Pertanggungjawaban Direksi Dalam Kejahatan Perusahaan

Pertanggungjawaban Direksi Dalam Kejahatan Perusahaan
Juliana P. C. Sinaga
Program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara Abstrak
Perusahaan merupakan salah satu sendi utama dalam kehidupan masyarakat modern, karena perusahaan merupakan salah satu pusat kegiatan manusia guna memenuhi kebutuhan kehidupannya selain itu perusahaan juga sebagai salah satu sumber pendapatan negara melalui pajak dan wadah bagi penyalur tenaga kerja. Oleh karena itu eksistensi dan peran perusahaan di dalam masyarakat sangat besar.
Sebagai artifical person, perseroan tidak mungkin dapat bertindak sendiri. Perseroan tidak memiliki kehendak, untuk menjalankan dirinya sendiri untuk itulah maka diperlukan orang-orang yang memiliki kehendak, yang akan menjalankan Perseroan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian Perseroan.
Keberadaan Direksi dalam suatu perseroan merupakan suatu kcharusan atau dengan kata lain perseroan wajib memiliki Direksi, karena perseroan sebagai artifical person tidak dapat berbuat apa-apa tanpa adanya bantuan dari anggota Direksi sebagai natural person.
Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan. Untuk menentukan kriteria suatu perusahaan telah melakukan kejahatan yang dilakukan oleh seorang Direksi adalah: melakukan tindakan tanpa pembenaran yang rasional, tidak mencurahkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perusahaan, tidak melakukan investigasi yang reasonable terhadap masalah-masalah perseroan, transaksi untuk diri sendiri berkompetisi dengan perusahaan, membuat profit rahasia yang sebenarnya merupakan propit untuk perusahaan, tidak boleh menggunakan intormasi yang diperbolehkan atas dasar jabatan untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya dan tidak botch menggunakan kekayaan atau uang perseroan untuk membuat keuntungan.
Dalam melaksanakan tugas fiduciary duties, seorang Direktur harus melakukan tugasnya, dilakukan secara itikad baik, dilakukan dengan proper purpose, dilakukan tidak dengan kebebasan yang tidak bertanggung jawab, tidak memilih bantuan tugas dan kepentingan.
Batasan tanggung jawab Direktur apabila melakukan suatu kejahatan melanggar fiduciary duties dan duty of care dalam perseroan dia dapat diminta pertanggungjawabannya sampai kepada harta pribadi, sebaliknya batasan tanggung jawab Direktur apabila melakukan suatu kejahatan yang melanggar Business Judgement Rule dalam perseroan tanggungjawab sebatas saham-saham saja tidak sampai kepada harta pribadi.
Apabila seorang Direksi tidak menjalankan fiduciary duties akan mendapat sanksi berupa pidana denda, tambahan dan tindakan tata tertib.
Setelah diteliti di beberapa Pengadilan seperti Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Jakarta Barat, Pengadilan Jakarta Utara di Indonesia sampai sekarang ini belum ada putusan pengadilan yang menghukum Direktur melakukan kejahatan perusahaan, walaupun faktanya Direktur banyak melakukan suatu kejahatan perusahaan tetapi belum sampai ke persidangan.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

Maka untuk itu penulis melakukan analisis kasus enron dimana seorang Direktur telah dihukum karena melakukan tindakan yang melanggar fiduciary duties dan perbuatan yang menyesatkan didalam perusahaan. Kata Kunci: 1. Pertanggungjawaban
2. Direksi 3. Kejahatan Perusahaan
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara