Konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

ii

KATAPENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

v

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang Masalah

1

Perumusan dan Pembatasan Masalah

4

Tujuan Penelitian

5

Metode Penelitian

5

PENDIDIKAN AGAM A ISLAM


7

Pengertian Pendidikan Agama Islam

7

Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

15

Tujuan Pendidikan Agama Islam

26

KELUARGA

32

Pengertian Kelu arga


32
1

BAB IV

Posisi Keluarga Dalam Pendidikan Agama Islam

35

Fungsi Pen didikan Dalam Keluarga

43

PENDIDIKAN AGAM A ISLAM DALAM KELUARGA

45

Faktor Pendukung Pendidikan Agama Islam Dalam
Keluarga


45

Faktor Pengh ambat Pendidikan Agama Islam Dalam
Keluarga

BAB V

50

Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

52

PENUTUP

64

Kesimp ulan


64

Saran-saran

65

66

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Mas alah

Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Un sur-unsur yang
ada dalam sebuah keluarga baik budaya, m azhab, ekonom i bahkan jumlah
anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pem kiran anak

khususnya ayah d an ibu. Pengaruh keluarga dalam pendid kan anak sangat
besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah y ang meny apkan potensi
pertumb uhan dan pembentukan kepribadian anak dalam mem

ami dan

men gamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
Prof. Dr. M. Quraish Shihab mengatakan "Keluarga adalah jiwa
masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin
yan g dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, keb ohan dan
keterbelakangannya, ad alah cermin an dari keadaan keluarga-keluarga
yan g hidup pada masyakarat bangsa tersebut.” 1
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa "Hakikat dia tas adalah
kesimpulan pandangan seluruh pakar berbagai disiplin i m u, term asuk
pakar-pakar agama Islam . Itulah antara lain yang men jadi sebab
sehingga agam a Islam memberikan perh atian yang sangat besar

1

2


terhadap pembinaan keluarga. Perhatian y ang sepadan dengan
perhatianny a terhadap kehid upan individu serta kehid up
umat
manusia secara keseluru han." 2
Allah SWT menganjurkan agar kehidupan keluarga menjadi bahan
pem ikiran setiap insan dan hendaknya darinya dapat ditarik

elajaran

berharga. Men urut pandangan Al Quran, kehidupan kekeluargaan. d isamping
menjadi salah satu tand a dari sekian banyak tanda-tand kebesaran Allah, juga
merupakan nikmat yang harus dapat dimanfa atkan sekaligus disy ukuri.
Millenium Bug begitu heboh ketika detik-detik terakhir tahun 2010
segera berakhir dan sampai pada tahun 2011.
Tahu n 2011 banyak dibicarakan orang walaupun belum datangnya
tahun tersebut. Karena adanya pandan gan sebagian oran g bahwa pada tahun
tersebut akan terjadi banyak perubahan yan g mendasar (fundamental) dalam
kehidupan manusia secara global, perubahan tersebut terjadi karena m anusia
semakin ragu (skep tic) dan meragukan segala hal yang selama ini diyakini

kebenaran dan kehandalannya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi begitu did ewakan, ternyata banyak
munculnya dampak negatif terhadap kehidupan manusia, dan menjadikan
manusia semakin tergantung (dependen) terhad ap produk

anusia tersebut.

Sedangkan agama semakin diragukan efektifitasny a, karena sering terjadi
pertentangan (p aradoks) antara aplikator agama dengan rilaku sosial. Tidak
jarang kita dapatkan orang yan g tingkat kesalehannya b gus ditataran

vertikal,tetapi d itataran horizon talnya sangat buru k.
Kon disi tersebut diatas tentu sangat memprihatinkan agama dan ilmu
pen getahuan yang merup akan target dalam pen didikan Islam harusnya
fungsional dalam “ memproteksi” manusia untuk melakukan perbuatan
menyimpang (deviatif). Karena pendidikan Islam adalah “usaha berupa
bimbin gan dan asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah selesai
pen didikannya dapat memahami dan mengam alkan ajaran agama Islam, serta

3


menjadikannya seb agai pandangan hidup (way o f life).3
Dari sini terlihat, bahwa kalau sudah tersentuh oleh pend idikan Islam
seseorang akan selalu terkontrol prilakunya dan senantiasa berada dalam rel
yan g benar seperti yang di anjurkan (diajarkan) oleh a

a Islam. Oleh sebab

itu, implem entasi p endidikan agama Islam dalam keluarga sebagai sesuatu
yan g sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, terlebih jika suatu keluarga itu di
dalamnya sudah mempunyai beberapa orang anak.
Dalam era millenium yang sudah kita masuki dengan dita dai oleh
globalisasi informasi banyak hal yang merusak d an mera

i kehidupan anak.

Banyak sekali prilaku-prilaku kekerasan y ang ditu njukkan o leh berbagai
macam media, misaln ya melalui internet, m ajalah, media masa dan sarana
informasi lainnya. Dalam kondisi seperti in i, keluarga mempunyai peranan
yan g signifikan untuk dapat menginternalisasikan Pendi ikan Agama Islam

dalam

keluarga

yang

pada

akhirnya

akan

berpengaruh

terhadap

perkemban gan mentalitas keagamaan anak, menjadi lebih baik.
Adapun alasan-alasan mengapa penulis mengam bil jud ul konsep
Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, diantaranya ada ah: Keluarga di
dalamnya terdapat bapak, ibu dan anak (keluarga inti)


alah merupakan

tempat pertama dan utama dalam pendidikan an ak. Perken lan anak terhadap
sentuhan pendidikan agama oleh orang tua mempunyai pen

ruh yang sangat

besar dalam menen tukan (determinan) perkembangan pendidikan selanjutnya.
Pend idikan Agama Islam di dalam keluarga dilakukan ole

orang tua,

karena itu orang tua hendaknya berusaha menciptakan rumah tangga yang
harmon is, dan didasari nilai-nilai agama. Karena orang tua mempunyai
kewajib an untuk mengarahkan anak-anak mereka agar senantiasa ber da
dalam rel keben aran. Agar berh asil mendidiknya, langkah pertama dan utama
yan g harus dilakukan oleh orang tu a yaitu memberikan p

dekatan agama.

Sentuh an-sentuhan religius (nilai-nilai agama) yang digunakan orang tua

4

adalah ben tuk realisasi dari perintah Allah SW T yang termaktub dalam

al-

Qur'an surat at Tahrim ayat 6:
t

# $R... ˙ ˇ¨
Y

u
r

˛

r

|

Ł

(

u

t

ª

(

$
'

%!##qZB# #q%/ 3 ¡ R&/ 3 =d &r

ˇ

t

t

r

p

$k ’ » ß

Artinya: " Hal orang-orang yang beriman, peliharala h dirimu dan
keluargamu da ri api neraka.”

Ayat ini menggambarkan bah wa orang tua mempuny ai kewajiban
yan g amat tinggi, bukan han ya untuk dirinya sendiri, tetap i ju ga nasib
keluarga mereka. Kesuksesan mereka akan membawa dampak negatif jika
tidak disertai d engan kesuksesan dalam mendidik anak-anak m reka.
Kalau kelu arga tidak lagi berfun gsi untuk menginternalisasikan nilainilai religius maka orang tua tidak dapat berharap ban ak akan terjadinya
pen ingkatan mentalitas keagamaan pada diri anak serta tidak sukses dalam
menjauhkan anak dan keluarga dari api neraka.
Pelaksanaan pendidikan agam a Islam d imulai dari lingkungan yang
kecil yaitu keluarga. Banyak hal-hal yang unik dalam kehidupan keagamaan

keluarga. Kata pendidikan am atlah ringan untuk diucapkan tetapi amat b erat
untuk dilaksan akan. Oleh karenanya, fungsi keluarga bukan hanya untuk
menciptakan keluarga yang sehat jasm ani tetapi juga ha u s dapat menciptakan
keluarga yang sehat rohani den gan pelaksanaan Pendidik

Agama Islam.

Hal-hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengangkat judul skripsi

"Kons ep Pendidikan Ag ama Islam Dalam Keluarga".

Perumus an dan Pembatas an M asalah

Untuk mem permudah pembahasan dan pemahaman dalam menyusun
dan mengkaji skripsi ini serta agar mempunyai arah yan

lebih jelas, dalam

arti tidak terlalu luas pembahasannya, maka terlebih dahulu penulis perlu
merumuskan dan membatasi permasalahann ya:
Perumusan Masalah

5

Bagaimana Konsep Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga?
Pembatasan Masalah
Bahwa yang dikaji dalam skripsi ini ad alah Konsep Pendidikan Agama
Islam Dalam Keluarga. Supaya pembahasan tidak terlalu uas dan lebih
terarah maka yang menjadi kajian dalam skripsi ini adalah problem problem
Pend idikan Agama Islam dalam lingkungan rumah tangga.

Tujuan Penelitian

Dalam pen ulisan skripsi ini, penulis mempunyai tujuan-tujuan yan g
ingin dicapai d iantaranya adalah:
Untuk m engetahui definisi atau pen gertian Pen didikan Agama Islam secara
baik dan benar dengan merujuk pada Al Quran dan pendap t para pakar
pen didikan
Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Konsep
Pendidikan Agama Islam dalam keluarga
Untuk mengarahkan Pendidikan Agama Islam pada anak dalam men anamkan
nilai-nilai agam a Islam yang cukup kuat untuk menempuh dan menentang
segala pengaruh negatif yang datan g dari manapu n

Metode Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metod e kepustakaan (library
research) yaitu mencari data-data berdasarkan literatur dan beberapa

pen dapat para ahli yang ada relevansinya den gan po kok permasalahan.
Kemudian dian alisis berdasarkan pendapat-pendap at para ahli dan
literatur lain nya yang terkait dengan judul skripsi in . Data tersebut terdiri dari:
Ilmu Pendidikan Islam , Psikologi, Sosiologi, Filsafat
Quran Hadits sebagai literatur utama.

didikan Islam dan Al

6

M. Quraish Shihab, M embumikan al Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam
K ehidupan M asyarakat, (Bandung:Mizan,1998), h. 253
1

M. Quraish Shihab, M embumikan al Qur'an…, h. 253

2

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1996), h. 27

3

BAB II
PENDIDIKAN AGAM A ISLAM

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum berbicara tentang pendidikan agam Islam ada baiknya kita
bah as pengertian pendidikan terlebih dahulu. Kata pend dikan bukanlah
masalah baru karena pendidikan sudah ada sejak manusia berada di muka
bumi. Hanya saja perwujudan dari pendidikan itu berbeda-beda dari zaman
kezaman sejalan dengan perubahan tem pat dan waktu. Dalam buku-buku
ilmu pendidikan juga seringkali pendidikan didefinisikan berbeda-beda. Ini
karena sebagai bahasan ilmiah sangat sulit untuk didefinisikan.
Sebelum mendefinisikan pengertian yang diberikan para ahli yang lain,
ada baiknya dilihat terlebih dahulu pengertiannya seca a bah asa.
Pendidikan berasal dari kata "d idik", lalu kata ini mendapat awalan me
sehingga m enjadi "mendidik" artinya memelihara d an memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akh lak dan kecerdasan
pikiran (lihat Kamu s Besar Bahasa Indonesia, 1991: 232).
Selanjutnya, pengertian "pendidikan" menurut Kamus Besar Baha sa
I ndonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok oran g dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
7

2

pen gajaran dan pelatihan.1
Dalam bahasa Inggris, educatio n (pendidikan) berasal dari kata
edu cate (mend idik) artinya m emberi peningkatan (to elicit, to give rise to },

dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit,
edu cation atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk

mem peroleh pengetahuan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan d apat diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
mem peroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
sesu ai dengan

kebutuhan. Dalam

pengertian

yang

luas

dan

represen tatif (mewakili/mencerminkan segala segi), pen idikan ialah
...the total process of developing huma n abilities a nd beh aviors,
drawing

on

almost

a ll life's

experiences.

(Seluruh

tahapan

pen gembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku
man usia dan ju ga proses penggunaan ham pir seluruh peng aman
kehidupan). 2
Dalam Dictiona ry of Psycholo gy pendid ikan diartikan sebagai ... the
institutional prosedures which are employed in accompl shing the
develop ment of knowledge, habits, attitudes, etc. Usually the term is a pplied
to formal institution. Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang

bersifat kelembagaan (s eperti sekolah dan madrasah) ya g dipergunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam mengu

ai

pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidi an dapat
berlangsung secara formal s eperti di sekolah, madras ah, dan institusiinstitusi lainnya. Bahkan menurut definisi di atas, pendidikan juga dapat

berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self-instructio n).
Selanjutnya, menurut Poerbakawatja dan Harahap pendidi an adalah:
... us aha s ecara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang s e alu
diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari

3

segala perbuatannya... orang dewas a itu adalah orangtu si anak
atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai
kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta, atau
kyai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala as rama, dan
sebagainya.3

Menurut

Jam es

MacLellan

dalam

Philosophy

of

Education

pen didikan adalah:
Education is a m atter of purpose and focu s. To educate a child is to act
with the purpose of influencin g the child's developmen as a whole
person. What y ou do may vary. You may teach him, y ou m y play
with him, you may structure his environment, you may censor h is
television viewing, or you may pass laws to keep him out of bars.
(Pendidikan adalah pers oalan tujuan dan fokus. Mendidi anak
berarti bertindak dengan tujuan ag ar
meinpengaruhi
perkembangan anak sebagai s es eorang secara utuh. Apa yang
[dapat] Anda lakukan bermacam-macam [cara]. Anda
[kemungkinan] dapat [dengan cara] mengajar dia, Anda d pat
bermain dengannya, Anda dapat mengatur lingkungannya,
da
dapat menyens or nonton tv , atau Anda dapat memberlakuk n
hukum agar dia jauh dari penjara).4

Literatu r Inggris menyebutkan pendidikan dengan istilah education,
yan g b erarti memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Seda gkan dalam
literatur Arab setid aknya ada tiga istilah yang biasa

ipergu nakan untuk

menunjuk kepada konotasi p endidikan; Pertama, tarbiyah. Kedua, ta'lim.
Ketiga, ta'dib.

Pertama, kata tarbiya h. Penggunaan kata at-tarbiyah berasal dari

kata rabb. Kata (?? ) rabb seakar d engan kata (?

