha yang bisa menunjang atau meningkatkan daya beli anggotanya.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian adalah usaha yang berkaitan dengan kepentingan untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Kemudian dalam bidang penjelasan dengan di nyatakan bahwa usaha koperasi terutama di arahkan pada bidang yang berkaitan dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Pengelolaan usaha koperasi harus di lakukan secara produktif, efektif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar.

Dari pengertian di atas keberhasilan usaha koperasi dapat di simpulkan sebagai suatu keadaan tercapainya maksud dalam suatu kegiatan usaha koperasi yang bertujuan untuk kepentingan usaha dan mencapai kesejahteraan anggota.


(44)

2.4.2Alat Ukur Keberhasilan Koperasi

Menurut Sitio dan Tamba (2001:19) keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat di ukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna luas dan bersifat relative, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas,karena itu kesejahteraan akan di kejar tanpa batas.

Sedangkan menurut Widiyanti (2007:17) tujuan suatu koperasi adalah untuk menunjang usaha atau meningkatkan daya beli anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Karena itu yang menjadi ukuran keberhasilan suatu koperasi bukan di tentukan berdasarkan SHU atau laba yang besar melainkan di ukur dari banyaknya anggota atau masyarakat yang memperoleh pelayanan dari koperasi. Jika kebetulan koperasi bisa memperoleh SHU itupun akan di bagikan kepada anggota berdasarkan jasa anggota tersebut terhadap koperasi.

Ukuran dari keberhasilan koperasi menurut Widiyanti (2007:60) adalah beberapa banyak (dalam jenis dan volume) kebutuhan anggota dapat di layani koperasi. Maka dari itu merupakan sesuatu yang penting dari koperasi untuk menarik perhatian dan keaktifan anggota guna mengadakan partisipasi yang maksimal untuk mensukseskan usaha koperasi.

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Koperasi

Koperasi untuk dapat mengembangkan usahanya perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah:


(45)

Sebagai bentuk usaha koperasi juga harus melaksanakan fungsi-fungsi pembelanjaan, produksi, pemasaran, personalia dan administrasi.

2. Loyalitas Anggota

Loyalitas tercermin pada kesetiaan anggota sebagai pelanggan koperasi, memenuhi kewajiban dan melaksanakan hak keanggotaannya dalam segala bentuk kehidupan koperasi.

3. Penawaran Yang Cukup

Barang-barang yang dibutuhkan anggota ataupun kepentingan lainnya yang sesuai dengan bidang usaha koperasi hendaknya cukup tersedia di koperasi, sehingga mereka tidak perlu mencarinya di luar koperasi. 4. Persaingan

Keberadaan bentuk usaha lain di luar koperasi memaksa koperasi harus bersaing. Oleh karena itu koperasi harus peka terhadap pengaruh persaingan itu dalam upaya mengendalikan usahanya.

5. Harga Eceran

Perbedaan harga eceran koperasi dengan eceran di pasar merupakan salah satu sumber koperasi untuk meningkatkan tabungan di koperasi. (Ninik Widiyanti, 2007:90)

2.4.4 Usaha Meningkatkan Keberhasilan Usaha Koperasi

Koperasi agar dapat dikelola dengan baik, dapat bertahan dan berkembang dalam melaksanakan usaha-usahanya, maka perlu diperhatikan usaha-usaha yang dapat mempertinggi tingkat keberhasilan usaha koperasi itu sendiri. Koperasi harus mampu menangani bidang-bidang usahanya dengan biaya atau pengeluaran


(46)

yang sehemat-hematnya, dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan yang ada. Beberapa pedoman yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha koperasi adalah:

1) Penghematan pengeluaran

Modal dan investasi yang diperoleh koperasi untuk mengembangkan usaha harus benar-benar dipelihara dan dipertanggung jawabkan penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran yang sehemat-hematnya dengan demikian keberhasilan usaha koperasi dapat tercapai.

2) Perencanaan usaha

Perencanaan usaha koperasi harus benar-benar dipertahankan dan diperhitungkan. Penyusunan rencana usaha yang mantap sebaiknya diserahkan kepada anggota pengurus yang memiliki skill dan pengalaman yang luas demi keberhasilan usaha koperasi.

3) Produktivitas atau peningkatan hasil

Usaha-usaha yang dijalankan koperasi harus dapat mendorong para anggotanya agar bergairah kerja sehingga dapat meningkatkan hasil yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan pendapatan para anggotanya.

4) Usaha koperasi dengan gambaran yang jelas bagi kemudahan pemasaran dan kemantapan harga.

Kegairahan berproduksi sangat berkaitan dengan usaha yang menjamin pemasaran yang mudah dan perolehan harga yang wajar serta memuaskan para anggotanya. Untuk mempertahankan pula gairah para komsumen untuk membeli


(47)

produk-produk jadi dengan memenuhi kuota yang ditetapkan (Kartasapoetra, 1994:7-10).

Menurut Mutis (2004:89) pertumbuhan (keberhasilan) usaha dilihat sebagai usaha peningkatan ukuran kuantitas usaha, jasa, pendapatan SHU, simpan pinjam,kekayaan, modal sendiri. Senada dengan hal tersebut Sitio dan Tamba (2001:137), mengemukakan bahwa secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) kopersi di Indonesia sebagai badan usaha terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi perprofinsi, jumlah koperasi perjenis atau kelompok koperasi, , jumlah koperasi aktif atau non aktif), keanggotaan, volume SHU, permodalan, dan asset .

Menurut Widiyanti dan Suninhia (2003:79) koperasi berhasil mencapai kemajuan dengan sekaligus akan memenuhi dua harapan yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan memberikan manfaat kepada anggota maupun masyarakat umum, senada dengan pendapat Sitio dan Tamba (2001:19) yang menyatakan bahwa keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Hal ini berarti jika kesejahteraan anggota meningkat maka terdapat manfaat yang diperoleh anggota dari koperasinya.

Selanjutnya, Krisnamurti (2002:4) mengemukakan koperasi mampu mencapai keberhasilan usahanya jika koperasi itu tetap eksis (mampu mengembangkan kegiatan usahanya). Koperasi akan jelas eksis jika mampu mengembangkan usaha nya yang:

a. Luwes (flexible) sesuai dengan kepentingan anggota b. Berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota


(48)

c. Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha koperasi

d. Biaya transakasi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya transaksi non koperasi, dan

e. Mampu mengembangkan modal yang ada didalam koperasi dan anggota sendiri.

Berdasarkan koteks diatas keberhasilan usaha koperasi dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan tercapainya maksud dalam suatu kegiatan usaha kopersai yang bertujuan untuk kepentingan meningkatkan usaha dan mencapai kesejahteraan anggota. Dengan indikator keberhasilan usaha adalah:

a. Usaha Koperasi Berkembang Sesuai dengan Kebutuhan Anggota. b. Perolehan Sisa Hasil Usaha yang Tinggi.

c. Manfaat Keberadaan Koperasi bagi Anggota

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Khasan Setiaji (2007)

Khasan Setiaji melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh partisipasi anggota dan lingkungan usaha terhadap keberhasilan usaha KPRI Kapas

Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara”. Bedasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggota dan lingkungan usaha koperasi baik secar simultan maupun secara parsial dibuktikan dari uji F dan uji t yang memperoleh signifikansi dibawah 0,05

2. Lusi Anitasari (2009)

Lusi Anitasari melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh pengelolaan


(49)

KUD Subur Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang”. Berdasarkan

analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh antara pengelolaan usaha dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan usaha koperasi pada KUD Subur secara parsial maupun simultan dibuktikan dari hasil uji F dan uji t yang memperoleh signifikansi dibawah 0,05

3. Yuliana Hermawati (2010)

Yuliana Hermawati melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh

kemampuan manajerial pengurus, pelayanan kredit dan pendidikan perkoperasian anggota terhadap keberhasilan usaha KPRI Tegas di

Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas”. Berdasarkan analisis regresi

menunjukkan adanya pengaruh antara kemampuan manajerial pengurus, pelayanan kredit dan pendidikan perkoperasian anggota terhadap keberhasilan usaha KPRI Tegas secara parsial maupun secara simultan dibuktikan dari hasil uji F dan uji t yang memperoleh signifikansi dibawah 0,05

4. Miati (2008)

Miati melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh permodalan,

pendidikan perkoperasian anggota dan kemampuan pengurus terhadap keberhasilan usaha koperasi karyawan Cipta Sejahtera PDAM Tirta

Moedal kota Semarang”. Berdasarkan analisis regresi menunjukkan

adanya pengaruh antara permodalan, pendidikan perkoperasian dan kemampuan pengurus terhadap keberhasilan usaha koperasi karyawan Cipta Sejahtera PDAM Tirta Moedal secara parsial maupun secara


(50)

simultan dibuktikan dari hasil uji F dan uji t yang memperoleh signifikansi dibawah 0,05

