KAPASITOR
9 dan minyak mempunyai nilai konstanta dieketrik 2,2. Selain contoh tersebut, masih
banyak jenis material dieletrik isolasi yang dapat digunakan untuk suatu kapasitor.
1.4.5 Mechanical Structure
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.
1.4.6 Grounding
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan ke
bagian mechanical structure.
1.5 Failure Mode and Effect Analysis FMEA
FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar untuk
menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. FMEA atau Failure Mode and Effect Analysis
dibuat dengan cara: •
Mendifinisikan sistem peralatan dan fungsinya •
Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem •
Menentukan functional failure tiap subsistem •
Menentukan failure mode tiap subsistem
1.5.1 Mendefinisikan Sistem peralatan dan Fungsinya
Definisi: kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih.
1.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem
Definisi: peralatan dan atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.
1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem
Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.
1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem
Failure Mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.
KAPASITOR
10
1.5.5 FMEA Kapasitor
Didalam FMEA kapasitor terdiri dari subsistem kapasitor, functional failure pada kapasitor, failure mode pada kapasitor lampiran 2.
FMECA Failure Mode and Effect Critical Analysis merupakan metoda untuk mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan
mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam
menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang bervariasi.
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
2.1 In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau
merusak sebagiankeseluruhan peralatan. Bagian-bagian kapasitor yang di inspeksi visual saat beroperasi ialah sebagai berikut:
a. Bushing
• Kondisi Bushing kapasitor
• Kondisi clamp bushing
• Kebocoran minyak bushing
b. Body kapasitor
c. Fuse cut out
• Kondisi fusecut out kapasitor
• Kondisi clamp fuse cut out
d. Sambunganklemjumper
• Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor
• Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor
• Kondisi jumper antar capasitor
• Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CTCVT
KAPASITOR
11 •
Kondisi sambungan pentanahan e.
Mechanical Structure •
Kondisi isolator support •
Kondisi serandang
2.2 In Service Measurement
In service measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor sedang dalam keadaan berteganganoperasi. Pengukuran suhu pada kapasitor dapat
dilakukan dengan perangkat IR thermometer dan IR thermography. Tujuan pengukuran suhu ialah untuk memantau kondisi kapasitor saat beroperasi. Pola
temperatur akan terlihat pada bagian-bagian kapasitor yang di monitor sehingga akan dapat dilihat bagian mana pada sub sistem kapasitor tersebut yang mengalami overheat
atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat
dihindarkan. Bagian-bagian kapasitor yang perlu diukur suhunya adalah sebagai berikut: •
Bodi unit kapasitor 1 •
Bushing 2 •
Klem konduktor bushing 3 •
Klem-klem sambungan 4 •
Fuse link 5 •
Rel pengumpul arus 6
Gambar 2-1 Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor