Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
1
ARTIKEL Memposisikan Perpustakaan Daerah
dalam Pengembangan
E-Government Indonesia
W a w a n W ira a tm a ja
Program Studi Ilm u Kom puter, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor IPB Wawan kalten g.n et
Ku d a n g B o ro S e m in a r
Departem en Tekn ik Pertan ian , FATETA, In stitut Pertan ian Bogor IPB ksem inarbim a.ipb.ac.id
A b s t r a c t
This paper tries to show the position of the public library as one of the local dev ices in dev elopin g e-govern m en t in In donesia. It is described about the e-
govern m en t an d how im portan t is the in tegral un derstan ding to a v ariety of the govern m en t elem en ts in supporting the developm en t. The description is based on
the un derstanding of the Indonesian govern m ent m odel w ith its curren t local auton om y w hich give the local gov ernm en t a huge pow er to execute the
govern m en t fun ction s. The library is directed as the inform ation dissem ination elem en ts an d the coom un ication device betw een the local gov erm en t an d the
society .
1. Pen dahuluan
E-gov ernm ent m erupakan sebuah m o- del pen gem ban gan hubun gan an tara pem e-
rin tah dan m asyarakat den gan m em an faatkan secara intensif dan ekstensif berbagai perang-
kat tekn ologi in form asi dan kom un ikasi TIK un tuk m en capai ben tuk pem erin tahan yan g
ideal. Den gan n ya diharapkan tercipta pem e- rintahan yang responsif terhadap keinginan
m asyarakat, transparan, dan akun tabilitasn ya terjaga. Sem entara itu, m asyarakat diharap-
kan lebih m udah m en dapatkan in form asi dan layan an pem erin tahan serta lebih m en in gkat
partisipasin ya dalam pem ban gun an .
Kon stelasi politik n egara dan pem erin - tahan daerah di In don esia sen diri telah
berubah drastis sejak era reform asi. Saat ini telah terjadi pem berian oton om i daerah yan g
lebih luas dengan desentralisasi tugas dan tanggung jawab besar pem erintahan dari
Pem erin tah Pusat ke Pem erin tah Daerah. Dalam prosesnya, Pem erintah Daerah pro-
vin si dan kabupaten kota m en dapat kesem - patan lebih besar un tuk m enentukan sen diri
fokus pem ban gun an daerah den gan m em an - faatkan sem aksim al m un gkin sum berdaya
dan kem am puan peran gkat daerah.
Salah satu peran gkat daerah yan g terkait den gan pen yebaran in form asi adalah
perpustakaan daerah sebagai badan yang selam a ini hanya dian ggap hanya sebagai
sum ber bacaan um um , terutam a yang bersifat hiburan . Dalam kon sep pen gem ban gan dan
pem ban gun an daerah, perpustakaan dapat lebih diin ten sifkan fun gsin ya sebagai salah
satu sum ber inform asi pem bangunan daerah dan den gan m em an faatkan berbagai sistem
dan TIK m em un gkin kan tran sfer in form asi yan g lebih cepat, m urah, dan efektif. Fun gsi
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
2 pen yebarluasan in form asi pun kem udian
dapat diin ten sifkan den gan pem berian layan an dalam m odel in form asi yan g beragam
sehin gga dapat m em berikan n ilai tam bah.
Pem aham an yan g in tegral atas kebera- daan perpustakaan daerah sebagai salah satu
peran gkat daerah yan g dapat m en dukun g oto- n om i daerah dan perkem ban gan e-govern -
m en t, akan m eningkatkan nilai tam bah perpustakaan sebagai salah satu aktor
pem erintahan . Selanjutnya, perpustakaan daerah tidak akan hanya dipandang sebagai
institusi sekadar ada tetapi m enjadi satu keharusan un tuk pem ban gun an daerah yan g
berlan daskan oton om i daerah dan bervisi m aju den gan e-govern m ent.
2 . In fo rm asi dan E-Go v er n m en t
s e b a ga i Re vita lis a s i P e m e rin - ta h a n d i In d o n e s ia
Perkem ban gan TIK yan g san gat pesat, terutam a dengan keberadaan Internet, m en g-
akibatkan suatu pem erin tahan harus dapat beradaptasi dan m em an faatkan n ya den gan
baik. Pem erintah yang m enerapkan berbagai aspek TIK dalam m elaksanakan fungsi-
fun gsin ya disebut pem erin tah yan g berbasis elektron ik electron ic-gov ern m en t, e-gov ern -
m en t. Banyak negara m ulai m encoba m en gadaptasi perkem ban gan In ternet den gan
m en gim plem en tasikan sistem yan g diyakin i- n ya m erupakan bentuk dari e-govern m en t. E-
govern m en t diyakini m erupakan perbatasan berikutn ya n ext fron tier yan g harus dije-
lajahi dalam m en ggun akan Internet dan m em iliki poten si terbesar un tuk m erevolusi
pen yelenggaraan pem erin tahan dan m erevita- lisasi dem okrasi [1].
Berbagai definisi e-governm ent dikelu- arkan oleh lem baga dan institusi pem erin-
tahan . Salah satu pern yataan yan g cukup baik un tuk m en defin isikan e-gov ern m en t dikelu-
arkan oleh World Ban k [2}:
E-Gov ern m en t refers to the use by go- v ern m en t agen cies of in form ation tech-
n ologies such as W ide Area N etw orks, the Intern et, and m obile com puting that
have the 1 ability to tran sform rela- tions w ith citizens, businesses, and other
arm s of govern m en t. These techn ologies can serv e a v ariety of different ends: 2
better deliv ery of gov ernm ent serv ices to citizens, im prov ed interactions w ith
business and industry , 3 citizen em po- w erm en t through access to in form ation ,
or m ore 4 efficien t gov ernm ent m ana- gem ent. The resultin g ben efits can be
less corruption , in creased tran sparency , greater con v en ien ce, rev en ue grow th,
and or cost reductions.
Beberapa defin isi lain , den gan sudut pan dan g dan kepen tingan yan g berbeda-beda
dinyatakan di dalam Tam bouris et al. [3} m ulai dari “e-business of the state”, pelayanan
kepada pen duduk dan rekayasa ulan g re- en gin eerin g m em anfaatkan teknologi, atau
usaha pem en uhan kebutuhan den gan m em anfaatkan Internet. Sem entara terkait
dengan adm inistrasi publik, Perserikatan Ban gsa-Ban gsa PBB m en defin isikan e-
govern m en t sebagai: m em an faatkan internet dan w orld-w ide-w eb untuk m engirim kan
in fo r m a s i
dan la y a n a n pem erintahan
kepada m asy arakat [4]. Di sini terlihat bahwa interpretasi
tentang e-gov ern m en t m en jadi luas dan m en yebar [5]. Di satu sisi e-gov ern m en t
dapat dilihat sebagai suatu visi dan disiplin pengarah untuk seluruh sektor adm inistrasi
dan pem erin tahan . Sem en tara itu, wilayah keberadaan
e-govern m en t dapat dilihat dalam skala besar dan dalam skala kecil. E-
govern m en t dalam skala besar adalah seluruh kegiatan pem erintahan dan adm instrasi
term asuk e-dem ocracy , e-v oting, e-adm in is- tration , e-assistance, e-justice, bahkan e-
healthcare atau e-education . Sem en tara dalam skala kecil, e-gov ern m en t adalah
im plem entasi proses adm in istrasi lokal dalam dom ain e-adm in istration .
Beberapa harapan yan g m un cul dari
revolusi digital adalah p o te n s in ya u n tu k m e n gu a tka n d e m o kra s i
dan m em buat
pem erintah le bih re s p o n s if te rh a d a p ke b u tu h a n p e n d u d u k
. E-gov ernm ent ada- lah pen ggun aan TIK un tuk m en tran sform asi
pem erintahan m enjadi lebih m udah diakses, efektif dan akun tabilitasn ya terjaga [6].
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
3 E-gov ernm ent m em ungkinkan dilaku-
kan n ya tran saksi yan g berhubun gan den gan sistem pem erintahan setiap saat darim ana
pun seseorang berada. Sem entara penduduk m endapatkan inform asi dan m elakukan
aktivitas yang proaktif, orang-orang di dalam pem erin tahan bekerja den gan an tusias
m en ggun akan TIK, m en ghasilkan sesuatu yan g berbeda, m enjawab pertan yaan den gan
cepat, m en ggun akan jaringan un tuk m elayan i publik. Sem en tara itu in stitusi swasta m en ik-
m ati interaksi yan g cepat dan m udah sehin gga m enin gkatkan perhatian publik.
Pen gem ban gan e-gov ernm en t dim ak- sudkan sebagai salah satu m etode un tuk
m em aksim alkan efisien si bisn is pem erin - tahan dan m en gefektifkan bagian yan g
berhubungan dengan penyaluran layanan services kepada publik, penyebaran
in form asi inform ation dissem ination , dan m en guran gi biaya cetak publishing den gan
m em buat versi elektron ik dari dokum en- dokum en yang tersedia sehingga m em ung-
kin kan penghem atan biaya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan
m em ban gun portal atau situs pem erin tahan di In tern et.
Mem an g, perkem ban gan e-gov ern m en t di In don esia sen diri belum berjalan sebagai-
m an a yan g diharapkan . Ban yak ken dala yan g m un cul m ulai dari ketersediaan in frastruktur
yan g m asih terbatas, kon disi sosial politik, sam pai dengan keberadaan aplikasi sistem
in form asi yan g spesifik yan g dapat digun a- kan . Selain itu harus diakui bahwa
keberadaan berbagai peraturan, petunjuk dan in form asi m en gen ai e-gov ern m en t m asih
belum tersedia dengan m em adai.
3 . Biro krasi, In fo rm asi, dan
P e ra n S e rta Ma s ya ra ka t Me n u ju
E-Go v e r n m e n t
Dalam ilm u adm in istrasi n egara seperti dalam Sugan dha [7], Suradinata [8 ],
dan H an dayan in grat [9] dijelaskan ten tan g suatu sistem yang kom pleks yang m engatur
jalannya pem erintahan dan pem bangunan yan g disebut birokrasi. Birokrasi tum buh
karena kebutuhan proses kegiatan organisasi dan lin gkun gan , serta m erupakan alat palin g
efisien un tuk organ isasi besar dan kom pleks. Tetapi disadari bahwa keberadaan birokrasi
yan g sem akin besar, urusan yan g berbelit- belit, dan ketidakjelasan tugas dan wewen an g
m en yebabkan birokrasi dapat m en jadi m e- sin yan g ditakuti m asyarakat. Di sin i m a-
syarakat dapat m enjadi apatis dan tingkat partisipasin ya dalam pem ban gun an m en u-
run .
Dalam suatu negara dengan kekuatan politik dan organ isasi m assa yan g kuran g
m am pu m enjalankan fungsi-fungsinya, m aka apabila tidak ditun jan g oleh proses pen g-
am bilan keputusan dan pen gon trolan pelak- san aan keputusan yan g baik, kekuasaan
birokrasi itu akan sem akin besar. Sem akin besar kekuasaan birokrasi, aparat birokrasi
m un gkin dapat leluasa m en gen dalikan lin gkun gan luar birokrasi sesuai den gan
persepsi yang dim iliki dan m en gokohkan kedudukan n ya dalam tatan an organ isasi
pem erintahan . Secara teoritis, keadaan ini m en cerm in kan kegagalan un tuk m ewujudkan
ide dem okrasi dan m en utup keterbukaan n ya kepada m asyarakat.
Birokrasi sebagai suatu sistem organisasi pem erintahan m em iliki berbagai
sub-sistem yan g salin g berkaitan , salin g m en dukun g dan m en en tukan , sehin gga dapat
m em bentuk suatu totalitas kom pon en yan g terpadu dalam suatu sistem tersebut.
Suradin ata [8 ] m en yatakan bahwa pem aham - an ten tan g birokrasi sebagai organ isasi,
m em pun yai im plikasi yan g lebih luas daripada cakupan birokrasi secara norm al.
Organ isasi dipan dan g sebagai suatu sistem dim an a m asukan n ya berupa sum ber daya,
baik sum ber daya alam m aupun sum ber lain n ya. In form asi dapat dijadikan dasar
un tuk ren can a kegiatan atau tujuan . Dalam proses organ isasi itu m elibatkan aspek
m an usia, saran a dan prasaran a, koordin asi, pen gawasan , kekuasaan dan kebijaksanaan .
Aspek-aspek tersebut m erupakan sub sistem , yan g dapat dibagi lagi m enjadi sub-sub sistem
yang keseluruhannya m erupakan sistem organ isasi.
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
4
Lingkungan masyarakat dan alam Lingkungan dalam organisasi
Sumber daya dan informasi
ORGANISASI - manusia
- sarana dan prasarana
- kekuasaan - koordinasi
- pengawasan - kebijaksanaan
Hasil yang diharapkan:
Jasa dan barang
masukan proses
keluaran
Umpan balik
Gam bar 1 Pem odelan proses sebagai sebuah sistem untuk sebuah organisasi [8 ]. Proses organ isasi yan g m erupakan
sistem determ in istik m em iliki sub sistem dan in terrelasi yan g m enun jukkan perilaku yan g
dapat diram alkan sehin gga selan jutn ya ditransform asi pada keluaran sebagai hasil
yan g diharapkan berupa ben da atau jasa. Dalam sistem in i, keluaran dikem balikan
sebagai m asukan un tuk um pan balik un tuk m en dapatkan proses yan g lebih baik.
