Tata Cara Pemungutan Dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha Oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailing Natal

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA OLEH KANTOR PELAYANAN

TERPADU SATU ATAP KABUPATEN MANDAILING NATAL

OLEH

NAMA : SAHARA BULAN NST NIM : 082600074

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Pertemun kita di suatu hari Menitiskan Ukhwah yang sejati Bersyukur ku kehadrat Ilahi Diatas jalinan yang suci

Namun kini perpisahan yeng terjadi Dugaan yang menimpa diri

Bersabarlah diatas suratan Ku tetap pergi jua..

Kan kuutuskan salam ingatanku Dalam doa kudusku sepanjang waktu Ya Allah bantulah hambamu

Mencari hidayah daripadamu Dalam mendidikkan kesabaranku Ya Allah tabahkan hati hambamu Diatas perpisahan

Temanbetapa pilunya hati Menghadapi perpisahan ini Pahit dan manisnya perjuangan Telah kita rasa bersama

Semoga Allah meridhai

Persahabatan dan perpisahan ini Teruskan perjuangan

Senyuman yang tersirat dibibirmu Menjadi ingatan setiap waktu Tanda kemesraan bersimpul padu Kenangku didalam doamu

Semoga tuhan berkatimu (song by: brother)

Sahara, fahmi, baluat dan tina friendship forever


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini

yang berjudul”Tata Cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi Izin

Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya

Kepada Ayahanda H. Mutiara Nasution dan Ibunda Hj. Nurahayati

Nasutionyang telah membesarkan dan mendidik dan menyemangati penulis

tanpa pamrih. Doa dan harapannya selalu melekat dihati penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak

2. Bapak Drs. Alwi Hasim Batubara selaku Ketua Jurusan Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Bapak D.rs Zakaria, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing, memberikan sran dan arahan dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

4. Bapak Drs. M. Husni Thamrin selaku mantan Ketua Jurusan Program


(4)

5. Para Dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang

telah mengajarkan dan membagi Ilmunya kepada penulis.

6. Para pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di

Kantor Jurusan yang telah banyak membantu walaupun

banyak”iming-imingnya” hehehe….

7. Para Pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal terutama pak Riswan yang telah meluangkan waktuya

untuk mencari data-data yang penulis butuhkan.

8. Keluarga Kecilku: Ibunda dan Ayahanda yang telah mengajarkan rara

Ilmu Tauhid mengenal Allah dan Agama. InsyaAllah rara akan mengingat

semua wasiat ibu dan ayah. Terimaksih juga karena engkau, telah

membesarkan, membiayai hidup serta kuliah rara selama ini.

“Wo aini Ayah, ibu,..rara dapat merasakan betapa besarnya kasih sayang

serta kekhawatiran ayah dan ibunda terhadap keselamatan rara selama ini,

apalagi 6 tahun terakhir ini rara hidup di rantau orang, jauh dari ayah dan

ibu..DOAon au da inang amang anso burju-burju serta copat dapot karejo

amin...

Abang-abangku ”H. Binsar” terimakasih atas dukungan dan perhatiannya

selama ini. Semoga jadi pemimpin yang bijaksana bagi warga Madina,

sekses y bro….! jangan sungkan-sungkan membantu orangtua serta

adek-dekmu ini. “Alm.Sautan” terimakasih atas kasihsayang yang engkau

berikan selama hidupmu abangku, semoga engkau ditempatkan disisi


(5)

,perhatian dan bantuannya dalam membiayai pendidikan rara. Maaf, klo

salama ini rara banyak menyusahkan abang. Cepat married y…jgn lp

nikah gara2 karir. ingat lho! nikah tu sunnah rosul bro! “Romaito”

makasih atas keusilanmu selama ini, aku tau usilmu tu menunjukkan rasa

kasih sayangmu kepadaku, tp jg b’lebihan dong bang….! Lama2 rara bisa

darah tinggian…klo diusilin tiap jam..! rara minta tolong jangan nakal

sama ibu, sayang dan kasihilah beliau selamanya. Terimakasih juga telah

merawat ibu selama rara SMA dan Kuliah diluar kota. Moga cpat dapat

momongan ya bang…

Rara bangga sama kalian semua, doain rara biar bisa jadi yang terbaik

diantara orang2 yang baik seperti kalian..amin..

9. Terimakasih juga “tante, om, uak, udak, bou, dan sepupu-sepupu” atas

perhatiannya selama ini, rajin-rajin nelpon rara y….

10.Sahabat-sahabatku “Fahmi Affandy Siregar, Baluat Parinduri,dan Rustina

Nasution” terimakasih matahari yang menemani hari2 rara diperkuliahan.

Maaf jika ada kesalahan rara selama ini. rara tahu, rara sering

menyusahkan kalian. “Fahmi” makasi ya atas bantuannya selama ne,

kapan qta mam Pizza lg? hehe “Baluat” makasi y atas ilmu yang diajarkan,

makasi juga uda mau dengarin curhatan rara. “Tina” jeng…makasi atas

bantuannya selama ne y jeng…maaf sering ngrepotin…hihi. Semoga kita

menjadi orang2 sukses da harapan rara,smga persahabatan ini tidak putus


(6)

11.Dara-dara sofyan No 2…(bidadari surga yang hidup didunia..amin..),

Mawaddah, Ranni, Vina, Eka, Mita, Popo, Nnda, Putri…terutama

mawaddah tempat berkeluh kesah, yang uda nemani hari dan

malam-malam yang penulis lalui dikosan. Semoga dara2 sofyan jadi ukhti2 yg

PENYABARRRR n selalu dalam lindungan Allah Swt. The best lah untuk

dara2 sofyan…

12.Kak Ami (ibu kos) dan bang Hendri (bpk kos), semoga jadi ibu dan bapak

kos yang baek dan bijaksana…”maaf uang listrik rara sering telat” jarang

liat tanggal kak…hehe

13.Temant-teman seperjuangan stambuk 08, terutama Raisya, semoga kita

semua jadi oarang2 sukses, berguna bagi Agama, keluarga, nusa dan

bangsa…Amiiin y Rabb…

14.Adik-adik stambuk 09 dan 0’10, sukses y dek….

Medan, Juni 2011

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……… KATA PENGANTAR……… DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

B. Tujuan dan Manfaat praktik...

C. Uraian Teoritis...

D. Ruang Lingkup...

E. Metode Praktik...

F. Metode penumpulan data...

G. Sistematika Penulisan...

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIA

A. Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu…..

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu………...

C. Uraian tugas dan fungsi……..……….

D. Gambaran struktur………..……….

BAB III GAMBARAN DATA

A. Ketentuan...

B. Objek dan Subjek……….

C. Cara perhitungsn………...

D. Tata Cara Pemungutan Reribusi Izin Tempat Usaha………...

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Reribusi Izin Tempat Usaha...

B. Kendala dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha...

C. Upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Izin Tempat Usah……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran...


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKLM)

Bila kita berbicara mengenai pajak, maka terdapat dua pihak yang selalu

bersinggungan yaitu pemerintah di satu pihak dan masyarakat dipihak lain, dalam

rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata dan dinamis serasi

dan bertanggung jawab. Sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlaku di

Negara kita, Pajak dikelola pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pajak yang

dikelola pemerintah pusat merupakan sumber utama kas Negara yang dapat dilihat

melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) . Sedangkan Pajak yang

dikelola pemerintah daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan

sumber utama pendapatan daerah.

Selain Pajak Daerah terdapat juga Retribusi Daerah yang merupakan sumber

Pendapatan Asli Daerah dan berfungsi untuk pembiayaan pemerintah dan

pembangunan daerah. Secara umum mungkin retribusi masih termasuk yang

kurang populer bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di

daerah. Dan mungkin kalau boleh masyarakat tidak membayar retribusi, dan

seandainya membayar retribusi harus dalam jumlah yang kecil. Pemungutan

retribusi tidak boleh dilakukan dengan semena-mena karena akan menimbulkan


(9)

Baik Pemerintah maupun masyarakat mempunyai posisi yang sama kuatnya

untuk menentukan bagaimana sebaiknya retribusi harus diterapkan, sehingga

pemenuhan kewajiban retribusi seperti, berapa jumlah retribusi yang harus

dibayar sesuai dengan tarif retribusi yang ditentukan berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 28 Tahun 2001 J.o Nomor 18 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin

Tempat Usaha.

Dunia Usaha merupakan dunia yang sangat penting untuk mempercepat

pertumbuhan dan pembangunan Kabupaten Mandailing Natal. Dunia usaha dapat

memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat

memperluas lapangan kerja, serta didukung dengan memberikan pelayanan

ekonomi yang luas bagi masyarakat yang pada akhirnya berperan dalam

pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Dampak rasio ekonomi dari dunia usaha yaitu terciptanya lapangan usaha,

peningkatan kualitas hidup, peningkatan pemerataan kehidupan, pemanfaatan

serta mobilitasi sumber daya usaha. Meningkatkan kesejahteraan pemerintah

melalui program peningkatan pendapatan Pajak dan Retribusi . Retribusi sama

halnya dengan pajak yaitu dapat dipaksakan. Namun walaupun demikian dalam

hal penetapan tarif dan pemungutan retribusi, kadang kala masih menjadi beban

bagi masyarakat yang ingin bergerak di bidang usaha.

Hal ini dikarenakan masyarakat kurang memahami bagaimana sistem atau

tata cara pemungutan dan penetapan tarif Retribusi Izin Tempat Usaha yang

sebenarnya. Tetapi dengan adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009


(10)

Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001, Surat keputusan pemerintah, serta Surat

Keputusan Bupati, akan mempermudah wajib retribusi memahami sistem

pemungutan serta besarnya tarif Retribusi yang dikenakan. Sehingga wajib

retribusi dapat memenuhi kewajibannya.

Dengan demikian diharapkan tidak terjadi simpangsiur dalam hal

pelaksanaan pemungutan tarif Retribusi Daerah khususnya Kabupaten Mandailing

Natal. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka disini penulis merasa tertarik

untuk mengadakan praktik dengan judul : “Tata Cara Pemungutan dan

Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha Oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM) :

1. Untuk memperdalam pengetahuan dibidang Retribusi khususnya mengenai

Retribusi Izin Tempat Usaha.

2. Untuk mengetahui tata cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi

Izin Tempat Usaha dilingkungan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal.

3. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya

dalam membayar Retribusi Izin Tempat Usaha di Kabupaten Mandailing


(11)

4. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya-upaya untuk mengatasi

masalah yang dihadapi dalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha.

Dan disini juga disebutkan Manfaat dari pelakasanaan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM) yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

- Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam

mengaplikasikan teori ke dalam permasalahan yang timbul selama

melaksanakan PKLM pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal.

- Mempelajari prilaku-prilaku baru serta keahlian baru.

- Meningkatkan komunikasi dan mempelajari kerjasama tim.

- Mengembangkan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan

dunia kerja.

- Mendorong untuk belajar mempertinggi prestasi.

- Merangsang aktifitas dan efisiensi.

b. Bagi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.

- Memperoleh ide-ide baru maupun meningkatkan

pemikiran-pemikiran baru untuk perbaikan pengelolaan Retribusi Izin Tempat

Usaha pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal.

- Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal


(12)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(FISIP USU).

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

- Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai bidang

keahliannya.

- Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah diberikan

diwaktu perkuliahan.

- Membuka interaksi antara dosen dengan Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.

- Mengusahakan adanya perbaikan penyempurnaan kurikulum pada

Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

- Memperbaiki Pandangan masyarakat terhadap sumber daya

manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP


(13)

C. Uraian Teoritis

Defenisi Retribusi Daerah, yang selanjutnya di sebut Retribusi Menurut

Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009, Retribusi adalah Pungutan Daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang dikhusus

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang

Pribadi dan Badan.

Menurut Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pengertian Pemerintahan

Daerah adalah Penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsif

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang

-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Sesuai Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Jasa adalah Kegiatan

Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,

fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

Badan.

Sesuai Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Retribusi Daerah terbagi atas

tiga kelompok yaitu:

1. Retribusi Jasa Umum yaitu Pelayanan yang disediakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum

serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. Retribusi Jasa Usaha yaitu Pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah


(14)

a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah

yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/tau

b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara

memadai oleh pihak swasta

3. Perizinan Tertentu yaitu Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan

pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib Retribusi Menurut Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah

Orang Pribadi atau Badan yang menurut Peraturan perundang-undangan retribusi

diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong retribusi tertentu.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28

Tahun 2001 Tempat usaha adalah Setiap tempat yang dipergunakan orang atau

badan hokum di suatu tempat untuk memperoleh keuntungan dari hasil usaha.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun

2001 Izin Tempat Usaha selanjutnya disebut Izin adalah Izin tempat usaha yang

dikeluarkan Kepala Daerah kepada setiap usaha baik orang pribadi maupun Badan

yang memiliki atau yang menguasai suatu perusahaan atau menggunakan tempat


(15)

Dasar Pengenaan Retribusi Izin Tempat Usaha Kabupaten Mandailing Natal

adalah Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001

tentang RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN SURAT IZIN

TEMPAT USAHA KABUPATEN MANDAILING NATAL. .

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal nomor 28 Tahun

2001 Badan adalah Suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,

Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan

bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan,Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan

atau Organisasi yang sejenis lembaga dan pension, Bentuk usaha tetp serta bentuk

usaha lainnya.

D. Ruang Lingkup PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Praktik

Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut:

1. .Untuk memperdalam pengetahuan dibidang Retribusi khususnya

mengenai Retribusi Izin Tempat Usaha.

2. Untuk mengetahui tata cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi

Izin Tempat Usaha dilingkungan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya-upaya untuk mengatasi

masalah yang di hadapi dalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha.

4. Sejauh mana peran serta masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya


(16)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan.

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari

pengajuan judul, penentuan judul Peraktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM), penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),

mencari bahan untuk pembuatan proposal, sehingga ada konsultasi dengan

Dosen.

2. Studi Literatur.

Penulis mencari berbagai sumber-sumber, seperti buku-buku, majalah,

Undang -Undang maupun literatur yang berhubungan dengan objek

PKLM.

3. Observasi Lapangan.

Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data yang ada di Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandilling Natal dengan

pelaksanaan Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah khususnya Retribusi Izin Tempat Usaha.

4. Pengumpula Data.

Penulis melakukan pengumpulan data melalui:

a. Data Primer, yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan atau pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(17)

langsung baik lisan maupun tulisan pada Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.

b. Data Sekunder, yaitu dengan melalakukan penelitian terhadap berbagai Laporan, dan agenda.

5. Analisis dan Evaluasi Data.

Setelah Penulis memperoleh data yang diperlukan penulis akan

menganalisis dan mengevaluasi data yang diperoleh agar sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, maka penulis menggunakan analisis yang bersifat

kualitatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara objektif, jelas dan

sistematis .

F. Metode Pengumpulan Data

1.Metode wawancara (Interview)

Yaitu melakukan interview langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal dan karyawan Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal yang dapat

menjelaskan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Dearah dan Retribusi

Daerah serta Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Tempat Usaha.

2. Metode Observasi

Pada bagian ini penulis mengadakan observasi lapangan di Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailing Natal tentang


(18)

3. Metode Dokumentasi

Yaitu kegiatan mengumpulkan data mencari data dengan membuat daftar

dokumtasi yang telah diperoleh dari Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Mandailing Natal

G. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang

menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan

manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktik, metode

pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum lokasi

praktik, dalam hal ini penulis melakukannya pada Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailin Natal.

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang telah

dikumpulkan sehubungan dengan Tata Cara Pemungutan dan

Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha yang sesuai

dengan Undang-Undang serta Peraturan Daerah Kabupaten


(19)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menjelaskan dan membandingkan penerapan teori

yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai

penerapan tata cara pemungutan dan penentuan besarnya tarif

Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Atap Kabupaten Mandailing Natal.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan

dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya untuk meningkatkan

pendapatan daerah melalui Retribusi Daerah.


