35
Dari beberapa nilai tersebut selanjutnya dihitung parameter ̂ dan ̂
berdasar data H
sm
seperti terlihat dalam kolom 2 dan 4 dengan menggunakan persamaan berikut :
H
sm
= ̂ ym + ̂
dengan : ̂
̂ ̅ ̂ Persamaan regresi yang diperoleh adalah
H
sm
= 0,1300 y
m
+ 0,0919 Selanjutnya hitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa
periode ulang dilakukan dalam tabel 5.5 persamaan 3.10. Untuk menetapkan interval keyakinan digunakan persamaan 3.11., 3.12.,
dan 3.13. Dengan menggunakan koefisien seperti diberikan pada
tabel 3.1.
Tabel 5.5. Gelombang dengan periode ulang tertentu.
Periode ulang
tahun Y
r
tahun
pers.3.10.a H
sr
m pers.
3.10 pers.3.11
pers.3.13 H
s
– 1,28
m H
s
+ 1,28
m 2
0,3665 0,1395
0,6238 0,00004
0,1394 0,1395
4 1,2459
0,2538 0,8756
0,00006 0,2537
0,2538 10
2,2504 0,3844
1,1781 0,00008
0,3842 0,3845
20 2,9702
0,4780 1,3993
0,00009 0,4778
0,4781 40
3,6762 0,5698
1,6181 0,00011
0,5696 0,5699
60 4,0860
0,6230 1,7456
0,00012 0,6228
0,6231 80
4,3757 0,6607
1,8361 0,00013
0,6605 0,6608
100 4,6001
0,6899 1,9062
0,00013 0,6897
0,6900
36
Contoh : cara menghitung H
sr
H
sr
= ̂ yr + ̂
dengan : ̂
̂ ̅ ̂
Persamaan regresi yang diperoleh adalah H
sr
= 0,1300 y
r
+ 0,0919 Untuk periode ulang 2 tahun :
H
sr
= 0,1300 x 0,3665 + 0,0919 = 0,1395 m
E. Pembahasan
1. Data Angin dan Windrose
Berdasarkan dari data angin yang di dapat dari stasiun BMKG untuk kurun waktu 10 tahun 2006
– 2015, diketahui bahwa distribusi arah angin dominan yaitu ke arah Barat dengan kecepatan rata-rata 4,34 knot. Sedangkan kecepatan
angin dominan dengan rata-rata 4,97 knot terjadi di Selatan. Dari data angin yang di dapat, selanjutnya data tersebut dimasukan ke
software Grapher Demo 9 untuk mengetahui pola persebaran angin dan berapa persen yang dihasilkan oleh setiap arah angin tersebut. Dan didapat hasil yaitu
arah Barat sebesar 45, arah Tenggara sebesar 35, dan arah Selatan sebesar 25.
2. Fetch
Untuk mendapatkan fetch efektif dari Pulau Lombok ke Pulau Bali menggunakan software AutoCad dengan menggambar kipas fetch dari base point
perairan Pantai Ampenan Lombok. Kipas terdiri dari 9 jari-jari dengan selang sudut diantaranya sebesar 6º. Setelah itu menghitung panjang jari-jari dari titik
37
awal sampai titik dimana masing-masing jari-jari memotong daratan untuk pertama kalinya Xi.
Menghitung cosinus sudut masing-masing jari-jari terhadap sumbu utama =cos α1. Dan didapatkan hasil berupa fetch efektif dengan jarak jangkauan
118,971 KM. Dari hasil fetch tersebut digunakan untuk peramalan gelombang dengan menggunakan grafik peramalan gelombang.
3. Gelombang
Berdasarkan pengolahan data angin, didapat tinggi dan periode gelombang di perairan Pantai Ampenan dengan ketinggian gelombang H 1,1 meter dan juga
periode gelombang T 5,25 detik. Berdasarkan gaya pembangkit gelombang yang terbentuk di lokasi
penelitian, dikategorikan sebagai gelombang yang dibangkitkan oleh angin karena memiliki periode gelombang antara 4
– 5,25 detik di dapat dari pengukuran gelombang secara signifikan per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa
gelombang yang terbentuk di perairan Pantai Ampenan, karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh angin. Pernyataan ini diperkuat oleh Munk 1951 bahwa
gelombang yang dibangkitkan oleh angin mempunyai periode gelombang 1 – 10
detik. 4.
Perkiraan gelombang dengan periode ulang Penentuan gelombang dengan periode ulang di perairan Pantai Ampenan
menggunakan data gelombang signifikan hasil peramalan 2006 – 2015
berdasarkan metode Gumbel Fisher-Tippett Type I. Periode ulang yang digunakan adalah 2, 4, 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 tahun. Menghasilkan nilai H
sr
untuk setiap kala ulang dengan besaran masing-masing adalah 0,1395 m, 0,2538 m, 0,3844 m, 0,4780 m, 0,5698 m, 0,6230 m, 0,6607 m, 0,6899 m dengan interval
keyakinan sebesar 1.28. 5.
Pemilihan jenis dan kala ulang gelombang Bangunan yang terdapat di Pantai Ampenan adalah seawall dan revetment.
Struktur tersebut memiliki kala ulang 10 – 50 tahun tabel 3.5 dengan jenis
gelombang untuk revetment Hs dan seawall H
0,01
– H
maks
.
38