PENDAHULUAN Rikza Chamami, S. I

tugas KTI kelompok 3 penyuntingan karya tulis ilmiah PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH MAKALAH Mata kuliah : karya Tulis Ilmiah Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M. S. I oleh : Firdha Naili fitriyani 123311017 Firman Kurnia Asysyifa 123311018 Miss Paosiaa Nahooda 133311075 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

I. PENDAHULUAN

Pada dasarnya kita semua bisa menulis. Baik kita seorang pendidik, siswa, mahasiswa, praktisi hukum, seniman, ekonom, pebisnis, salesman, polisi, ABRI, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Singkat kata siapa pun bisa menulis. Karena yang terpenting dalam menulis adalah kita mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan sesuai dengan latar belakang, keahlian dan keilmuan kita, sehingga kredibilitas kita sebagai penulis tidak diragukan lagi. Di negara maju, menulis menjadi pekerjaan yang menarik dan bergengsi. Karena dengan menulis selain mendapatkan honor yang lumayan juga dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagasan kita yang disertai dengan solusinya kepada masyarakat luas. Semua media massa, baik itu surat kabar, majalah maupun tabloid sangat membutuhkan tulisan-tulisan yang bersifat views itu. Bahkan beberapa surat kabar dan majalah seringkali melakukan perekrutan kepada para akademisi atau praktisi agar bersedia menulis untuk mengisi ruangan atau halaman yang telah disediakannya. Pada dasarnya, dalam penyusunan karya tulis ilmiah terdapat lima tahap, yaitu: persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, penyuntingan atau pemeriksaan, dan penyajian. Tidak jarang tulisan yang menarik dan bagusdari sisi ilmiah tidak dapat dimuat oleh redaksi. Ini pada gilirannya menghendaki penggunaan bahasa ilmiah yang populer. Artinya secara ilmiah dapat dippertanggung jawabkan, sekaligus enak dibaca dan perlu. Oleh karena itu, pengeditan sangat membantu. Pengeditan akan semakin menyenpurnakan bahasa yang kita gunakan. Kita bisa minta bantuan kepada rekan atau dosen yang telah biasa menulis di media massa untuk tahap pengeditan ini. Atau kalau artikel tersebut ditujukan untuk konsumsi surat kabar, kita bisa meminta kepada seseorang yang masih duduk di bangku SMU, misalnya, untuk membacanya. Hal yang terakhir ini barangkali lucu, namun percayalah, konsumen utama surat kabar adalah masyarakat awam yang rata-rata pendidikannya adalah SMU. Yang termasuk tahap penyuntingan adalah pembacaan dan pengecekan kembali masalah yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang relevan dibuang. Dalam karya ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif, baik dari segi penilisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi penerapan kaidah ejaan.

II. RUMUSAN MASALAH