Pengaruh Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) di Dataran Tinggi.

PENGARUH PEMUPUKAN KALIUM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PEGAGAN
(Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN TINGGI

FAHMILA HIDAYATI
A24052341

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

FAHMILA HIDAYATI. Pengaruh Pemupukan Kalium terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh MUNIF GHULAMAHDI).
Penelitian ini dilakuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan kalium
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan dan memperoleh informasi
dosis optimum pupuk kalium yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman pegagan di dataran tinggi. Penelitian dilakukan pada bulan

Oktober 2008 sampai April 2009 di Kebun Percobaan Gunung Putri, Cipanas,
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Pacet, Kabupaten
Cianjur.
Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) dengan satu faktor perlakuan pemupukan kalium dan lima
ulangan. Faktor perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pemupukan K, sehingga
terdapat 25 satuan percobaan. Dosis pupuk K yang digunakan yaitu (K0) tanpa
pemupukan K, (K1) pupuk K dengan dosis 66 K2O (kg/ha), (K2) pupuk K dengan
dosis 132 K2O (kg/ha), (K3) pupuk K dengan dosis 198 K2O (kg/ha), dan (K4)
pupuk K dengan dosis 264 K2O (kg/ha). Pada setiap perlakuan diberikan pupuk
dasar berupa pupuk Urea dengan dosis 306 Urea (kg/ha) dan pupuk P dengan
dosis 420 SP-18 (kg/ha)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit pegagan aksesi
Boyolali yang merupakan aksesi unggul berdasarkan kandungan asiatikosida dan
produksi bioaktifnya. Bibit yang berusia satu bulan, ditanam dengan jarak tanam
30 cm x 40 cm pada luas petakan 6 m2 (ukuran 2 m x 3 m). Dalam satu petak
terdapat 50 tanaman, sehingga untuk 25 satuan percobaan diperlukan 1 250 bibit
pegagan. Jarak antar petakan adalah 50 cm. Tanaman dibuat seragam dengan
jumlah daun maksimal tiga daun serta sulur dan bunganya dibuang.
Hasil analisis tanah di awal penelitian menunjukkan bahwa pH tanah agak

masam, C-organik tinggi, N sedang, P-tersedia sedang, K rendah, Ca sedang dan
Mg sedang, selain itu unsur hara mikronya juga tergolong rendah sampai sedang.
Analisis sifat fisik jenis tanah ini mempunyai kandungan liat (12.23 %), debu

(33.31 %) dan didominasi oleh kandungan pasir (54.46 %). Pada analisis tanah di
akhir penelitian menunjukkan bahwa kandungan K pada semua petak perlakuan
berada pada kondisi sedang.
Perlakuan pemupukan kalium berpengaruh nyata meningkatkan peubah
pertumbuhan hanya pada tebal daun umur 10 MST, jumlah sulur primer umur 6
MST dan jumlah buku umur 4 MST. Perlakuan pemupukan kalium berpengaruh
nyata meningkatkan semua peubah produksi baik pada panen umur 5 BST
maupun umur 6 BST serta berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan kalium
jaringan daun 5 BST. Dosis optimum pupuk kalium untuk meningkatkan produksi
tanaman pegagan adalah 136 ± 3 K2O (kg/ha)

PENGARUH PEMUPUKAN KALIUM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PEGAGAN
(Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN TINGGI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

FAHMILA HIDAYATI
A24052341

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul

: PENGARUH

PEMUPUKAN

PERTUMBUHAN

DAN


KALIUM

TERHADAP

PRODUKSI

TANAMAN

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN
TINGGI
Nama

: FAHMILA HIDAYATI

NIM

: A24052341

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr.Ir. Munif Ghulamahdi, MS.
NIP 19590505 198503 1 004

Mengetahui,
Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc.
NIP 19610202 198601 1 001

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batang, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 17
Januari 1987. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Miswadi dan Ibu Sri Kuswinarni.
Tahun 2001 penulis lulus dari SDN Proyonanggan IX Batang, kemudian

pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 1 Batang. Selanjutnya
penulis lulus dari SMAN 1 Batang pada tahun 2005. Tahun 2005 penulis diterima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selanjutnya tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dengan minor Agroforestry.
Tahun 2008 penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi
Pertanian dan Tahun 2007 penulis pernah mengikuti kegiatan magang di Kebun
Raya Bogor bagian reintroduksi dan kultur jaringan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah

memberikan kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penelitian Pengaruh Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) di Dataran Tinggi ini
dilaksanakan terdorong oleh keinginan untuk memasyarakatkan kembali obatobatan tradisional. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan
arahan, masukan, kritikan, semangat dan dorongan untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
2. Ir. Heni Purnamawati, MAgr.Sc. Dan Ibu Ani Kurniawati, Sp.MSi. selaku
dosen penguji skripsi atas saran yang diberikan.
3. Dr. Tatiek Kartika S. MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis dalam pengisian Kartu Rencana Studi selama kuliah.
4. Pak Hermanto, Pak Budi dan Pak Dahono, yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan semangat selama Penelitian berlangsung.
5.

Husain, A Dadi, A Riksa, A Aka, Faisal, Pak Agus, Pak Herman, Pak
Dadi, Bu Eeng serta staff Balittro lainnya dan Pak Pardi yang telah
memberikan bantuan selama penelitian

6. Ibu dan Bapak tercinta, serta kakak dan adikku tersayang (Aryana Rachmani
dan Achmad B. Sujiwo) atas do a, nasehat dan semangat yang telah diberikan
selama ini.
7. Rea dan Ima, teman seperjuangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

Akhirnya

penantian

dan

kesabaran

kita

membuahkan

hasil

yang

menyenangkan.
8. Teman-temanku (Mita, Eni, Isti, Diah, Rina, Warno, Rifka, Widya, Ajeng,
Ayu 44, Yanti 44) dan teman-teman AGH 42 terima kasih atas segala bantuan,
dukungan yang diberikan, serta kebersamaan dan cerita-cerita indah selama

empat tahun.

9. Teman-teman kosan Putri 26 dan Pondok Nova serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kelancaran
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, Agustus 2009
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................


viii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan............................................................................................
Hipotesis ........................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Pegagan ...............................................................
Manfaat Pegagan ............................................................................
Persyaratan Tumbuh Tanaman Pegagan..........................................
Pemupukan.....................................................................................

Kalium ...........................................................................................
Tanah Andisols di Dataran Tinggi ..................................................

4
5
5
6
7
9

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat .........................................................................
Bahan dan Alat...............................................................................
Metode Penelitian...........................................................................
Pelaksnaan Percobaan ....................................................................
Pengamatan ....................................................................................

11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian...............................................................
Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam .....................................................
Peubah Pertumbuhan......................................................................
Peubah Produksi.............................................................................
Pembahasan ...................................................................................

16
18
21
28
34

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

39
39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

40

LAMPIRAN ..............................................................................................

43

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Hasil Analisis Pendahuluan Karakteristik Tanah Andisols Di Gunung
Putri, Cipanas, Cianjur 2008..............................................................

17

2. Rekapitulasi Uji F pada Peubah Pertumbuhan (RKLT)......................

19

3. Rekapitulasi Uji F pada Komponen Produksi (RKLT).......................

21

4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Induk pada Berbagai Umur
Tanaman ...........................................................................................

22

5. Rata-rata Pangang Tangkai Daun pada Berbagai Umur
Tanaman

23

6. Rata-rata Panjang Daun pada Berbagai Umur Tanaman....................

23

7. Rata-rata Lebar Daun pada Berbagai Umur Tanaman ........................

24

8. Rata-rata Tebal Daun pada Berbagai Umur Tanaman ........................

25

9. Rata-rata Diameter Tangkai Daun pada Berbagai Umur Tanaman .....

25

10. Rata-rata Jumlah Sulur Primer pada Berbagai Umur Tanaman ..........

26

11. Rata-rata Jumlah Sulur Sekunder pada Berbagai Umur Tanaman .....

26

12. Rata-rata Panjang Sulur Primer pada Berbagai Umur Tanaman .........

27

13. Rata-rata Jumlah Bunga Induk pada Berbagai Umur Tanaman .........

27

14. Rata-rata Jumlah Buku pada Berbagai Umur Tanaman......................

28

15. Rata-rata Bobot Basah dan Kering Panen Ubinan 5 BST pada
Perlakuan Pemupukan Kalium...........................................................

29

16. Kandungan Kalium Daun Pegagan pada Perlakuan Pemupukan
Kalium ..............................................................................................

30

17. Rata-rata Bobot Basah dan Kering Panen Ubinan 6 BST pada
Perlakuan Pemupukan Kalium...........................................................

31

18. Dosis Optimum Tiap Peubah Panen Ubinan 6 BST ...........................

32

19. Kadar Air Panen Total dan Terna 6 BST ...........................................

3

PENGARUH PEMUPUKAN KALIUM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PEGAGAN
(Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN TINGGI

FAHMILA HIDAYATI
A24052341

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

FAHMILA HIDAYATI. Pengaruh Pemupukan Kalium terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
di Dataran Tinggi. (Dibimbing oleh MUNIF GHULAMAHDI).
Penelitian ini dilakuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan kalium
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan dan memperoleh informasi
dosis optimum pupuk kalium yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman pegagan di dataran tinggi. Penelitian dilakukan pada bulan
Oktober 2008 sampai April 2009 di Kebun Percobaan Gunung Putri, Cipanas,
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Pacet, Kabupaten
Cianjur.
Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) dengan satu faktor perlakuan pemupukan kalium dan lima
ulangan. Faktor perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pemupukan K, sehingga
terdapat 25 satuan percobaan. Dosis pupuk K yang digunakan yaitu (K0) tanpa
pemupukan K, (K1) pupuk K dengan dosis 66 K2O (kg/ha), (K2) pupuk K dengan
dosis 132 K2O (kg/ha), (K3) pupuk K dengan dosis 198 K2O (kg/ha), dan (K4)
pupuk K dengan dosis 264 K2O (kg/ha). Pada setiap perlakuan diberikan pupuk
dasar berupa pupuk Urea dengan dosis 306 Urea (kg/ha) dan pupuk P dengan
dosis 420 SP-18 (kg/ha)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit pegagan aksesi
Boyolali yang merupakan aksesi unggul berdasarkan kandungan asiatikosida dan
produksi bioaktifnya. Bibit yang berusia satu bulan, ditanam dengan jarak tanam
30 cm x 40 cm pada luas petakan 6 m2 (ukuran 2 m x 3 m). Dalam satu petak
terdapat 50 tanaman, sehingga untuk 25 satuan percobaan diperlukan 1 250 bibit
pegagan. Jarak antar petakan adalah 50 cm. Tanaman dibuat seragam dengan
jumlah daun maksimal tiga daun serta sulur dan bunganya dibuang.
Hasil analisis tanah di awal penelitian menunjukkan bahwa pH tanah agak
masam, C-organik tinggi, N sedang, P-tersedia sedang, K rendah, Ca sedang dan
Mg sedang, selain itu unsur hara mikronya juga tergolong rendah sampai sedang.
Analisis sifat fisik jenis tanah ini mempunyai kandungan liat (12.23 %), debu

(33.31 %) dan didominasi oleh kandungan pasir (54.46 %). Pada analisis tanah di
akhir penelitian menunjukkan bahwa kandungan K pada semua petak perlakuan
berada pada kondisi sedang.
Perlakuan pemupukan kalium berpengaruh nyata meningkatkan peubah
pertumbuhan hanya pada tebal daun umur 10 MST, jumlah sulur primer umur 6
MST dan jumlah buku umur 4 MST. Perlakuan pemupukan kalium berpengaruh
nyata meningkatkan semua peubah produksi baik pada panen umur 5 BST
maupun umur 6 BST serta berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan kalium
jaringan daun 5 BST. Dosis optimum pupuk kalium untuk meningkatkan produksi
tanaman pegagan adalah 136 ± 3 K2O (kg/ha)