Gam baran pem odelan sistem un tuk sebuah organisasi diperlihatkan pada Gam bar 1.
Dalam proses organisasi terdapat pen garuh lin gkun gan yan g selalu harus
diperhitun gkan . Pen garuh in i acapkali berhu- bun gan dengan pekerjaan dalam proses
organisasi. J adi, selain pengaruh dalam orga- n isasi terdapat pen garuh lain yaitu lin gkun g-
an m asyarakat dan alam . Di dalam sistem adm inistrasi birokrasi negara diperjelas
bahwa m asukan untuk proses politik adalah: 1 in form asi kebutuhan m asyarakat dan
n egara, 2 sum ber daya m an usia dan alam , dan 3 peran serta m asyarakat. Sem en tara
hasil dari proses atau keluaran adalah pen gam bilan keputusan dan kebijaksan aan
pem ban gun an .
Di sin ilah kata kun ci in fo rm a s i dan p e ra n s e rta m a s ya raka t
berpengaruh dalam m en gem ban gkan adm in istrasi biro-
krasi n egara yan g efektif dan efisien dan proses pen gam bilan keputusan yan g lebih
baik lihat Osborne [10 ]. Siagian [11] m en yatakan pen tin gn ya peran an inform asi
dalam kehidupan m odern dewasa in i sehin gga m asyarakat yang m engolah inform asi secara
tradision al - dalam arti tidak m enggunakan saran a berm uatan teknologi tin ggi - disebut
m asyarakat prainform asion al un tuk kata lain m asyarakat yang belum m aju. Sebaliknya m a-
syarakat yang m engolah berbagai kom ponen pen an gan an in form asi dengan m em an faatkan
kem ajuan dan tekn ologi in form asi disebut sebagai m asyarakat in form asion al. H al yan g
sam a dapat din yatakan un tuk pem erin tahan in form asion al.
Beberapa ciri m asyarakat inform asional yang cukup penting adalah jum lah inform asi
yan g m elim pah, tran sm isi in form asi yang cepat, lin gkup in form asi yan g luas, biaya
pen gadaan m urah, m obilitas in form asi, jangkauan inform asi terbuka, cara penyam -
paian in form asi lewat ban yak m edia, un it
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
5 pen an gan an in form asi terutam a m en ggun a-
kan m esin , dan akses in form asi yan g luas. Pertan yaan lebih jauh m un cul, apakah
m asyarakat dan juga pem erintahan yang inform asional berarti telah m enerapkan e-
govern m en t? Bila kon sep e-gov ern m en t seperti yan g
dinyatakan di awal tulisan diikuti sebagai acuan , m aka harus dilihat dulu bagaim an a
proses pengolahan inform asi tersebut berpengaruh dalam kinerja pem erintahan
serta m en gubah proses layan an kepada m asyarakat. Bila proses in form asion al tadi
han ya bersifat otom atisasi proses-proses di dalam pem erin tahan tetapi tidak m em berikan
transparansi pada proses adm inistrasi negara dan tidak m em buat m asyarakat lebih terlibat
dalam proses pem erintahan, m aka e- govern m en t tidak terlaksan a.
Sebalikn ya bila kita lihat bahwa e- govern m en t m erupakan suatu proses antara,
m aka proses in i harus didahului oleh sebuah proses pem erin tahan in form asion al. Di sin i,
karena syarat penggunaan TIK adalah syarat utam a terciptanya suatu e-govern m en t, m aka
proses in form asion al m utlak harus terjadi lebih dulu.
4 . Oto n o m i Daerah, Pen gem -
b a n ga n S u m b e rd a ya D a e ra h , d a n Ko n tro l Ma s ya ra ka t
Perkem ban gan pem erin tahan daerah yan g lebih oton om , dim ulai sejak era
reform asi pada tahun 1998 saat yan g ham pir sam a den gan m erebakn ya pen ggun aan
In tern et di Indon esia den gan dikeluarkan n ya UU n o. 22 1999 yan g kem udian diperba-
harui den gan UU n o. 32 20 0 4 m en yebabkan terjadinya perubahan dalam kewenangan
pem erintahan yan g ditan gan i oleh Pem e- rin tah Pusat dan kewen angan yan g ditan gan i
oleh Pem erin tah Daerah provin si kabupa- ten kota. Secara esensi terjadi perpindahan
kewen an gan yan g san gat besar sehin gga m em berikan kekuasaan lebih luas kepada
Pem erin tah Daerah untuk m en gatur jalan n ya pem erintahan daerah.
Peraturan perundang-undangan ten- tan g pem erin tahan daerah terlihat m en coba
m em ban gkitkan kem bali secara jelas sem an gat oton om i daerah in i den gan
penekanan pada prinsip-prinsip dem okrasi, peran-peran m asyarakat, pem erataan dan
keadilan . Terjadi ban yak perubahan m en da- sar m ulai dari perubahan sim bolisasi den gan
m en ghilan gkan tin gkatan daerah oton om Dati I dan Dati II dan m en ggantin ya den gan
istilah yan g lebih n etral, yaitu provin si, kabupaten dan kota un tuk m en ghilan gkan
kesan tin gkatan yang lebih tin ggi lebih berkuasa daripada tin gkatan yan g lebih
ren dah. Di sin i juga terjadi pem batasan asas dekon sentrasi den gan m en ghapuskan posisi
wilayah adm in istratif di daerah kabupaten kota dan m em perpen dek han ya sam pai
pem erintahan provinsi. Bupati dan walikota kem udian han ya m en jadi kepala daerah
oton om saja.
H al in i kem udian berpen garuh pada proses politik dan ekon om i pem bangun an
daerah. J uga dalam hal im plem en tasi kon sep dan ren can a-ren can a yan g dikeluarkan oleh
pem erin tahan pusat. Kon sep atau rencana- ren can a yan g dikeluarkan oleh badan atau
lem baga kenegaraan di tingkat pusat apalagi yang tidak m em iliki kekuatan hukum yang
tetap karen a tidak term asuk dalam peraturan perun dan g-un dan gan , dapat den gan m udah
diabaikan oleh pem erintah di daerah bila dian ggap tidak sejalan den gan visi
pem ban gun an di daerah atau bila dian ggap tidak m em berikan keun tun gan segera.
Contoh paling jelas adalah keberadaan berbagai retribusi daerah yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan karena pola pikir keberhasilan pem ban gun an yan g din ilai dari
ban yakn ya dan a yan g dihasilkan sehin gga serin g m elupakan pem aham an proses
in vestasi yan g bersifat jan gka pan jan g term asuk dalam investasi sum berdaya
m an usia daerah.
Sistem dan organ isasi oton om i daerah m em an g m en em patkan bupati walikota
sebagai pim pin an tertin ggi daerah. Bupati walikota dibantu oleh para staf, seperti kepala
din as dan badan , serta cam at sebagai
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
6 bawahan langsun g yan g m en gelola kecam at-
an . Sistem itu terlihat sebagai organ isasi bertin gkat dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas, sebagai pen gelola dan pen an ggun g jawab kegiatan pem ban gunan dan pen gopera-
sian potensi daerah.
Ada dua hal utam a yan g akan m en jadi fokus dan sistem m an ajem en daerah yaitu a
organ isasi dan b kom un ikasi. Dalam organ isasi m em an g m asih ada birokrasi yan g
harus diadopsi dan ada jajaran pegawai yang m asih dibutuhkan. Sem uan ya harus
m enjam in kelancaran kom unikasi seluruh eksekutif dan peran gkat organ isasi dalam
lin gkun gan pem erin tahan daerah kom un ikasi in tern al. Sem en tara kom un ikasi
ekstern al diperlukan sebagai un sur pengawasan dan kontrol dari m asyarakat
daerah dan dari perangkat perwakilan di DPRD, dim ana sem uanya harus
diikutsertakan sehin gga pem bangun an daerah terlaksan a den gan baik sesuai den gan
kein gin an oton om i daerah.
Dalam hal organ isasi peran gkat daerah in i, Pem erin tah Daerah juga diberi
kewen an gan luas un tuk m en en tukan tin gkat kebutuhan organisasi pem erintahan daerah
seperti tercantum dalam PP no. 8 20 0 3 dengan batasan-batasan um um . Di sini
keberadaaan perangkat daerah yaitu organisasi lem baga pada Pem erintah Daerah
yan g bertan ggun g jawab kepada Kepala Daerah dalam ran gka pen yelen ggaraan
pem erin tahan diben tuk den gan kriteria seperti 1 kewen an gan pem erin tahan , 2
karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah, 3 kem am puan keuangan daerah, 4
ketersediaan sum berdaya aparatur, dan 5 pen gem ban gan pola kerjasam a an tar daerah
dan atau dengan pihak ketiga.
Perpustakaan daerah um um kem udian m en jadi salah satu lem baga daerah yan g
difun gsikan un tuk m elaksan akan tugas di bidan g perpustakaan yan g karen a sifatn ya
tidak tercakup dalam sekretariat daerah dan din as daerah dalam lin gkup tugasn ya. Bila
sekretariat daerah dan dinas dim aksudkan terutam a sebagai peran gkat yan g
m elaksan akan tugas utam a pelayan an um um , sipil dan publik, m aka lem baga daerah
term asuk salah satunya perpustakaan daerah m elaksan akan fun gsi pen un jan g
pen yelenggaraan pem erintahan daerah.
Bila sekretariat daerah, din as, badan dan peran gkat daerah lain lebih berperan
dalam fun gsi layan an pem erintahan , m aka perpustakaan daerah dapat m en gam bil peran
lebih dalam fun gsi pen yebarluasan inform asi pem erintahan sebagai wujud
tran sparan si pem erin tahan . H al in i m en jadi san gat strategis dan im plem en tatif dalam
pelaksan aan roda pem erin tahan yang berlan daskan e-gov ernm en t in gat salah satu
esen sin ya adalah dalam hal p e n girim a n in fo rm a s i
dan la ya n a n . Di sin i kem udian
fungsi pengawasan dan kontrol dari m asyarakat untuk berbagai proses
pem erintahan dan pem ban gun an dapat lebih dioptim alkan den gan keberadaan in form asi
pem erintahan yang tepat sebagai pem banding.
5 . Perpustakaan Daerah sebagai
U n it In fo rm a s i d a n Ko m u n i- ka s i P e m e rin ta h a n D a e ra h
B e rvis i
E-Go v e r n m e n t
Seperti yang telah disadari bahwa perkem ban gan ilm u dan teknologi yan g
san gat pesat dan didukun g oleh perkem ban gan TIK m en yebabkan produksi
in form asi m en jadi berkem ban g san gat pesat pula. Dem ikian pula haln ya den gan in form asi
yang sem estinya dihasilkan oleh proses pem ban gun an dan pem erin tahan di daerah.
Data statistik daerah, data kepegawaian daerah, data proyek-proyek pem ban gun an ,
in form asi bidan g lingkun gan , bidan g penataan ruang, kepariwisataan dan
sebagain ya. Mem biarkan in form asi dan berbagai laporan ini berada di berbagai
instan si m em buat m asyarakat akan lebih sulit m endapatkannya apalagi untuk berbagai
laporan yan g sifatn ya lin tas sektoral. Men gum pulkan n ya di dalam suatu un it
layan an in form asi perpustakaan m enjam in keberadaan inform asi tersebut dalam hal
eksisten si, verifikasi dan klasifikasinya
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
7 Gam bar 2 Posisi perpustakaan daerah dalam arsitektur portal pem erintahan e-gov ern m en t.
sehin gga m em udahkan pen carian bagi yan g berkepen tin gan .
Peran perpustakaan dengan pustakawan di dalam n ya kem udian adalah
m em ban tu pen cari in form asi pem erin tahan untuk m endapatkan inform asi dengan cara
m engarahkan agar pencarian inform asi dapat efisien , efektif, tepat sasaran , serta tepat
waktu. Salah satu m odel pen yebaran layan an dan in form asi dalam e-govern m en t adalah
disediakan n ya sebuah akses tun ggal terstruktur berupa p o rta l p e m e rin ta h a n
yan g diakses den gan berbagai peralatan TIK terutam a m en ggun akan tekn ologi In tern et
[3]. Di sini perpustakaan daerah dapat m en jadi bagian dari adm in istrator sistem
inform asi yang berperan m engatur pen gelolaan in form asi pem erin tahan daerah
sehingga m em berikan inform asi yang terkini dan berm an faat. Gam baran posisi
perpustakaan daerah dalam im plem entasi e- govern m en t di dalam sebuah arsitektur portal
pem erintahan dapat dilihat pada gam bar 2.
Dalam kon sep m asyarakat m adan i civ il society , ada em pat pilar pem im pin
m asyarakat dalam pem ban gunan ; pem erin tah, kelom pok bisn is dan industri,
lem baga swadaya m asyarakat LSM, dan m edia. Keem patnya tidak boleh lebih kuat
satu dari yang lain. Pem erintah tidak boleh m enjalin kerjasam a dengan kelom pok bisnis
dan in dustri tan pa m em perhatikan m asukan dari LSM dan m edia. H eterogen itas
m asyarakat m enyebabkan diperlukan kom un ikasi yan g lan car an tara pen en tu
kebijakan pem bangunan daerah dan m asyarakat lewat m edia m assa.
Di sini peran perpustakaan dapat lebih ditin gkatkan sehin gga dapat berfun gsi sebagai
m itra terutam a bagi in stitusi di luar pem erin tahan un tuk m en dapatkan in form asi
pem erin tahan yan g seim ban g. Sebagaim an a fungsi tradisionalnya, pustakawan dapat
m engarahkan pencari inform asi pem erin- tahan untuk m en dapatkan in form asi yan g
sahih dan dapat dipertan ggun gjawabkan . Pustakawan dapat pula m enyediakan
in form asi yan g m un gkin san gat bern ilai, n am un keberadaan n ya serin g tersem bun yi,
seperti literatur kelabu grey literature.
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
8 Perpustakaan daerah kem udian tidak hanya
m en jadi sum ber bacaan um um bagi m asyarakat tetapi juga m enjadi pusat
inform asi khusus pem erintahanan daerah.
Di sin ilah kem udian pem erin tahan yang bervisi e-govern m en t akan m enyadari
bahwa perpustakaan m erupakan sebuah elem en pentin g dalam proses tran sform asi
in form asi dan kom un ikasi antara pem erintah dan m asyarakat.
6 . Tran sfo rm asi Visi dan Misi
P e rp u s ta ka a n D a e ra h d a la m Ra n gka P e n ge m b a n ga n
E- Go v e r n m e n t In d o n e s ia
Perkem bangan TIK dan keragam an kebutuhan inform asi m asyarakat yang
sem akin kom pleks, berim plikasi kepada perubahan paradigm a pengelolaan dan
pem an faatan in form asi. Kon disi dem ikian m en un tut keberadaan SDM pen yedia dan
pengelola inform asi dan dokum entasi yang profesion al dan berkom peten serta
m em aham i m aksim al pem anfaatan TIK.
Dalam kon sep e-gov ernm en t, jelas bahwa pem anfaatan TIK m erupakan
prasyarat utam a un tuk terciptan ya sebuah pem erintahan yan g ideal. TIK dim an faatkan
di dalam sistem in tern al pem erin tahan dan sebagai suatu sistem ekstern al un tuk
berhubun gan den gan m asyarakat. Di dalam perpustakaan sendiri, proses internal
pengum pulan dan pencarian inform asi sudah selayakn ya m em an faatkan berbagai sistem
TIK sehingga pada akhirnya m em percepat dan m em perm udah proses pen carian
kem bali. Sem entara untuk berhubungan den gan para pen cari in form asi pem erin tahan ,
perpustakaan juga dapat m em berikan berbagai m odel inform asi yang lebih fleksibel
seperti den gan m en yiapkan sebuah akses data atau den gan m em berikan ben tuk data digital
dalam disk atau cd-rom .
Pem aham an yang baik pada esensi sebuah pem erintahan yang responsif
terhadap kein gin an m asyarakat sebagai syarat e-govern m ent akan m enyadarkan berbagai
pihak penyelenggara pem erin tahan un tuk m en gubah pan dan gan akan keberadaan
perpustakaan. Berbagai instan si akan lebih sen an g m em berikan berbagai in form asi dan
data yan g dihasilkan n ya un tuk dikelola perpustakaan sehingga dapat lebih
m em fokuskan kegiatan intern al pem erin tahan di dalam in stan si un tuk
berhubun gan den gan proses layan an kepada m asyarakat. Sem entara itu, perpustakaan
yan g bervisi e-gov ern m en t, selain m en coba m em berikan cara tercepat dalam pem berian
inform asi kepada m asyarakat, juga akan berusaha m engum pulkan berbagai inform asi
dan data terkait yan g dapat digun akan sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan
pem ban gun an dan pem erin tahan . In form asi in i bisa berasal dari internal pem erintahan
un tuk dim an faatkan sesam a in stan si, atau pun yan g berasal dari luar in stitusi
pem erintahan m edia m assa, In tern et dan m edia lain yan g kem udian dapat
dim an faatkan sebagai pen dukun g proses pen etapan kebijakan pem ban gun an . Gam bar
3 m em perlihatkan gam baran fungsi perpustakaan daerah dalam pengelolaan
in form asi data in tern al dan ekstern al pem erintahan.
Den gan kerjasam a an tara berbagai perpustakaan daerah yang bervisi sam a,
dim ungkinkan tukar m enukar inform asi dan data yan g kem udian dapat dim an faatkan
sebagai pem ban din g. Sebagai con toh, sebuah peraturan daerah yang terbukti berhasil di
suatu daerah, bila berbagai data pen dukun gn ya tersedia akan dapat
diterapkan juga di daerah lain . Kebijakan pem ban gun an tertentu yan g terbukti berhasil,
bisa den gan cepat diim plem en tasikan di daerah lain bila pertukaran in form asi dan
data yan g diwakili oleh perpustakaan daerah berjalan den gan baik. Dem ikian juga halnya
kontrol terhadap berbagai proses pem ban gun an dapat dilakukan bila ada
pem ban din g yan g valid sehin gga m en guran gi kem un gkin an terjadin ya proyek yan g tidak
m enyentuh m asyarakat atau dilakukan den gan cara yan g korup. Ten tun ya kem ajuan
TIK dapat den gan cepat m en dukun g hal in i
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
9 Gambar 3 Aliran informasidata internal dan eksternal pemerintahan yang dikelola
perpustakaan daerah. terutam a un tuk in form asi yan g dapat
ditran sform asikan dalam ben tuk digital. Di sin i kem udian peran Pem erintah
Pusat yan g diwakili Perpustakaan Nasion al diperlukan un tuk koordin asi dan pen yusun an
kebijakan nasion al pengem ban gan fun gsi perpustakaan yan g m en dukun g
pen gem ban gan e-governm ent di In don esia. Pem bentukan standar dan klasifikasi
in form asi pem erin tahan In don esia e- govern m en t m arkup lan guage dapat
dilakukan oleh Perpustakaan Nasional. Klasifikasi in i dapat berdasar jen is atau tipe
sektor, con tohn ya, kesehatan , pen didikan , in dustri. Bisa juga diorgan isasikan berdasar
tipe layan an , sebagai con toh m asalah registrasi dan lisen si surat ijin , atau
pem esan an . Selain itu, perbedaan dalam m en deskripsikan suatu hal yan g sam a an tar
lem baga pem erintahan dan antara pem erin tah dan pen ggun a harus juga
diselesaikan . H al in i terjadi m en gin gat berbagai hal dan kewen an gan lem baga
pem erin tahan yan g berbeda sem entara
kebutuhan adm in istrasi dan kebutuhan m asyarakat serin g m en yebabkan
diperlukan n ya in teraksi den gan lebih dari satu lem baga pem erintahan yang berwenang.
Kem udahan pen carian inform asi juga harus m enjadi perhatian tersendiri dim ana
diperlukan suatu sistem klasifikasi yang kon sisten dari setiap in form asi yan g
disediakan setiap badan . H asil dari sistem in i adalah sebuah katalog terin tegrasi dari
inform asi yang kem udian dapat disebarluaskan ke seluruh pem erintah daerah
un tuk dim an faatkan oleh un it pen gelola inform asi perpustakaan daerah. Contohnya,
bila kita m enginginkan inform asi tentang perijin an, m aka perpustakaan dapat
m em berikan pilihan seperti perijinan perdagan gan usaha, perijin an ban gun an
Jurnal Pustakawan Indonesia volume 6 nomor 1
10 IMB, atau perijin an ken daraan SIM atau
STNK. Mem an g ben tuk ideal dari e-
govern m en t adalah proses transform asi in form asi dan pen yaluran n ya m en ggun akan
sepen uhn ya saluran TIK tan pa perlu ada keterbatasan pada ruan g dan waktu akses
In tern et. Tetapi, ben tuk an tara seperti yan g dapat dilakukan den gan m em buat titik-titik
akses inform asi pem erintahan di perpustakaan daerah, pada akhirnya akan
m en jadi san gat berm an faat un tuk m en ciptakan satu kesatuan in form asi
pem erin tahan n asion al yan g ideal ketika m asalah akses dan in frastruktur telah
teratasi.
7. Kesim pulan