2.6 Kerangka Berpikir

Dalam mencapai tujuan, suatu koperasi harus mempersatukan berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan koperasi, di antaranya yaitu partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus. Koperasi sebagai organisasi yang bukan hanya perkumpulan modal semata akan tetapi juga perkumpulan orang seorang maka partisipasi anggota adalah instrumen yang paling penting untuk dapat terpeliharanya prinsip dari, oleh dan untuk anggota koperasi. Salah satu upaya penting untuk pengembangan koperasi adalah meningkatkan kualitas partisipasi anggota koperasi dan kemampuan manajerial pengurus anggota memperjuangkan hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya.

Maju mundurnya koperasi juga ditentukan oleh partisipasi anggotanya, dimana peran aktif anggota koperasi terhadap koperasinya sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan koperasi itu sendiri dalam mencapai tujuannya. Semakin aktif anggota berperan dalam koperasinya, maka semakin banyak pula dia terlibat dalam pengambilan keputusan di koperasi dan juga dalam kemajuan unit-unit usaha yang di jalankan oleh koperasi serta dapat membantu pengawasan untuk mengontrol kinerja pengurus. Partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata sedikit anggota yang menunaikan kewajiban dan melaksanakan haknya secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan


(51)

buruk atau rendah. Berkembang tidaknya koperasi tergantung pada partisipasi dari anggotanya. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama para anggota. Partisipasi anggota koperasi dapat dilihat dari keaktifan anggota dalam maupun di luar rapat serta keaktifan dalam melaksanakan transaksi dalam kegiatan usaha yang diusahakan oleh koperasi tersebut . Partisipasi anggota tersebut dapat diukur dengan indikator yaitu partisipasi dalam rapat anggota tahunan, partisipasi dalam permodalan, dan Partisipasi dalam memanfaatkan usaha atau jasa.

Begitu pula dengan adanya pengurus yang berkemampuan memadai untuk mengelola koperasi, akan menunjang keberhasilan pencapaian tujuan koperasi karena pengurus adalah pelaksana keputusan rapat anggota yang berperan sangat penting untuk mengurusi organisasi koperasi dan usahanya.

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha koperasi bukan di dapat dari kerja keras atau usaha dari individu atau satu elemen dari koperasi, melainkan dari kerja sama yang baik dari semua elemen dalam koperasi, baik itu anggota, pengurus, pegawai, maupun pengawas dalam organisasi koperasi. Dengan adanya partisipasi yang aktif dari anggota dan adanya pengurus yang mempunyai kemampuan yang memadai, maka keberhasilan usaha koperasi akan bisa dicapai dengan tidak melupakan elemen-elemen yang lain juga. Secara sistematis kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan sebagai berikut:


(52)

Skema Kerangka Berfikir Gambar 2.2

2.7 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan dengan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai bukti melalui data yang disimpulkan ( Arikunto, 2006:71 ). Hipotesis juga bisa disebut konklusi, sebuah konklusi tertentu saja tidak dibuat semena-semena melainkan atas pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil penelitian sesuatu

problematika-Partisipasi Anggota (X1) 1.Partisipasi dalam Rapat

Anggota Tahunan.

2.Partisipasi dalam Penanaman Modal.

3.Partisipasi dalam Pemanfaatan Usaha atau Jasa.

Keberhasilan Usaha (Y) 1.Usaha Koperasi

Berkembang Sesuai dengan Kebutuhan Anggota.

2.Perolehan Sisa Hasil Usaha yang Tinggi. 3.Manfaat Keberadaan

Koperasi bagi Anggota.

Kemampuan Manajerial Pengurus(X2)

1.Kemampuan Mengelola dan memanfaatkan dana Koperasi (Kemampuan Teknik).

2.Kemampuan Membangun Komunikasi dengan Anggota (Kemampuan Manusiawi). 3.Kemampuan Mengkoordinasi

Anggota dan Melaksanakan Program Kerja (Kemampuan Konseptual).


(53)

problematika yang atas dasar penyelidikan yang mendahului. Dengan mengacu pada pedoman diatas, maka hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan keberhasilan usaha

KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora

2. Ada pengaruh kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora

3. Ada pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota KPRI Dwi Eksa yang berada di Kecamatan Jepon Kabupaten Blora yang berjumlah 383 orang.

3.1.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, bisa diambil antara 10-15%, atau lebih. Pada penelitian ini, untuk mendapatkan sampel dilakukan dengan perhitungan rumus Slovin sebagai berikut:

Di mana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi


(55)

e =Persen kelonggaran ketidaktelitian karena keseluruhan pengambilan sampel yang dapat ditolelir atau digunakan Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan 10%. Hal ini karena populasi dalam penelitian ini bersifat homogeny, sehingga tingkat kesalahan 10% sudah representative atau mewakili populasi, dari populasi di atas dapat di hitung:

n= 383 = 383 1+383(0,1)2 4,83

n= 79 ( untuk lebih jelaskan perhitungan pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran I halaman 96)

Dengan di ambil minimal 79 anggota sebagai sampel dalam penelitian ini, maka di asumsikan sampel tersebut sudah representative. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel di lakukan secara seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing sekolah. Pengambilan sampel di lakukan secara acak dengan menggunakan undian nomor. Nama setiap populasi dari masing-masing sekolah di beri nomor urut. Kemudian di buat klintingan dari kertas yang di beri nomor urut. Dari klintingan tersebut di undi, nomor yang muncul di sesuaikan dengan nomor dari nama tiap-tiap populasi dari masing-masing sekolah, kemudian nomor yang muncul di gunakan sebagai sampel.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga)


(56)

variabel yaitu variabel partisipasi anggota dan variabel kemampuan manajerial pengurus dan variabel keberhasilan usaha .

3.2.1 Variabel Bebas (X) yang terdiri dari:

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel penyebab (Arikunto, 2006:119), dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah partisipasi anggota (X1), dan kemampuan manajerial pengurus (X2).

1. Partisipasi Anggota (X1),

Partisipasi anggota yaitu kesediaaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggungjawab. Partisipasi di dalam penelitian ini yaitu keaktifan anggota dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh koperasi.

Indikator dalam partisipasi anggota adalah: a. Partisipasi dalam Rapat Anggota Tahunan. b. Partisipasi dalam permodalan.

c. Partisipasi dalam memanfaatkan usaha atau jasa.

2. Kemampuan Manajerial Pengurus (X2) dengan indikator:

a. Kemampuan mengelola organisasi koperasi (kemampuan teknik)

b. Kemampuan membangun komunikasi dengan anggota (kemampuan manusiawi)

c. Kemampuan mengkoordinasi anggota dan melaksanakan kerja (kemampuan konseptual)


(57)

3.2.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang di gunakan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora,dengan indikator:

1. Usaha koperasi berkembang sesuai dengan kebutuhan anggota. 2. Perolehan Sisa Hasil Usaha yang tinggi.

3. Manfaat keberadaan koperasi bagi anggota.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

3.3.1 Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Metode ini digunakan dalam pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden yang dalam hal ini diisi oleh anggota.

Metode kuesioner dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang. Dipandang dari cara menjawabnya, maka kuesioner dibedakan atas: 1) Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimat sendiri.

2) Kuesioner tertutup, yang disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih


(58)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan angket (kuesioner) yang didalamnya diberikan sekumpulan pertanyaan secara tertulis yang tersusun secara sistematis mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan topiknya. Jenis angket yang digunakan berupa angket tertutup yang diukur dengan skala interval. Responden diminta memberikan jawaban pada tiap butir pertanyaan, dengan rincian skor:

Jawaban A Skor nilainya 4 Jawaban B Skor nilainya 3 Jawaban C Skor nilainya 2 Jawaban D Skor nilainya 1

3.3.2 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data atau informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat kembali sumber tertulis yang lalu baik berupa angka atau keterangan. (tulisan, paper, tempat dan kertas atau orang)

(Arikunto, 2006:158)

Dalam penelitian ini metode ini di gunakan untuk melengkapi data mengenai Keberhasilan Usaha KPRI Dwi Eksa yang berasal dari laporan Keuangan Koperasi,selain itu juga untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha koperasi, buku transaksi anggota, buku Rapat Anggota Tahunan (RAT), serta laporan pertanggung jawaban koperasi tahun 2008 sampai 2010 dari KPRI Dwi Eksa.


(59)

3.3.3 Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk melengkapi dalam pengambilan data. Wawancara ini dilakukan kepada pengurus dan anggota KPRI Dwi Eksa Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

3.3.4 Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Analisis instrument penelitian di lakukan untuk menganalisis hasil uji coba instrument, sehingga di dapat soal yang memenuhi persyaratan, meliputi:

3.4.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Berdasarkan cara pengujiannya, validitas dibagi menjadi dua, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.

1) Validitas eksternal

Apabila data yang dihasilkan dari instrumen sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi product moment :

rxy

=

Keterangan:


(60)

N : jumlah responden

∑X : jumlah skor butir soal

∑Y : jumlah skor total

∑XY : jumlah perkalian skor butir soal

∑X² : jumlah kuadrat skor butir soal

∑Y² : jumlah kuadrat skor total

(Arikunto, 2006:170)

Untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan tabel nilai koefisien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%, jika nilai rxy > atau jika nilai probabilitas korelasi { sig. (2-tailed)} ≤ derajat signifikansi 0,05 (α = 5%), maka instrumen tersebut dinyatakan valid.

2) Validitas internal

Apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen sesuai dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan

memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung “missi”

instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

Berdasarkan hasil uji validitas angket uji coba penelitian dengan menggunakan program SPSS 16.00, diketahui setiap item dari instrumen Keberhasilan Usaha Koperasi, Partisipasi Anggota dan Kemampuan Manajerial Pengurus mempunyai nilai > dan nilai probabilitas korelasi { sig.

(2-tailed)} ≤ derajat signifikansi 0,05 (α = 5%). Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 108.


(61)

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Angket Keberhasilan Usaha Koperasi (Y)

No Kriteria No Kriteria

1 0,590 0,444 Valid 8 0,480 0,444 Valid 2 0,577 0,444 Valid 9 0,666 0,444 Valid 3 0,653 0,444 Valid 10 0,667 0,444 Valid 4 0,511 0,444 Valid 11 0,649 0,444 Valid 5 0,653 0,444 Valid 12 0,550 0,444 Valid 6 0,625 0,444 Valid 13 0,516 0,444 Valid 7 0,608 0,444 Valid

Sumber: Data diolah (2011)

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket Partisipasi Anggota (X1)

No Kriteria No Kriteria

14 0,622 0,444 Valid 20 0,569 0,444 Valid 15 0,563 0,444 Valid 21 0,628 0,444 Valid 16 0,778 0,444 Valid 22 0,620 0,444 Valid 17 0,559 0,444 Valid 23 0,163 0,444 Invalid 18 0,457 0,444 Valid 24 0,449 0,444 Valid 19 0,659 0,444 Valid


(62)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Kemampun Manajerial Pengurus (X2)

No Kriteria No Kriteria

25 0,689 0,444 Valid 31 0,753 0,444 Valid 26 0,420 0,444 Invalid 32 0,697 0,444 Valid 27 0,504 0,444 Valid 33 0,628 0,444 Valid 28 0,791 0,444 Valid 34 0,626 0,444 Valid 29 0,725 0,444 Valid 35 0,652 0,444 Valid 30 0,633 0,444 Valid

Sumber: Data diolah (2011)

3.4.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha, karena instrumen ini berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan 1 sampai 4. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut:

r

ıı =

Keterangan :

r

ıı : reliabilitas instrumen


(63)

: jumlah varians butir

σ²t : varians total (Arikunto, 2006:197) Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah:

σ² =

Keterangan:

σ² : varians butir X : jumlah skor

N : jumlah responden (Arikunto, 2006:110)

Untuk menentukan reliabel tidaknya instrumen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) mengkonsultasikan dengan . Setelah diperoleh koefisien reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan nilai r pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%. Apabila > maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian, (2) dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Rule of Thumb-nya, jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka reliabilitas pertanyaan dapat diterima.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk instrumen keberhasilan usaha koperasi sebesar 0,836 kemudian untuk partisipasi anggota sebesar 0,796 dan untuk kemampuan manajerial pengurus sebesar 0,854. Ketiga nilai Cronbach Alpha tersebut lebih besar dari pada nilai Cronbach Alpha 0,60, yang berarti ketiga instrumen tersebut reliabel. Perhitungan nya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 111.


(64)

3.5 Teknik Pengolahan Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang diambil untuk mengetahui bagaimana hubungan atau pengaruh partisipasi anggota dan kemampuan manajerial pengurus terhadap keberhasilan usaha koperasi Dwi Eksa adalah:

3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas, yaitu variabel spartisipasi anggota ( ) dan kemampuan manajerial pengurus ( ), dan variabel terikat yaitu keberhasilan usaha koperasi (Y).

Langkah langkah yang ditempuh dalam penggunaan analisis data ini adalah sebagai berikut:

a) menetapkan jumlah responden b) menetapkan jumlah butir soal

c) menetapkan jumlah skor maksimal (tertinggi), yang diperoleh dari hasil perkalian antara skor tertinggi, jumlah item dan jumlah responden.

d) menetapkan jumlah skor minimal (terendah), yang diperoleh dari hasil perkalian antara skor terendah, jumlah item dan jumlah responden.

e) menentukan persentase maksimal f) menentukan persentase minimal

g) menentukan rentang skor, yang diperoleh dari skor tertinggi dikurangi skor terendah


(1)

Model Summaryb

.771a .594 .583 1.73610 .000 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Sig. F Change Change Statistics

Predictors: (Constant), Kemampuan manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota

a.

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi b.

ANOVAb

334.731 2 167.366 55.529 .000a

229.066 76 3.014

563.797 78 Regression

Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kemampuan manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota a.

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi b.

Coefficientsa

24.820 1.451 17.101 .000

.237 .043 .440 5.454 .000

.286 .049 .472 5.850 .000

(Constant)

Partisipasi Anggota Kemampuan manajerial Pengurus Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi a.

Coefficientsa

.641 .530 .399 .820 1.220 .659 .557 .428 .820 1.220 Partisipasi Anggota

Kemampuan manajerial Pengurus Model

1

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi a.


(2)

Collinearity Diagnosticsa

2.973 1.000 .00 .00 .00

.016 13.844 .14 .99 .27

.012 16.051 .86 .01 .73

Dimension 1

2 3 Model 1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant)

Partisipasi Anggota

Kemampuan manajerial

Pengurus Variance Proportions

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi a.

Residuals Statisticsa

35.5647 44.4546 39.9494 2.07158 79

-2.117 2.175 .000 1.000 79

.198 .535 .327 .086 79

35.7586 44.4918 39.9517 2.06281 79 -4.74949 4.24865 .00000 1.71369 79

-2.736 2.447 .000 .987 79

-2.810 2.475 -.001 1.010 79

-5.00956 4.34407 -.00232 1.79416 79

-2.948 2.564 .000 1.023 79

.030 6.426 1.975 1.527 79

.000 .144 .016 .026 79

.000 .082 .025 .020 79

Predicted Value Std. Predic ted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predic ted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi a.


(3)

Charts

Regression Standardized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3

Frequency

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi

Mean =-3.87E-16 Std. Dev. =0.

987 N =79

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected

Cum

Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi


(4)

Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression

Stu

dent

iz

ed

Residu

al

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Koperasi


(5)

UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

79 79 79

29.1392 28.7595 39.9494 4.99675 4.44111 2.68853

.109 .099 .125

.109 .099 .125

-.097 -.084 -.120

.970 .877 1.115

.303 .425 .167

N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differenc es

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Partisipasi Anggota

Kemampuan manajerial

Pengurus

Keberhasilan Usaha Koperasi

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected

Cum

Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Koperasi


(6)

2.

Uji Multikolinieritas

3.

Uji heteroskedastisitas

Coefficientsa

.820 1.220

.820 1.220

Partisipasi Anggota Kemampuan manajerial Pengurus Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistic s

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha Koperasi a.

Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression

Stu

dent

iz

ed

Residu

al

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Koperasi


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PEROLEHAN SHUANGGOTA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) FAJAR BARU KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL

0 10 148

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS, PARTISIPASI ANGGOTA MELALUI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP SHU ANGGOTA KUD TANI MAKMUR KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

19 177 188

Pengaruh Kemampuan Pengurus, Pelayanan, dan Lingkungan Usaha Koperasi Terhadap Partisipasi Anggota KUD BAHTERA Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas

0 13 189

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KOPERASI DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SIMPAN PINJAM : Survey Pada koperasi Pegawai Republik Indonesia (kpri) Se-kabupaten Cianjur.

1 9 39

Kontribusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung.

3 9 190

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS, PARTISIPASI ANGGOTA MELALUI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP SHU ANGGOTA KUD TANI MAKMUR KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA.

0 1 121

PENGARUH KEMAMPUAN PENGURUS, PELAYANAN DAN LINGKUNGAN USAHA KOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD BAHTERA KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS.

0 0 1

Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota dan Permodalan terhadap SHU PRIMKOPPOL Resor Kendal.

0 0 1

(ABSTRAK.pdf)Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi di KUD ”BAHAGIA” Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.

0 0 2

Pengaruh Keterampilan Manajerial Pengurus, Kualitas Pelayanan dan Lokasi Usaha Terhadap Partisipasi Anggota KUD Mino Saroyo Kabupaten Cilacap.

0 0 1