Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN
ALKALOID DARI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA
YANG MENGINHIBISI α-GLUKOSIDASE

ANAH ROHIMAH

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ii

ABSTRAK
ANAH ROHIMAH. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari
Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase. Dibimbing oleh
LATIFAH K. DARUSMAN dan IRMA HERAWATI SUPARTO.
Buah mahkota dewa merupakan tumbuhan obat yang digunakan di
masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya diabetes. Dalam

penelitian ini dilakukan ekstraksi alkaloid dari ekstrak buah mahkota dewa yang
dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menghambat aktivitas katabolisme
polisakarida oleh α-glukosidase secara in vitro. Penelitian menggunakan dua
sumber bahan tanaman dari kebun Pusat Studi Biofarmaka di Cikabayan dan
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan IPB. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan akarbosa dengan konsentrasi masingmasing 1% b/v dapat menghambat aktivitas α-glukosidase sebesar 40.95 dan
99.34%. Ekstrak pekat alkaloid difraksinasi menggunakan flash chromatography
pump controller C-610 dengan eluen etil asetat:kloroform (1:1), dari hasil
fraksinasi diperoleh 2 fraksi, yaitu eluat tabung a dan b berwarna kuning dan c-g
tidak berwarna. Berdasarkan uji kualitatif, eluat tabung a dan b mengandung
alkaloid yang memiliki % inhibisi berturut-turut 12.61 dan 5.41%. Hasil spektrum
inframerah tidak menunjukkan adanya gugus amina hanya terdapat gugus -OH,
CH2, -C≡N, fenil, -C=C- alkena, dan C-H aldehida.
Eluat tabung f merupakan eluat teraktif yang dapat menghambat aktivitas αglukosidase sebesar 39.26%. Berdasarkan uji kualitatif, eluat tabung yang tidak
berwarna tidak mengandung alkaloid. Hasil spektrofotometer ultraviolet pada
eluat teraktif menunjukkan adanya serapan inti benzena dan transisi yang
mungkin terjadi adalah dari π-π* atau n-π*. Hasil spektrum inframerah
menunjukkan adanya gugus –OH, CH2, -C≡N, fenil, -C=C- alkena, C-C aril, dan
C-H aldehida. Uji kualitatif pada eluat tabung f mengandung karbohidrat. Eluat
tabung f diduga merupakan golongan yang sama dengan akarbosa, yaitu

oligosakarida.

iii

ABSTRACT
ANAH ROHIMAH. Isolation and Identification of Alkaloid Compound from
The Crown of God Fruit Extracts which Inhibiting α-Glucosidase. Under
supervision of LATIFAH K. DARUSMAN and IRMA HERAWATI
SUPARTO.
The fruit of Crown of God or with local name “mahkota dewa” is widely
used as herbal plant to treat various diseases, including diabetes. The objective of
this study is to extract alkaloids from the fruit of Crown of God with antidiabetic
activity by reducing blood glucose through inhibition of catabolism activity of
polysaccharide by α-glucosidase in vitro. Research applies two samples from
Study Center of Biofarmacy (Pusat Studi Biofarmaka) Cikabayan unit and
Departement of Foresty Source Conservation, Faculty of Foresty (FAHUTAN),
IPB. Result of research indicated that methanol extract and acarbose with
concentration 1% b/v can inhibit α-glucosidase activity of 40.95 and 99.34%,
respectively. Condensed extract of alkaloids was fractionated by flash
chromatography pump controller C-610 using eluent of ethyl acetate:chloroform

(1:1). The fractionation gave 2 fractions with different colors betwen tube a and b
eluates with tube c-g eluates. Based on qualitative test, tube a and b contained
alkaloids with % inhibition of 12.61 and 5.41%, respectively. Result of infrared
spectrum did not showed existence of amine group, however it contained
functional groups of –OH, CH2, -C≡N, phenyl, -C=C- alkene, and C-H aldehyde.
Eluat of tube f showed the highest inhibition to α-glucosidase activity of
39.26%. Based on qualitative test, uncolored eluat did not contain alkaloids.
Analysis with ultraviolet spectrophotometer for tube f showed of benzene core
absorption and possible transition from π-π* or n-π*. Infrared spectrum showed
existence of –OH group, CH2, -C≡N, phenyl, -C=C- alkene, -C-C- aryl, and –CHaldehyde. Qualitative test of eluat tube f contains carbohydrates. It is estimated
that similar group with acarbose i.e oligosaccharide.

iv

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN
ALKALOID DARI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA
YANG MENGINHIBISI α-GLUKOSIDASE

ANAH ROHIMAH


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

v
Judul
Nama
NIM

: Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Ekstrak
Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase
: Anah Rohimah

: G44204013

Disetujui
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS
NIP 130 536 681

Dr. dr. Irma H. Suparto, MS
NIP 131 606 776

Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor,

Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131 578 806


Tanggal Lulus :

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juli 2008 di Laboratorium Kimia
Analitik, Pusat Studi Biofarmaka (PSB), LPPM IPB dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian Kimia, Serpong. Tema yang
dipilih ialah diabetes, dengan judul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan
Alkaloid dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Latifah K.
Darusman, MS. dan Dr. dr. Irma H. Suparto, MS. selaku pembimbing penelitian
ini. Terima kasih kepada PSB yang telah memberikan kesempatan untuk terlibat
dalam penelitian antidiabetes dan membantu sebagian dana penelitian. Bapak, ibu,
A Eka tercinta, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Seluruh staf PSB, laboratorium Kimia Analitik, LIPI yang telah membantu
penyelesaian penelitian ini juga teman-teman seperjuangan kimia 41 yang selalu
menemani di kampus dan laboratorium. Terima kasih atas bantuan dan semangat

yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari Allah SWT.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2008
Anah Rohimah

vii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 26 April 1986 dari pasangan H.
Edi Muhidin dan Hj. Apong. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMUN 1 Cimalaka dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Kimia, Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun ajaran 2005/2006; 2007/2008;
2008/2009, dan Kimia Analitik Layanan dan Kimia Analitik II pada tahun
2007/2008. Pada bulan Juli-Agustus 2007, penulis berkesempatan melaksanakan
kegiatan Praktik Lapangan di Laboratorium Servis Air dan Udara, Biotrop.


viii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

x

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus ...................................................................................
α-Glukosidase ........................................................................................
Mahkota Dewa .......................................................................................
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder ................................................

Alkaloid..................................................................................................
Fraksinasi ...............................................................................................
Spektrofotometer Ultraviolet .................................................................
Spektrofotometer Inframerah .................................................................
Kromatografi Cair-Spektrofotometer Massa..........................................
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat.....................................................................................
Lingkup Kerja ......................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Kadar Air dan Abu .............................................................
Ekstraksi...............................................................................................
Kandungan Fitokimia...........................................................................
Pemilihan Eluen Terbaik......................................................................
Fraksinasi dengan Flash Chromatography ..........................................
Penentuan Jumlah Fraksi .....................................................................
Uji Daya Inhibisi Terhadap aktivitas α-Glukosidase dan Pencirian
Fraksi Ekstrak Pekat alkaloid...............................................................

1
2

2
3
3
4
4
5
5

5
6

9
9
10
11
11
11
12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ............................................................................................. 15
Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16
LAMPIRAN..................................................................................................... 18

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Hasil rujukan data dari spektrum IR berkaitan dengan senyawa alkaloid .... 5
2 Kadar abu berdasarkan bobot kering dan basah dari Cikabayan dan
Fahutan.......................................................................................................... 9
3 Perolehan rendemen ekstrak buah mahkota dewa ........................................ 9
4 Hasil uji fitokimia buah mahkota dewa Cikabayan ...................................... 10
5 Hasil uji fitokimia buah mahkota dewa Fahutan........................................... 10
6 Persentase inhibisi dan senyawa aktif dari eluat ekstrak pekat alkaloid buah
mahkota dewa ............................................................................................... 13
7 Uji kualitatif metabolit primer tabung f hasil fraksinasi ekstrak pekat
alkaloid buah mahkota dewa......................................................................... 14
8 Absorpsi inframerah gugus-gugus fungsi tabung a dan b hasil fraksinasi
ekstrak pekat alkaloid buah mahkota dewa................................................... 15
9 Absorpsi inframerah gugus-gugus fungsi tabung f hasil fraksinasi ekstrak
pekat alkaloid buah mahkota dewa ............................................................... 15

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Struktur molekul akarbosa ............................................................................ 2
Hidrolisis PNG oleh α-glukosidase............................................................... 2
Buah mahkota dewa ...................................................................................... 3
Radas flash chromatography ........................................................................ 4
Daya inhibisi α-glukosidase dari fraksi-fraksi hasil fraksinasi ekstrak
alkaloid buah mahkota dewa......................................................................... 13
6 Spektrum UV tabung f hasil fraksinasi ekstrak pekat alkaloid buah
mahkota dewa ............................................................................................... 14

1
2
3
4
5

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12

13
14
15

Bagan alir penelitian ....................................................................................
Bagan alir uji fitokimia .................................................................................
Bagan alir uji inhibisi α-glukosidase ............................................................
Bagan alir isolasi alkaloid .............................................................................
Penentuan kadar air buah mahkota dewa Cikabayan dan Fahutan ...............
Penentuan kadar abu buah mahkota dewa Cikabayan dan Fahutan .............
Perolehan rendemen ekstrak kasar ................................................................
Absorban p-nitrofenol yang terukur pada panjang gelombang 400 nm
dan persentase inhibisi ekstrak kasar buah mahkota dewa dan
akarbosa terhadap aktivitas α-glukosidase....................................................
Perolehan rendemen ekstrak pekat alkaloid..................................................
Pemilihan eluen terbaik.................................................................................
Pencirian Rf noda pada kondisi eluen pada T=27 oC....................................
Absorban p-nitrofenol yang terukur pada panjang gelombang 400 nm
dan persentase inhibisi fraksi-fraksi alkaloid terhadap aktivitas
α-glukosidase ................................................................................................
Spektrum FTIR tabung a dan b serta f hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................
Spektrum LCMS eluat tabung a dan b hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................
Spektrum LCMS eluat tabung f hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................

19
20
21
22
23
24
25

26
27
28
29

33
36
37
39

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN
ALKALOID DARI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA
YANG MENGINHIBISI α-GLUKOSIDASE

ANAH ROHIMAH

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ii

ABSTRAK
ANAH ROHIMAH. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari
Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase. Dibimbing oleh
LATIFAH K. DARUSMAN dan IRMA HERAWATI SUPARTO.
Buah mahkota dewa merupakan tumbuhan obat yang digunakan di
masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya diabetes. Dalam
penelitian ini dilakukan ekstraksi alkaloid dari ekstrak buah mahkota dewa yang
dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menghambat aktivitas katabolisme
polisakarida oleh α-glukosidase secara in vitro. Penelitian menggunakan dua
sumber bahan tanaman dari kebun Pusat Studi Biofarmaka di Cikabayan dan
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan IPB. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan akarbosa dengan konsentrasi masingmasing 1% b/v dapat menghambat aktivitas α-glukosidase sebesar 40.95 dan
99.34%. Ekstrak pekat alkaloid difraksinasi menggunakan flash chromatography
pump controller C-610 dengan eluen etil asetat:kloroform (1:1), dari hasil
fraksinasi diperoleh 2 fraksi, yaitu eluat tabung a dan b berwarna kuning dan c-g
tidak berwarna. Berdasarkan uji kualitatif, eluat tabung a dan b mengandung
alkaloid yang memiliki % inhibisi berturut-turut 12.61 dan 5.41%. Hasil spektrum
inframerah tidak menunjukkan adanya gugus amina hanya terdapat gugus -OH,
CH2, -C≡N, fenil, -C=C- alkena, dan C-H aldehida.
Eluat tabung f merupakan eluat teraktif yang dapat menghambat aktivitas αglukosidase sebesar 39.26%. Berdasarkan uji kualitatif, eluat tabung yang tidak
berwarna tidak mengandung alkaloid. Hasil spektrofotometer ultraviolet pada
eluat teraktif menunjukkan adanya serapan inti benzena dan transisi yang
mungkin terjadi adalah dari π-π* atau n-π*. Hasil spektrum inframerah
menunjukkan adanya gugus –OH, CH2, -C≡N, fenil, -C=C- alkena, C-C aril, dan
C-H aldehida. Uji kualitatif pada eluat tabung f mengandung karbohidrat. Eluat
tabung f diduga merupakan golongan yang sama dengan akarbosa, yaitu
oligosakarida.

iii

ABSTRACT
ANAH ROHIMAH. Isolation and Identification of Alkaloid Compound from
The Crown of God Fruit Extracts which Inhibiting α-Glucosidase. Under
supervision of LATIFAH K. DARUSMAN and IRMA HERAWATI
SUPARTO.
The fruit of Crown of God or with local name “mahkota dewa” is widely
used as herbal plant to treat various diseases, including diabetes. The objective of
this study is to extract alkaloids from the fruit of Crown of God with antidiabetic
activity by reducing blood glucose through inhibition of catabolism activity of
polysaccharide by α-glucosidase in vitro. Research applies two samples from
Study Center of Biofarmacy (Pusat Studi Biofarmaka) Cikabayan unit and
Departement of Foresty Source Conservation, Faculty of Foresty (FAHUTAN),
IPB. Result of research indicated that methanol extract and acarbose with
concentration 1% b/v can inhibit α-glucosidase activity of 40.95 and 99.34%,
respectively. Condensed extract of alkaloids was fractionated by flash
chromatography pump controller C-610 using eluent of ethyl acetate:chloroform
(1:1). The fractionation gave 2 fractions with different colors betwen tube a and b
eluates with tube c-g eluates. Based on qualitative test, tube a and b contained
alkaloids with % inhibition of 12.61 and 5.41%, respectively. Result of infrared
spectrum did not showed existence of amine group, however it contained
functional groups of –OH, CH2, -C≡N, phenyl, -C=C- alkene, and C-H aldehyde.
Eluat of tube f showed the highest inhibition to α-glucosidase activity of
39.26%. Based on qualitative test, uncolored eluat did not contain alkaloids.
Analysis with ultraviolet spectrophotometer for tube f showed of benzene core
absorption and possible transition from π-π* or n-π*. Infrared spectrum showed
existence of –OH group, CH2, -C≡N, phenyl, -C=C- alkene, -C-C- aryl, and –CHaldehyde. Qualitative test of eluat tube f contains carbohydrates. It is estimated
that similar group with acarbose i.e oligosaccharide.

iv

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN
ALKALOID DARI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA
YANG MENGINHIBISI α-GLUKOSIDASE

ANAH ROHIMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

v
Judul
Nama
NIM

: Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Ekstrak
Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase
: Anah Rohimah
: G44204013

Disetujui
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS
NIP 130 536 681

Dr. dr. Irma H. Suparto, MS
NIP 131 606 776

Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor,

Dr. drh. Hasim, DEA
NIP 131 578 806

Tanggal Lulus :

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juli 2008 di Laboratorium Kimia
Analitik, Pusat Studi Biofarmaka (PSB), LPPM IPB dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian Kimia, Serpong. Tema yang
dipilih ialah diabetes, dengan judul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan
Alkaloid dari Ekstrak Buah Mahkota Dewa yang Menginhibisi α-Glukosidase.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Latifah K.
Darusman, MS. dan Dr. dr. Irma H. Suparto, MS. selaku pembimbing penelitian
ini. Terima kasih kepada PSB yang telah memberikan kesempatan untuk terlibat
dalam penelitian antidiabetes dan membantu sebagian dana penelitian. Bapak, ibu,
A Eka tercinta, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Seluruh staf PSB, laboratorium Kimia Analitik, LIPI yang telah membantu
penyelesaian penelitian ini juga teman-teman seperjuangan kimia 41 yang selalu
menemani di kampus dan laboratorium. Terima kasih atas bantuan dan semangat
yang diberikan, semoga mendapat balasan pahala dari Allah SWT.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2008
Anah Rohimah

vii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 26 April 1986 dari pasangan H.
Edi Muhidin dan Hj. Apong. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMUN 1 Cimalaka dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Kimia, Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun ajaran 2005/2006; 2007/2008;
2008/2009, dan Kimia Analitik Layanan dan Kimia Analitik II pada tahun
2007/2008. Pada bulan Juli-Agustus 2007, penulis berkesempatan melaksanakan
kegiatan Praktik Lapangan di Laboratorium Servis Air dan Udara, Biotrop.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

x

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus ...................................................................................
α-Glukosidase ........................................................................................
Mahkota Dewa .......................................................................................
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder ................................................
Alkaloid..................................................................................................
Fraksinasi ...............................................................................................
Spektrofotometer Ultraviolet .................................................................
Spektrofotometer Inframerah .................................................................
Kromatografi Cair-Spektrofotometer Massa..........................................
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat.....................................................................................
Lingkup Kerja ......................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Kadar Air dan Abu .............................................................
Ekstraksi...............................................................................................
Kandungan Fitokimia...........................................................................
Pemilihan Eluen Terbaik......................................................................
Fraksinasi dengan Flash Chromatography ..........................................
Penentuan Jumlah Fraksi .....................................................................
Uji Daya Inhibisi Terhadap aktivitas α-Glukosidase dan Pencirian
Fraksi Ekstrak Pekat alkaloid...............................................................

1
2
2
3
3
4
4
5
5

5
6

9
9
10
11
11
11
12

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ............................................................................................. 15
Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16
LAMPIRAN..................................................................................................... 18

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Hasil rujukan data dari spektrum IR berkaitan dengan senyawa alkaloid .... 5
2 Kadar abu berdasarkan bobot kering dan basah dari Cikabayan dan
Fahutan.......................................................................................................... 9
3 Perolehan rendemen ekstrak buah mahkota dewa ........................................ 9
4 Hasil uji fitokimia buah mahkota dewa Cikabayan ...................................... 10
5 Hasil uji fitokimia buah mahkota dewa Fahutan........................................... 10
6 Persentase inhibisi dan senyawa aktif dari eluat ekstrak pekat alkaloid buah
mahkota dewa ............................................................................................... 13
7 Uji kualitatif metabolit primer tabung f hasil fraksinasi ekstrak pekat
alkaloid buah mahkota dewa......................................................................... 14
8 Absorpsi inframerah gugus-gugus fungsi tabung a dan b hasil fraksinasi
ekstrak pekat alkaloid buah mahkota dewa................................................... 15
9 Absorpsi inframerah gugus-gugus fungsi tabung f hasil fraksinasi ekstrak
pekat alkaloid buah mahkota dewa ............................................................... 15

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Struktur molekul akarbosa ............................................................................ 2
Hidrolisis PNG oleh α-glukosidase............................................................... 2
Buah mahkota dewa ...................................................................................... 3
Radas flash chromatography ........................................................................ 4
Daya inhibisi α-glukosidase dari fraksi-fraksi hasil fraksinasi ekstrak
alkaloid buah mahkota dewa......................................................................... 13
6 Spektrum UV tabung f hasil fraksinasi ekstrak pekat alkaloid buah
mahkota dewa ............................................................................................... 14

1
2
3
4
5

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12

13
14
15

Bagan alir penelitian ....................................................................................
Bagan alir uji fitokimia .................................................................................
Bagan alir uji inhibisi α-glukosidase ............................................................
Bagan alir isolasi alkaloid .............................................................................
Penentuan kadar air buah mahkota dewa Cikabayan dan Fahutan ...............
Penentuan kadar abu buah mahkota dewa Cikabayan dan Fahutan .............
Perolehan rendemen ekstrak kasar ................................................................
Absorban p-nitrofenol yang terukur pada panjang gelombang 400 nm
dan persentase inhibisi ekstrak kasar buah mahkota dewa dan
akarbosa terhadap aktivitas α-glukosidase....................................................
Perolehan rendemen ekstrak pekat alkaloid..................................................
Pemilihan eluen terbaik.................................................................................
Pencirian Rf noda pada kondisi eluen pada T=27 oC....................................
Absorban p-nitrofenol yang terukur pada panjang gelombang 400 nm
dan persentase inhibisi fraksi-fraksi alkaloid terhadap aktivitas
α-glukosidase ................................................................................................
Spektrum FTIR tabung a dan b serta f hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................
Spektrum LCMS eluat tabung a dan b hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................
Spektrum LCMS eluat tabung f hasil fraksinasi dengan flash
chromatography ............................................................................................

19
20
21
22
23
24
25

26
27
28
29

33
36
37
39

1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) atau kencing
manis merupakan suatu penyakit yang
ditandai dengan tingginya kadar glukosa
dalam darah. Menurut survei yang dilakukan
World
Health
Organization
(WHO),
Indonesia menempati urutan ke-4 dengan
jumlah penderita diabetes terbesar di dunia
setelah India, Cina dan Amerika serikat.
Diperkirakan pada tahun 2025 dengan
persentase 8.6% dari total penduduk
meningkat menjadi 12.4 juta penderita
(Depkes 2005). Temuan tersebut semakin
membuktikan bahwa DM merupakan masalah
kesehatan yang sangat serius, sehingga
pemerintah berkewajiban menanggulangi
peningkatan penderita diabetes.
Peningkatan jumlah penderita DM dapat
dicegah dengan melakukan usaha pengobatan,
salah satunya berupa pemberian insulin
maupun obat hipoglikemia oral. Saat ini harga
insulin dan obat hipoglikemia oral yang
modern semakin mahal sehingga sulit
dijangkau, sehingga masyarakat berpaling
pada obat tradisional sebagai obat alternatif.
Salah satu tanaman yang secara empiris
digunakan sebagai obat antidiabetes, yaitu
mahkota dewa. Obat ini diharapkan dapat
menghambat α-glukosidase yang menguraikan
pati dalam usus halus sehingga menunda
penyerapan karbohidrat.
Hasil penelitian Shalahuddin (2005)
menunjukkan bahwa ekstrak air buah mahkota
dewa menurunkan kadar glukosa darah tikus
hingga 46.1% setelah perlakuan satu minggu
pada tikus diabetes yang diinduksi
streptozotosin. Suparto I.H. et al. (2007)
melaporkan ekstrak air dengan dosis yang
sama tidak menurunkan kadar glukosa darah
tikus diabetes galur Sprague-Dawley yang
diinduksi streptozotosin. Perbedaan di atas
mungkin
disebabkan
perbedaan
pada
kandungan fitokimia ekstrak air seperti
alkaloid. Alkaloid terdapat dalam jumlah tidak
terlalu signifikan serta sangat dipengaruhi
oleh unsur hara dan sumber bahan.
Temuan ini menjadi acuan untuk meneliti
kembali mengenai senyawa metabolit
sekunder, yaitu alkaloid yang terkandung pada
ekstrak. Pemilihan isolasi alkaloid didukung
oleh penelitian Hermawan (2002) yang
melaporkan bahwa ekstrak CHCl3:MeOH
anting-anting yang mengandung alkaloid dan
triterpenoid mampu menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus diabetes galur
Sprague-Dawley.

Mekanisme penurunan glukosa darah
dapat dilakukan baik secara in vitro maupun
in vivo. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah spektrofotometrik untuk
α-glukosidase secara in vitro karena
kemudahan dan waktu pengujian yang relatif
singkat.
Metode analisis yang akan digunakan
untuk menganalisis senyawa metabolit
sekunder
tumbuhan
adalah
flash
chromatography (FC) yang merupakan bentuk
cepat dari kromatografi kolom dan dikenal
sebagai kromatografi tekanan medium. Fraksi
yang diperoleh dari fraksinasi dengan
menggunakan FC selanjutnya dilakukan
pengujian persen inhibisi terhadap αglukosidase. Fraksi yang positif mengandung
alkaloid diidentifikasi dengan menggunakan
spektrofotometer ultraviolet (UV), inframerah
(IR), dan kromatografi cair-spektrofotometer
massa (LC-MS). Pada penelitian ini
diharapkan dapat diketahui daya hambat
ekstrak buah mahkota dewa terhadap aktivitas
α-glukosidase, mengetahui fraksi teraktif hasil
fraksinasi ekstrak pekat alkaloid dengan FC,
dan pencirian senyawa yang dapat
menghambat aktivitas α-glukosidase.

TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan tingginya
kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
dan adanya gula dalam air seni (glukosuria).
Seseorang dapat menderita penyakit DM
karena berbagai faktor, antara lain keturunan,
obesitas, pola makan yang tidak sehat,
malnutrisi, kehamilan, dan lingkungan
(Tjokroprawiro 1989).
DM terbagi menjadi dua, yaitu DM tipe I
(Insulin Dependent Diabetes Mellitus) dan
DM tipe II (Insulin Independent Diabetes
Mellitus). DM tipe I terjadi pada orang yang
berusia di bawah 30 tahun dan yang kurus.
Sebagian kasus terjadi sebelum atau sekitar
masa pubertas. Penderita penyakit diabetes
tipe ini tergantung pada insulin seumur
hidupnya. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar sel beta pulau Langerhans pankreas
yang memproduksi insulin mengalami
kerusakan sehingga kadar insulin menjadi
kurang atau tidak ada. Pada diabetes tipe II
jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan sel
kurang sehingga masuknya glukosa ke dalam

2
sel terhambat. Penyebab diabetes tipe ini tidak
begitu jelas dan banyak faktor yang berperan.
Faktor tersebut antara lain obesitas, diet tinggi
lemak, rendah karbohidrat, kurang gerak
badan, dan faktor herediter (Ranakusuma et
al. 1999).
Pengobatan penyakit DM salah satunya
dengan cara pemberian obat hipoglikemia
oral, yaitu obat modern dan tradisional. Salah
satu obat modern yang memiliki aktivitas
hipoglikemia, yaitu akarbosa. Akarbosa
adalah suatu oligosakarida yang diperoleh dari
proses
fermentasi
mikroorganisme,
Actinoplanes utahensis, dengan nama kimia
O-4,6-dideoxy-4-[[1S, 4R, 5S, 6S)-4,5,6trihydroxy-3-(hydroxymethyl)-2-cyclohexen1-yl]amino]-α-D-glucopyranosyl-1(1 4)-Oα-D-glucopyranosyl-(1 4)-D-glukose.
Akarbosa merupakan serbuk berwarna putih
dengan berat molekul 645.6 g/mol, bersifat
larut dalam air, dan memiliki pKa 5.1. Rumus
empiriknya adalah C25H43NO18 (Bayer 2004).
Struktur molekul akarbosa ditunjukkan pada
Gambar 1.

Gambar 1 Struktur molekul akarbosa
Prinsip dari penggunaan obat ini adalah
menghambat kerja dari α-glukosidase, yaitu
enzim
yang
berfungsi
menghidrolisis
oligosakarida, trisakarida, atau disakarida,
menjadi glukosa dan monosakarida lainnya
pada usus halus sehingga menunda
penyerapan karbohidrat dan mencegah
peningkatan glukosa darah setelah makan.
Pengobatan tradisional biasanya dengan
menggunakan tumbuhan obat. Tumbuhan obat
ini diduga memiliki senyawa yang dapat
menghambat
aktivitas
α-glukosidase.
Senyawa yang dapat menghambat kerja enzim
ini merupakan senyawa yang dapat digunakan
untuk
antidiabetes
sehingga
dapat
menurunkan kadar glukosa dalam darah.

dalam usus halus manusia. α-Glukosidase
mengkatalisis hidrolisis terminal residu
glukosa non pereduksi yang berikatan α-1,4
pada berbagai substrat dan dihasilkan α-Dglukosa (Fogarty 1983). α-Glukosidase
menghidrolisis ikatan α-glikosidik pada
oligosakarida dan α-D-glikosida. Enzim
tersebut merupakan katalis pada langkah akhir
pemecahan karbohidrat (Sou et al. 2000).
Menurut Waspadji (1999) kerja αglukosidase
dapat
dihambat
dengan
menggunakan obat tertentu yang disebut
dengan α-glukosidase inhibitor-akarbosa.
Obat ini akan bekerja secara kompetitif di
dalam saluran cerna yang dapat menurunkan
penyerapan glukosa. Inhibitor kompetitif
terhadap aktivitas α-glukosidase dapat
dilakukan dengan menggunakan tumbuhan
obat. Inhibitor kompetitif ini (senyawa
tertentu dalam tumbuhan tersebut) akan
berkompetisi dengan substrat untuk mengikat
bagian yang aktif dari enzim sehingga substrat
(karbohidrat) tidak dapat lagi dipecah menjadi
produk (glukosa). Dalam Widowati et al.
(1997), disebutkan bahwa terdapat 46 jenis
tanaman yang digunakan sebagai obat
antidiabetes, salah satu obat alternatif yang
sudah mulai memasyarakat adalah buah
mahkota dewa dan beberapa jenis tumbuhan
yang
memiliki
khasiat
antidiabetes
mengandung triterpenoid, flavonoid, dan
alkaloid.
Daya hambat terhadap aktivitas αglukosidase dipelajari secara pseudo-substrat,
dengan mengetahui kemampuan sampel untuk
menghambat reaksi hidrolisis glukosa pada
substrat
p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida
(Gambar 2). Setelah mengalami hidrolisis
substrat akan terhidrolisis menjadi α-Dglukosa dan p-nitrofenol yang berwarna
kuning (Sugiwati 2005).
OH
OH
O
O
O

OH
OH

OH

O

OH

α-glukosidase

OH

N
O

H2O

OH

OH

HO
N

O

O

Gambar 2 Hidrolisis PNG oleh
αglukosidase

Mahkota Dewa
α-Glukosidase
α-Glukosidase dengan nama kimia α-Dglikosida glukohidrolase merupakan enzim
yang berperan dalam pembentukan glukosa

Mahkota dewa memiliki nama botani
Phaleria macrocarpa atau Phaleria papuana.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan (Hutapea
et al. 1999), tanaman mahkota dewa

3
digolongkan ke dalam Divisi Spermatophyta,
Subdivisi
Angiospermae,
Kelas
Dicotyledonae, Bangsa Thymelaeales, Suku
Thymelaeaceae, Marga Phaleria, dan Jenis
Phaleria macrocarpa. Buah mahkota dewa
ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Buah mahkota dewa.
Beberapa daerah mengenal tanaman
mahkota dewa dengan sebutan yang berbeda,
yaitu pohon dewa (Jakarta), derajat (Jawa),
buah simalakama (Melayu dan Malaysia),
mahkota ratu, trimahkota, makuto dewo,
makuto ratu, makuto rojo (Jawa Tengah dan
Yogyakarta) sedangkan sebutan mahkota
dewa merupakan nama yang dikenal di daerah
Jawa (Harmanto 2003).
Mahkota dewa merupakan tanaman perdu
dengan ketinggian ±1-2.5 m, berdaun tunggal
seperti daun jambu air tetapi langsing dan
ujungnya runcing. Panjang daun mahkota
dewa sekitar 7-10 dan lebar 3-5 cm. Bunga
setiap kelompok kelipatan 2-4 dan berbentuk
seperti terompet dengan warna putih. Buah
mahkota dewa berbentuk bulat agak lonjong
dengan ukuran mulai dari sebesar bola
pingpong sampai bola tenis. Buah yang muda
berwarna hijau setelah tua berwarna merah
seperti darah segar. Tanaman mahkota dewa
telah lama dikenal sebagai tanaman obat
untuk menyembuhkan berbagai penyakit,
yaitu lever, kanker, jantung, kencing manis,
asam urat, reumatik, ginjal, dan tekanan darah
tinggi (Harmanto 2003).
Produk mahkota dewa yang sudah banyak
dipasarkan ke masyarakat, yaitu dalam bentuk
irisan yang sudah dikeringkan. Secara
tradisional buah mahkota dewa yang sudah
dikeringkan dikonsumsi sebanyak 5 g untuk
satu kali pengolahan. Air hasil ekstraksi buah
mahkota dewa dianjurkan diminum dengan
tanaman obat lain seperti temulawak,
sambiloto, tapak dara, dan lain-lain supaya
khasiatnya lebih terasa (Winarto 2003).
Kandungan senyawa aktif yang terdapat
dalam daging buah mahkota dewa ialah
flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid,
saponin, dan tanin (Tiagarna 2004; Satria
2005). Senyawa aktif ini diperoleh terlebih
dahulu dengan mengekstrak sampel dengan
suatu pelarut polar maupun nonpolar.

Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder
dari Tumbuhan
Ekstraksi dilakukan untuk mengambil
berbagai zat yang terkandung dalam suatu
campuran. Ekstraksi merupakan proses yang
secara selektif mengambil zat terlarut dengan
bantuan pelarut. Metode pemisahan pada
ekstraksi pelarut menggunakan prinsip
kelarutan. Prinsip kelarutan adalah like
dissolves like, yaitu pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar dan pelarut
nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar.
Faktor penting dalam ekstraksi adalah
pemilihan pelarut. Hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah
selektivitas, sifat pelarut, kemampuan untuk
mengekstrak, tidak bersifat racun, dan
kemudahan
untuk
diuapkan.
Alkohol
merupakan pelarut yang baik untuk ekstraksi
pendahuluan (Harborne 1987). Biasanya
ekstraksi ini menggunakan metanol atau
etanol.
Beberapa metode ekstraksi yang sering
digunakan dalam analisis senyawa adalah
maserasi, refluks, dan sokletasi. Semua
metode ekstraksi bergantung pada tekstur
bahan, kandungan air contoh, dan jenis
senyawa yang diisolasi. Pada penelitian ini
digunakan metode maserasi dengan 2 pelarut,
yaitu metanol dan heksana. Pelarut metanol
akan mengekstrak senyawa polar dan heksana
akan mengekstrak senyawa nonpolar.
Metode maserasi digunakan untuk
mengekstraksi contoh yang relatif mudah
rusak oleh panas. Metode ini dilakukan
dengan merendam contoh dalam suatu pelarut
baik tunggal maupun campuran dengan waktu
tertentu yang umumnya 1-2 hari perendaman
tanpa diberikan pemanasan. Kelebihan metode
ini di antaranya relatif sederhana, yaitu tidak
memerlukan alat-alat yang rumit, relatif
mudah, murah, dapat menghindari kerusakan
dan hilangnya senyawa-senyawa aktif yang
bersifat volatil. Kelemahan metode ini
membutuhkan waktu relatif
lama dan
penggunaan pelarut yang tidak efektif dan
efisien (Meloan 1999). Ekstrak yang diperoleh
dengan menggunakan metode maserasi
selanjutnya diekstraksi senyawa golongan
alkaloidnya.
Alkaloid
Alkaloid adalah suatu senyawa amina
yang dihasilkan oleh tumbuhan. Alkaloid
dapat ditemukan pada berbagai bagian
tumbuhan seperti biji, daun, ranting, dan kulit

4
batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam
kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari
campuran senyawa yang rumit yang berasal
dari jaringan tumbuhan (Harborne 1987).
Secara umum, alkaloid memiliki ciri-ciri
sebagai berikut, yaitu 1) kerangka polisiklik
dan jenis substituen tidak bervariasi; 2) atom
nitrogen ditemukan sebagai gugus amina atau
amida dan tidak ada sebagai gugus nitro atau
diazo; 3) substituen oksigen ditemukan
sebagai gugus fenol, metilendioksi atau
metoksi; dan 4) substituen –NCH3 sering
ditemukan. Alkaloid dibedakan menjadi
beberapa jenis berdasarkan jenis cincin
heterosiklik nitrogennya, yaitu pirolizidin,
piperidin, isokuinolin, kuinolin, dan indol.
Berkov S. et al. (2007) mengekstraksi
alkaloid dari tanaman Galanthus Elwesii
menggunakan etanol 95% dan proses
pengasaman dilakukan dengan asam sulfat
2%. Selanjutnya proses pembasaan kembali
dilakukan menggunakan amonia 25% dan
dilanjutkan pelarutan dengan kloroform.
Ekstrak kasar yang diperoleh difraksinasi
menggunakan kromatografi kolom dengan
eluen metanol dan etil asetat.
Ashour M. A. et al. (2007) mengekstraksi
alkaloid dari bunga karang Hyrtious erectus
dengan menggunakan pelarut metanol. Bunga
karang H.erectus asal Mesir mengandung 9
senyawa golongan alkaloid indol, yaitu
deoksihirtiosin A, indol-3-karbaldehida, ester
metil 5-hidroksi-1H-indol-3-asam karboksilat,
5α, 8α-epidioksi-kolesta-6-en-3β-ol, ester
metil
5-hidroksi-1H-indol
karbaldehida,
deasetil-12-episkalarin, scalarolide, hirtiosin
A, dan 16-hidroksiskalarolida.
Fraksinasi
Komponen dalam suatu ekstrak dapat
dipisahkan menjadi kelompok-kelompok
senyawa
yang
memiliki
kemiripan
karakteristik secara kimia. Pemisahan ini
dikenal dengan nama fraksinasi (Houghton et
al. 1998). Metode fraksinasi digunakan antara
lain untuk mengambil kembali komponen
yang dipisahkan tersebut. Cara yang sering
dilakukan adalah fraksinasi menggunakan
kromatografi lapis tipis dan kolom. Kedua
cara ini serupa dalam hal fasa diamnya, yaitu
berupa lapisan tipis dan fasa geraknya
mengalir karena kerja kapiler (Gritter et al.
1991).
Flash chromatography (FC) merupakan
bentuk cepat dari kromatografi kolom dan
dikenal sebagai kromatografi tekanan
medium. Flash chromatography berbeda

dengan 2 teknik kromatografi konvensional
yang biasa digunakan (kromatografi kolom
dan KLT preparatif) dalam dua hal, yaitu
pertama ukuran partikel silika gel yang
digunakan lebih kecil (250-400 mesh). Kedua,
FC didasarkan pada aliran terbatas dari pelarut
akibat gel yang kecil. Gas bertekanan
digunakan untuk mendorong pelarut melewati
fasa diam. Radas FC ditunjukkan pada
Gambar 4. Suatu teknik FC telah
dikembangkan untuk separasi dari flavonoid
utama glukosida yang ada pada sari buah
jeruk. Metode ini adalah suatu teknik cepat
dan
menyediakan
campuran
dengan
kemurnian tinggi yang dapat digunakan untuk
studi aktivitas biologi. Naringin dan narirutin
secara strukturalnya serupa glukosida dan
kedua senyawa ini diisolasi dengan
menggunakan teknik FC (Raman G. et al.
2004).

Gambar 4 Radas flash chromatography
(http://www.buchi.com/Chromatography_en_0702.pdf).
Prinsip dari instrumen FC sama dengan
kromatografi kolom, yaitu perbedaan migrasi
komponen pada fasa diam dan gerak.
Perbedaannya hanya pada perangkat piranti
lunak tambahan yang memudahkan prosesnya.
Instrumen ini dapat diatur laju alirnya dan
memiliki pangatur tekanan sehingga proses
elusi yang dilakukan dapat lebih cepat. Selain
itu, elusi dapat dihentikan sementara karena
ada pengatur sistem pompa otomatis. Fraksifraksi yang diperoleh dari FC diidentifikasi
menggunakan spektrofotometer UV, IR dan
LC-MS.
Spektrofotometer Ultraviolet
Spektrofotometer ultraviolet digunakan
untuk identifikasi senyawa-senyawa kimia
karena banyak senyawa menunjukkan sifat
khusus pada daerah UV. Spektrum adsorpsi
senyawa-senyawa kimia dalam tumbuhan
dapat ditentukan dengan larutan yang sangat
encer (Suradikusumah 1989).
Spektrofotometer UV terdiri atas sumber
cahaya, monokromator, dan detektor. Sumber

5
cahaya yang biasa digunakan adalah lampu
deuterium yang menghasilkan radiasi
elektromagnetik pada wilayah UV dan
tungsten yang digunakan untuk wilayah
panjang gelombang sinar tampak (Pavia et al.
1996). Adanya serapan maksimum pada
panjang gelombang (panjang gelombang) 242
nm menunjukkan bahwa transisi yang
mungkin terjadi adalah dari π-π* atau n-σ*.
Transisi ini adalah senyawa dengan ikatan
rangkap berkonjugasi dan dihasilkan oleh
kromofor –C=C- aromatik, -C=O-, -NH-, NH2-, dan –NHR- (Pavia et al. 1996).
Spektrum UV pada prinsipnya dihasilkan
dengan cara melewatkan radiasi melalui
monokromator menembus sampel kemudian
ditangkap oleh detektor dan akhirnya dicetak
pada kertas rekorder (Nur 1989).

Spektrofotometer Inframerah
Spektrofotometer inframerah digunakan
untuk menentukan gugus fungsional suatu
senyawa. Teknik ini dapat digunakan untuk
analisis material organik dan beberapa
anorganik. Komponen utama alat ini adalah
sumber radiasi, monokromator, tempat
sampel, dan detektor. Sumber radiasi
umumnya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan
Globar, monokromator terdiri atas celah
masuk dan celah keluar, alat pendispersi
berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa
cermin untuk memantulkan dan memfokuskan
berkas sinar. Detektor yang umum digunakan,
yaitu termokopel, bolometer, dan sel Golay
(Sudjadi 1983).
Aplikasi spektrofotometer IR sangat luas
baik untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak
adalah pada daerah pertengahan dengan
kisaran bilangan gelombang 4000-6000 cm-1
atau dengan panjang gelombang 2.5-15 µm
(Suradikusumah 1989). Daerah pada spektrum
IR di atas 1200 cm-1 menunjukkan pita
serapan atau puncak serapan yang disebabkan
adanya getaran kimia atau gugus fungsi dalam
molekul yang dicari. Daerah di bawah 1200
cm-1 menunjukkan pita dari getaran molekul
yang dikenal dengan daerah sidik jari. Adapun
ciri-ciri IR yang diharapkan yang berkaitan
dengan senyawa alkaloid ditunjukkan pada
Tabel 1.
Spektrum yang dihasilkan Fourier
Transform Infrared (FTIR) pada prinsipnya
terbentuk dengan cara melewatkan radiasi IR
pada contoh dan diproses menggunakan
interferometer. Keadaan demikian secara

kontinu akan menghasilkan sinyal pada
detektor yang disebut interferogram. Hasil
interferogram
diubah
menjadi
bentuk
spektrum
dengan
bantuan
komputer
berdasarkan operasi matematik Fourier
Transform (Tahid 1994).

Tabel 1 Hasil rujukan data dari spektrum IR
yang berkaitan dengan senyawa
alkaloid
Gugus fungsi

-C-H
-N-H

Bilangan
gelombang
(cm-1)
2800-3000
1360-1385
3200-3400
1620
3430
800-1100
1720-1745
1140-1180
720-760

-CONHC-N
C=O
C-O
Benzena odisubstitusi
-C-H
1420-1460
H-C-H
1340-1380
Sumber: (Pavia et al. 1996)

Jenis
serapan
Uluran
Tekukan
Uluran
Tekukan
Uluran
Tekukan
Tekukan
Tekukan
Tekukan
Uluran
Tekukan

Kromatografi Cair-Spektrofotometer
Massa
LC-MS
adalah
suatu
alat
yang
menggabungkan
metode
pemisahan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan
kemampuan identifikasi dari spektrofotometer
massa. Alat ini mampu memberikan
pemisahan tingkat tinggi untuk mendeteksi
massa secara sensitif dan selektif dalam
karakterisasi campuran senyawa. Alat ini
dapat digunakan untuk analisis senyawa yang
tidak mudah menguap dan tidak stabil
terhadap suhu (Christian 2004).

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buah mahkota dewa yang
berasal dari kebun percobaan Pusat Studi
Biofarmaka (PSB) di Cikabayan (MD C) dan
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
(KSH), Fahutan (MD F) Institut Pertanian
Bogor, metanol, heksana, akuades, butanol,
asam asetat, etanol, H2SO4, kloroform,
NH4OH, dietil eter, pereaksi Lieberman-

6
Buchard, pereaksi Meyer, Wagner, dan
Dragendorf, amil alkohol, HCl pekat, asam
asetat anhidrat, H2SO4 pekat, serbuk Mg,
larutan FeCl3 1%, H2SO4 2 M, α-glukosidase
(Sigma G 3651-250UN), p-nitrofenil α-Dglukopiranosida (PNG) (Sigma N 1377-5G),
Serum Bovine Albumin (SBA), tablet
akarbosa (Bayer, Jakarta-Indonesia), HCl 2 N,
sodium karbonat, bufer fosfat pH 7, KBr,
pereaksi Molisch, pereaksi Benedict, pereaksi
Barfoed, pereaksi Millon, pereaksi HopkinsCole, pereaksi Ninhidrin, fosfomolibdat,
NaOH 10%, NaOH pekat, CuSO4 0.1%, Pb
asetat 5%, dan HNO3 pekat.
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat
ekstraksi, neraca analitik, penguap putar, pipa
kapiler, alat-alat kaca, lempeng KLT analitik
G60F254, radas flash chromatography (FC), dan
perangkat instrumen spektrofotometer UV,
IR, dan LC-MS.
Lingkup Kerja
Secara garis besar metode penelitian ini
dibagi dalam 2 tahap. Pertama mengekstraksi
buah mahkota dewa dengan 2 pelarut yang
berbeda kepolarannya dan menguji inhibisi αglukosidase. Tahap kedua adalah analisis
lebih lanjut untuk sumber sampel yang
mempunyai alkaloid terbanyak menggunakan
FC dan pencirian senyawa alkaloid dengan
metode spektrofotometri UV, IR, dan LC-MS.
Bagan alir penelitian terdapat pada Lampiran
1.
Preparasi Sampel
Serbuk buah mahkota dewa disiapkan dari
buah mahkota dewa yang belum tua dan
berwarna merah agak kehijau-hijauan. Buah
tersebut dipanen dari kebun percobaan PSB di
Cikabayan dan Departemen KSH, Fahutan
IPB. Buah dicuci dan diiris selanjutnya
dikeringkan pada suhu 50oC selama 30 jam.
Buah digiling dengan mesin penghancur
dengan ukuran 40 mesh hingga diperoleh
simplisia buah mahkota dewa berbentuk
serbuk.
Penetapan Kadar Air
Cawan porselin dikeringkan pada suhu
105ºC selama 30 menit lalu didinginkan
dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3 g
sampel buah mahkota dewa dimasukkan
dalam cawan dan dipanaskan pada suhu 105ºC
selama 6 jam sampai diperoleh bobot konstan,
kemudian didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang.

Kadar air (%)

=

A−B
×100%
A

keterangan:
A adalah bobot sampel (g)
B adalah bobot bahan setelah dikeringkan (g)
Penetapan Kadar Abu
Cawan porselin dikeringkan pada suhu
600ºC lalu didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang. Sebanyak 3 g sampel buah
mahkota dewa ditimbang dan dipanaskan
dengan nyala bunsen sampai tidak berasap.
Sampe