TA : Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

(1)

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN NAMA

BUAH-BUAHAN DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA (SIBI) BERBASIS KARAKTER UNTUK

ANAK-ANAK TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

LEONARD SETIAWAN

12420100045

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

xiii

Halaman

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL……….xviii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan masalah ... 6

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Buku Ilustrasi ... 8

2.1.1 Pengertian Ilustrasi ... 8

2.1.2 Tujuan Penggunaan Ilustrasi ... 9

2.1.3 Jenis-jenis Ilustrasi ... 10

2.1.4 Fungsi Ilustratif ... 17

2.2 Perancangan Buku Ilustrasi ... 17

2.2.1 Pengertian Perancangan Buku ... 17

2.2.2 Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi ... 19

2.2.3 Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi ... 20

2.3 Anak Tunarungu ... 22

2.4 Bahasa Isyarat ... 25

2.5 Psikologi dan Sifat Anak Usia Dini ... 28

2.6 Pengenalan Nama Buah-buahan ... 30

2.7 Kerangka Pemikiran ... 32

BABIII METODOLOGI PENELITIAN ... 33

3.1 Perancangan Penelitian ... 33

3.1.1 Jenis Penelitian ... 35


(3)

xiv

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.2.1 Observasi ... 36

3.2.2 Wawancara ... 37

3.2.3 Dokumentasi ... 37

3.2.4 Kepustakaan ... 38

3.3 Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil Analisa Data ... 40

4.1.1 Hasil Observasi ... 40

4.1.2 Hasil Wawancara ... 40

4.1.3 Dokumentasi ... 42

4.1.4 Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP) ... 43

4.1.5 Analisa SWOT ... 45

4.2 Konsep/Keyword ... 48

4.3 Deskripsi Konsep ... 51

4.4 Alur Perancangan Karya Gambar ... 52

4.5 Perencanaan Kreatif ... 53

4.5.1 Tujuan Kreatif ... 53

4.5.2 Strategi Kreatif ... 54

4.6 Perencanaan Media ... 61

4.6.1 Tujuan Media ... 61

4.6.2 Strategi media... 61

4.7 Perancangan Karya ... 63

4.7.1 Cover buku ... 63

4.8 Sistem Produksi Buku ... 63

4.8.1 Biaya Media ... 63

4.9 Implementasi Desain ... 70

BAB V PENUTUP ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81


(4)

(5)

xvi

Halaman

Gambar 1.1 Bagian Depan Yayasan Karya Mulia Surabaya ... 4

Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5

Gambar 1.3 Bagian Depan Ruang Kelas TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ilustrasi Naturalis “Lukisan Monalisa” ... 10

Gambar 2.2 Contoh Gambar Ilustrasi Dekorativ ... 11

Gambar 2.3 Contoh Gambar Ilustrasi Kartun ... 12

Gambar 2.4 Contoh Gambar Ilustrasi Karikatur ... 13

Gambar 2.5 Contoh Gambar Ilustrasi Cergam” ... 14

Gambar 2.6 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran ... 15

Gambar 2.7 Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan ... 16

Gambar 2.8 Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu ... 23

Gambar 2.9 Bahasa Isyarat ... 26

Gambar 2.10 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran Pengenalan Nama Pada Buah-Buahan ... 30

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 34

Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya ... 38

Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek... 43

Gambar4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah- Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 50

Gambar 4.3 Analisis Alur Perancangan Karya ... 52

Gambar 4.4 Sketsa Layout ... 56

Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” ... 57


(6)

xvii

Gambar 4.8 Desain Cover Terpilih ... 63

Gambar 4.9 Ilustrasi Buah Manggis... 70

Gambar 4.10 Ilustrasi Buah Jambu ... 71

Gambar 4.11 Ilustrasi Buah Durian ... 71

Gambar 4.12 Ilustrasi Buah Nanas... 72

Gambar 4.13 Ilustrasi Buah Duku ... 72

Gambar 4.14 Ilustrasi Buah Apel ... 73

Gambar 4.15 Ilustrasi Buah Sawo ... 73

Gambar 4.16 Ilustrasi Buah Pisang ... 74

Gambar 4.17 Ilustrasi Buah Alpukat ... 74

Gambar 4.18 Ilustrasi Buah Salak ... 75

Gambar 4.19 Ilustrasi Buah Semangka ... 75

Gambar 4.20 Ilustrasi Buah Kelapa ... 76

Gambar 4.21 Ilustrasi Buah Mangga ... 76

Gambar 4.22 Ilustrasi Buah Rambutan ... 77

Gambar 4.23 Ilustrasi Buah Anggur ... 77

Gambar 4.24 Halaman Inovatif Buku Ilustrasi ... 78


(7)

xviii

Halaman

Tabel 4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 45 Tabel 4.2 Pengantar Analisis SWOT (TKLB-B karya Mulia Surabaya) ... 47


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar sebagai proses yang dialami setiap individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan setiap individu mencapai tingkat kematangan menurut tahap perkembangannya. Mengenai hal tersebut, dimensi pembelajaran melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia yang dapat dilaksanakan baik secara formal maupun non formal. Anak usia dini menggunakan potensinya untuk memiliki keterampilan hidup diantaranya ditunjukkan oleh keterampilan intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan umum seperti kemampuan menolong diri sendiri yang memungkinkannya mandiri (Sunarti dan Purwani, 2005). Pada anak usia dini salah satu pembelajaran yang diberikan adalah pengenalan buah. Pengenalan jenis buah-buahan sejak dini perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan buah-buahan merupakan makanan nabati yang kaya serat serta vitamin sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman jenis buah-buahan (Santoso, 2011:36). Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman mengenai buah-buahan penting untuk disampaikan kepada anak-anak sejak dini agar anak dapat mengenal atau mengetahui bermacam-macam buah beserta warna dan manfaatnya.

Masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk anak usia dini. Hal ini nampak dengan semakin berkembangnya tempat pendidikan


(9)

anak usia dini formal, informal dan nonformal di seluruh Indonesia. Meski demikian perlu peningkatan mutu pada taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini yang sudah ada dengan pemanfaatan sarana yang ada. Buku diharapkan membantu para pendidik dengan bahan ajar yang ada, serta mengembangkannya sesuai kebutuhan anak (Sudono et. al., 2000:1).

Pembuatan buku cetak untuk usia dini harus disertai ilustrasi yang menarik. Konsep abstrak yang disajikan dalam buku cetak harus diilustrasikan dengan alat bantu visual seperti foto, peta, tabel, gambar dan sebagainya. Buku cetak tersebut menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan mengundang untuk dilihat dan dibaca. Ilustrasinya harus benar-benar dipilih dengan baik dan sesuai dengan topik utamanya (Kochhar, 2008:171).

Tidak semua anak usia dini mempunyai kemampuan indra yang lengkap, pada sisi lain ada anak usia dini yang tunarungu. Anak tersebut harus mendapatkan perlakuan khusus dalam belajar dibanding teman-teman lainnya. Anak tunarungu ialah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa (Suryanah, 1996:216).

Pada esensinya setiap anak usia dini sangat menyukai warna dan gambar. Maka dari itu, ilustrasi berwarna memiliki peran penting dalam buku. Isi ilustrasi menjadikan anak-anak bisa dengan mudah mengenali nilai-nilai pelajaran yang terkandung di dalamnya. Ilustrasi tersebut harus memiliki banyak arti dan dapat menjelaskan teks atau menjadi pelengkap dan tambahan bagi teks (Kochhar,


(10)

2008:171). Anak tunarungu maupun anak normal umumnya sangat menyukai dengan warna. Sehingga pembuatan buku juga menyertai dengan warna. Buku ilustrasi anak dapat digunakan sebagai inovasi dari pembelajaran anak pada TKLB-B yang selama ini identik dengan pembelajaran konvensional dengan melihat isyarat bibir atau tangan dari guru. Halik (2013:44) menjelaskan inovasi pembelajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam proses pendidikan umumnya dan proses pembelajaran khususnya. Dengan demikian, inovasi pembelajaran dapat dilaksanakan guru untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

Pembelajaran pada anak-anak tunarungu khususnya TKLB-B yang diajari tentang pengenalan nama buah-buahan, mereka tidak bisa memahami secara baik kalau hanya melalui penjelasan dengan bahasa isyarat saja, karena hal tersebut kurang menarik perhatian dari anak dan anak cepat bosan. Buku ilustrasi gambar dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran bagi anak tunarungu dalam metode belajar isyarat yang berbasis karakter. Jadi media visual seperti buku ilustrasi berbasis karakter sangat penting untuk pembelajaran anak-anak TKLB-B (tunarungu). Buku gambar ilustrasi tersebut disajikan guru melalui System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yaitu bahasa isyarat bibir atau tangan, dengan tampilan karakter buah sehingga buku ilustrasi dapat membantu guru dalam mengajar anak-anak TKLB-B (tunarungu).

Dari uraian fenomena-fenomena tersebut maka perlu untuk membuat buku-buku ilustrasi bagi anak-anak TKLB-B. Buku ilustrasi tersebut berisikan


(11)

tentang nama-nama buah dengan disertai System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) serta karakter dari masing-masing buah. Buku tersebut akan menarik dan memudahkan siswa TKLB-B yang menderita tunarungu.

Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah TKLB Karya Mulia Surabaya. TKLB Karya Mulia Surabaya merupakan salah satu sekolah luar biasa yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No. 6-8 Surabaya. Sekolah ini berdiri pada tahun 1969 yang dirintis dan dikembangkan oleh Sri Rahajeng Harjono. Awal dirintis sekolah ini merupakan Yayasan Pembina Anak Tunarungu (YPATR). Berikut merupakan foto dari TKLB Karya Mulia Surabaya dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TKLB Karya Mulia Surabaya:

Gambar 1.1 Bagian Depan Yayasan Karya Mulia Surabaya (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)


(12)

Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Gambar 1.3 Bagian Depan Ruang Kelas TKLB-B Karya Mulia Surabaya (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)


(13)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas maka ditarik rumusan masalah; bagaimana merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan yang semula direncanakan maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut;

a. Merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa

isyarat berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B.

b. Gambar yang digunakan adalah bentuk karakter buah-buahan dengan

teknik gambar menggunakan vektor.

c. Gambar buah-buahan, yaitu: salak, pisang, jambu, mangga, semangka,

apel, alpukat, manggis, duku, durian, nanas, rambutan, anggur, sawo, dan kelapa.

1.4 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku ilustrasi yang berbasis karakter bagi anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.


(14)

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapat dari perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B. adalah sebagai berikut

a. Bagi penulis, pembuatan karya ini dapat menambah pengalaman dan

meningkatkan kemampuan dalam bidang bahasa isyarat.

b. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam


(15)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buku Ilustrasi 2.1.1 Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi dalam bahasa Belanda (ilustratie) diartikan sebagai hiasan dengan

gambar atau pembuatan sesuatu yang jelas. Rata-rata penggunaan ilustrasi dalam buku dalam bentuk gambar kartun (Nurhadiat, Dedi, 2004:54). Dalam definisi lain

disebutkan kata ilustrasi bersumber dari kata (illusion). Sebagai bentuk

pengandaian yang terbentuk dalam pikiran manusia akibat banyak sebab. Ilustrasi dapat tumbuh sebagai suatu ekspektasi dari ketidakmungkinan dan tak berbeda jauh dengan angan-angan, bersifat maya atau virtual. Ilustrasi dapat hadir dalam berbagai diverikasi. Bisa melalui lewat tulisan, gambar maupun bunyi (Fariz, 2009:14).

Ilustrasi merupakan elemen yang dirasakan paling penting sebagai daya tarik dalam perancangan buku. Ilustrasi akan membantu pembaca untuk berimajinasi sewaktu membaca buku ini, sehingga diharapkan agar pembaca seperti tidak merasa sedang membaca sebuah buku yang bertemakan sejarah. Kata ilustrasi bila dilihat dari bahasa Inggris illustration, memiliki arti gambar, foto,

atau pun lukisan. Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan atau memberikan penjelasan pada cerita atau naskah tertulis. Ilustrasi dalam perkembangan secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam


(16)

majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Soedarso, 2014:566).

2.1.2. Tujuan Penggunaan Ilustrasi

a. Ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang

disampaikan.

b. Ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi pada bahan ajar sehingga menjadi lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan lebih memudahkan yang membaca untuk memahami pesan.

c. Ilustrasi tersebut memudahkan pembaca untuk mengingat konsep atau

gagasan yang disampaikan melalui ilustrasi (Arifin dan Kusrianto, 2009:70).

Ilustrasi dapat juga menghemat penyajian sebab dengan ilustrasi dapat menyajikan suatu konsep yang rumit dan luas dalam ruang atau tempat yang terbatas. Tampilan sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata-kata sebagai contohnya benda konkrit dan konsep visual, konsep spatial, hubungan dan gerakan antar bagian pada mesin, serta perbandingan benda atau konsep. Menurut Putra dan Lakoro (2012:2) ilustrasi pada sebuah buku bertujuan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dnegan bantuan visual, tulisan tersebut mudah untuk dipahami.


(17)

2.1.3. Jenis-jenis Ilustrasi

Menurut Soedarso (2014:566) berdasarkan penampilannya, gambar ilustrasi memiliki berbagai jenis, yaitu:

a. Gambar Ilustrasi Naturalis yaitu gambar ilustrasi naturalis adalah gambar yang memiliki bentuk dan warna yang sama dengan kenyataan (realis) yang ada di alam tanpa adanya pengurangan atau pun penambahan.

Gambar 2.1Contoh Gambar Ilustrasi Naturalis “Lukisan Monalisa” (Sumber : www.google.co.id, 2016)


(18)

b. Gambar Ilustrasi Dekoratif adalah gambar yang berfungsi untuk menghiasi sesuatu dengan bentuk yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan (dibuat gaya tertentu sebagai style).

Gambar 2.2Contoh Gambar Ilustrasi Dekorativ (Sumber : www.pinterest.com, 2016)


(19)

c. Gambar Kartun adalah gambar yang memiliki bentuk bentuk yang lucu atau memiliki ciri khas tertentu. Biasanya gambar kartun banyak menghiasi majalah anak anak, komik, dan cerita bergambar.

Gambar 2.3Contoh Gambar Ilustrasi Kartun (Sumber : www.pinterest.com, 2016)


(20)

d. Gambar Karikatur adalah gambar kritikan atau sindiran yang dalam penggambarannya telah mengalami penyimpangan bentuk proporsi tubuh. Gambar ini banyak ditemukan di majalah atau koran.

Gambar 2.4Contoh Gambar Ilustrasi Karikatur (Sumber : www.pinterest.com, 2016)


(21)

e. Cerita Bergambar (Cergam) adalah sejenis komik atau gambar yang diberi teks. Teknik menggambar cergam dibuat berdasarkan cerita dengan berbagai sudut pandang penggambaran yang menarik.

Gambar 2.5Contoh Gambar Ilustrasi Cergam


(22)

f. Ilustrasi buku pelajaran mempunyai fungsi untuk menerangkan teks atau suatu keterangan peristiwa baik ilmiah maupun gambar bagian. Bentuknya bisa berupa foto, gambar natural, juga bisa berbentuk bagan.

Gambar 2.6Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran

(Sumber : www.pinterest.com, 2016)

g. Ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengolahan daya cipta secara

imajinatif (khayal). Cara penggambaran seperti ini banyak ditemukan pada ilustrasi cerita, novel, roman, dan komik.


(23)

Gambar 2.7Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan (Sumber : www.pinterest.com, 2016)

Dilihat dari berbagai jenis ilustrasi yang disebutkan, maka penelitian ini termasuk menggunakan ilustrasi buku pelajaran yang bertujuan untuk menerangkan mengenai pengenalan buah-buahan.


(24)

2.1.4. Fungsi Ilustratif

Ilustratif memiliki beberapa fungsi dalam pembuatan buku. Adapun fungsi-fungsi dari Ilustratif adalah sebagai berikut (Arifin dan Kusrianto, 2009:70-71);

1. Fungsi Deskriptif: Fungi deskriptif dari ilustrasi adalah menggantikan

uraian tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan kalimat panjang. Dengan ilustrasi dapat dimanfaatkan untuk melukiskan sehingga lebih cepat dan lebih mudah dipahami.

