Rencana Induk Pengembangan E Government

3.5 Strategi Perencanaan dan Evaluasi Biaya Proyek E-Government Provinsi

Riau ________________________________________________________ 3.5-171

3.6 Rencana Induk Pengembangan Perangkat Keras (Hardware) ________ 3.6-171

3.6.1 Kebutuhan Perangkat Pendukung ______________________________________ 3.6-171

3.6.2 Sistem Jaringan Komunikasi Data Elektronik _____________________________ 3.6-174

3.7 Rencana Induk Pengembangan Perangkat Lunak (Software) ________ 3.7-177

3.7.1 Pengembangan Sistem Informasi Pemerintahan dan Pembangunan ____________ 3.7-180

3.7.2 Dukungan Terhadap Program IGOS (Indonesia Go Open Source) _____________ 3.7-182

3.7.3 Pengembangan Sistem e-Learning ______________________________________ 3.7-238

3.7.4 Pengembangan Pusat Informasi Digital Riau ______________________________ 3.7-270

3.8 Rencana Induk Pengembangan Perangkat Benak (Brainware) _______ 3.7-284

3.8.1 Pelatihan Khusus Tenaga Pengajar/Pendidik di Bidang Teknologi Informasi _____ 3.7-284

3.8.2 Pelatihan Pengguna dan Operator Teknologi Informasi______________________ 3.7-288

3.8.3 Pelatihan Pengelola Teknologi dan Sistem Informasi _______________________ 3.7-292

1 Pendahuluan

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, transparan serta meletakkan supremasi hukum.

Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral.

Namun setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau

komunikasi antar badan/dinas/lembaga yang ada serta mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan yang meluas serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru.

Pemerintah Provinsi Riau juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif. Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi pada lingkungan kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana nilai-nilai Pemerintah Provinsi Riau juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif. Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi pada lingkungan kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana nilai-nilai

Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan.

Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa masyarakat Riau ke dalam jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi.

Oleh karena itu penataan yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi.

1.1 Dasar Pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang Telekomunikasi.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999.

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999.

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003, tentang Strategi dan Kebijakan Nasional Pengembangan E-Government.

11. Kerangka kerja Teknologi Informasi Nasional (National IT Framework/NITF)

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau

1. Penataan sistem pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum.

Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral.

2. Memperlancar komunikasi antar lembaga Setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai

oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian pemerintah harus mengupayakan kelancaran komunikasi dengan antar lembaganya serta mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan

serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru.

yang

meluas,

Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif.

3. Persiapan menghadapi transformasi dari era masyarakat industri menuju era masyarakat informasi

Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat ini adalah dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan.

Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa masyarakat Riau ke dalam jurang digital divide, yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi.

Oleh karena itu penataan yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong masyarakat Riau menuju masyarakat informasi.

4. Terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif

Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memenuhi dua syarat utama tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :

(1) Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah, dapat diandalkan dan terpercaya serta mudah dijangkau secara interaktif.

(2) Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakannya.

5. Membangun dimensi baru pada sistem birokrasi pemerintahan Selama ini Pemerintah Provinsi Riau menerapkan sistem dan proses

kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku. Sistem dan proses kerja semacam itu tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis, dan perlu ditanggapi secara cepat.

Oleh karena itu di masa mendatang Pemerintah Provinsi Riau harus mengembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur (flexible) untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks antar instansinya dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha.

Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan langkah-langkah berikut:

(1) Memperpendek lini pengambilan keputusan dan memperluas rentang kendali

Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan sistem hierarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang.

Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam di masa mendatang harus dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.

(2) Melonggarkan sekat dengan dunia usaha Pemerintah Provinsi Riau juga harus melonggarkan dinding

pemisah yang membatasi interaksi dengan sektor swasta dimana unit kerjanya harus lebih terbuka untuk membentuk kemitraan dengan dunia usaha (public-private partnership).

(3) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memanfaatkan

kemajuan

untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi serta pelayanan publik.

teknologi

informasi

Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus segera melaksanakan proses transformasi menuju E-Government. Melalui proses transformasi tersebut, pemerintah dapat Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus segera melaksanakan proses transformasi menuju E-Government. Melalui proses transformasi tersebut, pemerintah dapat

Selain itu dapat membangun proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah provinsi.

Dengan demikian seluruh lembaga, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal.

Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan yang kuat di masing- masing unit kerja agar proses transformasi menuju E- Government dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

6. Meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien Pengembangan

upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis

E-Government

merupakan

(menggunakan) media elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

Melalui pengembangan E-Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis;

(2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

7. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang

memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Provinsi Riau di setiap saat memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Provinsi Riau di setiap saat

8. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk

meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

9. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga serta

penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan di Provinsi Riau.

10. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efektif

Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

1.3 Aspek Pemanfaatan Teknologi Informasi

Aspek pemanfaatan teknologi informasi sangat penting dalam menentukan strategi pengembangan E-Government Provinsi Riau. Pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut :

1. E-Leadership Aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif para pengambil

keputusan (stakeholder) di Pemerintah Provinsi Riau dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

2. Infrastruktur Jaringan Informasi Aspek ini berkaitan dengan kondisi infrastruktur telekomunikasi serta

akses, kualitas, lingkup, dan biaya jasa akses.

3. Pengelolaan Informasi Aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan pengelolaan

informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan, penyimpanan, sampai penyaluran dan distribusinya.

4. Lingkungan Bisnis Aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem perdagangan, dan

regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antara badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat.

5. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Aspek ini berkaitan dengan penyatuan teknologi informasi ke dalam

kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.

Berbagai studi banding yang dilakukan oleh organisasi internasional menunjukkan bahwa kesiapan Indonesia masih rendah dan untuk memperbaikinya diperlukan inisiatif dan dorongan yang kuat dari pemerintah.

1.4 Inisiatif E-Government Sampai Saat Ini

Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi, mayoritas situs pemerintah dan pemerintah daerah otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan), dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan tingkat empat (pemanfaatan) belum tercapai.

Observasi secara lebih mendalam menunjukkan bahwa inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan E-Government yang baik.

Beberapa kelemahan yang menonjol dari pengembangan E-Government adalah sebagai berikut:

1. Belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif Pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah tersebut, belum

ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia

2. Belum mapannya strategi dan anggaran yang tidak memadai Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang

dialokasikan untuk pengembangan E-Government pada masing- masing instansi.

Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri- sendiri sehingga dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar aplikasi perangkat lunak secara handal, aman, dan terpercaya dalam upaya mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian.

Pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkauan dari layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula.

1.5 Strategi Pengembangan E-Government

Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis E- Government perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaitu :

1. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau oleh masyarakat luas.

2. Menata sistem manajemen dan proses kerja Pemerintah Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh.

3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi.

5. Mengembangkan jumlah dan mutu sumber daya manusia baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau disertai dengan meningkatkan e- literacy masyarakat.

6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan- tahapan yang realistik dan terukur.

1.5.1 Strategi 1 - Mengembangkan sistem pelayanan yang handal

dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas

Masyarakat mengharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak tersekat- sekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi. Dunia usaha memerlukan informasi dan dukungan interaktif dari pemerintah untuk dapat menjawab perubahan pasar dan tantangan persaingan global secara cepat.

Kelancaran arus informasi untuk menunjang hubungan antar unit kerja Pemerintah Provinsi Riau serta untuk mendorong partisipasi masyarakat merupakan faktor penting dalam pembentukan kebijakan negara yang baik.

Oleh karena itu, pelayanan publik harus transparan, terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas melalui jaringan komunikasi dan informasi.

Strategi ini mencakup sejumlah sasaran sebagai berikut :

1. Perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi dan informasi ke seluruh wilayah Provinsi Riau pada tingkat harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat dengan sejauh mungkin melibatkan partisipasi dunia usaha.

2. Pembentukan portal-portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi 2. Pembentukan portal-portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi

Sasaran ini akan diperkuat dengan kebijakan tentang kewajiban seluruh unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menyediakan informasi dan pelayanan publik secara on-line.

3. Pembentukan jaringan organisasi pendukung (back-office) yang menjembatani portal-portal informasi dan pelayanan publik tersebut di atas dengan situs dan sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terkait pada sistem manajemen dan proses kerja di instansi yang berkepentingan.

Sasaran ini mencakup pengembangan kebijakan pemanfaatan dan pertukaran informasi antar badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

4. Pembakuan sistem manajemen dokumen elektronik, standarisasi, dan sistem pengamanan informasi untuk menjamin kelancaran dan kehandalan transaksi informasi antar organisasi di atas.

1.5.2 Strategi 2 - Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara menyeluruh

Pencapaian Strategi-1 harus ditunjang dengan penataan sistem manajemen dan proses kerja di semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintahan harus dirancang agar dapat menerapkan kemajuan teknologi informasi secara cepat.

Penataan itu harus meliputi sejumlah sasaran yang masing-masing atau secara menyeluruh membentuk dukungan bagi pembentukan pemerintahan yang baik, antara lain meliputi:

1. Memusatkan program pada kebutuhan masyarakat Kewibawaan pemerintah sangat dipengaruhi oleh kemampuannya

menyelenggarakan pelayanan publik yang dapat memuaskan masyarakat serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dan dialog publik dalam pembentukan kebijakan pembangunan di Provinsi Riau.

Manajemen perubahan, pengembangan pemerintahan yang baik hanya dapat dicapai apabila didukung oleh komitmen yang kuat dari seluruh tingkatan manajemen untuk melakukan perubahan- perubahan sistem manajemen dan proses kerja secara Manajemen perubahan, pengembangan pemerintahan yang baik hanya dapat dicapai apabila didukung oleh komitmen yang kuat dari seluruh tingkatan manajemen untuk melakukan perubahan- perubahan sistem manajemen dan proses kerja secara

Organisasi pemerintah harus berevolusi menuju organisasi jaringan, dimana setiap unsur instansi pemerintah berfungsi sebagai simpul dalam jaringan desentralisasi kewenangan dengan lini pengambilan keputusan yang sependek mungkin dan tolok ukur penilaian kinerja yang jelas.

2. Penguatan e-leadership, penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

Hal ini harus ditunjang oleh penguatan kerangka kebijakan yang terpusat dan konsisten untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi, agar simpul-simpul jaringan organisasi di atas dapat berinteraksi secara erat, transparan, dan membentuk rentang kendali yang efektif.

3. Rasionalisasi peraturan dan prosedur operasi Termasuk di dalamnya adalah semua tahapan perubahan dimana di

dalamnya perlu diperkuat dengan landasan peraturan dan prosedur dalamnya perlu diperkuat dengan landasan peraturan dan prosedur

1.5.3 Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal

Pelaksanaan setiap strategi memerlukan kemampuan dalam melaksanakan transaksi, pengolahan, dan pengelolaan berbagai bentuk dokumen dan informasi elektronik dalam volume yang besar, sesuai dengan tingkatan kebutuhannya. Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan jaringan telekomunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas bagi instansi pemerintah untuk memenuhi keperluan tersebut.

Agar pemanfaatan teknologi informasi di setiap badan/dinas/lembaga dapat membentuk jaringan kerja yang optimal, maka melalui strategi ini sejumlah sasaran yang perlu diupayakan pencapaiannya adalah sebagai berikut :

1. Standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar portal unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

2. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik (electronic document management 2. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik (electronic document management

3. Perumusan kebijakan tentang pengamanan informasi serta pembakuan sistem otentikasi dan public key infrastructure untuk menjamin keamanan informasi dalam penyelenggaraan transaksi dengan pihak-pihak lain, terutama yang berkaitan dengan kerahasiaan informasi dan transaksi finansial.

4. Pengembangan aplikasi dasar yang dapat dimanfaatkan oleh setiap situs unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menjamin kehandalan, kerahasiaan, keamanan dan interoperabilitas transaksi informasi dan pelayanan publik.

5. Pengembangan jaringan intra pemerintah untuk mendukung kehandalan dan kerahasiaan transaksi informasi antar instansi.

1.5.4 Strategi 4 – Meningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi

Pengembangan pelayanan publik tidak dapat sepenuhnya ditangani oleh pemerintah saja. Partisipasi dunia usaha dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis E-Government.

