Pengendalian Internal Terhadap Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT Taspen Kcu Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN

KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

RUTH LIA K.H SIAHAAN 112101168

Dalam Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang di PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan guna melengkapi dan memenuhi syarat dalam menyusun Tugas Akhir dengan judul “PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TASPEN KCU MEDAN”.

Penulis menyusun Tugas Akhir ini dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis berterima kasih kepada kedua orang tua penulis, Suherman Siahaan dan Enny Kwinta Br. Purba yang selama ini telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. Tugas Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Magdalena L L Sibarani, SE, M.Si Dosen Pembimbing penulisan Tugas Akhir.

4. Para Karyawan PT. TASPEN (PERSSERO) Kantor Cabang Utama Medan yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama menjalankan praktik magang dan Tugas Akhir.


(4)

5. Keluarga penulis yang selama ini telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis terutama yaitu, Opung tersayang yang selama ini telah memberikan dukungan kepada penulis.

6. Bou Rahel yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir. 7. Gerhadinata Silaen yang selama ini telah memberikan dukungan , semangat,

dan motivasi kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis yaitu, Ike, Erwin, Rina dan Fani yang selama ini telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

9. Teman-teman penulis yaitu Posma, Cristine, Widya, Cristina. Citra, Hana, Enzel, Ribka dan Merlinta yang selalu member dukungan. Serta teman-teman Program Studi Diploma III Keuangan Angakatan 2011.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pengalaman. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai pedoman dalam menyusun Tugas Akhir di masa mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2014 Penulis,

NIM.112101168 Ruth Lia K.H Siahaan


(5)

DAFTAR ISI

Hala man

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABE L ... v

DAFTAR GAMB AR ... vi

BAB I . PE NDAH UL UAN ... 1

A. Lat ar Bel akang M as alah ... 1

B. Rumus an Masalah ... 3

C. Tuj uan P eneliti an ... 3

D. Manfaat P eneliti an ... 3

BAB II . PRO FIL PERUS AHAAN ... 5

A. Sej arah PT TASPEN (PERSER O) ... 5

B. Bent uk dan Badan Usaha ... 6

C. Makna Logo P T TAS PEN (PERS ERO) ... 7

D. Visi dan Mi si ... 8

E. Li ma Ni lai Ut am a P T TASPEN (PERS ER O) ... 9

F. Ruang Lingkup PT TASPEN (P ERSER O) KCU Medan ... 10

G. Produk dan La yanan PT TASPEN (PERS ERO) ... 12

H. Struktur Organis asi PT TASPEN (PERS ERO) KCU Medan ... 20

I. Deskripsi Pekerj aan (Job Des cript ion) ... 21

BAB II I. PE MBAH ASAN ... 32

A. Tinj auan Pus taka ... 32

B. Peneri maan Kas Pada P T TASPEN (PERS ERO) Kantor C abang Utam a M edan ... 40

C. Pengel uaran Kas P ada P T TASPEN (PERS ERO) Kantor C abang Utam a M edan ... 49

D. Pengendalian Int ernal Terhadap P ros edur Peneri maan dan P engel uaran Kas P ada PT TASPEN (PERS ERO) Kant or Cabang Utam a Medan ... 59


(6)

BAB I V. KESI MPULAN DAN S ARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Ha la man


(8)

DAFTAR GAMBAR

Hala man Ga mba r

2.1. Logo PT TASPEN (P ERSERO) ... 7 2.2. PT TASPEN (PERS ERO) KC U M edan ... 10 2.3. Struktur Organis asi PT TASPEN (PERS ERO)

KCU Medan ... 20 3.1. Bagan Ali r P rosedur Penerim aan Kas

Pada PT TASP EN (PERS ERO) KC U M edan ... 46 3.2. Bagan Ali r P rosedur Pengeluaran Kas


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau kegiatan perusahaan, baik dalam jumlah besar maupun dalam jumlah yang kecil. Kas merupakan salah satu modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Selain itu, kas merupakan sumber atau sarana yang paling mudah untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal yang memadai.

Pengendalian internal merupakan sistem dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan, yaitu menghasilkan laporan keuangan yang akurat serta mendorong ketaatan terhadap kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam implementasinya, manajemen perlu mengadakan penelaahan pengendalian internal guna memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat mengambil tindakan korektif jika terjadi penyimpangan yang menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian internal perusahaan tersebut.

Kas memiliki karakteristik yang tidak dimiliki aktiva lancar lainnya, yaitu kas dapat diuangkan segera, mudah dibawa-bawa serta mudah untuk ditransfer dalam kurun waktu yang relatif cepat. Oleh karenanya, bagian penerimaan dan pengeluaran kas di dalam suatu perusahaan harus dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan terhadap kas. Manajemen mempunyai tanggung jawab paling utama dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan serta menemukan dan


(10)

mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi.

Manajemen kas juga bertanggung jawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengendalian internal. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu: (1) Pengendalian internal harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan dan, (2) Informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada di tangan dan transaksi harus tersedia. Untuk melindungi kas dan untuk menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas, pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan.

Pengendalian internal yang baik menghindari terjadinya penyelewengan seperti melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengendalian yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Namun dengan perangkat pengendalian yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengendalian tersebut tidak berguna lagi. Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir dengan judul

“Pengendalian Internal Terhadap Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.TASPEN (PERSERO) KCU Medan”.


(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan telah melaksanakan pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas ?

2. Pengendalian internal apakah yang telah dilakukan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas?

3. Bagaimana tindakan perusahaan dalam pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas agar tidak terjadi penyimpangan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah pengendalian internal di dalam perusahaan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan telah mamadai.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan

Untuk memberikan masukan kepada PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan dalam penerapan kegiatan pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang memadai.


(12)

2) Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini akan manambah wawasan dan keterampilan bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh saat proses belajar.

3) Bagi Peneliti Lainnya

Mendapatkan informasi tentang hal-hal apa saja yang dilakukan PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan dalam menerapkan kegiatan pegendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT TASPEN (PERSERO)

Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri. Ketika itu PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung. Adapun proses pembentukan program pensiun pegawai negeri ditetapkan dengan Undang-undang No 11 tahun 1956 tentang pembelanjaan Pensiun dan Undang-undang No 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/duda serta undang-undang No 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian.

Selanjutnya dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial PNS maka dilakukan proses penggabungan Program Kesejahteraan Pegawai Negeri yang terdiri dari Program Tabungan Hari Tua dan Pensiun yang dikelola PN Taspen.

Pada awalnya PN Taspen menggunakan tiga kantor yang terpisah tempatnya, yaitu yang berlokasi di Jl.Laksa No. 12 Jakarta Kota, yang berlokasi di Jl. Nusantara (sekarang Jl. Juanda) No. 11/Atas, dan yang berlokasi di Jl. Pintu Besar Selatan No. 90-menumpang pada Bank Pembangunan Daerah Jakarta Raya. PN Taspen menggunakan ketiganya hingga tahun 1970, sampai kantor pusat di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih selesai di bangun. Hingga sekarang Taspen


(14)

B. Bentuk dan Badan Usaha

Dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk perusahaan negara, PN Taspen diubah menjadi Perum Taspen yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KEP.749/MK/V/II/1970. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1981, badan hukum Perum Taspen diubah menjadi PT Taspen (Persero) sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar PT Taspen (Persero) Nomor 3 tahun 1982 tanggal 4 Januari 1982 yang mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. Nomor 53 tanggal 17 Maret 1988 dan telah diperbaiki dengan Akta Nomor 10 tahun 1998 tanggal 2 Juli 1998 di hadapan Zulkifli Harahap, S.H., pengganti notaris Imas Fatimah, S.H.

Perubahan Anggaran Dasar dimaksud dalam rangka penyesuaian terhadap Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang menetapkan tambahan modal dasar yang disetor, semula sebesar Rp 10 miliar ditingkatkan menjadi sebesar Rp 12,50 miliar untuk memenuhi modal disetor 25% dari modal dasar sebesar Rp 50 miliar. Perubahan terakhir ini memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C.2-14096-HT.01.04 Th 98 tanggal 17 September 1998 dan telah dimuat dalam Berita Negara RI Nomor 31 tahun 1999, Tambahan Berita Negara RI Nomor 2207 tahun 1999, Tambahan Berita Negara RI Nomor 2207 tahun 1999.

Berdasarkan persetujuan pemegang saham dengan Nomor: KEP-17/DI.MBU/2008, dilakukan perubahan anggaran dasar yang merupakan penyesuaian modal dasar yang disetor 25% dari modal dasar sebesar Rp 400 miliar. Berkas anggaran dasar telah disampaikan ke notaris dan telah disampaikan


(15)

ke notaris dan telah dibuatkan akta notaris pada tanggal 24 November 2008 dengan nomor akta 06 dan saat ini masih menunggu persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM.

C. Makna Logo PT TASPEN (PERSERO)

Gambar 2.1 Logo PT TASPEN (PERSERO)

1) Bunga dengan 5 (lima) Helai Daun

Melambangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) peserta Taspen yang meliputi suami, istri, dan 3 (tiga) orang anak.

2) Lingkaran Putih

Yang makin mengembang pada bunga, melambangkan perkembangan yang maju pesat dari arah tujuan Taspen.

3) Warna Biru

Melambangkan ketentraman, damai dan tenang.

4) Lingkaran Hitam

Melambangkan wawasan Nusantara.

5) Makna Seluruhnya

Secara keseluruhan logo Taspen ini bermakna jaminan hari tua pegawai negeri.


(16)

D. Visi dan Misi

Menjadi pengelola Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya.

Makna Visi :

1) Menjadi pengelola Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua serta jaminan sosial lainnya

Ruang lingkup usaha Taspen adalah menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk asuransi kematian), Dana Pensiun (termasuk Uang Duka Wafat), Program Kesejahteraan PNS serta Program Jaminan Sosial lainnya.

2) Terpercaya

Taspen menjadi pilihan peserta dan stakeholder lainnya dengan kinerja yang bersih dan sehat.

3) Bersih

Taspen beroperasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

4) Sehat

Adanya peningkatan kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan. Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara Profesional dan Akuntabel, berlandaskan Integritas dan Etika yang tinggi.

Makna Misi :

1) Manfaat dan Pelayanan yang Semakin Baik

Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal.


(17)

2) Profesional

Bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan 5 Tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat tempat dan tepat administrasi ) didukung dengan SDM yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.

3) Akuntabel

Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

4) Integritas

Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.

5) Etika

Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun, sabar dan manusiawi.

E. Lima Nilai Utama PT TASPEN (PERSERO) 1) Tumbuh

Taspen mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntutan perubahan yang terjadi, baik karena tuntutan lingkungan internal maupun eksternal.

2) Etika

Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan Ramah, Santun, Rendah Hati, Sabar, dan Manusiawi.

3) Profesional


(18)

5T (Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, dan Tepat Administrasi).

4) Akuntabilitas

Taspen dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.

5) Integritas

Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janji sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan. Telah ditetapkan suatu acuan semangat yang tertuang dalam motto perusahaan yaitu "Layanan dan Kinerja Selalu Ditingkatkan".

F. Ruang Lingkup PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan

G

a

m

Gambar 2.2 PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan

Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan semula adalah Kantor Perwakilan yang mulai beroperasi pada tahun 1984 di Jalan Iskandar Muda, dengan adanya pelimpahan pembayaran pensiun dari Direktorat Jenderal


(19)

Anggaran kepada PT TASPEN (PERSERO) terhitung mulai tanggal 1 Januari 1988. Status Kantor Perwakilan berubah menjadi Kantor Cabang Utama dengan Wilayah koordinasi kegiatan mencakup Wilayah Aceh dan Sumatera Utara meliputi Kantor Cabang Pematang Siantar, Lhokseumawe, Kota Cane, Tanjung Balai, Rantau Parapat, Padang Sidempuan, dan Gunung Sitoli.

Lokasi Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan, cukup strategis mengingat kondisi geografis Sumatera Utara khususnya bagi kabupaten Nias yang mempunyai kendala dalam hal transportasi demikian pula dengan kabupaten lainnya walaupun dapat ditempuh melalui darat namun memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar, sehingga dengan adanya Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan diharapkan dapat mempersingkat waktu dan mempermudah pengajuan permohonan klim serta dapat meningkatkan pelayanan kepada para pegawai Negeri Sipil di Wilayah Sumatera Utara.

Demikian juga halnya pada PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan yang bergerak dalam bidang Tabungan Asuransi Pegawai Negeri, mempunyai potensi yang sangat menentukan kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional sehingga senantiasa perlu dibina dan dikembangkan kesejahteraannya. Upaya untuk mewujudkan peningkatan antara lain dalam bentuk program pensiun dan penerapan sistem yang dapat melindungi para penerima pensiunan. Salah satu dari penerima pensiun tersebut adalah guru.

Adapun wilayah kerja PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan disajikan dalam tabel dibawah ini :


(20)

Tabel 2.1 Wilayah Kerja PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan

No. Kabupaten / Kota Jarak / KM

1 Kota Medan

2 Kota Binjai 22

3 Kota Tebing Tinggi 81 4 Kota Tanjung Balai 190 5 Kabupaten Asahan 160 6 Kabupaten Batubara 121 7 Kabupaten Deli Serdang 29

8 Kabupaten Serdang

Bedagai

63 9 Kabupaten Langkat 43

10 Kabupaten Nias Transportasi:

a. Darat & laut b. Udara 11 Kabupaten Nias Selatan

12 Kabupaten Nias Barat 13 Kabupaten Nias Utara 14 Kota Gunung Sitoli

Guna mempermudah pelayanan kepada peserta dan penerimaan pensiunan, PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan telah mempunyai jaringan pelayanan melalui kerjasama dengan Bank dan Kantor Pos diseluruh wilayah kerja PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan.

G. Produk dan Layanan PT TASPEN (PERSERO) 1. Asuransi

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981, Taspen mengelola program THT yang merupakan program asuransi terdiri dari asuransi dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan asuransi kematian.Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.


(21)

Asuransi Kematian (askem) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta apabila isteri/suami/anak meninggal dunia atau bagi ahli warisnya apabila peserta meninggal dunia. Askem anak diberikan apabila belum berusia 21 tahun atau 25 tahun yang masih sekolah dan belum menikah. Askem merupakan manfaat tambahan yang diberikan tanpa dipungut iuran. Kepesertaan program Tunjangan Hari Tua dimulai sejak yang bersangkutan diangkat sebagai pegawai/pejabat negara sampai dengan pegawai/pejabat negara tersebut berhenti.

Tujuan Asuransi :

Meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya (suami/isteri/anak/orang tua) pada waktu peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun.

Peserta Asuransi :

a. Pegawai Negeri Sipil ( tidak termasuk PNS di lingkungan Departemen Hankam)

b. Pejabat Negara

c. Pegawai BUMN/BUMD yang terdaftar

Masa Kepersertaan :

a. Sejak diangkat sebagai calon pegawai/pegawai tetap/pejabat negara b. Bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebelum 1 Juli 1961

dihitung sejak 1 Juli 1961.

c. Bagi Pegawai Negeri Sipil daerah Propinsi Irian Jaya yang diangkat sebelum 1 Januari 1971, dihitung sejak Januari 1971.


(22)

d. Bagi Eks Pegawai Negeri Sipil Propinsi Timor Timur yang diangkat sebelum 1 April 1979, dihitung sejak April 1979.

e. Bagi pegawai BUMN/BUMD/BHMN sesuai dengan perjanjian kerjasama masing-masing.

Kewajiban Peserta :

a. Membayar iuran 3,25% dari penghasilan sebulan (gaji pokok+tunjangan keluarga) setiap bulan berdasarkan Kepres No. 8 tahun 1977.

b. Memberi keterangan data diri pribadi dan keluarga.

c. Melaporkan perubahan data penghasilan, kenaikan pangkat/golongan dan perubahan gaji pokok.

Pengurusan Hak :

Untuk memperoleh hak Tunjangan Hari Tua dan pensiun pertama diperlukan persyaratan sebagai berikut :

a. Mengisi formulir SP4A (asli), difotokopi 1 lembar.

b. Asli petikan SK pensiun berpas foto dan 1 lembar fotokopinya.

c. Asli tembusan SK pensiun berpas foto untuk PT TASPEN (PERSERO).

d. Asli SKPP yang diterbitkan untuk unit kerja yang disahkan oleh KPPN atau Pemda berikut lembar kedua dan 1 lembar fotokopinya. e. Fotokopi SK pengangkatan pertama/Capeg/Karpeg/Kartu Peserta

Taspen sebanyak 1 lembar.

f. Pas foto permohonan 4x3 sebanyak 3 lembar.


(23)

h. Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku sebanyak 2 lembar. i. Fotokopi buku rekening bank/giro pos sebanyak 2 lembar (khusus

yang menghendaki haknya dibayar melalui bank/giro pos).

j. Asli surat keterangan sekolah/kuliah bagi anak tertanggung yang masih sekolah/kuliah dan belum berkerja yang telah berusia 21 sampai dengan 25 tahun.

k. Mengisi formulir SP3R (asli) difotokopi sebanyak 1 lembar (khususnya pembayaran melalui bank/giro pos).

2. Pensiun

Program Pensiun merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi kriteria. PT TASPEN (PERSERO) juga melakukan pembayaran pensiun kepada :

a. Penerima Pensiun Pejabat Negara

b. Penerimaan Tunjangan Perintis Kemerdekaan c. Penerima Tunjangan Veteran

d. Penerima Pensiun Anggota TNI/POLRI yang pensiun sebelum April 1989.

Tujuan Pensiun :

a. Untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen pada saat mencapai usia pensiun.

b. Sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri/peserta setelah yang bersangkutan memberikan pengabdian kepada Negara.

Peserta Pensiun :


(24)

b. Pejabat Negara

c. Anggota ABRI yang dinas dan pensiun sebelum 1 April 1989 d. Anggota Veteran dan PKRI/KNIP

e. Pegawai KAI

Kelompok Pensiun yang diberikan :

a. Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Hankam yang pensiun sebelum 1 April 1989

b. Pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom c. Pensiun Pejabat Negara

d. Pensiun ABRI yang diberhentikan dengan hak pensiun sebelum 1 April 1989

e. Pensiun PT KAI f. Tunjangan Veteran g. Tunjangan PKRI/KNIP

h. Uang Tunggu Pegawai Negeri Sipil

Yang Berhak Menerima Pensiun (Jenis Pensiun) :

a. Diri Pensiun yang bersangkutan b. Janda/duda Pensiunan

c. Yatim-Piatu Pensiunan

d. Orang Tua (bagi PNS yang telah meninggal dan tidak meninggalkan istri/suami/anak)

Kewajiban Peserta :

a. Membayar iuran 4,75% dari penghasilan sebulan (gaji pokok+tunjangan keluarga) berdasarkan Kepres No.8 Tahun 1977.


(25)

b. Memberi keterangan data diri pribadi dan keluarganya, serta melaporkan perubahan data diri pribadi dan keluarganya.

Hak Peserta :

a. Pembayaran pensiunan pertama dan pensiun bulanan pensiun sendiri yang diberikan ketika PNS/Pejabat Negara berhenti dengan hak pensiun dan pembayarannya bersamaan dengan pemberian hak THT. Sedangkan pensiun bulanan adalah pensiun yang dibayarkan setiap bulan melalui kantor bayar pensiun yang ditunjuk.

b. Pensiunan Terusan merupakan pensiun almarhum/almarhumah yang meninggal dunia diteruskan kepada istri/suami/anak sebesar pensiun yang diterima almarhum/almarhumah semasa hidup dalam jangka waktu tertentu.

1) Untuk Pensiun PNS/Pejabat Negara/Tunjangan Veteran 4 bulan berturut-turut.

2) Untuk Pensiun Duta Besar 2 bulan berturut-turut.

3) Untuk Pensiun ABRI 6 bulan berturut-turut. Bila ada bintang jasa (gerilya, sewindu, dan kartika ekapaksi) selama 12 bulan beturut-turut.

c. Uang Duka Wafat (UDW)

Diberikan kepada istri/suami/anak/ahli waris yang ditunjuk karena pensiunan telah meninggal dunia sebanyak tiga kali penghasilan terakhir.


(26)

Pensiun yang diberikan kepada janda/duda/anak karena pensiunan telah meninggal dunia.

e. Uang Kekurangan Pensiunan (UKP)

Kekurangan pensiunan yang belum dibayarkan kepada penerima pensiun akibat penyesuaian pensiun pokok, penyesuaian table, adanya pangkat pengabdian karean penerbitan SK terlambat, dan sebagainya. f. Pensiun Lanjutan

Uang pensiun lanjutan akibat perpindahan kantor bayar antar Kantor Cabang PT TASPEN (PERSERO).

3. Program Tabungan Hari Tua (THT)

Program THT adalah suatu program Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan Asuransi Kematian. Program THT yang dikelola PT TASPEN (PERSERO) terdiri dari :

a. Tunjangan Hari Tua Dwiguna. Program ini memberikan jaminan keuangan bagi peserta pada waktu mencapai usia pensiun maupun bagi ahli warisnya pada waktu peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.

b. Tunjangan Hari Tua Kematian. Program ini diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil, istri/suami peserta dan anaknya bila meninggal, kecuali bila janda dan duda pegawai negeri tersebut menikah lagi.

c. Tunjangan Hari Tua Multiguna Sejahtera dan Ekaguna Sejahtera. Program asuransi multiguna sejahtera merupakan pengembangan dari asuransi dwiguna yang bersifat anuitas dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai. Sementara asuransi ekaguna


(27)

sejahtera merupakan jenis asuransi pure endownment yang menawarkan manfaat berkala kepada peserta, jika peserta hidup sampai akhir jangka waktu liputan.

Peserta Program Tunjangan Hari Tua :

1) Pegawai Negeri Sipil, tidak termasuk PNS Departemen Hankam. 2) Pejabat Negara.

3) Pegawai BUMN/BUMD

PT TASPEN (PERSERO) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yang diharapkan akan selalu senantiasa untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada semua peserta pensiun. Dalam upaya peningkatan pelayanan PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan telah melakukan penyempurnaan terhadap sistem pelayanan pembayaran dapat dilakukan dengan tepat.


(28)

H. Struktur Organisasi PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT TASPEN (PERSERO) KCU Medan KANTOR CABANG

UTAMA

WAKIL KANTOR CABANG UTAMA

BIDANG LAYANAN DAN MANFAAT

BIDANG KEUANGAN

BIDANG UMUM & SDM

SEKSI KEPESERTAAN

SEKSI KAS & VERIFIKASI SPJ

SEKSI ADM. KEUANGAN SEKSI LAYANAN

DAN MANFAAT

SEKSI UMUM


(29)

I. Deskripsi Pekerjaan ( Job Description ) 1. Kepala Kantor Cabang Utama

Tanggung Jawab :

a. Koordinasi dan operasional Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang di wilayah kerjanya.

b. Pencapaian kinerja Kantor Cabang Utama.

c. Perencanan dan pengendalian kegiatan Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang di wilayah kerjanya.

d. Peningkatan citra perusahaan.

e. Pengelolahan dan rekonsiliasi data kepersertaan. f. Penagihan dan pengendalian iuran.

g. Evaluasi kinerja Mitra Bayar Pensiun.

h. Pengelolahan keterlanjuran bayar dan Penagihan Saldo Uang Pensiun (SUP) ke mitra bayar.

i. Pembayaran manfaat klim. j. Pengelolahan kas dan perpajakan.

k. Laporan Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun. l. Pengelolahan dan pemeliharaan asset.

m. Penyaluran dan Pembinaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKLBL).

n. Penyusunan dan penyampaian Laporan Keuangan.

o. Monitoring pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan teknologi informasi.


(30)

p. Evaluasi, monitoring program kerja dan pengendalian anggaran unit kerja.

q. Pembuatan laporan bulanan unit kerja.

r. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) unit kerja.

s. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal unit kerja.

t. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan unit kerja.

2. Wakil Kepala Kantor Cabang

Tanggung Jawab :

a. Perencanaan dan pengendalian kegiatan Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

b. Penyajian data dan penagihan serta pengendalian iuran. c. Evaluasi kinerja Mitra Bayar.

d. Pengelolahan keterlanjuran bayar.

e. Penagihan Saldo Uang Pensiun (SUP) ke Mitra Bayar. f. Pembayaran manfaat klim.

g. Pengelolahan kas dan perpajakan.

h. Laporan Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun. i. Penyusunan Laporan Keuangan.

j. Pemuktahiran dan rekonsiliasi data kepersertaan. k. Pengelolahan kegiatan ahli media dokumen. l. Peningkatan kualitas layanan dan manfaat.


(31)

n. Monitoring program kerja Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

o. Monitoring laporan bulanan Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

p. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

q. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

r. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan Bidang Layanan dan Manfaat serta Keuangan.

3. Kepala Bidang Layanan dan Manfaat

Tanggung Jawab :

a. Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan layanan dan manfaat.

b. Pengumpulan, pengelolahan, analisa dan penyajian data peserta. c. Otorisasi pembayaran manfaat klim.

d. Penyajian data untuk kebutuhan penagihan iuran. e. Pencetakan kartu kepesertaan.

f. Pemuktahiran dan rekonsiliasi data kepesertaan. g. Pengelolahan arsip data kepesertaan (Dosir). h. Pengelolahan kegiatan alih media dokumen. i. Pengelolahan kegiatan layanan dan manfaat. j. Peningkatan kualitas layanan dan manfaat.


(32)

l. Tindak lanjut penyelesaian keluhan peserta.

m. Monitoring dan pencapaian kinerja Bidang Layanan dan Manfaat. n. Pembuatan laporan bulanan Bidang Layanan dan Manfaat.

o. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) Bidang Layanan dan Manfaat.

p. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal Bidang Layanan dan Manfaat.

q. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan Bidang Layanan dan Manfaat.

4. Kepala Seksi Kepesertaan

a. Pengadministrasian, pemeliharaan dan mutasi data kepesertaan. b. Pengelolahan arsip data kepesertaan.

c. Penyelenggaraan kegiatan alih media dokumen.

d. Penyajian data iuran kepesertaan untuk kebutuhan penagihan iuran. e. Pengumpulan, analisa dan penyajian data kepesertaan.

f. Pengelolaan Surat Pengesahan Tanda Bukti Diri (SPTB). g. Rekonsiliasi data iuran dengan instansi peserta.

h. Pencetakan Dapem dan pencetakan kartu kepesertaan. i. Monitoring dan pencapaian kinerja seksi Kepesertaan. j. Pembuatan laporan bulanan seksi Kepesertaan.

k. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi Kepesertaan.

l. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi Kepesertaan.


(33)

m. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi Kepesertaan.

5. Kepala Seksi Layanan dan Manfaat

a. Perhitungan manfaat klim.

b. Perhitungan rapel, kekurangan iuran dan tindak lanjut hutang klim. c. Monitoring layanan oleh mitra kerja.

d. Verifikasi besarnya manfaat klim. e. Penagihan keterlanjuran bayar pensiun. f. Verifikasi Dapem.

g. Peningkatan kualitas layanan dan manfaat kepada peserta. h. Tindak lanjut keluhan peserta.

i. Monitoring dan pencapaian kinerja seksi Layanan dan Manfaat. j. Pembuatan laporan bulanan seksi Layanan dan Manfaat.

k. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi Layanan dan Manfaat.

l. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi Layanan dan Manfaat.

m. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi Penetapan Klim.

6. Kepala Bidang Keuangan

a. Perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan. b. Perencanaan dan pengendalian anggaran Kantor Cabang. c. Pengelolaan, pemantauan, realisasi dan proyeksi arus kas. d. Pengendalian utang dan piutang Kantor Cabang.


(34)

e. Pengesahan transaksi penerimaan dan pengeluaran Kantor Cabang. f. Pengelolaan kegiatan perpajakan.

g. Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun LRPP & LSUP Kantor Cabang dari Mitra Bayar.

h. Penyelenggaraan rekonsiliasi atas laporan LRPP dan LSUP dari aplikasi e-Dapem Mitra Bayar dengan Kantor Cabang dan dari aplikasi e-Dapem dengan aplikasi ACB di Kantor Cabang.

i. Rekonsiliasi rekening pasif dengan Mitra Bayar dan Rekonsiliasi bank dan pos giro.

j. Monitoring penerimaan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). k. Rekonsiliasi antara data SSBP dengan data peserta.

l. Penyelenggaraan manajemen kas Kantor Cabang.

m. Penagihan keterlanjuran bayar dan Saldo Uang Pensiun (SUP) ke mitra bayar.

n. Perekaman dan verifikasi setoran SUP dari Mitra Bayar. o. Verifikasi transaksi keuangan di KCU.

p. Verifikasi LSUP/LRPP.

q. Monitoring dan penagihan iuran dan penyusunan Neraca Saldo. r. Rekonsiliasi Iuran dengan Pemda dan KPKN.

s. Penyelenggaraan administrasi aktiva tetap Kantor Cabang. t. Pelaksanaan Rapat Komite Anggaran.

u. Monitoring dan pencapaian kinerja Bidang Keuangan. v. Pembuatan laporan bulanan Bidang Keuangan.


(35)

w. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) Bidang Keuangan.

x. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal Bidang Keuangan.

y. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan Bidang Keuangan.

7. Kepala Seksi Kas dan Verifikasi SPJ

a. Pelaksanaan dan pengendalian penerimaan dan pengeluaran (cash flow).

b. Pelaksanaan transaksi keuangan dan penyelenggaraan kegiatan perpajakan.

c. Pembuatan Laporan LRPP & LSUP.

d. Verifikasi dan monitoring Laporan Pertanggungjawaban Pembayaran Pensiun LRPP dan LSUP dari Mitra Bayar.

e. Penyajian materi rekonsiliasi atas laporan LRPP dan LSUP dari aplikasi e-Dapem Mitra Bayar dengan Kantor Cabang dan dari aplikasi e-Dapem dengan Aplikasi ACB di Kantor Cabang.

f. Penyajian data rekonsiliasi rekening pasif antara data Mitra Bayar dengan Kantor Cabang.

g. Rekonsiliasi bank dan pos giro.

h. Penyelenggaraan kegiatan manajemen kas.

i. Pengelolaan keterlanjuran bayar dan penagihan Saldo Uang Pensiun (SUP) ke Mitra Bayar.


(36)

k. Verifikasi LRPP dan LSUP dan penyimpanan dokumen LRPP dan LSUP.

l. Penyelenggaraan buku harian kas/bank.

m. Monitoring dan pencapaian kinerja seksi Kas dan Verifikasi SPJ. n. Pembuatan laporan bulanan seksi Kas dan Verifikasi SPJ.

o. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi Kas dan Verifikasi SPJ.

p. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi Kas dan Verifikasi SPJ.

q. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi Kas dan Verifikasi SPJ.

8. Kepala Seksi Administrasi Keuangan

a. Penagihan dan kolektibilitas iuran.

b. Pengadministrasian dan monitoring penerimaan iuran. c. Penyelenggaraan kegitan akuntansi.

d. Penyusunan Neraca Saldo beserta lampirannya. e. Perekaman Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). f. Rekonsiliasi antara data SSBP dengan data peserta.

g. Penyajian dan rekonsiliasi iuran dengan Pemda dan KPKN.

h. Verifikasi kelengkapan dan pengendalian atas bukti-bukti dokumen transaksi keuangan.

i. Penyelenggaraan administrasi aktiva tetap Kantor Cabang. j. Penyimpanan arsip keuangan.


(37)

l. Pembuatan laporan bulanan seksi Administrasi Keuangan.

m. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi Administrasi Keuangan.

n. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi Administrasi Keuangan.

o. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi Administrasi Keuangan.

9. Kepala Bidang Umum dan SDM

a. Pengelolaan administrasi persediaan, aktiva dan investaris kantor. b. Pelaksanaan dan pelelangan dan penghapusan aktiva dan investaris

kantor.

c. Pengelolaan kegiatan Kesekretariatan, Kehumasan, Keamanan, Kearsipan, Pendidikan dan Latihan.

d. Pengadaan barang dan jasa.

e. Pemeliharaan aktiva dan investaris kantor. f. Penyelenggaraan hak-hak pegawai.

g. Penyelenggaraan kegiatan administrasi SDM.

h. Peningkatan citra perusahaan dan pengelolaan arsip data kepegawaian. i. Penyelenggaraan kegiatan PKBL.

j. Pengelolaan keluhan pelanggan.

k. Monitoring pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras serta jaringan teknologi informasi.

l. Monitoring dan pencapaian kinerja Bidang Umum dan SDM. m. Pembuatan laporan bulanan Bidang Umum dan SDM.


(38)

n. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) Bidang Umum dan SDM.

o. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal Bidang Umum dan SDM.

p. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan Bidang Umum dan SDM.

10. Kepala Seksi Umum

a. Pengelolaan, pelelangan dan penghapusan aktiva dan investaris kantor.

b. Pengelolaan kegiatan Kesekretariatan, Kehumasan, Keamanan dan Kearsipan.

c. Peningkatan citra perusahaan dan pengelolaan kegiatan PKBL.

d. Penyelenggaraan administrasi persediaan, aktiva dan investaris kantor. e. Monitoring dan pencapaian kinerja seksi Umum.

f. Pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras serta jaringan teknologi informasi.

g. Pembuatan laporan bulanan seksi Umum.

h. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi Umum.

i. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi Umum.

j. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi Umum.


(39)

11. Kepala Seksi SDM

a. Pengelolaan kegiatan Pendidikan dan Latihan. b. Pelaksanaan kegiatan hak-hak karyawan. c. Penyelenggaraan kegiatan administrasi SDM. d. Penyimpanan dan pemeliharaan dosir karyawan. e. Pengelolaan arsip data kepegawaian.

f. Monitoring dan pencapaian kinerja seksi SDM. g. Pembuatan laporan bulanan seksi SDM.

h. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Rencana Kegiatan (POA) seksi SDM.

i. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal dan eksternal seksi SDM.

j. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan seksi SDM.


(40)

BAB III

PEMBAHASAN

A.

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Menurut Fahmi (2013:268), sistem adalah seperangkat komponen yang berada dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dalam menunjang aktivitas kinerja organisasi tersebut.

Menurut Tunggal (2013:123), prosedur (procedur) adalah sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Sunyoto (2014:164), tujuan dari sistem akuntansi adalah agar transaksi yang dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam tujuan audit umum atas transaksi, yaitu :

a. Transaksi yang dicatat memang ada. b. Transaksi yang ada sudah dicatat.

c. Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar.

d. Transaksi yang dicatat dipostingkan dan diikhtisarkan dengan benar. e. Transaksi diklasifikasikan dengan benar.

f. Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

3. Pengertian Pengendalian Internal

Setiap perusahaan haruslah mempunyai sistem pengendalian internal yang direncanakan dengan baik guna memastikan akurasi, kejujuran, efisiensi penanganan sumber-sumber daya dan pencatatan transaksi-transaksi dalam


(41)

perusahaan, dan menjaga kekayaan atau aset perusahaan dalam mencapai tujuan profitabilitas dan pencapaian misinya, serta untuk meminimalkan hambatan sepanjang proses tersebut.

Pengendalian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan sesuai dengan rencana dan kemudian hasil dari pengawasan tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan tindakan perbaikan.

Ada beberapa arti yang berisikan defenisi pengendalian internal antara lain :

a. Menurut Murtanto (2005:13), pengendalian internal (internal control) adalah proses, dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen dan personil lain dalam perusahaan, dirancang untuk memberi jaminan yang masuk akal sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :

1) Efektivitas dan efisiensi operasi. 2) Realibilitas pelaporan keuangan.

3) Kepatuhan pada hukum dan regulasi yang berlaku.

b. Menurut Horngren dan Horrison (2007:390), pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasional dan semua tindakan terkait yang dirancang untuk :

1) Mengamankan aktiva, sebuah perusahaan harus mengamankan aktivanya; jika tidak, perusahaan tersebut akan menyia-nyiakan sumber dayanya.

2) Mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan. 3) Meningkatkan efisiensi operasi.


(42)

4) Memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan. c. Menurut Setiawati (2011:82), pengendalian internal adalah semua

rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pengertian dan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu sistem untuk:

a) Menjaga harta milik suatu organisasi.

b) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c) Memajukan efisiensi dalam operasi.

d) Membantu agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Sedangkan unsur-unsur pokok sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut :

a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi ini merupakan rangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :


(43)

fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian). Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memeiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memilik wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di lain pihak, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat dalam


(44)

catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya (reliability) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Pembagian tangggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan yang mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lainnya.

4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkongkolan di antara


(45)

mereka dapat dihindari.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik karyawan dengan catatannya.

7) Pembentukkan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

d) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh:

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntun oleh pekerjaannya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

4. Ruang Lingkup Pengendalian Internal

a. Pengendalian Internal Kas

Karakteristik dari suatu sistem pengendalian internal kas adalah:

1. Merupakan tanggung jawab secara khusus untuk menangani penerimaan kas.

2. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

3. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya ke rekening bank).


(46)

4. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. Kelima, audit internal pada selang waktu yang tidak terduga.

5. Pencatatan ganda atas kas dan pembukuan, dengan rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh seseorang diluar bagian akuntansi.

Pengendalian semacam ini cenderung lebih banyak diselewengkan oleh perusahaan besar dengan banyak karyawan. Perusahaan kecil dengan beberapa karyawan umumnya mendapat kesulitan dalam memisahkan sepenuhnya tugas-tugas akuntansi dan penanganan kas. Namun perusahaan-perusahaan kecil pun menjalankan pengendalian tersebut sebanyak mungkin.

b. Pengendalian Internal Penerimaan Kas

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai banyak transaksi kas misalnya penjualan jasa atau barang secara tunai maka akan langsung menerima uang atau kas. Penerimaan uang tersebut disebut sebagai penerimaan kas, pada dasarnya dapat berasal dari transaksi lain selain penjualan tunai, diantaranya penagihan atas piutang penjualan aktiva tetap, pendapatan bunga, penjualan saham, dan lain sebagainya. Sumber penerimaan kas yang utama akan tergantung dari bidang usaha suatu perusahaan. Pada perusahaan jasa maka sumber penerimaan kasnya berasal dari jasa yang diberikan. Sedangkan pada perusahaan dagang dan industry, maka sumber penerimaan kasnya berasal dari penjualan produk-produk yang dihasilkan. Pada perusahaan besar, seringkali melibatkan bank sebagai tempat untuk menyimpan uang dan sebagai tempat berlangsungnya proses penerimaan dan pengeluaran uang antara


(47)

perusahaan dengan pihak lain. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam mencatat transaksi-transaksi yang terjadi.

c. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas

Untuk membiayai kegiatannya baik yang rutin atau tidak, maka perusahaan melakukan pengeluaran kas. Pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan benar-benar dilakukan untuk kepentingan kegiatan perusahaan. Pengendalian internal pengeluaran kas merupakan prosedur pengeluaran uang tunai, untuk melunasi utang atau biaya-biaya yang telah disetujui seperti halnya penerimaan kas, pengeluaran kas tergantung dari bidang usaha perusahaan. Pada perusahaan jasa simpan pinjam seperti bank, pengeluaran kas yang utama adalah memberikan pinjaman kepada para peminjam.

Sedangkan pada perusahaan dagang atau industri, pengeluaran kas yang utama adalah pembelian barang dagangan atau bahan baku. Prinsip-prinsip dan ketentuan pengendalian internal atas pengeluaran kas adalah sebagai berikut:

1) Keharusan pada adanya persetujuan dari faktur-faktur pembelian, pengisian dana kas kecil dan sebagainya oleh masing-masing kepala bagian sebelum disampaikan kepada kepala bagian utang untuk dibayar.

2) Perkiraan-perkiraan dan jumlah-jumlah yang tercatat dalam voucher-voucher harus ditinjau dan diverifikasi.

3) Tiap voucher harus dicatat dalam register voucher.


(48)

pejabat yang berwenang.

5) Penyimpanan-penyimpanan yang telah dibayar untuk referensi. 6) Pemisahan fungsi pembuatan voucher, pembuatan cek, pencatatan

cek, dan penandatanganan cek.

7) Semua cek dan voucher diberi nomor-nomor urut tercetak dan cek-cek dibatalkan harus disimpan dan dicatat. Pengendalian internal yang baik mengharuskan setiap transaksi pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan transaksi pengeluaran kas yang tidak dilakukan dengan cek (yang jumlahnya relatif kecil) dapat dilakukan melalui dana kas kecil.

B. Penerimaan Kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan

Penerimaan kas yang ada pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah diperoleh dari PT TASPEN Pusat untuk pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun kepada peserta Taspen. Penerimaan ini berasal dari potongan penghasilan pegawai negeri setiap bulannya yang dipotong langsung oleh pemerintah sebesar 3,25 % dari penghasilan pegawai negeri setiap bulannya. Untuk pembayaran kepada peserta Tunjangan Hari Tua dan Pensiun, PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan mengajukan proyeksi pengeluaran kas kepada PT TASPEN Pusat. Proyeksi ini sebagai dokumen sumber untuk pengajuan penarikan uang untuk dibayarkan kepada peserta program Tunjangan Hari Tua dan Pensiun. Proyeksi tersebut menggambarkan pengeluran kas untuk pembayaran program Tunjangan Hari Tua dan Pensiun dua


(49)

bulan kedepan. Sistem penerimaan kas yang diterapkan pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Fungsi yang terkait

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dalam hal ini untuk pembayaran program Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :

a. Bagian pelayanan

Bagian ini bertugas membuat data peserta yang akan pensiun dan menghitung Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP) dan membuat rancangan proyeksi. Kemudian diserahkan ke bagian keuangan untuk dibuat proyeksi pengeluaran kas.

b. Bagian keuangan

Bagian ini bertugas menghitung dan menyusun proyeksi pengeluaran kas berdasarkan data dari bagian pelayanan.

c. Bagian administrasi keuangan

Bagian ini bertugas mencatat dan mencocokkan dengan laporan penerimaan kas harian dengan SPB (Surat Perintah Bayar) dan proyeksi yang dikeluarkan dan setelah itu membukukannya ke dalam jurnal penerimaan kas.

2. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :

a. Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP)


(50)

Tua dan Pensiun yang dibuat oleh bagian pelayanan dan digunakan sebagai dasar untuk pembuatan proyeksi pengeluaran kas oleh bagian keuangan.

b. Rancangan proyeksi

Rancangan proyeksi adalah dokumen yang dibuat oleh bagian pelayanan yang berisi perhitungan Tunjangan Hari Tua dan Pensiun peserta setelah melakukan perhitungan hak melalui Lembar Perhitungan Hak Peserta. Dokumen ini sebagai acuan bagian keuangan untuk membuat proyeksi. c. Proyeksi

Proyeksi adalah penghitungan pengeluaran kas untuk pembayaran Program Tunjangan Hari Tua dan Pensiun dua bulan ke depan yang toleransi kesalahannya tidak boleh lebih dari 10-15%. Proyeksi ini dibuat berdasarkan rancangan proyeksi yang dibuat oleh bagian pelayanan. Dasar proyeksi tersebut berasal dari perhitungan besarnya pengeluaran yang harus dibayar dua bulan ke depan kemudian yang dibuat oleh bagian keuangan.

d. Bukti pengambilan setoran bank

Dokumen ini berisi bahwa PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah menerima uang dari bank. Dokumen ini juga berfungsi untuk mencocokkan uang yang diterima dari bank dengan proyeksi yang diajukan.

e. Laporan Kas Harian (LKH)

Laporan Kas Harian adalah dokumen yang dibuat oleh bagian keuangan untuk mencatat penerimaan kas yang dikirim oleh PT TASPEN Pusat


(51)

setelah diajukannya proyeksi dan digunakan untuk mencocokkan antara penerimaan kas dengan proyeksi yang diajukan.

f. Surat Perintah Bayar (SPB)

Surat Perintah Bayar merupakan dokumen yang digunakan oleh PT TASPEN Pusat kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menyediakan uang guna pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun. 3. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat penerimaan kas yang diperoleh dari PT TASPEN Pusat adalah jurnal penerimaan kas berdasarkan laporan kas harian dan proyeksi.

4. Jaringan prosedur

a. Prosedur perhitungan hak peserta dan pembuatan rancangan proyeksi. Prosedur ini dilakukan oleh bagian pelayanan melalui kegiatan sebagai berikut :

1) Membuat data peserta yang akan pensiun dan menghitung pengeluaran kas yang akan dikeluarkan satu sampai dua bulan mendatang.

2) Membuat rancangan proyeksi beserta Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP).

3) Setelah mendapat otorisasi dari kepala bagian pelayanan kemudian mendistribusikan rancangan proyeksi dan Lembar Perhitungan Hak Peserta ke bagian keuangan.


(52)

b. Prosedur pembuatan proyeksi dan penerimaan kas

Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Menerima rancangan proyeksi dan Lembar Perhitungan Hak Peserta dari bagian keuangan. Proyeksi tersebut berdasarkan dari pengeluaran dua tahun yang lalu dan ditambah sebesar 15%.

2) Menghitung dan menyusun proyeksi pengeluaran kas untuk didistribusikan ke kantor PT TASPEN Pusat dan bagian administrasi keuangan.

3) Setelah Kantor Pusat menugaskan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan mengeluarkan SPB (Surat Perintah Bayar) untuk mengirimkan sejumlah uang dan bukti pengambilan setoran bank sesuai dengan proyeksi yang diminta oleh Kantor Cabang, kemudian bagian keuangan menerima uang yang digunakan untuk membayar Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

4) Membuat Laporan Kas Harian (LKH) rangkap dua, lembar I (satu) dikirim ke bagian administrasi keuangan dan menyimpan lembar II (dua).

c. Prosedur pencatatan penerimaan kas

Prosedur ini dilakukan oleh bagian administrasi keuangan melalui kegiatan sebagai berikut :

1) Menerima proyeksi lembar I (satu) dari bagian keuangan.

2) Mencocokkan proyeksi dengan Laporan Kas Harian yang tertera dalam proyeksi lembar I (satu) dan Laporan Kas Harian lembar I


(53)

(satu).

3) Setelah dianggap cocok maka selanjutnya akan dibukukan dan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.

4) Menyimpan prosedur lembar I (satu) dan Laporan Kas Harian lembar I (satu) menurut NIP (Nomor Induk Pegawai) Pegawai Negeri.

5. Bagan Alir

Untuk dapat memperjelas proses penerimaan kas terhadap pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dapat dilihat dalam Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas Untuk Pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.


(54)

Gambar 3.1

Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama


(55)

Gambar 3.1

Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama


(56)

Gambar 3.1

Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama


(57)

C. Pengeluaran kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan

Pengeluaran Kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah untuk pembayaran Program Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun. Setelah memperoleh dana dari PT TASPEN Pusat kemudian PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan membayarkan kepada peserta Taspen. Prosedur Pengeluaran Kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Fungsi yang terkait

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dalam hal ini terhadap pembayaran Tabungan Hari Tua (THT) dan Pensiun pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :

a. Bagian customer service

Bagian ini bertugas memberikan pelayanan kepada peserta Taspen dan melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen atau data peserta sebelum dibawa ke bagian data peserta.

b. Bagian data peserta Bagian ini bertugas :

1) Meneliti keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen yang diterima dari customer service.

2) Merekam data dalam komputer tentang perubahan status diri peserta, golongan atau pangkat peserta dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan peserta.


(58)

c. Bagian penetapan klaim

Bagian ini bertugas mengecek ulang perhitungan hak peserta dan menetapkannya, setelah itu memintakan otorisasi kepada kepala bagian pelayanan.

d. Bagian keuangan

Bagian keuangan terdiri dari : 1) Seksi penetapan voucher

Bertugas mengeluarkan voucher pengeluaran kas sesuai dengan besarnya hak peserta dan mengotorisasi Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP).

2) Seksi kasir

Bertugas mengeluarkan voucher sejumlah uang sesuai dengan yang tercantum dalam voucher dan menyerahkan kepada peserta serta membuat Laporan Kas Harian (LKH).

e. Bagian administrasi keuangan

Bagian ini bertugas mencocokkan dan meneliti Laporan Kas Harian dengan voucher-voucher yang dikeluarkan setelah itu membukukannya ke dalam jurnal pengeluaran kas.

2. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :

a. SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta)

SP4A yaitu merupakan bukti bagi peserta Tunjangan Hari Tua dan Pensiun untuk mengajukan permohonan pembayaran Tunjangan Hari


(59)

Tua dan Pensiun.

b. Lembar Perhitungan Hak Peserta (LPHP)

LPHP digunakan untuk menghitung hak peserta Program Tunjangan Hari Tua dan Pensiun yang dibuat oleh bagian pelayanan (bagian data peserta).

c. Voucher

Voucher adalah dokumen yang dibuat oleh Bagian Keuangan dan digunakan untuk memerintahkan Bagian Kasir untuk membayarkan uang sejumlah yang tertera dalam voucher.

d. Laporan Kas Harian (LKH)

LKH adalah dokumen yang dibuat oleh Bagian Keuangan untuk mencatat pengeluaran kas yang digunakan untuk pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

3. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat pengeluaran kas adalah jurnal pengeluaran kas berdasarkan LPHP, voucher, dan LKH.

4. Jaringan prosedur

a. Pencatatan data peserta, penghitungan Tunjangan Hari Tua dan Pensiun dan Penetapan Klaim. Prosedur ini dilakukan oleh bagian pelayanan yang terdiri dari bagian customer service, Bagian Data Peserta dan Bagian Penetapan Klaim melalui kegiatan sebagai berikut :

1) Bagian Customer Service

a) Menerima SP4A rangkap dua dan lampiran-lampiran masing-masing rangkap dua dari peserta Tunjangan Hari Tua.


(60)

b) Memeriksa kelengkapan pengisian SP4A dan lampirannya. c) Mendistribusikan SP4A beserta lampirannya ke bagian data

peserta.

2) Bagian data peserta

a) Menerima SP4A rangkap dua dan lampirannya dari bagian

customer service.

b) Meneliti keabsahan dan keaslian SP4A dan lampiran-lampirannya, antara lain tentang otorisasi dan cap instansi terkait dan keaslian tanda tangan peserta.

c) Merekam semua perubahan yang terjadi pada diri peserta, golongan atau pangkat peserta, jumlah anggota keluarga (anak/istri/suami/orangtua).

d) Menghitung hak peserta dan membuat LPHP rangkap tiga, penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan komputer. e) Mendistribusikan LPHP dan memintakan otorisasi ke bagian

penetapan klaim beserta SP4A dan lampiran-lampirannya. 3) Bagian penetapan klaim

a) Menerima SP4A rangkap dua, lampiran-lampiran masing-masing rangkap dua dan LPHP rangkap tiga dari bagian data peserta.

b) Mengotorisasi LPHP oleh kepala seksi penetapan klaim dan kepala bidang pelayanan.

c) Menyimpan SP4A lembar II dan LPHP lembar II serta lampiran-lampiran lembar II, menurut NIP (Nomor Induk Pegawai)


(61)

Pegawai Negeri.

d) Mendistribusikan SP4A lembar I, lampiran-lampiran lembar I dan LPHP lembar I dan lembar III ke bagian keuangan.

b. Pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun

Proses ini dilakukan oleh bagian keuangan melalui kegiatan sebagai berikut :

1) Menerima SP4A lembar I, lampiran-lampiran lembar I dan LPHP lembar I dan lembar III dari bagian penetapan klaim.

2) Mengotorisasi LPHP lembar I dan lembar III oleh kepala bidang Keuangan sebagai bukti persetujuan atas pembayaran hak peserta. 3) Membuat voucher pengeluaran kas rangkap tiga oleh seksi

penetapan voucher dan memintakan otorisasi kepada kepala bidang keuangan.

4) Menyimpan SP4A lembar I, lampiran-lampiran lembar I dan voucher lembar III.

5) Seksi kasir mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam voucher pengeluaran kas dan menyerahkan uang hak peserta tersebut sesuai dengan nama yang tertera dalam voucher.

6) Membubuhkan cap “lunas” pada voucher dan LPHP sebagai bukti telah diserahkannya uang hak peserta.

7) Menyerahkan voucher lembar I dan LPHP lembar I kepada peserta sebagai bukti pembayaran atau kuitansi.


(62)

Lembar I disimpan sebagai arsip dan lembar II didistribusikan ke bagian administrasi keuangan beserta LPHP lembar III dan voucher lembar II yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan jurnal kas keluar.

c. Pencatatan pengeluaran kas untuk pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

Prosedur ini dilakukan oleh bagian administrasi keuangan melalui kegiatan sebagai berikut :

1) Menerima LPHP lembar III, Laporan Kas Harian lembar II dan voucher lembar II dari bagian keuangan.

2) Mencocokkan tanggal transaksi, jumlah nominal yang tertera dalam voucher lembar II, Laporan Kas Harian lembar II dan LPHP lembar III.

3) Setelah dianggap cocok maka selanjutnya akan dibukukan dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

4) Menyimpan Laporan Kas Harian lembar I, voucher lembar II dan LPHP lembar III menurut NIP (Nomor Induk Pegawai) Pegawai Negeri.

5. Bagan alir

Untuk dapat memperjelas proses pengeluaran kas terhadap pembayaran Program Tunjangan Hari Tua dan Pensiun pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dapat dilihat pada gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Kas Terhadap Pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun di bawah ini :


(63)

Gambar 3.2


(64)

Gambar 3.2

Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama


(65)

Gambar 3.2

Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama


(66)

Gambar 3.2

Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Kas PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama

Medan (lanjutan) KETERANGAN :

1. LPHP : LembarPerhitunganHakPeserta 2. LKH : LaporanKasHarian


(67)

D. Pengendalian Internal terhadap Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan

PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan sudah menerapkan pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat terhadap dokumen-dokumen penerimaan dan pengeluaran kas serta telah diperiksa dalam pengujian kepatuhan terhadap prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut :

1. Adanya Lembar Perhitungan Hak Peserta PT TASPEN (LPHP) yang dibuat sebagai dasar perhitungan pembuatan rancangan proyeksi oleh bagian pelayanan.

2. Adanya dokumen berupa rancangan proyeksi yang dibuat bagian pelayanan yang berisi perhitungan Tunjangan Hari Tua dan Pensiun berdasarkan LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta).

3. Adanya surat pemberitahuan di PT TASPEN (PERSERO) Cabang disebut sebagai proyeksi yang berfungsi sebagai permohonan kepada PT TASPEN Pusat untuk mengirimkan sejumlah uang untuk pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

4. Adanya bukti setor bank di PT TASPEN Cabang disebut sebagai bukti pengambilan setoran bank yang digunakan untuk pembanding apakah jumlah uang yang diterima sesuai dengan proyeksi.

5. Adanya daftar surat pemberitahuan di PT TASPEN Cabang disebut sebagai Laporan Kas Harian (LKH) yang berisi rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh bagian keuangan.


(68)

6. Adanya surat Perintah Bayar (SPB) yaitu dokumen yang dibuat oleh PT TASPEN Pusat untuk memerintahkan kepada Bank Rakyat Indonesia agar menyediakan sejumlah uang berdasarkan yang tertera dalam proyeksi.

7. Dokumen yang digunakan selalu dibuat rangkap agar memudahkan penelusuran apabila terjadi kesalahan perhitungan.

8. Adanya otorisasi pada setiap dokumen yang dibuat dari pejabat yang berwenang.

9. Adanya dokumen yang bernomor urut cetak.

Berdasarkanhasil pengujian atribute terhadap dokumen-dokumen penerimaan dan pengeluaran kas serta telah diperiksa dalam pengujian kepatuhan terhadap prosedur pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

1. Adanya SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta) yang merupakan bukti bagi peserta taspen (THT dan Pensiun) untuk mengajukan permohonan pembayaran Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

2. Adanya Lembar Perhitungan Hak Peserta PT TASPEN (LPHP) yang berfungsi sebagai permintaan pengeluaran kas dari Bagian Pelayanan.

3. Adanya cek di PT TASPEN disebut voucher yang berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada Bagian Keuangan.

4. Adanya bukti kas keluar di PT TASPEN Cabang disebut sebagai Laporan Kas Harian (LKH) yang berisi rekapitulasi pengeluaran kas.

5. Dokumen yang digunakan selalu dibuat rangkap agar memudahkan penelusuran apabila terjadi kesalahan perhitungan.

6. Adanya otorisasi pada setiap dokumen yang dibuat dari pejabat yang berwenang.


(69)

7. Adanya dokumen yang bernomor urut cetak.

PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan juga sudah menerapkan unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern dengan baik yaitu :

a. Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 1. Telah dipisahkan tiga fungsi pokok berikut ini : fungsi operasi,

penyimpanan, dan fungsi akuntansi atau pencatatan. Dalam PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan bagian keuangan (penyimpanan), bagian pelayanan (operasi) dengan bagian administrasi keuangan (pencatatan) sudah terpisah.

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dalam PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan masing-masing bagian sudah mempunyai tugas dan fungsi sendiri. Jadi setiap bagian hanya melakukan satu transaksi saja.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Tidak ada satu pun transaksi yang terjadi yang tidak diotorisasi oleh yang memiliki wewenang untuk itu.

Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk itu, pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Dalam PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dokumen-dokumen dalam prosedur penerimaan dan


(70)

pengeluaran kas telah diotorisasi oleh pejabat yang mempunyai wewenang untuk mengotorisasi, sistem wewenang diatur sebagai berikut :

1) LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta) dan Rancangan Proyeksi diotorisasi oleh kepala bagian pelayanan. Proyeksi, SPB (Surat Perintah Bayar) serta voucher diotorisasi oleh kepala bagian keuangan.

2) Dalam prosedur penerimaan kas pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan atas Laporan Kas Harian (LKH) dan Proyeksi yang dibuat serta telah diotorisasi oleh kepala bagian keuangan.

3) Dalam prosedur pengeluaran kas pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan atas LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta) dan voucher yang telah diterima bagian administrasi keuangan dari bagian penetapan klaim serta telah dicocokkan antara jumlah uang yang tertera dalam LPHP dengan yang tertera dalam voucher.

4) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi telah dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu yaitu bagian administrasi keuangan. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dalam menciptakan praktik yang sehat dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas adalah :


(71)

2) Rancangan proyeksi dibuat setelah bagian pelayanan benar-benar melakukan penghitungan hak peserta melalui LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta).

3) Proyeksi dibuat oleh bagian keuangan setelah rancangan proyeksi mendapatkan otorisasi dari kepala bagian pelayanan.

4) Fungsi pencatatan (bagian administrasi keuangan) melakukan pencatatan setelah menerima LKH (Laporan Kas Harian) dan membandingkannya dengan proyeksi yang ada.

5) Terdapat pengecekan terhadap keabsahan dan keaslian SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta) untuk selanjutnya ditetapkan klaim atas Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

6) Bukti pembayaran atau kuitansi dicap “Lunas” oleh bagian keuangan setelah diotorisasi kepala bagian keuangan dan LPHP diserahkan kepada peserta.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab

Karyawan PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan sudah berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Juga didukung dengan hampir 95% pejabat dan karyawan PT TASPEN (PERSERO) telah mengantongi sertifikasi servis excellent atau pelayanan prima bahkan dengan


(72)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan maka, penulis menarik kesimpulan bahwa PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah menerapkan pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dengan baik. Dengan diterapkannya :

1. Struktur organisasi perusahaan cukup jelas yang memisahkan tugas dan tanggung jawab fungsional atas fungsi operasi, penyimpanan dan akuntansi secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dokumen-dokumen dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah diotorisasi oleh pejabat yang mempunyai wewenang untuk mengotorisasi.

3. PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah menerapkan praktik yang sehat dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yakni :

a. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak.

b. Membuat rancangan proyeksi setelah bagian pelayanan benar-benar melakukan penghitungan hak peserta melalui LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta).


(73)

mendapatkan otorisasi dari kepala bagian pelayanan.

d. Fungsi pencatatan (bagian administrasi keuangan) melakukan pencatatan setelah menerima LKH (Laporan Kas Harian) dan membandingkannya dengan proyeksi yang ada.

e. Terdapat pengecekan terhadap keabsahan dan keaslian SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta) untuk selanjutnya ditetapkan klaim atas Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

f. Bukti pembayaran atau kuitansi dicap “Lunas” oleh bagian keuangan setelah diotorisasi kepala bagian keuangan dan LPHP diserahkan kepada peserta.

4. Karyawan PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah memenuhi syarat yang dituntut oleh pekerjaannya dan hampir 95% pejabat dan karyawan PT TASPEN (PERSERO) telah mengantongi sertifikasi servis

excellent atau pelayanan prima bahkan dengan mind tune up.

5. Adanya badan pemeriksa intern yang disebut AMI (Audit Mutu Internal) pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan.

6. Pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah dilakukan rolling pegawai sehingga dapat menghindarkan kecurangan dan kejenuhan dari para pegawai perusahaan tersebut.


(74)

B. Saran

Setelah melakukan analisis mengenai aktivitas sistem pengendalian internal terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas yang ada pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan serta berdasarkan atas kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Perlunya pengawasan yang ketat terhadap dokumen yang berkaitan dengan pengajuan klaim untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

2. Sebaiknya pada pembuatan rancangan proyeksi maupun proyeksi dalam prosedur pengeluaran kas benar-benar dihitung dengan cermat oleh Bagian Pelayanan, sehingga apabila terjadi selisih lebih maupun selisih kurang tidak perlu diadakan revisi yang mungkin dapat menimbulkan kecurangan. Juga efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dapat tercapai.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : ANDI.

Fahmi, Irham. 2013. Glosarium Ilmu Manajemen dan Akuntansi. Cetakan Kesatu. Bandung : Alvabeta.

Harrison, Walter T. Dkk . 2012. Akuntansi Keuangan. Jilid 1, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Harrison, Walter T. Dan Charles T. Horngren. 2007. Akuntansi. Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.

Murtanto. 2005. Sistem Pengendalian Internal untuk Bisnis. Jakarta : Hecca Mitra Utama.

Sodikin, Slamet Sugiri. 2013. Akuntansi Pengantar 2 Berbasis SAK ETAP 2009. Edisi Keenam. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sunyoto, Drs. Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Tunggal, Drs. Amin Widjaja. 2013. Pengendalian Internal Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Jakarta : Harvindo.


(1)

pengeluaran kas telah diotorisasi oleh pejabat yang mempunyai wewenang untuk mengotorisasi, sistem wewenang diatur sebagai berikut :

1) LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta) dan Rancangan Proyeksi diotorisasi oleh kepala bagian pelayanan. Proyeksi, SPB (Surat Perintah Bayar) serta voucher diotorisasi oleh kepala bagian keuangan.

2) Dalam prosedur penerimaan kas pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan atas Laporan Kas Harian (LKH) dan Proyeksi yang dibuat serta telah diotorisasi oleh kepala bagian keuangan.

3) Dalam prosedur pengeluaran kas pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan atas LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta) dan voucher yang telah diterima bagian administrasi keuangan dari bagian penetapan klaim serta telah dicocokkan antara jumlah uang yang tertera dalam LPHP dengan yang tertera dalam voucher.

4) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi telah dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu yaitu bagian administrasi keuangan. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dalam menciptakan praktik yang sehat dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas adalah :


(2)

2) Rancangan proyeksi dibuat setelah bagian pelayanan benar-benar melakukan penghitungan hak peserta melalui LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta).

3) Proyeksi dibuat oleh bagian keuangan setelah rancangan proyeksi mendapatkan otorisasi dari kepala bagian pelayanan.

4) Fungsi pencatatan (bagian administrasi keuangan) melakukan pencatatan setelah menerima LKH (Laporan Kas Harian) dan membandingkannya dengan proyeksi yang ada.

5) Terdapat pengecekan terhadap keabsahan dan keaslian SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta) untuk selanjutnya ditetapkan klaim atas Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

6) Bukti pembayaran atau kuitansi dicap “Lunas” oleh bagian keuangan setelah diotorisasi kepala bagian keuangan dan LPHP diserahkan kepada peserta.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab

Karyawan PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan sudah berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Juga didukung dengan hampir 95% pejabat dan karyawan PT TASPEN (PERSERO) telah mengantongi sertifikasi servis excellent atau pelayanan prima bahkan dengan mind tune up.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan maka, penulis menarik kesimpulan bahwa PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah menerapkan pengendalian internal terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dengan baik. Dengan diterapkannya :

1. Struktur organisasi perusahaan cukup jelas yang memisahkan tugas dan tanggung jawab fungsional atas fungsi operasi, penyimpanan dan akuntansi secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan dokumen-dokumen dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah diotorisasi oleh pejabat yang mempunyai wewenang untuk mengotorisasi.

3. PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah menerapkan praktik yang sehat dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yakni :

a. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak.

b. Membuat rancangan proyeksi setelah bagian pelayanan benar-benar melakukan penghitungan hak peserta melalui LPHP (Lembar Perhitungan Hak Peserta).


(4)

mendapatkan otorisasi dari kepala bagian pelayanan.

d. Fungsi pencatatan (bagian administrasi keuangan) melakukan pencatatan setelah menerima LKH (Laporan Kas Harian) dan membandingkannya dengan proyeksi yang ada.

e. Terdapat pengecekan terhadap keabsahan dan keaslian SP4A (Surat Permohonan Pembayaran Pensiun Peserta) untuk selanjutnya ditetapkan klaim atas Tunjangan Hari Tua dan Pensiun.

f. Bukti pembayaran atau kuitansi dicap “Lunas” oleh bagian keuangan setelah diotorisasi kepala bagian keuangan dan LPHP diserahkan kepada peserta.

4. Karyawan PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah memenuhi syarat yang dituntut oleh pekerjaannya dan hampir 95% pejabat dan karyawan PT TASPEN (PERSERO) telah mengantongi sertifikasi servis excellent atau pelayanan prima bahkan dengan mind tune up.

5. Adanya badan pemeriksa intern yang disebut AMI (Audit Mutu Internal) pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan.

6. Pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan telah dilakukan rolling pegawai sehingga dapat menghindarkan kecurangan dan kejenuhan dari para pegawai perusahaan tersebut.


(5)

B. Saran

Setelah melakukan analisis mengenai aktivitas sistem pengendalian internal terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas yang ada pada PT TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan serta berdasarkan atas kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Perlunya pengawasan yang ketat terhadap dokumen yang berkaitan dengan pengajuan klaim untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

2. Sebaiknya pada pembuatan rancangan proyeksi maupun proyeksi dalam prosedur pengeluaran kas benar-benar dihitung dengan cermat oleh Bagian Pelayanan, sehingga apabila terjadi selisih lebih maupun selisih kurang tidak perlu diadakan revisi yang mungkin dapat menimbulkan kecurangan. Juga efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dapat tercapai.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : ANDI.

Fahmi, Irham. 2013. Glosarium Ilmu Manajemen dan Akuntansi. Cetakan Kesatu. Bandung : Alvabeta.

Harrison, Walter T. Dkk . 2012. Akuntansi Keuangan. Jilid 1, Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Harrison, Walter T. Dan Charles T. Horngren. 2007. Akuntansi. Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.

Murtanto. 2005. Sistem Pengendalian Internal untuk Bisnis. Jakarta : Hecca Mitra Utama.

Sodikin, Slamet Sugiri. 2013. Akuntansi Pengantar 2 Berbasis SAK ETAP 2009. Edisi Keenam. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sunyoto, Drs. Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi. Cetakan Pertama. Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Tunggal, Drs. Amin Widjaja. 2013. Pengendalian Internal Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Jakarta : Harvindo.