) tarbiyah atau

pen didikan. Kata in i memiliki arti yang berbeda-beda n amun pada akhimya
arti-arti itu mengacu kepada pembangu nan, peningkatan, ketinggian,
kelebihan, serta perbaikan. Kata ra bb maupun tarbiyah, berasal dari kata

rabaa - yarbuu ( ?rb

- ??? ? ) yang
? ?.??
dari segi p engertian kebahasaan adalah

4

kelebihan.5
Dalam kaitan ini, kalau penulis lihat d an merujuk Kamu Bahasa Arab
bah wa a t-tarbiyah berasal dari tiga akar kata:

raba- yarbu yang berarti bertambah, dan tumbuh
rabiy -ya rba yang b erarti bertambah (menjadi) b esar
rabba - yarubbu yang berarti memperbaiki, men gurusi kepentingan,

mengatur, menjaga, dan memperhatikan.6
Penggunaan term tarbiya h unruk menunjuk makna pen didikan Islam
dap at dipahami dengan merujuk kalam Allah SW T :
y

n

t

$
'

ˇ

%!# , ={ ˙ ˚¨

u

˛n

y

˛

$

$

ł

t

ø

& %# O $/ 7 /

Artinya:
"Bacalah dengan nama Tuhanmuyang menciptakan".
(QS. al 'Alaq :1)

Kata rabb apab ila berdiri sendiri maka yang dimaksud adalah Tuhan
yan g tentunya antara lain karena Dia-lah yang melakuka
(pendidikan )

yang

pada

hakikatnya

adalah

tarbiyah

pengembangan,

pen ingkatan serta perbaikan makhluk ciptaan-Nya .7
Dalam firman Allah yang lain disebutkan juga:
u



u

T$ /

˛

x

y

$

x

$J gHq # $J .
y

§

b

u

Ł

$

§

y

ˇ

ˇ

z

$

e

y

u

y

s

y

u

|

Z



$

ˇ

#

z #r $J g9 y $Z_ A %!# ‘ B pJ m 9# @%r >

˙ ¸˝¨

Artinya:
"Dan rendah kanlah dirimu terhadap mereka berdua
den gan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai
Tuhanku,
kasihilah mereka keduan ya, sebagaima na
mereka berdua telah men did ik Aku waktu kecil". (QS. al
Isra: 24)

Demikian pula kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam surat al
Fatihah mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan kata attarbiyah, sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar

5

kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah pendidik yang Maha
Agung bagi seluruh alam semesta.
Kedua, kata ta'lim

(?

(?u

) yu'a llimu

(?
).

) merupakan akar kata dari kata 'allama
?

Kata

berarti memberikan

pelajaran,

pen getahuan, dan sebagainya. Dalam khazan ah Islam, kata ini sudah maklum
dan masyhur karena sudah sering digunakan sejak Nabi Muh ammad saw.
sampai sekaran g.
Di dalam al Quran kata

? ?dalam
?? berbagai bentuk perubahannya ditemukan

sekitar 36 kata yang tersebar dalam b eberapa surat, seperti yang termaktub
dalam surat al 'Alaq ayat 5:
t

s

s

t

$

M

|

z

t



z

O= ‘ »¡ S} #$B O9L>Ł ˙ ˛¨
Artinya:
"Dia mengajar manusia apa yang belum diketahuinya".

Menurut Erwati Aziz, "kata

?

yang terd apat dalam surat tersebut

lebih mengacu kepad a konotasi pemberian p engetahuan, kecerdasan,
keterampilan, dan sebagainya, seperti yang terlihat pada ay at-ayat di atas .8
Dalam surat al Baqarah ayat 31 :
˛

’/

r

y

!

ˇ

r

/

˛

˛

s

s

t

$

ł

y

n


˝

s
ˇ

t

n

t

z

?ª p3 · »=J 9# A $) ø Tq«6R& $J

|

ˇ
ˇ

t

˛

y



I

w s»d b ) NFZ. ß % »„ ˙ ˚¨

y

Ł

§



y

$

F

o

!

u

u

y

t

u

ˇ

t



$ { #$g=. NONk˛

z

N= r P #

Artinya:
"Dan d ia mengajarkan kepad a Adam nama-nama (bendabenda) seluruh nya, Kemu dia n meng emukakannya kepada
para malaika t lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku
nama bend a-benda itu jika kamu mamang benar orangorang ya ng ben ar!".

6

Demikian pula terdapat dalam surat an Naml ayat 16:
u

Ø

ˇ

u

9# $Z ?r &r
$

'

˛

ZB
t

ˇ

t

ª



o

$

¤

t

r

y

u
s

t

(

A $%r $g ’ » ¤ $Z9# $YJ = ,

y

ª

y


r#

$

ł

˛

$

9# ß 7J 9# ˙ ˚ˇ¨

ł

x

ª

m

u

y

x

˛



« b ) # »d ql ; @

x

>



ˇ

‘ B @.

n
ł

y

r r ‘ »J =

u
u

˝

y

^

Artinya:
"Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai
man usia, kami Telah diberi pengertian tentang suara
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhn ya
(semua) I ni ben ar-benar suatu kurnia yang nyata".

Adapun kata ta'lim (?

) m erupakan bentuk mashdarnya. At-ta'lim

pen ggunaannya lebih bersifat universal dibanding denga

at-tarbiyah

maupun at-ta'dib. Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada firman
Allah swt. yang berbunyi:


r

u

ª

.

t

u

t

ˇ
o

t

n
ł

t

Ł



(

ZB #q=G N3 = $YG» # N6

s

n

t

s

(

s

¤



u

ª

y

u

$

ł

t : #r N3 J =Ł r $B N9 #qRq3 ? b qJ =Ł? ˙ ˚˛˚¨

ˇ

y

s

$

ł

¯

t

|



u

ª

y

J =Ł r = »G3 9# pJ 6

N6

u

Z

ˇ

ø wq

r

y

& N6

ø

ª

N6

u

x

y

!

$J . $Z=

Artinya:
"Sebaga imana (Ka mi Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasu l
diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada
kamu dan men sucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Al Kitab da n Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada ka mu
apayang belum kamu ketahui",(Qs. al Baqarah:151)

Kalimat wa yu'allimukum al kitab wa al hikmah dalam ayat tersebut
menjelaskan tentan g aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawah al Quran
kepada kaum muslimin.
Kata mensucikan pada ayat tersebut, menurut penjelasan yang
diberikan oleh

Quraish

Shihab, dapat diidentikan

dengan

mendidik,

sedangkan men gajar tidak lain kecuali mengisi benak peserta didik dengan
pen getahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.9
Tujuan yan g ingin dicapai dengan pembacaan, penyucian, dan

7

pen gajaran tersebut adalah Pen gabdian Kepada Allah sejalan dengan tujuan
pen ciptaan manusia yang ditegaskan oleh al Quran dalam surat ad Dzariyat
ayat 56:
ˇ
u

¨

˛

u

$

M

}

$

ł

¯

£

y

n

ł

u

t

$Br M ) =z ‘ g: #§ R} #r w ) b r 7Ł 9˙ ˛ˇ¨

Artinya:
"Aku tidak mencipta kan manusia dan jin kecuali untuk
menjadikan tujuan akhir ata u hasil segala aktivitasnya
sebagai pengabdian kepa da-Ku."

Ketiga, istilah untuk pen didikan adalah at-ta'dib.

Kata ini tidak

dijumpai dalam al Quran, melainkan dalam Hadits Nabi yang berbunyi:

??P

?

? ? ? ??????
????? ?( ?????l?
? ? ? ?????
???
?
_ ¦ ?@
¦ ¦???

??????? ? ??
????? ? ???
??? ?)
Artinya :
"Aku (Muhammad) telah dididik oleh Tuh anku, dan Dia
mendidikku dengan didikan yang terbaik".
(HR. I bnu as Sam'any dalam kita b Adab al Islam dari Ibnu
Mas'ud).

Kata addaba dalam hadits di atas dim aknai al Attas sebagai
"mendidik", dia mengutarakan bahwa pen didikan itu merup akan
pen genalan dan pengakuan yang ditanamkan secara berangsur-angsur
ke dalam diri manusia tentang keberadaan segala sesuatu sehingg a
dap at membimbingny a ke arah pengenalan dan pengakuan adanya
Tuhan .10
Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa at-ta 'lim leb ih dititik beratkan
kepada pen gajaran karena lebih terfokus kepada pengetahuan, kecerdasan,
dan keterampilan sebagaimana beberapa ayat al Quran yang telah dikutip di
atas, sedangkan pendidikan leb ih luas dari sekedar pen

jaran .

Sementara itu, at-ta'd ib lebih banyak mengacu kepada pendidikan
akhlak dan budi pekerti sebagaimana yang dianut oleh para

li pendidikan,

seperti Prof. Dr. Zakiah Daradjat11 dan Muhammad Naquib al- Attas.12

8

Dari beberapa p endapat tersebut pendapat pertama, yakni tarbiyah,
lebih mendekati kepada pengertian pendidika n dalam bahasa Indonesia
walaupun pada hakikatnya pengertian ini harus dibangun dari perpad uan

istilah 'I lm atau 'allama (ilmu, pengajaran), 'adl (keadilan), 'amal (tindakan),
haqq (kebenaran atau ketepatan hubungan dengan yan g benar d n nyata),
nuthq (nalar), nafs (jiwa), qalb (hati), 'aqal (pikiran atau intelek), maratib dan
darajat (tatanan hirarkis), aya t (tanda-tanda dan simbol-simbol), dan tafsir

dan ta'wil (penjelasan dan penerangan),13 karena cakupannya terasa lebih luas,
bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan membina a

lak melainkan

mencakup segala aspek pembinaan kepribadian peserta didik secara utuh.
Dalam hal ini, ta'lim dan ta'dib merupakan bagian integral dari tarbiyah .
Dengan demikian penggunaan kata ta rbiyah untuk arti pendidikan
(education) merupakan pengertian yang sifatnya ijtihad (interpretable). Oleh

karenanya, penggunaan kata tarbiyah dalam pengertian pendidikan y ang
umum dapat d ibenarkan.14
Terlepas dari perdebatan makna ketiga term di atas, secara terminologi,
beb erapa ahli pendidikan y ang lain telah memformulasikan pengertian
pen didikan sebagai berikut:

Prof. H.M. Arifin, M.Ed mendefmisikan p endidikan sebagai usaha oran g
dewasa untuk membimbmg dan mengembangkan keprib adian serta
kemampuan dasar peserta didik, baik dari bentuk pendid kan formal,
informal, maupun nonformal.15
Ahm ad D. Marimba seorang pakar filsafat pendidikan berpendapat bahwa
pendidikan adalah bimbin gan atau pimpinan secara sadar o leh si p endidik
terhadap

perkembangan

jasmani

dan

ro hani

si

terdidik

m

uju

terbentuknya kepribadian yang utama.16
Omar Mohammad al Sy aebany mengemukakan bahwa pendidikan merupakan
proses mengub ah prilaku anak didik agar menjadi manusi

ang mampu

9

bahagia dalam alam sekitar melalui proses.17 Yang menurut John Dewey
adalah proses tanpa akhir (Education is the process without end).1 8
Dari tiga pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pada
dasarnya secara deskriptif mereka menyebutkan arti pen idikan yang sama
dan yang berbed a hanyalah redaksiny a.
Ahm ad Tafsir menjelaskan bahwa pendidikan itu ada yang dalam arti
luas dan ada puia yang dalam arti sempit. Dalam arti iuas, ia
men gatakan bahwa pendidikan itu menyangkut seluruh pen aman
peserta didik, baik pengalamannya dengan pen didik, o ra gtua, teman
sepermainan, maupun yang d iperoleh dari alam lingkungan selain
man usia, seperti hewan (dalam arti sempit, pendid ikan hanya
pen gaajaran di sekolah). 19
Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa pendid ikan itu tidak hanya
diterima oleh seseorang dari pendidik yang melakukanny ecara sadar,
tetapi dapat pula diperoleh dari pengalaman sendiri, b k yang d isadari
mau pun tidak. Pend apat ini, tepat sekali dengan bunyi pepatah:
"pengala man itu merup akan guru yang paling baik". Jadi, dalam
pen gertian luas, pendidikan adalah pengembangan pribad dalam
semua aspeknya, yaitu mencakup jasmani, akal, dan hati aik oleh diri
sendiri, lingkungan, maupun oleh oran g lain.20

Menurut hemat penulis, terlepas dari pen gertian pendid
ataupun secara sempit pend idikan merupakan interaksi y

secara luas

g terjadi antara

seseorang dengan lingkungan sekitarnya dan b erlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan juga merupakan latihan m ental, moral dan fisik yang mengh silkan
man usia (peserta didik) berbudaya tinggi untu k melaksa akan tugas kewajiban
dan taanggu ngjawabnya dalam masyarakat selaku hamba Al

. Dan usaha

kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yan g berfungsi memberikan
vitamin bagi pertumbuhan manusia supaya tumbuh sebagai makhluk y ang
sehat fisikny a (jasmaniah) dan mentalnya (rohan iah).
Dari sinilah maka pendidikan sebagai vitamin dan n utrisi bagi
kehidupan sangat p enting diperhatikan.

10

Berdasarkan pengertian umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan pengertian
Pend idikan Agama Islam yaitu suatu usaha sad ar untuk m nyiap kan
anak didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
men gamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan atau latihan dengan memperhatikan tuntu nan untuk b
ma
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.21
Menurut Ahmad D. Marimba, "Pendidikan Islam adalah bim ingan
jasmani dan rohani berd asarkan hukum-hukum agama Islam menuju
terbentuknya keprib adian utama menurut ukuran-ukuran I am .22
Sedangkan Musthafa al Ghalayani, berp endapat bahwa "Pendidikan
Islam menanamkan akhlaq yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa
pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat,
sehingga akhlaq itu menjadi salah satu kemampuan, meresap dalam jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cin

bekerja untuk

kemampuan tanah air.

23

Dengan demikian pendidikan agama Islam dapat definisikan juga
sebagai sebuah proses mempersiapkan individu supaya hidup secara
sempurna (kamil) dalam memahami ajaran Islam melalui p

iapan fisik atau

jasmani, akal dan rohani, sehingga dapat diharapkan me jadi anggota
masyarakat yang bermanfaat untuk d irinya sendiri atau

tuk orang lain.

Dalam h al ini, Nurcho lis Madjid berpendapat bah wa:
Pend idikan agama sesungguhny a adalah pendidikan untuk
pertumb uhan total seorang an ak didik yang tidak hanya
atas pada
pen gajaran tentang ritus-ritus dan segi fo rmalitas aga a belaka,
melainkan tentang keselu ruh an tingkah laku yang akhirn ya menuju
kepada pengertian-pengertianny a yang konvensional d alam
masyarakat. Meskipu n pengertian pendidikan agama yang ikenal
dalam masyarakat itu tidaklah seluruhnya salah, jelas sebagian besar
adalah b aik dan harus dipertahankan, nam un tidak dapat dibantah lagi
bah wa p engertian itu harus disempurnakan.24
Menurut Muhaimin, bahwa pendidikan agama Islam merupakan salah
satu bagian dari pendidikan Islam. Istilah "pendidikan Islam" dapat dipah ami
dalam beberapa perspektif, yaitu:

11

Pendidikan menurut Islam, atau pendidikan yang berdasarkan Islam, dan/atau
sistem pendid ikan yang Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan
dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al Qur'an dan
as
Sunnah/hadits.
Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidik
tentang agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-n ilain a, agar menjadi way
of life (pandan gan d an sikap hidup) seseorang.
Pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik penyel nggaraan pendidikan
yan g berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Isl . Dalam arti
proses bertumbuhkembangnya Islam dan umatnya, baik Isl
sebagai
agama, ajaran maup un sistem budaya dan peradaban, sejak zaman Nabi
Muhammad SAW . sampai sekarang.25
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
agama Islam merupakan sistem pendidikan yang d iselengg

n atau

dididirikan dengan niat untuk mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam
kegiatan pendidikan.
Sedagkan Ahmad Tafsir membedakan an tara pendidikan agama Islam
(PAI) dan pendidikan Islam. PAI dibakukan sebagai nam a kegiatan
men didik agama Islam. PAI sebagai mata pelajaran seharusnya
dinamakan "Agama Islam", karena yang diajarkan adalah agama Islam
bukan pendidikan agama Islam. Nama kegiatannya atau u saha-usaha
dalam mendidikkan agama Islam disebut sebagai pendidikan agama
Islam. Kata "pen didikan" in i ada pada dan mengikuti setiap mata
pelajaran. Dalam hal ini PAI sejajar atau sekatego ri dengan pendidikan
Matematika (nama mata pelajarannya adalah Matematika). pendidikan
Olahraga (nama mata pelajaranny a ad alah Olahraga), pen idikan
Dio logi (nama mata pelajarannya adalah Biologi) dan seterusnya.
Sedangkan pen didikan Islam adalah n ama sistem, yaitu sistem
pen didikan yang Islami5 yang memiliki ko mponen-ko mponen yang
secara keseluruhan mendukung terwu judnya sosok Muslim yang
diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya
disusun berdasarkan al Quran dan hadits. 26
Dengan demikian p endidikan agama Islam berarti usaha a

proses

mendidikkan ajaran Islam kepada peserta didik. Dalam h l ini yang men jadi
sumber

pengetahuan

Islam

adalah

al Qur'an

dap at dikemban gkan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dasar-dasar Pendidikan Agama Is lam

dan

al Hadits

yang

12

Dasar dapat diartikan sebagai landasan temp at berpijak atau tegaknya
sesuatu supaya sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangu nan
yaitu fo ndamen yang m enjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu
tegak dan kokoh berdiri. Demikian halnya dasar pendidi n agama Islam y aitu
fondam en yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan agama Islam
dap at tegak berdiri tidak mudah rob oh karena tiupan an n kencan g berupa
idiologi yang muncul dari berbagai arah.
Dasar pendidikan agama Islam secara garis besar ada ti

yakni, Al

Qur'an, As Sun nah dan Perundang-undangan yang b erlaku di I donesia.
Al Quran
Umat Islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Allah kitab
suci al Qur'an, yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi
aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu mereka
menjadikan al Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam.
Al Qur'an sebagai wahyu Tuhan yang disampaikan kepada manusia
dengan perantaraan Nabi Muhammad SAW. membawa pengajaran dan
pendidikan. Ini tidaklah kita sangsikan lagi. Pengajaran yang berhubungan
dengan segala aspek kehidupan m anusia baik jasmani m aupun rohani baik
urusan dunia maupun urusan akhirat.
Ayat-ayat al Quran bila ditinjau dari segi datangnya d
dinukilkannya dari Rasul SAW. kepada kita semuanya adalah pasti
(qat'i) artinya dapat dipastikan bahwa setiap ayat yang dibaca
adalah hakikat nash al Quran yang diturunkan Allah SW T. kepada
Rasul-Nya dan disampaikan kepada umatnya tanpa perubahan atau
pen ggantian.27
Kita dapati beberapa ayat al Qur'an yang m enjadi dasar adanya
pendidikan agama, antara lain:
ˇ

ˇ

# mø

$

t

n

(

$
'

%!# #q =Gz

ˇ

m

ª

ˇ

ª

qZBs ˙ ˇ˝¨

ˇ

t

˛i

t

˛

$

ł

¯

s



5

u
u

u

Artinya:

Z

u

Ł

Y

d r pHq r Qq) 9c

t

|

t

= »G3 9# w ) ß 7F9 Ol ;

n
ł

y

r

t

ł

u

u

t

!

$Br $Z9 R& 7 =ª

13

"Dan ka mi tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al
Quran) in i, melainka n aga r kamu da pat menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu d an
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaumyang beriman . "
(QS. an Nahl : 64)

$

F

ł

t

Ø



(

u

ˇ

F 9r #q9r &= »69{ # ˙ ¸¨

u
t

x

'
t

.

u

t

ˇ

ˇ

9 mG» #



u

£


ª

(

ª
t

t

˛

9) 8 »6B #r /

s

ł

y

r

t

ł

o

ˇ

t

º

= »G. m»Y9 R&7

Artinya:
"Kitab (al Qu ran) yang kami turunkan kepadamu pen uh
den gan berka h supaya mereka memperhatikan ayataya tNya dan supaya mendapat pel ajar an orang -orang
yan g mempunyai Jlkiran." (QS.Shaad : 29)
Kedua ayat tersebut menjelaskan maksud d iturunkannya al Quran
yakni sebagai

petu njuk manusia agar

dapat menyelesaikan masalah-

masalah yang mereka perselisihkan dan supaya orang yan mau berpikir
mendapatkan pengajaran dan pendidikan.

Firman Allah surat at Taubah ayat 122:


ˇ

s

7

s

y



˛

s

Nk 9) Og=Ł9
˝

u

y

ª

(

˛

s

s

t

u
ˇ

ª

Y 9r OgBq%# ) #qŁ_



ˇ

R‘ B @. p%ø Nk]B

t

x

t

s

n

w q=ø

4

!
'

(

$



˙

˛

$! # #r

Z

ˇ
u

Y 9 pø$2

ˇ

ª

(

ł


u
t

x



s

t ˙ ˚¸¸¨

ł

x

r

(

s

!

c

˝

x

p ‹ $ #qg) G 9 ß‘

$

ˇ

ª

t

x

%
. b qZBsJ 9# #r

u

t

$Br c

Artinya:
"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuan ya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golong an di antara mereka beberapa orang untuk
memperdala m pen getahuan mereka tentang aga ma dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka Telah kembali kepa danya, supaya mereka itu
dapat menjaga dirinya. 28
Menurut Rasyid Ridha bahwa ayat tersebut di atas, wajib
meratakan ilmu. Memperdalam agama, dan kesediaan untuk

14

mengajarkannya d i segala tempat dan memberikannya kepada
manusia dalam bentuk yang mereka dapat menjad i baik, d engan
dem ikian mereka menjadi petunjuk bagi yang lain, dan
sesungguhnya orang-o rang yang mengkhususkan diri gun a
mem perdalam agama dengan niat untuk menjad i petunjuk tidaklah
kurang derajatnya di sisi Allah daripada para mujtahid dengan harta
dan jiwa untuk meninggikan kalimat Allah serta mempertah ankan
agama dan umat.29
Jika kita

perhatikan

dalam

ayat

tersebut

terdapat kali at

Liyatafaqqh u Fiddin yang berarti belajar agama sedangkan kalimat
Liyundziru Qaumahum berarti mengajar. Jadi, ked uanya meru pakan

proses belajar dan mengajar sebagai suatu timbal balik dari pend idikan.
Dalam ayat terseb ut secara langsung dinyatakan kalimat Fiddin (agama)
yang dapat kita pahami sebagai beiajar agama kemudian

engajarkannya.

Firman Allah dalam su rat at Tahrim ayat 6:
$

¤

u

Ł

y

t

Y

r

t
t

Ł

t

!

$

'

t

w b q` Ł ! # $B Nd B&
t

ˇ

y

# '

u
r

˛

R& / 3 =d &r # $R $d q%r ¤ $Z9#
r

x

ˇ

t

n


˝

s

t

n

p

u

$

ª

s

t

t

r $B b r Ds ˙ ˇ¨

u
t

ł

y

Ł

t

b q=Ł

ł

ˇ

y

u

o $f t : #r $k = p3 · »=B

|

Ł

(

#q% / 3 ¡

u

t

ª

(

ˇ

t

t

r

p

$
'

%!# #qZB#

$k ’ » ß

Artinya:
"Hai orang -orang ya ng beriman, peliharala h d irimu dan
keluargamu dari apt neraka yang bahan bakarnya adalah
man usia d an batu; penjagan ya malaikat-mala ikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terh adap a pa
yan g diperintahkan-Nya kepada mereka dan sela lu
mengerjakan apa yan g diperinta hkan. "
Ayat ini menjelaskan bawah menjad i kewajiban bagi seti p
manusia untuk menjaga diriny a dan keluarganya dari api neraka. Diantara
cara untuk menjaga diri dari ap i neraka adalah dengan

emiliki ilmu

pengetahuan tentang agama.
Menjaga selu ruh anggota keluarga dari api neraka rnenjadi
tanggungjawab utama orangtua sebagai pemimpin. Sikap d

tingkah laku

orangtua menjadi teladan bagi anak-anaknya, maka dalam hal mendidik

15

anak harus didasarkan

kep ada agama. Dan

karena dengan ilmu

pengetahuan seseorang memiliki sifat toleransi dan kep dulian yang tinggi
terhadap sesam a manusia serta dengan ilmu pengetahuan

ula manusia

menjadi mulia di hadapan Allah dan manusia, sebagaiman firman Allah
dalam al Qur'an surat al Mujadalah ayat 11 :

u

t

ª

(

$
'

ˇ

t

$

y

˛

s

y

Ł

t

˛

y

u

$



! #r $J / b q=J Ł? 7z ˙ ˚˚¨

4

y

u

y

$

ł

ˇ

ø

z

Ø

Ł

;

s

$

ł

|

(

$

ł

y

y

%!# #qZB#

! #ß



t

s

˘

s

$

ø

˛

˛

s

˜

ߧ =»f J 9##qs ¡ ø$ø

?

(

$

(

ˇ

u

˛

s

(

s

(

u

$
'

ˇ

t

ˇ

%!#r #q?r &O=Ł9#M »_

x

¡

(

s

ˇ

˛

s

# ) @ %N3 9 #qs ¡

u

t

ª

$



ł

|

¸

N3 ZB ß

(

$
'

ˇ

t

! # N3 9 # )r @ %#r – S# #r – S$ø

t

r

x ¡

p

t

%!##qZB#

$k ’ » ß

Artinya:
"Hai orang-orang beriman ap abila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapa nglah dala m majlis", Maka
lapang kanlah n iscaya Allah akan memberi kelapang an
untukmu. d an apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan ora ngorang yang beriman di an taramu dan orang-orang yang
diberi ilmu peng etahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengeta hui apayan g kamu kerjakan. "
As Sunnah (al Hadits)
Dasar pendidikan

agama Islam

kedua adalah

hadits

Nabi

Muhammad SAW . dalam arti yang luas, yakni setiap perkataan, perbuatan
dan ketetapan Nab i Muhammad SAW ., Allah SW T. menjadikan Nabi
Muhammad SAW. sebagai teladan bagi umatnya, setiap perkataan,
perbuatan d an ketetapan beliau berdasarkan pada ayat al Quran.
Adapun dalil y ang m enjadi dasar wajibnya mengikuti apa yang
disampaikan Nabi Mu hammad SAW . adalah al Qur'an surat al Hasyr
ayat 7:
(

$

'

u

$

¤

(

4

s

$

t

(

t

t

p

u

t

ø $Br N3 9kXmYª #qgFR$ø #q) ?#r ! #

s

ª

9# nr
$

§

ª

u

$

ł

ˇ

s

' > $) Ł9# ˙ —
¨

x

ˇ

$

'

˛

¤

b)! #

s

ª

u

t

!

... $Br N3 9?# A q

Artinya:
"...apa yang diberika n Rasul kep adamu, Maka terimalah .

16

dan apa yang dilarangnya ba gimu, Ma ka tingga lkanlah .
dan bertakwala h kepad a Alla h. Sesungguhnya Alla h amat
keras hukumannya. "

Juga surat an Nisa ayat 64:


n

(

˛

r

$

'

s

u

y

(

9##r ‘ q9 ! #
$

§

ª

s

u

$

t

G #r Og9A q



u
s

4

$

«

˛
˛

*/ ! # q9r NgR& ) #qJ =

ł

ł

x

t

$

'

s

$

t

ł

G $ø ! #

´

9c

ˇ

ª

$

s

t

w)
˛

x

ª

(

y

!

x

r

R&8 r $_ #r

§

@

ˇ

r

y

|

Ng¡

&‘ B A q

ø

u

u

t

!

$Br $Z=

§

ˇ

V

s

§

\

$/#q? $J m ˙ ˇ˝¨

Artinya:
"Dan kami tidak mengutus seora ng Rasul melain kan untuk
ditaati dengan seizin Allah. S esu ngguhnya Jikalau mereka
ketika men ganiaya dirinya datan g kepadamu, lain
memohon
a mpun
kepada
Alla h, dan
rasulp un
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Ma ha
Penyayang".
Abuddin Nata, mengatakan bahwa "Sebagai sumber ajaran slam
kedua, setelah al quran, as sunn ah memiliki fungsi yan

pada

intinya sejalan dengan al Quran. Keberadaan al Sunn ah dak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian ayat al Quran 1) yang bersifat
global (garis besar) yang memerlukan perincian, 2) yan

bersifat

umum (menyeluruh ) y ang menghendaki pengecualian, dan 3 yang
bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghen daki pembatasan; dan
ada pula 4) isyarat al Quran yang mengandung makna leb ih dari
satu (musytara K) yang menghendaki penetapan makna yang akan
dipakai dari du a makna tersebut; bahkan terdapat sesua

yang

secara khu sus tidak dijumpai keteran gannya di dalam al Quran
yan g selanjutn ya diserahkan kepada Hadis Nabi. Selain itu ada pula
yan g sudah dijelaskan dalam al Quran, tetapi hadis datan g pula

17

mem berikan keterangan. Sehingga masalah tersebut menjadi kuat.30
Selanjutnya Ab uddin Nata, menjelaskan "Dalam kaitan in , maka
had is berfu ngsi merinci petunju k dan isyarat al Quran yang bersifat
global, sebagai pengecuali terhadap isyarat al Quran y ng bersifat
umum, sebagai pembatas terh adap ayat al Qur'an yang bersifat
mutlak, dan sebagai pemberi informasi terhad ap sesu atu kasus
yan g tidak dijumpai di dalam al Qur'an. Dengan p osisinya yang
dem ikian itu, maka pemaham an al Qur'an dan juga pemahaman
ajaran Islam yang seutuhnya tidak dapat dilakukan

tanp

mengikutsertakan hadis. 31
Agar lebih jelas tentang posisi hadis sebagai dasar pen didikan
agama Islam, kita ambil contoh ayat al Qur'an tentang kewajiban
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat yang terdapat dalam surat al
Baqarah ayat 43:
$

§

ˇ

ˇ

t

B ß Ł. ” 9# ˙ ˝¨

t

y

u

$

x

ª

(

$

¤

x

4

n

u
u

Ł

(

$

¢

n

4

n

u
r
ˇ

(

#qJ %r
& oq=` 9##q?# r oq. 9##qŁ . #r

Artinya:
"Dan Dirikanlah shala t, tunaikanla h zakat da n ruku'lah
beserta orang-ora ng yang ruku'."
Perintah shalat dan menunaikan zakat ini bersifat glob

yang

selan ju tnya dirinci dalam hadis yang di dalamnya beris tentang batasan
usia minimal wajib melaksanakan sh alat diantaranya had s riwayat Abu
Dawud b ahwa Rasulu llah Saw. bersabda:

???? ?? ??????
?? ? ? ?????????
??- ¯ _?? ??? ??? ¯ _ ???
?????}? +???


??? ??- ¯ ???????
_ ??? ? ?? ? ????@

??? ? ? (?????l?
???? ????
???)
Artinya: "Perintahlah anak kamu shalat bila mereka berumur tu juh
tahun, dan bila berumur sepuluh tahun (belum sh alat),
hen daklah kamu pukul mereka; dan pisahkan lah tempat ti
antara mereka (putra dan putri)." (HR. Abu Dawud)32
Atau hadits riwayat Bukh ori dan Muslim tentang atu ran

jib

18

zakat:

?? ? ? ???
??? ?? :????? ? ??
? ???
?? ??? ? ???? ?¦ ¦ ???
??¦ ¦ ??@
??? ??? = ¦ ¬ ??(??????
? ? ???
?? ????
?? ??????P ? ? l ??
?
???NnnNn??????????
??@
??????????ØÙ???? ????????????????
????????????
?? ??? ? ? ??¦ ¦ ????
¦?? ?? ? ?????
??? ? (????
???? ???+ + ???+
+ ????
+) +?????
Artinya: "Dari Ibnu 'Umar, d ia berkata: "Rasululla h saw. telah
mewajibkan zakat fitrah satu sha ' kurma atau satu sha ' gandum
terhadap seorang hamba, orang merdeka, iaki-laki, peremp uan,
anak-a nak, dan oarng yang dewasa d ari kalan gan uniat I lam;
dan beliau memerintah kan zakat ini ditunaikan sebelum
gorang bibar dari tempa t shalat." (HR. Bukhori dan Muslim )33

Perundang-undangan yang Berlaku di Indonesia
Dasar pendidikan d isuatu Negara disesuaikan dengan das

falsafah

negarany a. Oleh karenanya, dasar pendidikan Islam di Indonesia selain
berdasarkan pada d asar-dasar yang berlaku secara umum erdasarkan pula
kepada dasar-dasar lain yang sesuai dengan falsafah hidup

angsa

Indonesia,dan perundang-u ndangan yang secara langsu ng apat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agam a di sekola -sekolah atau
lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.
Dasar-dasar tersebut sebagai berikut:
UUD 1945 pasal 29, ayat l berbunyi: "Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa". Ayat 2 berbunyi: "Negara menjamin kemerdekaan
tiap -tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercay annya
itu...". Pasal 29 UUD 1945 ini memberikan jaminan kepada warga
negara Republik Ind onesia untuk memeluk agama d an beri adat
sesu ai agama yang dip eluknya bahkan mengadakan kegiatan yang
dap at menunjang bagi pelaksanaan ibadah. Dengan

demikian

pen didikan agama Islam yang searah dengan ibadah yang diyakinin ya

19

diizinkan dan dijamin oleh negara.34
UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal
15 menyebutkan: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagarnaan, dan khusu s. Dan
dalam bagian kesembilan tentang pend idikan keagamaan pasal 30
disebutkan:(l) pendidikan keagamaam diselengarakan ole pemerin tah
dan /atau kelompok m asy arakat dari pem eluk agama, sesuai dengan
peraturan d an perundang-u ndangan. (2) Pendidikan keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yan g memahami dan m engamalkan n ilai-nilai ajaran agamanya
dan /atau menjadi ahli ilmu agama. (3) Pendidikan keaga aan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, d an
informal. (4) Pendidikan keagam aan berben tuk pendidikan diniyah,
pesantren, pasraman, pabhaja saman era, dan bentuk lain yang sejenis.
(5) Ketentuan m engenai pendidikan keagam aan
dimaksu d dalam ay at (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat

sebagai ma a
diatur lebih

lanjut dengan peraturan pemerintah.

35

GBHN, dalam GBHN tahun 1993 bid ang agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa no.2 disebutkan; kehidupan beragam

d an

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mah a Esa makin dikemb angkan
sehingga terbina kualitas keimanan antara umat beragama d an
pen ganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha
mem perkokoh persatuan dan kesaiu an ban gsa serta mening

an

amal untuk bersama-sama membangun masyarakat.
Berdasarkan perundang-undangan tersebut pendidikan agama Islam
perlu dilaksanakan dalam lembaga pendidikan formal, non forrnal dan
informal. Dalam pendidikan formal ada usaha positif yang dilakukan
pem erintah dengan menjadikan bidang studi pendidikan agama Islam
sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah

20

dari tingkat dasar sampai tingkat pergu ruan tinggi.
Tujuan Pendidikan Agama Is lam

Ibnu Khaldun mengatakan: "Sesungguhhya tujuan pen didikan
yan g bersumber dari al Quran adalah untuk mencapai tujuan akhlak
karimah melalui jalan agama yang diturunkan untuk mendidik jiwa
manusia serta menegakkan akhlak yang membangkitkan kepada
perbuatan y ang baik".36
Maka dalam hal ini perlu diingat bahwa p engalaman nyata orangtua
atau pendidik akan membawanya kepada kesadaran akan ni ai-nilai budi
luhur lainnya yang lebih relevan untuk perkembangan anak. Sehingga
fakto r ekperimentasi (perco baan) yang disertai dengan iat yang tu lus dan
kejujuran ketika memandang su atu masalah dikatakan san at penting
dalam usaha menemukan dan mengembangkan agenda-agenda pendidika
keagamaan untuk perbaikan moral anak dalam rumah tangga maup un
dalam bermasyarakat. Hal itu tid ak lain adalah demi terciptanya tujuan
pendidikan Islam baik secara umum maupun secara khusus.
Tujuan pen didikan Islam secara umum menurut beberapa p

r

pendidikan adalah sebagai berikut:
Athiyah Al Abrasy menyimpulkan tujuan umum pendidikan slam
menjadi lim a yaitu:
Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. Kuum muslimin dari
dah ulu kala sampai sekarang setuju oahwa pendidikan akhlak adalah
inti pendidikan Islam, dan bahwa mendpai akhlak yang sem purna
adalah tujuan pendidikan yang seben arnya.
Persiapan untuk kehidu pan dunia dan kehidupan akhirat. Pen didikan Islam
bukan hanya menitikberatkan pada keagamaan saja, atau pada
keduniaan saja, tetapi pada kedua-duanya .
Persiapan untuk mencari rezeki dan pemelih araan segi manfa'at, atau yang
lebih dikenal sekarang ini den gan nama tujuan-tujuan vokasional dan
profesional.

21

Menumbuhkan semangat ilmiah pada p elajar dan memuaskan keinginan
tahu (cu riosity) dan mem ungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu
sendiri.
Menyiapkan pelajar dari segi p rofesion al, teknikal dan pertu kangan supaya
dap at menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu
agar dapat ia mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara segi
kero hanian dan keagamaan.37
Sedangkan

Nahlawy

menunjukkan

empat

tujuan

umum

dalam pendidikan Islam, yaitu:
Pendidikan

akal dan

persiapan fikiran, Allah

menyuruh

anu sia

merenungkan kejadian langit dan bu mi agar dapat beriman kepada
Allah.
Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal p ada

nak-kanak.

Islam adalah agama fitrah, sebab ajaranny a tidak asin g dari tabiat asal
man usia, bahkan ia adalah "fitrah yang manusia diciptakan sesuai
den gannya", tidak ada kesukaran dan perkara luar biasa.
Menaru h perhatian pada kekuatan dan potensi gen erasi m

a dan

men didik mereka sebaik-baiknya, baik lelaki ataupun perempuan.
Berusaha untuk menyeimbangkan segala po tensi-potensi dan b akat-bakat
man usia.38
Selain pen dapat tersebut di atas Al Buthi menyebutkan tujuh
macam tuju an umum pendidikan Islam, sebagai berikut:
Mencapai keridhaan Allah, menjauhi murka dan siksaan-Nya dan
melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepada-Nya.

n ini

dianggap induk dari segala tujuan-tujuan p endidikan Is am.
Mengangkat taraf akhlak dalam masyarakat berdasar pad a agama yang
diturunkan untuk m embimbin g masyarakat ke arah yang di dhai olehNya.
Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasa pada agama yang

22

diturunkan untuk m embimbin g masyarakat ke arah yang diridhai olehNya.
Memupuk cin ta tanah air pad a diri manusia b erdasar pad

agam a dan

ajaran-ajaran yang dibawanya, begitu juga m engajar man

ia kep ada

nilai-nilai dan akhlak yang mulia
Mewujudkan ketenteraman d i dalam jiwa dan akidah yang

alam,

pen yerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah SWT.
Memelihara bahasa dan kesusasteraan Arab sebagai bahasa al Qur'an, dan
sebagai wadah kebuday aan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang
paling menonjol, menyebarkan kesadaran Islam yang sebe arnya d an
men unjukkan hakikat agam a atas kebersihan dan kecemerlanganny a.
Meneguhkan p erpaduan tanah air dan m enyatu kan barisan

elalui usaha

men ghilangkan perselisihan, bergabu ng d an kerjasama da am rangka
prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan Islam yang terkandu ng
dalam al Qur'an dan as Sunnah.39
Dari beberapa p ernyataan tersebut d i atas, penulis ber esimpulan
bah wa tuju an umum pendidikan Islam adalah mengadakan p ru bahanperubahan pad a m anusia dengan mengembangkan potensi-potensi yang
dianugerahkan

Allah

Swt.

supaya

manusia

mencapai

tujuan

kekhalifahanny a di mu ka bum i ini.
Pendidikan Islam juga mem iliki tujuan khusu s. Berikut

alah

pen dapat para p akar pendidikan diantaranya:
Nahlawy dan A. Masri berpendapat bah wa tu juan khusus
pen didikan Islam dalam penumbuhan semangat agama d an akhlak adalah:
Memperkenalkan kepada gen erasi muda akan akidah Islam, dasardasarnya, asal usul ibadat, dari cara-cara m elaksanaka nya dengan
betu l, dengan membiasakan mereka berhati-hati mematuhi akidahakidah agam a dan menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama.
Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri p elajar terhad ap agama

23

termasuk prinsip -prinsip dan dasar-dasar akhlak yang m ia.
Menanamkan keim anan kepad a Allal pencipta alam, dan kepad a malaikat,
rasul-rasul, kitab-kitab dan hari akhirat berdasar pad a kesadaran dan
perasaan.
Menumbuhkan minat geneiasi muda untuk menambah pengeta uan dalam
adab dan pengetahuan keagamaan dan untuk mengik uti hukumhuku m agama dengan kecintaan dan kerelaan.
Menambahkan cin ta dan penghargaan kepada al Qur'an membac anya
den gan b aik, m emahaminya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya.
Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebu dayaan Islam dan
pah lawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.
Menumbuhkan rasa rela. optimisme, kepercayaan diri, tanggungjawab,
men ghargai kewajiban, tolong menolong atas kebaikan da

taqwa,

kasih sayang, cinta kebaikan, sab ar, berjuang untuk agama dan tan ah
air d an bersiap untuk membelanya.
Mendid ik

naluri,

m otivasi

dan

keinginan

generasi

muda

an

men guatkannya dengan akidah dan nilai-nilai, dan membiasakan
mereka menahan motivasinya, mengatur emo si dan membimb ngn ya
den gan baik. Begitu juga mengajar mereka dengan adab sopan pada
hubungan dan pergaulan mereka baik di rumah atau di se

ah atau

dimana-man a sekalipun.
Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka, perasaan
keagamaan, semangat keagamaan d an akhlak pada diri mereka d an
m