2.2 Proses Polimerisasi
Proses pembentukan rantai molekuk raksasa polimer dari unit-unit molekul terkecil
melibatkan reaksi yang kompleks. Proses polimerisasi secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis reaksi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi.
[8]
2.2.1 Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer berkaitan rangkap dan melibatkan
molekul tidak stabil sebagai inisiator. Adapun tahapan reaksi polimerisasi adisi adalah sebagai
berikut.
a. Inisiasi Pembentukan pusat aktif hasil peruraian suatu
inisiator. Peruraian suatu inisiator dapat dilakukan menggunakan panas, sinar uv, dan sinar gamma
radiasi.
b. Propagasi perambatan Tahapan dimana pusat aktif bereaksi dengan
monomer secara adisi kontinyu berlanjut. c. Terminasi pengakhiran
Tahapan dimana pusat aktif dinonaktifkan pada tahap akhir. Penonaktifan ini dapat dilakukan
dengan menggandengkan radikal dan disporposionasi yang melibatkan transfer suatu
atom dari satu ujung rantai ke ujung rantai lainnya.
[9]
2.2.2 Polimerisasi Kondensasi Polimerisasi kondensasi adalah reaksi antara dua
pusat aktif membentuk senyawa baru yang lebih besar dan hasil samping. Ciri-ciri polimerisasi
kondensasi, yaitu :
a. Berlangsung sevara bertahap melalui reaksi antara pasangan gugus fungsi ujung.
b. Berat molekul polimer bertambah secara bertahap.
c. Kereaktifan suatu gugus fungsi dalam bentuk polimernya sama dengan dalam
bentuk monomer. d. Dapat membentuk struktur cincin,
bergantung pada keluwesan gugus yang terlibat dan ukuran cincin yang terbentuk.
e. Dapat membentuk polimer bercabang atau sambung hilang apabila gugus fungsi kedua
monomer lebih dari dua. f. Dalam tahap tertentu terbentuk struktur
jaringan, maka terjadi perubahan sifat polimer yang mendadak, misalnya
campuran reaksi berubah dari cairan menjadi gel.
g. Derajat polimerisasi dikendalikan dengan variasi waktu dan suhu. Derajat
polimerisasi DP suatu polimer adalah rasio atau perbadingan berat molekul
polimer dengan berat molekul monomernya. DP menggambarkan ukuran
molekul dari suatu polimer berdasarkan jumlah dari monomer penyusunnya.
[10]
h. Penghentian polimerisasi kondensasi dapat dilakukan dengan penambahan penghentian
ujung seperti asam etanoat, penambahan salah satu monomer berlebih dan
penambahan pada suhu tertentu.
2.3 Reaksi Urea-formaldehid Urea-formaldehid adalah hasil kondensasi urea
dengan formaldehid. Resin jenis ini termasuk dalam kelas resin thermoset yang mempunyai sifat
tahan terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleh.
Gambar 2. Struktur Molekul Urea-formaldehid
Mekanisme reaksi urea-formaldehid terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap reaksi metilolasi, tahap
reaksi kondensasi dan tahap reaksi curing.
2.4 Variabel Reaksi Urea-formaldehid Variabel yang menentukan proses polimerisasi
urea-formaldehid, adalah :
a. Perbandingan mol formaldehid dengan urea.
Dalam tahap metilolasi, kenaikan perbandingan molekul ini akan menaikan
jumlah senyawa metilol, untuk menaikan jumlah massa atau ukuran polimer yang
dihasilkan, dapat diatur dengan mengambil produk samping atau mengatur kondisi
prosesnya, kelebihan dari salah satu molekul reaktan, akan menyebabkan
rendahnya massa molekul yang dihasilkan.
b. Harga pH larutan
Reaksi metilolasi berlangsung baik pada suasana basa dengan pH antara 8.5 – 9,
sedangkan kondisi berlangsung baik pada keadaan asam. Untuk mengatur pH
digunakan katalis asam atau basa.
c. Temperature Temperatur reaksi boleh melebihi titik
lelehnya, karena dimetilol urea yang terjadi akan kehilangan air dan formaldehid.
d. Katalis Untuk proses ini digunakan katalis
ammonia yang menururnkan energy aktivasi dengan menyerap panas pada saat
curing, fungsinya adalah untuk mengatur penguapan agar tidak gosong.
e. Waktu reaksi Semakin lama reaksi berjalan, maka resin
urea-formaldehid yang dihasilkan akan semakin banyak.
3 Metodelogi Penelitian
3.1 Diagram Alir
Berikut ini diagram alir percobaan polimerisasi urea formaldehid.
a. Proses pembentukan urea-formaldehid Formalin
Na
2
CO
3
Katalis b. Analisa viskositas
c. Analisa kadar formaldehid 1 cc sampel
5 cc alkohol 3 tetes pp
Labu leher tiga
Sampel 0 Sampel 0
Memanaskan T=800C
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 6 Memanaskan t=10 menit
Memanaskan t=10 menit, sampai sampel 6
Hasil Sampel 0
Hasil Sampel 0
Hasil Sampel 1
Hasil Sampel 2
Hasil Sampel 6
Viscometer
Menghitung waktu sampel mengalir kebatas
bawah
Mencatat waktu dan menghitung viscositas
Erlemeyer
Menitrasi dengan larutan H2SO4
Mencatat volume titran
Menambahkan 25 ml Na2SO4
Mencatat volume titran
Menitrasi dengan larutan H2SO4
Melakukan duplo
Gambar 3. Diagram Alir Pembentukan Urea- formaldehid
Analisa
Analisa
Analisa
Analisa
Analisa
Analisa
Analisa Analisa
Gambar 4. Diagram Alir Analisa Viskositas
d. Analisa densitas
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat