Secara skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Menurut Kuznet Tulus Tambunan, 2003:89 pertumbuhan dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat, karena pada tahap awal proses pembangunan
tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur-angsur berkurang. Menurut penelitian
Hermanto Siregar dan Dwi W 2008:34 PDRB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan. Salah satu strategi dalam
pembangunan ekonomi adalah peningkatan mutu modal manusia melalui kesehatan, pendidikan dan rasa aman. Seperti yang telah dibuktikan oleh Samsubar Saleh 2002 :
101 harapan hidup dan melek huruf berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Pertumbuhan ekonomi
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Tingkat kemiskinan
Sektor Kesehatan
Sektor Pendidikan
peningkatan tingkat kemiskinan. Pengeluaran pada sektor kesehatan dan pendidikan dilakukan pemerintah agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna
menurunkan tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung. Melihat dari teori dan penelitian terdahulu, dapat ditulis hipotesa sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di
Provinsi Lampung. 2.
Angka Harapan hidup berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung.
3. Angka Melek huruf berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi
Lampung. 4.
Pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan dan pendidikan berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung.
5. Variabel-variabel independen Pertumbuhan ekonomi, Angka Harapan Hidup,
Angka Melek Huruf dan Pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan dan pendidikan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penurunan
tingkat kemiskinan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Secara umum, kemiskinan adalah
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar standar atas setiap aspek kehidupan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas
mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: 1 terpenuhinya kebutuhan pangan; 2 kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan; 3 rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan; 4 hak untuk berpartisipasi
dalam kehidupan sosial-politik. Kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN adalah
suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,
mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya.