EVALUASI KINERJA SASARAN Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014

17  Keluaran Terlaksananya training di BPK  Hasil Tersusunnya program kerja penyuluh pertanian di BPK

2.1.1 EVALUASI KINERJA SASARAN

Sesuai dengan pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baru terbentuk pada akhir tahun 2010 maka program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sampai tahun 2014 secara umum masih melanjutkan beberapa program yang telah dilaksanakan pada Tahun 2013 dan belum sepenuhnya mengacu pada Standar Pelayanan Minimal SPM. Evaluasi terhadap kinerja sasaran adalah sebagai berikut : 1. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat menunjang terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung nagari.  Pembinaan Desa Mandiri Pangan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 97,51 . Kegiatan Pembinaan Desa Mandiri Pangan merupakan penunjang kegiatan dana tugas pembantuan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini walaupun masih belum berjalan baik, tetapi sudah ada perubahan ditingkat kelompok aktifitas yang ditandai dengan adanya kegiatan usaha kelompok pada komoditi-komoditi tertentu yang mulai menampakan hasil  Pembangunan Lumbung Pangan DAK dan Pendamping dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 99,42 . 18 Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan DAK dan Pendamping dimana pada tahun 2014 terbangun lumbung pangan sebanyak 4 empat unit. Lokasi Pembangunan tersebut adalah : a. Lumbung Pangan Kecamatan Sutera Nagari Taratak dan Nagari Rawang Gunung Malelo. b. Lumbung Pangan Kecamatan Lengayang Nagari Kambang Utara. c. Lumbung Pangan Kecamatan Lunang Nagari Lunang II  Pembangunan Lumbung Pangan Penunjang DAK dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 99,82 . Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan Penunjang DAK merupakan pendukung kegiatan pelaksanaan pembangunan lumbung pangan dan pembinaan terhadap kelompok lumbung pangan yang memperoleh dana Bantuan Sosial melalui dana Dekon Propinsi Sumatera barat dalam kegiatan Pengadaan cadangan pangan masyarakat.  Kegiatan Penguatan Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 97,00 . Kegiatan Pembinaan Lumbung Pangan Masyarakat sampai tahun 2014 telah dilakukan pembinaan sebanyak 23 unit lumbung pangan Msayarakat di 13 kecamatan dalam Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangakan yang telah didanai dana Bansos Propinsi sampai 2014 sebanyak 14 unit yaitu 12 unit tahap mandiri dan 2 unit tahap pengembangan, yaitu : a. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Koto XI Tarusan di Nagari Duku Utara 19 b. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Bayang di Nagari Kapujan Koto Berapak, Nagari Talaok dan Nagari Gurun Panjang Utara c. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan IV Jurai, Nagari Salido Sari Bulan. d. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Batang Kapas , Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, dan Nagari IV Koto Mudiek. e. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Sutera Nagari Ampiang Parak Timur. f. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Lengayang Nagari Lakitan g. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Ranah Paiaie Nagari Palangai, dan Nagari Koto VIII Palangai h. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Linggo Sari Baganti Nagari Sungai Sirah Air Haji i. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Pancung Soal Nagari Simpang Lama Indra Pura j. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan Nagari Kubu Tapan  Kegiatan Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 92,39 Kegiatan ini berupa tersedianya beras sebanyak 20 Ton sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal SPM Bidang Ketahanan Pangan mewajibkan KabKota dalam penyediaan cadangan sebanyak 100 Ton setara beras dengan target 60 sampai tahun 2015. Tahun 2014 telah tersedia beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 20 Ton 20 20 dan diharapkan tahun 2014-2015 dapat memenuhi SPM tersebut 2. Tersedianya dan terdistribusikannya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.  Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat LDPM dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 95,71 Kegiatan ini berupa pemberdayaan 5 Gapoktan yang mendapatkan alokasi Dana Bantuan Sosial sebesar Rp. 225.000.000,- dari Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam bentuk dana Dekosentrasi. Kegiatan Gapoktan sebagai lembaga distribusi pangan yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan dan pengolahan gabah dan beras. Lembaga distribusi pangan masyarakat juga berperan dalam stabilitas harga pangan saat musim paceklik maupun panen raya. Saat musim paceklik lembaga ini harus dapat meyediakan dan mendistribusi pangan ditingkat masyarakat dan ke pasar-pasar dan menampung hasil panen masyarakat saat panen dengan harga yang wajar dan Gapoktan pelaksana kegiatan ini dengan mitranya dapat bersaing dengan pedagang luar Kabupaten Pesisir Selatan juga berfungsi mempromosikan kualitas beras keluar Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 3. Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan.  Kegiatan Analisis Neraca Bahan Makanan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 100,00 . Analisis Neraca Bahan Makanan menginformasikan kondisi ketersediaan bahan pangan dan jumlah kebuthan untuk dikonsumsi penduduk dalam tingkat ketersediaan energi dan 21 protein dengan perbandingan dari hasil rekomendasi WNPG VIII tahun 2012 dimana tingkat ketersediaan energi perorang minimal 2400 Kkal dan 63 gr protein. Tingkat ketersediaan bahan pangan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 adalah : Energi 3.493 Kkal 145,54 dan Protein 68,69 gr 109,03 ..  Kegiatan Penyusunan Pola Pangan Harapan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 89,18 .. Penyusunan Skor Pola Pangan Harapan merupakan kegiatan yang menjadi dasar dalam penetapan perencanaan kegiatan peningkatan status gizi masyarakat yang dicerminkan dengan nilai skor PPH, untuk tahun 2014 skor PPH berdasarkan data Susenas yang di adjustifikasi didapatkan skor sebesar 74,9, untuk meningkat skor PPH perlu berbagai usaha seperti Optimalisasi pemanfaatan pekarangan, lomba B2SA, sosialisasi tentang pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber pangan keluarga. 4. Terdiversifikasikannya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras.  Kegiatan Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 95.16 . Kegiatan ini merupakan penunjangpendampingan kegiatan yang didanai oleh APBN. Pembinaan dilakukan terhadap 24 KWT yang masih menerima dana Bantuan Sosial APBN dan 5 KWT yang menerima Bantuan Sosial APBD Propinsi Sumatera Barat, serta beberapa KWT yang tidak lagi menerima Bantuan Sosial. Prestasi yang dicapai dalam kegiatan P2KP adalah terpilihnya Kelompok Wanita Tani Malinjo Indah Penerima Dana Bantuan Sosial P2KP tahun 2011 sebagai juara I Tingkat Propinsi Sumatera Barat dan terbaik Tingkat Nasional pada 22 Penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara kategori Pelaku Ketahanan Pangan bidang Pemberdayaan.  Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan Konsumsi Pangan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 98,66 . Kegiatan ini meliputi Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan yang laksanakan pada tanggal 14 Maret 2014. Juara Lomba Cipta Menu B2SA adalah Juara I Kecamatan Batang Kapas, Juara II Kecamatan Renah IV Hulu Tapan, Juara III Kecamatan Lengayang, Harapan I Kecamatan Ranah Pesisir dan Harapan II Kecamatan Linggo Sari Baganti. Pada bulan yang sama Bupati Pesisir Selatan melaksanakan Launching pengoperasian Warung Promosi Daerah yang merupakan kerjasama Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 25 Maret 2014. Dalam lomba Tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kecamatan Batang Kapas mendapat Peringkat Harapan I. Kegiatan pameran Tingkat Kabupaten dilaksanakan bertepatan dengan Festival Langkisau dan Hari Jadi Pesisir Selatan pada bulan April 2014 di pantai Carocok Painan. Pelaksanaan pameran tingkat Nasional pada tanggal 6 sd 11 Nopember 2014 di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Dalam rangka promosi KRPL dan olahan Pangan Lokal dilaksanakan melalui Media Massa koran. 5. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segara melalui peran serta produsen dan konsumen  Kegiatan Percepatan Penanganan Keamanan Konsumsi Pangan Segar Tingkat Produsen dan Konsumen dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 96,57 . 23 Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemanan pangan di kabupaten Pesisir Selatan, untuk tahun 2014 ini Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan telah membentuk tim Koordinasi dan Tim Tekhnis Keamanan pangan, berdasarkan hasil kegiatan 2014, masih perlu dilakukan oeningkatan jumlah kegiatan keamanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan kedepan. Dari hasil kegiatan ini didapatkan bagi kelompok yang telah diberi perlakuan keamanan pangan yaitu sampel pangan segar, sampel jajanan anak sekolah, jajanan porsi, kemanan ikan dan makanan kadaluarsa. Ternyata bagi kelompok yang telah terpilih jadi sampel awal uji didapatkan ada masalah ketidak amanan pangan dan dalam jangka waktu tertentu setelah dilakukan sosialisasi ternyata terdapat perubahan prilaku yang positif. Hal ini dibuktikan dengan Bakso yang di uji untuk tahun 2013 dinyatakan mengandung boraks dan setelah dilakukan sosialisasi tahun 2014 tidak ditemukan lagi boraks pada Bakso yang ada dikecamatan IV Jurai dan Pasar Baru. Untuk jajanan anak sekolah masih ada jajanan anak mengandung zat pewarna yang berlebihan, untuk tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi terhadap pelaku usaha dan kepala sekolah tentang makanan jajanan yang aman. Tahun 2015 direncanakan 4 kecamatan yang aman akan dibina secara terpadu dari berbagai lintas sektor sehingga dapat meningkatkan keamanan pangan. 6. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.  Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui Dewan Ketahanan Pangan. dalam rangka menyusun kebijakan 24 ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan. dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 99,21 . Dalam rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan tahun 2014 yang diangkat menjadi tema pembahasan adalah Sinkronisasi Pembangunan Ketahanan Pangan Dengan Pengembangan Gerakan Pensejahteraan Petani GPP dan Agrowisata Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Selatan. 7. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.  Penyusunan Programa Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Nagari dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 97,68 . Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang sistim Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan SP3K mengamanatkan bahwa Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek Kelembagaan, Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyediaan sarana Prasarana serta Aspek Pembiayaan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang system Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan SP3K Programa Penyuluhan Pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan Penyuluhan Pertanian spesifik Lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan Produktivitas komoditas unggulan daerah dan Pendapatan Petani. Dengan demikian Kegiatan- kegiatan yang tercantum dalam Programa Penyuluhan Pertanian ini akan mampu merespon kebutuhan Pelaku utama 25 dan pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap Program-Program Prioritas dinasInstansi terkait. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor ; 25Permentan OT.140 5 2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa lembagaunit kerja yang menangani kegiatan Penyuluhan Pertanian diberikan tanggung jawab untuk memfasilitasi penyusunan programa Penyuluhan setiap tahunnya.  Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dengan capaian kinerja 100 . dengan realisasi anggaran 98,86 . Tugas Utama Penyuluhan adalah Membantu petani didalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pemecahan masalah, tetapi masalah penyuluhan sekarang adalah kegiatan penyuluhan lebih banyak pada proses pelayanan, bukan mendidik petani agar mampu mengambil keputusan sendiri. Dinamika petani belum mampu mengikuti perkembangan, kemajuan teknologi dan pelaku usaha dibidang agribisnis terus terjadi, untuk itu perlu melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2014 antara lain diantaranya Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, pada kegiatan tersebut fokusnya adalah Unit Pelaksana FMA Penyuluhan yang dikelola oleh Petani yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Salah satu metoda pengembangan kapasitas pelaku utama dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh pelaku utama itu sendiri Farmers Managed Extension ActivitesFMA. Metode ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku utama dalam pengelolaaan kegiatan 26 penyuluhan pertanian. Dalam metode FMA ini pelaku utama dan pelaku usaha mengidentifkasi permasalahan dan potensi yang ada pada diri, usaha dan wilayahnya, merencanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka secara partisipatif dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Melalui kegiatan ini petani difasilitasi untuk merencanakan dan mengelola sendiri kebutuhan belajarnya, sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama. Kegiatan ini merupakan penunjang operasional kegiatan FEATIP3TIP yang bersumberkan dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian Republik Indoesia. 8. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam mebina kelompok tani nelayan.  Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh PertanianPerkebunan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 97,25 .  Revitalisasi Penyuluh Pertanian dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 98,42 .  Penyuluhan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian Peternakan Perikanan Perkebunan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 95,56  Training di Balai Penyuluhan Kecamatan dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 99,25 .  Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan BPK DAK dan Pendamping dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 99.81 . 27  Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan BPK Penunjang DAK dan Pendamping dengan capaian kinerja 100 dengan realisasi anggaran 97,58 . Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan BPK DAK dan Pendamping merupakan kegiatan dalam rangka memfasilitasi kebutuhan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan sehingga dalam menjalankan fungsi sebagai perpanjang tangan SKPD dengan petani nelayan berjalan secara optimal. Sarana BPK yang difasilitasi lewat kegiatan ini adalah :  Pengadaan kendaraan Dinas Roda 2 dua untuk operasional Penyuluh sebanyak 5 unit dalam rangka optimalisasi kinerja penyuluh dalam melaksanakan tugas dilapangan.  Pengadaan Kipas Angin Gantung sebanyak 8 delapan unit yang didistribusikan ke 4 empat Balai Penyuluhan Kecamatan, masing-masing Balai Penyuluhan Kecamatan sebanyak 2 dua unit dalam rangka pemanfaatan ruang pertemuan sebagai ruangan training oleh penyuluh.  Pengadaan Laptop sebanyak 3 tiga unit untuk Balai Penyuluhan Kecamatan Lunang, Balai Penyuluhan Kecamatan Lengayang dan Balai Penyuluhan Kecamatan IV Jurai dengan tujuan proses administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.  Pengadaan Printer sebanyak 12 dua belas unit untuk seluruh Balai Penyuluhan Kecamatan dengan tujuan menyelesaikan proses administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.  Pengadaan Meja dan Kursi Rapat Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dalam rangka 28 terakomodirnya seluruh peserta rapat untuk pertemuan di Balai Penyuluhan Kecamatan.  Pengadaan Wireless sebanyak 1 satu unit untuk Balai Penyuluhan Kecamatan Linggo Sari Baganti.  Pengadaan infocus sebanyak 6 unit dalam rangka mempermudah penyampaian materi – materi penyuluhan.  Pembangunan Pagar Balai Penyuluhan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan Balai Penyuluhan Kecamatan.  Rehab Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Sutera dengan tujuan agar proses administrasi di kantor Balai Penyuluhan Kecamatan dapat secara efektif.  Pemasangan lantai keramik dan penimbunan lahan kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Batang Kapas dalam rangka pemanfaatan lahan Balai Penyuluhan Kecamatan dapat digunakan sebagai lahan percontohan.

2.1.2 AKUNTABILITAS KEUANGAN