pemerintah yang baik, secara nyata dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Adapun jenis perizinan yang dilaksanakan sesuai target yang
diberikan yang dipungut retribusinya: 1. Retribusi Jasa Umum Dispensasi Jalan
2. Retribusi Perizinan Tertentu - Izin Trayek
- Izin Mendirikan Bangunan - Izin Gangguan Keramaian
3. Perizinan yang diproses tanpa retribusi - SITU Surat Izin Tempat Usaha
- SIUP Surat Izin Usaha Perdagangan - TDP Tanda Daftar Perusahaan
- TDI IUI Tanda Daftar Industri Izin Usaha Industri - TDG TDR Tanda Daftar Gudang dan Ruang
- IUA Izin Penggunaan Angkutan - IPT Izin Pengguna Tanah
4. Non Perizinan - Rekomendasi Permintaan Sumbangan
- Rekomendasi Izin Prinsip Pendirian Menara Hal diatas akan berimplikasi terhadap fungsi KPTSP yakni meningkatkan kualitas
layanan publik dan sebagai informasi bahwa selama ini, untuk lebih mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat dan kewenangan telah ditetapkan keputusan Bupati Tanggamus tentang pelimpahan sebagian keputusan Bupati Tanggamus tentang
pelimpahan sebagian wewenang pelayanan kepada kecamatan dengan batasanukuran tertentu sehingga masyarakat tidak lagi jauh-jauh ke Kabupaten,
kecuali proses administrasi yang masih memerlukan perlakuan teknis tetap diproses kelayakannya ditingkat kabupaten.
Upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Tanggamus mengambil suatu kebijakan dengan membentuk Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu KPTSP yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Tanggamus yang merupakan salah satu pencerminan pemerintah kabupaten untuk menciptakan iklim, mendorong ke arah terciptanya
keseragaman pola dan langkah, penyelenggaraan dan pelayanan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat sehingga adanya keterpaduan perizinan, akhirnya
masyarakat dapat menerima pelayanan yang lebih sederhana, jelas dan pasti, aman, transparan, efisien ekonomis, adil dan merata, tepat waktu dan terkoordinasi
dalam satu kantor. Implementasi Permendagri No. 4 tahun 2010 tentang pedoman penyelengaraan
pelayanan terpadu satu pintu, ide dasar kebijakan ini adalah mengintegrasikan seluruh proses perizinan kedalam satu sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau
sering disebut sebagai One Stop Services OSS, menyelenggarakan prosedur,
perizinan dan mendelegasikan kewenangan penandatanganan perizinan kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu KPTSP untuk mempercepat proses
pelayanan. Secara umum Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu KPTSP Kabupaten
Tanggamus dimaksudkan untuk mewujudkan visi, misi strategi, kebijakan, program pelayanan publik dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Pelayanan Terpadu Satu Pintu KPTSP Kabupaten Tanggamus dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas layanan publik. 2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan public, dan 3. Meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberi pelayanana mudah,
cepat aman dan sejahtera.
B. Tinjauan Tentang Profesionalisme 1. Pengertian Profesionalisme
Menurut Longman,1987 profesionalisme
ialah sifat-sifat kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain sebagaimana yang sewajarnya
terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal dari pada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional. Jadi
Profesionalisme adalah wujud dari upaya optimal yang dilakukan untuk memenuhi apa-apa yang telah diucapkan, dengan cara yang tidak merugikan pihak-pihak lain,
sehingga tindakannya bisa diterima oleh semua unsur yang terkait.
Upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan secara benar good- governance dan bersih clean government termasuk juga penyelenggaraan
pelayanan publik memerlukan unsur-unsur mendasar antara lain adalah unsur profesionalisme dari pelaku dan penyelenggara pemerintahan dan pelayanan
publik. Terabaikannya unsur profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi pemerintahan akan berdampak kepada menurunnya kualitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Profesionalisme disini lebih ditujukan kepada kemampuan aparatur dalam memberikan pelayanan yang baik, adil, dan inklusif dan tidak hanya sekedar
kecocokan keahlian dengan tempat penugasan. Sehingga aparatur dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian untuk memahami dan menterjemahkan aspirasi
dan kebutuhan masyarakat kedalam kegiatan dan program pelayanan.
Menurut Anwar dan Sagala 2006:101 profesionalisme merupakan sikap dari seorang professional. Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus dan memiliki sistem budaya yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang
dilayani. Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan keahlian dan keterampilan yang tinggi serta tanggung jawab. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performan seseorang
dalam melakukan pekerjaan pada profesinya. Sementara itu, Sagala 2005:199 menyimpulkan bahwa profesionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan,
kemauan dan pendapat tetapi benar-benar dilandasi pengetahuan secara akademik.
Pandangan Tjokrowinoto 1996:191 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kemampuan untuk merencanakan, mengoordinasikan, dan
melaksakan fungsinya secara efisien, inovatif, lentur, dan mempunyai etos kerja tinggi. Menurut pendapat tersebut, kemampuan aparatur lebih diartikan sebagai
kemampuan melihat peluang-peluang yang ada bagi pertumbuhan ekonomi, kemampuan untuk mengambil langkah-langkah yang perlu dengan mengacu
kepada misi yang ingin dicapai, dan kemampuan dalam meningkatkan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri secara efisien, melakukan
inovasi yang tidak terikat pada prosedur administrasi, bersifat fleksibel serta memiliki etos kerja yang tinggi.
Pandangan lain seperti Siagian 2000:163 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas, sehingga
terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan. Terbentuknya aparatur
profesional menurut pendapat tersebut memerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan sebagai instrument
pemutakhiran. Pengetahuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh aparat memungkinkannya untuk menjalankan tugas dan menyelenggarakan pelayanan
publik dengan mutu tinggi, tepat waktu, dan prosedur yang sederhana. Kemampuan dan keahlian yang terbentuk juga harus diikuti dengan perubahan
iklim dalam dunia birokrasi yang cenderung bersifat kaku dan tidak fleksibel.
Profesionalisme Pegawai Negeri Sipil merupakan terpenuhinya kecocokan antara kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya
aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi. Apabila suatu organisasi
berupaya untuk memberikan pelayanan publik secara prima, maka organisasi tersebut mendasarkan profesionalisme terhadap tujuan yang ingin dicapai.
2. Ciri-Ciri Profesionalisme
Profesionalisme merupakan tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional, adapun Ciriāciri profesionalisme menurut Longman 1987
a Punya keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan
tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
b Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.