Metode Analisis Panel Data

43 terjadinya bias, namun model ini digunakan sebagai pembanding dari kedua pemilihan model lainnya. 2. Model Pendekatan Efek Tetap Fixed Effect Pendekatan model ini menggunakan variabel boneka dummy yang dikenal dengan sebutan model efek tetap fixed effect atau Least Square Dummy Variabel atau disebut juga Covariance Model. Pada metode fixed effect, estimasi dapat dilakukan dengan tanpa pembobot no weighted atau Least Square Dummy Variabel LSDV dan dengan pembobot cross section weight atau General Least Square GLS. Tujuan dilakukannya pembobotan adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section. Penggunaan model ini tepat untuk melihat perubahan perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data lebih dinamis dalam mengintrepetasi data. 3. Model Pendekatan Efek Acak Random Effect. Model data panel pendekatan ketiga yaitu model efek acak random effect. Dalam model fixed effect memasukkan dummy bertujuan mewakili ketidaktahuan kita tentang model yang sebenarnya. Namum membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan degree of freedom sehingga pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan variabel gangguan error term yang dikenal dengan random effect. Model ini mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu Widarjono, 2009. Dalam estimasi data panel terdapat tiga teknik yaitu model OLS Common ffect, 44 model Fixed Effect dan model Random Effect. Pemilihan model Fixed Effect dan Random Effect lebih baik dari pada model OLS. Terdapat dua pertimbangan, yaitu: 1 tentang ada tidaknya korelasi antara e it terjadi korelasi antara e it dan variabel independen. Jika diasumsikan dan variabel independen X maka model Random Effect lebih cepat. Sebaliknya jika tidak ada korelasi antara e it dan variabel independen maka model Fixed Effect lebih cepat; 2 Berkitan dengan jumlah sampel didalam penelitian jika sampel yang diambil adalah sebagian kecil dari populasi maka akan didapatkan error terms e it yang bersifat random sehingga model Random Effect lebih cepat Widarjono, 2009 Uji secara formal dikembangan oleh Hausman. Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H : Random Effects Model H 1 : Fixed Effects Model Sebagai dasar penolakan H maka digunakan statistik Hausman dan membandingkan dengan Chi square: Jika nilai hasil pengujian nilai statistik Hausman lebih besar daripada Chi-square tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Sebaliknya jika nilai statistik Hausman lebih kecil daripada Chi- square tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penerimaan terhadap H sehingga model yang digunakan adalah Random Effect. 45

F. Pengujian Hipotesis

1. Uji R-square R

2 Koefisiensi determinasi R 2 menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Artinya, nilai tersebut mencerminkan seberapa besar variasi dari varibael terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Semakin besar R 2 , maka semakin baik dari model regresi yang diperoleh. Baik atau tidaknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R 2 yang mempunyai nilai antara nol sampai satu Widarjono, 2009. Ketentuannya adalah bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 R 2 = 0 artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sedangkan bila R 2 = 1 variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain, bila R 2 =1, maka semua titik-titik pengamatan berada tepat pada garis regresi Widarjono, 2009. 46

2. Uji Parsial Uji-t statistik

Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t statistik pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dengan derajat kebebasan df = n-k-1 H :  1 = 0 : tidak berpengaruh H a :  1 0 : berpengaruh H :  2 = 0 : tidak berpengaruh H a :  2 0 : berpengaruh Apabila : t- statistik ≤ t tabel : H diterima dan Ha ditolak t- statistik ≥ t tabel : H ditolak dan Ha diterima Jika H ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat Widarjono, 2009.

3. Uji Keseluruhan Uji F

Pengujian hipotesis dengan menggunakan indikator koefisien determinasi R 2 dilakukan dengan uji-F pada tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan df1 = k-1 dan df2 = n-k. H0 : β1 = β2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Ha: β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Apabila : f-statistik f tabel : H diterima dan H a ditolak 47 f-statistik f tabel : H ditolak dan H a diterima Jika H diterima, berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Sebaliknya, jika H ditolak berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah terikat Widarjono, 2009.

G. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Selatan dikenal juga sebagai Bumi sriwijaya karena pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan kerajaan maritim terbesar. Provinsi Sumatera Selatan berdiri pada tanggal 12 september 1950. Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kota dengan ibukota Palembang. Pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Selatan terdapat 223 kecamatan, 384 kelurahan, dan 2.812 desa. Daerah dengan wilayah terluas adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu seluas 1,7 juta hektar dan yang paling kecil adalah Kota Palembang dengan luas 37,4 ribu hektar. Perekonomian Sumatera Selatan sangat tergantung pada sektor industri, pertanian, dan pertambangan. Di sumatera selatan terdapat beberapa industri besar milik pemerintah seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam, PT semen Baturaja, PT Pupuk sriwijaya, serta Unit Pengolahan dan Pemasaran Pertamina. Selain itu juga terdapat beberapa industri perkebunan besar milik swasta. Sumatera Selatan 48 memiliki komoditas perkebunan yang sangat dominan seperti karet dan kelapa sawit. Tanaman kopi juga banyak terdapat di Kota Pagar Alam. Cadangan minyak bumi, gas bumi dan batu bara di Sumatera Selatan juga cukup besar. Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak di antara 1 - 4° Lintang selatan dan 102 - 106° Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas daratan sebesar 8.701.741 hektar dan dialiri banyak sungai, salah satunya yaitu sungai Musi yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang sekitar 750 Km. Provinsi sumatera Selatan juga memiliki beragam sumber daya alam seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Secara demografis, jumlah penduduk di Provinsi sumatera selatan pada tahun 2013, mencapai 7.450.394 jiwa. Daerah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Palembang yaitu mencapai 1.455.284 jiwa atau sekitar 19,02 dari seluruh penduduk di Sumatera Selatan. sedangkan daerah yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kota Pagar Alam yaitu 126.181 jiwa atau sekitar 1,56.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesejahteraan Sosial Terhadap Pembangunan Manusia Sumatera Utara

0 22 77

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2001-2010

0 9 22

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 1995-2012

1 9 83

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

0 0 13

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

0 0 36

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

2 7 3

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dan Kesehatan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kemiskinan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sumatera Utara

0 0 7

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA.

0 0 10