BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Suatu sistem yang utuh diuraikan kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan dan
kebutuhan disebut sebagai analisis sistem. Analisis sistem pada dasarnya merupakan tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan pemahaman yang menyeluruh terhadap
kebutuhan sistem. Analisis sistem meliputi tiga tahapan yaitu analisis masalah, analisis kebutuhan dan analisis proses.
3.1.1 Analisis Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana mendapatkan hasil padi yang berkualiats yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan
membandingkan algoritma Simpe Additive Weighting SAW dan PROMETHEE. Salah satu cara menganalisis masalah dalam suatu penelitian adalah dengan menggunakan
diagram Ishikawa. Diagram Ishikawa adalah alat yang membantu mengidentifikasi penyebab dari
masalah. Pada diagram Ishikawa masalah berada di kanan kepala, penyebab masalah digambarkan sebagai tulang seperti pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
Dalam diagram ishikawa pada gambar 3.1 menjelaskan bahwa masalah yang terjadi adalah bingungnya petani dalam memilih jenis varietas padi yang akan mereka tanam,
karena banyaknya jenis varietas baru yang muncul setiap tahunnya, tidak jarang varetas padi yang petani tanam menghasilkan padi yang berkualitas buruk. Sulit untuk
menemukan system yang membantu dalam pemilihan kualiatas padi. System dibuat untuk membatu petani dalam memilih jenis padi mana yang akan mereka tanam dengan
menggunakan metode Simpe Additive Weighting SAW dan PROMETHEE.
3.1.2 Analisis kebutuhan sistem
Dalam membagun sistem perlu melewati tahapan analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dibagi menjadi 2 bagian yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non
fungsional.
1.
Kebutuhan Fungsional
Merupakan persyaratan yang harus dimiliki sistem pendukung keputusan pemilihan kualitas padi yaitu:
a. Menerapkan algoritma Simple Additive Weighting SAW dalam pemilihan
kualitas padi b.
Menerapkan algoritma PROMETHEE dalam pemilihan kualitas padi c.
Sistem dapat menampilkan hasil rangking dari masing-masing jenis padi, dan menampilkan kualitas padi super, premium, medium dan rendah.
d. Sistem dapat memasukan data jenis varietas padi yang baru dengan memasukan
kriteria-kriteria padi yang telah ditentukan. e.
Menggunakan parameter running time waktu akses dalam millisecond
2.
Kebutuhan non fungsional Kebutuhan non fungsional merupakan deskripsi dari aktivitas dan layanan yang sistem
harus berikan. Hal yang menjadi kebutuhan fungsional ialah input, outputs, processes, yaitu antara lain :
1. Sistem harus mampu memberikan solusi terhadap sistem pendukung keputusan
pemilihan kualitas padi padi sawah dan padi hibrida dengan mengimplementasikan algoritma Simple Additive Weighting SAW.
2. Sistem harus mampu memberikan solusi terhadap sistem pendukung keputusan
pemilihan kualitas padi padi sawah dan padi hibrida dengan mengimplementasikan algoritma PROMETHEE.
3. Menggunakan parameter running time waktu akses dalam millisecond untuk
mengukur kerja algoritma. 4.
Dalam menentukan nilai perbandingan kriteria dan alternative digunakan dari data kantor penyuluh pertanian.
3.1.3 Analisis Proses
Untuk menentukan keputusan metode Metode Simple Additive Weighting SAW akan dibandingkan dengan metode PROMETHEE. Dimana menggunakan data berupa kriteria
yang mempunyai prioritas berbeda. Kedua metode akan menggunakan data yang sama, untuk metode SAW yang pertama kali dilakukan adalah menentukan bobot dari masing-
masing kriteria, setelah itu dilakukan proses normalisasi matriks dan faktor ternormalisasi, maka akan didapatkan hasil akhir. Sedangkan metode PROMETHEE yang
dilakukan pertama menentukan beberapa alternatif dengan beberapa kriteria, setelah menentukan tipe apakah minimum atau maksimum maka akan didapat nilai prefrensinya.
Setelah itu akan diberi nilai threshold dan didaptkan hasil akhir. Nantinya sistem menggunakan bahasa pemograman C dan MySQL sebagai sistem manajemen data,
parameter yang dibandingkan adalah running time dan tingkat keberhasilan dalam memilih kualitas padi.
3.1.4 Analisis Kriteria
Setelah mendapatkan data dari Balai Penyuluhan Pertanian BPP Medan krio, dan melakukan wawancara kepada PPL yang bertugas disana makan didapat kritera-kriteria
yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan padi yang baik yaitu umur tanaman, tinggi tanaman, kerontokan, rata-rata hasil, dan potensi hasil. Kriteria umur tanaman,
tinggi tanaman dan kerontokan dianggap sebagai kriteria yang paling mempengaruhi. Kriteria ini kemudian dikelompokan kedalam rentang bobot 0,1 sampai 1 dapat dilihat
pada tabel 3.1 – tabel 3.6
Tabel 3.1. Tabel Bobot masing-masing kriteria
Kriteria Bobot
Umur Tanaman C1 0,3
Tinggi Tanaman C2 0,2
Kerontokan C3 0,2
Rata-rata Hasil C4 0,15
Potensi Hasil C5 0,15
1. Standar penilaian untuk umur tanaman
Tabel 3.2. Tabel Standar penialian umur tanaman
Parameter Bilangan Fuzy
Nilai 90 - 100 hari
Rendah 0,2
101 - 111 hari Sedang
0,4 112 - 122 hari
Tengah 0,6
123 - 133 hari Tinggi
0,8 134 - 144 hari
Sangat Tinggi 1
2. Standar penilaian untuk tinggi tanaman
Tabel 3.3. Tabel Standar penilaian tinggi tanaman
Parameter Bilangan Fuzzy
Nilai 70 - 80 cm
Rendah 0,2
81 - 91 cm Sedang
0,4 92 - 102 cm
Tengan 0,6
103 - 113 cm Tinggi
0,8 114 - 124 cm
Sangat Tinggi 1
3. Standar penilain untuk kerontokan
Tabel 3.4. Tabel Standar penilaian kerontokan
Parameter Bilangan fuzzy
Nilai Mudah Rontok
Rendah 0,25
Sedang Sedang
0,50 Agak Tahan
Tinggi 0,75
Tahan Sangat Tinggi
1
4. Standar penilain rata-rata hasil
Tabel 3.5. Tabel Standar penilaian rata-rata hasil
Parameter Bilangan Fuzzy
Nilai 4,5 - 5,5
Kurang 0,25
5,6 - 6,6 Sedang
0,50 6,7 - 7,7
Baik 0,75
7,8 - 8,8 Sangan Baik
1
5. Standar penilaian potensi hasil
Table 3.6. Tabel penilaian Standar Potensi Hasil
Parameter Bilangan Fuzzy
Nilai 5,0 - 6,0
Sangat Rendah 6,1 - 7,1
Rendah 0,2
7,2 - 8,2 Sedang
0,4 8,3 - 9,3
Rendah 0,6
9,4 - 10,4 Tengah
0,8 10,5 - 11,5
Tinggi 1
3.1.4.1 Perhitungan Menggunakan Simple Additive Weinghting SAW
Seperti dijelaskan di awal bahwa penentuan kualitas padi dipengaruhi oleh beberapa kriteria dengan bobot yang berbeda. Untuk menghitung kualitas padi menggunakan
metode SAW yang pertama dilakukan adalah menentukan bobot nilai dari suatu alternatif dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai maksimal dari pembobotan adalah
‘1’.
Perhitungan Varietas Padi Sawah Alternatif yang digunakan dalam penelitian :
1. IR 36 :
Umur tanaman : 110-120 hari
Tinggi : 70-80 cm Kerontokan : mudah
Rata-rata hasil : 4,5 tha Potensi hasil : 5,8 tha
2. Silugonggo :
Umur tanaman : 85-90 hari Tinggi : 80-85 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 4,5 tha
Potensi hasil : 5,5 tha 3.
Cibodas : Umur tanaman : 117-126 hari
Tinggi : 105-115 cm Kerontokan : sedang
Rata-rata hasil : 6,0 tha Potensi hasil : 7,0 tha
4. Digal :
Umur tanaman : 115-125 hari Tinggi : 95-100 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 5,0 tha
Potensi hasil : 7,0 tha 5.
Cimalaya : Umur tanaman : 126-130 hari
Tinggi : 90-105 cm Kerontokan : agak tahan
Rata-rata hasil : 6,0 tha Potensi hasil : 7,0 tha
6. Tuket petuna :
Umur tanaman : 115-125 hari Tinggi : 115-120 cm
Kerontokan : mudah Rata-rata hasil : 4,0 tha
Potensi hasil : 7,0 tha 7.
Sunggal : Umur tanaman : 115-125 hari
Tinggi : 99-110 cm Kerontokan : sedang
Rata-rata hasil : 5,0 tha Potensi hasil : 8,0 tha
8. Batang gadis :
Umur tanaman : 108-112 hari Tinggi : 110-120 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 6,0 tha
Potensi hasil : 7,5 tha 9.
Angke : Umur tanaman : 110-120 hari
Tinggi : 87-93 cm Kerontokan : tahan
Rata-rata hasil : 6,0 tha Potensi hasil : 7,5 tha
10. Cisadane :
Umur tanaman : 135-140 hari Tinggi : 105-120 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 5,0 tha
Potensi hasil : 7,0 tha
Pada metode Simple Additive Weighting SAW yang pertama dilakukan adalah melakukan pembobotan, proses pembobotan dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7. Tabel Proses pembobotan
Varietas Kriteria
C1 C2
C3 C4
C5 Ir 36
0.6 0.2
0.25 0.25
0.2 Silugonggo
0.2 0.4
0.5 0.25
0.2 Cibodas
0.8 1
0.5 0.5
0.4 Digal
0.8 0.6
0.5 0.25
0.4 Cimalaya Muncul
0.8 0.8
0.75 0.5
0.4 Cuket petuna
0.8 1
0.25 0.25
0.4 Sunggal
0.8 0.8
0.5 0.25
0.6 Batang Gadis
0.6 1
0.5 0.5
0.4 Angke
0.6 1
1 0.5
0.4 Cisadane
0.6 1
0.5 0.25
0.4
Setelah dilakukan pembobotan, ubah bobot kedalam bentuk matriks seperti pada tabel 3.
Tabel 3.8. Tabel Perubahan dalam bentuk matriks
0.6 0.2
0.25 0.25
0.2 0.2
0.4 0.5
0.25 0.2
0.8 1
0.5 0.5
0.4 0.8
0.6 0.5
0.25 0.4
0.8 0.8
0.75 0.5
0.4 0.8
1 0.25
0.25 0.4
0.8 0.8
0.5 0.25
0.6 0.6
1 0.5
0.5 0.4
0.6 1
1 0.5
0.4 0.6
1 0.5
0.25 0.4
Kriteria benefitnya adalah C1, C2, dan C4 dan C5. Untuk normalisasi nilai digunakan
R
ii
= X
ij
max{X
ij
} ……………………………………………………………….1
Dari kolom C1, Nilai maksimalnya adalah 0,8, maka setiap baris dari kolom C1 dibagi oleh nilai maksimal C1
R
11
=
, max .
=
, .
