4.3. Pembahasan Penelitian
Fasilitas jalan khusus bagi pejalan kaki sudah ada yaitu berupa jalur disamping sisi kanan dan kiri jalan utama Jl. Pahlawan. Dilihat dari fungsi dan
bentuk jalur pedestrian menurut Uterman 1984, fungsi jalur pedestrian di Jl.
Pahlawan dapat digolongkan menjadi beberapa fungsi yaitu jalur pedestrian yang terpisah dari jalur kendaraan umum Sidewalk atau jalur pedestrian dengan ciri-
ciri biasanya terletak bersebelahan atau berdekatan sehingga diperlukan fasilitas yang aman terhadap bahaya kendaraan bermotor dan mempunyai permukaan rata,
berupa jalur pedestrian dan terletak di tepi jalan raya keamanan di jalur ini yaitu berupa peninggian kerb. Bentuk lain yang dapat dikategorikan adalah pejalan kaki
melakukan kegiatan berjalan
kaki sebagai
sarana angkutan
yang akan
menghubungkan tempat tujuan, meskipun keberadaan halte di sepanjang jalan ini tidak ada, tetapi dari hasil pengamatan peneliti banyak pengguna anggutan umum
menunggu dan turun dari angkutan umum disepanjang jalur ini. Selain bentuk tersebut jalur pedestrian ini juga termasuk jalur pedestrian yang bersifat rekreatif
dan mengisi waktu luang yang terpisah sama sekali dari jalur kendaraan bermotor dan biasanya dapat dinikmati secara santai tanpa terganggu kendaraan bermotor.
Pejalan kaki dapat berhenti dan beristirahat pada bangku–bangku yang disediakan, fasilitas ini berupa plaza pada taman–taman kota. Dan juga termasuk bentuk jalur
pedestrian yang berupa jalur pedestrian yang digunakan untuk berbagai aktivitas, untuk berjualan, duduk santai, dan sekaligus berjalan sambil melihat etalase
pertokoan yang biasa disebut mall misalnya pedagang asongan, aktifitas bersepatu roda, menunggu seseorang dan juga bersosialisasi. Sedangkan menurut bentuknya
jalur pedestrian termasuk Jalur pejalan kaki tidak terlindungitidak beratap. Hal ini terlihat jelas disepanjang jalur tanpa tertutup atau terlindung dengan atap. Dan
dari segi perencanaannya menurut Carr dan kawan-kawan 1992, di jalur
pedestrian Jl. Pahlawan tergolong jenis jalur pedestrian yang terencana yaitu jalur yang sengaja dibuat khusus untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lain.
Dimensi jalur pedestrian di Jl. Pahlawan menurut standar minimal yang dipersyaratkan dalam standar perancangan jalur pedestrian dirjen bina marga
dirjen pembinaan jalan kota sudah sesuai, dimana dalam standar tersebut mensyaratkan lebar minimal jalur pedestrian diperkotaan adalah 2 meter. Dan
dimensi di jalur pedestrian Jl. Pahlawan 3,5 meter. Meskipun elemen pelengkap dan elemen street di jalur pedestrian ini
belum lengkap setidaknya sudah tersedia beberapa elemen pelengkap jalur pedestrian meskipun fungsi elemen-elemen tersebut belum efektif. Dikarenakan
berbagai hal, penempatan dan ukuran yang tidak sesuai. Contohnya : Peneduh, menurut Rustam Hakim 1987 salah satu kriteria peneduh yang baik adalah
berdaun padat. Fungsi pohon sebagai peneduh di jalur pedestrian Jl. Pahlawan masih belum begitu terasa dikarenakan pohon-pohon baru tersebut belum
mempunyai daun yang lebat sehingga hal ini dapat dimaklumi kalau fungsi peneduh dijalur ini belum efektif.
Dari hasil penelitian pada tabel 4.2. mengenai fungsi jalur pedetrian di Jl. Pahlawan, sebanyak 53 responden menjadikan prioritas utama fungsi jalur
pedestrian di Jl. Pahlawan diperuntukan sebagai jalur khusus pejalan kaki. persepsi tersebut mengenai fungsi utama prioritas jalur pedestrian sudah sesuai
tujuan perancangan jalur pedestrian yaitu sebagai jalur khusus transportasi bagi pejalan kaki di perkotaan.
Persepsi kondisi yang ada sekarang di jalur pedestrian Jl. Pahlawan dari hasil penelitian dalam kuesioner yang telah diperoleh, diketahui bahwa persepsi
para pejalan kaki mengenai tingkat kenyamanan secara keseluruhan terdapat 4 aspek kenyamanan yang termasuk kriteria tidak nyaman. Meskipun aspek lain
dalam kuesioner ini berada dalam kategori cukup nyaman. Tetapi masih terdapat 4 aspek kenyamanan yang berada dalam kondisi tidak nyaman. Sehinggaa perlu
ditingkatkan kondisi jalur pedestrian dengan harapan kondisi paling tidak dalam rentang nyaman bahkan sangat nyaman. Sehingga masyarakat lebih senang
menggunakan jalur pedestrian sebagai transportasi jalan kaki yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang menambah
polusi perkotaan. Tabel 4.7. Kondisi Jalur Pedestrian
No Kondisi di Jalur Pedestrian
Skor Hasil
1 Terik matahari
117 33
Tidak Nyaman
2 Pemandangan jalur pedestrian
201 57
Cukup Nyaman
3 Kejelasan sirkulasi jalur
154 44
Tidak Nyaman
4 Iklim mikro suhu, kelembaban, dll
145 41
Tidak Nyaman
5 Kebisingan kendaraan
223 64
Cukup Nyaman
6 Aroma tidak sedap
165 47
Tidak Nyaman
7 Bentuk kualitas jalur
208 59
Cukup Nyaman
8 Keamanan dari tindakan kejahatan
187 53
Cukup Nyaman
9 Keamanan dari jalur pendestrian itu
sendiri licin, landai, dll 225
64
Cukup Nyaman
10 Kebersihan jalur
205 59
Cukup Nyaman
11 Keindahan bahan bentuk jalur
225 64
Cukup Nyaman
12 Aksesbilitas dari menuju jalur
215 61
Cukup Nyaman
13 Kelengkapan elemen pendukung
195 56
Cukup Nyaman
Berdasarkan tabel 4.7. Terik matahari dan iklim mikro suhu dan kelembaban berada pada skor 117 atau 33 dan 145 atau 45 yang masuk dalam kategori
tingkat kenyamanan yang tidak baiktidak nyaman. Hal ini kemungkinan terjadi karena pohon baru berjenis akasia yang ditanam disepanjang jalur pedestrian
belum berfungsi efektif. Pohon-pohon disepanjang jalur belum terlalu besar dan masa daunnya juga belum lebat, sehingga fungsi pohon-pohon tersebut untuk
mengurangi terik matahari dan memberi kesejukan disiang hari belum dirasakan pejalan kaki ketika melakukan aktifitasnya saat terik matahari terasa panas. Suhu
Semarang secara umum berada pada kondisi kurang nyaman 23º - 32º C dan kelembaban 45 – 86. Selain terik matahari dan iklim mikro, kejelasan sirkulasi
juga mendapat skor rendah 154 atau 45, masih banyaknya pengamen disepanjang jalur pedestrian merupakan salah satu sebab sirkulasi mendapat skor
rendah. Penertiban aktifitas seperti pengamen tidak dilakukan rutin sehingga masih banyak pengamen yang melakukan aktifitasnya di jalur pedestrian Jl.
Pahlawan. Aroma tidak sedap juga mendapatkan skor yang tidak baik 165 atau 47. Saluran drainase terbuka disepanjang jalur pedestrian dan juga bak sampah
yang terbuka merupakan alasan responden memberikan persepsi mereka kurang nyaman.
Adapun hal lain yang menjadi aspek kenyamanan menurut responden, berdasarkan tabel 4.4. mengenai aspek kenyamanan responden yang diperlukan
untuk peningkatan kualitas pelayanan jalur pedestrian yaitu keteduhan jalur pedestrian sebanyak 19 dari 70 responden menilai keteduhan merupakan aspek
penyebab kenyamanan.
Aspek ketidaknyamanan responden, seiring dengan aspek penyebab kenyamanan di jalur pedestrian, dari 70 responden n menginginkan jalur
pedestrian yang panas menyebabkan ketidaknyamanan respondenpengguna dalam memanfaatkan jalur pedestrian, oleh karenanya.
Selain fungsi utama jalur pedestrian sebagai jalur khusus pejlan kaki adapun fungsi lain yang diharapkan responden dari keberadaan jalur pedestrian.
Berdasarkan tabel 4.4. tabel preferensi responden yaitu jalur pedestrian pahlawan difungsikan sebagai ruang rekreasi dan ruang bersosialisasi.
Harapan responden untuk meningkatkan jalur pedestrian di Jl. Pahlawan yaitu penambahan-penambahan penananaman pohon sebesar 37. Hal ini
berbanding lurus dengan persepsi responden dalam kuesioner tertutup bahwa terik matahari dan iklim mikro mendapatkan skor rendah dalam hal tingkat
kenyamanan jalur pedestrian. Preferensi fasilitas menurut responden hal yang paling diinginkan yaitu
penambahan peneduh, fasilitas halte untuk menunggu dan turun dari kendaraan dan sign atau tanda-tanda atau berupa lampu seperti lampu apil untuk menyebrang
kesisi yang lain.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian studi tentang kenyamanan pejalan kaki terhadap pemanfataan jalur pedestrian di Jl. Pahlawan, maka
disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dimensi jalur pedestrian Jl. Pahlawan sudah memenuhi standar minimun
sebuah jalur pedestrian di perkotaan. 2. Hasil perhitungan analisis mengenai prioritas utama fungsi jalur pedestrian
Jl. Pahlawan sebanyak 53 responden memberikan pilihan prioritas fungsi jalur khusus pejalan kaki.
3. Hasil perhitungan analisis deskriptif Persentase yang telah diperoleh, memberikan keterangan bahwa dari jumlah responden sebanyak 70
responden yaitu pengguna jalur mengenai kondisi selama penelitian berlangsung adalah tergolong dalam kriteria tingkat kenyamanan yang
cukup baik. Dari keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan rata-rata bahwa persepsi pengguna jalur pedestrian terutama pejalan kaki termasuk
pengguna lain non–pejalan kaki pada umumnya merasa cukup nyaman dalam pemanfataan jalur pedestrian di Jl. Pahlawan.
4. Kondisi saat ini di jalur pedestrian Jl. Pahlawan ditinjau dari aspek kenyamanan menurut teori tentang kenyamanan sebagaimana dalam aspek
kenyamanan itu sendiri adalah : terik matahari, pemandangan di jalur
65