Arch, 09 Atma Jaya Yogyakarta University
Karya Ilmiah Tugas Akhir Arsitektur BAB V ANALISIS PERENCANAAN PERANCANGAN
252
5.1.6. Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi
Sistem struktur pada bangunan dirancang agar dapat menyokong dan menyalurkan gaya dan beban yang terjadi kedalam tanah tampa melebihi
beban ijin yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian struktur itu sendiri. - Kekuatan struktur harus seimbang dengan beban yang bekerja.
- Sistem struktur yang diterapkan harus sesuai dengan beban yang bekerja pada bangunan
- Penerapan sistem struktur tidak boleh menghilangkan estetika pada banguan
Sebuah banguna merupakan wujud fisik dari beberapa sistem dan subsistem yang saling berhubungan, terkoordinasi, teritegrasi dalam satu
kesatuan: - Substruktur atau struktur bawah adalah struktur dasar yang membentuk
fondasi sebuah bangunan - Super struktur atau struktur adalah perpanjangan vertikal bangunan di
atas fondasi. - Struktur atas Kolom, balok dan dinding penopang menyokong struktur
lantai dan atap
1. Analisis Penerapan Sistem Struktur
Sistem struktur pada bangunan gedung parlemen dirancang agar dapat menyokong gaya dan beban yang terjadi. Sistem struktur pada
banguan dapat dibagi dalam; A. Sub Struktur
Penentuan jenis pondasi didasarkan pada jenis tanah yang akan didirikan bangunan, jenis beban yang akan bekerja pada bangunan,
dan gaya-gaya yang akan terjadi. Bangunan gedung parlemen akan diterapkan sistem pondasi sesuai seperti:
- Bangunan berlantai satu dapat diterapkan sistem pondasi lajur
Arch, 09 Atma Jaya Yogyakarta University
Karya Ilmiah Tugas Akhir Arsitektur BAB V ANALISIS PERENCANAAN PERANCANGAN
253 - Pada bangunan yang bertingkat dapat diterapkan sistem
pondasi tiang pancang dan pondasi tapak, karena banguan berada di pingir danau untuk mengatasi pergerakan tanah dan
turngnya permukaan tanah atau turungnya bangunan karena pengaruh tanah basah.
a. Pondasi Lajur b. Pondasi tiang Pancang dan Foot Plate Gambar 5.22 Jenis Pondasi
Sumber: google.com,akses 25 Maret 2014 B. Super Struktur
a. Struktur Bentang Lebar. Bentang lebar pada bangunan memungkingkan penggunaan
ruang bebas kolom yang lebar dan sepanjang mungkin.
Gambar 5.23 Pembebanan Pada Batang
Sumber: Heinz Frick. 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Hal 93
Arch, 09 Atma Jaya Yogyakarta University
Karya Ilmiah Tugas Akhir Arsitektur BAB V ANALISIS PERENCANAAN PERANCANGAN
254 Pada penerapanya jarang sekali ada struktur banguan yang
murni, sering ada kombinasi beberapa sistem struktur untuk untuk dapat mengimbangi beban dan gaya yang terjadi..
b. Struktur Rangka Kaku rigit frame Sistem rangka kaku secara umum memiliki grit yang bersegi
teratur, yang terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang di hubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku rigit. Sistem rangka kaku bisa satu bidang dengan dinding interior bangunan, atau sebidang dengan
facade bangunan. Wolfgang Schueller, Struktur bangunan bertingkat tinggi, hal 130
Struktur rangka kaku merupakan gabungan komponen struktur horizontal dan vertikal, kekuatan truktur terletak pada
sambungan kaku, sehingga rangka menjadi satu kesatuan struktur. Beban yang bekerja pada struktur rangka kaku yaitu
beban lateral, aksial dan momen. Perilaku yang terjadi pada struktur rangka kaku apabila terjadi beban merata:
- Apabila penguatan pada sambungan portal kolom bebas mengalami tekuk b
- Apabila penguatan pada sambungan pada kaki kolom, kolom mengalami tekuk lebih kecil c
- Apabila penguatan pada pondasi dengan sendi kaku, deformasi kolom lebih kecil d
Gambar 5.24 Perilaku Struktur Rangka Kaku
Sumber: Aswin Indraprastha, Ph.D., Struktur, Konstruksi dan Bahan 1 www.ar.itb.ac.idaswin
Arch, 09 Atma Jaya Yogyakarta University
Karya Ilmiah Tugas Akhir Arsitektur BAB V ANALISIS PERENCANAAN PERANCANGAN
255 C. Upper Struktur
Struktur atap bangunan menggunakan baja ringan dan diolah untuk dapat memasukan cahaya alami ke dalam ruangan, apa
bagian bangunan yang menggunakan atap dack karena direncanakan untuk menempatkan taman atap, ada bagian yang akan di beri
material transparan untuk dapat memasukan cahaya alami kedalam ruangan.
2. Konstruksi Gedung
Istilah konstruksi berasal dari bahasa Latin construere, yang berarti susunan dan hubungan bahan bangunan sedemikina rupa sehingga
penyusunan tersebut menjadi satu kesatuan yang awet dan kuat. Heinz Frick, Tri Hesti Mulyati, Arsitektur Ekologis, hal 27
Konstruksi bangunan dapat mencakup proses yang memerlukan pengalaman, tidak hanya dalam proses pembuatan, penataan dan
penyusunan berbagai komponen, namun juga dalam mengatur dan menjadwal pekerja dan perlengkapan dan kebutuhanya. Konsep dan
metode dasar konstruksi pada tahap disain mengharuskan perancang mengekspresikan kompleksitas proses konstruksi dan memberi kontrol,
sehingga dapat membuat spesifikasi yang lengkap dan gambaran ditail untuk memudahkan proses pembangunan.
Sumber: Francis D.K. Ching dan Kassandra Adams. Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Edisi ke 3, hal 36 - 39
5.1.7. Analisa Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan 5.1.7.1. Sistem Transportasi Vertikal