= 0,75 R
12
= 0,20,8 = 0,25 R
13
= 0,80,8 = 1 R
14
= 0,80,8 = 1 R
15
= 0,80,8 = 1 R
16
= 0,80,8 = 1 R
17
= 0,80,8 = 1 R
18
= 0,60,8 = 0,75 R
19
= 0,60,8 = 0,75 R
110
= 0,60,8 = 0,75 Dari kolom C2, nilai maksimalnya adalah 1, maka setiap baris kolom C2 dibagi oleh nilai
maksimal C2 R
21
=
, max
=
,
= 0,2 R
22
= 0,41 = 0,4 R
23
= 11 = 1 R
24
= 0,61 = 0,6 R
25
= 0,81 = 0,8 R
26
= 11 = 1 R
27
= 0,81 = 0,8 R
28
= 11 = 1 R
29
= 11 = 1 R
210
= 11 = 1 Kriteria costnya yaitu C3, untuk normalisasi nilai digunakan
R
ii
= min{X
ij
} X
ij
………………………………………………………………..2
Dari kolom C3, nilai minimalnya adalah 0,25, maka setiap baris kolom C3 dibagi oleh nilai minimal C3
R
31
=
, max ,
=
, ,
= 1 R
32
= 0,500,25 = 2 R
33
= 0,500,25 = 2 R
34
= 0,500,25 = 2 R
35
= 0,750,25 = 3 R
36
= 0,250,25 = 1 R
37
= 0,500,25 = 2 R
38
= 0,500,25 = 2 R
39
= 0,500,25 = 2 R
310
= 0,500,25 = 2 Dari kolom C4, nilai maksimalnya adalah 0,50 maka setiap baris kolom C4 dibagi oleh
nilai minimal C4 R
41
=
, max ,
=
, ,
= 0,5 R
42
= 0,250,50 = 0,5 R
43
= 0,500,50 = 1 R
44
= 0,250,50 = 0,5 R
45
= 0,500,50 = 1 R
46
= 0,250,50 = 0,5 R
47
= 0,250,50 = 0,5 R
48
= 0,50 0,50 = 1 R
49
= 0,50 0,50 = 1 R
410
= 0,50 0,50 = 1 Dari kolom C5, nilai maksimalnya adalah 0,6 maka setiap baris kolom C5 dibagi oleh
nilai maksimal C5
R
51
=
, max ,
=
, ,
= 0,33 R
52
= 0,2 0,6 = 0,33 R
53
= 0,4 0,6 = 0,66 R
54
= 0,4 0,6 = 0,66 R
55
= 0,4 0,6 = 0,66 R
56
= 0,4 0,6 = 0,66 R
57
= 0,6 0,6 = 1 R
58
= 0,4 0,6 = 0,66 R
59
= 0,4 0,6 = 0,66 R
510
= 0,4 0,6 = 0,66 Setelah proses perhitungan selesai, masukan perhitungan kedalam tabel normalisasi,
dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9. Tabel Normalisasi Matriks
0,75 0,2
1 0,5
0,33 0,25
0,4 2
0,5 0,33
1 1
2 1
0,66 1
0,6 2
0,5 0,66
1 0,8
3 1
0,66 1
1 1
0,5 0,66
1 0,8
2 0,5
1 0,75
1 2
1 0,66
0,75 1
2 1
0,66 0,75
1 2
1 0,66
Setelah didapat tabel normalisasi, maka dihitung dengan mengalikan setiap kolom ditabel dengan bobot kriteria yang telah dideklarasi sebelumnya
= ∑
=
� …………………………………………………………………….3
A1 = 0,3 0,75 + 0,15 0,2 + 0,15 1 + 0,2 0,5 + 0,2 0,33
= 0.841 A2
= 0,3 0,25 + 0,15 0,4 + 0,15 0,2 + 0,2 0,5 + 0,2 0,33 = 0,751
A3 = 0,3 1 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 1 + 0,2 0,66
= 1,082 A4
= 0,3 1 + 0,15 0,6 + 0,15 0,2 + 0,2 0,5 + 0,2 0,66 = 0,852
A5 = 0,3 1 + 0,15 0,8 + 0,15 0,3 + 0,2 1 + 0,2 0,66
= 1,202 A6
= 0,3 1 + 0,15 1 + 0,15 1 + 0,2 0,5 + 0,2 0,66 = 0,823
A7 = 0,3 1 + 0,15 0,8 + 0,15 2 + 0,2 0,5 + 0,2 1
= 1,02 A8
= 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 1 + 0,2 0,66 = 1,007
A9 = 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 4 + 0,2 1 + 0,2 0,66
= 1,307 A10
= 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 0,5 + 0,2 0,66 = 0,907
Dari hasil perhitungan maka alternatif yang memiliki nilai tertinggi dan bisa dipilih adalah alternatif A9 dengan nilai 1,307, A5 dengan nilai 1,202, A3 dengan nilai 1,082 dan
A2 adalah alternatif yang paling rendah dengan nilai 0,751 Perhitungan Varietas padi Hibrida
Alternatif yang digunakan dalam penilitian : 1.
Maro : Umur tanaman : 114-120 hari
Tinggi : 105-110 cm Kerontokan : sedang
Rata-rata hasil : 6,4 tha Potensi hasil : 9,5 tha
2. Rokan:
Umur tanaman : 110-116 hari Tinggi : 108-115 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 6,0 tha
Potensi hasil : 9,0 tha 3.
Hipa 3 : Umur tanaman : 114-120 hari
Tinggi : 105-110 cm Kerontokan : sedang
Rata-rata hasil : 6,4 tha Potensi hasil : 9,5 tha
4. Hipa 4 :
Umur tanaman : 116-120 hari Tinggi : 96-105 cm
Kerontokan : mudah Rata-rata hasil : 8,0 tha
Potensi hasil : 11,0 tha 5.
Hipa 5 ceva : Umur tanaman : 114-129 hari Tinggi : 94-121 cm
Kerontokan : mudah Rata-rata hasil : 7,3 tha
Potensi hasil : 8,4 tha 6.
Hipa 6 jate : Umur tanaman : 101-128 hari Tinggi : 90-120 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 7,4 tha
Potensi hasil : 10,6 tha 7.
Hipa 7 : Umur tanaman : 112 hari
Tinggi : 110 cm Kerontokan : sedang
Rata-rata hasil : 7,6 tha Potensi hasil : 11,4 tha
8. Hipa 8 :
Umur tanaman : 115 hari Tinggi : 120 cm
Kerontokan : sedang Rata-rata hasil : 7,5 tha
Potensi hasil : 10,4 tha
Tabel 3.10. Tabel Proses Pembobotan
Varietas kriteria
Maro 0.6
0.7 0.5
0.6 0.9
Rokan 0.2
0.9 0.5
0.5 0.8
Hipa 3 0.8
0.5 0.3
0.9 1
Hipa 4 0.6
0.3 0.3
0.9 0.9
Hipa 5 Ceva 0.3
0.9 0.3
0.8 0.7
Hipa 6 Jate 0.3
0.9 1
0.8 1
Hipa 7 0.6
0.6 0.5
0.9 1
Hipa 8 0.6
1 0.5
0.8 1
Tabel 3.11. Tabel Perubahan bobot dalam bentuk matriks
0.6 0.7
0.5 0.6
0.9 0.2
0.9 0.5
0.5 0.8
0.8 0.5
0.3 0.9
1 0.6
0.3 0.3
0.9 0.9
0.3 0.9
0.3 0.8
0.7 0.3
0.9 1
0.8 1
0.6 0.6
0.5 0.9
1 0.6
1 0.5
0.8 1
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika kriteria benefitnya C1, C2, C4 dan C5 maka
digunakan R
ii
= X
ij
max{X
ij
}
Dari kolo m C1 nilai maksimalnya adalah ‘0,8’, maka tiap baris dari kolom C1 dibagi oleh
nilai maksimal kolom C1 R
11
=
, ��� ,
=
, ,
= ,7
R
12
= 0,6 0,8 = 0,75 R
13
= 0,6 0,8 = 0,75 R
14
= 0,6 0,8 = 0,75 R
15
= 0,80,8 = 1 R
16
= 0,80,8 = 1 R
17
= = 0,6 0,8 = 0,75 R
18
= = 0,6 0,8 = 0,75 Dari kolom C2 nilai maksimalnya
adalah ‘1’, maka tiap baris dari kolom C2 dibagi oleh nilai maksimal C2
R
21
=
���
= =
1 R
22
11 = 1 R
23
= 0,81 = 0,8 R
24
= 0,3 1 = 0,3 R
25
= 0,6 1 = 0,6 R
26
= 11 = 1 R
27
= 0,8 1 = 0,8 R
28
= 1 1 = 1
Kriteria costnya yaitu C3 untuk normalisasi nilai digunakan R
ii
= min{X
ij
} X
ij
Dari kolom C3 nilai minimalnya adalah ‘0,25’, maka tiap baris dari kolom C3 dibagi
oleh nilai maksimal C3 R
31
=
, ,
=
, ,
=
2 R
32
= 0,50 0,25 = 2 R
33
= 0,250,25 = 1 R
34
= 0,500,25 = 2 R
35
= 0,500,25 = 2 R
36
= 1 0,25 = 4 R
37
= 0,50 0,25 = 2 R
38
= 0,50 0,25 = 2 Dari kolom C4 nilai maksimalnya
adalah ‘1’ makan tiap baris kolom C4 menjadi penyebut dari nilai maksimal kolom C4
R
41
=
, ���
=
,
=
0,50 R
42
= 0,50 1 = 0,50 R
43
= 11 = 1 R
44
= 11 = 1 R
45
= 0,751 = 0,75 R
46
= 0,751 = 0,75 R
47
= 0,751 = 0,75 R
48
= 0,751 = 0,75 Dari kolom C5 nilai
maksimalnya dalah ‘1’ makan tiap baris kolom C5 menjadi penyebut dari nilai maksimal kolom C5
R
51
=
, ���
=
,
=
0,8 R
52
= 0,61 = 0,6 R
53
= 11 = 1
R
54
= 0,81 = 0,8 R
55
= 0,6 1 = 0,6 R
56
= 11 = 1 R
57
= 11 = 1 R
58
= 0,81 = 0,8 Setelah semuan perhitungan selesai masukan semua perhitungan kedalam tabel, yang kali
ini disebut dengan tabel ternnormalisasi, dapat dilihat pada tabel 3.12
Tabel 3.12. Tabel Normalisasi matriks
0,75 1
2 0,50
0,8 0,75
1 2
0,50 0,6
0,75 0,8
1 1
1 0,75
0,3 2
1 0,8
1 0,6
2 0,75
0,6 1
1 4
0,75 1
0,75 0,8
2 0,75
1 0,75
1 2
0,75 0,8
Setelah mendapatkan tabel selanjutnya kaliakan setiap kolom ditabel dengan bobot kriteria yang telah dideklarasi sebelumnya
A
1
= 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 0,50 + 0,2 0,8 = 0,935
A
2
= 0,3 00,75 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 0,50 + 0,2 0,6 = 0.86125
A
3
= 0,3 0,75 + 0,15 0,8 + 0,15 0,1 + 0,2 1 + 0,2 1 = 0,895
A
4
= 0,3 0,75 + 0,15 0,3 + 0,15 2 + 0,2 1 + 0,2 0,8 = 0,96
A
5
= 0,3 0,1 + 0,15 0,6 + 0,15 2 + 0,2 0,75 + 0,15 0,6 = 1,02
A
6
= 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 4 + 0,2 0,75 + 0,2 1 = 1,325
A
7
= 0,3 0,75 + 0,15 0,8 + 0,15 2 + 0,2 0,75 + 0,2 1 = 0,995
A
8
= 0,3 0,75 + 0,15 1 + 0,15 2 + 0,2 0,75 + 0,2 0, 8 = 0,985
Dari hasil peritungan maka alternatif yang memiliki nilai tertinggi adalah alternatif A
6
dengan nilai 1,325 dan A
5
dengan nilai 1,02, sedangkan nilai terendah adalah alternatif A
3
dengan nilai 0,895
3.1.4.2 Perhitungan Menggunakan Metode PROMETHEE
Data yang digunakan adalah sama dengan data yang digunakan dalam perhitungan Simple Additive Weighting SAW
Langkah-langkah pendukung keputusan untuk memilih kualitas padi menggunakan algoritma PROMETHEE adalah sebagai berikut:
1. Membagi setiap kriteria menjadi sub kriteria
2. Menentukan dominasi kriteria
3. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria, pada kasus ini memakai tipe
Usual 4.
Hitung Nilai Hd berdasarkan terhadap tipe pilihan. 5.
Pada penelitian ini dibuat pemisalan alternatif sehingga perhitungan lebih efisien . Keterangan:
A= IR 36 B= Sigolunggo
C= Cibodas D= Digul
E= Cimalaya F= Cuked Petuna
G= Sunggal H= Batang gadis
I= Angke J= Cisadane
6. Hitung nilai Leaving Flow
7. Hitung nilai Entering Flow
8. Hitung nilai Net Flow
Net Flow = Leaving Flow – Entering Flow
Penyelesain dengan menggunakan metode PROMETHEE Perhitungan padi sawah
Tabel 3.13. Tabel Data
altrnatif c1
c2 c3
c4 c5
ir 36 0.6
0.2 0.25
0.25 0.2
sigolunngo 0.2
0.4 0.5
0.25 0.2
cibodas 0.8
1 0.5
0.5 0.4
digul 0.8
0.6 0.5
0.25 0.4
cimalaya 0.8
0.8 0.75
0.5 0.4
cuked petuna 0.8
1 0.25
0.25 0.4
sunggal 0.8
0.8 0.25
0.25 0.6
batang gadis 0.6
1 0.5
0.5 0.4
Angke 0.6
1 0.5
0.5 0.4
cisadane 0.6
1 0.25
0.25 0.4
Tabel 3.14. Tabel PROMETHEE tahap 1
kriteria a
b c
d e
f g
h i
j tipe
umur 0.6
0.2 0.8
0.8 0.8
0.8 0.8
0.6 0.6
1 usual
tinggi tanaman 0.2
0.4 1
0.6 0.8
1 0.8
1 1
1 usual
kerontokan 0.25
0.5 0.5
0.5 0.75
0.25 0.5
0.5 1
1 usual
rata2 hasil 0.25
0.3 0.5
0.25 0.5
0.25 0.25
0.5 0.5
usual potensi hasil
0.2 0.2
0.4 0.4
0.4 0.4
0.6 0.4
0.4 usual
Terlebih dahulu perhitunganya melalui beberapa tahap. Perhitungannya dibuat menggunakan excel. Dalam perhitungan PROMETHEE ini, diggunakan 1 preferensi yaitu
kriteria biasa criterian usual. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: �
{ � ≤
� …………………………………………………4
Keterangan: Hd = selisih kriteria antara alternatif
d = selisih nilai kriteria { d = fa - fb } Untuk menentukan kriteria yang bernilai 0 atau 1, dapat digunakan rumus excel sebagai
berikut: =IFC15=0,0,1 3.7
Hasil dari setiap sel kriteria yang sudah menggunakan rumus 4, maka dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
d x1,y1 + dx2,y2 + ............. dxn,yn ……………………………………….5
Keterangan : n = banyak nya alternatif
d x1,y1 = hasil kriteria usual yang sudah bernilai 0 atau 1. Σ = Jumlah nilai d x1,y1
Berdasarkan hasil dari ketiga rumus diatas maka diperoleh nilai pada tabel 3.27. penjelesalan ini mewakili semua perhitungan yang ada dari tabel Nilai H d alternatif
A sampai dengan alternatif
Tabel 3.15. Tabel Nilai Hd dari alternatif A
Tahap 1 A
AB C
AC D
AD E
AE F
AF G
AG H
AH I
AI J
AJ Umur
0.4 1
- -0.2
-0.2 -
0.2 -0.2
tinggi tanaman
-0.2 -
1 -0.4
-0.6 -
0.8 -0.6
-0.8 -0.8
- 0.8
kerontokan -
0.25 -
- 0.25
-0.5 -
0.25 -
0.25 -
0.75 -
0.3 rata2 hasil
- -
0.25 1
- 0.25
- 0.25
potensi hasil
- -0.2
-0.2 -
0.2 -0.4
-0.2 -0.2
- 0.2
Σ 0.2
0.2
Hasil selisih kriteria pada alternatif B dapat dilihat pada tabel 3.16
Tabel 3.16. Tabel Nilai Hd dari alternatif B
Hasil selisih kriteria pada alternatif C dapat dilihat pada tabel 3.17
Tahap 2 B
BA C
BC D
BD E
BE F
BF G
BG H
BH I
BI J
BJ Umur
-0.4 -
1 -0.6
-0.6 -0.6
- 0.6
-0.4 -0.4
- 0.4
tinggi tanaman
0.2 1
- 1
-0.6 -0.4
-0.6 -
0.4 -0.6
-0.6 -
0.6 Kerontokan
0.25 1
- 0.25
0.25 1
1 -0.5
rata2 hasil -
- 0.25
- 0.25
1 -
0.25 -
0.25 potensi
hasil -
-0.2 -0.2
-0.2 -
0.4 -0.2
-0.2 -
0.2 Σ
0.4 0.2
0.4
Tabel 3.17. Tabel Nilai Hd dari alternatif C
Hasil selisih kriteria pada alternatif D dapat dilihat pada tabel 3.18
Tabel 3.18. Tabel Nilai Hd dari alternatif D
Tahap 4 D
DA B
DB C
DC E
DE F
DF G
DG H
DH I
DI J
DJ umur
0.2 1
0.6 1
1 0.2
1 0.2
1 0.2
1 tinggi
tanaman 0.4
1 0.2
1 -0.4
-0.2 -0.4
- 0.2
-0.4 -0.4
- 0.4
kerontokan 0.25
1 -
0.25 0.25
1 1
-0.5 rata2 hasil
- 0.25
- 0.25
1 -
0.25 -
0.25 potensi
hasil 0.2
1 0.2
1 -
0.2 Σ
0.8 0.6
0.2 0.6
0.2 0.2
0.2
Hasil selisih kriteria pada alternatif E dapat dilihat pada tabel 3.19
Tabel 3.19. Tabel Nilai Hd dari alternatif E
Tahap 5 E
EA B
EB C
EC D
ED F
EF G
EG H
EH I
EI J
EJ Umur
0.2 1
0.6 1
1 0.2
1 0.2
1 0.2
1 Tahap 3
C CA
B CB
D CD
E CE
F CF
G CG
H CH
I CI
J CJ
Umur 0.2
1 0.6
1 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
tinggi tanaman
0.8 1
0.6 1
0.4 1
0.2 1
0.2 1
Kerontokan 0.25
1 -
0.25 0.25
1 1
- 0.5
rata2 hasil 0.25
1 0.3
1 0.25
1 0.25
1 0.25
1 0.25
1 potensi
hasil 0.2
1 0.2
1 -0.2
Σ 1
0.8 0.4
0.2 0.4
0.8 0.2
0.2 0.4
tinggi tanaman
0.6 1
0.4 1
-0.2 0.2
1 -0.2
1 -0.4
-0.2 -0.2
kerontokan 0.5
1 0.3
1 0.25
1 0.25
1 0.5
1 0.25
1 -
0.25 0.25
1 rata2 hasil
0.25 1
0.3 1
0.25 1
0.25 1
0.25 1
- 0.25
0.25 1
potensi hasil 0.2
1 0.2
1 -0.2
Σ 1
1 0.2
0.6 0.4
0.8 0.2
0.2 0.6
Hasil selisih kriteria pada alternatif F dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.20. Tabel Nilai Hd dari alternatif F
Tahap 6 F
FA B
FB C
FC D
FD E
FE G
FG H
FH I
FI J
FJ Umur
0.2 1
0.6 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
tinggi tanaman
0.6 1
0.6 1
0.4 1
0.2 1
0.2 1
kerontokan 0.5
1 -
0.25 -
0.25 -
0.3 -0.5
- 0.3
- 0.3
-1 -
0.25 rata2 hasil
0.25 1
- 0.25
- 0.25
- 0.3
-0 potensi
hasil 0.2
1 0.2
1 -
0.2 Σ
1 0.6
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
Hasil selisih kriteria pada alternatif G dapat dilihat pada tabel 3.21
Tabel 3.21. Tabel Nilai Hd dari alternatif G
Tahap 7 G
GA B
GB C
GC D
GD E
GE F
GF H
GH I
GI J
GJ umur
0.2 1
0.6 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
tinggi tanaman
0.6 1
0.4 1
-0.2 0.2
1 -
0.2 -
0.2 -0
- 0.2
kerontokan 0.25
1 -
0.25 0.3
1 -1
rata2 hasil -
0.25 -
0.25 -
0.3 -0
potensi hasil
0.4 1
0.4 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
0.2 1
Σ 0.8
0.6 0.2
0.4 0.2
0.4 0.4
0.4 0.4
Hasil selisih kriteria pada alternatif H dapat dilihat pada tabel 3.22
Tabel 3.22. Tabel Nilai Hd dari alternatif H
Tahap 8 H
HA B
HB C
HC D
HD E
HE F
HF G
HG I
HI J
HJ umur
0.6 1
- 0.2
- 0.2
-0.2 -
0.2 -
0.2 tinggi
tanaman 0.8
1 0.4
1 0.4
1 0.2
1 0.2
1 kerontokan
0.25 1
- 0.25
0.3 1
- 1
rata2 hasil 0.25
1 0.3
1 0.3
1 0.3
1 0.25
1 potensi
hasil 0.2
1 0.4
1 -
0.2 Σ
0.8 0.6
0.4 0.2
0.4 0.4
0.2
Hasil selisih kriteria pada alternatif I dapat dilihat pada tabel 3.23
Tabel 3.23. Tabel Nilai Hd dari alternatif I
Tahap 9 H
A B
H B
C H
C D
H D
E H
E F
H F
G H
G I
HI J
HJ Umur
0.4 1
- 0.
- 0.
-0.2 -
0. -
0.
Hasil selisih kriteria pada alternatif I dapat dilihat pada tabel 3.24.
Tabel 3.24. Tabel Nilai Hd dari alternatif J
J JA
B JB
C JC
D JD
E JE
F JF
G JG
H JH
I JI
umur 0.4
1 -0.2
- 0.2
-0.2 -
0.2 -
0.2 tinggi
tanaman 0.8
1 0.6
1 0.4
1 0.2
1 0.2
1 kerontokan
0.25 1
- 0.25
0.3 1
-0.5 rata2 hasil
- 0.25
- 0.25
- -
0.25 potensi
hasil 0.2
1 0.2
1 -
0.2 Σ
0.6 0.6
0.2 0.2
0.2 0.2
Hasil dari semua perhitungan kriteria usual dari A sampai dengan alternatif J, maka diperoleh tabel 3.25. seperti dibawah ini.
Tabel 3.25. Tabel PROMETHEE Tahap 2
2 2
2 2
tinggi tanaman
0.8 1
0.6 1
0.2 1
0. 2
1 Kerontoka
n 0.7
5 1
0.5 1
0. 5
1 0.2
5 1
0. 8
1 0.
5 1
0. 5
1 0.5
1 rata2 hasil
0.2 5
1 0.2
5 1
0. 3
1 0.
3 1
0.2 5
1 potensi
hasil 0.2
1 0.2
1 -
0. 2
Σ 0.8
1 0.2
0.4 0.4
0.6 0.
2 0.
4
PROMETHEE A
B C
D E
F G
H I
J Tahap 2
A 0.2
0.2 B
0.4 0.2
0.4 C
1 0.8
0.4 0.2
0.4 0.8
0.2 0.2
0.4 D
0.8 0.6
0.2 0.6
0.2 0.2
0.2 E
1 1
0.2 0.6
0.4 0.8
0.2 0.2
0.6 F
1 0.6
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
G 0.8
0.6 0.2
0.4 0.2
0.4 0.4
0.2 0.2
H 0.8
0.6 0.4
0.2 0.4
0.4 0.2
0.4 I
0.8 1
0.2 0.4
0.4 0.6
0.2 0.4
J 0.6
0.6 0.2
0.2 0.2
0.2
2. Menghitung Nilai Leaving Flow Untuk menghitung nilai Leaving Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � =
−
∑ ∈ � ∅ �, …………………………………………………….6 Keterangan :
∅ � = leaving flow n= banyak alternatif
∅ �, = menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x Contoh :
A =
−
0,2+0+0+0+0,2+0+0+0
= . =
0.044444444 Berdasarkan contoh perhitungan dari Nilai Leaving Flow diatas, maka diperoleh tabel
3.26.
Tabel 3.26. Hasil Nilai Leaving Flow
LEAVING FLOW
0.044444444 0.111111111
0.488888889 0.311111111
0.555555556 0.311111111
0.377777778 0.377777778
0.444444444 0.222222222
3. Menghitung Nilai Entering Flow Untuk menghitung nilai Entering Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � =
−
∑ ∈ � ∅ �, ……………………………………………………7 Keterangan :
∅ � = Entering flow n= banyak alternatif
∅ �, = menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x Contoh :
A =
−
0+0.4+1+0.8+1+1++0.8+0.8+0.8+0.8+0.6 = 0.8
Berdasarkan contoh perhitungan dari Nilai Entering Flow diatas, maka diperoleh tabel 3.27. dibawah ini
Tabel 3.27. Tabel hasil nilai Entering Flow
ENTERING 0.8
0.667 0.06667
0.24 0.16
0.289 0.4667
0.156 0.1333
0.26667
Hitung Nilai Net Flow Untuk menghitung nilai Net Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � ∅ � = ∅
+
� − ∅
−
� …………………………………………………8 Keterangan :
∅
+
� = Leaving Flow ∅
−
� = Entering Flow Contoh:
A = 0.044444444 - 0.8 = - 0.755556
Tabel 3.28. Hasil Nilai Net Flow
NET FLOW
-0.755556 -0.555556
0.4222222 0.0666667
0.4 0.0222222
-0.088889 0.2222222
0.3111111 -0.044444
Hasil Akhir Ranking PROMETHEE
Dengan demikian hasil rangking menggunakan metode PROMETHEE dapat dilihat pada tabel 3.29
Tabel 3.29 Hasil Rangking
Alternatif Nilai
Rangking ir 36
-0.755556 7
sigolunngo -0.555556
8 cibodas
0.4222222 1
digul 0.0666667
5 cimalaya
0.4 2
cuked petuna 0.0222222
6 sunggal
-0.088889 10
batang gadis 0.2222222
4 angke
0.3111111 3
cisadane -0.044444
9
Perhitungan padi hibrida
Tabel 3.30 Data padi hibrida
Varietas Kriteria
C1 C2
C3 C4
C5 Maro
0,5 0,7
0,5 0,6
0,9 Rokan
0,6 0,9
0,5 0,5
0,8 Hipa 3
0,5 0,5
0,3 0,9
1 Hipa 4
0,6 0,3
0,3 0,9
0,9 Hipa 5 Ceva
0,3 0,9
0,3 0,8
0,7 Hipa 6 Jate
0,3 0,9
1 0,8
1 Hipa 7
0,6 0,6
0,5 0,9
1 Hipa 8
0,6 1
0,5 0,8
1
Tabel 3.31 PROMETHEE tahap 1
kriteria A
B C
D E
F G
H tipe
umur 0.6
0.6 0.6
0.6 0.8
0.8 0.6
0.6 usual
tinggi tanaman 1
1 0.8
0.6 1
1 0.8
1 usual
kerontokan 0.5
0.5 0.25
0.5 0.5
1 0.5
0.5 usual
rata2 hasil 0.5
0.5 1
1 0.75
0.75 0.75
0.8 usual
potensi hasil 0.8
0.6 1
0.8 1
1 1
0.8 usual
Tabel 3.32 Nilai Hd dari alternatif A
Tahap 1 A
AB C
AC D
AD E
AE F
AF G
AG H
AH Umur
- 0.2
-0.2 tinggi tanaman
0.2 1
0.4 1
1 0.2
1 kerontokan
0.25 1
1 -0.5
rata2 hasil -0.5
- 0.5
- 0.3
- 0.25
- 0.25
- 0.3
potensi hasil 0.2
1 -0.2
- 0.2
-0.2 -0.2
Σ 0.2
0.4 0.4
0.2 0.2
Tabel 3.33 Nilai Hd dari alternatif B
Tahap 2
A BA
C
BC D
BD E
BE F
BF G
BG H
BH
umur -
0.2 -0.2
tinggi tanaman 0.2
1 0.4
1 0.2
1 kerontokan
0.25 1
-0.5 rata2 hasil
-0.5 -
0.5 -
0.3 -
0.25 -
0.25 -
0.3 potensi hasil
- 0.2
-0.4 -
0.2 -
0.4 -0.4
-0.4 -
0.2 Σ
0.4 0.2
Tabel 3.34 Nilai Hd dari alternatif C
Tahap 3
C CA
B
CB D
CD E
CE F
CF G
CG H
CH
umur -0.2
-0.2 tinggi tanaman
- 0.2
-0.2 0.2
1 -0.2
-0.2 -0.2
kerontokan -
0.3 -
0.25 -
0.3 -0.3
- 0.75
- 0.25
-0.3 rata2 hasil
0.5 1
0.5 1
0.25 1
0.25 1
0.25 1
0.25 1
potensi hasil 0.2
1 0.4
1 0.2
1 0.2
1 Σ
0.4 0.4
0.4 0.2
0.2 0.2
0.4
Tabel 3.35 Nilai Hd dari alternatif D
Tahap 5
D DA
B
DB C
DC E
DE F
DF G
DG H
DH
umur -0.2
-0.2 tinggi tanaman
- 0.4
-0.4 -0.2
-0.4 -0.4
-0.2 -0.4
kerontokan 0.25
1 -0.5
rata2 hasil 0.5
1 0.5
1 0.25
1 0.25
1 0.25
1 0.25
1 potensi hasil
0.2 1
-0.2 -0.2
-0.2 -0.2
Σ 0.2
0.4 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
Tabel 3.36 Nilai Hd dari alternatif F
Tahap 6
F FA
B
FB C
FC D
FD E
FE G
FG H
FH
Umur 0.2
1 0.2
1 0.2
1 0.2
1 0.2
1 0.2
1 tinggi tanaman
0.2 1
0.4 1
0.2 1
kerontokan 0.5
1 0.5
1 0.75
1 0.5
1 0.5
1 0.5
1 0.5
1 rata2 hasil
0.3 1
0.25 1
-0.3 -
0.3
potensi hasil 0.2
1 0.4
1 0.2
1 0.2
1 Σ
0.8 0.8
0.6 0.8
0.2 0.6
0.6
Tabel 3.37 Nilai Hd dari alternatif G
Tahap 7 G
GA
B
G B
C G
C D
G D
E G
E F
G F
H G
H umur
-0.2 -0.2
tinggi tanaman -
0. 2
-0.2 0.2
1 -0.2
-0.2 -
0.2 kerontokan
0.2 5
1 -0.5
rata2 hasil 0.