PENGARUH PEMUPUKAN KALIUM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PEGAGAN
(Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN TINGGI

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

FAHMILA HIDAYATI
A24052341

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul

: PENGARUH

PEMUPUKAN

PERTUMBUHAN

DAN

KALIUM

TERHADAP

PRODUKSI

TANAMAN

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DI DATARAN
TINGGI
Nama

: FAHMILA HIDAYATI

NIM

: A24052341

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi

Dr.Ir. Munif Ghulamahdi, MS.
NIP 19590505 198503 1 004

Mengetahui,
Plh Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, M.Sc.
NIP 19610202 198601 1 001

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batang, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 17
Januari 1987. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Miswadi dan Ibu Sri Kuswinarni.
Tahun 2001 penulis lulus dari SDN Proyonanggan IX Batang, kemudian
pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 1 Batang. Selanjutnya
penulis lulus dari SMAN 1 Batang pada tahun 2005. Tahun 2005 penulis diterima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selanjutnya tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dengan minor Agroforestry.
Tahun 2008 penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi
Pertanian dan Tahun 2007 penulis pernah mengikuti kegiatan magang di Kebun
Raya Bogor bagian reintroduksi dan kultur jaringan.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah

memberikan kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penelitian Pengaruh Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) di Dataran Tinggi ini
dilaksanakan terdorong oleh keinginan untuk memasyarakatkan kembali obatobatan tradisional. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan
arahan, masukan, kritikan, semangat dan dorongan untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
2. Ir. Heni Purnamawati, MAgr.Sc. Dan Ibu Ani Kurniawati, Sp.MSi. selaku
dosen penguji skripsi atas saran yang diberikan.
3. Dr. Tatiek Kartika S. MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis dalam pengisian Kartu Rencana Studi selama kuliah.
4. Pak Hermanto, Pak Budi dan Pak Dahono, yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan semangat selama Penelitian berlangsung.
5.

Husain, A Dadi, A Riksa, A Aka, Faisal, Pak Agus, Pak Herman, Pak
Dadi, Bu Eeng serta staff Balittro lainnya dan Pak Pardi yang telah
memberikan bantuan selama penelitian

6. Ibu dan Bapak tercinta, serta kakak dan adikku tersayang (Aryana Rachmani
dan Achmad B. Sujiwo) atas do a, nasehat dan semangat yang telah diberikan
selama ini.
7. Rea dan Ima, teman seperjuangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
Akhirnya

penantian

dan

kesabaran

kita

membuahkan

hasil

yang

menyenangkan.
8. Teman-temanku (Mita, Eni, Isti, Diah, Rina, Warno, Rifka, Widya, Ajeng,
Ayu 44, Yanti 44) dan teman-teman AGH 42 terima kasih atas segala bantuan,
dukungan yang diberikan, serta kebersamaan dan cerita-cerita indah selama
empat tahun.

9. Teman-teman kosan Putri 26 dan Pondok Nova serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kelancaran
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, Agustus 2009
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan............................................................................................
Hipotesis ........................................................................................

1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Pegagan ...............................................................
Manfaat Pegagan ............................................................................
Persyaratan Tumbuh Tanaman Pegagan..........................................
Pemupukan.....................................................................................
Kalium ...........................................................................................
Tanah Andisols di Dataran Tinggi ..................................................

4
5
5
6
7
9

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat .........................................................................
Bahan dan Alat...............................................................................
Metode Penelitian...........................................................................
Pelaksnaan Percobaan ....................................................................
Pengamatan ....................................................................................

11
11
11
12
13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian...............................................................
Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam .....................................................
Peubah Pertumbuhan......................................................................
Peubah Produksi.............................................................................
Pembahasan ...................................................................................

16
18
21
28
34

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

39
39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

40

LAMPIRAN ..............................................................................................

43

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Hasil Analisis Pendahuluan Karakteristik Tanah Andisols Di Gunung
Putri, Cipanas, Cianjur 2008..............................................................

17

2. Rekapitulasi Uji F pada Peubah Pertumbuhan (RKLT)......................

19

3. Rekapitulasi Uji F pada Komponen Produksi (RKLT).......................

21

4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Induk pada Berbagai Umur
Tanaman ...........................................................................................

22

5. Rata-rata Pangang Tangkai Daun pada Berbagai Umur
Tanaman

23

6. Rata-rata Panjang Daun pada Berbagai Umur Tanaman....................

23

7. Rata-rata Lebar Daun pada Berbagai Umur Tanaman ........................

24

8. Rata-rata Tebal Daun pada Berbagai Umur Tanaman ........................

25

9. Rata-rata Diameter Tangkai Daun pada Berbagai Umur Tanaman .....

25

10. Rata-rata Jumlah Sulur Primer pada Berbagai Umur Tanaman ..........

26

11. Rata-rata Jumlah Sulur Sekunder pada Berbagai Umur Tanaman .....

26

12. Rata-rata Panjang Sulur Primer pada Berbagai Umur Tanaman .........

27

13. Rata-rata Jumlah Bunga Induk pada Berbagai Umur Tanaman .........

27

14. Rata-rata Jumlah Buku pada Berbagai Umur Tanaman......................

28

15. Rata-rata Bobot Basah dan Kering Panen Ubinan 5 BST pada
Perlakuan Pemupukan Kalium...........................................................

29

16. Kandungan Kalium Daun Pegagan pada Perlakuan Pemupukan
Kalium ..............................................................................................

30

17. Rata-rata Bobot Basah dan Kering Panen Ubinan 6 BST pada
Perlakuan Pemupukan Kalium...........................................................

31

18. Dosis Optimum Tiap Peubah Panen Ubinan 6 BST ...........................

32

19. Kadar Air Panen Total dan Terna 6 BST ...........................................

3

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Sebaran Suhu, Hari Hujan dan Curah Hujan Selama Percobaan.........

16

2. Pengaruh Pupuk K terhadap Bobot Kering Total Tanaman Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) pada Panen 5 BST..............................

29

3. Pengaruh Pupuk K terhadap Bobot Kering Daun Tanaman Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) pada Panen 6 BST..............................

31

4. Pengaruh Pupuk K terhadap Bobot Kering Total Tanaman Pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) pada Panen 6 BST..............................

32

5. Perbandingan Akar Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Panen 6 BST pada Berbagai Perlakuan. .............................................

33

6. Perbandingan Biomasa Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) Panen 6 BST: (a) 0, (b) 66 (c) 132, (d) 198, dan (e) 264 K2O
(kg/ha) ..............................................................................................

34

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Rata-rata Suhu Udara dan Curah Hujan Bulanan di Kebun Percobaan
Gunung Putri Kabupaen Cianjur Tahun 2008-2009............................... 44
2. Kriteria Sifat Kimia Tanah

44

3. Hasi Analisis Kandungan Hara Kalium dalam Tanah setelah
Percobaan
4. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Induk

..

44

.

45

5. Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun

45

6. Sidik Ragam Panjang Daun

..

46

7. Sidik Ragam Lebar Daun

..

47

8. Sidik Ragam Tebal Daun

..

48

9. Sidik Ragam Diameter Tangkai Daun

..

49

10. Sidik Ragam Jumlah Sulur Primer

50

11. Sidik Ragam Jumlah Sulur Sekunder

...

51

12. Sidik Ragam Panjang Sulur Primer

..

51

13. Sidik Ragam Jumlah Bunga Tanaman Induk

52

14. Sidik Ragam Jumlah Buku

53

15. Sidik Ragam Bobot Basah dan Bobot Kering Panen Ubinan 5 BST

54

16. Sidik Ragam Kandungan Kalium Jaringan Daun 5 BST

..

54

17. Sidik Ragam Bobot Basah dan Bobot Kering Panen Ubinan 6 BST

54

18. Hasil Uji Kontras Polinomial

55

19. Sidik Ragam Kadar Air Panen Total dan Terna 6 BST

....

20. Hubungan Korelasi Antar Peubah

55
56

21. Denah Percobaan

..

58

22. Kegiatan Awal Penanaman

...

59

23. Luka Beku (Frost injury

..

59

24. Pertumbuhan Tanaman Pegagan (6-12 MST)

...

60

25. Kondisi Umum Tanaman Umur 12 MST

..

60

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pegagan (Centella asiatica [L] Urban) merupakan tanaman penutup tanah
dan menyukai tempat yang lembab serta mengandung banyak air (Mahendra,
2005). Menurut Januwati dan Yusron (2004) pegagan telah lama dimanfaatkan
sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering maupun yang
sudah dalam bentuk ramuan (jamu). Secara empirik, pegagan bermanfaat sebagai
penyembuh luka, radang, reumatik, asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri,
demam dan penambah selera makan.
Kandungan kimia pada tanaman pegagan yang sudah diketahui antara lain
asiaticosida, thankunsida, isothankunsida, madecassosida, brahmasida, asam
brakmat, asam madasiatat, meso-inosetol, centellosa, carotenoids, garam K, Na,
Ca, Fe, vellarin, tannin, mucilage, resin, pektin, gula, protein, fosfor, vitamin B,
sedikit vitamin C dan sedikit minyak atsiri (Winarto dan Surbakti, 2003).
Salah satu pabrik jamu memerlukan lebih kurang 100 ton pegagan setiap
tahunnya. Dari sepuluh jenis jamu yang beredar di pasaran, pegagan merupakan
bahan baku yang dipergunakan, dengan kadar simplisia yang dicantumkan dalam
kemasannya antara 15-25 %. Banyaknya manfaat tanaman ini berkaitan dengan
banyaknya komponen minyak atsiri seperti sitronelal, linalool, neral, menthol dan
linalil asetat. Adanya komponen tersebut dalam minyak atsiri pegagan,
menjadikan tanaman ini memiliki potensi sebagai sumber bahan pengobatan
terhadap anti penyakit yang disebabkan tujuh jenis bakteri Rhizobacter
spharoides, Escherichia coli, Plasmodium vulgaris, Micrococcus luteus, Baccillus
subtilis, Entero aerogenes dan Staphyllococcus aureus (Januwati dan Yusron,
2004).
Sampai saat ini pembudidayaan tanaman pegagan terbilang masih terbatas.
Umumnya masyarakat hanya menanam seperlunya atau dibiarkan begitu saja
sehingga jaminan pasokan bahan baku dan mutunya tidak terjamin (Mahendra,
2005). Januwati dan Yusron (2004) menyatakan bahwa selama ini

pegagan

dipanen dari alam. Pegagan biasanya tumbuh liar di padang rumput, tepi selokan,
dan sawah. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan

kualitas hasil pegagan adalah pemupukan. Pupuk yang digunakan dalam
percobaan ini adalah kalium.
Status hara dalam tanaman sebenarnya merupakan hasil interaksi dari
beberapa faktor yang terjadi selama pertumbuhan tanaman dengan tingkat
kesuburan tanah dan lingkungan tumbuh, hal ini menyangkut efisiensi serapan
dan translokasi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal dalam
pemupukan tanaman pegagan yaitu pemilihan jenis pupuk, takaran atau dosis,
cara dan waktu aplikasi. Kondisi unsur hara yang diperlukan oleh tanah tersebut
juga perlu diketahui. Menurut Lingga (1998) dosis pemupukan dapat diketahui
dengan beberapa cara diantaranya adalah menganalisis tanah, memperhatikan
tanda-tanda yang diperlihatkan oleh tanaman, analisis tanaman dan melakukan
percobaan pemupukan. Tindakan melakukan percobaan pemupukan adalah cara
yang paling banyak digunakan oleh peneliti untuk menguji ketepatan dosis suatu
pupuk.
Ketersediaan K yang cukup akan mendorong perkembangan dan penetrasi
akar yang lebih dalam sehingga mampu mengekstrasi air dari lapisan tanah yang
paling dalam. Disamping itu, penambahan sejumlah K dapat meningkatkan laju
difusi, sehingga pengaruh yang merugikan akibat kekeringan dapat diperkecil.
Kalium juga dinyatakan berperan dalam mengatur potensial air dalam sel
tanaman. Dengan demikian dapat diartikan bahwa penambahan K akan
meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara (Mapengau,
2001).
Salah satu senyawa penting pada tanaman pegagan yang berkhasiat
sebagai obat adalah asiatikosida. Berdasarkan penelitian KKP3T pada tahun
pertama, produksi asiatikosida di dataran tinggi dengan jenis tanah andosols lebih
tinggi dibandingkan dataran rendah dengan jenis tanah latosol (Ghulamahdi et al.,
2008). Menurut Sutardi (2008), sifat fisik dan kimia tanah Andisols di Kebun
Percobaan Gunung Putri, Cipanas, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
(Balittro), Pacet, Kabupaten Cianjur pada ketinggian 1500 m di atas permukaan
laut (dpl) menunjukkan bahwa jenis tanah Andisols memiliki pH tanah masam, Corganik sedang, status hara makro N rendah (0.19%), P tersedia sangat rendah
(1.22 ppm), dan K rendah (0.25 me/100g), akan tetapi unsur hara mikronya

tinggi. Analisis sifat fisik jenis tanah Andisols mempunyai kandungan liat
(27.06%), debu (26.89 %) dan didominasi oleh kandungan pasir (46.05 %), jadi
tergolong kelas tektur pasir liat berdebu yang dalam mengikat air dan menyangga
hara rendah. Berdasarkan latar belakang di atas sangat menarik untuk
mengevaluasi pengaruh pemberian pupuk K terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman pegagan di dataran tinggi.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan kalium
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan dan memperoleh informasi
dosis optimum pupuk kalium yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman pegagan di dataran tinggi.

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh yang berbeda dengan pemberian pupuk kalium pada
berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pegagan.
2. Terdapat dosis optimum pupuk kalium yang dapat meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman pegagan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Pegagan
Pegagan termasuk famil Umbelliferae (Apiceae) yaitu tanaman terna
tahunan yang termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae, genus Centella, dan
spesies Centella asiatica (L.) Urban (Santa dan Prayogo, 1995). Nama lain dari
pegagan yaitu pegaga, daun kaki kuda, daun penggaga, pegago (Sumatera);
antana, cowet gompeng, gagan-gagan, penigowang, calingan rambat (Jawa);
bebele, paiduh (Nusa Tenggara); wisu-wisu, kisu-kisu (Sulawesi); dogauke
(Irian); ji xue cao (Cina) (Mahendra, 2005). Nama inggris Indian Hydrocotyle,
Indian Pennywort (Santa dan Prayogo, 1995)
Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah, terutama di tempat yang
banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab, memiliki daun satu
helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2-10 helai daun. Daun
berwarna hijau, berbentuk seperti kipas, buah pinggang, atau ginjal, tepinya agak
melengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-kadang berambut, tulangnya berpusat
di pangkal dan tersebar ke ujung, berdiameter 1-7 cm (Winarto dan Surbakti,
2003). Berbatang sangat pendek, sehingga dianggap tidak mempunyai batang.
Tangkai daun tegak dan sangat panjang, ukuran 9-17 cm, bagian dalam dari
tangkai daun berlubang, pangkal dari tangkai daun melekuk ke dalam dan melebar
seperti pelepah. Akar tunggang bercabang-cabang, akar serabut tumbuh dari bukubuku dari stolon (Santa dan Prayogo, 1995).
Tangkai bunga pegagan sangat pendek, keluar dari ketiak daun, tersusun
dalam karangan seperti payung, bewarna putih sampai merah muda atau agak
kemerah-merahan. Jumlah tangkai bunga antara 1-5. Bentuk bunga bundar
lonjong, cekung, dan runcing ke ujung dengan ukuran sangat kecil. Kelopak
bunga tidak bercuping serta tajuk bunga berbentuk bulat telur dan meruncing ke
bagian ujung. Buah pegagan berukuran kecil, panjang 2-2,5 mm, lebar 7 mm,
berbentuk lonjong atau pipih, menggantung, baunya wangi, rasanya pahit,
berdinding agak tebal, kulitnya keras, berlekuk dua, berusuk jelas dan berwarna
kuning. Perkembangbiakan pegagan bisa dari stolon dan bisa pula dengan biji
(Winarto dan Surbakti, 2003)

Manfaat Pegagan
Efek farmakologis atau efek pengobatan dari pegagan secara tradisional
dan secara ilmiah sudah lama berkembang. Pegagan telah dikenal sebagai obat
untuk revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur
jaringan tubuh. Pegagan bisa dikonsumsi sebagai brain tonic atau obat anti lupa
bagi orang dewasa dan manula (manusia usia lanjut). Ekstrak pegagan dapat
memperbaiki jaringan otak yang mengatur terjadinya proses interaksi di dalam
otak. Karenanya pegagan dapat diberikan kepada penderita kelelahan mental.
Pegagan juga sangat baik digunakan untuk terapi terhadap anak-anak penderita
keterbelakangan mental dan anak hiperaktif (Winarto dan Surbakti, 2003).
Pegagan sudah secara turun temurun digunakan sebagai obat tradisional
untuk berbagai jenis penyakit di berbagai Negara. Di China, tumbuhan ini
digunakan sebagai tonikum dan pengobatan lepra. Dengan karakternya yang
dingin, tumbuhan ini juga digunakan sebagai anti-infeksi, anti-toksik, antipiretik,
dan diuretik. Dalam sistem pengobatan ayurvedic di India, pegagan dibuat dalam
bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi, termasuk penyakit lepra
atau kusta yang terkenal sangat sulit diobati. Selain itu, di Thailand, juga
digunakan sebagai tonikum dan obat diare. Di Sri Lanka, tumbuhan ini banyak
dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam
digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Indonesia
sendiri, tumbuhan ini, digunakan untuk menyembuhkan luka, sakit perut, obat
cacing, kencing batu, obat demam, pembersih darah, hemoroid, batuk kering, dan
penyakit anak- anak hidung berdarah (Handra, 2004). Pegagan bermanfaat sebagai
tanaman obat karena mengandung zat kimia yang bermanfaat bagi manusia.
Menurut Januwati dan Yusron (2004), pegagan dapat dimanfaatkan sebagai obat
untuk menyembuhkan HIV melalui peningkatan ketahanan tubuh pasien.

Persyaratan Tumbuh Tanaman Pegagan
Pegagan merupakan tumbuhan kosmopolit atau memiliki daerah
penyebaran yang sangat luas, terutama di daerah tropis dan subtropis. Pegagan
menyebar liar dan dapat tumbuh subur di atas tanah dengan ketinggian 1-2 500 m

dari permukaan laut (dpl). Kelembaban yang diinginkan antara 70-90 % dengan
rata-rata temperatur udara antara 20-25 0C dan tingkat kemasaman tanah netral
(pH) antara 6-7. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropis dan sering ditemui tumbuh
melimpah di tempat-tempat terbuka, seperti tegalan dan tempat yang agak
terlindung. Tumbuhan ini lebih menyukai lingkungan basah seperti selokan, areal
persawahan, tepi-tepi jalan, padang rumput, bahkan tepi-tepi tembok atau pagar
(Winarto dan Surbakti, 2003). ketinggian tempat optimum untuk tanaman
pegagan adalah 200-800 m dpl, diatas 1 000 m dpl produksi dan mutunya menjadi
rendah, sebaliknya kandungan asiatikosida diduga lebih tinggi.
Faktor iklim yang penting dalam pengembangan adalah curah hujan, sebab
perakaran pegagan tidak terlalu dalam sehingga pada saat kurang hujan harus
dilakukan penyiraman. Selain itu pegagan akan tumbuh baik dengan intensitas
cahaya 30-40 %, di tempat dengan naungan yang cukup, dimana tempat demikian
helaian daun lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat
terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang terlalu kurang cahaya, helaian daun
akan menipis dan warna menjadi pucat. Pegagan dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik hampir pada semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah latosol
dengan kandungan liat sedang dapat tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya
cukup tinggi (Januwati dan Yusron, 2004). Sedangkan pada jenis tanah Andisols
di dataran tinggi belum banyak diketahui respon pertumbuhan dan produksinya.

Pemupukan
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih
unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk
berarti menambah unsur hara ke dalam tanah dan tanaman (Lingga dan Marsono,
2008). Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman,
pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Secara umum dapat
dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau
bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan dan produksi
tanaman (Marsono dan Sigit, 2002).
Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang langsung didapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk

organik (pupuk kandang, konpos), dan sebagainya. Jumlah dan jenis unsur hara
dalam pupuk alam terdapat secara alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat
di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk
tersebut dalam jumlah tertentu. Pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk
tunggal dan pupuk majemuk. Dalam melakukan pemupukan perlu diperhadikan
beberapa hal, yaitu tanaman-tanaman yang akan dipupuk, jenis tanah yang akan
dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dosis pupuk yang diberikan, waktu
pemupukan dan cara pemupukan (Hardjowigeno, 2007)

Kalium
Kalium merupakan unsur hara esensial yaitu, unsur hara yang sangat
diperlukan oleh tanaman dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan
oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di dalam
tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Selain itu, kalium juga
tergolong ke dalam unsur makro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
banyak (Hardjowigeno, 2007). Bentuk K di dalam tanah sebagian besar berasal
dari meniral primer biotit, muskofit, hiperstin dan kalium feldspar. Selain berasal
dari mineral tersebut yang terpenting adalah bentuk K dapat ditukar yang terdapat
pada permukaan mineral sekunder yaitu mineral liat seperti kaolinit dan
mintmorilonit serta bentuk K pada bahan organik tanah (Sabiham et al., 1983)
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Di dalam tanah, ion
tersebut bersifat sangat dinamis. Sehingga mudah tercuci pada tanah berpasir dan
tanah dengan pH rendah. Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap oleh
tanaman (N, P, K), K yang jumlahnya paling melimpah di permukaan bumi.
Tanah mengandung 400 - 650 kg K untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15,24
cm). Namun, sekitar 90-98% berbentuk mineral primer yang tidak dapat terserap
oleh tanaman. Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah karena K pada posisi ini
agak lambat. Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di dalam larutan tanah dan mudah
tersedia bagi tanaman. Kandungan K sangat tergantung dari jenis mineral
pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat (Novizan, 2002). Soepardi (1983)
menyatakan bahwa K dalam tanah dapat digolongkan atas dasar ketersediaannya
yaitu tidak tersedia, segera tersedia dan lambat tersedia.

Marsono dan Sigit (2002) menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi
menyebabkan tanah asam sampai sangat asam. Air yang berlebihan dapat
mempercepat penghancuran tanah. Dalam peristiwa ini terjadi proses pencucian
tanah baik secara fisik terhadap partikel tanah dan maupun secara kimia terhadap
unsur-unsur hara hasil penghancuran mineral. Depdikbud (1991) menyatakan
bahwa kehilangan kalium sangat tergantung pada tekstur tanah, kapasitas tukar
kation tanah, tanah organik dan pH tanah. Leiwakabessy dan Sutandi (2004)
menyatakan bahwa kehilangan K melalui pencucian, besar pada tanah berpasir
atau tanah dengan KTK rendah serta yang bermuatan positif. Novizan (2002) juga
menyatakan bahwa kalium bersifat sangat dinamis di dalam tanah. Jadi kalium
mudah tercuci pada tanah dengan pH yang rendah.
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi
tanaman. Peranan utama dari K dalam tanaman adalah sebagai aktivator berbagai
enzim. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting
untuk fotosintesis dan respirasi. Unsur ini berlimpah jumlahnya sehingga menjadi
penentu tekanan turgornya (Salisbury dan Ross, 1995). Adanya K tersedia yang
cukup dalam tanah menjamin ketegaran tanaman. Kalium juga membuat tanaman
lebih tahan terhadap berbagai penyakit dan merangsang pertumbuhan akar.
Kalium cenderung meniadakan pengaruh buruk nitrogen dan dapat mengurangi
pengaruh kematangan yang dipercepat oleh fosfor. Secara umum, K berperan
sebagai lawan dari pengaruh nitrogen dan fosfor. Kalium diperlukan dalam
pembentukan klorofil, walaupun bukan merupakan salah satu penyusunannya
(Soepardi, 1983). Novizan (2002) menyatakan bahwa K di dalam jaringan
tanaman tetap berbentuk ion K+. Tidak ditemukan dalam bentuk senyawa organik.
Kalium bersifat mobil (mudah bergerak) sehingga siap dipindahkan dari satu
organ ke organ lain yang membutuhkan.
Persediaan K dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu
pengambilan K oleh tanaman, pencucian K oleh air, dan erosi tanah. Biasanya
tanaman menyerap K lebih banyak dari pada unsur hara lain, kecuali nitrogen.
Beberapa jenis tanaman khususnya rumput-rumputan dan kacang-kacangan akan
terus menyerap K di atas kebutuhan normal, yang disebut luxury consumption.
Hal ini sering terjadi pada pemupukan K dengan dosis tinggi. Jika hal ini

dibiarkan, pemupukan K menjadi tidak ekonomis. Cara tepat menghindarinya
dengan memberikan pupuk K sebanyak yang direkomendasikan oleh hasil analisis
tanah atau hasil analisis jaringan tanaman. Pupuk K hendaknya tidak diberikan
sekaligus, tetapi diberikan beberapa kali pemupukan selama musim tanam
(Novizan, 2002).
Tanaman yang menderita kekurangan K daunnya terlihat lebih tua, daun
terlihat kering dan terbakar pada sisi-sisinya yang akhirnya akan rontok, dan
permukaannya memperlihatkan gejala klorosis yang tidak merata. Akibatnya
fotosintesis terganggu dan dapat menghentikan pembentukan karbohidrat
(Soepardi, 1983). Lakitan (2008) menyatakan bahwa jumlah kecukupan unsur
hara kalium pada jaringan tumbuhan tingkat tinggi adalah 1%. Jumlah kebutuhan
ini dikaitkan dengan kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Jika
unsur hara kurang tersedia, pertumbunan tanaman akan terhambat.

Tanah Andisols di Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau
pegunungan. Dataran tinggi biasanya juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang
tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Ketinggian tempat selalu
berkaitan dengan temperatur. Semakin tinggi tempat di atas permukaan laut,
semakin sejuk temperaturnya (Ashari, 2006). Tanah Andisols umumnya dijumpai
pada dataran tinggi dengan ketinggian 1 000-1 500 m dpl dengan curah hujan 2
500-2 700 mm/tahun (Soepraptohardjo dalam Suwardi dan Wiranegara, 2000).
Andisols merupakan tanah yang berkembang dari bahan vulkanik seperti
lahar, abu vulkan, batu apung, dan lava. Tanah ini secara umum mempunyai
lapisan permukaan berwarna hitam sampai coklat tua dan beralih menjadi coklat
kekuningan dibagian bawahnya, bertekstur sedang, struktur remah atau granuler
dan terasa licin apabila dipirid seperti berminyak karena mengandung bahan
organik antara antara 8-30 % dengan pH 4.5

6 (Rachim dan Suwardi, 1999).

Warna hitam pada lapisan atas karena terjadinya penimbunan bahan organik yang
tinggi pada lapisan atas sebagai akibat terjadinya komplek bahan organik dengan
alofan serta imogolit yang membentuk senyawa yang sukar dirombak oleh jasad

mikro tanah. Andisols dicirikan oleh tekstur lempung berpasir sampai dengan
lempung (Tan dalam Sjarif dan Widjaja, 1994).
Tanah Andisols memiliki potensi yang cukup besar dan dapat
dimanfaatkan secara optimum jika pengelolaannya didasarkan pada pengetahuan
sifat-sifatnya. Sifat fisik kimia Andosols ditandai oleh reaksi tanah agak masam
sampai netral (pH 5-6.5). Kejenuhan basa sekitar 20-40 %, KTK 20-30 me/100 g
dan kandungan bahan organik pada lapisan atas 5-20 % (Dudal dan
Soepraptohardjo dalam Suwardi dan Wiranegara, 2000)
Tanah Andisols adalah tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam
(epipedon, mollik atau umbrik) dan mempunyai horizon kambik, bulk density
kurang dari 0.85 g/cm3 banyak mengandung bahan amorf atau lebih dari 60 %
terdiri dari abu vulkan vitrik cinders atau bahan pyroklastik (Hardjowigeno,
1987). Tan dalam Sjarif dan Widjaja (1994) menyatakan bahwa tanah Andisols
yang terdapat di Indonesia mempunyai sifat yang berbeda dari satu tempat dengan
tempat lainnya. Tingkat kesuburan tanah Andisols Indonesia umumnya sedang,
karena mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi,
sedang dan ketersediaan P tanahnya rendah

kandungan kalium yang

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Gunung Putri, Cipanas,
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Pacet, Kabupaten
Cianjur, pada ketinggian 1 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan jenis tanah
andosols. Analisis kimia tanah, analisis kandungan hara pupuk, dan analisis
kandungan K pada jaringan daun dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Cimanggu, Bogor, sedangkan proses
pengeringan dan penimbangan dilakukan di Laboratorium Hortikultur IPB.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 - April 2009.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit pegagan aksesi
Boyolali yang merupakan aksesi unggul berdasarkan kandungan asiatikosida dan
produksi bioaktifnya (Ghulamahdi at al., 2008). Pupuk anorganik yang digunakan
yaitu Urea, SP-18, dan KCl. Alat-alat yang digunakan adalah peralatan budidaya
tanaman, alat ukur, timbangan analitik dan jangka sorong.

Metode Penelitian
Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) dengan satu faktor perlakuan dan lima ulangan. Faktor perlakuan
terdiri dari lima taraf dosis pemupukan K, sehingga terdapat 25 satuan percobaan.
Dosis pupuk K yang digunakan yaitu (K0) tanpa pemupukan K, (K1) pupuk K
dengan dosis 66 K2O (kg/ha), (K2) pupuk K dengan dosis 132 K2O (kg/ha), (K3)
pupuk K dengan dosis 198 K2O (kg/ha), dan (K4) pupuk K dengan dosis 264 K2O
(kg/ha). Pada setiap perlakuan diberikan pupuk dasar berupa pupuk Urea dengan
dosis 306 Urea (kg/ha) dan pupuk P dengan dosis 420 SP-18 (kg/ha) (Ghulamahdi
et al., 2008).

Model aditif linier yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ + αi +

j+

εij

Keterangan :
Yij = Pengamatan perlakuan pupuk ke-i (0,1,2,3,4) dan ulangan ke-j (1,2,
µ

= Rataan umum

αI

= Pengaruh perlakuan ke-i (0,1,2,3,4)

j

εij

= Pengaruh ulangan ke-j (1,2,

,5)

,5)

= Pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke i, ulangan ke j
Pengaruh dari seluruh perlakuan dapat diketahui dengan menggunakan uji

F pada taraf 5 %. Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap peubah yang diamati
maka setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji lanjut Duncan
Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5 %, dan dilakukan uji kontras
polinomial untuk mengetahui keeratan hubungan dan menentukan kurva respon
hubungan peubah. Kemudian dihitung persamaan regresi untuk mendapatkan
dosis optimum pupuk kalium. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi antar
peubah Pengamatan.

Pelaksanaan Percobaan
Persiapan Tempat Tumbuh
Sebelum pengolahan tanah, dilakukan pengambilan sampel tanah untuk di
analisis sifat fisik dan kimia tanahnya. Pengolahan tanah dilakukan satu minggu
sebelum tanam dengan menggunakan cangkul pada luasan areal 200 m2 dan
dibuat petakan dengan ukuran 2 m x 3 m sebanyak 25 petakan.

Penanaman
Bibit pegagan yang berusia satu bulan, ditanam dengan jarak tanam 30 cm
x 40 cm pada luas petakan 6 m2 (ukuran 2 m x 3 m). Dalam satu petak terdapat 50
tanaman, sehingga untuk 25 satuan percobaan diperlukan 1 250 bibit pegagan.
Jarak antar petakan adalah 50 cm. Tanaman dibuat seragam dengan jumlah daun
maksimal tiga daun serta sulur dan bunganya dibuang. Dari 25 satuan percobaan,
masing-masing diambil enam contoh tanaman untuk pengamatan pertumbuhan.

Jadi terdapat 150 tanaman contoh yang harus diamati. Metode pengambilan
tanaman contoh ini dilakukan secara acak.

Pemupukan
Hasil analisis pupuk menunjukkan bahwa kandungan hara K dalam KCL,
P dalam SP-18 dan N dalam urea adalah 51.95, 14.28 dan 44 %, Pemupukan
dilakukan bersamaan dengan penanaman dengan cara pembuatan alur di sekeliling
tanaman. Pupuk KCL diberikan dua kali (setengah dosis pada saat penanaman dan
sisanya dua bulan setelah tanam) dengan dosis 0 (K0), 1.52 (K1), 3.05 (K2), 4.57
(K3), dan 6.1 (K4) KCL (g/tanaman). Pupuk urea diberikan tiga kali (saat tanam,
40 dan 80 hari setelah tanam) dengan dosis 3.68 g urea/tanaman, sedangkan
pupuk P diberikan satu kali yaitu pada saat tanam dengan dosis 5.04 g SP18/tanaman.

Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan yaitu penyulaman dan pengendalian gulma.
Penyulaman

dilakukan

dua

minggu

setelah

tanam

(MST),

sedangkan

pengendalian gulma dilakukan secara manual setiap dua minggu sekali.

Panen
Pemanenan dilakukan dua kali, yaitu umur 5 bulan setelah tanam (BST)
dan 6 BST pada ubinan seluas 1 m2. Proses pengeringan menggunakan oven pada
suhu 60 0C selama 72 jam. Pada panen umur 5 BST tidak dilakukan pemisahan
terhadap komponen hasil, sedangkan pada panen umur 6 BST dilakukan
pemisahan terhadap daun, sulur dan akar.

Pengamatan
Peubah Pertumbuhan
Pengamatan dilakukan terhadap 6 tanaman contoh per satuan percobaan,
sehingga untuk 25 satuan percobaan terdapat 150 tanaman contoh yang harus
dimati. Peubah pertumbuhan yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Jumlah daun tanaman induk
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun pada
tanaman induk yang telah terbuka penuh (2-16 MST).
2. Panjang tangkai daun
Pengamatan panjang tangkai daun dilakukan dengan cara mengukur tangkai
daun terpanjang dari pangkal tangkai hingga ujung tangkai (2-16 MST).
3. Panjang daun
Pengamatan panjang daun dilakukan dengan cara mengukur sisi horizontal
daun terbesar pada bagian tengahnya (2-16 MST).
4. Lebar daun
Pengamatan lebar daun dilakukan dengan cara mengukur sisi vertikal daun
terbesar (2-16 MST).
5. Tebal daun
Pengamatan tebal daun dilakukan dengan cara mengukur tebal daun terbesar
menggunakan jangka sorong (2-12 MST).
6. Diameter tangkai daun
Pengamatan diameter tangka