Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Helvetia

IDENTIFIKASI SISTEM BUDIDAYA TEMBAKAU DELI
DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
KEBUN HELVETIA

SKRIPSI

Oleh:
NOFRIA MAULIDIANA
030308015/TEKNOLOGI PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

IDENTIFIKASI SISTEM BUDIDAYA TEMBAKAU DELI
DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
KEBUN HELVETIA


SKRIPSI

Oleh:

NOFRIA MAULIDIANA
030308015/TEKNOLOGI PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Achwil P.Munir,STP.M.Si
Ketua

Ainun Rohanah, STP.M.Si
Anggota


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Judul Skripsi : Identifikasi sistem budidaya tembakau deli di PT.Perkebunan
Nusantara II-Kebun Helvetia
Nama

: Nofria Maulidiana

Nim

: 030308015

Jurusan


: Teknologi Pertanian

Program Studi : Teknik Pertanian

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Achwil P. Munir, STP, M.Si.
Ketua

Ainun Rohanah, STP, M.Si
Anggota

Mengetahui

Ir. Saipul B. Daulay, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal lulus:


Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 24 November 1985 dari
ayah Drs.M.Ali Abdullah dan ibu Alm.Lela Hasnah. Penulis merupakan putri
pertama dari tujuh bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri I Lhokseumawe dan lulus
seleksi masuk USU melalui jalur PMP. Penulis memilih program studi Teknik
Pertanian jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan
organisasi IMATETA (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian) dan ATM
(Agriculture Technology Moslem). pada tahun 2006, penulis melaksanakan
praktek kerja lapangan (PKL) di PT.Barokah Sawit Sumatera, Marelan.

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala karuniaNya sehingga penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan. Skripsi
ini berjudul “Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli di PT.Perkebunan
Nusantara II-Kebun Helvetia”, yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Achwil P. Munir,STP,M.Si. selaku ketua komisi pembimbing dan kepada
Ibu Ainun Rohanah,STP,M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang telah
banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu mendoakan
penulis dan kepada pimpinan, staf dan karyawan PT.Perkebunan Nusantara IIKebun Helvetia dan BPTTD, Sampali atas bantuan dan informasi dalam penulisan
skripsi ini. Serta kepada Sulastri Panggabean dan seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan moril selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih terdapat kekurangan, karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini selanjutnya.
Semoga skripsi ini bermanfaaat
Medan, Februari 2008

Penulis
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

The purpose of this reseach is to analyse the deli tobacco cultivation
system at PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)- Kebun Helvetia and dominant
factors, which will happen in the future and will be needed by the stakeholders.
Data were collected by survey method through observation, questionaire,
interview and expert judgement. In system approach, the evaluation is based on
three aspects i.e industrial aspects, environmental aspects and socio-economic
aspects. In industrial aspects, the demand of cigaretes industry is still high.
In environmental aspects analysis, the change of environment quality at Helvetia
was happened i.e the land and water contained organic material of < 2% and

khlor (Cl) of 37,45 ppm was found in water of Bederak river. Whereas in socioeconomic aspects, the presence of change of society socio-economic view
concerning existence of deli tobacco cultivation system at Helvetia. The results
will be shown in structure causal-loop diagram, interpreted in blackbox diagram,
that will be used for designing the model structure of deli tobacco cultivation
system.
Keyword:System approach, Identification system, Deli tobacco cultivation, model
structure

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem budidaya
tembakau deli di PT.Perkebunan Nusantara II (Persero)-Kebun Helvetia dan
faktor-faktor dominan yang mungkin terjadi di masa mendatang dan dibutuhkan
oleh para stakeholder. Data diperoleh dengan melakukan metode survei terhadap
sistem dengan cara observasi, interview, kuisioner dan wawancara pakar. Dalam
pendekatan sistem, identifikasi sistem budidaya tembakau deli dilakukan dengan
evaluasi tiga aspek yaitu, aspek industri tembakau deli yang mengungkapkan
masih tingginya kebutuhan industri cerutu terhadap tembakau deli, aspek
lingkungan yang mengevaluasi penurunan kualitas lingkungan lahan Helvetia
terutama kualitas tanah dan air yang menunjukkan kandungan bahan organik <

2% dan kandungan khlor (Cl) sebesar 37,45 ppm yang terdapat pada air sungai
Bederak. Sedangkan dalam aspek sosial ekonomi dianalisa adanya perubahan
pandangan sosial ekonomi masyarakat sekitar terhadap keberadaan sistem
budidaya tembakau deli di Helvetia. Hasil dari identifikasi ditunjukkan dalam
penyusunan diagram lingkar sebab akibat yang kemudian diinterpretasikan ke
dalam diagram kotak hitam, keduanya akan berguna untuk perancangan struktur
permodelan sistem budidaya tembakau deli.
Kata kunci:Pendekatan sistem, Identifikasi sistem, Budidaya tembakau deli,
struktur model.
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

RINGKASAN

NOFRIA MAULIDIANA “Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli
di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Helvetia” dibimbing
oleh Achwil Putra Munir, STP, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ainun Rohanah, STP, M.Si sebagai anggota.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)Helvetia dengan tujuan untuk menganalisis sistem budidaya tembakau deli dan

faktor-faktor dominan yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang dan
dibutuhkan oleh para stakeholder. Metode penelitian dilakukan dengan
pendekatan sistem yang diwakili oleh observasi lapangan, wawancara, penyebaran
kuisioner dan juga wawancara pakar yang terkait dengan keberadaan sistem
budidaya tembakau deli di kebun Helvetia.
Pendekatan sistem dilakukan dengan mengevaluasi tiga aspek yang
dianggap penting yaitu aspek industri tembakau deli yang melihat masih tingginya
permintaan daun tembakau deli sebagai bahan baku pembuatan cerutu,
akan tetapi produksi tembakau deli tidak mampu memenuhi permintaan tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi aspek lingkungan, hal ini dilakukan
karena penurunan daya dukung lingkungan yang masih berlanjut dan
mengkhawatirkan untuk penjagaan produktifitas dan kualitas tembakau deli
terutama masalah tanah dan air. Aspek yang terakhir dievaluasi adalah aspek
sosial ekonomi sistem budidaya tembakau deli terhadap masyarakat sekitar yang
mulai beralih untuk menekuni pekerjaan lain diluar sistem budidaya tembakau
deli. Pertumbuhan industri-industri dengan penggunaan teknologi modren di

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009


sekitar kawasan Helvetia menjadi faktor penarik bagi tenaga kerja usia produktif
untuk bekerja di luar sistem.
Tahapan kerja pendekatan sistem yang pertama adalah melakukan analisis
kebutuhan para stakeholder, adapun para stakeholder yang diikutkan dalam
analisis ini yaitu, pihak manajemen PT. Perkebunan Nusantara II-Helvetia yang
mempunyai kebutuhan mengenai hak pengelolaan lahan, ketersediaan faktor
produksi, sosial kemasyarakatan yang tetap mendukung produksi tembakau deli,
kesejahteraan tenaga kerja serta kemudahan administratif dan birokratif
sedangkan masyarakat sekitar mempunyai kebutuhan tersendiri akan penyediaan
lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur bagi desa mereka.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan formulasi permasalahan yang
terjadi pada sistem budidaya tembakau deli di lahan Helvetia, tujuan dari
formulasi permasalahan ini adalah untuk mengevaluasi adanya keterbatasan
sumber daya di kebun Helvetia yang dapat mempengaruhi produktifitas dan
kualitas tembaku deli sehingga harus segera dicari pemecahannya. Dari hasil
analisis, adanya pengembangan kawasan menjadi daerah perkotaan adalah
permasalahan utama yang mengancam keberadaan tembakau deli di Helvetia.
Pengembangan ini memberikan dampak bagi banyak faktor produksi lainnya dan
mulai mengganggu jalannya produksi tembakau deli. Permasalahan selanjutnya

adalah berhubungan dengan faktor iklim yang sulit diprediksi dan pengolahan
tanah yang tidak sempurna serta mengakibatkan penurunan kesuburan tanah..
Penyusunan diagram kotak hitam ini terdiri dari input, parameter
rancangan sistem output dan manajemen pengendalian. Input dikelompokkan atas
input terkendali, input tidak terkendali dan input lingkungan. Variabel input dapat
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

terdiri dari bahan, metode, modal, tenaga dan informasi. Parameter rancangan
sistem yang diketahui meliputi daya dukung tanah, teknik budidaya tembakau,
standar pendirian bangsal, metode pengolahan, standar pengebalan dan
pengangkutan.. Ouput dibagi atas dua yaitu output yang dikehendaki dan output
yang tidak dikendaki. Output yang dikendaki adalah hal-hal yang diinginkan
untuk menjaga produktifitas dan kualitas tembakau deli dan menguntungkan bagi
perusahaan. Sedangkan, output yang tidak dikendaki adalah hasil sampingan yang
merugikan. Manajemen pengendalian produksi dan kendali mutu akan berfungsi
sebagai umpan balik yang berguna bagi pengawasan dan pengendalian produksi
tembakau deli di kebun Helvetia.
Hasil analisis identifikasi sistem budidaya tembakau deli ini berguna bagi
manajemen sebagai informasi dan bahan masukan dalam proses pengambilan
keputusan karena hasil identifikasi disiapkan untuk penyusunan permodelan
sistem budidaya tembakau deli di kebun Helvetia.

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
RINGKASAN .......................................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 3
Batasan Penelitian ............................................................................................. 4
TINJAUAN LITERATUR
Tembakau ......................................................................................................... 5
Teknik Budidaya Tembakau .............................................................................. 6
Pembibitan ................................................................................................ 7
Pemeliharaan dan pemindahan bibit ........................................................... 7
Pengolahan media tanam ........................................................................... 8
Teknik penanaman..................................................................................... 8
Pemeliharaan tanaman ............................................................................... 9
Hama dan penyakit .................................................................................. 10
Panen....................................................................................................... 12
Pasca panen ............................................................................................. 13
Manajemen Produktifitas dan Kualitas ............................................................ 15
Konsep Sistem................................................................................................. 17
Pendekatan Sistem........................................................................................... 18
Metodologi pendekatan sistem ........................................................................ 19
Analisis kebutuhan .......................................................................................... 19
Formulasi permasalahan .................................................................................. 20
Identifikasi Sistem ........................................................................................... 20
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 24
Bahan dan Data ............................................................................................... 24
Sumber Data.................................................................................................... 25
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Metode Penelitian............................................................................................ 25
Prosedur Penelitian .......................................................................................... 26
INVESTIGASI SISTEM
Kebutuhan Sistem Budidaya Tembakau Deli ................................................... 27
Ruang Lingkup Permasalahan Sistem .............................................................. 28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II- Helvetia ............................. 33
Kondisi Umum Lokasi Penelitian .................................................................... 33
Produktifitas Tembakau Deli Kebun Helvetia .................................................. 35
Sistem Budidaya Tembakau Deli ..................................................................... 39
Aspek industri tembakau deli ............................................................... 40
Aspek lingkungan ................................................................................ 42
Aspek sosial ekonomi system budidaya tembakau deli ......................... 45
Penyusunan diagram Kotak Hitam (Blackbox Diagram) ................................. 48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................. 55
Saran ............................................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57
LAMPIRAN ............................................................................................................... 59

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Hal
1. Uraian komponen sistem ....................................................................................... 22
2. Analisa kebutuhan para stakeholder ..................................................................... 28
3. Hasil analisa kadar Cl (ppm) ................................................................................. 43

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Daun tembakau ....................................................................................................... 5
2. Diagram kotak hitam ............................................................................................. 21
3. Grafik hasil kutipan panen daun tembakau (lembar daun)...................................... 36
4. Grafik jumlah bal lelang bremen per ladang tahun 1997-2006 ............................... 39
5. Grafik kadar bahan organik lahan Helvetia ............................................................ 44
6. Frekuensi umur para pekerja sistem budidaya tembakau deli ................................. 47
7. Frekuensi pendapat pekerja tentang gaji yang diberikan ........................................ 47
8. Diagram kotak hitam sistem budidaya tembakau deli ............................................ 54
9. Pekerja yang sedang melakukan sortasi ................................................................. 65
10. Daun tembakau yang sudah disortasi ..................................................................... 65
11. Blocking System tembakau deli.............................................................................. 66
12. Pengelompokan kualitas daun ............................................................................... 66
13. Tembakau yang berada di bangsal pengembunan .................................................. 67
14. Stapel daun tembakau di gudang fermentasi .......................................................... 67
15. Para pekerja yang sedang menyusun stapel............................................................ 68
16. Bangsal pengeringan tembakau deli ...................................................................... 68
17. Daun tembakau yang telah dibal ............................................................................ 69
18. Daun tembakau yang sudah dibal ditutupi agar tidak diserang hama ...................... 69
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Peta lokasi lahan ............................................................................................ 59
2. Struktur organisasi perusahaan ....................................................................... 60
3. Analisa unsur hara lahan Helvetia .................................................................. 61
4. Hasil analisa air.............................................................................................. 63
5. Data produksi tembakau deli .......................................................................... 64
6. Dokumentasi aktivitas sistem budidaya tembakau deli ................................... 65
7. Contoh pengisian kuisioner ............................................................................ 70

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

TINJAUAN LITERATUR

Tembakau
Tembakau mempunyai jenis yang beragam. Namun, yang khas yaitu
tembakau merupakan tanaman herbal hijau yang mempunyai masa hidup pendek.
Tumbuh dengan tinggi rata-rata 1.5-3 m. Tembakau yang diolah merupakan
bagian daunnya, digunakan sebagai obat, dikunyah ataupun sebagai tembakau
sedotan. Daun-daun ovalnya dapat berukuran lebih dari 50 cm dan umumnya
untuk tiap batangnya dapat diperoleh sekitar 20-30 daun. Tembakau dapat
memberikan efek stimulasi oleh kandungan alkaloidnya yaitu nikotin, kandungan
zat ini dalam konsentrasinya adalah sekitar 1-2 %
(Gibbon and Pain,1985).

Gambar 1. Tanaman tembakau

Ada tiga jenis tembakau yang diproduksi yaitu:


Virginia, yang dijuluki tembakau terang karena warnanya yang kuning

ke

oranye diperoleh dari proses flue-curing.
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009



Burley, yang berwarna coklat setelah melewati proses air curing dengan
hampir tidak ada kadar gula dan memberikan rasa seperti cerutu.



Oriental, yang berdaun kecil dan beraroma tinggi.
Tanaman tembakau itu sendiri kasar dan berbau, dengan daun besar dan

menjurai dari satu batang. Masa penuaian tembakau berkisar antara 2-5 bulan
setelah bibitnya ditanam tergantung kepada jenis tembakaunya. Daun tembakau
saat dituai berwarna hijau, tidak mempunyai karakter, warna dan rasa sebelum
mengalami

proses

curing

atau

yang

dikenal

dengan

pengeringan

(Bokormas,2007).
Tembakau adalah bahan baku utama rokok dan cerutu. Untuk membuka
agribisnis tembakau perlu diperhatikan varietas yang akan ditanam karena suatu
varietas tembakau akan memerlukan spesifikasi jenis tanah dan iklim tertentu.
Varietas yang dianjurkan untuk tembakau cerutu untuk tanaman tembakau Deli
adalah varietas D-4, KF-7 dan F1-45. Tembakau Deli juga sangat cocok untuk
jenis tanah andosol dan jenis tanah alluvial (Warintek, 2007).
Teknik Budidaya Tembakau
Pembibitan
Benih yang digunakan sebagai bibit harus memiliki sertifikat atau telah
diketahui kualitasnya. Jumlah benih yang digunakan adalah 8-10 gram/ha,
tergantung pada jarak tanamnya. Selain itu biji harus utuh, tidak terserang hama
penyakit dan biji tidak keriput. Ada tiga teknik yang digunakan dalam
penyemaian benih yaitu:
1. Permanen
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Dapat berupa nampan plastik berlubang-lubang untuk menanam benih,
sistem ini disebut sistem tray. Nampan plastik yang digunakan berukuran
40x60 cm yang berisi 308 lubang tanam berukuran 2,2 cm x 2,2 cm dengan
kedalaman 4 cm, atau dibuat langsung di lahan berupa bangunan kotak dengan
120 cm, tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
2. Semi permanen
Tempat persemaian ini hanya dapat digunakan beberapa kali saja, terbuat
dari anyaman bambu/papan kayu. Ukuran panjang 1 m, lebar 1m dan tinggi 25 cm
ataupun dengan menggunakan variasi lebar 2 m.
3. Tidak permanen
Persemaian dilakukan langsung di lapangan dengan dibuat bedengan/parit.
Bedeng dibuat berukuran 100-120 cm dan tinggi 20-30 cm, panjang disesuaikan
dengan panjang lahan. Tempat persemaian berupa polibag. Bedeng diberikan
naungan daun-daunan dengan tinggi 1 m di sebelah timur dan 60 cm di sebelah
barat.
(Cahyono, 1998)
Pemeliharaan dan pemindahan bibit
Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga agar bibit tetap berada dalam
keadaan lembab dan mendapat cukup sinar matahari, oleh karena itu persemaian
dianjurkan dibuka pada pagi hari sampai jam 10.00. Selanjutnya, agar bibit dapat
tumbuh dengan baik maka perlu dilakukan penjarangan tanaman, penjarangan ini
dapat dilakukan setelah 7 hari. Setelah berumur 3 minggu bibit dapat dipindahkan
ke dalam polibag. Sedangkan untuk pemindahan ke lahan apabila bibit berumur
35-55 hari setelah semai (Warintek, 2007).
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Pengolahan media tanam
Persiapan dan pengolahan tanah adalah 25-55 hari sebelum semai.
Sebelum tanah diolah tanah dibiarkan kering selama 1 bulan. Pengolahan tanah
yang pertama adalah dibajak dengan traktor dan dibiarkan selama 1 minggu
sebagai tindakan disifektan alami karena terkena cahaya matahari. Tindakan
disinfektan alami ini terjadi karena cahaya matahari dapat membantu terjadinya
proses pemasamam (oksidasi) dari zat-zat beracun (asam sulfida) yang berasal
dari tanah (Cahyono, 1998).
Langkah selanjutnya adalah pembentukan bedengan, bedeng tidak perlu
lebar cukup 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dan membujur
antara timur dan barat agar tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup
kemudian dilanjutkan dengan pemupukan. Pupuk kandang diberikann dengan
dosis 25-30 ton/ha. Setelah satu minggu dibuat parit-parit irigasi dan bedengbedeng penanaman bibit (Warintek, 2007).
Teknik penanaman
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan pola tanam untuk
setiap jenis tembakau apakah ditanam pada musim hujan ataupun pada musim
kemarau. Untuk pembuatan lubang tanaman, apabila diinginkan daun yang tipis
dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm.

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Cara pemindahan bibit dari kotak persemaian terdiri atas:


Cara cabut
yaitu bibit dicabut dari polibag dengan cara dibasahi agar mempermudah
pencabutan. Akar bibit yang dicabut dengan cara ini tidak mempunyai massa
tanah.



Cara putaran
Dapat pula benih diambil dengan cara ini dengan mempergunakan sendok
agar tanahnya terambil.
Lubang tanam disesuaikan dengan jarak tanam dibuat dengan kedalaman

10-15 cm basahi terlebih dahulu tanahnya agar bibit dapat berdiri dengan tegak.
Benamkan bibit sedalam akar leher, waktu tanam lebih baik dilakukan pada pagi
hari atau sore hari (Warintek, 2007).
Pemeliharaan tanaman
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan tanaman
tembakau yaitu penyulaman, penyiangan, pemupukan serta penyiraman dan
pengairan. Pada penyulamam, dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang
kurang baik dapat diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit baru yang
berumur sama. Penyiangan dapat dilakukan setiap 3 minggu. Dilakukan dengan
tangan untuk mencabut gulmanya ataupun dapat juga dengan menggunakan
herbisida.
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman tumbuh dengan baik.
Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Dosis pupuk yang dianjurkan tergantung
dari tempat dan varietas. Untuk tembakau deli dosis pupuk yang digunakan adalah
343 kg ZA, 358 kg SP-36 dan 577 kg ZK. Cara pemberian pupuk adalah sebagai
berikut:


Pupuk kandang dicampur dengan permukaan tanah bedengan sebelum tanam



Pupuk fosfat diberikan saat tanam dengan ditaburkan di permukaan tanah,
diberi air dan dicampur tipis dengan tanah.



Pupuk nitrogen dan kalium diberikan bertahap pada hari ke 7 dan hari ke 28
setelah tanam dengan cara diletakkan dalam larikan berjarak 10 cm dari
batang.

(Cahyono, 1998)
Tahap

pemeliharaan

tanaman

selanjutnya

adalah

pengairan

dan

penyiraman. Pengairan diberikan 7 hari setelah tanam dengan jumlah air
sedikitnya 1-2 liter per tanaman. Setelah umur 7-25 hari frekuensi penyiraman
adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari setelah tanam, frekuensi
pemberian air diberikan 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah tanam
pertumbuhan akan sangat cepat oleh karena itu diperlukan 5 liter per tanaman
setiap 3 hari. Setelah itu pada umur 65 hari tanaman tidak memerlukan
penyiraman lagi, kecuali bila cuaca sangat kering (Warintek, 2007).
Hama dan penyakit

Jenis hama yang sering menyerang tembakau antara lain:


Ulat daun (Spodoptera litura dan Prodenia litura)

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Penyebab : ulat daun memakan daun tembakau sampai habis, gejalanya adalah
timbulnya lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas
gigitan. Pengendaliannya dilakukan dengan cara, memangkas daun yang
menjadi sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada saat pagi atau sore,
karena pada saat itu ulat-ulat berada di tanah atau dengan penyemprotan
herbisida.


Nematoda ( Meloydogyne sp)
Gejala: bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat dengan ukuran
bervariasi, tanaman menjadi kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya
tanaman tersebut mati. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, memberantas
gulma dan menyemprotkan herbisida.



Hama lainnya seperti, Gangsir (Gryllus mitratus), jangkrik (Brachytrypes
portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis
geminata), belalang banci (Engytarus tenuis) dan kepik (Besimea tabaci).

Penyakit
Pada tanaman tembakau penyakit yang sering terjadi dan merugikan
meliputi:


Hangus batang, penyebab jamur Rhizoctonia solani, batang tanaman akan
terinfeksi dan akan mengering dan bewarna coklat sampai hitam seperti
terbakar dan akibatnya tanaman akan mati.



Bercak coklat, penyakit ini disebabkan olah jamur Alternaria longipes dengan
gejala timbul bercak-bercak coklat selain tanaman dewasa, penyakit ini akan
menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji.

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009



Busuk daun, disebabkan oleh bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala yang
ditimbulkan adalah daun akan membusuk dan akarnya bila diteliti diselubungi
oleh massa cendawan.



Layu bakteri, menyerang bibit dan tanaman dewasa. Infeksi terjadi melalui
luka-luka di akar akibat serangan nematoda atau penggemburan yang tidak
hati-hati. Penyebabnya adalah Bacterium solanacearum, Pseudomonas
solanacearum,

Xanthomonas

solanacearum,

Bacillus

solanacearum.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pengrotasian tanaman bukan
keluarga Solanaceae. Menghindari luka akar dan penyemprotan bakterisida.


Penyakit virus, penyebabnya virus mozaik (Tobbacco Virus Mozaic (TVM)).
Gejala pertumbuhan tanaman menjadi lambat pengendaliannya dapat
dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi dicabut
dan bakar

Panen
Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah
cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan. Untuk golongan
tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik adalah pada tingkat tepat
masak atau hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan.
Di beberapa negara, pematangan daun dapat dipercepat dengan menyemprotkan
etilen dalam bentuk 2-chloroethyl phosphoric acid. Pemanenan dapat dilakukan
dengan menebang batang tanaman beserta daun-daunnya tepat pada pangkal
batangnya atau hanya memetik daunnya saja tanpa menebang batangnya. Daun
dipetik mulai dari daun terbawah ke atas (Warintek, 2007).
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Kebersamaan waktu pemasakan daun dapat terjadi karena perlakuan
budidaya misalnya karena pemangkasan pucuk yang dilakukan saat bunga mekar.
Waktu yang baik untuk pemetikan adalah pada pagi ataupun sore hari pada saat
hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun
satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat
dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali. Setiap tanaman akan menghasilkan daun
basah seberat 0,65 kg.
(Warintek, 2007)

Pasca Panen
Daun-daun tembakau yang telah dipanen masih akan mengalami proses
pengolahan sebelum sampai kepada konsumen akhir. Proses yang berlangsung
sejak dari daun basah menjadi daun kering (krosok, rajangan) hingga menjadi
bahan untuk produk akhir merupakan bagian dari pasca panen. Untuk
mendapatkan hasil akhir yang baik, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada
penanganan daun tembakau setelah dipanen antara lain:
Pengumpulan
Merupakan kegiatan memisah-misahkan hasil berdasarkan varietas,
kemasakan daun (warna), ukuran daun dan kecacatan daun. Daun yang dipetik
jangan sampai terlipat dan tertekan secara mekanis dan dihindari dengan kontak
langsung daun dengan matahari.
Penyortiran dan penggolongan
Pengelompokkan daun didasarkan pada kualitas paling mudah dilakukan
yaitu berdasarkan warna daun yaitu: Trash (apkiran): warna daun hitam, Slick
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

(licin/mulus): warna daun kuning muda, Less slick (kurang licin) : warna daun
kuning (seperti warna buah jeruk lemon) dan More grany side (sedikit kasar):
warna daun antara kuning-oranye.

Klasifikasi untuk setiap jenis tembakau adalah sebagai berikut:
1. Tembakau cerutu. daun yang dipanen adalah daun pasir, daun kaki (daun kaki
pertama dan daun kaki atas), daun tengah / madya (daun madya pertama dan
daun madya kedua) dan daun pucuk. Untuk varietas tembakau deli dan
tembakau besuki, lembaran kaki adalah tembakau dengan kualitas terbaik
sehingga bagian yang lain tidak diambil.
2. Tembakau sigaret. daun yang dipanen adalah daun pasir, daun bawah dan
tengah, daun atas dan daun pucuk. Untuk tembakau virginia, lembaran daun
bawah dan tengah adalah yang terbaik, disusul oleh lembaran daun atas dan
lembaran yang lain merupakan lembaran daun yang berkualitas rendah.
3. Tembakau rajangan. Daun yang diambil yaitu daun pasir dan 1-2 lembar daun
kaki (kualitas baik) dan daun tengah (kualitas kurang) (Warintek, 2007).
Adapun pengolahan daun tembakau adalah:
1. Penjemuran matahari
Penjemuran dapat dilakukan dengan menyusun daun tembakau yang telah
disujen pada tiang-tiang di lapangan terbuka. Pangkal sujen di tempatkan di atas
tiang sehingga bebas mengantung. Cara lain adalah menjemur daun di atas
permukaan tanah atau rumput dengan menggunakan meja yang dialasi kerangka
bambu, pada cara ini daun harus dibalikkan. Selama penjemuran 3-4 hari dengan

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

kelembaban tinggi daun akan menguning. Penjemuran dihentikan setelah 4-5 hari
ketika daun benar-benar kering.

2. Mengangin-anginkan (air curing)
Dilakukan ditempat yang teduh, sehingga daun menjadi krosok tanpa
terkena matahari. Proses ini berlangsung hingga krosok kering dan berwarna
kekuningan. Untuk tembakau deli proses ini berlangsung selama 14 hari.
3. Pengasapan
Pengasapan bertujuan untuk pengikatan warna, pengasapan memberikan
aroma/rasa pada krosok. Dilakukan dengan menaikan suhu ruang tempat krosok
sampai 38-40ºC (Cahyono,1998).
Manajemen Produktifitas dan Kualitas
Produksi seperti yang kita ketahui adalah penciptaan barang-barang dan
jasa. Produksi merupakan pengubahan bentuk atau trasformasi sumberdaya
menjadi barang atau jasa. Produktifitas merupakan peningkatan proses produksi.
Peningkatan produksi berarti perbandingan yang membaik antara jumlah sumber
daya yang dipergunakan dan jumlah barang dan jasa yang diproduksi.
Pengurangan dalam masukan dengan keluaran tetap atau kenaikan keluaran
sedang masukan tetap adalah merupakan peningkatan dalam produktifitas
(Reksohadiprojo, 2000).
Sutermeister

(1976),

mengemukakan

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi produktifitas adalah: perkembangan teknologi, bahan, metode dan
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

kinerja.

Demikian

banyak

faktor-faktor

produksi

yang

mempengaruhi

produktifitas sehingga kita harus berhati-hati dalam merencanakan strategi,
kebijaksanaan dan taktik dalam mencapai produktifitas itu.
Faktor

luar

yang

mempengaruhi

produktifitas

adalah

peraturan

pemerintah, persaingan dari perusahaan lain, permintaan konsumen adalah diluar
kendali perusahaan. Sedangkan, faktor dalam yang mempengaruhi adalah tenaga
kerja (seleksi dan penempatan, pelatihan, rancangan pekerjaan, struktur
organisasi, penghargaan dan sebagainya), proses (tata letak, aliran proses),
produk, kapasitas dan sediaan (Schroeder,1989).
Kualitas adalah keseluruhan sifat dan karakteristik barang dan jasa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan tertentu. Dari segi produsen, kualitas barang
dan jasa harus sesuai dengan spesifikasi desain atau rancang bangun, sarana,
bahan, pelatihan, pengawasan dan pengendalian. Dari segi konsumen, kualitas
barang dan jasa mencakup karakteristik desain yang dikehendaki dan cocok
dengan keinginan pemakai; kinerjanya baik, sifat-sifat menonjol, terpercaya,
sesuai dengan standar, awet, indah dan lain-lain (Reksohadiprojo, 2000).
Mutu tembakau dapat dipengaruhi oleh kadar air, kadar nikotin, aroma dan
rasa yang dapat diketahui dengan diadakannya uji rasa. Penurunan kualitas
tembakau deli diungkapkan oleh para pengusaha cerutu Eropa melalui uji rasa
yang dilakukan pada saat lelang tembakau di Bremen. Rasa (taste) merupakan
dasar bagi penetapan harga lelang (KPBPTPN, 2007).
Peningkatan kualitas adalah aktivitas teknik dan manajemen, melalui
pengukuran karakteristik kualitas dari produk kemudian membandingkan hasil
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

pengukuran itu dengan spesifikasi produk yang diinginkan pelanggan, serta
mengambil tindakan peningkatan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara
kinerja aktual dan standar (Gasperz, 2001).
Konsep Sistem
Secara defenitif, sistem adalah suatu gugus dari elemen-elemen yang
saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu
gugus dari tujuan-tujuan (Manetsch dan Park,1977)
Semua defenisi tentang sistem mencakup lima unsur yang terdapat
didalam sistem, yaitu:
1. Elemen-elemen atau bagian-bagian
2. Adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen atau bagian-bagian
3. Adanya suatu yang mengikat elemen atau bagian-bagian tersebut menjadi
sesuatu kesatuan
4. Terdapat tujuan bersama, sebagai hasil akhir
5. Berada di dalam lingkungan yang komplek
(Simatupang,1994).
Pada dasarnya defenisi sistem akan tergantung kepada latar belakang cara
pandang orang yang mencoba mendefenisikannya. Menurut industri sistem
dipandang sebagai proses masukan (input) yang ditransformasikan menjadi
keluaran tertentu (output). Proses produksi dalam industri akan memberikan
output fisik dan jasa. Jika kita mengasumsikan sebuah sistem, maka akan terdapat
para pelaku sistem atau stakeholder. Whitten, dkk (2004) mendefenisikan
stakeholder sebagai orang yang mempunyai ketetarikan terhadap sistem yang ada
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

ataupun sistem yang ditawarkan. Stakeholder bisa termasuk pekerja teknis dan
non teknis, bisa juga pekerja dalam dan luar.

Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan pendekatan terpadu yang memandang suatu
masalah sebagai suatu sistem. Pendekatan sistem dalam manajemen dirancang
untuk memanfaatkan analisis ilmiah di dalam organisasi yang kompleks dengan
maksud untuk:
1. Mengembangkan dan mengelola sistem operasi
2. Mendesain sistem informasi dalam proses pengambilan keputusan (decision
making).
Pendekatan sistem muncul dengan alasan:
1. Meningkatnya kompleksitas masalah organisasi yang disebabkan faktorfaktor: revolusi teknologi, penelitian dan pengembangan perubahan produk.
2. Kemajuan-kemajuan dalam manajemen, yaitu berkembangnya ilmu dalam
bidang sistem informasi, teori pengambilan keputusan dan teori matematika.
3. Kebutuhan akan metode-metode baru untuk mengatasi permasalahan yang
lebih rumit, tidak pasti, dan besar, dalam usaha meningkatkan efisiensi sistem
4. Permasalahan yang dihadapi sangat rumit dan tidak terstruktur sehingga tidak
ada pemecahan atau perumusan tunggal.
5. Sistem masyarakat semakin rumit dan perilakunya sukar dimengerti, tetapi
kebutuhan untuk merumuskan struktur, hubungan sebab-akibat serta perilaku
suatu sistem sangat diperlukan.
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

6. Memahami akan sistem makin terasa penting untuk mampu mengendalikan
atau mengantipasi perubahan-perubahan yang terjadi.
7. Pendekatan sistem berkembang semakin luas dan semakin penting.
8. Dalam masyarakat industri, sistem sudah mendominasi kehidupan kita semua,
oleh karena itu diperlukan pendekatan sistem untuk mengembangkan,
mengatur, dan mengendalikannya.
(Simatupang,1994)
Metodologi Pendekatan Sistem.
Metodologi sistem pada prinsipnya melalui enam tahap analisis sebelum
tahap sintesa (rekayasa), meliputi: 1) analisis kebutuhan, 2) formulasi masalah,
3) identifikasi sistem, 4) pembentukan alternatif sistem, 5) determinasi dari
realisasi fisik, sosial dan politik, 6) penentuan kelayakan ekonomi dan finansial.
Langkah ke 1 sampai ke 6 dilakukan dalam satu kesatuan kerja yang dikenal
dengan analisa sistem (Eriyatno, 2003).
Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan awal permulaan pengkajian dari suatu
sistem. Dalam melakukan analisa kebutuhan ini dinyatakan kebutuhan-kebutuhan
yang ada, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhankebutuhan yang dideskripsikan. Analisa kebutuhan selalu menyangkut interaksi
antara respon yang timbul dari pengambil keputusan (decision maker) terhadap
jalannya sistem. Analisa ini dapat meliputi hasil suatu survei, pendapat seorang
ahli, diskusi, observasi lapang dan sebagainya (Eriyatno,2003).

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Analisa kebutuhan harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam
menentukan kebutuhan-kebutuhan semua orang dan institusi yang dapat
dihubungkan dengan sistem yang telah ditentukan. Hal tersebut meliputi manajer
atau administrator dari pada sistem, distributor hasil dari suatu sistem, pemakai
barang atau jasa yang berasal dari sistem dan yang terakhir adalah perancang dari
sistem itu sendiri (Manetsch and Park,1977)
Formulasi permasalahan
Tujuan dari analisis permasalahan adalah untuk mempelajari dan
memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh
menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya. Para pemecah masalah telah
belajar untuk benar-benar memahami sebuah permasalahan sebelum mengajukan
solusi apapun yang mungkin. Dalam praktik, suatu akibat mungkin adalah sebuah
gejala dari masalah yang berbeda, yang lebih mendalam dan mendasar. Masalah
tersebut juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya, dan
seterusnya sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala
masalah-masalah lain (Whitten, 2004).
Maksud dari tahap ini adalah untuk mempelajari dan memahami sistem
yang ada, dan mengidentifikasi masalah-masalah dan peluang secara lebih
spesifik sebagai lanjutan dari kegiatan tahap studi awal. Pada tahap ini ditentukan
pokok-pokok permasalahan dan peluang yang ditemukan atau dirasakan oleh
pihak manajemen pemakai, tujuan dan pentingnya usaha pengembangan,
penentuan ruang lingkup analisis atau rencana pengembangan, serta pemahaman
lebih lanjut mengenai sistem sekarang (Simatupang,1994).

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu mata rantai hubungan antara
pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah
yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut
Proses pada titik ini, sistem dilihat seperti sebuah ”Blackbox”. Dalam
meninjau suatu perihal untuk menyusun diagram kotak hitam, perlu diketahui
macam

informasi

yang

dikategorikan

menjadi

tiga

golongan

yaitu

1) peubah input, 2) peubah output dan, 3) parameter-parameter yang membatasi
struktur sistem (Eriyatno, 2003).
Diagram

input-output

merepresentatifkan

input

lingkungan,

input

terkendali dan input tak terkendali, output dikehendaki, output tidak dikehendaki,
serta manajemen pengendalian.

Sedangkan parameter

rancangan sistem

dipresentasikan sebagai kotak hitam (blackbox) pada tengah diagram yang
menunjukkan adanya proses transformasi input menjadi output (Sadelie, 2003)

INPUT
LINGKUNGAN

Input tidak terkendali

Ouput yang dihendaki

SISTEM
Output yang tidak
dikehendaki

Input terkendali

MANAJEMEN
PENGENDALIAN
Gambar 2. Diagram kotak hitam (Eriyatno,2003)
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

Kita dapat menggunakan model kotak hitam sederhana untuk menguraikan
berbagai peralatan dan proses. Proses akan distimulasi oleh input, input tersebut
dapat dikontrol (seperti metode, bahan, teknologi atau penempatan mesin) atau
juga tidak dapat dikontrol (seperti kelembaban, operator, fluktuasi tenaga dan
sebagainya). Input tersebut akan berinteraksi dengan proses dan menghasilkan
output. Output umumnya adalah beberapa karakteristik dari proses yang dapat kita
ukur. Pengukuran input dan output dapat diambil dalam urutan untuk observasi
dan memahami bagaimana prilakunya dan hubungan antar satu sama lain
(Anonim, 2006).
Tabel 1.Uraian komponen sistem
NO
A
A.1

KOMPONEN SISTEM
INPUT SISTEM
Input lingkungan (eksogenous)

A.2

Input yang endogen (yang
terkendali
dan
tidak
terkendali)

A.2.1

Input yang terkendali

A.2.2

Input yang tidak terkendali

B
B.1

OUTPUT SISTEM
Output yang dikehendaki

B.2

Output yang tak dikehendaki

URAIAN
1. Mempengaruhi sistem, akan tetapi tidak
dipengaruhi sistem.
2. Tergantung pada jenis sistem yang ditelaah
1. Merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem
untuk merencanakan fungsinya yang dikehendaki.
2. Sebagai peubah untuk mengubah kinerja sistem
dalam pengoperasiannya
1. Dapat bervariasi selama pengoperasian sistem
untuk mencapai kinerja yang dikehendaki atau
untuk menghasilkan output yang dikehendaki.
2. Perannya sangat penting dalam mengubah kinerja
sistem selama pengoperasian
3. Dapat meliputi aspek: manusia, bahan, energi,
modal,dan informasi
1. Tidak cukup penting peranannya dalam mengubah
kinerja sistem.
2. Tetapi diperlukan agar sistem dapat berfungsi.
3. Bukan merupakan input lingkungan (eksogenous)
karena disiapkan perancang.
1. Merupakan respon sistem terhadap kebutuhan yang
telah ditetapkan(dalam analisis kebutuhan).
2. Merupakan peubah yang harus dihasilkan oleh
sistem untuk memuaskan kebutuhan yang telah
diidentifikasi.
1. Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat
dihindarkan dari sistem
2. Selalu diidentifikasikan dalam tahap identifikasi
sistem, terutama semua pengaruh negatif yang
potensial dapat dihasilkan oleh sistem yang diuji.
3. Sering merupakan kebalikan dari keluaran yang
dikehendaki.

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

C

PARAMETER
RANCANGAN SISTEM

D

MANAJEMEN
PENGENDALI

1. Digunakan untuk menetapkan struktur sistem.
2. Merupakan peubah keputusan penting bagi
kemampuan sistem menghasilkan keluaran secara
efisien dalam memenuhi kepuasan bagi kebutuhan
yang ditetapkan.
3. Dalam beberapa kasus kadang-kadang perlu
merubah peubah ini selama pengoperasian sistem
untuk membuat kemampuan sistem bekerja lebih
baik dalam keadaan lingkungan berubah-ubah.
4. Tiap sistem mempunyai parameter rancangan
tersendiri yang dapat diidentifikasi.
Merupakan
faktor
pengendalian
(kontrol)
pengoperasian sistem dalam menghasilkan keluaran
yang dikehendaki.

Sumber: Eriyatno (2003)

Konsep umpan balik adalah penting untuk memahami cara suatu sistem
mempertahankan suatu keadaan yang mantap. Informasi tentang output atau
proses sistem dikembalikan (feedback) sebagai masukan (inputs) ke dalam sistem,
barangkali membawa perubahan kepada proses transformasi dan atau keluaran
(outputs) masa depan. Umpan balik (feedback) dapat positif ataupun negatif.
Umpan balik negatif adalah masukan informasi yang menunjukkan bahwa sistem
itu menyimpang dari jalan yang telah ditentukan dan perlu disesuaikan kembali ke
suatu keadaan mantap yang baru (Kast dan Rosenzweig,1995).

Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Deli Di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Kebun Helvetia, 2008.
USU Repository © 2009

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan Tembakau PT. Perkebunan
Nusantara II-Helvetia pada bulan Agustus 2007 sampai dengan September 2007.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah :
1. Data hasil produksi tembakau deli di kebun Helvetia.
2. Berbagai diagram yang berhubungan dengan proses produksi (terutama
tentang pembudidayaan tembakau deli).
3. Dokumen prosedur pengoperasian standar (SOP), outline kerja atau petunjuk
teknis untuk operasi harian yang spesifik.
4. Pernyataan misi perusahaan dan rencana strategis.
5. Sumber-sumber data primer dan sekunder lainnya.
Alat yang dibutuhkan
1. Alat tulis
2. Komputer
3. Kamera digital
Nofria Maulidiana : Identifikasi Sistem Budidaya