Analisis Peluang dan Pasar

Dengan melakukan regresi non linear trendline polynomial pada gambar 1.2 diperoleh persamaan sebagai berikut. y = 961.8x 2 – 2892x + 6857.3 Dengan korelasi, R 2 = 0.9976 mendekati satu dimana y adalah kapasitas ton dan x adalah tahun. Dari persamaan diatas diperoleh prediksi data jumlah impor kalsium hidroksida pada tahun 2019 adalah 91422 ton . Tabel 1.3. Data Produksi Kalsium Hidroksida Indonesia X Tahun Produksi Ton 1 2008 531 2 2009 1401 3 2010 5300 4 2011 9706,008 Sumber : www.bps.go.id untuk memperoleh prediksi produksi kalsium hidroksida, maka dilakukan linierisasi dari Tabel 1.3. Gambar 1.4. Produksi Kalsium Hidroksida di Indonesia y = 884x 2 - 1277.6x + 798.51 R² = 0.994 2000 4000 6000 8000 10000 12000 1 2 3 4 5 P ROD UK S I T ON T AH UN TAHUN KE - Series1 Poly. Series1 Dengan melakukan regresi non linear trendline polynomial pada gambar 1.3 diperoleh persamaan sebagai berikut. y = 884x 2 – 1277.6x + 798.51 Dengan korelasi, R 2 = 0.994 mendekati satu dimana y adalah kapasitas ton dan x adalah tahun. Dari persamaan diatas diperoleh prediksi produksi dalam negeri kalsium hidroksida Indonesia pada tahun 2019 adalah 112763.31 ton. Maka peluang kapasitas pendirian pabrik kalsium hidroksida di tahun 2019 dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut. PKPP = JK – IMP – PDN PKPP = Peluang Kapasitas Pendirian Pabrik Tahun 2019 Ton JK = Jumlah KebutuhanKonsumsi Kalsium Hidroksida Tahun 2019 Ton EKS = Jumlah Ekspor Kalsium Hidroksida Tahun 2019 Ton IMP = Jumlah Impor Kalsium Hidroksida Tahun 2019 Ton PDN = Jumlah Produksi Dalam Negeri Kalsium Hidroksida Tahun 2019 Ton PKPP = 537696.6 Ton – 91422 Ton - 112763.31 Ton PKPP = 333511.29 Ton Berdasarkan perhitungan peluang kapasitas pabrik kalsium hidroksida diatas, maka prarancangan pabrik ini layak untuk didirikan di Indonesia. Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar. Lokasi berdirinya pabrik kalsium hidroksida ini berada di daerah Gresik, Jawa Timur. Peluang mendirikan pabrik kalsium hidroksida berdasarkan analisis pasar dapat dilihat dari organisasi pembelian dan saingan perusahan. Organisasi pembelian merupakan pihak konsumen yang menggunakan kalsium hidroksida. Semakin besar konsumen, maka peluang pendirian pabrik semakin besar juga. Di Gresik, sangat banyak perusahan yang menggunakan produk kalsium hidroksida dalam jumlah besar, yaitu PTPN X, PTPN XI , PT. RNI, PG Kebun Agung, dan PT. Smelting. Sedangkan pada saingan perusahaan di daerah gresik tidak ada, karena selama ini pengadaan kalsium hidroksida di Gresik berasal dari daerah luar gresik, Jawa Timur. Sehingga peluang pendirian pabrik kalsium hidroksida di daerah Gresik, Jawa Timur berdasarkan analisis pasar cukuplah besar. Berikut adalah jumlah konsumsi tiap tahun kalsium hidroksida pabrik-pabrik yang akan menjadi sasaran penjualan produk di Jawa Timur. Tabel 1.4. Jumlah Konsumsi Kalsium Hidroksida pabrik-pabrik yang akan menjadi sasaran penjualan produk di Jawa Timur X Tahun Kuantitas Ton Total Ton PT. Smelthing PTPN X PTPN XI PT RNI PG kebun Agung 1 2009 9519.784 858 710 409 201 11696.47436 2 2010 14279.68 822 680 392 192 16365.04548 3 2011 14279.676 894 740 426 209 16548.3359 4 2012 14755.67 989 819 472 231 17266.41112 Sumber. . www.ptsemelting.com 1 www.majalahtambang.comdetail_berita.php?category=3newsnr=38. 2 kedalaman struktur industri yang mempunyai daya saing di pasar global, 2010. 3 Pusat data dan informasi energy dan sumber daya mineral kementerian energy dan sumber daya mineral, 2012. 4 . www.ptpn10.co.id Gambar 1.5. Konsumsi Kalsium Hidroksida di Jawa Timur Dengan melakukan trendline exponential pada gambar 1.4 diperoleh persamaan sebagai berikut. y = 11387 e 0.118x Dengan korelasi, R 2 = 0.7141 mendekati 1 dimana y adalah konsumsi kalsium hidroksida ton dan x adalah tahun. Dari persamaan diatas diperoleh data konsumsi kalsium hidroksida pada pabrik-pabrik yang akan menjadi sasaran penjualan produk di Jawa Timur tahun 2019 adalah 37057.55905 tontahun. Karena di Gersik Jawa Timur tidak memproduksi dan hanya mengkonsumsi maka peluang kapasitas berdirinya pabrik kalsium hidroksida di Jawa Timur tahun 2019 adalah 37057.55905 tontahun. Berdasarkan y = 11387e 0.118x R² = 0.7141 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 1 2 3 4 5 J um la h K o ns um si T o n Tahun Ke - Series1 Expon. Series1 analisis peluang dan pasar, maka kapasitas pabrik kalsium hidroksida yang akan didirikan di Gersik Jawa Timur adalah 30000 tontahun.

BAB II DESKRIPSI PROSES

Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaOH 2 . Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime kapur yang di-airkan. Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime Bahasa Inggris:milk = susu, lime=kapur. Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida CaO dengan air. Kalsium hidrokida berupa bubuk putih. Larutan CaOH 2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat. www.bionity.com, 2013.

2.1. Proses Secara Umum

Pada dasarnya, pembuatan kalsium hidroksida atau sering disebut hydrated lime, slaked lime umumnya menggunakan proses slaking atau mereaksikan kalsium oksida dengan sejumlah air. Sebelum dilakukan proses slaking, bahan baku kalsium oksida ditambahakan liquid surfactant untuk membantu mereaksikan kalsium oksida dengan air. Liquid surfactant merupakan suatu jenis larutan campuran antara alkohol dan air. Fungsi lain dari liquid surfactant ini adalah mempertahankan campuran hidrasi dibawah titik didih air sehingga mencegah atau memperkecil tingkat hidrasi fasa gas, yang mana dapat menghambat pembangunan luas area permukaan. Didalam penambahannya, penggunaan alkohol dapat memperkecil tegangan permukaan dan membantu mencegah penggumpalan, yang mana dapat menaikkan luas permukaan produk. Sebelum dimasukkan di dalam hydrator jenis reaktor menggunakan air sebagai bahan baku, slurry yang telah bercampur dengan liquid surfactant dipanaskan terlebih dahulu di preheater. Slurry yang keluar dari preheater mempunyai suhu keluaran sekitar 60-80 o C tergantung pada titik didih alkohol yang digunakan. Kemudian slurry dimasukkan kedalam hydrator dan secara bersamaan sejumlah air juga ditambahkan. Suhu pada hydrator dipertahankan kurang dari suhu titik didih air. Setelah keluar dari hydrator, campuran CaOH 2 dengan air dan alkohol dipisahkan untuk kemudian dikeringkan pada alat pengering dryer untuk menghilangkan sisa air dan alkohol. Kemudian CaOH 2 yang dihasilkan digiling untuk mengecilkan ukuran luas permukaan sesuai dengan ukuran pasar Paten no. 5,223,239, 1993.

2.2. Tinjauan Termodinamika

Tinjauan secara termodinamika bertujuan untuk mengetahui apakah reaksi bersifat endotermis atau eksotermis. Penentuan panas reaksi yang berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standar ΔH° f pada P = 1 atm dan T = 298 K. Reaksi yang terjadi adalah : CaO s + H2O l  CaOH 2aq Kalsium oksida Air  Kalsium hidroksida Nilai ΔH° f masing-masing komponen pada suhu 298 K dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Nilai ΔH° f Masing-Masing Komponen Pada Suhu 298 K Komponen ΔH o f Jmol ΔG o f Jmol S o Jmol.K Kalsium Oksida CaO -635090 -604030 38.1 Air H 2 O -285830 -237129 70 Kalsium Hidroksida CaOH 2 -986090 -898490 83.4 sumber: Smith’s, 2001 Journal of Physical and Chemical Reference Data, M. V. Korobov Persamaan : ΔH° fT = ΔH° f 298 + ∫ �°� �� � smith, 2001 ΔH° f 298 K = ΔH° f produk - ΔH° f reaktan = [ΔH° f CaOH2 ] – [ΔH° f CaO+ ΔH° f H2O] = -986090 – -635090 + -285830 = -65170 Jmol Sedangkan untuk persamaan ∫ΔC o p dT adalah sebagai berikut. ∫ΔC o p dT = ΔA T-T0 + Δ T 2 -T0 2 + Δ T 3 -T0 3 + Δ T 4 -T0 4 Smith ’s, 2001 Dimana masing masing konstanta A, B, C dan D pada masing-masing komponen adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Konstanta A B C D Setiap Komponen Komponen A B C D CaO 6.104 0.000443 - 104700 H2O 8.712 0.00125 -1.8E-07 - CaOH2 9.597 5.435 - - Sumber : Smith’s, 2001 Kondisi : To = 298 K T = 333.15 K t = TTo = 1.110 Sehingga diperoleh nilai ∫ΔC o p dT = 224.045 ∫ �� � � � � �� � = 181380.876 Maka, ΔH° fT = ΔH° f 298 + ∫ �°� �� � ΔH° fT = -65170 + 181380.876 Jmol ΔH° fT = -64945.955 Jmol = -64.945 kJmol Dapat dilihat bahwa nilai ΔH° fT bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis atau reaksi menghasilkan panas. Sedangkan untuk energi Gibs dari reaktan dan produk dapat dilihat juga pada Tabel 2.1. Untuk menghitung nilai energi Gibs pada suhu reaksi, dapat menggunakan persamaan dibawah ini.