Beberapa kemungkinan partisipasi dunia usaha sebagai berikut perlu dioptimalkan :

1. Dalam mengembangkan sistem komputerisasi, sistem manajemen, proses kerja, serta pengembangan situs dan pembakuan standar, Pemerintah Provinsi Riau harus mendayagunakan keahlian dan spesialisasi yang telah berkembang di sektor swasta.

2. Walaupun pelayanan dasar bagi masyarakat luas harus dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi Riau, namun partisipasi dunia usaha untuk meningkatkan nilai informasi dan jasa kepemerintahan bagi keperluan- keperluan tertentu harus dimungkinkan.

3. Peran dunia usaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Provinsi Riau merupakan faktor yang penting. Demikian pula partisipasi usaha kecil menengah untuk 3. Peran dunia usaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Provinsi Riau merupakan faktor yang penting. Demikian pula partisipasi usaha kecil menengah untuk

4. Semua instansi terkait harus memberikan dukungan dan insentif serta meninjau kembali dan memperbaiki berbagai peraturan dan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau yang menghambat partisipasi dunia usaha dalam memperluas jaringan dan akses komunikasi dan informasi.

5. Disamping itu perkembangan E-Government akan membentuk pasar yang cukup besar bagi perkembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi.

Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus memanfaatkan perkembangan E-Government untuk menumbuhkan industri dalam lokal di bidang ini.

Perkembangan industri di bidang ini sangat dipengaruhi oleh tarikan pasar dan dorongan kemajuan teknologi sehingga dukungan bagi industri tersebut harus mencakup penyediaan akses pasar oleh Pemerintah Provinsi Riau seluas-luasnya, dukungan penelitian dan pengembangan serta penyediaan insentif untuk mengatasi berbagai Perkembangan industri di bidang ini sangat dipengaruhi oleh tarikan pasar dan dorongan kemajuan teknologi sehingga dukungan bagi industri tersebut harus mencakup penyediaan akses pasar oleh Pemerintah Provinsi Riau seluas-luasnya, dukungan penelitian dan pengembangan serta penyediaan insentif untuk mengatasi berbagai

1.5.5 Strategi 5 - Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat

Sumber daya manusia (SDM) baik sebagai pengembang, pengelola maupun pengguna E-Government merupakan faktor yang turut menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanakan dan pengembangan E- Government.

Oleh sebab itu perlu upaya peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam pendayagunaannya dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh sesuai dengan kebutuhan dimana pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan dan implementasi E-Government.

Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk mendukung E- Government adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi yang lazim disebut sebagai E-literacy, baik di kalangan Pemerintah Provinsi Riau maupun di kalangan masyarakat dalam rangka mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat informasi (information society).

2. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik yang

maupun non pemerintah/masyarakat.

3. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan E- Government.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi: Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi:

b. aparat yang bertugas dalam memberikan pelayanan publik

c. pimpinan unit/lembaga

d. calon pendidik dan pelatih

e. tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.

4. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi antar daerah.

5. Perubahan pola pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang mendukung pelaksanaan E-Government melalui sosialisasi/penjelasan mengenai konsep dan program E-Government, serta contoh keberhasilan (best practice) pelaksanaan E-Government.

6. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/apresiasi kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau serta masyarakat yang secara aktif mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi pengembangan dan pelaksanaan E-Government.

1.5.6 Strategi 6 - Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur

Setiap perubahan berpotensi menimbulkan ketidakpastian, oleh karena itu pengembangan E-Government perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan sasaran yang terukur sehingga dapat dipahami dan diikuti oleh semua pihak.

1.5.6.1 Tingkat Tahapan Pengembangan E-Government

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengembangan E-Government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan sebagai berikut :

1.5.6.1.1 Tingkat 1 - Persiapan

Tahapan persiapan meliputi:

1. Pembuatan situs web/portal di setiap badan/dinas/lembaga

2. Penyiapan SDM (sumber daya manusia)

3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose Community Center, Warnet, SME-Center, dll.

4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

1.5.6.1.2 Tingkat 2 - Pematangan

Tahapan Pematangan meliputi:

1. Pembuatan situs informasi publik yang interaktif (melibatkan peran serta masyarakat secara aktif)

2. Pembuatan antar muka (interface) program aplikasi perangkat lunak komputer yang mengintegrasikan seluruh sistem informasi berbasis teknologi komputer di setiap sektor pemerintahan dan pembangunan.

1.5.6.1.3 Tingkat 3 - Pemantapan

Tahap Pemantapan meliputi:

1. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik seperti Pengajuan Pembuatan kartu tanda penduduk, pajak, dsb.

2. Pembangunan aplikasi yang secara utuh terintegrasi dalam basis data utama antara badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

1.5.6.1.4 Tingkat 4 - Pemanfaatan

Tahap Pemanfaatan meliputi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (government to government), G2B (government to business) dan G2C (government to commerce) yang terintegrasi.

Situs portal Pemerintah Provinsi Riau harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke tingkat – 4.

Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antar instansi yang semakin kompleks pula.

Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.

Dalam usaha untuk menghindari hal tersebut maka perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagai berikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs portal badan/dinas/lembaga bagi setiap tingkatan perkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki oleh setiap badan/dinas/lembaga.

Pengaturan ini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi, kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), serta perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusia yang diperlukan agar situs Pemerintah Provinsi Riau dapat berfungsi secara optimal dan mampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Dengan demikian strategi ini harus dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Strategi-2.

1.6 Pedoman dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau

Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau tim kerja melaksanakannya dengan berpedoman pada hal-hal berikut:

1. Keseragaman dan Standarisasi

2. Terpadu dan Menyeluruh

3. Luwes dan Bersinergi

4. Aman dan Handal

5. Efektif dan Efisien

6. Proporsional dan Mudah Digunakan

7. Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia

1.6.1 Keseragaman dan Standarisasi

Setiap tahapan dan strategi yang direncanakan dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau harus sejak awal menciptakan keseragaman serta standarisasi di setiap lininya.

Hal ini menjadi sangat penting karena tanpa ada keseragaman dan standarisasi maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti sebagai berikut:

a. Pemborosan dana akibat kesalahan penerapan teknologi yang digunakan serta pengulangan pembangunan sebuah modul sistem informasi.

b. Kesulitan dalam menciptakan sistem yang dapat saling berbagi-pakai informasi karena perbedaan-perbedaan platform yang digunakan secara mencolok.

1.6.2 Terpadu dan Menyeluruh

Seluruh sistem yang dikembangkan di dalam kerangka E-Government Provinsi Riau haruslah memenuhi seluruh aspek yang dipersyaratkan dalam strategi pengembangan dan pemanfaatan yang sudah dibahas sebelumnya.

Untuk mencapai hal tersebut maka sistem E-Government yang direncanakan tersebut haruslah bersifat terpadu dan menyeluruh memenuhi setiap tuntutan serta pengaturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.6.3 Luwes dan Bersinergi

Seluruh sistem yang diterapkan dalam E-Government Provinsi Riau haruslah mampu beradaptasi secara cepat dengan setiap perubahan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal struktur dan tata kerja organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Kemampuan beradaptasi tersebut haruslah secara efektif dan efisien Bersinergi dengan kondisi-kondisi terkini sehingga tetap memiliki keunggulan sebagai faktor pembantu suksesnya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna serta tepat sasaran.

1.6.4 Aman dan Handal

Aspek keamanan dan kehandalan dari sistem E-Government yang dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan secara sungguh-sungguh.

Hal ini disebabkan informasi-informasi yang dikelola dan diolah di dalam sistem informasi E-Government Provinsi Riau merupakan aset utama pemerintah dan rakyat yang harus dijaga hak akses, kebenaran dan kerahasiaannya baik secara kelembagaan maupun pribadi.

1.6.5 Efektif dan Efisien

Seluruh perencanaan strategis yang dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau harus mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi yang semaksimal mungkin.

Aspek efektifitas mengarah pada penyusunan program dan strategi yang direncanakan yang tepat sasaran dan memiliki kegunaan yang tinggi serta diperlukan oleh banyak pengguna di setiap lini.

Sedangkan aspek efisiensi mengarah pada perhitungan akan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan dari setiap pembangunan/pengembangan yang direncanakan.

1.6.6 Proporsional dan Mudah Digunakan

Setiap aspek strategis yang direncanakan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau haruslah menerapkan prinsip proporsional dan kemudahan penggunaan/pemanfaatannya.

Maksud dari prinsip proporsional adalah setiap aspek pendukung dan utama dari pengembangan E-Government Provinsi Riau haruslah memperoleh porsi yang berimbang sesuai dengan prioritas dan perkembangan yang ada.

Dari prioritas tersebut maka dapat disusun sistem yang mampu digunakan dan diakses dengan mudah oleh para pengguna E-Government Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh.

1.6.7 Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sebuah sistem informasi terutama E-Government tidak akan memberikan hasil yang optimal dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai secara jumlah maupun mutunya.

Selain itu tantangan jaman saat ini yang mengarah pada era masyarakat informasi menuntut sumber daya manusia yang memiliki e-literacy memadai supaya dapat berinteraksi secara berimbang dalam lingkungan tersebut.

2 Survey dan Analisis

Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau diawali dengan survey dan analisis secara menyeluruh.

Kegiatan survey sangatlah penting karena dimaksudkan untuk mengumpulkan

seluruh data dan masukan dari setiap unit kerja/badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tentang kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.

2.1 Metoda Survey

Kegiatan survey dilaksanakan dengan metoda sebagai berikut:

1. Wawancara Langsung Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau melakukan

wawancara dan berdiskusi langsung dengan para pimpinan serta staf pelaksana dari setiap unit kerja.

Materi wawancara dan diskusi tersebut meliputi kondisi terkini di setiap unit kerja/instansi serta masukan-masukan mengenai kebutuhan sistem informasi yang sesuai dengan tugas pokok serta fungsi badan/dinas/lembaga tersebut.

2. Pengambilan Contoh Dokumen Manual (Hard File) Seluruh format laporan/dokumentasi manual/kertas/keras yang ada di

setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dikumpulkan serta diinventarisir.

Inventarisasi tersebut dijadikan acuan dalam menyusun format dokumentasi secara elektronik yang akan dikembangkan dalam sistem informasi berbasis teknologi komputer yang akan dikembangkan.

3. Rapat Kerja Hasil kegiatan survey dan wawancara kemudian diolah menjadi

dokumentasi analisis atas kebutuhan sistem dari setiap unit kerja yang kemudian hasilnya diajukan sebagai rancangan (draft) Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau.

Rancangan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau tersebut kemudian diajukan kembali kepada setiap unit kerja untuk mendapatkan masukan dan evaluasi lebih menyeluruh.

Pengajuan rancangan tersebut dilakukan dalam rapat kerja teknis antar unit kerja yang difasilitasi oleh Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau.

2.2 Kondisi Terkini dan Permasalahan-Permasalahan

2.2.1 Aplikasi E-Government yang Sudah Dibangun

Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau telah bekerjasama dengan unit/satuan kerja lainnya membangun beberapa aplikasi perangkat lunak sistem informasi sebagai berikut:

1. Decision Support System (DSS) Peta Kemiskinan Provinsi Riau Program aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk

memberikan informasi secara umum hingga terperinci kepada para pemegang kebijakan di Provinsi Riau.

Informasi-informasi yang dikelola memberikan laporan peta kemiskinan/sosial hingga ke setiap desa/kelurahan di wilayah Provinsi Riau secara umum dan terperinci.

2. Sistem Informasi Administrasi Kepegawaian (SI@P) Aplikasi program perangkat lunak komputer SI@P dibangun untuk

mengelola seluruh data kepegawaian secara terpadu dan menyeluruh. Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain:

a. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

b. Data Pribadi Pegawai

c. Data Kedinasan

d. Data Penggajian Pegawai

e. Data Pendidikan dan Latihan

f. dsb.

3. Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk

mengelola seluruh aset daerah secara terperinci dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Daerah.

4. Sistem Informasi Produk Hukum dan Perundang-undangan (SIKUMDANG)

Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola dokumentasi secara elektronis berkas-berkas produk hukum dan perundang-undangan secara terstruktur.

