Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas PUM (Pemegang Uang Muka) Pada Balai Diklat BPK RI Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA)

PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

Oleh :

DARMAWATI SIMAMORA 112102142

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DARMAWATI SIMAMORA

NIM : 112102142

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA) PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

Tanggal …. Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal …. Juli 2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal …. Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : DARMAWATI SIMAMORA

NIM : 112102142

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA) PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

MEDAN, Juli 2014

(DARMAWATI SIMAMORA) NIM. 112102142


(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tak lupa shalawat beriringkan salam kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang kelak kita harapkan Syafa’at nya di Yaumil Mahshar kelak, Amin ya Rabbal Alamin.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang memerlukannya. Namun sebagai manusia biasa penulis pasti memiliki keterbatasan dan penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih atas segala dukungan, pikiran, tenaga, semangat, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan tugas akhir ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi dan sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan


(5)

waktunya untuk memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mamik Mis Chastina kepala Balai Diklat BPK RI yang telah memberi izin riset, pak Wiwid Mulyadi kasubag pelaksana dan pak Taufik selaku kasubag secretariat serta semua staf penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya.

5. Teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua tercinta. Ayahanda M.Saddar Simamora dan Ibunda Maslan siregar yang telah memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan untuk ananda dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Serta untuk seluruh keluarga besar Simamora, khusus nya kepada abangda (Erwin SE, AK) yang selalu memberikan nilai moril maupun materil serta dukungan dan semangat buat penulis.

6. Sahabat - sahabat terbaik yang telah mendukung dan memberi semangat serta doa. Rizky Nirwana, Tribudi , Alfri, Lita ,Ely lasa , Rini dan seluruh teman yang ada di Group A, B,C, D dan seluruh teman yang ada di Universitas Sumatera Utara.

7. Sahabat Sejati yang selalu ada waktunya baik suka maupun duka serta pendukung dan motivator kepada penulis. Yudha fatner, Ayu pesek, Mimi ndut, Rici, Dewi, Faija.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan


(6)

iii

membalas segala kebaikan semua pihak yang mendukung kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga kita selalu dijalan yang diridhoi oeh ALLAH SWT, amin.

Medan, 2014 Penulis

Darmawati Simamora NIM. 112102142


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Penelitian ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II BALAI DIKLAT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 10

D. Jaringan Kegiatan ... 13

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 14


(8)

v

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA) PADA BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN

A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Internal ... 16

B. Unsur – unsur Pengendalian Internal... 22

C. Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran kas ... 25

D. Prosedur Penerimaan Kas Pum ... 29

E. Prosedur Pengeluaran Kas Pum ... 30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 32

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 1.1 Jadwal Penelitian ... 3


(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 2.1 Struktur Organisasi Balai Diklat BPK RI Medan ... 12


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengendalian internal merupakan alat pengawasan yang sangat membantu seorang pemimpin perusahaan melaksanakan tugas sehingga mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dalam arti sempit, pengawasan intern berarti pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar (crossfooting), maupun penjumlahan secara menurun (footing).

Setiap badan usaha dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan dana dalam bentuk kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva. Selain itu, kas merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk memperlancar aktivitas perusahaan di dalam perolehan laba.

Kas merupakan aktiva yang paling lancar dari seluruh aktiva yang ada. Kas mempunyai sifat tersendiri bila dibandingkan dengan aktiva lainnya. Bentuknya relatif kecil, mudah dipindah tangankan, dan keinginan untuk memilikinya tinggi, sehingga selalu menjadi sasaran penyelewengan. Hal ini terjadi karena hampir seluruh transaksi dalam perusahaan berhubungan dengan kas, baik pada perusahaan jasa, industri, maupun perusahaan dagang.

Agar penyelewengan terhadap kas tidak terjadi, maka diperlukan suatu pengawasan internal terhadap kas, baik dari segi penerimaan maupun segi pengeluaran. Pengawasan internal atau sekarang ini yang lebih sering


(12)

2

dikatakan sebagai pengendalian intern merupakan prosedur-prosedur secara terperinci yang dipakai oleh pimpinan pengelola untuk mengawasi atau mengendalikan badan usaha secara kolektif.

Pengendalian yang baik dan efektif, memungkinkan pimpinan perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan pekerjaan untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Seperti halnya Balai Diklat BPK RI Medan yang merupakan perusahaan BUMN sehingga sangat mungkin terjadi penyelewengan terhadap kasnya, oleh karena itu sangat diperlukan suatu sistem pengendalian internal.

Tujuannya adalah untuk mengamankan harta perusahaan dari berbagai bentuk penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong agar staf atau pegawai mematuhi kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sehingga penyelewengan dan kecurangan dapat dihindari atau ditekan sekecil mungkin.

Berdasarkan dari uraian di atas, sehingga peneliti ingin melakukan pembahasan melalui tugas akhir ini dengan meneliti “Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas PUM (Pemegang Uang Muka) Pada Balai Diklat BPK RI Medan”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah berbeda-beda satu sama lainnya, sama halnya dengan Balai


(13)

3

Diklat BPK RI Medan. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis ialah “Apakah Balai Diklat BPK RI Medan telah menciptakan suatu pengendalian internal kas yang baik dan memadai yang mendukung kelancaran operasional perusahaan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui apakah Balai Diklat BPK RI Medan telah menciptakan pengawasan internal kas yang baik, dan

b. Memadai yang mendukung kelancaran operasional perusahaan. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan.

b. Digunakan penulis lainnya sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

Bagi perusahaan itu sendiri dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

Rencana Penulisan terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. 1. Jadwal Penelitian


(14)

4

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Juni 2014

I II III IV 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membagikan dalam 4 bab.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB 2 : BALAI DIKLAT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI MEDAN


(15)

5

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB 3 : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA) PADA BALAI DIKLAT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan pengertian dan tujuan pengendalian internal, unsur-unsur pengendalian internal, pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penerimaan kas pum, dan prosedur pengeluaran kas pum.

BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan juga bebera saran yang relevan dengan kesimpulan.


(16)

6 BAB II

BALAI DIKLAT BPK RI MEDAN A. Sejarah Ringkas

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 adalah sebuah lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Secara struktur, BPK RI merupakan sebuah lembaga eksternal yang terpisah dari Pemerintah Republik Indonesia dan memiliki kedudukan yang setingkat dengan lembaga negara yang lain, seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.

BPK RI berdiri pada tanggal 1 Januari 1947 berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor 11/UM tanggal 28 Desember 1946. Landasan hukum lain yang berhubungan dengan BPK RI adalah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bab VIII A, Pasal 23 E, 23 F, dan 23 G.

Adapun peraturan yang menjadi pegangan BPK RI dalam melaksanakan tugas pemeriksaan yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Unsur keuangan negara yang menjadi lingkup pemeriksaan BPK RI meliputi seluruh unsur keuangan negara sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2 yang meliputi:


(17)

7

a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman.

b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan kepada pihak ketiga.

c. Penerimaan Negara. d. Pengeluaran Negara. e. Penerimaan Daerah. f. Pengeluaran Daerah.

g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah.

h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum.

i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

Susunan organisasi pelaksana BPK RI yang terbaru ditetapkan dalam Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 Tanggal 13 Juli 2007 tentang organisasi dan tata kerja pelaksanaBadan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Berdasarkan peraturan tersebut, pelaksana BPK RI terdiri dari:

a. Sekretariat Jenderal b. Inspektorat Utama


(18)

8

c. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara

d. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara

e. Auditorat Utama Keuangan Negara I f. Auditorat Utama Keuangan Negara II g. Auditorat Utama Keuangan Negara III h. Auditorat Utama Keuangan Negara IV i. Auditorat Utama Keuangan Negara V j. Auditorat Utama Keuangan Negara VI k. Auditorat Utama Keuangan Negara VII l. Perwakilan BPK RI

m.Staf Ahli

n. Kelompok Jabatan Fungsional.

Salah satu unit organisasi pelaksana BPK RI di daerah adalah Balai Diklat BPK RI Medan yang berada di bawah direktorat utama perencanaan, evaluasi, pengembangan, pendidikan dan pelatihan pemeriksaan keuangan negara.

Balai Diklat BPK RI Medan di resmikan pada tanggal 12 Juli 2012 yang ditandatangani oleh ketua BPK RI Bapak Drs. Hadi Poernomo, AK. Walaupun di Kota Medan terdapat Perwakilan BPK RI Provinsi Sumatera Utara, secara struktural Balai Diklat BPK RI Medan berkoordinasi dan


(19)

9

bertanggung jawab kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPK RI (Pusdiklat BPK RI)yang berada di Jakarta sebagai atasan langsung.

Sesuai Keputusan BPK RI Nomor 39 Tahun 2007 Pasal 221 dan Pasal 222, Balai Diklat BPK RI Medan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan diklat sesuai dengan rencana dan program yang telah disusun dan ditetapkan oleh Pusdiklat.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Diklat BPK RI Medan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan dan pengevaluasian kegiatan diklat.

b. Penyiapan tenaga pengajar, modul, dokumen administrasi, fasilitas belajar, serta sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan diklat.

c. Pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, sarana prasarana, dan sistem informasi.

d. Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.

e. Pelaksanaan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Kepala Pusdiklat.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berikut penulis akan melampirkan bagan struktur organisasi yang ada di Balai Diklat BPK RI Medan.


(20)

dilihat

C. Job D

a. Ke Ur 1) 2) 3) Kepala Ba

Diklat

Adapun str t pada gamb

Struk

escription epala Balai raian tugas d

Memimpi Menanda Menanda alai  t ruktur orga bar berikut :

ktur Organi

Sumber: B

i Diklat dan tanggun

in roda kegi atangani dok atangani not Kasuba Sekretar Kasuba Pelaksan anisasi pada : Gambar isasi Balai Balai Diklat ng jawab: iatan instan kumen-doku ta dinas. g  iat g  na

a Balai Dik

r 2.1

Diklat BPK

t BPK RI M

nsi.

umen perus Staff Penga Barang

Pemegang U Muka

Staff Mecha Electrik

Staff Admini Gudang

Staff Evalu Diklat

Staff Penga Absensi Pes Diklat

Staff Ticke

klat BPK R

K RI Meda

Medan ahaan. daan  g Uang  anical  k istrasi  g uasi  awas  serta  ting RI Medan an

PTT Penge Wisma

PTT Secur

PTT Pemba Pengawa Absens 10 dapat lola  rity antu  as  i


(21)

11

b. Kepala Sub Bagian Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab : 1) Pengurusan pelaksanaan diklat. 2) Menandatangani hasil kuisioner. 3) Menandatangani berita acara.

4) Melaporkan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Balai dan Pusdiklat

c. Staff Sub Bagian Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab:

1) Menginput data peserta dan instruktur diklat kedalam sisdiklat 2) Mengawasi daftar absensi peserta diklat

3) Mengurus biaya transport dan uang saku peserta diklat 4) Merekap data kuisioner

5) Mengawasi ujian peserta diklat d. Kepala Sub Bagian Sekretariat

Uraian tugas dan tanggung jawab:

1) Pengurusan SDM, serta sarana dan prasarana di lingkungan Balai Diklat BPK RI Medan

2) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan Balai Diklat BPK RI Medan 3) Melaporkan hasil kegiatan secara berkala kepada Kepala Balai Diklat

BPK RI Medan

e. Staff Sub Bagian Sekretariat Uraian tugas dan tanggung jawab:


(22)

12

1) Mengontrol dan mengurusi pemeliharaan sarana dan prasarana.

2) Mengkoordinir pengawasan terhadap pegawai tidak tetap dan cleaning service.

3) Berkoordinasi dengan pihak katering dan rekanan pengadaan lainnya serta memantau kesiapan katering pada saat pelaksanaan diklat. 4) Melaksanakan update data kepegawaian dan mengurusi administrasi

kepegawaian dasar.

5) Mengontrol dan mengurusi perlengkapan (persediaan) dan keperluan operasional kantor.

6) Mengelola keuangan Balai Diklat BPK RI Medan. f. Security dan Cleaning servise

Uraian tugas dan tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab atas kunci kantor Balai Diklat Bpk RI Medan untuk membuka / mengunci kantor setiap hari,

2) Menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan staf dan dapat menjaga hubungan baik dengan semua staf dalam rangka menunjang kelancaran kerja,

3) Menjaga dan bertanggung jawab atas kemanan dan kebersihan gedung kantor / lingkungan kantor, kendaraan (mobil, sepeda motor, genset dan sebagainya),

4) Membuat dan menyediakan makanan / minuman bagi staf dan tamu perusahaan,


(23)

13

5) Melaksanakan pemeliharaan / maintenance kendaraan inventaris kantor dalam hal service (ganti spare parts, ganti oli dan lain-lain) sesuai dengan permintaan pemegang kendaraan inventaris dengan melalui persetujuan Kasubag pelaksana maupun secretariat.

6) Menjaga keamanan kendaraan karyawan dan kendaraan tamu perusahaan ketika berada di lingkunan perusahaan,

7) Mengontrol keperluan dapur / kantin kantor (aqua, gula, kopi, sabun, sapu, kain pel dan lain-lain.

8) Mencatat keluar masuk tamu perusahaan dan tamu penyewa ruangan kantor ke dalam buku khusus,

9) Menjaga keamanan kantor, inventaris, staf dan tamu perusahaan apabila diperlukan,

g. Pengemudi

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab :

1) pengemudi kendaraan dinas Balai Diklat BPK RI Medan, 2) pengemudi untuk kegiatan dinas lainnya apabila diperlukan, 3) mengecek dan merawat kendaraan dinas yang ada,

4) membantu pekerjaan fungsi bagian umum lainnya diantaranya kebersihan kantor, melayani makanan / minuman tamu perusahaan, 5) melaksanakan pengurusan surat-surat / perizinan mobil dinas.

D. Jaringan Kegiatan

Balai Diklat BPK RI Medan adalah unsur pelaksana pendidikan dan pelatihan pemeriksa keuangan negara dalam rangka peningkatan kompetensi/


(24)

14

profesionalisme pegawai dan calon pegawai dilingkungan berdasarkan kebijakan pengembangan SDM (Pasal 202).

Balai Diklat Medan mempersiapkan pemeriksa BPK untuk dapat memahami proses penyelenggaraan keuangan negara yang sangat kompleks, serta dapat mengikuti perkembangan metodologi dan teknologi pemeriksaan mutakhir. Balai Diklat juga merupakan media awal pembentukan pegawai BPK yang berintegritas, bersikap indenpenden dan berjiwa profesional.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi pemerintah tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi pemerintah, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Balai Diklat BPK RI Medan, balai diklat terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh balai diklat dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan balai diklat adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan terhadap pegawai dan calon pegawai, melakukan berbagai macam diklat-diklatkhusus dan umum yang bermanfaat bagi negara, instansi pemerintah dan pegawai, serta melakukan pengabdian kepada negara dengan cara melakukan tugas sebagai pemeriksa keuangan dengan indenpenden dan profesional. Balai diklat juga terus melakukan pembinaan terhadap pegawai dan calon pegawai


(25)

15

agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Balai Diklat BPK RI Medan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Persiapan diklat

b. Pendidikan dan pelatihan c. Melakukan test evaluasi d. Pemberian sertifikat.


(26)

16 BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PUM (PEMEGANG UANG MUKA) PADA BALAI DIKLAT

BPK RI MEDAN

A. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan alat pengawasan yang sangat membantu seorang pemimpin perusahaan melaksanakan tugas sehingga mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dalam arti sempit, pengawasan intern berarti pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar (crossfooting), maupun penjumlahan secara menurun (footing).

Pengendalian Internal menurut Balai Diklat BPK RI Medan meliputi semua metode atau peraturan yang digunakan perusahaan untuk menjaga kekayaan harta perusahaannya, mengatur kegiatan perusahaan yang sekarang dan membuat rencana untuk masa yang akan datang yang tujuannya untuk meningkatkan kemajuan perusahaan.

Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mendorong efisiensi dipatuhinya kebijaksanaan manajemen untuk mendorong tercapainya hal-hal tersebut diperlukan syarat tertentu yang merupakan unsur dari pengendalian itu sendiri yang apabila syarat ini dipenuhi maka tujuan perusahaan dapat dicapai secara maksimal dan menggunakan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien.


(27)

17

“Kas, harta yang paling liquit adalah media pertukaran buku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pula lainnya. Kas umunya diklasifikasikan sebagai harta lancar agar dapat dilaporkan sebagai “kas”, post yang bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar, dan harus bebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaanya dalam pemenuhan hutang”.

Pengendalian Internal meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan. (IAI, 2002)

Pengendalian Internal meliputi rencana organisasi dan semua metode serta peraturan yang sederajat yang digunakan di dalam perusahaan untuk menjaga kekayaannya, memeriksa kecermatan dan keandalan data akuntansinya, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang sudah digariskan oleh manajemen.

Rencana dan prosedur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan alat pengendalian bagi kegiatan perusahaan disebut pengendalian intern

(internal control). Pengendalian ini terdiri dari rencana serta metode dan

prosedur yang berhubungan dengannya. (Niswonger, dkk 1992 : 79)

Pengendalian Internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi


(28)

18

usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti.

Struktur pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu : 1) Lingkungan Pengendalian

Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

2) Penilaian Resiko

Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

3) Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya


(29)

19

(aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab. 4) Informasi dan Komunikasi

Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

5) Pengawasan

Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi.Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem.

Menurut tujuannya sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam:


(30)

20

Pengendalian internal meliputi rencana serta prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membantu pemimpin perusahaan untuk menyetujui atau memberikan wewenang atas terjadinya transaksi. Pemberian wewenang merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini merupakan titik tolak untuk menciptakan pengawasan akuntansi atastransaksi.

2. Pengendalian internal akuntansi (internal accounting control)

Pengendalian Internal meliputi rencana akuntansi, rencana organisasi serta prosedur-prosedur dan catatan yang diperlukan untuk pengamanan harta perusahaan dan menyusun laporan keuangan yang dapat diandalkan.

Laporan keuangan tersebut dilakukan sedemikian rupa untuk menyakinkan bahwa :

a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pemimpin baik yang umum maupun khusus.

b. Transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan menekankan pertanggungjawab atas harta kekayaan perusahaan.

c. Pengawasan atas harta perusahaan yang diberikan hanya dengan persetujuan atau wewenang pimpinan perusahaan.

Tujuan Pengendalian Internal memberikan jaminan yang wajar bahwa : 1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha, 2. Informasi bisnis akurat,


(31)

21

3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan. (Warren, dkk 2005: 203) Tujuan Sistem Pengendalian Internal antara lain :

1. menjaga keamanan harta perusahaan, yang tidak saja meliputi aktiva atau harta, tetapi juga data dan informasi yang ada dalam perusahaan,

2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, dimana diperlukannya sistem administrasi dan akuntansi yang baik yaitu dengan mengadakan formulir dan bukti pencatatan yang dipakai sebagai dasar pengawasan, 3. mendorong efisiensi, perlunya diadakan sistem dan prosedur operasional

terhadap setiap bagian-bagian operasi perusahaan agar berjalan dengan lancar dan tertib,

4. mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen, dengan cara adanya formulir bukti pencatatan dan prosedur serta pemisahan tugas yang jelas harus mengikutsertakan beberapa petugas dengan tanggung jawab yang berbeda. (Mulyadi, 2001:320)

Tujuan utama Sistem Pengendalian Internal : 1. Untuk menjaga aktiva perusahaan,

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi,

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan,

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Sistem Pengendalian Internal yang efektif jika memiliki karakteristik antara lain :


(32)

22

1. personalia yang kompeten, dapat dipercaya, dan beretika, 2. tugas pertanggungjawaban

3. pemberian kuasa yang tepat, 4. pembagian tugas,

5. audit internal dan eksternal, 6. dokumen dan catatan,

7. elektronik dan pengendalian lainnya. (Horngren, Harrison, Robinson dan Secokusumo, 1997:89-90)

Menurut peneliti, suatu pengendalian internal meliputi semua metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga harta kekayaan perusahaan, mendorong diikutinya kebijakan perusahaan, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dan menurut peneliti Balai Diklat Bpk RI Medan belum sepenuhnya mampu mewujudkan tujuan sistem pengendalian internal pada perusahaannya. Hal ini dapat dilihat dengan masih terjadinya penyelewengan terhadap harta kekayaan perusahaan tersebut.

B. Unsur-unsur Pengendalian Internal

Dengan diterapkannya pengendalian yang efektif, maka akan memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan ataupun penggelapan kas yang terjadi dalam perusahaan.

Berikut ini adalah unsur-unsur pengendalian internal.

1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung jawab Fungsional secara tegas


(33)

23

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas dan tanggung jawab kepada unit-unit organisasi yang di bentuk untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini di dasarkan pada prinsip-prinsip seperti :

a. harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi, dan penyimpanan dari fungsi akuntansi,

b. suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap-tahap suatu transaksi.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi apabila ada otorisasi dari pejabat yang berwenang menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh sebab itu dalam organisasi ada sistem pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Salah satu media untuk hal itu adalah formulir. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data di rekam dalam formulir dan catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi.

3. Praktik yang sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi setiap Unit Organisasi

Ada beberapa cara umum yang dilaksanakan perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat antara lain :


(34)

24

a. penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang,

b. pemeriksaan mendadak yang dilakukan oleh audit internal

c. setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang / satu unit organisasi tanpa ada campur tangan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

d. keharusan pengambilan cuti bagi staf yang berhak, selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain,

e. secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan perusahaan dan catatannya,

f. pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang ada, unit ini disebut Satuan Pengawasan Internal / Staf Pemeriksa Internal.

4. Staf yang Mutunya sesuai dengan Tanggung jawabnya

Pemilihan staf yang bermutu dilaksanakan perusahaan melalui proses seleksi dan melakukan pengembangan / training untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan di bidangnya masing-masing.

Menurut peneliti, penerapan unsur-unsur pengendalian internal Balai Diklat BPK RI Medan tidak sepenuhnya dilakukan. Hal ini dapat dilihat bahwa tidak ada bagian khusus yang berfungsi sebagai Internal audit. Yang berwenang melakukan tugas memeriksa data-data keuangan dalam Balai


(35)

25

Diklat BPK RI Medan adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). Ini menggambarkan bahwa pengendalian internal perusahaan tidak baik, karena pengendalian internal dikatakan baik jika perusahaan tersebut telah melaksanakan unsur-unsur pengendalian internal, sebab dengan terlaksananya pengendalian internal tersebut maka apa yang diharapkan dari pengendalian internal akan tercapai.

Balai Diklat BPK RI Medan juga tidak mengadakan inspeksi secara mendadak terhadap aktivitas perusahaan terutama terhadap laporan keuangan perusahaan, sedangkan inspeksi mendadak ini sangat penting tidak hanya terhadap aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan laporan keuangan tetapi juga terhadap aktivitas perusahaan yang lain.

Dalam praktek yang lain, Balai Diklat BPK RI Medan juga tidak melakukan perputaran jabatan dengan semestinya. Perputaran jabatan ini sangat penting karena apabila satu staf melakukan penyelewengan, maka akan dapat diketahui oleh staf yang menggantikan jabatannya itu, jadi untuk periode selanjutnya kemungkinan terjadinya kecurangan sangat kecil bahkan tidak mungkin terjadi.

C. Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pum (Pemegang Uang Muka) Balai Diklat BPK RI Medan

Pengendalian internal kas sangat penting karena kas adalah salah satu aktiva yang paling lancar dan dapat digunakan sebagai alat tukar pada setiap saat dibutuhkan. Pada umumnya setiap transaksi yang diterima selalu berhubungan dengan kas, baik penerimaan maupun pengeluaran. Kas


(36)

26

memiliki bentuk yang sederhana, ringan dan mudah dibawa, sehingga kas mudah diselewengkan. Kesalahan pencatatan kas akan mempengaruhi perkiraan-perkiraan lain.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pengawasan intern kas yang baik terhadap transaksi yang berhubungan dengan kas. Tujuan dari pengendalian internal atas penerimaan kas adalah sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar-benar diterima dan diamankan sebagai milik pengawasan intern kas

b. Menciptakan manfaat yang besar dari jumlah kas yang diterima dan dimiliki pengawasan intern kas.

Sistem akuntansi penerimaan kas yang ditetapkan oleh Balai Diklat BPK RI Medan dapat dikatakan baik, karena :

1. Diadakan pemisah fungsi pengurusan kas dengan fungsi pengeluaran kas. 2. Terciptanya kerja sama yang baik antara bagian yang berhubungan dengan

penerimaan kas.

3. Diadakan pengawasan yang ketat pada fungsi penerimaan dan pencatatan kas.

4. Harus ditunjuk dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas harus dicatat.

Faktor-faktor yang mendukung seperti struktur organisasi, sistem otorisasi dan lain-lain.Bila ditinjau dari cara prosedur penerimaan kas yang dilakukan perusahaan sudah dapat dikatakan baik, karena :


(37)

27

1. Formulir-formulir dan catatan yang digunakan oleh Balai Diklat BPK RI Medan memenuhi persyaratan yang diterapkan dan didalamnya tercantum aspek pengawasan.

2. Penggunaan bukti-bukti yang telah dirancang dengan baik dan digunakan oleh Balai Diklat BPK RI Medan untuk merekam penerimaan kas dalam bentuk sederhana sehingga mudah dimengerti cara pemakaiannya. Dimana masing-masing formulir mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda.

3. Pencatatan bukti dengan sepanjang penerimaan kas tersebut telah dibuktikan dengan bukti-bukti, maka mencatatnya kedalam pembukuan dilakukan dengan segera oleh bendahara sampai proses selanjutnya diserahkan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk diproses lebih lanjut.

1. Pengendalian Internal Penerimaan Kas pum

Pengendalian internal kas yang baik harus dapat menjamin penerimaan dicatat apa adanya. Untuk mengawasi penerimaan kasnya, Balai Diklat BPK RI Medan menerapkan :

1. tugas dan tanggung jawab dalam menangani kas harus tegas, jelas dan pasti,

2. transaksi harus dicatat dengan segera,

3. pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat secara up to date,


(38)

28

5. memuat arsip untuk menyimpan dokumen-dokumen sebagai tanda terima uang,

6. memeriksa keabsahan penerimaan kas, misalnya dibayar oleh siapa dan diterima oleh siapa,

7. untuk membuktikan kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung kas serta saldo uang kas yang ada diperiksa,

8. perusahaan harus menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari-hari, selebihnya dibuku kan ke buku kas umum.

2. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas pum

Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas juga harus dilakukan sedemikian rupa, agar tidak terjadi kesalahan dan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Sistem penerapan pengendalian yang memuaskan akan memberi kapastian bahwa pengeluaran yang dilakukan ada hubungannya dengan aktivitas perusahaan yang telah dibukukan serta mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.

Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas antara lain :

a. pengendalian menerapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek, giro dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu,

b. semua cek yang akan dibayar mempunyai nomor yang umumnya telah ditetapkan oleh bank,


(39)

29

c. tanggal cek harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku kas, d. nama dari penerima harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku

kas,

e. jumlah uang yang tertulis di cek harus sama dengan jumlah uang yang dicatat dalam buku kas,

f. seluruh bukti pengeluaran kas dan bank ditandatangani oleh manager keuangan dan administrasi sebagai bukti bahwa pengeluaran diketahui dan disetujui oleh perusahaan,

g. seluruh transaksi harus dicatat segera tepat waktu.

Dalam hal pengeluaran kas selalu terbuka kesempatan untuk berbuat kecurangan dengan cara menggunakan dana secara tidak wajar / tidak benar, untuk itu pengeluaran kas harus selalu dikelola dengan baik agar tidak merugikan perusahaan. Oleh sebab itu suatu sistem pengendalian internal kas sedapat mungkin dapat mencegah / memperkecil penyelewengan terhadap kas.

D. Prosedur Penerimaan Kas Pum (Pemegang Uang Muka) Prosedur Penerimaan Kas pum

Pada setiap perusahaan prosedur penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan.Prosedur peneriman kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja.Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian internal kas. Sebelum kita melihat prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Balai


(40)

30

Diklat Bpk RI Medan terlebih dahulu penulis menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas perusahaan yaitu :

a. APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), b. PNBP (Pendapatan Negara Bukan pajak).

Prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Balai Diklat BPK RI Medan adalah sebagai berikut :

a. penerimaan kas harus selalu didukung dengan bukti penerimaan kas dan permintaan uang muka ke bendahara pusdiklat BPK RI.

b. semua cek yang diterima harus atas nama perusahaan dan mengambil ke BPK Perwakilan,

c. penerimaan kas harus selalu dicatat langsung ke buku perbendaharaan dengan tepat waktu, hal ini dapat mencegah penyalahgunaan uang kas, d. bagian pembukuan harus mencatat semua penerimaan kas berdasarkan

bukti penerimaan kas yang ada,

e. semua penerimaan kas harus dicatat tepat pada waktunya. Pencatatan yang tepat pada waktunya terhadap penerimaan kas akan dapat memberikan pertanggungjawaban yang efektif terhadap jumlah uang yang diterima.

E. Prosedur Pengeluaran Kas pum (Pemegang Uang Muka)

Pengeluaran kas adalah uang yang dikeluarkan melalui kas baik berapa uang tunai ataupun cek untuk kegiatan perusahaan.Berikut ini pengeluaran kas yang dilakukan oleh Balai Diklat Bpk RI Medan.

a. Pengeluaran rutin, meliputi pembayaran tagihan Koran, sewa mesin fotokopi, pembelian akua galon, lowndry mukenah mushola dan wisma,


(41)

31

pembayaran bbm kendaraan inventaris, upah tenaga pengajar peserta diklat, dan pembayaran tiket peserta diklat.

b. Pengeluaran tidak rutin, meliputi biaya perbaikan dan pemeliharaan supply (perlengkapan), Perbaikan Kendaraan Inventaris, pendingin ruangan (AC),

computer, Perlengkapan listrik dan lain-lain.

Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan Balai Diklat Bpk RI Medan : a. setiap transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, b. pengeluaran kas perusahaan dalam jumlah kecil maupun besar melalui

perbendaharaan,

c. orang yang menagih pembayaran untuk mengisi surat permintaan uang muka

d. surat permintaan uang muka harus disetujui kasubag kesekretariat e. setelah disetujui lalu pum membayar kepada orang yang menagih f. transaksi dicatat ke buku kas umum.

Pengawasan terhadap pengeluaran kas sudah cukup memadai yang ditandai dengan :

1. Setiap pengeluaran yang terjadi harus disertai dengan bukti atau cek. 2. Bukti pengeluaran kas harus rangkap tiga.

3. Bukti pengeluaran kas harus disahkan oleh yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk.

4. Periksa bukti keluar kas apakah sudah diparaf oleh Bendahara dan telah diperiksa oleh Audit Internal.


(42)

32 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Balai Diklat BPK RI Medan, maka peneliiti dapat mengambil beberapa kesimpulan.

1. Balai Diklat BPK RI Medan telah menciptakan suatu Pengendalian Internal kas Pum yang baik dan memadai yang mendukung kelancaran organisasi perusahaan.

2. Sistem pengendalian internal baik dari segi penerimaan dan pengeluaran kasnya telah berjalan dengan baik.

3. Penerapan unsur-unsur pengendalian internal pada Balai Diklat BPK RI Medan belum diterapkan dengan baik, karena masih ada unsur-unsur pengendalian internal di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan antara lain tidak adanya bagian khusus yang berfungsi sebagai Internal audit, tidak diadakannya inspeksi atau pemeriksaaan secara mendadak terhadap aktivitas perusahaan terutama dalam hal laporan keuangan perusahaan, dan juga Balai Diklat BPK RI Medan tidak melakukan perputaran jabatan dengan semestinya sehingga kemungkinan terjadinya penyelewengan dalam perusahaan masih sangat besar.

4. Proses prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pum pada Balai Diklat BPK RI Medan sudah berlangsung dengan baik karena setiap transaksi disertai dengan bukti pendukung.


(43)

33

B. Saran

1. Dalam memberikan tugas dan tanggung jawab kepada staf harus sesuai dengan tingkat kecakapannya, dimana kepribadian staf itu sendiri adalah faktor yang menentukan bagi kemajuan perusahaan.

2. Hendaknya sistem pengendalian internal perlu ditingkatkan lagi, mengingat semakin berkembangnya kemajuan di segala bidang khususnya dalam hal-hal yang menunjang segala kemajuan perusahaan. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap pengawasan secara berkala dan teratur agar setiap fungsi dapat berjalan semaksimal mungkin dan segala kecurangan-kecurangan dan kelemahan-kelemahan dalam sistem pengendalian internal dapat diketahui segera dan dapat dilakuan perbaikan-perbaikan,

3. Sebelum cek ditulis atau sebelum pengeluaran dilakukan, maka perlu dibuktikan kebenaran jumlah kas yang sebenarnya untuk pengeluaran tersebut dan langsung dibukukan ke buku kas umum.

4. Harus diperiksa ketelitian terhadap angka dalam penjumlahan dan pencatatan penerimaan kas bila perlu adanya bagian khusus yang berperan dalam memeriksa laporan keuangan yakni Internal audit atau KAP,

5. Pentingnya dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pum pada Balai Diklat BPK RI Medan.


(44)

34

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Holmes, Arthur W, David C. Burns, 1996, Auditing Norma dan Prosedur, Edisi Kesembilan. Jilid Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Horngren, Harrison, Robinson & Secokusumo, 1997, Akuntansi di Indonesia, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Badan Penerbit STIE, YKPN, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rollin, C. Niswonger, Philip E. Fess, 1992, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(1)

29

c. tanggal cek harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku kas, d. nama dari penerima harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku

kas,

e. jumlah uang yang tertulis di cek harus sama dengan jumlah uang yang dicatat dalam buku kas,

f. seluruh bukti pengeluaran kas dan bank ditandatangani oleh manager keuangan dan administrasi sebagai bukti bahwa pengeluaran diketahui dan disetujui oleh perusahaan,

g. seluruh transaksi harus dicatat segera tepat waktu.

Dalam hal pengeluaran kas selalu terbuka kesempatan untuk berbuat kecurangan dengan cara menggunakan dana secara tidak wajar / tidak benar, untuk itu pengeluaran kas harus selalu dikelola dengan baik agar tidak merugikan perusahaan. Oleh sebab itu suatu sistem pengendalian internal kas sedapat mungkin dapat mencegah / memperkecil penyelewengan terhadap kas.

D. Prosedur Penerimaan Kas Pum (Pemegang Uang Muka) Prosedur Penerimaan Kas pum

Pada setiap perusahaan prosedur penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan.Prosedur peneriman kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja.Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian internal kas. Sebelum kita melihat prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Balai


(2)

Diklat Bpk RI Medan terlebih dahulu penulis menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas perusahaan yaitu :

a. APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), b. PNBP (Pendapatan Negara Bukan pajak).

Prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Balai Diklat BPK RI Medan adalah sebagai berikut :

a. penerimaan kas harus selalu didukung dengan bukti penerimaan kas dan permintaan uang muka ke bendahara pusdiklat BPK RI.

b. semua cek yang diterima harus atas nama perusahaan dan mengambil ke BPK Perwakilan,

c. penerimaan kas harus selalu dicatat langsung ke buku perbendaharaan dengan tepat waktu, hal ini dapat mencegah penyalahgunaan uang kas, d. bagian pembukuan harus mencatat semua penerimaan kas berdasarkan

bukti penerimaan kas yang ada,

e. semua penerimaan kas harus dicatat tepat pada waktunya. Pencatatan yang tepat pada waktunya terhadap penerimaan kas akan dapat memberikan pertanggungjawaban yang efektif terhadap jumlah uang yang diterima.

E. Prosedur Pengeluaran Kas pum (Pemegang Uang Muka)

Pengeluaran kas adalah uang yang dikeluarkan melalui kas baik berapa uang tunai ataupun cek untuk kegiatan perusahaan.Berikut ini pengeluaran kas yang dilakukan oleh Balai Diklat Bpk RI Medan.

a. Pengeluaran rutin, meliputi pembayaran tagihan Koran, sewa mesin fotokopi, pembelian akua galon, lowndry mukenah mushola dan wisma,


(3)

31

pembayaran bbm kendaraan inventaris, upah tenaga pengajar peserta diklat, dan pembayaran tiket peserta diklat.

b. Pengeluaran tidak rutin, meliputi biaya perbaikan dan pemeliharaan supply (perlengkapan), Perbaikan Kendaraan Inventaris, pendingin ruangan (AC), computer, Perlengkapan listrik dan lain-lain.

Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan Balai Diklat Bpk RI Medan : a. setiap transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, b. pengeluaran kas perusahaan dalam jumlah kecil maupun besar melalui

perbendaharaan,

c. orang yang menagih pembayaran untuk mengisi surat permintaan uang muka

d. surat permintaan uang muka harus disetujui kasubag kesekretariat e. setelah disetujui lalu pum membayar kepada orang yang menagih f. transaksi dicatat ke buku kas umum.

Pengawasan terhadap pengeluaran kas sudah cukup memadai yang ditandai dengan :

1. Setiap pengeluaran yang terjadi harus disertai dengan bukti atau cek. 2. Bukti pengeluaran kas harus rangkap tiga.

3. Bukti pengeluaran kas harus disahkan oleh yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk.

4. Periksa bukti keluar kas apakah sudah diparaf oleh Bendahara dan telah diperiksa oleh Audit Internal.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Balai Diklat BPK RI Medan, maka peneliiti dapat mengambil beberapa kesimpulan.

1. Balai Diklat BPK RI Medan telah menciptakan suatu Pengendalian Internal kas Pum yang baik dan memadai yang mendukung kelancaran organisasi perusahaan.

2. Sistem pengendalian internal baik dari segi penerimaan dan pengeluaran kasnya telah berjalan dengan baik.

3. Penerapan unsur-unsur pengendalian internal pada Balai Diklat BPK RI Medan belum diterapkan dengan baik, karena masih ada unsur-unsur pengendalian internal di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan antara lain tidak adanya bagian khusus yang berfungsi sebagai Internal audit, tidak diadakannya inspeksi atau pemeriksaaan secara mendadak terhadap aktivitas perusahaan terutama dalam hal laporan keuangan perusahaan, dan juga Balai Diklat BPK RI Medan tidak melakukan perputaran jabatan dengan semestinya sehingga kemungkinan terjadinya penyelewengan dalam perusahaan masih sangat besar.

4. Proses prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pum pada Balai Diklat BPK RI Medan sudah berlangsung dengan baik karena setiap transaksi disertai dengan bukti pendukung.


(5)

33

B. Saran

1. Dalam memberikan tugas dan tanggung jawab kepada staf harus sesuai dengan tingkat kecakapannya, dimana kepribadian staf itu sendiri adalah faktor yang menentukan bagi kemajuan perusahaan.

2. Hendaknya sistem pengendalian internal perlu ditingkatkan lagi, mengingat semakin berkembangnya kemajuan di segala bidang khususnya dalam hal-hal yang menunjang segala kemajuan perusahaan. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap pengawasan secara berkala dan teratur agar setiap fungsi dapat berjalan semaksimal mungkin dan segala kecurangan-kecurangan dan kelemahan-kelemahan dalam sistem pengendalian internal dapat diketahui segera dan dapat dilakuan perbaikan-perbaikan,

3. Sebelum cek ditulis atau sebelum pengeluaran dilakukan, maka perlu dibuktikan kebenaran jumlah kas yang sebenarnya untuk pengeluaran tersebut dan langsung dibukukan ke buku kas umum.

4. Harus diperiksa ketelitian terhadap angka dalam penjumlahan dan pencatatan penerimaan kas bila perlu adanya bagian khusus yang berperan dalam memeriksa laporan keuangan yakni Internal audit atau KAP,

5. Pentingnya dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pum pada Balai Diklat BPK RI Medan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Holmes, Arthur W, David C. Burns, 1996, Auditing Norma dan Prosedur, Edisi Kesembilan. Jilid Satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Horngren, Harrison, Robinson & Secokusumo, 1997, Akuntansi di Indonesia, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Badan Penerbit STIE, YKPN, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Rollin, C. Niswonger, Philip E. Fess, 1992, Dasar-Dasar Akuntansi 1, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.