(20)

BAB ll

GAMBARAN DATA UMUM DAN PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Sebelum Mandailing Natal menjadi Kabupaten, wilayah ini masih termasuk

Kabupaten Tapanuli Selatan.Setelah terjadi pemekaran dibentuklah Kabupaten

Mandailing Natal atau sering di sebut dengan MADINA.Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998, Secara Formal diresmikan Menteri Dalam Negeri

Pada Tanggal 9 Maret 1999. Kabupaten Mandailing Natal adalah salah satu

Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan

Sumatera Barat.Ibukota Kabupaten Mandailing Natal adalah Panyabungan.

Keadaan Iklim dipengaruhi oleh iklim tropis yakni musim hujan dan musim

kemarau. Dengan suhu udara berkisar antara 23 C – 32C dengan kelembapan

antara 80 – 85%. Jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal 403.894 Jiwa

dengan tingkat kepadatan penduduk 61 jiwa/km2.

Dalam melaksanakan azasdesentralisasi, maka urusan –urusan Pemerintah

yang telah diserahkan Kepada Daerah pada dasarnya menjadi wewenang dan

tanggungjawab daerah sepenuhnya, sehingga prakarsa sepenuhnya diserahkan

kepada daerah baik yang menyangkut penentuan kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan maupun yang menyangkut pembiayaan. Penyelenggaaan Pemerintah

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan

pembangunan,makadibentuklah beberapa dinas,kantor, dan bagian–bagiannya.

Salah satu penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten Mandailing


(21)

Kabupaten Mandailing Natal Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Susunan dan Tata

Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Daerah Kabupaten

Mandailing Natal Nomor 41 Tahun 2008 tentang Lembaga Tekhnisi Daerah yang

tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan

dengan pelayanan perizinan.

Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu didasarkan pada

keinginan masyarakat. Karena masyarakat umum, terutama kalangan pengusaha

sering mengeluhkan proses pelayanan perizinan oleh pemerintahan yang

berbelit-belit, melalui banyak instansi yang berurutan, tidak transparan, waktu dan biaya

tidak jelas. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat dan akibatnya kinerja

pemerintah dinilai buruk oleh masyarakat.Sekarang Kantor Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal mudah dijangkau atau diakses oleh

masyarakat karena Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing

Natal Berlokasi di Pusat Pasar Baru Panyabungan.

Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang akandicapai atau yang akan dihasilkan dalam

jangka waktu satu sampai lima tahun kedepan. Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu berkewajiban memberikan dukungan dan ikut bertanggungjawab atas

tercapainya tujuan Pemerintahan Daerah. Adapun tujuan yang merupakan

fungsi/bidang kewenangan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah

“Terwujudnya pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan yang

melalui pengembangan industri perdagangan investasi serta kemitraan antar


(22)

Dalam mendukung kelancaran tugas telah dibentuk struktur organisasi Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal yang disebutkan

untuk semua jenis perizinan yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Mandilining Natal.Penandatanganan perizinan menjadi

tanggungjawab Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu PintuKabupaten

MandailingNatal.

Pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan dimaksudkan untuk:

1. Mewujudkan pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti

dan terjangkau.

2. Meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.

Secara Umum Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini mengelola

segala usaha yang berbentuk Perizinan.Sehingga nantinya memperlancar kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

Dengan terbentuknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal Melalui Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 32 Tahun

2007 tentang Pelimpahan Sebagai Kewenangan Dibidang Perizinan Kepada

Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

dilimpahkan pengelolaan sebanyak 12 jenis izin yang terdiri dari :

1. Izin Medirikan Bangunan

2. Izin Gangguan

3. Surat Izin Usaha Perdagangan

4. Surat Izin Tempat Usaha


(23)

6. Izin Usaha Industri

7. Tanda Daftar Perusahaan

8. Izin Penggilingan Padi,Huller, dan Penyosohan Beras

9. Izin Usaha Jasa Kontruksi

10.Izin Trayek

11.Izin Bengkel

Kemudian pada Tahun 2009 melalui peraturan Bupati Mandailing Natal

Nomor 10 Tahun 2009 tentang pelimpahan Sebagai Kewenangan Di Bidang

Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal terdapat penambahan sebanyak 19 Jenis Izin yang terdiri dari :

1. Izin Pengelolaan dan PemanfaataN Sarang Burung Walet

2. Izin Pengobatan Tradisional

3. Izin Apotik

4. Izin Toko Obat

5. Izin Optikal

6. Izin Usaha Objek Wisata dan Hiburan Umum

7. Izin Usaha Taman Rekreasi

8. Izin Usaha Gelanggang / Kolam Renang

9. Izin Usaha Kolam Pancing

10.Izin Usaha Panti Mandi Uap

11.Izin Usaha Pemandian Alam

12.Izin Usaha Salon Kecantikan


(24)

14.Izin Hotel Dengan Tanda Melati

15.Iizin Pondok Wisata

16.Izin Usaha Perjalanan Wisata

17.Izin Usaha Restoran dan Café

18.Izin Pendaftaran Becak Mesin dan Becak Tidak Bermesin

19.Izin Pengglian Jalan Umum Kabupaten.

Pernyataan Visi dan Misi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

1. Pernyataan Visi

Visi merupakan suatu gambaran jauh kedepan, kemana instansi hendak

dibawa. Gambaran kedepan tersebut dibangun melalui proses refleksi dan

proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen

stakeholder.Berawal dari cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan

didukung peran serta seluruh elemen instansi, masukan-masukan dari stakeholder,

dan nilai-nilai luhur yang dianut dan dinilai lingkungan yang mempengaruhi

ataupun upaya yang trintegrasi dalam mengimplementasikan visi ke dalam suatu

misi yang jelas.

maka dirumuskan visi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:

“TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA DALAM BIDANG PERIZINAN GUNA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN


(25)

2. Pernyataan Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal mempunyai Misi:

1. Mewujudkan penyederhanaan perizinan.

2. Mewujudkan dan meningkatkan iklim investasi.

3. Menciptakan pelayanan perizinan yang prima melalui peningkatan

kompetensi aparatur yang propesional dan sistem kerja yang baik.

Berdasarkan tujuan diatas serta pernyataan visi dan misi Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu ditetapkan tujuan sebagai berikut:

Misi pertama “Mewujudkan Penyederhanaan Perizinan” dengan tujuan:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melengkapi dokumen

perizinan

Misi Kedua “Mewujudkan dan Meningkatkan Iklim Investasi” dengan tujuan:

1. Mewujudkan Kabupaten Mandailing Natal sebagai daerah investasi

melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif;

2. Menggali kembali potensi asset perizinan yang ada guna peningkatan

Pendapatan Asli Daerah;

Misi Ketiga “Menciptakan Pelayanan Perizinan yang prima melalui peningkatan

kompetensi aparatur yangprofesional dan sistem kerja yang baik” dengan tujuan:

1. Mewujudkan Pelayanan Publik yang prima melalui kompetensi aparatur


(26)

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Struktur merupakan wadah bagi sekelompok orng yang bekerja sama dalam

usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur Organisasi

menyediakan pengadaan Personil yang memegang jabatan tertentu dimana

masing-masing pihak diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab sesuai

jabatannya.Hubungan kerja dituangkan dalam struktur organisasi dimana

merupakan gambaran sistematika tentang hubungan kerja dari orang-orang yang

menggerakkan organisasi tersebut.

Struktur organisasi diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

pemberian tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungan antar bagian

berdasarkan susunan tingkat hirarki.Struktur Organisasi juga diharapkan dapat

menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya

komunikasi, koordinasi dan integritas secara efisien dan efektif dalam segenap


(27)

SEKSI INFORMASI

SEKSI PELAYANAN SEKSI PENGADUAN DAN EVALUASI Gambar Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mndailing Natal

KEPALA KANTOR

JABATAN FUNGSIONAL SUBBAGIANTATA USAHA

TIM TEKHNIS

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal

Nomor 6 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal dipandang perlu

menetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal yang diatur sesuai dengan Peraturan Bupati


(28)

Rincian Tugas Pokok Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu 1. Kepala Kantor

Kepala Kantor mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah

Daerah dibidang Pelayanan Terpadu yang meliputi perizinan dan bukan perizinan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan terpadu;

b. Penunjang penyelenggara Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan

terpadu;

c. Penyelenggaraan pembinaan karir dan kesejahteraan bawahan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang

tugas dan fungsinya;

e. Penyiapan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud diatas,

Kepala Kantor dibantu oleh:

a. Kepala Bagian Tata Usaha;

b. Kepala Seksi Pelayanan;

c. Kepala Seksi Informasi;

d. Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi;


(29)

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengelola urusan

administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Sub

Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga dan

perjalanan dinas;

b. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;

c. Pelaksanaan urusan keuangan dan perbendaharaan;

d. Pengkoordinasian dan penyusunan pelaksanaan perencanaan dan

pelaporan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

3. Kepala Seksi Pelayanan

Kepala Seksi Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan tugas dibagian

perizinan dan bukan perizinan yang meliputi penerimaan permohonan, mengecek,

memproses perizinan atau dokumen lain serta memproses surat keputusan dan

menyerahkan kepada pemohon.

Untuk menyelenggarakana tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi

Pelayanan mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis perizinan dan pelayanan koordinasi dengan


(30)

b. Penerimaan permohonan perizinan dan pelayanan bukan perizinan,

mengecek kelengkapan administrasi dan persyaratan teknis sesuai aturan

yang berlaku;

c. Pemprosesan penyelesaian dokumen bukan izin;

d. Pelaksanaan pelayanan perizinan;

e. Penetapan Surat Keterangan Pajak Daerah (SKPD)/Surat Keterangan

Retribusi Daerah(SKRD) dan memproses surat keputusan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

4. Kepala Seksi Informasi

Kepala Seksi Informasi mempunyai tugas melaksanakan tugas dibidang

pengumpulan dan pengolahan data perizinan dan bukan perizinan, serta

memberikan informasi kepada pemohon.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaiman dimaksud diatas, Kepala Seksi

Informasi menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberian Informasi;

b. Pengumpulan, pengolahan data menjadi informasi;

c. Perencanaan dan pelaporan;

d. Pengembangan sistem;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan


(31)

5. Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi

Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan tugas

dibidang penanganan pengaduan pemohon dan pengaduan masyarakat serta

melaksanakan evaluasi terhadap pelayanan perizinan dan bukan perizinan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi

Pengaduan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanganan pengaduan;

b. Pengumpulan data dan pengolahan data pengaduan;

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepal Kantor sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

dan fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sesuai dengan keahlian dan

keterampilannya.

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang

jabatan yang terbagi dalam berbagi kelompok sesuai dengan bidang keahliannya

dan Jabatan Fungsional dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior yang

ditunjuk dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Mandailing Natal, serta jumlah Jabatan Fungsional sebagaiman


(32)

7. Tim Tekhnis

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

melaksanakan tugas pemprosesandan penerbitan izin sedangkan tugas pembinaan

dan pengawasan terhadap perizinan tetap menjadi wewenang Satuan Kerja

Perangkat Daerah Teknis.

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah teknis melalui

pembentukan Tim Teknis yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. Tim teknis

tersebut terdiri dari perwakilan unsur perangkat daerah teknisterkait yang

mempunyai kompetensi dibidangnya dan mempunyai kewenangan untuk

mengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi mengenai diterima atau

ditolaknya suatu permohonan izin yang memerlukan pertimbangan teknis

Adapun izin yang memerlukan Tim Teknis adalah izin bagi kegiatan usaha

yang pada dasarnya akan menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan

sekitarnya. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu memberikan laporan kegiatan

perizinan setiap satu bulan pada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis

Terkait.Target retribusi perizinan tetap menjadi wewenang Satuan Kerja


(33)

Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Unit Organisasi dan Kelompok

Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan

organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan Instansi lain di luar

Pemerintahan Daerah dengan tugas masing-masing.

Pimpinan satuan Oraganisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing

dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan

sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.Pimpinan Organisasi

bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan

memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan Organisasi dari

bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan

laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Dalam

menyiapkan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib

disampaikan pula pada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai

hubungan kerja dan dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan Organisasi

dibantu oleh satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian


(34)

D. GambaranPegawai/Karyawan/AnggotaPersonil

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi), Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailing Natal didukung dengan 29

orang pegawai yang terdiri dari 17 PNS dan 12 orang Tenaga Honor dengan

rincian sebagai berikut:

Pegawai Negeri Sipil

Honorer Jumlah Golongan Ruang

I II III IV

- 10 6 1 12 29

Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten


(35)

Sedangkan Latar Belakang Pendidikan Formal Pegawai adalah sebagai

berikut:

No. Jenjang Pendidikan Pegawai

PNS Honorer

1 2 3 4

1

2

3

4

5

S1 (Hukum,Ekonomi, Sosial)

Diploma SLTA SLTP SD Jumlah 6 1 10 - - 17 - - 11 1 - 12

Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal

Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa pegawai Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal paling banyak berpendidikan

SLTA yaitu 14 Orang, sedangkan yang lain S-1 6 orang, Diploma 1 orang.

Dari 17 Orang PNS yang ada, baru 2 orang yang telah mengikuti dan lulus


(36)

No. Jenis Diklat

Struktural Fungsional Nama Diklat Peserta

1 2 3 4 5

1 - Diklat PIM III/SPAMA 1

2 - Diklat PIM IV/ADUM 1

Jumlah 2

Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

BAB III

GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA


(37)

A.KETENTUAN

Ketentuan Umum

1. Perusahaan adalah Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis

usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan,

bekerja serta berkedudukan dalam wilayah RI untuk tujuan

memperoleh keuntungan dan atau laba.

2. Pemungutan adalah Suatu rangkaian kegiatan mulai dari

penghimpunan data objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya

retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada

Wajib Retribusi sampai pengawasan penyetorannya;

3. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah Surat Keputusan

yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang;

4. Surat Tagihan Retribusi (STRD) adalah Suarat untuk melakukan

tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa Bunga dan atau

denda;

5. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Jabatan yang selanjutnya disebut

SKRD Jabatan adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang

dikenakan karena jabatan akibat tidak menyampaikan permohonan

surat izin;

KetentuanPenggolongan

Dalam Pembuatan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Terdapat 4 Golongan,


(38)

1. SITU golongan A (Perusahaan Besar), yaitu modal diluar tanah dan

bangunan berjumlah diatas Rp 500.000.000, seperti Bank, HPH,

Perusahaan Ekspor/Impor dan Perusahaan yang biasa dipersamakan

dengan klasifikasi ini.

2. SITU golongan B (Perusahaan Menengah) yaitu modal diluar tanah

dan bangunan berjumlah Rp 200.000.000 - Rp 500.000.000, seperti

Pedagang-pedagang perantara baik grosir maupun eceran, Toko-toko,

Rumah Sakit Swasta/Klinik Swasta, Pergudngan, Wartel Tipe A, dan

Perusahaan lain yang dipersamakan dengan klasifikasi ini.

3. SITU golongan C (Perusahaan Sedang) yaitu modal diluar tanah dan

bangunan berjumlah Rp 150.000.000 – Rp 200.000.000, seperti

Kios-kios, Praktek Dokter, Notaris, Pengacara, Biro Jasa, Perusahaan

Ekspedisi, Salon Kecantikan, Wisma Pangkas, Kursus-Kursus, Usaha

RentaL CD, Wartel tipe B, Usaha Playstation. Rumah Makan,

Restoran, Perbengkelan Roda dua dan empat, Kantor Perusahaan

Angkutan, Kontraktor dan usaha lain yang bisa dipersamakan dengan

klasifikasi ini.

4. SITU golongan D yaitu modal diluar tanah dan bangunan berjumlah

Rp 100.000.000 – Rp 150.000.000 warung-warung kecil dan usaha

lain yang bisa dipersamakan dengan klasifikasi ini.

5. SITU golongan E yaitu modal diluar tanah dan bangunan berjumlah

Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000.


(39)

1. Setiap orang atau Badan Hukum baik BUMN, BUMD maupun Swasta

yang mendirikan, membuka dan menjalankan kegiatan usaha baik

perdagangan maupun jasa wajib memperoleh Izin Tempat Usaha dari

Kepala Daerah kecuali bagi usaha yang memiliki Izin Gangguan (HO).

