kemudahan dapat membuat hidup konsumen lebih mudah Guerrero, et al., 2009.
Taksonomi faktor persepsi konsumen tentang inovasi makanan ditampilkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.9 Taksonomi Faktor Persepsi Konsumen tentang Inovasi Makanan
Persepsi Konsumen tentang Inovasi
Makanan
Kebaruan dan
Perubahan Variasi
Pengolahan dan
Teknologi Asal dan
Etnis Kemudahan
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Metode analisis data yang digunakan adalah Exploratory Factor Analysis EFA yakni dengan mengeksplorasi hubungan antara variabel
yang diukur dan mencoba untuk menentukan apakah hubungan ini dapat diringkas dalam sejumlah kecil konstruk laten
Thompson, 2004: 10. Tujuan utama dari Exploratory Factor Analysis EFA adalah untuk
menentukan banyaknya faktor umum yang mempengaruhi serangkaian pengukuran dan kekuatan hubungan antara masing-masing faktor dan
masing-masing ukuran yang diamati. Pendapat lain menyebutkan analisis faktor adalah alat untuk menganalisis struktur hubungan korelasi diantara
banyak variabel dengan mendefinisikannya menjadi sekumpulan variabel yang berhubungan kuat, dikenal sebagai faktor Hair et al., 2010: 102.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional diperlukan untuk menyamakan asumsi-asumsi terhadap permasalahan yang akan dibahas. Definisi operasional variabel
dalam penelitian ini yaitu konsep utama inovasi yang dikemukakan Guerrero, et al. 2009. Ia menarik kesimpulan dari penelitian yang
dilakukannya bahwa ada lima dimensi utama yang membentuk keinginan konsumen untuk mengkonsumsi makanan inovatif.
Kelima dimensi tersebut yakni: 1.
Kebaruan dan perubahan novelty and change Penelitian yang dilakukan Guerrero et al. 2009 menyatakan
bahwa inovasi itu terkait dengan makanan yang baru dan atau dimodifikasi pada bahan, dalam persiapan makanan, dan dalam
ukuran atau kemasan. Makanan inovatif merupakan makanan yang disiapkan dengan cara yang berbeda, saat menambahkan bahan yang
tidak diketahui atau baru atau saat menambahkan bahan-bahan asing dan tidak biasa. Pada awalnya semua adalah inovasi, namun karena
inovasi memiliki validitas sementara dan mulai banyak diadopsi, sehingga hal tersebut mulai menjadi tradisi.
Dari hasil penelitian tersebut, penulis melakukan face validity dan mengidentifikasi indikator yang mempengaruhi persepsi
konsumen mengenai kebaruan dan perubahan yakni: makanan yang baru, modifikasi pada bahan, modifikasi pada persiapan makanan,
modifikasi dalam ukuran, modifikasi dalam kemasan, penyajian yang berbeda, penambahan bahan yang tidak diketahui baru, penambahan
bahan yang asing tidak biasa, dan inovasi sebagai tradisi. Dari face validity, akhirnya didapatkan 9 indikator dengan 10 pertanyaan