2.3.2 Landasan Keharmonisan Antar Etnis dalam Agama Kristen
Abineno 1990 Agama Kristan juga mengajarkan agar umatnya untuk hidup harmonis dan damai dengan orang-orang yang bukan pemeluk agama kristen.
Landasan keharmonisan antar sesama manusia itu banyak ditemukan dalam Al- kitab. Karena itu di dalam buku pokok-pokok penting iman Kristen oleh Abineno
disebutkan bahwa, diketahui bahwa Yesus Kristus hadir didunia untuk menyebarkan kedamaian. kedamaian di dunia dan kedamaian di hati manusia
dengan jalan menjadi juru selamat manusia.
Banyak ditemukan dalam naskah kitab Injil yang memerintahkan bahwa sesama manusia harus hidup rukun dan damai. Hal ini merupakan sumber inspirasi bagi
jemaat Kristen untuk menciptakan keharmonisan antar sesama manusia yang termasuk di dalamnya keharmonisan antar sesama umat beragama seperti yang
dijelaskan dalam surat Roma 15:5 yang berbunyi: semoga
Allah adalah
sumber ketekunan
dan penghiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu sesuai kehendak Yesus Kristus”
Ayat dalam kitab tersebut diatas adalah agar setiap penganut agama Kristen menciptakan keharmonisan kepada semua manusia yang ada di bumi ini.
Sebagaimana yang diperintahkan atau dikehendaki oleh Yesus Kristus.
Agama Kristen, disamping mengajarkan sesama manusia saling hidup rukun dan damai, juga mengajarkan agar sesama manusia juga saling mengasihi dan
menyayangi. Hal ini sesuai dengan perintah Al-kitab, surat Matius 22:37-39 yang berbunyi:
Kasihi Tuhan Allah-mu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang kedua yang
sama dengan itu ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti mengasihi dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum
Taurat dan Kitab para Nabi.
Disamping ajaran-ajaran yang bersumber dari Al-kitab, ajaran tentang
keharmonisan antar etnis dalam ajaran Kristen Katolik juga ada yang bersumber dari tradisi gereja. Sebagai contoh apa yang dijadikan konsolidasi di Vatikan II
tahun 1962-1965 mengenai sikap Katolik roma. Hasil dari konsolidasi tersebut kemudian dengan kekuatan tradisi deklaratif dilegitimasi disahkan menjadi
ajaran gereja Katolik. Isi dari dokumen tersebut dikutip oleh Karel A. Steinbrink sebagai berikut:
Zaman kita adalah zaman umat manusia tambah hari tambah bersatu dan
hubungan-hubungan antar
bangsa berbeda
semakin dilipatgandakan, maka gereja akan lebih seksama mempertimbangkan
bagaimana sikapnya terhadap agama-agama bukan Nasrani. Dalam tugasnya memajukan kesatuan dan cinta kasih diantara orang-orang
bahkan dinyatakan perhatian akan faktor yang mempersatukan manusia satu dengan yang lain serta faktor-faktor yang memperkokoh
kesatuan itu.
Dari pernyataan yang diambil dari dokumen konsolidasi Vatikan II tersebut merupakan anjuran bagi gereja Katolik kepada seluruh jamaatnya agar hidup
harmonis sesama manusia. Hal ini dimaksudkan untuk terwujudnya keharmonisan antar etnis, tentu saja tersusunnya hasil konsolidasi tersebut juga disadari adanya
perintah dalam kitab suci mereka.
2.3.3 Landasan Keharmonisan Antar Etnis dalam Agama Hindu
Agama Hindu juga mengajarkan kepada umatnya agar dalam menjalani kehidupan di dunia ini umat Hindu selalu hidup harmonis dan damai dengan umat-umat
lainnya. Hal ini tersebut karena dalam ajaran agama Hindu juga ditemukan ajaran-
ajaran tentang sikap toleransi keharmonisan antar etnis dan antar umat beragama. Dengan demikian apabila umat Hindu sudah melaksanakan ajarannya dengan
baik, maka dapat tercipta sikap toleransi terhadap agama lain. Dari sikap tersebut dapat membantu terciptanya keharmonisan antar etnis antar umat beragama.
Ajaran tentang keharmonisan antar etnis antar umat beragama dalam ajaran agama Hindu, bersumber dari Kitab Reg Weda, Samha Weda, Yajur Weda, Atharwa
Weda, dan Bagawat Gita. Sebagai contoh ajaran tentang keharmonisan antar etnis antar umat beragama ini menurut Budiyono HD 1973 terdapat dalam Reg Weda
X.191 :2 yang berbunyi: Berkumpul, berbicaralah satu dengan yang lain. Bersatulah dalam
semua pikiranmu, sebagai halnya para Dewa pada zaman dahulu bersatu.
Ayat dalam Reg Weda tersebut mengajarkan agar tiap penganut agama Hindu di dunia ini senantiasa bersatu terhadap sesama manusia. Seperti halnya para dewa
zaman dahulu, walaupun tugas dan tanggung jawab setiap Dewa itu berlainan. Karena itu manusia dianjurkan untuk dapat hidup rukun dan damai sesama
manusia, seperti para Dewa di masa dahulu. Dalam naskah lain menurut Budiyono, ditemukan perintah yang berkaitan dengan masalah keharmonisan
antar etnis antar umat beragama yaitu dalam Atharwa Weda XIII.I :45 dalam ayat tersebut dijelaskan:
Suatu harapan dari Sang Wyang Widhi Washa, agar manusia yang ada di bumi ini senantiasa hidup rukun damai walaupun manusia itu hidup
dengan aturan yang berbeda, berbicara dengan bahasa yang tidak sama, mendiami tempat tinggal yang berlainan, akan tetapi dalam hidup
bersama harus rukun dan saling mengasihi sebagaimana kehidupan lembu yang menyusul anaknya dengan penuh cinta kasih.