2. Surat Izin Tempat Usaha diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan

(domisili) perusahaan.

3. Formulir surat permohonan untuk medapatkan SITU disediakan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal dan diisi serta

ditandatangani oleh pemohon pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu

4. Dokumen yang diperlukan untuk melengkapi permohonan atau untuk

mengetahui identitas pemohon, status legal/tidaknya Kegiatan Usaha

dan Hak Atas Tempat Usaha yang digunakan:

a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk sebanyak 1 lembar

b. FotocopyKartu Keluarga sebanyak 1 lembar

c. Pasfoto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar

d. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebanyak 1 lembar

e. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan/Perubahan Akta sebanyak 1

lembar

f. Fotocopy Bukti Penguasaan Tanah sebanyak 1 lembar


(40)

5. Surat Izin Tempat Usaha berlaku selama 5 (lima) Tahun dan wajib

didaftar ulang sekaligus membayar Retribusinya sekali dalam 1 (satu)

tahun.

Ketentuan Yang Wajib Dipatuhi

1. Pengusaha pemegang Surat Izin Tempat Usaha (SITU) ini wajib

mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku atas pengusahaan

perusahaan tersebut.

2. Surat Izin Tempat Usaha ini berlaku untuk dan atas nama perusahaan

tersebut dan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain untuk

mencari keuntungan.

3. Surat Izin Tempat Usaha ini dapat dicabut apabila:

a. Terjadi perubahan nama/merk usaha, nama pengusaha (pimpinan

perusahaan), alamat tempat/lokasi usaha, luas tempat usaha,

golongan perusahaan dan jenis kegiatan usaha.

b. Lokasi tempat usaha tersebut tidak sesuai lagi dengan

perkembangan penataan lingkungan dan atau berdasarkan

pertimbangan lain menurut Pemerintah Kabupaten Mandailing

Natal.

Apabila Wajib retribusi tidak melaksanakan kewajibannya

sehingga merugikan daerah diancam pidana kurungan paling lama

6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali


(41)

B.Objek dan Subjek

Objek Retribusi Izin Tempat Usaha adalah Pemberian izin kepada orang

atau Badan Usaha di lokasi tertentu untuk melakukan aktifitas perdagangan.

Subjek Retribusi Izin Tempat Usaha adalah Setiap Orang atau Badan

hukum yang memperoleh dan atau mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha. Yang

artinya Setiap Orang atau perorangan yang melakukan usaha, sedangkan

pengertian Badan adalah Suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas

(PT), Comanditer Venoottschap (CV), BUMN atau BUMD dengan nama dan

bentuk apapun, Firma, Koperasi, Yayasan atau organisasi sejenisnya dan lain-lain.

Permohonan Izin tersebut dilengkapi dengan syarat:

1. Mengisi formulir permohonan bermaterai Rp.6000 yang ditandatangani

pemilik atau direktur utama atau penanggungjawab perusahaan.

2. Bagi Usaha Perseorangan melampirkan Surat Keterangan dari Kepala

Desa/Kelurahan Tempat Usaha dan Keterangan tersebut dibenarkan Camat

setempat.

3. Bagi Usaha yang berbadan hukum melampirkan akte pendirian

perusahaan.

4. Pasfoto ukuran 4X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar


(42)

Penetapan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutupi biaya

penyelenggaraan pemberian izin tempat usaha dengan mempertimbangkan aspek

kemampuan dan aspek keadilan.

Biaya sebagaimana dimaksudkan adalah biaya survey ke lapangan/lokasi

tempat usaha, biaya transportasi dan biaya pendataan.

Struktur besarnya tarif retribusi atas Surat Izin Tempat Usaha yang baru

dihitung berdasarkan kelas jenis usaha, sebagai berikut:

1. SITU Golongan A Rp. 1.500.000

2. SITU Golongan B Rp. 500.000

3. SITU Golongan C Rp. 150.000

4. SITU Golongan D Rp. 100.000

5. SITU Golongan E Rp 50.000

6. Usaha Jasa Kontruksi

• Golongan B Rp. 1.000.000

• Golongan M1 Rp. 750.000

• Golongan M 2 Rp. 500.000

• Golongan K 1 Rp. 300.000

• Golongan K 2 Rp. 200.000

• Golongan K 3 Rp. 100.000

Penetapan atas besarnya retribusi terhutang dihitung berdasarkan atas kelas

jenis usaha.Penetapan ini didasarkan atas permohonan yang diajukan oleh wajib


(43)

Guna pendataan, pengawasan pembinaan dan pengendalian izin wajib

didaftar ulang setiap tahun.Pendaftaran ulang Izin ini dikenakan biaya retribusi

sebesar 50% dari jumlah retribusi yang dipungut waktu penerbitan Surat Izin atau

pembayaran retribusi pertama.

D. Tata Cara Pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha

PENDAFTARAN

Setiap wajib retribusi wajib mengisi Surat Pendaftaran Objek Retribusi

daerah (SPORD). SPORD harus diisi dengan benar dan lengkap serta

ditandatangani oleh wajib retribusi atau kuasanya. Berdasarkan SPORD retribusi

terhutang ditetapkan dengan menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

Diwilayah Daerah Kabupaten Mandailing Natal setiap Wajib Retribusi baik

yang berdomisili di Kabupaten Mandailing Natal maupun yang berdomisili diluar

wilayah Kabupaten Mandailing Natal dan memiliki objek retribusi diwilayah

Daerah Kabupaten Mandailing Natalwajib menyampaikan data objek dan subjek

retribusi. Data ini akan digunakan sebagai bahan pendataan bagi unit pemungut

retribusi.

Pemohon mendapatkan nilai tarif sebelum permohonan di proses. Penetapan

atas besarnya tarif retribusi terhutang dihitung berdasarkan atas kelas jenis

usaha..Penetapan ini didasarkan atas permohonan yang diajukan oleh Wajib

Retribusi.Setelah disepakati besarnya retribusi maka akan diterbitkan Surat


(44)

Penandatanganan perizinan di lakukan Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu kecuali untuk izin lokasi ditandatangani oleh Bupati.

JANGKA WAKTU

Jangka waktu penyelesaian perizinan maksimal 14 hari dengan jenis dan

karakteristik perizinan.Untuk perizinan yang memerlukan pembahasan Tim

Teknis ditetapkan maksimal 14 hari kerja.Untuk perizinan yang tidak memerlukan

pembahasan Tim Teknis ditetapkan maksimal 4 hari kerja.Apabila terjadi

penolakan proses permohonan, pemberitahuan penolakan harus deberitahukan

kepada pemohon segera atau pada hari yang sama dengan waktu penolakan

diputuskan.

PEMUNGUTAN

Retribusi di pungut dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi Daerah

(SKRD).Setelah SKRD diterbitkan Kemudian dilakukan pemungutan yang

dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pemungut. Apabila Wajib

Retribusi tidak mengajukan permohonan dalam penetapan tarif dan kemudian

dilakukan pemeriksaan maka diterbitkan Surat Keterangan Retribusi Dearah

(SKRD) secara jabatan oleh pihak pemungut dan dilakukan pengenaan retribusi

sebesar jumlah pokok retribusi terhutang ditambah sanksi administrasi 50% dari

pokok retribusi terhutang. Bentuk dan isi SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan dengan SKRD jabatan diserahkan kepada wajib retribusi.

PEMBAYARAN

Setelah dilakukan pemungutan maka pembayaran retribusi secara tunai/lunas


(45)

dan Aset Daerah sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan menggunkan

SKRD. Hasil penerimaan retribusi harus disetor ke kas daerah

selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala

Daerah.Apabila Wajib Retribusi tidak dapat memenuhi kewajibannya secara

lunas/sekaligus, maka Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan

pembayaran secara angsuran kepada pejabat yang ditunjuk disertai alasan

ketidaksanggupan dalam pembayaran retribusi secara keseluruhan.

Dan apabila Wajib Retribusi tidak dapat membayar sesuai waktu pembayaran

yang telah ditentukan maka Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan

penundaan pembayaran. Dan apabila disetujui maka penetapan besarnya tarif dan

penentuan waktu pembayaran retribusi akan dilakukan pihak atau pejabat yang

telah ditunjuk. Kemudian tata cara penyelesaian pembayaran secara angsuran

ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Namun apabila Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau

kurang bayar maka Wajib Retribusi dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

2% setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang bayar dan dipungut

dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

PENGADUAN

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

menyediakan loket penerima pengaduan, brosur, papam informasi tentang

prosedur pengaduan serta personil staf pengaduan yang akan melayani Wajib

Retribusi. Selain melayani pengaduan dengan bertamu langsung dengan staf


(46)

Kabupaten Mandailing Natal juga melayani pengaduan melalui telepon.Kantor

Pelayanan terpadu Satu Pintu wajib menindaklanjuti pengaduan masyarakat

secara tepat, cepat dan memberikan jawaban serta penyelesaiannya kepada

pengadu paling lama 10 hari kerja.

PENAGIHAN

Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT, STRD, dan Surat Keterangan yang menyebabkan jumlah Retribusi

yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan Urusan

Piutang dan Lelang Negara. Penagihan dilaksanakan setelah diterbitkan Surat

Peringatan/Surat Teguran. Penerbitan surat teguran tersebut dilakukan dengan

jangka waktu 7 hari sebelum jatuh tempo pembayaran. Dalam waktu 7 hari setelah

tanggal Surat Teguran, maka Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang

terhutang dan apabila tidak dilunasi maka retribusi akan dikenai sanksi tindak

pidana.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan

mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan

pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan

retribusi daerah.Pihak yang melakukan pemeriksaan retribusi adalah Pemerintah

Daerah atau pejabat yang ditunjuk.Mereka berwewenang melakukan pemeriksaan

yang bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam

rangka melaksanakan Peraturan Daerah.


(47)

1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan serta dokumen

lain yang berhubungan dengan objek retribusi

2. Memberikan kesempatan kepada petugaspetunjuk untuk memasuki tempat

atau ruangan yang dianggap perlu untuk memberikan bantuan dan guna

kelancaran pemeriksaan.

3. Memberikan keterangan yang dianggap perlu selama dilakukan

pemeriksaan retribusi.

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran (Pidana) maka

Wajib Retribusi ini diancam kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling

banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) yaitu tindakan yang merampas barang

tertentu untuk daerah.

PENYIDIKAN

Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah Serangkaian tindakan

yang dilakukan oleh penyidik (Pegawai Negeri Sipil) yang selanjutnya disebut

penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan

tersangka.Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintahan Daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana

dibidang Retribusi Daerah.


(48)

1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti bukti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

4. Memeriksa Buku-buku dan catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,

pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan

terhadap bahan bukti tersebut;

6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

7. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau

tempat pada saat pemeriksaan sedang berlanngsung dan memeriksa

identitas orang atau dokumen yang dibawa;

8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi

Daerah;

9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersngka atau saksi;


(49)

11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan;


(50)

ANALISIS DAN EVALUASI RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

Bab ini akan menyajikan data yang bersumber dari bab sebelumnya. Pada bab

sebelumnya telah membahas mekanisme dalam penetapan tarif dan pemungutan

Retribusi Daerah. Maka untuk menjelaskannya penulus penguraikannya

berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan disertai dengan penjelasan yang

objek dan sistematis.

A.Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha

Retribusi Izin Tempat Usaha pengelolaannya ditangani oleh Pemerintah

melalui Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan menyetor retribusi terutang ke

kas daerah melalui Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset

Daerah Kabupaten Mandailing Natal dengan jangka waktu yang ditentukan

dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD).

Untuk pembayaran tagihan retribusi yang terutang dan atau sanksi

administrasi berupa bunga dan atau denda dengan menggunankan Surat Tagihan

Retribusi Daerah (STRD). Dengan kata lain pengutipan Retribusi oleh Pemerintah

Daerah melalui Retribusi Daerah yaitu Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian perizinan tertentu khususnya disediakan Pemerintah Daerah

untuk kepentingan pribadi atau badan.

Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha ini sesuai dengan target yang

diingin dicapai oleh Pemeintah Daerah. Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha


(51)

Retribusi Izin Tempat Usaha sekitar Rp. 35.000.000,-(tiga puluh lima juta rupih)

sementara realisasinya Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)

Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa kesadaran dari Wajib Retribusi

Izin Tempat Usaha untuk melaksanakan kewajibannya membayar retribusi sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil yang memenuhi target yang telah

ditentukan oleh Pemerintah Daerah

TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA

NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PERSEN (%)

1 2007 35.000.000,- 40.000.000,- 114,28

2 2008 35.000.000,- 50.545.000,- 144,41

3 2009 45.000.000,- 60.350.000,- 134,11

4 2010 45.000.000,- 72.500.000,- 161,11

Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal menetapkan target Retribusi

Izin Tempat Usaha dengan nominal yang rendah agar target dari Retribusi tersebut

tercapai. Karena salah satu perizinan yang dikelola Kantor Pelayanan Terpadu

Satu Pintu yang penerimaannya besar adalah Retribusi Izin Tempat Usaha.

Sedangkan perizinan yang lain masih jauh dari target yang ditentukan oleh


(52)

Petunjuk Pelaksanaan Teknis Retribusi Izin Tempat Usaha pada Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan Bupati Mandailing Natal

Nomor 31 Tahun 2007.

PEMOHON

1. Membuat permohonan yang ditujukan kepada Kantor Pelayanan Terapadu

Satu Pintu dengan melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan

Pemerintah Daerah.

2. Mengisi Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) yang telah

ditandatangani.

3. Surat Pemberitahuan Retribusi dikirim kebagian keuangan untuk

diterbitkan tanda penerimaan izin dengan perincian sebagai berikut:

7. SITU Golongan A Rp. 1.500.000

8. SITU Golongan B Rp. 500.000

9. SITU Golongan C Rp. 150.000

10. SITU Golongan D Rp. 100.000

11. SITU Golongan E Rp. 50.000

12. Usaha Jasa Kontruksi:

• Golongan B Rp. 1.000.000

• Golongan M1 Rp. 750.000

• Golongan M 2 Rp. 500.000

• Golongan K 1 Rp. 300.000

• Golongan K 2 Rp. 200.00


(53)

Sedangkan Pendaftaran ulang Izin ini dikenakan biaya retribusi sebesar

50% dari jumlah retribusi yang dipungut waktu penerbitan Surat Izin atau

pembayaran retribusi pertama.

4. Tanda Penerimaan Tersebut:

a. 1 (satu) lembar untuk pemohon;

b. 1 (satu) lembar untuk pertinggal (sebagai lampiran dalam

penandatanganan izin);

5. Bagian keuangan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu menyetorkan

Retribusi Izin Tempat Usaha ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Mandailing Natal. Dalam pengurusan Izin

Tempat Usaha di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdapat prosedur

pelayanan yang telah ditetapkan yaitu Pemohon langsung berhubungan

dengan petugas baik dalam penyerahan semua pemohonan dan

persyaratan, maupun biaya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dan sekaligus menerima hasil pelayanan. Untuk memperoleh

pelayanan yang baik , dibuat prosedur tetap dan penentuan syarat-syarat

yang harus dipenuhi pemohon berkaitan dengan jenis izin yang

dimohonkan, baik berupa persyaratan administrasi maupun persyaratan

non teknis.

Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan dikenakan biaya sesuai

dengan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati, dan petugas tidak dibenarkan


(54)

Dari Data diatas dapat diketahui bahwa pihak yang langsung berhubungan

dengan wajib retribusi adalah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Karena

Retribusi Surat Izin Tempat Usaha ditangani Sendiri oleh Pemerintah Daerah

maka pengutipan dilakukan melalui retribusi. Yang artinya apabila Wajib

Retribusi baik orang pribadi maupun badan yang ingin menjalankan usaha tertentu

dari bidang Usaha Golongan A, B, C, D, E Usaha jasa kontruksi Golongan B, M1,

M2, K1, K2, K3, maka wajib mendaftarkan dirinya ke Kantor Pelayanan Terpadu

Satu Pintu kemudian izin usaha dari Wajib Retribusi tersebut langsung dapat

diproses. Kemudian baru dapat diketahui jenis usaha yang merupakan pedoman

untuk menetapkan besarnya tarif retribusi yang akan dipungut olek Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Dalam penetapan besarnya tarif retribusi, Pemerintah Daerah harus

memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan

retribusi. Sehingga apabila dilakukan pemungutan atas retribusi tidak akan

ditemukan kendala-kendala yang menghambat pemungutan retribusi tersebut

Misalnya, dalam penetapan tarif Wajib Retribusi merasa tidak mampu untuk

membayar secara keseluruhan atas besarnya tarif, maka Pemerintah Daerah dapat

memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif atas permohonan

yang diajukan wajib retrebusi atau tanpa adanya permohonan dari wajib retribusi

terhadap hal-hak tertentu.

Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Apaila Wajib Retribusi ingin mengajukan


(55)

Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SKRD, SKRD

Jabatan, dan STRD serta memberitahukan alasan yang jelas atas pengajuan

permohonan tersebut.

Kemudian Pemerintah Daerah atau pejabat yang ditunjuk memberikan

balasan atas permohonan yang diajukan Wajib Retribusi paling lama 3 (tiga)

bulan sejak permohonan diterima.Apabila lewat 3 (tiga) bulan maka permohonan

di anggap diterima.

Mengenai pemungutan retribusi ini sama halnya dengan pengenaan tarif,

harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemungutan Retribusi Izin Tempat

Usaha ini dikenakan terhadap para pemilik usaha baik yang berdomisili dalam

daerah maupun di luar daerah yang kegiatan usahanya berada diwilayah

Kabupaten Mandailing Natal.

Penandatanganan perizinan di lakukan Kepala Dinas, Badan, Kantor

Pelrizinan kecuali untuk izin lokasi ditandatangani oleh Bupati.

B. Kendala Dalam Pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha

Didalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha sering medapat

kendala-kendala yang menghambat proses pemungutan, baik yang bersal dari Wajib

Retribusi maupun dari pihak pemungut sendiri.

Kendala-kendala dari pihak Wajib Retribusi tersebut disebabkan oleh beberapa


(56)

1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman dari Wajib Retribusi akan Retribusi

Izin Tempat Usaha sehingga mereka enggan untuk berurusan dengan

prosedur yang ada pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2. Masih banyak wajib retribusi yang belum mendaftarkan dirinya untuk

memperoleh NPWP, karena tanpa adanya NPWP akan mempersulit

petugas untuk mengetahui keberadaan usaha yang dijalankkan Wajib

Retribusi sehingga pemungutan retribusi tidak dapat dilakukan.

3. Kurangnya informasi yang diterima oleh Wajib Retribusi mengenai

pengenaan, pelaksanaan dan pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha

tersebut.

4. Pengusaha yang telah menjalankan usahanya adakalanya tidak mendaftar

ulang usahanya, sehingga menghambat proses pemungutan retribusi.

Sedangkan kendala-kendala yang berasal dari pihak Kantor Pelayanan

Terpadu Satu Pintu sendiri yaitu:

1. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta fasilitas yang mendukung

kelancaran tugas Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2. Belum optimalisasinya aspek penegakan hukum (Law Enforcement)

terhadap penyimpangan perizinan.

3. Terbatasnya sumber daya manusia dalam pengelolaan Retribusi Izin

Tempat Usaha.


(57)

C. Upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Izin Tempat Usaha

Dalam upaya peningkatan pendapatan di bidang Retribusi Izin Tempat Usaha,

Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Melaksanakan sosialisasi di bidang retribusi khususnya kepada para

pengusaha agar memahami hak dan kewajibannya selaku pelaku yang

menjalankan usaha

2. Mengundang para pemilik usaha yang masa berlaku perizinannya telah

habis dan sekaligus melaksanakan pendaftaran ulang perizinan yang telah

jatuh tempo

3. Melakukan observasi kepada para pengusaha agar tertib dalam

menjalankan usahanya.

4. Melaksanakan sanksi yang tegas sesuai dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Mandailing Natal.

5. Membentuk Tim Gabungan dalam melaksanalan Operasional Lapangan

dengan melakukan tinjauan ke lapangan.

Selain dari upaya diats Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu melakukan

upaya lain yaitu:

1. Cara Intensifikasi

Cara ini dilakukan dengan pengenaan tarif retribusi terhadap jenis retribusi

tertentu. Dalam Retribusi Izin Tempat Usaha pihak Kantor Pelayanan Terpadu


(58)

retribusi tidak boleh asal ditetapkan tetapi harus sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Selain itu Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintujuga meningkatkan pelayanan

administrasi dengan mendirikan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada pusat

pasar sehinga menarik Wajib Retribusi untuk melibatkan dirinya dalam hal

pembayaran retribusi daerah karena tempat pelayanan yang mudah dijangkau

masyarakat.

2. Cara Ekstensifikasi

Cara ekstensifikasi ini yaitu dengan merumuskan rancangan peraturan daerah

yang baru, terutama terhadap objek-objek retribusi izin tempat usaha yang dapat

memenuhi kriteria-kriteria sebagai sarana pendukung kelancaran peningkatan


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Latar belakang dari penelitian yang penulis lakukan dan telah dijelaskan pada

bab-bab terdahulu maka pada bab ini penulis akan mengambil suatu kesimpulan

serta memberikan saran-saran tentang Tata Cara Pemungutan dan Penetapan

Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kabupaten Mandailing Natal.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan mengenai peraturan yang mengatur Retribusi Izin Tempat

Usaha.

Peraturan yang mengatur tentang pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha

terdapat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun

2001 jo Nomor 18 Tahun 2006 tentang Retribus iIzin Usaha perdagangan dan

Surat Izin Tempat Usaha. Peraturan daerah ini sudah jelas dan dipahami

pelasanaannya oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penerimaan retribusi

yang memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Mandailing Natal. Penerimaan dari Surat Izin Tempat Usaha Kabupaten

Mandailing Natal adalah salah satu perizinan yang penerimannya besar dibanding

dengan Perizinan lainnya yang dikelola Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Mandailing Natal.

2. Kesimpulan Tentang Pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(60)

Pegawai yang bertugas dikantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten

Mandailing Natal berjumlah sekitar 29 orang Pegawai inilah yang memiliki tugas

utama untuk mengatur segala bentuk perizinan yang dikelola oleh Kantor

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal. Para pegawai ini

berperan besar untuk meningkatkan pendapatan dibidang Retribusi Izin Tempat

Usaha. Ini dilihat dari penerimaan retribusi yang memenuhi target yang telah

ditentukan oleh Pemerintah Daerah. Dengan kata lain para pegawai dapat

mensosialisasikan Retribusi Izin Tempat Usaha dengan baik kepada masyarakat.

Walaupun masih ada pengusaha yang belum melakukan kewajibannya sebagai

Wajib Retribusi.

3. Kesimpulan mengenai tata cara pemungutan dan penetapan tarif izin

tempat usaha.

Pada dasarnya penetpan besarnya tariff Retribusi Izin Tempat Usaha sudah

sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2001. Namun ketentuan yang

diterapkan tersebut belum sesuai dengan yang diterapkan pada Wajib Retribusi.

Misalnya, Wajib Retribusi yang tidak mampu membayar kewajibannya, apabila

terjadi hal yang demikian maka Wajib Retribusi dapat bernegosiasi atau

mendiskusikan dengan petugas untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan

masalah tersebut.

Jadi, peraturan yang ada bersifat flexibel, karena peraturan ini juga

memperhatikan Wajib Retribusi bila keadaannya tidak mampu membayar


(61)

4. Kesimpulan mengenai kendala yang dihadapi dalam pemungutan Retribusi

Izin Tempat Usaha antara lain:

a. Masih ada Wajib Retribusi yang tidak melaporkan usaha yang

dijalankannya kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

b. Wajib Retribusi sering menghindari petugas yang akan memungut

Retribusi khususnya Retribusi Izin Tempat Usaha, sehingga mempersulit

petugas dalam memungut retribusinya.

c. Wajib Retribusi tidak bersedia melaporkan serta membayar retribusinya

jika Wajib Retribusi tersebut pindah ketempat yang lain.

d. Adakalanya Wajib Retribusi merasa dirugikan atas pemungutan yang

dibebankan kepada mereka dan tidak jarang mereka menolak secara kasar.

5. Kesimpulan tentang pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi yaitu menetapkan tariff sesuai dengan jenis usaha yang

dilakukan oleh Wajib Retribusi dan berdasarkan Peraturan Daerah yang

berlaku yang tujuannya untuk menarik minat Wajib Retribusi untuk

melaksanakan kewajibannya. Serta untuk meningkatkan sarana dan

prasarana yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan Retribusi Izin

Tempat Usaha.

Ekstensifikasi yaitu dengan menetapkan objek-objek Retribusi Izin Tempat

Usaha sehingga tidak menimbulkan kesalahan-kesalahan administrasi dalam

penetapan tarif Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu


(62)

B. Saran-saran

1. DibidangKepegawaian.

a. BagiKepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing

Natal selalu memberikan motivasi kepada bawahan agar lebih aktif

dalam menjalankan tugasnya.

b. Pihak Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu hendaknya mengusulkan

kepada pemerintah agar biaya retribusi izin tempat usaha yang baru

berdiri lebih murah dari pada usaha yang sudah lama berdiri.

c. Bagi pegawai atau petugas pemungut Retibusi Izin Tempat Usaha

hendaknya dapat menjalani kerjasama dengan Wajib Retribusi melalui

pendekatan yang lebih intensif.

d. Pemerintah hendaknya memberikan bonus atau insentif bagi pemungut

untuk mendorong dan memotivasi aparat pemungut atas keberhasilan

dalam mencapai realisas target pendapatan daerah tiap tahun.

2. Di bidang Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana berupa fasilitas dan sarana lainnya harus dapat

ditingkatkan.Misalnya penyediaan kantor perwakilan di daerah-daerah

terpenci ljauh dari Kantor Pelayanan Terpadu sehingga masyarakat lebih

mudah menjangkau dan petugas juga lebih mudah meninnjau daerah yang

dipungu tretribusinya tersebut, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan


(63)

3. Untuk Merancang pola manajemen sebaiknya Kantor Pelayanan Terpadu

Satu Pintu melakukan studi banding ke Kantor Pelayanan Terpadu Lainnya

yang dianggap baek..


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso, 2008, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT.Refika Aditama, Bandung

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, edisi keempat, Salemba Empat, Jakarta

Ritonga, M.T, dkk, 2007, Ekonomi, PT.Phibeta Aneka Gama, Jakarta

Permendagri Nomor 26 tentang Penyelenggara Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Undang -UndangNomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001 jo Nomor 18 Tahun 2006 tentng Retribusi Izin Usaha Perdagangan dan Surat Izin Tempat Usaha.

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 6 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Kewenangan dibidang Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 13 Tahub 2007 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Latar belakang dari penelitian yang penulis lakukan dan telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu maka pada bab ini penulis akan mengambil suatu kesimpulan serta memberikan saran-saran tentang Tata Cara Pemungutan dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan mengenai peraturan yang mengatur Retribusi Izin Tempat Usaha.

Peraturan yang mengatur tentang pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha terdapat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001 jo Nomor 18 Tahun 2006 tentang Retribus iIzin Usaha perdagangan dan Surat Izin Tempat Usaha. Peraturan daerah ini sudah jelas dan dipahami pelasanaannya oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penerimaan retribusi yang memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal. Penerimaan dari Surat Izin Tempat Usaha Kabupaten Mandailing Natal adalah salah satu perizinan yang penerimannya besar dibanding dengan Perizinan lainnya yang dikelola Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.


(2)

Pegawai yang bertugas dikantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal berjumlah sekitar 29 orang Pegawai inilah yang memiliki tugas utama untuk mengatur segala bentuk perizinan yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal. Para pegawai ini berperan besar untuk meningkatkan pendapatan dibidang Retribusi Izin Tempat Usaha. Ini dilihat dari penerimaan retribusi yang memenuhi target yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah. Dengan kata lain para pegawai dapat mensosialisasikan Retribusi Izin Tempat Usaha dengan baik kepada masyarakat. Walaupun masih ada pengusaha yang belum melakukan kewajibannya sebagai Wajib Retribusi.

3. Kesimpulan mengenai tata cara pemungutan dan penetapan tarif izin tempat usaha.

Pada dasarnya penetpan besarnya tariff Retribusi Izin Tempat Usaha sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2001. Namun ketentuan yang diterapkan tersebut belum sesuai dengan yang diterapkan pada Wajib Retribusi. Misalnya, Wajib Retribusi yang tidak mampu membayar kewajibannya, apabila terjadi hal yang demikian maka Wajib Retribusi dapat bernegosiasi atau mendiskusikan dengan petugas untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Jadi, peraturan yang ada bersifat flexibel, karena peraturan ini juga memperhatikan Wajib Retribusi bila keadaannya tidak mampu membayar kewajibannya.


(3)

4. Kesimpulan mengenai kendala yang dihadapi dalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha antara lain:

a. Masih ada Wajib Retribusi yang tidak melaporkan usaha yang dijalankannya kepada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

b. Wajib Retribusi sering menghindari petugas yang akan memungut Retribusi khususnya Retribusi Izin Tempat Usaha, sehingga mempersulit petugas dalam memungut retribusinya.

c. Wajib Retribusi tidak bersedia melaporkan serta membayar retribusinya jika Wajib Retribusi tersebut pindah ketempat yang lain.

d. Adakalanya Wajib Retribusi merasa dirugikan atas pemungutan yang dibebankan kepada mereka dan tidak jarang mereka menolak secara kasar. 5. Kesimpulan tentang pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi yaitu menetapkan tariff sesuai dengan jenis usaha yang dilakukan oleh Wajib Retribusi dan berdasarkan Peraturan Daerah yang berlaku yang tujuannya untuk menarik minat Wajib Retribusi untuk melaksanakan kewajibannya. Serta untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha.

Ekstensifikasi yaitu dengan menetapkan objek-objek Retribusi Izin Tempat Usaha sehingga tidak menimbulkan kesalahan-kesalahan administrasi dalam penetapan tarif Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.


(4)

B. Saran-saran

1. DibidangKepegawaian.

a. BagiKepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal selalu memberikan motivasi kepada bawahan agar lebih aktif dalam menjalankan tugasnya.

b. Pihak Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu hendaknya mengusulkan kepada pemerintah agar biaya retribusi izin tempat usaha yang baru berdiri lebih murah dari pada usaha yang sudah lama berdiri.

c. Bagi pegawai atau petugas pemungut Retibusi Izin Tempat Usaha hendaknya dapat menjalani kerjasama dengan Wajib Retribusi melalui pendekatan yang lebih intensif.

d. Pemerintah hendaknya memberikan bonus atau insentif bagi pemungut untuk mendorong dan memotivasi aparat pemungut atas keberhasilan dalam mencapai realisas target pendapatan daerah tiap tahun.

2. Di bidang Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana berupa fasilitas dan sarana lainnya harus dapat ditingkatkan.Misalnya penyediaan kantor perwakilan di daerah-daerah terpenci ljauh dari Kantor Pelayanan Terpadu sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau dan petugas juga lebih mudah meninnjau daerah yang dipungu tretribusinya tersebut, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Daerah.


(5)

3. Untuk Merancang pola manajemen sebaiknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu melakukan studi banding ke Kantor Pelayanan Terpadu Lainnya yang dianggap baek..


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso, 2008, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT.Refika Aditama, Bandung

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan Teori dan Kasus, edisi keempat, Salemba Empat, Jakarta

Ritonga, M.T, dkk, 2007, Ekonomi, PT.Phibeta Aneka Gama, Jakarta

Permendagri Nomor 26 tentang Penyelenggara Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Undang -UndangNomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001 jo Nomor 18 Tahun 2006 tentng Retribusi Izin Usaha Perdagangan dan Surat Izin Tempat Usaha.

Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 6 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasidan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Kewenangan dibidang Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal

Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 13 Tahub 2007 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal