II - 8
2.3.1 Panas Sensible
Fluks panas sensible sensible heat flux merupakan transfer energi antara permukaan bumi dengan atmosfer ketika ada perbedaan temperatur diantara keduanya. Transfer
panas sensible akan terasa seperti kenaikan atau penurunan temperatur udara. Panas pada mulanya ditransfer ke atmosfer melalui konduksi molekul air yang bertubrukan
dengan panas di permukaan. Karena udara menghangat maka timbul sirkulasi udara ke atas melalui konveksi. Demikian transfer panas sensible selesai dalam dua langkah
proses. Karena udara merupakan konduktor yang buruk, konveksi menjadi jalan yang paling efisien untuk mentransfer panas sensible ke udara.
Ketika daratan lebih hangat daripada udara di atasnya, panas akan ditransfer ke atmosfer sebagai transfer panas sensible positif. Transfer panas akan meningkatkan
temperatur udara dan akan mendinginkan daratan. Jika udara lebih hangat daripada daratan, panas akan ditransfer dari atmosfer ke permukaan menghasilkan transfer
panas sensible negatif Ritter, 2006.
2.3.2 Panas Laten
Panas laten adalah energi yang diperlukan dalam proses evaporasi atau transpirasi air pada permukaan dan selanjutnya akan terjadi kondensasi di troposfer. Perubahan fasa
dari cair ke gas disebut evaporasi. Jika dilihat dalam skala molekuler, maka dapat dilihat bahwa air terdiri atas gugusan molekul air H
2
O. Gugusan tersebut terikat bersama dengan ikatan diantara atom hidrogen dari molekul air. Panas yang
ditambahkan selama evaporasi memutuskan ikatan antara gugusan sehingga menghasilkan molekul individu yang hilang dari permukaan sebagai gas. Panas yang
digunakan dalam perubahan fasa dari cair ke gas disebut latent heat vaporization. Disebut laten karena panas ini disimpan dalam molekul air yang selanjutnya
dikeluarkan selama proses kondensasi. Panas laten tidak dapat dirasakan karena tidak meningkatkan temperatur molekul air Ritter, 2006.
II - 9
2.3.3 Curah Hujan Konvektif