Konsep Pengelolaan Hutan Lestari dari Sudut Pandang Pihak-Pihak Terkait (Studi Kasus di Hutan Darmaga, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor)

Dyalt Retno Hapsari, (E01496046). KONSEP PENGELOLAAN HUTAN LESTARI DARI
SUDUT PANDANG PIHAK-PIHAK TERKAIT (Studi Kasus di Hutan Darmaga, Kecamatan
Bogor Barat, Kotamadya Bogor) di baivalt bimbingan Ir Yulius Hero, MSc dan Ir Herry
Purnomo, MComl).
Sudut prutdang konsep pengelolaan llutan lestari dari sudut pandang pihak-piliak terkait sangat
berbeda. Karena adanya beragarn kepentingan terlladap lalm (butan) yang sana maka akan rnuncul
berbagai masalall. Masalall ini akan lebih berketnbang apabila tidak ada petnallaman dan komunikasi
antara stakeholder yang satu dengan lainnya.
Salah satu contoh

perbedaan persepsi yang terjadi antarslakeholder adalah

di Hutan

Darmaga (Kebun Percobaan Dannaga). Berdasarkan (Yayan, Personal Cont~nunicalion)terdapat
beberapa pillak terkait di sekitar Hutan Darmaga yaitu; Puslitbang, CIFOR, masyarakat Desa Silugede
dan Desa Bubulak, LATIN. Penyerobotan lallan, penutupan jalan, penyerapan tenaga keja mempakan
isu yang lungat dan perlu mendapat sorotan serta ttlendapat tanggapan yang serius (Pumomo,
Personal Comntunication). Hal ilu mempunyai potensi yang besar untuk berkembang bila tidak cepat
ditangani. Oleh karena ilu sangat penting untuk tnengetallui pandangan atau persepsi tiap pillak terkait
(stakeholder) sehingga bisa dilihat persamaan darr perbedaan antara pihak terkait yang satu dengat

yang laimya. Pengetal~uantentang perbedaan dan persanaan antara piluk yang satu dengan laim~ya
akan bennanfaat sebagai landamt untuk mencapai suatu kesepakatan sehingga &pat terjalin kerjasama
yang baik dan konsep pengelolaan llutan lestari aka11terlaksana.
Tujuan penelitian ini adalal~mengetabni petahaman piluk-pihak terkait (slakeholders)
tentang pengelolaan hutan lestari, menggdi dan mengetnbangkax~ faktor-faktor penting yang
diungkapkan pihak terkait untuk mendefinisikan pengelolaan hutan lestari.
Penelitian diiaksanakan di Desa Situgede dan Desa Bubulak. Penelitian ini dilaksanakan pada
saat aklur Bulan Mei sa~npaiBulan Juli 2000. Obyek yang diteliti adalall pihak-piluk yang terkait
dalam pengelolaan hutan lestari atau pemanfaatan Hutan Darmaga baik s e c m langsung maupun tidak
langsung meliputi instansi pemerintah, NGO (Non Governnrent Organizalion), kalangan akademisi
dan tnasyarakat iokal yang tinggal di sekitar hutan. Alat yang dignnakan untnk penelitian ini adalah
alat tulis (kerns, pulpen), perekat, kalkulator, kanera, alat perekam, dan daftar kuisionerlpertanyaan.
Data yang digunakan adalalt data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tnetode 3CM (Conceptual Content Cognilive Map) task, studi literatur, observasi
langsung dan wawancm. Pengarnbilan sanlpel dilaknkan berdasarkan purposive sampling terlladap
responden masitlg-rnasing pihak yatlg terkait (stakeholder) dan dianggap tnenjadi pililtan paling tepat
untuk tnenjawab hipotesis-lupotesis yang ada d m berdasarkan infonnasi yang diperoleh mengenai
adanya kofiik antarpillak terkait dalam kaitarulya dengan pengelolaan Hutan Darmaga. Tiap piltak
terkait (stakeholder) akan diilasifikasikan berdasarkan persepsi tnereka tentang pengelolan hutan


leslarj. ~ a ruasifikasi
i
ini persmaan dan perbedam dimlam uiereka &pal dengan mudah diobservasi
d m dianalisa. Klasifikasi dibuat dengan ~nenggunakanteknik multivariate dengan analisis cluster
dengan prosedur ~nenggunakanrnetode Iurarki agglomeralif.
Kelemahan dalanl penggabungan ini adalah bal~watidak terdapat kesepakalan bersama &lam
Inenganggap faktor yang diungkapkan dan dimgggap sania untuk ~newakiliaspinsi atau persepsi
seluruh stakelloldcr selungga hal uu sangat berpengmh terludap bentuk dendrogral~ yang
mengganbarkan kesaluaan pandangan atau persepsi dari keseluruhan srakeholder.
Data disusun dan diolall dalau bentuk tabulasi dan garnbar digunakan untuk ~ne~ldapatkan
informasi dan galnbaran yang diinginkan tentang pengelolaan hutan gang baik. Analisis data
dilakukan secara deskriptif berdasarkan tabulasi dan gambar.
Selain itu salall satu cam unhtk mengetallui pe~nalumanyang me~nadaitentang inasyarakat
terkait dengan hutan tersebut adalah Matriks Siapa yang Perlu Dipertunbangkan yaitu untuk
mempercepat penilaian terl~adappengelolaan 11utar1. Matriks Siapa yang Perlu Dipertiu~bangkanini
mencakup tujul~di~nensiyang berkaitan dengan interaksi n~asyarakatdengan hutan. Stakeholder dapat
ditempatkan berdasarkan faktor: kedekatan dengan hutan, hak-lmk yang sudah ada, ketergantungan,
kemiskinan, pengetahuan lokal, integrasi hutanhudaya dan defisit kekuasaan.
Stakellolder Puslitbang Hutan dan Konselvasi Alan, CIFOR, masyarakat desa Situgede dan
desa Bubulak (stakel~older)ini ~nemilikiperarm yang besar terludap pengelolaan Hutan Dannaga

dan interaksinya dengan pihak terkait lainnya. Pengelolaan hutan ini perlu rnendapat perllatian utanla
dari pilmk-pill& ini karena belpeugarull besar terhadap keberhasila~pengelolaan l~utan.Stakeholderstakeholder ini merupakan stakeltolder utama, sedangkan stakel~olderlain yang mempunyai nilai lebil~
dari 2 maka stakeliolder ini merupakan stakeholder sekunder. Pentingnya dilakukan pembedaan antara
stakeholder primer dan stakellolder sekunder iN dimaksudkan untuk mengetallui peran sfakellolder
yang memiliki kewenankan unNk rnengambil keputusan suatu kebijakan dan me~npengaruhi
pengelolaan hutan lestari di Hutan Danoaga.
Di antara sepulul~stakeholder yang disurvey, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
stakel~olderyang rnel~likipersanlaan persepsi tentang pengelolaan hutan lestari sebesar 100%. Dari
hasil pengolalun data dapat dilihat balmra terdapat dua cluster besar. Kelompok pertama terdiri dari
dua cluster besar pula, cluster pertama terdiri dari Pemda, Dosen, Puslitbang Sosial dan Ekonomi,

CIFOR dan ICRAF, dan kelo~npok kedua terdiri dari Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam,
mal~asiswaserta masyarakat desa Situgede d m Bubulak. Sementaxa LATIN me~nilikipersepsi di luar
kedua kelompok tersebut dan nlemiliki persauaan persepsi tentang pengelolaan huttan lestari pada
tingkat 52.44%.
Persanuan persepsi tertinggi pertana atau yang terdekat terlihat pada stakel~olderPe~n&dan
Dosen yaitu sebesar 68.29%.

Dari hasil sunley menunjtlkan ballwa latar belakang persamaan iN


diduga karena antara dosen dan Pen~da11 Bogor tuempakan pegawai negeri sipil. Tingkat kepenhgan

terhadap Hutan Dannaga kedua stakeliolder ini tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan
stake11older lain. Selain itu pada penelitial ini lerdapat kelelnalian baliwa setiap stakeholder tidak
duduk di dalam fomn diskusi yang sarna seliingga tidak lejadi komunikasi yang dialogis
antarstakeholder. Masing-masing stakeliolder lnengernukakan pendapat atau pandangan sesuai dengan
keinginan dan kepentingan inereka tanpa mengetahui fakta yang ada di lapangan.
Stakeholder yang memiliki jamk persepsi terdekat kedua adalali tnalmiswa dan masyarakat
desa Bubulak sebesar 66.00%. Tingginya persmaan persepsi ini terjadi karena intexaksi antara
mahasiswa dan masyarakat desa Bubulak yang seriilg terjadi karena kegiatan mal~asiswadalam
melaksanakan pnktikuln di Hutan Dannaga da~ikepedulian lnal~asiswanlelilmt konfliik di lnasyarakat
yang perlu mendapat perhatian. Sedangkari liiasyarakat desa Situgede inelnifiki persamaan dengan
mahasiswa dan masyarakat desa Bubulak sebesar 63.32%. Selain karena keadaan sosial ekonomi yang
hampir sama h a l ini terjadi karena masyarakat kedua desa ini terletak dekat dengan Hutan Dannaga
dan sering berinteraksi satu sarna lainnya.
Puslitbang Sosial dm1 Ekonolni dart CIFOR merupakan stakeliolder ketiga yang melniliki
persamaan persepsi tertinggi ketiga sebesar 65.72%. Sedangkan persamaan persepsi antara Puslitbang
dengan ICRAF menempati posisi kelima sebesar 61.10%. Stakel~older-stakellolderini merupakan
institnsi penelitian selungga mempunyaj banyak persanaan dalam meniandang pengelolaan hutan
lestari.


LATIN sebagai lernbaga swadaya niasyarakat, meiniliki persamaan persepsi terendah

dibanding dengan stakeliolder lain yaitu sebesar 52.44%. Hal ini tejadi karena kelladiran LATIN
yang masih batu di kawasan Hutan Dannaga dan aktivimnya yang mash belum banyak dikenal
inasyaiakat lokal
Uji hipotesis dilakukan pula unt~lkmengetahui persamaan lupotesis yang diajukan pada awal
penelitian dengan Iiasil penelitian yang difakukan di lapangan melalui penyjian Chi Square Test.
Hasil pengujian ini ditunjukkan bahwa tidak terdapat persamaan persepsi a n m masyarakat lokal
(masyarakat desa Sitngede dan masyarakat desa Bubulak) dengan NGO (CIFOR,LATIN, dan ICRAF).
Hal ini tejadi karena masing-masing stakeliolder me~nilikitingkat kepentingan yang berbeda dalam
memandang pengelolaan Hutan Dannaga yang baik
Demikian pula dengan Puslitbang Hutbun tidak mempunyai persamaan persepsi dengan
Pemerintalm lokal (Pemda I1 Bogor). Walaupun secara teori puslitbang Hutbun khususnya Puslitbang
Hutan dan Konservasi Alam dan Puslitbang Sosial Ekonomi, dengan pemerintahan lokal (Pemda I1
Bogor) merupakan instansi pemerintalian natnun visi dan misi mereka be*

sellingga hal ini

mempengaruhi perbedaan persepsi mereka terliadap hutan. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam

dan Puslitbang Sosial Ekonolni merupakan badan penelitian di bawali tanggung jawab Dcpattemen
Kehutanan. Sedangkan Pelnda I1 Bogor ille~p??kaIllelnbaga pemerintalm di bawah tanggung jawab
Departemen Dalan~Negeri. Perbedaan mendasar ini mcnlpakal salah satu faktor yang inempengarulu
perbcdaan persepsi instansi petnerintah ini.