Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi dalam Perencanaan Pemanenan Hutan Tanaman: Kasus di PT. Musi Hutan Persada Sumatera Selatan

PEMANFAATAN SISTEM INFORMAS1GEOGRAFI DALAM
PERENCANAANPEMANENAN HUTAN TANAMAN :
KASUS Dl PT. MUSl HUTAN PERSADA
SUMATERA SELATAN

Karya llmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mempemleh Gelar Sarjana Kehutanan
Pada Fakuttas Kehutanan
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh :
Ariif Amrnar Pinuii

E01495057

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITLIT PERTANIAIV BOGOR
2000

&if


Amrnar P i n u j i / E O l 4 9 5 0 5 7 .

Jurusan M a n a j e r n e n Hutan. P e r n a n f a a t a n

Sistem lnfomasi G e o g r a f i d a l a r n P e r e n c a n a a n Pernanenan Hutan T a n a r n a n :

K a s u s di

!=TMusi
.
Hutan Persada S u r n a t e r a Selatan. Dibawah B i m b i n g a n

Ir. Soedari Hardjoprajiio, MSc. d a n Dra. Nining P u s p a n i n g s i h , MS.
Perencanaan dalam pengelolaan hutan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting yang
hams dilakukan karena dari perencanaan ini akan dihasilkan dasar-dasar acuan dan pedoman-pedoman
yang akan digunakan sebagai pegangan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan pengelolaan hutan dalam
rangka pencapaian tujuan-tujuan pengelolaan hutan. Komponen-komponen yang merupakan fungsifungsi utama yang menyusun sistem pemanenan adalah perencanaan ('planning), penebangan ('Ning
and bucking), penyaradan


Cyarding),

konshuksi jalan

(road

construction),

transportasi

(fransportation), dan bongkar muat (loading and unloading). Perencanaan menempati urutan yang
pertama dari komponen-komponen tersebut. Dengan adanya sejumlah besar kombinasi dalam suatu
sistem pemanenan, ini menunjukkan perencanaan adalah kegiatan yang sangat penting.
Kegiatan perencanaan pemanenan kayu yang h a m dilakukan meliputi kegiatan membuat
rencana.produksi kayu, mcangan areal pemanenan kayu, perencanaan jaringan jalan sarad, dan
kegiatan laimya. Biasanya kegiatan-kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan peta cetak, data
inventarisasi, dan data spasial dan non spasiaI lain dalam bentuk konvensional dan diolah/dianalisis
dengan cara manual yang akan menyita tempat, tenaga, dan waktu.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial.
Dalam SIG, data dipelihara dalam bentuk digital. Data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta

cetak, tabel, atau bentuk konvensional laimya. Demikian pula dalam kemampuan memanipulasi data
spasial dan mengkaitkannya dengan infomasi atribut (non spasial) dan mengintegrasikamya dengan
berbagai tipe data dalam suatu analisis.
Pemanfaatan SIG dalam perencanaan pemanenan HTI yang dilakukan adalah untuk
~nenghasilkandatabase perencanaan pemanenan dalam bentuk digital. Database ini kemudian akan
dianalisis (analisis spasial dan analisis tabuler) untuk menghasilkan peta kerja tebangan serta data
potensi petak tebang yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksana pemanenan kayu di lapangan.
Data yang akan dimasukkan ke dalam SIG harus me~upakandata yang akurat. valid dan
terbaru. Dalam perencanaan pemanenan kayu. kegiatan yang dilakukan untuk validasi data adalah
dengan inventarisasi tegakan dan verifikasi petak tebangan.
mendapatkan data potensi kayu yang akan ditebang.

Inventarisasi tegakan adalab untuk

Sedangkan verifikasi petak tebangan adalah

kegiatan untuk mendapatkan informasi terbam tentang kondisi areal yang akan ditebang. Data atau
infomasi lapangan yang dikumpulkan dalam verifikasi ini antara lain adalah : rencana arah sarad

kayu, kondisi tanaman, kondisi sekat bakar, keadaan topografi areal, kondisi jalan hutan dan lainnya

yang diperlukan untuk perencanaan pemanenan. Dalam kegiatan verifikasi petak tebangan ini juga
ditentukan perbaikan atau pembuatan sarana penunjang kegiatan penebangan , seperti perbaikan atau
upgrade jalan, pembuatan gorong-gorong, peninlbunan parit, dan lain-lain. Dalam kegiatan ini juga

dicocokkan bentuk poligon tanaman pada peta lama dengan kondisi tanaman terbaru.
Dengan melihat kondisi areal yang tidak kompak dan banyak peta-peta lama yang sudah tidak
cocok lagi dengan kondisi sekarang maka kegiatan verifikasi membutuhkan waktu yang cukup untuk
mendapatkan data yang seakurat mungkin. Berdasarkan pengalaman di lapangan. kegiatan yang
paling menyita waktu adalah mencocokkan bentuk poligon tanaman pada peta lama dengan kondisi
tanaman yang b m atau pemetaan areal kembali. Hal ini menjadi masalah karena areal yang akan
diverifikasi sangat luas dan data hasil verifikasi hams didapat secepat mungkin. Altematif pemecaban
masalah ini adalah dengan pemetaan potret udara.

Dari potret udara tersebut dapat dibuat peta yang akan digunakan untuk pedoman verifikasi di
lapangan. Pembuatan peta potret udara dilakukan dengan metode pemetaan sederhana yang akan
menghasilkan peta tak terkontrol (unconlrolled map) karena tidak menggunakan titik-titik kontrol.
Dengan pengamatan potret udara areal sebelum pelaksanaan verifikasi di lapangan maka areal yang
akan diverifikasi terlebih dahulu dapat diamati secara tiga dilnensi dan dapat ditentukan bagian-bagian
areal atau titik-titik yang perlu mendapat perhatian. Dengan pandangan tiga dimensi juga terlihat
kondisi topografi areal.

Setelah peta areal yang akan dipanen selesai diverifikasi. selanjumya dilakukan pembuatan
setting (petak tebang). Petak tebang adalah suatu areal yang dilayani oleh satu TPN, dimana di
dalamnya dilakukan kegiatan ekstraksi tegakan. Penentuan setting s e ~ kali
g lebih ditentukan oleh
kekompakan areal yang akan ditebang dan rencana arah sarad pengeluaran kayu.

Dari kegiatan-kegiatan di atas didapat data potensi kayu hasil inventarisasi dan peta situasi
areal tebangan hasil pemetaan potret udara yang telah diverifikasi dan dibuat settingnya. Selanjutnya
data-data tersebut dimasukkan ke dalam SIG. Pemanfaatan SIG untuk perencanaan pemanenan dibagi
kedalam dua tahap kegiatan yaitu : (1) pembangunan database dan (2) analisis dan penlbuatan Peta
Kerja Tebangan.
Tahapan yang dilakukan dalam pembangunan database digital adalah : (1) Memasukkan data
spasial; (2) Mendayagunakan data spasial (membangun topologi. mengidentifikasi kesalahan.
memperbaiki kesalahan. membangun kembali topologi); dan (3) Memasukkan data atribut. Dari
kegiatan ini dihasilkan database bempa coverage-coverage beserta data atribumya yaitu : coverage
Jalan. coverage Petak. coverage Sarana. coverage Sarad. coverage Tanaman. dan coverage Setting.
Perangkat lunak (sofhuare) yang digunakan dalam tahapan ini adalah ArclLnfo. MapInfo, dan PCGPS.
Analisis yang dilakukan untuk pembuatan Peta Kerja Tebangan adalah analisis overlay
(spasial) dan analisis tabuler. Analisis overlay dilakukan antara coverage tanaman, coverage petak,


dan coverage setting untuk meodapatkan coverage dengan data atribut gabungan dari ketiga coverage.
Overlay dilakukan pada Arcflnfo. Dengan analisis ini akan dihasilkan coverage yang berisi poligonpoligon tanaman dengan data atribut tambahan dari coverage petak dan coverage setting.
Setelah mendapatkan coverage hasil overlay, maka selanjutnya analisis tabuler dapat
dilakukan dari data atribut coverage tersebut. Analisis tabuler ini dilakukan pada Arcview. Dari
analisis ini akan dihasilkan tambahan data atribut yang berguna untuk perencanaan pemanenan kayu,
yaitu : luas areal tebangan (ha), potensi petak tebang (m3), dan data lain yang menunjang. Data
potensi petak tebang yang dihasilkan adalah sebagai berikut .
NO SETTING NO PETAK NO-POLIGON UNITIBLOK
57
27
III/Tomanl
57 27 2
28
III/Tomanl
57 28 1
28
57 28 3
lllllornanl
Rata-rata
Total

58
26
58 26 2
lll/Tomanl
27
58 27 3
lll/Tomanl
26
lll/Tomanl
58 26 3
Rata-rata
Total
59
26
lll~amanl
59 26 4
Rata-rata
Total

lENlS


M31HA LUAS(HA) POTENSI(M3)

Amanglum 181.37
A.mangium 194,89
A.manglum 194,89
190,38
Amanglum 18120
A.mangium 181,37
A.manglum 181,20
181,26
Amanglum 181,20
181,20

23,64
11.04
5.29

4287,59
2151,59

1030,97

39,97
1,46
23,45
8,69

7470,15
264,55
4253,13
1574853

33,60
1782

6092,31
3228,98

17,82


3228,98

TEBANG
Sep-99

Sep-99

Sep-99

Peta yang akan dibuat adalah peta kerja tebangan seluruh daerah penelitian dan peta kerja
tebangan per setting.

Desain layout peta dilakukan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang

-

tersedia pada ArcView.
Perencanaan pemanenan yang didasarkan pada potensi tebangan dan luas areal tebangan
dapat dipercepat dan dipexmudah dengan penggunaan potret udara dan pemanfaatan sistem informasi
geografis. Potret udara manlpu menyediakan informasi/data tentang permukaan bumi secara lengkap

dan dapat dilihat secara tiga dimensi. Kombinasi perencanaan di meja (desk sfltdy) dengan potret
udara dengan pengecekan di lapangan (ground check) akan mendapatkan data-data yang lebih akurat
dan kegiatan perencanaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan kemampuan sistem infoxmasi
geografi dalam mengolah data geoprafis dan data tabuler yang handal maka integrasinya dengan
penginderaan jauh dalam suatu perencanaali hutan khususnya dalam perencanaan pemaneoao hams
dimanfaatkan secara maksimal.

Judul

:

Pemanfaatan

Sistem

lnformasi

Geografi

Dalam

Perencanaan Pemanenan Hutan Tanaman : Kasus di PT.

MusiHutan Persada Surnatera Selatan
Nama Mahasiswa : Arief Arnmar Pinuji
NRP

: E01495057

Menyetujui :

Dosen PembimbingI

Dosen Pembimbing II

Ir.Soedari Hardlo~ra~rtno.
MSc.

Dra. N i L s Pus~aninssih.
MS.

NIP : 130 256 3.99

NIP: 131 918662

anajemen Hutan

0813800

Tanggal Lulus : 13 Mei 2000