konsentrasi 20 nilai DZI 18,125 mm, 40 nilai DZI 18,3 mm, 60 nilai DZI 18,375 mm, 80 nilai DZI 18,55 mm, dan 100 nilai DZI 18,675 mm.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Windarwati menggunakan fraksi etilasetat, penelitian
Sisunandar dan Hasibuan menggunakan pelarut etanol untuk ekstraksi. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan etilasetat dan n-heksan untuk melakukan
ekstraksi. Selain itu pada penelitian Windarwati bakteri yang digunakan S.aureus, penelitian Sisunandar bakteri yang digunakan
S.aureus dan bakteri E.coli dan pada penelitian Hasibuan bakteri yang digunakan E.coli. Pada penelitian ini
bakteri yang digunakan adalah Shigella flexneri ATCC 12022.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kandungan senyawa yang terdapat di dalam ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas.
2. Mengetahui efektivitas ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas.
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri ATCC 12022.
3. Mengetahui diameter zona hambat ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri
ATCC 12022. E.
Manfaat Penelitian.
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
tentang penggunaan tanaman herbal khususnya J. curcas sebagai alternatif antibiotik.
2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi pada masyarakat luas tentang kegunaan tanaman
J. curcas, yang selama ini belum banyak diketahui manfaatnya. 3. Bagi Praktisi Kesehatan
Memberikan informasi tentang manfaat tanaman J. curcas untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Shigella.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Disentri Basiler
1. Definisi
Shigellosis atau disentri basiler merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan diare cair akut atau dan disentri tinja
bercampur darah, lender, dan nanah, pada umumnya disertai demam dan nyeri perut Krugman, et al., 1992; Levine, 2000. Penyakit ini ditularkan melalui jalan
fekal-oral dengan masa inkubasi 1-7 hari, untuk terjadinya penularan tersebut diperlukan dosis minimal penularan 100 bakteri Shigella sp. Lima, et al., 1997;
Zinner, et al., 2000; Sack, et al., 2014. Berdasarkan aspek biokimia dan serologi, Shigella sp. dibagi menjadi 4
spesies, yaitu S.dysentriae serogroup A, S.flexneri serogroup B, S.boydii serogroup C dan S.sonei serogroup D Krugman, et al., 1992; Guerrant, et al.,
2000, Jawetz, et al., 1995. Golongan Shigella yang sering menyerang manusia ialah S.dysenteriae,
S.flexneri, S.boydii dan S.sonnei. Di daerah tropis yang sering ditemukan ialah S.dysenteriae dan S.flexneri, sedangkan S.sonnei lebih sering dijumpai di daerah
sub tropis atau daerah industri Abuhammour, 2002. Di Indonesia, Shigella sp merupakan penyebab tersering ke-2 dari diare
yang dirawat di rumah sakit, yakni sebesar 27,3. Dari keseluruhan Shigella sp
tersebut, 82,8 merupakan S. flexneri; 15,0 adalah S. sonnei; dan 2,2 merupakan S. Dysenteriae Tjaniadi, et al.,. 2003.
2. Epidemiologi
Laporan epidemiologi menunjukkan bahwa 600.000 dari 140 juta pasien shigellosis meninggal setiap tahun di seluruh dunia Iwalokun, et al., 2001.
Setiap tahun, ada sekitar 500.000 kasus shigellosis di Amerika Serikat Scallan, et al., 2011. Pada tahun 2013 rata-rata kejadian tahunan shigellosis di Amerika
Serikat adalah 4,82 kasus per 100.000 orang Crim, et al., 20014. Data di Indonesia memperlihatkan 29 kematian diare terjadi pada umur 1 sampai 4
tahun disebabkan oleh disentri basiler Edmundson, 2014. Tingginya insiden dan mortalitas dihubungkan dengan status sosial ekonomi yang rendah, kepadatan
penduduk dan kebersihan yang kurang Subekti, et al., 2001.
3. Etiologi
Disentri basiler disebabkan oleh bakteri genus Shigella. Di Indonesia, Shigella sp merupakan penyebab tersering ke-2 dari diare yang dirawat di rumah
sakit, yakni sebesar 27,3. Dari keseluruhan Shigella sp tersebut, 82,8 merupakan S. flexneri; 15,0 adalah S. sonnei; dan 2,2 merupakan S.
Dysenteriae Tjaniadi, et al., 2003. Bakteri ini termasuk dalam suku Enterobacteriaceae dan merupakan
bakteri gram negatif yang berbentuk batangbasil Heymann, 2008. Selain itu bakter ini bersifat anaerob fakultatif, yang berarti dapat hidup tanpa atau dengan
adanya oksigen Hale Keusch, 1996