Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari uraian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa Hukum Adat sebagai Aspek Kebudayaan adalah Hukum Adat yang dilihat dari sudut
pandang nilai, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial religious yang didapat seseorang dengan eksistensinya sebagai
anggota masyarakat.Jika hukum adat dilihat dari segi wujud kebudayaan maka hukum adat termasuk dalam kebudayaan yang berwujud sebagai
kompleks dari ide yang fungsinya untuk mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia dalam berkehidupan di masyarakat, dengan
demikian hukum adat merupakan aspek dalam kehidupan masyarakat sebagai kebudayaan bangsa Indonesia.
Hukum Adat merupakan hukum tradisional masyrakat yang merupakan perwujudan dari suatu kebutuhan hidup yang nyata serta merupakan
salah satu cara pandangan hidup yang secara keseluruhannya merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum adat tersebut berlaku. Apabila
kita melakukan studi tentang hukum adat maka kita harus berusaha memahami cara hidup dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
merupakan refleksi dari cara berpikir dan struktur kejiwaan bangsa Indonesia. Maka jelas dikatakan bahwa memang hukum adat adalah
sebagai aspek kehidupan dan budaya bangsa Indonesia karena struktur kejiwaan dan cara berfikir bangsa Indonesia tercermin lewat hukum adat
itu sendiri.
C. Hukum Adat Dalam Masyarakat Indonesia
Menurut Prof. Soepomo dilihat dari aspek struktur kejiwaan dan cara berpikir masyarakat Indonesia mewujudkan corak-corak atau pola tertentu
dalam hukum adat yaitu : 1. Mempuyai Sifat Kebersamaan Communal
Susanti Wulandari . B 501 13 091 | 8
Manusia menurut hukum adat merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa kebersamaan, meliputi segala
lapangan hukum adat. 2. Mempunyai Corak Magis-Religius
Corak Magis-Religius yang berhubungan dengan aspek kehidupan didalam masyarakat Indonesia.
3. Sistem Hukum Adat diliputi oleh Pikiran Penataan Serba Konkret Misalnya : Perhubungan perkawinan antara dua suku yang eksogam,
perhubungan jual pemindahan pada perjanjian tentang tanah dan sebagainya.
4. Hukum Adat mempunyai Sifat yang Sangat Visual Hubungan hukum dianggap hanya terjadi oleh karena ditetapkan dalam
suatu ikatan yang dapat dilihat.
D. Sifat-sifat Umum Hukum Adat
Dr. Holleman, dalam pidato inaugurasinya yang berjudul De Commune trek in Indonesische rechtsieven, menyimpulkan adanya empat sifat
umum hukum adat Indonesia, yang hendaknya dipandang juga sebagai suatu kesatuan. yaitu sifat religio-magis, sifat komun, sifat contant dan
sifat konkret. “ Religio-magis” itu sebenarnya adalah pembulatan atau
perpaduan kata yang mengandung unsur beberapa sifat atau cara berpikir seperti prelogis, animisme, pantangan, ilmu gaib, dan lain-lain.
Koentjaraningrat dalam tesisnya menulis bahwa alam pikiran religius -magis itu mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus, roh-roh dan hantu-
hantu yang menempati seluruh alam semesta dan khusus. 2.
Gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, tubuh manusia dan benda- benda;
3. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti yang meliputi
seluruh alam semesta dan khusus terdapat dalam peristiwa-peristiwa yang luar biasa, binatang yang luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang luar
Susanti Wulandari . B 501 13 091 | 9
biasa, tubuh manusia yang luar biasa, benda-benda yang luar biasa dan suara yang luar biasa;
4. Anggapan bahwa kekuatan sakti yang pasif itu dipergunakan
sebagai magische kracht dalam berbagai perbuatan-perbuatan ilmu gaib untuk mencapai kemauan manusia atau untuk menolak bahaya
gaib; 5.
Anggapan bahwa kelebihan kekuatan sakti dalam alam menyebabkan keadaan krisis, menyebabkan timhulnya berbagai
macam bahaya yang hanya dapat dihindari dengan berbagai macam pantangan.
F. D. Hollemen juga memberikan uraian yang menjelaskan tentang sifat- sifat Hukum Adat yaitu:
Sifat Commune, kepentingan indibvidu dalam hukum selalu diimbangi dengan kepentingan umum.
1. Sifat Concreet, yang menjadi objek dalam hukum adat itu harus
konkret atau harus jelas 2.
Sifat Constant, penyerahan masalah transaksi harus dilakukan dengan konstan
3. Sifat Magisch, hukum adat mengandung hal-hal yang gaib yang
apabila dilanggar akan menimbulkan bencana terhadap masyarakat.
E. Proses Terbentuknya Hukum