7. Bon Penjualan atau Bill, faktur atau invoice adalah dokumen bukti
pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh Wajib Pajak Hiburan pada saat pengajuan pembayaran kepada subjek pajak
Adapun Dasar Hukum pemungut pajak hiburan telah diatur pada Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. dan
Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan yang
dimana dalam isinya terdapat peryataan yang menyatakan bahwa Kepala Daerah atau pejabat dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak
terutang dan menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua
persen dari jumlah pajak yang belum kurang bayar.
B. Subjek dan Objek Pajak Hiburan
1. Subjek Pajak Hiburan
Dalam pajak hiburan yang dimaksud dengan subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan. Sedangkan wajib
pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak tentu berbeda peranan hak maupun
kewenangan. Misalnya orang pribadi atau badan yang menikmati pelayanan tempat hiburan merupakan subjek pajak hiburan yang membayar atau menanggung pajak,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan penyelenggara hiburan tersebut bertindak sebagai wajib pajak hiburan yang mempunyai kewenangan untuk memungut pajak dari subjek pajak.
Namun sebelum menjadi Wajib Pajak hiburan, subjek pajak terlebih dahulu harus mendaftar supaya dikukuhkan menjadi wajib Pajak. Adapun tata cara pendataan
dan pendaftaran menjadi Wajib Pajak hiburan adalah : a.
Pendaftaran dilakukan terhadap subjek pajak yang berdomisili di dalam maupun di luar wilayah daerah dan memiliki objek pajak di daerah;
b. Kegiatan pendaftaran diawali dengan mempersiapkan formulir pendaftaran
dan diberikan kepada subjek pajak; c.
Subjek pajak wajib mengisi formuli rpendaftaran dengan jelas, lengkap dan benar serta mengembalikannya ke Dinas Pendapatan Daerah;
d. Formulir pendaftaran yang dikembalikan oleh subjek pajak dicatat dalam
daftar induk Wajib Pajak secaraberurutan, yang nantinya akan digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
2. Objek Pajak Hiburan
Objek pajak hiburan adalah setiappenyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Objek pajak hiburan terdiri dari :
1. Tontonan Film;
2. Pagelaran Kesenian, Musik, Tari danatau Busana;
3. Kontes kecantikan, Binaraga dan Sejenisnya;
Universitas Sumatera Utara
4. Pameran;
5. Diskotik, Karaoke, klub malam dan sejenisnya;
6. Sirkus, akrobat dan sulap;
7. Permainan Bilyard, golf, bowling;
8. Pacuan kuda, Kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan;
9. Panti pijat, Refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran Fitness center,
dan;
10. Pertandingan Olah Raga;
Namun ada juga beberapa objek pajak hiburan yangidak dikenakan pajak atau dikecualikan yaitu penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran, misalnya
hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, ucapan adat dan kegiatan keagamaan.
C. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan