Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Fuse

KAPASITOR 7 Gambar 1-8 Koneksi wye Tunggal Y • Wye dobel YY merupakan koneksi yang umum untuk kapasitor fuse internal dan sistem transmisi dengan suatu netral yang terisolasi. Proteksi unbalance dibentuk dengan membandingkan arus netral diantara dua koneksi wye. Proteksi unbalance sehingga tidak dipengaruhi oleh variasi tegangan pada feeding system. Gambar 1-9 Koneksi wye Dobel YY • Koneksi Bridge H merupakan suatu koneksi wye dengan sebuah netral yang terhubung ke ground. Proteksi unbalance secara normal terpasang dalam setiap fasa dengan membandingkan 2 dua titik pertengahan dalam fasa. Koneksi ini biasa digunakan untuk sistem tegangan tinggi dengan netral yang terhubung solid ke ground. Gambar 1-10 Koneksi Bridge H KAPASITOR 8

1.3.4 Pengaturan Proses Switching

Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient yang signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, pre-insertion resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching controlled switching. Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar arus inrush dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT kapasitor adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama dengan nol . Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus inrush pada bank kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor tergantung pada sistem pentanahan netral bank kapasitor. a. Switching pada bank kapasitor yang ditanahkan Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan setiap fasa berbeda 16 cycle atau 30 derajat listrik 3,3 ms untuk sistem 50 Hz. b. Switching pada bank kapasitor yang tidak ditanahkan Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 dua fasa pertama harus masuk pada saat perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan fasa ketiga dimasukkan ¼ cycle atau 45 derajat listrik 5ms untuk sistem 50Hz setelah kedua fasa lainnya masuk.

1.4 Bagian-Bagian Kapasitor dan Fungsinya

1.4.1 Bushing

Merupakan sub sistem yang berfungsi memisahkan antara bagian yang berbeda tegangan serta menyalurkan arus kapasitansi.

1.4.2 Fuse Cut Out

Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai pengaman peralatan terhadap arus lebih.

1.4.3 Unit Kapasitor

Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kompensator daya reaktif.

1.4.4 Dielectric Isolator

Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bodi. atau antara bagian bertegangan dengan bagian bertegangan yang berlainan fasanya. Dielectric isolator mempunyai nilai konstantan dielektrik mempengaruhi nilai kapasitansi suatu kapasitor. Udara dan vacuum mempunyai nilai konstantan dielektrik 1,0 KAPASITOR 9 dan minyak mempunyai nilai konstanta dieketrik 2,2. Selain contoh tersebut, masih banyak jenis material dieletrik isolasi yang dapat digunakan untuk suatu kapasitor.

1.4.5 Mechanical Structure

Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.

1.4.6 Grounding

Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan ke bagian mechanical structure.

1.5 Failure Mode and Effect Analysis FMEA

FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. FMEA atau Failure Mode and Effect Analysis dibuat dengan cara: • Mendifinisikan sistem peralatan dan fungsinya • Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem • Menentukan functional failure tiap subsistem • Menentukan failure mode tiap subsistem

1.5.1 Mendefinisikan Sistem peralatan dan Fungsinya

Definisi: kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih.

1.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem

Definisi: peralatan dan atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.

1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem

Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.

1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem

Failure Mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.