3 1
0.2 5
1 -0.3
- 0.3
potensi hasil 0.
2 1
0.4 1
0.2 1
0.2 1
Σ 0.4
0.4 0.2
0.4 0.2
Tabel 3.38 Nilai Hd dari 105lternative H
H
H HA
B
HB C
HC D
HD E
HE F
HF G
HG
Umur -0.2
-0.2 tinggi tanaman
0.2 1
0.4 1
0.2 1
kerontokan 0.25
1 -0.5
rata2 hasil 0.3
1 0.25
1 -0.3
- 0.3
potensi hasil 0.2
1 -0.2
-0.2 -0.2
- 0.2
Σ 0.2
0.4 0.4
0.2 0.2
Hasil dari semua perhitungan kriteria usual dari A sampai dengan alternatif H, maka diperoleh tabel 3.37. seperti dibawah ini.
Tabel 3.39 PROMETHEE tahap 2
PROMETHEE Tahap 2
a b
c d
e f
g h
a 0.2
0.4 0.4
0.2 0.2
b 0.4
0.2 c
0.4 0.4
0.4 0.2
0.2 0.2
0.4 d
0.2 0.4
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 e
0.6 0.6
0.6 0.6
0.4 0.4
f 0.8
0.8 0.6
0.8 0.2
0.6 0.6
g 0.4
0.4 0.2
0.4 0.2
h 0.2
0.4 0.4
0.2 0.2
2. Menghitung nilai Leaving Flow Untuk menghitung nilai Leaving Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � =
−
∑ ∈ � ∅ �, …………………………………………………….9 Berdasarkan perhitungan dari Nilai Leaving Flow diatas, maka diperoleh tabel 3.38.
dibawah ini :
Tabel 3.40 hasil nilai leaving flow
Leaving 0.2
0.0857143 0.3142857
0.2285714 0.4571429
0.6285714
0.2285714 0.2
3.
Menghitung nilai Entering flow Untuk menghitung nilai Entering Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � =
−
∑ ∈ � ∅ �, ……………………………………………………10 Keterangan :
∅ � = Entering flow n= banyak alternatif
∅ �, = menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x Berdasarkan perhitungan dari Nilai Entering Flow diatas, maka diperoleh
tabel 3.39. dibawah ini.
Tabel 3.41 Hasil nilai Entering Flow
entering 0.37
0.5 0.4
0.43 0.09
0.1 0.257
0.3
Hitung Nilai Net Flow Untuk menghitung nilai Net Flow, digunakan rumus sebagai berikut :
∅ − � ∅ � = ∅
+
� − ∅
−
� …………………………………………………11 Keterangan :
∅
+
� = Leaving Flow ∅
−
� = Entering Flow
Tabel 3.42 Hasil nilai Net Flow
Net flow -0.1714
-0.2857 -0.0857
-0.2 0.3714
0.5429 -0.0286
-0.0571
Hasil Akhir Ranking PROMETHEE
Dengan demikian hasil rangking menggunakan metode PROMETHEE dapat dilihat pada tabel 3.43
Tabel 3.43 Hasil Rangking
ALTERNATIF NILAI
RANGKING Maro
-0.1714 5
Rokan -0.2857
3 hipa 3
-0.0857 6
hipa 4 -0.2
4 hipa5 ceva
0.3714 2
hipa 6 jate 0.5429
1 hipa 7
-0.0286 8
hipa 8 -0.0571
7
3.1.5 Pemodelan sistem
Pada bagian pemodelan sistem, akan dirancang bagaimana nantinya sistem diharapkan bekerja. Pemodelan ini menggunakan UML Unified Modelling Languange .
a. Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk menggambarkan kumpulan tindakan yang harus sistem kerjakan dalam kolaborasi dengan satu atau lebih external users dari
sistem aktor.
Gambar 3.2 Use case
b. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram yang menunjukkan alur dari kontrol atau alur objek dengan menekankan pada urutan dan kondisi dari alur. Activity diagram
untuk penelitian ini penulis membagi dalam 2 bagian SAW dan PROMETHEE.
Gambar 3.3 Activity Diagram SAW
Gambar 3.4 Activity Diagram PROMETHEE
c. Sequence Diagram
Sequence Diagram ialah interaksi menggambarkan interaksi diantara actor dan sistem dalam scenario use case. Sequence diagram untuk penelitian ini penulis
membagi dalam 2 bagian , sequence diagram SAW dan sequence diagram PROMETHEE.
Gambar 3.5 Sequence Diagram SAW
Gambar 3.6 Sequence Diagram PROMETHEE
d. Flowchart
Flowchart membantu menyusun gambaran aliran program sehingga lebih mudah dipahami. Berikut flowchart SAW dan PROMETHEE :
Gambar 3.7 Flowchart SAW
Gambar 3.8 Flowchart PROMETHEE
3.2 Perancangan Sistem