5. Sistem Informasi Monitoring Proyek Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk

mengawasi dan mengevaluasi perkembangan hasil kegiatan serta posisi anggaran biayanya dari setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola

seluruh informasi mengenai kondisi pendidikan di Provinsi Riau hingga ke setiap lembaga pendidikan/sekolah.

Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain:

a. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan

b. Kondisi jumlah siswa dan pengajar/guru b. Kondisi jumlah siswa dan pengajar/guru

d. Dsb.

2.2.2 Kondisi Terkini

Kondisi terkini dari E-Government di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau adalah sebagai berikut:

1. Telah dibangunnya beberapa sistem informasi di beberapa unit kerja/instansi dengan mengaplikasikan berbagai teknologi dan platform sistem operasi.

2. Telah dibangunnya sistem informasi eksternal berupa situs web dengan URL (Uniform Resource Locator) http://www.riau.go.id . Situs ini sudah dikembangkan hingga setiap unit/satuan kerja memiliki subdomain masing-masing yang dapat dikelola secara mandiri.

3. Telah diselenggarakan beberapa pelatihan untuk tingkat operator hingga pengguna secara umum oleh beberapa unit kerja terutama Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau.

2.2.3 Permasalahan-permasalahan

Dari kondisi-kondisi di atas terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Belum terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan yang Terpadu dan Menyeluruh secara lintas sektoral.

2. Platform sistem operasi belum berbasiskan perangkat lunak yang bersifat Open Source dalam rangka mendukung program IGOS (Indonesia Go Open Source) yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sehingga masih sering muncul keluhan kurangnya performa sistem informasi.

3. Situs Web Pemerintah Provinsi Riau masih kurang efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya.

2.3 Pendekatan Pengembangan yang akan Digunakan

Pendekatan yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pendekatan Sistem

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan seluruh kegiatan lain Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan seluruh kegiatan lain

2.3.2 Pendekatan Atas-Turun

Pendekatan atas-turun dimulai dari level atas organisasi (strategic planning level) yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah melakukan analisis kebutuhan informasi.

Jika kebutuhan informasi dapat ditentukan maka proses turun ke penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini sesuai dengan pendekatan sistem.

2.3.3 Pendekatan Moduler

Pendekatan moduler adalah memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian (modul) yang lebih sederhana yang berimplikasi pada setiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang lebih cepat, mudah dipahami dan mudah dipelihara.

2.3.4 Pendekatan Berkembang

Pendekatan berkembang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukannya saja.

Maka jika dipandang tidak diperlukan digunakannya teknologi canggih dapat diterapkan alternatif teknologi yang lebih murah sehingga diharapkan hal ini dapat menekan biaya investasi.

2.4 Metode Penerapan Sistem yang Diusulkan

Penerapan dari sistem informasi yang telah dikembangkan akan diimplementasikan secara paralel.

Metode perubahan dari sistem manual ke sistem berbasiskan teknologi komputer secara paralel ini dilaksanakan dengan mengoperasikan sistem manual yang lama dengan sistem komputerisasi yang baru secara bersama- sama.

Sistem manual yang lama masih tetap beroperasi bersama-sama dengan sistem yang baru sampai saat tertentu sistem yang lama sudah dapat ditinggalkan sepenuhnya.

Metode ini dipilih karena sistem baru akan mengimplementasikan teknologi informasi yang canggih sehingga penerapannya tidak terlalu mengejutkan para penggunanya.

Selain itu hal pemanfaatan metode ini dapat digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi dan efektifitas antara sistem yang lama dengan sistem yang baru dikembangkan.

2.5 Metodologi Pengembangan yang akan Digunakan

Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Riau dikembangkan dengan menggunakan metodologi pengembangan sistem yang sudah terbukti keunggulannya yaitu analisis dan desain terstruktur (structured analysis and design).

Metodologi ini menggunakan alat-alat terstruktur sebagai berikut:

1. Diagram Arus Data/Data Flow Diagram (DAD/DFD) Diagram Arus Data/Data Flow Diagram adalah skema/diagram yang

disusun untuk menggambarkan arus, transaksi dan komunikasi data antar entitas di setiap unit/satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang akan menggunakan perangkat E-Government yang dikembangkan.

Pembuatan diagram/skema/denah ini menjadi penting karena dapat digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi yang paling tepat dan berdaya guna bagi setiap penggunanya.

2. Kamus Data/Data Dictionary Dari penyusunan Data Flow Diagram/Diagram Arus Data ini akan

menghasilkan sekumpulan data yang menjadi obyek dari pengelolaan sistem informasi yang dikembangkan.

Kumpulan data tersebut akan dikembangkan tentunya memerlukan penjelasan tentang definisi dan kegunaannya. Maka untuk menjelaskan definisi dan kegunaannya diperlukan Kamus Data/Data Dictionary.

3. Bagan Terstruktur/Structured Chart Hasil dari Data Flow Diagram/Diagram Arus Data dan penjelasan dari

Kamus Data (Data Dictionary) yang disusun sebelumnya kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam skema/diagram/bagan yang menjelaskan struktur data tersebut.

Bagan terstruktur (structured chart) ini akan memberikan gambaran bagaimana hierarki dari struktur data yang diproses dalam sistem informasi yang dikembangkan sehingga dapat dikembangkan ke dalam modul-modul yang lebih efektif serta efisien.

4. Pseudo Code Hasil dari diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data

dictionary) dan bagan terstruktur (structured chart) tersebut kemudian diterapkan dalam sebuah kode semu (pseudo code) yang mewakili sistem pengkodean program bahasa komputer.

Penyusunan kode semu (pseudo code) ini menjadi penting untuk memberikan gambaran pada saat aplikasi perangkat lunak dari sistem informasi berbasis teknologi komputer ini nanti dibuat kode programnya dengan bahasa pemograman (language programming) yang sesungguhnya.

5. Diagram IPO (Input-Process-Output) Diagram IPO (Input-Process-Output) memberikan gambaran mengenai

data-data yang dikelola dan diolah oleh sebuah sistem informasi berbasis teknologi komputer.

Seluruh data yang akan menjadi data dasar (database) yang akan diolah oleh sistem informasi diinisialisasikan dalam proses pemasukan (input) data.

Kemudian bagaimana sistem informasi mengelola dan mengolah basis data tersebut diskemakan dalam modul/bagian pemrosesan (processing) data.

Hasil pemrosesan data tersebut akan menghasilkan keluaran (output) yang berupa laporan-laporan dalam format dokumen elektronik. Penyusunan query dari laporan-laporan dalam format dokumen elektronik tersebut tentunya harus dianalisis dan dirancang secara baik sesuai kebutuhan dari setiap pengguna sistem informasi.

2.6 Studi Kelayakan Sistem

Studi kelayakan merupakan sebuah hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna dan berdaya guna dengan penanaman dana yang seminimal mungkin.

Dengan adanya studi kelayakan ini maka dapat dibuat kajian-kajian yang seobyektif mungkin terhadap pilihan-pilihan penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras yang banyak beredar.

Analisa-analisa yang dilaksanakan dalam kelayakan pemanfaatan perangkat lunak dan perangkat keras didasarkan kepada aspek-aspek sebagai berikut:

2.6.1 Aspek Penilaian Analisa Kelayakan Perangkat

1) Biaya (Cost) Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan

proyek pembangunan sistem informasi. Setiap dana yang ditanamkan kepada sistem informasi tersebut harus dihitung secara cermat, teliti, tepat dan terencana.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Dari Penangkapan Ke Budidaya Rumput Laut: Studi Tentang Model Pengembangan Matapencaharian Alternatif Pada Masyarakat Nelayan Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

2 37 2

Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Implikasinya pada Model Pengembangan Strategi Perusahaan di masa Depan

0 38 1

Pengembangan infrastruktur jaringan clint-server Kelurahan Bintaro

17 108 114

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENGARUH ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BIMETAL (STAINLESS STEEL A 240 Type 304 DAN CARBON STEEL A 516 Grade 70) DENGAN ELEKTRODA E 309-16

10 133 86