2. Fungsi Ekspresif: Ilustrasi bisa memperlihatkan dan menyatakan sesuatu

gagasan, maksud, perasaan, situasi, atau konsep yang abstrak menjadi nyata secara tepat dan mengena sehingga mudah dipahami

3. Fungsi Analitis atau Struktura: Ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian demi bagian dari suatu benda atau sistem atau proses secara detail, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

4. Fungsi kualitatif: Ilustrasi yang biasa digunakan antara lain daftar atau tabel, grafik, kartun, foto, gambar,sketsa, skema dan simbol.

2.2. Perancangan Buku Ilustrasi 2.2.1. Pengertian Perancangan Buku

Desain atau perancangan buku berarti rancangan isi, style, format, layout,

urutan dari macam-macam buku. Komponen berarti bagian atau halaman dari buku, seperti catatan edisi, pengantar, indeks, atau cover depan dan belakang.


(25)

Dalam desain buku elemen adalah suatu yang dapat terjadi berulang kali di mana-mana seperti ilustrasi, daftar, header, footer, tabel dan lainnya (Sutopo, 2006:11).

Buku sebagai sebuah karya publikasi yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuk fisiknya. Buku memiliki format yang mampu menarik perhatian orang untuk membacanya (Kusrianto, Adi, 2006:1). Buku di dalamnya terdapat komponen umum seperti isi, format, gaya dan urutan dari komponen tersebut. Buku berdasarkan fisik dan substansinya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang perlu diperhatikan dalam perancangan buku sebagai berikut (Sutopo, 2006:12-13);

1. Jaket : Jaket merupakan kulit luar yang berfungsi melindungi cover buku

supaya tidak cepat rusak dan kotor, namun tidak setiap buku menggunakan jaket.

2. Cover : Terdiri dari 2 bagian yaitu bagian depan dan belakang, bahkan

buku yang tebal memiliki bagian punggung. Cover merupakan bagian

yang dilindungi oleh jaket di atas dan juga melindungi bagian dalamnya (bookblock).

Pada cover bagian depan terdapat informasi sebagai berikut;

a. Judul buku

b. Nama penerbit atau perusahaan c. Logo penerbit atau perusahaan

d. Simbol trademark

e. Nomor ISBN


(26)

Pada bagian cover belakang terdapat informasi berikut;

a. Nama penerbit atau perusahaan dengan logo atau trademark

b. Petunjuk penggunaaan sederhana

c. Keterangan yang menyatakan untuk negara mana buku dicetak

d. Keterangan singkat tentang penulis

e. Nomor ISBN

f. Barcode

3. Kata Pengantar : Adalah halaman yang biasanya ditulis oleh pengarang

atau seseorang untuk pengarang. Halaman pengantara seperti halaman-halaman lainnya diletakkan pada halaman-halaman sebelah kanan atau halaman-halaman ganjil

4. Daftar Isi adalah halaman berisi informasi mengenai urutan bagian buku

berikut angka halamanya.

2.2.2.Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi

Ada beberapa faktor yang menentukan kualitas buku ilustrasi. Dalam pembuatan buku ilustrasi sangat perlu memperhatikan hal-hal tersebut (Sutopo, 2006:18):

1. Ukuran kertas naskah

2. Spasi barisan ketik

3. Ukuran huruf

4. Pola ketikan


(27)

6. Ukuran font yang akan digunakan

7. Leading (interline) atau jarak antara baris teks

8. Banyak sedikitnya ilustrasi beserta rancangan penempatannya

9. Ukuran dan format buku

2.2.3.Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi

Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pembuatan buku ilustrasi. Secara garis besar indikator-indikator tersebut yang menentukan kualitas dari desain ilustrasi buku adalah sebagai berikut (Ikawira, et. al. 2014: 5-6);

1. Cover

Dalam pembuatan buku referensi superhero Indonesia, dipilih ukuran A4 dengan ukuran 210 mm x 297 mm dengan posisi buku horizontal. hal ini dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut memudahkan penyusunan informasi yang disajikan dalam buku karena adanya perbandingan penempatan yang 60 untuk gambar visual karakter

dan 40 untuk informasi atau teks. Pertimbangan lainnnya dengan menggunakan ukuran terebut ialah perbandingan legibility dalam buku

ini di utamakan, sehingga menghindari kebosanan ketika membaca (Rustan, 2008 dalam Ikawira, et. al. 2014: 5-6).

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dipilih karena merupakan bahasa nasional adalah


(28)

bangsa Indonesia. Pemilihan bahasa Indonesia dapat dinikmati oleh masyarakat nasional dan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan untuk menjelaskan kepada anak-anak, sehingga anak-anak dapat dengan mudah mencerna cerita yang disampaikan. Dengan perancangan menggunakan bahasa Indonesia dapat memberikan kontribusi sebagai pengenalan bahasa indonesia untuk wisatawan yang berkunjung ke indonesia.

3. Gambar

Memudahkan pembaca untuk memahami ilustrasi cerita. Konsep gambar yaitu mudah dilihat, menarik perhatian dan memudahkan audiens

mengenali letak yang dituju.

4. Warna

Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon orang, karena warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang. Setiap warna memiliki kesan, makna dan psikologi yang berbeda-beda (Nugroho, 2008:1 dalam Ikawira, et. al. 2014).

5. Tipografi

Font yang dipergunakan dalam perancangan buku cerita Bawang

Putih dan Bawang Merah adalah jenis font “sans serif”. Pemilihan jenis

tersebut berdasarkan pertimbangan sans serif memiliki ketebalan dan

ketipisan yang menjadikan kontras pada setiap huruf. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, tegas, dan kuat. Keuntungan jenis font tersebut memiliki legibility dan readibilty serta fleksibel untuk semua


(29)

2.3. Anak Tunarungu

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada organ pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar, mulai dari tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing) (Hernawati, 2007:2). Pengertian

lain anak tunarungu adalah anak yang tidak atau kurang mampu mendengar suara (Soemantri, 1996 dalam Aswar, 2012:38).

Filina (2013:312) menyatakan tuna rungu merupakan suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Jadi, tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan inderanya yaitu pada indera pendengaran. Kekurangan yang dimiliki anak tunarungu mengakibatkan tidak cukupnya informasi dari lingkungan sekitarnya.

Pendengaran merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa. Kehilangan pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain secara lisan. Kehilangan pendengaran pada seorang anak juga berpengaruh pada perkembangan fungsi kognitifnya, karena anak tunarungu mengalami kesulitan dalam memahami inform asi yang bersifat verbal terutama konsep-konsep yang bersifat abstrak yang memerlukan penjelasan (Filina, 2013:313). Pemahaman konsep dan proses pembentukan pengertian betapapun sederhananya diperlukan keterampilan dalam berbahasa yang memadai, sebab bahasa merupakan alat untuk berfikir. Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam berbahasa secara lisan. Oleh


(30)

karena itu, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mengikuti program pendidikan dan proses belajar mengajar.

Gambar 2.8Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu

(Sumber : www.google.com, 2016)

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada organ pendengaran baik sebagian atau keseluruhan yang berdampak pada kendala dalam berkomunikasi. Keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu terletak pada pendengaran, sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendengar lawan bicara, hal ini tentu menjadi masalah anak tunarungu karena dapat mengakibatkan mereka mengalami kegagalan berkomunikasi dengan lingkungan sehingga dapat menurunkan rasa percaya dirinya dan rasa takut terhadap lingkungan di sekitarnya.


(31)

Seorang siswa yang yang mengalami gangguan pada organ pendengaran tentu akan memiliki kendala atau masalah pada proses pendidikan dan pembelajaran seorang siswa tunarungu. Pendengaran yang dimiliki oleh seorang siswa merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa. Kehilangan atau gangguan pada indra pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain secara lisan, karena itu siswa tunarungu memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus agar lebih percaya dalam berkomunikasi serta berani mengemukakan kehendak atau ide-idenya. Keterbatasan yang dimiliki siswa tunarungu menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap infomasi yang disampakan secara verbal, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan pemahaman suatu konsep pada anak tunarungu dan peningkatan kemampuan berbicaranya salah satunya menggunakan buku ilustrasi.

Rahmi (2012:116) mengemukakan masalah yang dihadapi oleh anak tunarungu adalah:

1. Anak tunarungu mengalami hambatan dari segi pendengarannya, namun

mereka memiliki intelegensi sama dengan anak normal lainnya, yaitu ada yang memiliki intelegensi di atas rata-rata, normal dan di bawah rata-rata. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan intelegensi. Hal ini disebabkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan berbahasa dan bicara mereka terhambat yang akan mengakibatkan kegagalan berkomunikasi dengan lingkungan.


(32)

2. Karakteristik dari segi emosi, meliputi: a) Egosentrisme yang berlebihan

b) Memiliki rasa takut terhadap lingkungan luas c) Ketergantungan terhadap orang lain

d) Memiliki sifat polos

e) Mudah marah dan cepat marah

2.4. Bahasa Isyarat

Pesan yang dikirim atau disampaikan melalui pesan non-verbal umumnya disebut bahasa isyarat atau bahasa lambang. Bahasa isyarat yang paling berkembang pada dewasa ini adalah bahasa dalam bentuk tulisan (Muchtar, 2005:41). Goh dan Teh (1993) mendefinisikan bahasa isyarat merupakan bahasa

manual-visual yaitu yang disampaikan dengan isyarat tangan atau diterima

melalui penglihatan (Goh dan Teh dalam Omar, 2009:160).

Pembahasan tentang pesan nonverbal selalu ada kaitannya dengan pengiriman dan penerimaan, penyandian dan pesan-pesan yang tidak berbentuk kata-kata, tetapi berbentuk gerakan-gerakan isyarat anggota tubuh. Perkembangan selanjutnya isyarat-isyarat menjadi kaya makna, dan semua gerakan itu dilakukan di bawah sadar dan terkontrol. Bahasa isyarat berkembang di semua suku bangsa berkaitan erat dengan simbol-simbol tulisan komunikasi (Liliweri, 2002:189-190).


(33)

Gambar 2.9Bahasa Isyarat (Sumber : www.google.com, 2016)

Bahasa isyarat merupakan pesan yang sampaikan melalui bentuk-bentuk tulisan, gambar, lambang, isyarat tangan dan lain-lain atau yang diterima melalui penglihatan. Bahasa isyarat selalu mengalami perkembangan dalam masyarakat Indonesia bahkan di seluruh dunia. Perkembangan tersebut terpengaruh oleh budaya masing-masing dari masyarakat. Para penulis-penulis buku juga menyajikan tulisan-tulisan atau gambar yang memberikan isyarat makna yang menjadi tujuan penulisan.


(34)

Anak-anak membutuhkan stimulasi bahasa tulis dalam menyampaikan pesan kepada anak. Stimulasi bahasa tulis bukanlah mengajarkan menulis dan membaca. Stimulasi bahasa tulis memfokuskan pada pemberian rangsangan literasi visual dan verbal agar dimanfaatkan secara optimal pada anak untuk mengekspresikan ide dan perasaanyya. Tujuannya yaitu adalah agar anak mewujudkan fungsi-fungsi bahasa dalam bentuk simbol tulis sesuai penguasaannya (Musfiroh, 2005:10).

Stimulasi bahasa tulis yang produktif dilakukan dengan memperhatikan perkembangan anak. Penggunaan bahasa tulis atau gambar untuk stimulasi pada anak-anak harus memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan bahasa tulis atau gambar sebagai berikut (Musfiroh, 2005:15);

1. Prinsip Tanda-tanda: Anak-anak belajar bahwa objek atau peristiwa

dilambangkan dengan simbol.

2. Prinsip Mengkopi: Anak sering mencontoh model-model yang ada

disekitarnya, seperti logo, gambar dan nama. Anak-anak senang melihat namanya tercetak dalam wujud tulisan

3. Prinsip Fleksibel: Anak menemukan bahwa ternyata huruf memiliki

berbagai variasi. Anak-anak juga belajar mengkonstruksi dan mengenali bentuk-bentuk huruf.

4. Prinsip Inventori: Anak-anak sering menginvetarisasikan “tulisan”

mereka secara sistematis. Mereka sering membuat daftar kata-kata yang dapat mereka tulis.


(35)

5. Prinsip Keberulangan: Anak mengulangi apa yang mereka “tulis” walaupun dalam bentuk yang berbeda

6. Prinsip Membangkitkan: Anak-anak menggunakan beberapa elemen

menulis yang sama dan beberapa kaidah dan mengkombinasikannya untuk membentuk kalimat baru.

2.5. Psikologi dan Sifat Anak Usia Dini

Anak usia dini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 bab 1 pasal 3 yang menyatakan anak usia dini adalah anak dari lahir sampai 6 tahun harus memperoleh layanan pendidikan dalam pengembangan jasmani dan psikologis. Anak TK dalam peraturan tersebut termasuk dalam kategori usia dini (UU Sisdiknas, 2003). Masa usia dini di bawah umur 6 tahun disebut juga masa kanak-kanak awal. Beberapa ciri perkembangan psikologisnya yaitu (Gunarsa, 2008:11-12);

1. Perkembangan motorik: Dengan bertambah matangnya perkembangan otak

mengatur sistem syaraf otot memungkinkan anak usia dini lebih lincah dan aktif bergerak.

2. Perkembangan bahasa dan berfikir: Sebagai alat komunikasi dan mengerti

dunianya, kemampuan berbasa lisan pada anak berkembang karena selain terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga karena lingkungan ikut membantu mengembangkannya.


(36)

Masa ini nampak seakan-akan anak “haus nama” sehingga segala hal akan ditanyakan. Ada 4 (empat) tugas perkembangan sifat-sifatnya yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Mengerti pembicaraan orang lain

b. Menyusun dan menambah perbendahaan kata

c. Menggabungkan kata menjadi kalimat

d. Pengucapan yang baik dan benar

3. Perkembangan sosial: Pergaulan anak menjadi bertambah luas. Keterampilan

dan penguasaan dalam bidang fisik, motorik, mental, emosi sudah meningkat. Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan.

Keterampilan hidup sangat perlu dimilik seorang individu pada tahapan perkembangan tertentu. Tujuan perkembangan individu merupakan salah satu rujukan tingkat kematangan yang perlu dicapai seorang individu pada tahap perkembangan tertentu. Berdasarkan penelitian Havighust merumuskan karakter tugas perkembangan anak usia ini sebagai berikut (Sunarti dan Purwani, 2005:12):

1. Belajar membedakan antara salah dan benar

2. Mulai mengembangkan suatu kesadaran diri, kesadaran akan keberadaan

dirinya dalam suatu lingkungan atau komunitas

3. Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung

4. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari

5. Mengembangkan kesadaran moral dan skala nilai-nilai yang dianut


(37)

6. Memperoleh kemandirian personal dan mampu menolong dirinya sendiri. Berdasarkan pakar ahli psikologis di atas menunjukkan bahwa anak usia dini mempunyai karakter khusus. Orang tua harus memperhatikan perkembangan dan karakter-karakternya tersebut. Asupan pendidikan sangat penting sesuai dengan perkembangan masing-masing anak.

2.6. Pengenalan Nama Buah-buahan

Anak usia dini adalah individu yang berada pada masa berekplorasi di mana anak usia dini sedang banyak meniru, merekam dan bahkan mengingat segala sesuatu yang dilihatnya. Oleh sebab itu dengan adanya hal tersebut perlu adanya pengarahan seperti halnya memperkenalkan nama buah beserta rasanya kepada anak.

Gambar 2.10Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran

Pengenalan Nama Pada Buah-Buahan (Sumber : www.pinterest.com, 2016)


(38)

Materi pembelajaran yang akan diberikan pada usia dini sebaiknya dengan lingkungan sekitar anak, bisa begitu erat dengan kebiasaan sehari-hari misalnya mengenal buahan (Tjuatja, Suwirma, 2000:1). Pengenalan nama buah-buahan sangat dibutuhkan bagi anak usia dini, untuk mengenalkan mereka pada lingkungan sekitar. Dengan mediasi gambar mereka akan dapat mengetahui dan melihatnya gambar buah-buahan tersebut. Dengan bantuan gambar akan mempermudah anak-anak usia dini mengenal dan menghafalnya.


(39)

2.7.Kerangka Pemikiran

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)

- Anak-anak TK tunarungu kurang minat belajar

- Pembelajaran hanya denga isyarat tangan sehingga lambat

Pentingnya merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa

isyarat untuk anak-anak TK tunarungu

Langkah-langkah Pembuatan;

1. Menyiapkan peralatan a. Kertas

b. Komputer / laptop c. Software pendukung d. Printer

e. Alat tulis 2. Proses Produksi

a. Pra Produksi: Orientasi dan penulisan cerita b. Produksi: desain

sampul c. Desain Isi d. Proses cetak Aspek-aspek Buku

Ilustrasi Cerita; 1. Cover 2. Bahasa 3. Gambar 4. Warna 5. Tipografi

Hasil rancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TK tunarungu


(40)

33

Pembahasan dalam bab ini akan lebih terfokus kepada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data serta teknik pengolahannya dalam perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya.

3.1 Perancangan Penelitian

Tahap perancangan ini harus disusun secara sistematis dan logis karena pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian. Tujuannya agar memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat memberikan solusi dari permasalahan mengenai perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya.

Adapun proses dari perancangan penelitian, yaitu :

1. Riset Lapangan

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan. Selain itu juga dapat menambah wawasan peneliti sebagai bahan dalam proses perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan System Isyarat Bahasa


(41)

Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya.

2. Identifikasi

Setelah mendapatkan data hasil dari riset di lapangan, kemudian dilakukan sebuah identifikasi sesuai dengan data yang telah diperoleh sehingga peneliti mampu mengetahui permasalahan yang ada.

3. Ide dan Gagasan

Tahap ini merupakan hasil dari identifikasi sistematis yang telah dilakukan sehingga memperoleh ide dan gagasan yang timbul oleh masalah. Hingga ide dan gagsan tersebut dijadikan sebuah dasar selama proses perancangan buku ilustrasi.

Riset Lapangan

Identifikasi

Ide dan Gagasan

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Mendapatkan informasi yang akurat mengenai kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan

Dari riset lapangan selanjutnya dianalisa dan ditemukan permasalahan yang ada

Sebagai dasar proses perancangan buku ilustrasi


(42)

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang bersifat seni (kurang berpola). Dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan (Sugiyono, 2014:13-14). Jadi dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena untuk menginterprestasikan hasil perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Dalam penelitian kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan dengan melakukan observasi atau pengamatan untuk mengetahui proses pembelajaran TKLB-B, sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan siswa TKLB-B dalam proses pembelajarannya. Hasil observasi yang didapatkan peneliti, ditunjang dengan literatur-literatur kepustakaan yang didapat akan digunakan sebagai informasi dalam merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Pada Tugas Akhir ini peneliti mengambil sebuah objek untuk dijadikan Tugas Akhir yang dimana TKLB-B karya Mulia Surabaya yang menjadi objek penelitian Tugas Akhir penulis. Penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2016.


(43)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh memiliki peran yang penting. Data mengenai anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya diperoleh melalui pengamatan langsung peneliti di Kantor TKLB-B Karya Mulia Surabaya. Teknik pengumpualn data disini adalah sebagai acuan dasar bagaimana karya dibuat dan diproduksi. Pembuatan karya dapat berjalan lebih rinci, terarah dan sistematis, sehingga karya yang diperoleh menghasilkan karya yang bagus dan tidak menyimpang dari proses-proses bagaimana karya itu dibuat atau diproduksi baik dalam proses perancangan konsep hingga pengaplikasian pada buku ilustrasi nya.

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat sehingga informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka yang dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono,2013: 145). Observasi (penelitian) adalah mencermati langsung secara visual terhadap kondisi obyek yang akan diteliti. Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung mengenai fasilitas sampai kegiatan internal maupun eksternal di TKLB-B Karya Mulia Surabaya, sehingga mendapatkan gambaran mengenai permasalahan yang dihadapi dalam proses perancangan buku ilustrasi.


(44)

Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Djaali dan Muljono, 2008:16). Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru pada saat memberikan pembelajaran pada siswa TKLB-B sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan buku ilustrasi dalam proses pembelajaran.

3.2.2 Wawancara

Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau informan (Yatim, 2001). Metode ini merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik. Pada penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Beberapa data yang dibutuhkan selama wawancara diantaranya adalah untuk menemukan apa yang ingin ditonjolkan, apa yang ingin ditampilkan, dan yang ingin dihindari pada identitas atau karakter siswa di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

3.2.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan seluruh bukti yang berkaitan dengan kegiatan siswa di TKLB-B Karya Mulia Surabaya., berupa foto, arsip, seluruh gambar-gambar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya, serta bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah pengenalan buah-buahan dan perancangan buku ilustrasi yang nantinya akan dicatat. Metode ini tidak secara langsung ditujukan


(45)

pada subjek penelitian.Metode ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan tanpa mengganggu obyek penelitian.

Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

3.2.4 Kepustakaan

Teknik kepustakaan atau telaah dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia (Esterberg, 2002 dalam Ikawira

et.al., 2014:5). Pengumpulan data dari berbagai buku-buku kepustakaan dan

internet digunakan untuk membuat buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Studi pustaka (kepustakaan) dilakukan dengan mencari data-data yang bersumber dari buku-buku referensi. Tujuan dilakukannya studi pustaka adalah untuk memperkuat dan memperdalam materi tentang buku ilustrasi. Selain itu studi pustaka juga digunakan sebagai dasar melakukan perancangan.


(46)

3.3 Teknik Analisis Data

Pada perancangan ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman (Pawito, 2007: 104). Teknik ini menggunakan tiga komponen yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Punch, 1998: 202-204 dalam Ikawira et.al., 2014:3).

Reduksi data adalah mengelompokkan dan meringkas data-data yang didapat. Selanjutnya penyajian data yaitu peneliti mengorganisasikan data Dan terakhir penarikan dan pengujian kesimpulan yaitu implementasi dari prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan kecenderungan dari penyajian data yang telah dibuat. Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan. Selanjutnya berdasarkan analisa data di atas kemudian dibuat rancangan atau desain buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TK.


(47)

40 4.1 Hasil Analisa Data

Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari wawancara, observasi, dokumentasi. Selanjutnya akan diproses untuk mendapatkan kesimpulan, sehingga mudah dipahami dalam penyajian data.

4.1.1 Hasil Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan dokumentasi terhadap objek penelitian. Berdasarkan observasi yang dilakukan di TKLB-B Karya Mulia Surabaya, terdapat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap anak. Proses belajar mengajar dilakukan dengan cara menunjukan benda kepada anak dan menyebutkan bahasa benda tersebut yang dimana agar anak dapat memahami pengucapkan benda tersebut secara lisan.

4.1.2 Wawancara

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Hj. Sri Lestari S.Pd. selaku kepala sekolah dan Ibu Siputini, S.Pd selaku guru pengajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya dan observasi yang telah dilakukan peneliti tanggal 2


(48)

februari 2016. Ibu Hj. Sri Lestari S.Pd mengatakan bahwa proses pembelajaran di TKLB-B Karya Mulia Surabaya memakai metode MMR (Metode Maternal Reflektif) adalah suatu cara atau proses pemberian pengalaman belajar sistem isyarat bahasa indonesia yang mengadopsi cara-cara seorang ibu dalam memberikan pemerolehan berbahasa kepada anaknya yang belum berbahasa melalui percakapan. Proses belajar mengajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya mempunyai pembeda dengan proses pembelajaran di tempat lain.

Menurut kepala sekolah TKLB-B Karya Mulia Surabaya proses belajar mengajar pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah anak dibawa pada objek yang akan diajarkan atau guru membawa benda (tiruan), gambar diperkenalkan kepada anak kemudian guru dapat mengucapkan nama benda yang menjadi contoh objeknya. Kemudian guru mengenalkan tulisan nama benda itu kepada anak agar anak dapat memahaminya lebih jelas dan dapat dimengerti. Adapun kendala proses belajar megajar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya yang dihadapi oleh pengajar yang dimana kemampuan anak di dalam kelas yang sulit dalam hal verbal (komunikasi langsung), tingkat ketulian, perhatian orang tua, anak yang sering tidak masuk sekolah, dan anak yang mengalami double handicap (selain

tunarungu dan lemah mental). Anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya dilatih membaca kalimat lengkap dengan menggunakan sistem isyarat bahasa indonesia (SIBI) yang dimana anak juga dilatih mendiskripsikan gambar berstruktur, anak juga dilatih untuk menceritakan pengalamannya.

TKLB-B Karya Mulia Surabaya dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan bahasa isyarat namun mereka menggunakan bahasa komtal


(49)

(komunikasi total) yang dimana merupakan gabungan oral, isyarat dan body

language. Komtal (komunikasi total) sangat membantu terutama untuk anak yang

mempunyai IQ di bawah rata-rata. Komunikasi total juga dapat memudahkan proses belajar mengajar anak pada suatu bahasa abstrak. Buku yang diajarkan

seringkali menggunakan buku yang mempunyai banyak gambar visual karena

anak-anak dapat memahaminya lebih cepat.

TKLB-B Karya Mulia Surabaya lebih mengutamakan “akal” karena TK merupakan dasar yang paling awal dan utama dalam memperoleh bahasa. Proses belajar mengajar TKLB-B hampir sama dengan TK lainnya tapi yang menjadi pembeda adalah tidak ada menyanyi yang sering dilakukan TK pada umumnya. Namun mereka menggantinya dengan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama). TKLB-B Karya Mulia Surabaya sangat mengupayakan apabila anak yang semula tidak bisa bicara menjadi bisa bicara dan dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak minder di lingkungan sekitarnya.

4.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari objek penelitian yaitu TKLB-B Karya Mulia Surabaya yang sedang melakukan aktivitas proses belajar mengajar. Berikut ini merupakan hasil yang di dapat dari dokumentasi berupa gambar atau foto yang diperoleh peneliti.


(50)

Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek Sumber : Dokumentasi penulis, 2016

4.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

a. Segmentasi dan Targeting

Dalam perancangan buku ilustrasi TKLB-B Karya Mulia Surabaya, mempunyai khalayak sasaran untuk target audience yang dituju adalah:

1. Demografis

Usia : anak-anak usia 4 - 6 tahun

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Jenjang Pendidikan : Taman Kanak-Kanak (TK)

Kelas Sosial : Menengah (middle)

2. Geografis


(51)

Ukuran Kota : Umumnya tinggal di kota besar dan mudah menjangkau toko buku

3. Psikografis

Gaya Hidup : Aktif, dinamis, suka membaca buku bergambar,

berimajinasi tinggi

Kepribadian : Suka mencari perhatian, ego tinggi, sensitif,

minder (tidak percaya diri). 4. Behavioral

Manfaat : Memberikan pemahaman yang mudah melalui

ilustrasi yang menggambarkan tentang nama buah, warna serta manfaatnya.

Sikap terhadap produk : tertarik, atensi (memperhatikan), respon positif,

dan edukatif

b. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk,

individu, perusahaan, merek atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang

dianggap sebagai sasaran atau konsumennya (Kasali, 2007). Positioning

merupakan hal utama yang diperhitungkan saat membuat atau menciptakan sebuah produk. Dengan menempatkan produk yang memiliki diferensiasi dengan kompetitornya, maka produk dapat memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menarik pasar.

Buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan menempatkan dirinya sebagai sebuah media berbentuk buku yang pertama kali dirancang dengan dilengkapi


(52)

sistem isyarat bahasa indonesia untuk menjadi media belajar bagi anak tunarungu dalam mengenal buah-buahan mulai dari nama buah, warna, karakter buah sampai manfaat dan kandungan dalam buah dengan konsentrasi ilustrasi digital berbasis vektor sebagai titik utamanya.

Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Tabel 4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Analisis TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Strength • TKLB-B Karya Mulia Surabaya

menggunakan metode pembelajaran MMT (Metode Maternal Reflektif)

• Memiliki tempat yang strategis

• Proses belajar mengajar menggunakan

komunikasi total

Weakness • Sarana prasarana yang masih

sederhana

• Kurang media pembelajaran yang

digunakan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

4.1.5 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppourtunity, Threat)

Menurut buku Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, (Sarwono dan Lubis, 2007:18-19) mengatakan bahwa SWOT dipergunakan untuk menilai


(53)

dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.

Langkah analisis mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara

memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari :

1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan : Mengembangkan peluang

untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.


(54)

4. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menimbulkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis, 2007: 18-19).

Analisa SWOT pada perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya dapat dilihat pada table 4.2 menggunakan tabel matriks SWOT yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengantar Analisis SWOT (TKLB-B Karya Mulia Surabaya)

Internal

Eksternal

S

W

- Buku ilustrasi yang memudahkan pemahaman belajar pada anak tunarungu

- Buku

ilustrasi/bergambar yang menggunakan teknik vektor

- Buku yang menyajikan ilmu pengetahuan tentang pengenalan nama buah-buahan dengan menggunakan bahasa visual.

- Kurangnya pemahaman anak tunarungu terhadap informasi yang disampaikan secara verbal.

- Kurangnya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu.

O

S - O

W - O

- Belum adanya buku ilustrasi bagi anak-anak tunarungu tentang pengenalan nama buah-buahan

- Anak tunarungu perlu bimbingan dan pengajaran yang khusus dalam kegiatan belajar mengajar

- Banyak buku ilustrasi untuk umum yang hanya berisi teks dan mempunyai gambar

- Menciptakan buku ilustrasi yang

menggunakan bahasa

visual yang berisi tentang pengenalan nama buah-buahan mulai dari nama, warna sampai kandungan pada buah dengan teknik vektor sebagai media untuk mempermudah

- Menciptakan buku ilustrasi tentang pengenalan nama buah-buahan yang sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap informasi


(55)

sedikit proses belajar anak tunarungu

yang bersifat verbal.

T

S -T

W – T

- Masyarakat lebih

aware/familiar dengan buku ilustrasi tentang pengenalan bentuk yang bersifat umum dan lebih dahulu beredar dipasaran

- Mengemas buku ilustrasi melalui karakter dari masing-masing buah beserta manfaat dan kandungan dalam buah melalui ilustrasi berbasis vektor supaya informasi berupa pengetahuan dapat mudah diterima anak tunarungu dengan desain yang lebih menarik.

- Menjamurnya buku ilustrasi tentang pengenalan bentuk yang bersifat umum di pasaran

Strategi Utama

Membuat serta mengemas ilmu pengetahuan tentang pengenalan nama buah-buahan pada media buku ilustrasi berbasis vektor dengan menggunakan bahasa visual yang lebih sederhana, memasarkan buku dengan sasaran ke sekolah-sekolah khusus anak tunarungu sebagai sarana belajar dan pengetahuan melalui pengenalan nama buah-buahan.

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

4.2 Konsep/Keyword

Pemilihan kata kunci atau keyword dengan judul penelitian “Perancangan

Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya” ini sudah dipilih dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah

dilakukan. Penentuan keyword diambil hasil analisis SWOT yang mana sumber

analisis SWOT itu sendiri wawancaran, observasi, STP, studi literatur, studi eksisting, dan studi kompetitor.


(56)

Masing-masing data dari wawancara, observasi, STP, studi literatur, studi eksisting, dan studi kompetitor dijadikan sebuah sajian data yang kemudian dimasukkan ke dalam tabel analisis SWOT. Kemudian hasil yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis SWOT.

Hasil nya akan dipergunakan untuk menentukan sebuah kata kunci (keyword).

Untuk mengetahui penjabaran secara terperincinya dapat dilihat pada tabel penjelasan keyword gambar 4.2


(57)

50

Gambar 4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya


(58)

Gambar 4.2 menunjukkan proses pemilihan kata kunci atau keyword dalam perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya. Berdasarkan hasil proses pencarian keyword ditemukan kata kunci yaitu “Inovatif”. Kata Inovatif selanjutnya akan dideskripsikan lebih lanjut untuk menjadi konsep perancangan dalam perancangan buku ilustrasi berbasis SIBI.

4.3 Deskripsi Konsep

Konsep yang akan digunakan dalam Perancangan buku ilustrasi dengan sistem SIBI berbasis karakter tentang nama buah-buahan ini adalah Inovatif. Kata kreatif dan dream yang kemudian digabungkan menjadi satu menghasilkan kata

inovatif yang diambil dari hasil USP (Unique Selling Positioning), analisis SWOT dan STP yang kemudian dijadikan sebagai strategi utama.

Konsep inovatif ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada target market yaitu anak-anak dengan menciptakan buku ilustrasi dengan sistem SIBI tentang nama buah-buahan yang memiliki keunikan dan berbeda dari segi metode membacanya yang dimana di dalam buku tersebut menggunakan bahasa isyarat yang sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu usia dini. Di dalam buku tersebut dilengkapi dengan system SIBI untuk membantu anak usia dini khususnya yang memiliki keterbatasan tunarungu. Sehingga dengan system SIBI ini dirasa dapat mempermudah anak tunarungu usia dini dalam hal membaca, menghafal dan


(59)

memahami isi buku yang juga didukung oleh media belajar yang berbasis ilustrasi karakter.

4.4Alur Perancangan Karya Gambar

Gambar 4.3 Analisis Alur Perancangan Karya Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016


(60)

4.5 Perencanaan Kreatif 4.5.1 Tujuan Kreatif

Untuk menciptakan sebuah buku diperlukan sebuah tujuan agar mencapai

target konsumennya. Tujuan dari penciptaan buku ilustrasi berbasis SIBI ini,

nantinya akan memberikan pengaruh besar pada target audience sehingga pesan

yang terkandung di dalam buku bisa tersampaikan dengan baik. Tujuan kreatif dari buku ini adalah sebuah media pembelajaran yang bisa digunakan untuk memperkenalkan nilai-nilai ilmu pengetahuan khususnya pengenalan buah-buahan karena buku ini menampilkan karakter dari macam-macam buah, selain itu juga tidak hanya membuat target audience mengenal buah tetapi juga memahami

kandungan, warna dan manfaat dari buah tersebut.

Jangan ragu si pembaca atau konsumen akan dihidangkan dengan

teknik-teknik visualisasi melalui ilustrasi vektor dan karakter buah yang lucu yang

disukai anak-anak sehingga tidak mengalami kejenuhan dalam membaca.

Pemilihan gaya ilustrasi vektor diharapkan supaya anak-anak dapat berimajinasi dalam memahami isi dari buku tersebut. Selain itu sangat membantu menyampaikan pesan suatu cerita kepada anak-anak karena media yang dipakai dilengkapi bahasa isyarat berbasis SIBI yang sangat membantu anak tunarungu sesuai kebutuhan mereka dalam memahami isi buku. Hal ini dapat mempengaruhi minat anak-anak untuk terus membuka dan merangsang untuk membacanya.


(61)

4.5.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan kreatif yang diinginkan. Untuk itu strategi kreatif yang

digunakan untuk dalam menciptakan buku ilustrasi berbasis SIBI diperlukan

strategi kreatif visual sebagai upaya untuk menarik minat baca anak-anak terhadap lingkungan di sekitar contohnya Pengenalan Nama Buah-buahan dengan pengemasan yang berbeda salah satunya dengan buku ilustrasi berbasis karakter dan ilustrasi pada system Bahasa isyarat yang lenih menarik.

Dimaksudkan buku ilustrasi tentang pengenalan nama buah-buahan berbasis karkter SIBI ini juga akan disertai dengan tampilan karakter dari masing-masing buah. Strategi visual akan disesuaikan dengan konsep perancangan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu Inovatif yang rencananya akan dikemas dalam desain yang terdapat unsur inovatif sesuai dengan metodenya namun tetap terdapat unsur kreatifdengan eksekusi pemilihan bentuk media yang unik. Unsur-unsur strategi visual yang digunakan adalah :

A. Ukuran dan Halaman Buku

1. Jenis buku : Buku pembelajaran

2. Dimensi buku : 20 cm x 20 cm

3. Jumlah halaman : 38 halaman

4. Gramaterur isi buku : 210 gr

5. Gramateur cover : 260 gr


(62)

Dalam perancangan buku ilustrasi ini dipilih dengan posisi buku

landscape. Memilih landscape karena rata-rata buku bacaan anak-anak adalah

landscape hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut

memudahkan penyusunan informasi visual maupun teks yang ditampilkan.

Menggunakan ukuran tersebut karena perbandingan legibility dalam buku ini

diutamakan sehingga menghindari kebosanan ketika membaca (Rustan, 2008: 42) yang menerapkan bahwa lebar suatu paragraf merupakan faktor yang menentukan tingkat kenyamanan dalam membaca.

B. Bahasa

Bahasa yang nantinya akan digunakan dalam buku ilustrasi berbasis karakter SIBI ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa menjadi lebih penting pada anak-anak karena pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat. Fungsi bahasa Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian (Hurlock, 1978:113) bahwa “Kosa kata anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama”. Kosakata sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk pendidikan yang lebih lanjut. Oleh karena itu dengan penggunaan bahasa verbal yang mudah dipahami dan tidak terlalu berat, sehingga anak-anak mudah membaca dan mencerna isi buku yang disampaikan serta bagaimana pentingnya membaca dan memperkenalkan nama buah-buahan kepada anak-anak tunarungu usia dini.


(63)

C. Teknik Visualisasi

Buku yang akan dirancang menggunakan gaya penggambaran ilustrasi dibuat secara digital (vektor). Karena vektor menjelaskan titik dan garis yang

membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan sistematis,

vektor juga mampu membuat gambar dengan ukuran yang lebih besar, tetapi dalam ukuran file yang lebih kecil (Kusrianto, 2007:119) dan karakter visual yang

dibuat akan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

D. Layout

Layout merupakan penataan elemen-elemen visual sehingga menarik

untuk dilihat ataupun dibaca. Layout yang digunakan dalam buku pengenalan

nama buah-buahan adalah layout dengan keseimbangan simetris. Menurut buku

Layout dan Dasar Penerapannya (Rustan, 2009:82) layout keseimbangan simetris

memberi kesan adanya movement/gerakan sehingga lebih dinamis dan tidak

statis/kaku. Dalam buku ilustrasi ini dapat juga terlihat cara penggunaan layout yang berulang agar timbul suatu irama dalam buku ilustrasi tersebut.

Gambar 4.4 Sketsa Layout


(64)

E. Tipografi

Tipografi yang digunakan adalah hasil dari analisa keyword yaitu Inovatif.

Dari keyword tersebut jenis typeface dari Decorative yang digunakan yaitu

Needlework Good.

Menurut Rustan, (2011:108) Decorative berkesan feminine, cantik,

kekanakan, aktif, periang, positif, apa adanya, menyenangkan, polos, bebas, tidak kaku, dan bersahabat. Dengan kata lain, typeface ini sangat cocok untuk anak-anak dan membantu mereka memahami isi buku.

Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian jenis tipografi, keyword serta

konsep, maka tipografi yang digunakan berkarakter “inovatif. Dimana dari font

tersebut ditemukan ide, konsep, dan pemikiran yang ingin disampaikan sama karena sesuai dengan konsep inovatif, kreatif, dan fantasi. Jenis font yang inovatif yang disesuaikan karakter dan untuk lebih mudah mengingat apa yang dilihat dan dibacanya bagi anak-anak usia 6-12 tahun.

1. Text Bodycopy

Pemilihan text bodycopy didasari oleh konsep “inovatif” yang dikemas secara tidak kaku atau luwes dengan pertimbangan gaya desain, fungsi dan karakter huruf yang mempresentasikan belajar kreatif dalam ilmu pengetahuan, belajar, dan kebersamaan yaitu sans serif (tidak terkait) dengan karakter font “Century Gothic” yang dipilih berdasarkan pertimbangan mudah dibaca, kesan huruf yang menggelembung


(65)

memberikan kesan simple dan polos sehingga cocok bagi anak-anak yang baru belajar membaca (Rustan, 2011:108).

F. Headline

Headline diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam

ingatan pembacanya. Headline juga berguna untuk memancing agar pembaca

melanjutkan membaca teks berikutnya secara lebih detail (Kusrianto, 2007:328).

Headline atau pesan utama yang akan ditampilkan pada buku ilustrasi adalah

“Ayo Kupas Nama Buah dengan Inovatif” sesuai dengan tujuan konsep yaitu mampu memberikan identitas dan kesadaran bahwa agar anak- anak tidak hanya dituntut mengenal tapi juga memahami buah dari warna sampai kandungan yang dimiliki buah tersebut secara inovatif yakni dengan adanya metode atau cara menggunakan bahasa isyarat (SIBI) di dalam buku. Jenis huruf headline yang

digunakan adalah Decorative dan menggunakan karakter font “Needlework

Good”.

G. Warna

Warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan suatu karya desain, karena penggunaan warna dapat memberikan kesan hidup, menimbulkan emosi sehingga dapat membantu dalam penyampaian pesan. Pada seni sastra lama maupun modern warna diartikan sebagai kiasan atau perumpamaan (Sadjiman, 2002:38). Setiap warna memiliki karakteristik tertentu yang dimaksud adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas tertentu yang dimiliki oleh suatu warna.


(66)

Dalam pemilihan warna pada perancangan buku ilustrasi berbasis SIBI, tidak terlepas dari konsep Inovatif yang telah diusung dalam perancangan ini. Oleh karena itu, dengan menggunakan warna-warna yang menunjukkan kesan Inovatif, maka penulis menggunakkan karakter inovatif atau yang bersifat pembaruan yang diharapkan dapat mendukung visualisasi buku, yang diambil dari buku color basic “Panduan Dasar Warna untuk desainer & Industri Grafika”

karya Anne Dameria.

Sebagai sekolah atau lembaga pendidikan yang melingkupi para penyandang tunarungu, TKLB Karya Mulia Surabaya berusaha membuat kepercayan kepada orang tua dalam melayani dan memberi pendidikan dan ilmu terbaik kepada anak-anak yang memiliki keterbatasan. Sehingga dari alasan

tersebut maka dipilih warna biru yang mewakili corporate dari TKLB Karya

Mulia Surabaya. Dalam buku color basic (Dameria,2007:30), warna biru

melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan, dan kematangan berpikir dalam mengambil keputusan.

Sebagai sarana dimana sekolah sebagai salah satu tempat mencari sumber informasi, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang bersifat pendidikan maka dipilih warna kuning untuk warna pilihan kedua. Warna kuning dalam psikologi warna menurut Dameria (2007:34) kuning dikaitkan dengan kecerdasan terhadap potensi diri. Sebagai salah satu warna primer, kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal


(67)

sendiri, warna kuning ini cocok untuk mewakili karakter kreatif dan penciptaan ide baru yang dihasikan dari keyword.

Sehingga warna yang digunakan untuk konsep Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Pengenalan Nama Buah dengan system SIBI ini terdapat 2 warna yaitu biru muda dengan kalibrasi warna( C:56 M:0 Y:0 K:0), kuning dengan kalibrasi warna (C:0 M:0 Y:100 K:0) .

Gambar 4.6 Warna Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

I. Karakter

Pada pembuatan buku ini, terdapat karakter dari masing-masing buah untuk menjadikan visualisasi buku ilustrasi, sebagaimana penyampaian pesan pada buku ilustrasi. Visualisasi karakter yang ingin dimunculkan dengan konsep karakter anak yang ceria yakni menggunakan karakter kartun sehingga anak-anak tertarik untuk membaca isi buku. Akan tetapi dalam menentukan desain karakter, pertama adalah membuat sketsa terlebih dahulu. Alternatif sketsa berjumlah 15 sesuai pada batasan masalah yakni buah salak, pisang, jambu, mangga, semangka, apel, alpukat, manggis, duku, durian, nanas, rambutan,


(68)

anggur, sawo, dan kelapa. Selanjutnya dalam pengaplikasian warna menggunakan warna asli dari masing-masing buah sehingga pesan informasi yang disampaikan pada anak-anak tentang warna pada macam-macam buah menjadi efektif.

Gambar 4.7 Alternatif Sketsa Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

4.6 Perencanaan Media 4.6.1 Tujuan Media 4.6.2 Strategi Media

Dalam upaya perancangan pembuatan buku ilustrasi nama-nama buah-buahan bagi anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya ini akan digunakan berbagai media yang efektif sebagai penampaian pesan pada buku ilustrasi yang diaplikasikan ke buku dan


(69)

didukung dengan aplikasi media lainnya yaitu poster, fleyer, pembatas buku, pin, dan gantungan kunci. Pemlihan media disesuaikan karakter audiens yang dituju, sehingga didapatkan efektivitas komunikasi terhadap apa yang ingn disampaikan di dalam buku dan media pendukung lainnya.

Dibawah ini merupakan penjelasan setiap media dalam perancangan buku ilustrasi nama-nama buah-buahan antara lain:

a. Media utama

Media utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah buku. Pemilihan media ini dikarenakan buku dapat memuat informasi dan tidak lenyap oleh zaman selain itu juga bellum ada buku yang membahas nama-nama buah-buahan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI dengan menggunkan karakter nama-nama buah-buahan menggunakan teknik ilustrasi digital (vektor), sehinnga dapat menarik minat baca anak untuk belajar dan mengetahui nama-nama setiap buah dengan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI. Perancangan buku ini dirancang dengan konsep dari keyword

yang didapatkan dari analisis data yaitu “inovatif”. b. Media Pendukung

1. Merchandise

Merupakan media pendukung buku yang digunakan untuk menarik perhatian audiens. Merchandise yang dibuat berupa stiker, pembatas buku, pin dan gantungan kunci.


(70)

4.7 Perancangan Karya 4.7.1 Cover Buku

Gambar 4.8 Desain cover buku Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Setelah terpilih sebuah cover buku yang digunakan maka pada selanjutnya headline yang digunakan pada gambar 4.8 yang dimana ada tulisan “Ayo Kupas Nama Buah Dengan Inovatif”

4.8 Sistem Produksi Buku 4.8.1 Biaya Media

Pada biaya media ini membahas tentang percetakan buku meliputi beberapa hal yang harus dihitung dalam pencetakan buku referensi

1. Tingkatan Efisiensi HPP Cetak

HPP dapat dikatakan efisiensi jika harga yang ditawarkan terhadap order buku cukup kompetitif dengan kualitas cetak terjamin baik.

2. Kualitas Buku

Penetapan harga sesuai dengan kualitas buku jika harga buku sama dengan mutu cetak sehingga dapat bersaing dengan yang lain.


(71)

3. Ketetapan Jadwal Produksi

Penetapan harga dianggap bijaksana dan tepat jika jadwal produksi dilaksanakan dengan tepat waktu. Ketetapan waktu penyerahan hasil cetak sangat penting. Ketetapan waktu sangat mempengaruhi kredibilitas dan profit dari percetakan.

4. Kelancaran waktu penyerahan/pengiriman

Apabila penyerahan buku ke penerbit sesuai dengan jadwal produksi berarti penerbit memperoleh ketepatan waktu edar. Ketepatan waktu edar mempengaruhi laku tidaknya buku.

5. Sehatnya pertumbuhan

Kelancaran produksi, ketepatan waktu, baiknya mutu dan terjaminnya berarti akan memperlancar pembayaran dari pelanggan (penerbitan).

Kelancaran pembayaran akan memperlancar cash flow percetakan

sehingga perusahaan bisa tumbuh dengan sehat.

Adapula rumus-rumus yang harus diperhitungkan dalam menentukan Harga Pokok Produksi Cetak Buku, sebagai berikut :

1. Menghitung Biaya desain cover dan isi buku

a. Menghitung desain = 1

b. Harga desain per buku = Rp. 300.000 ,-

Rumus : Biaya Desain = 1 x Rp. 300.000

= Rp. 300.000,-

2. Menghitung Biaya setting naskah


(72)

b. Ukuran buku = 20 x 20 cm

c. Harga setting per halaman = Rp. 12.000.-

Rumus : Biaya setting per halaman = 38 x Rp. 12.000

= Rp. 456.000,-

3. Menghitung biaya pemprosesan output film separasi warna (Fulcolor)

a. Jumlah model = 1

b. Ukuran buku = 20 x 20 cm2

c. Harga pembuatan per cm2 = Rp. 45,-

Rumus : Biaya = (32×24) x 4 x Rp.45,-

= Rp. 138.240,-

4. Menghitung biaya pemprosesan film negatif dan positif

a. Jumlah halaman = 38 halaman

b. Ukuran buku = 20 x 20 cm

c. Harga pembuatan film B/W = Rp. 30,-

Rumus : Biaya pemprosesan film B/W

16 x 22 x 54 x Rp. 30,-/cm2 = Rp. 410.280,-

Rp. 410.280,- x 4 warna = Rp. 1.605.120,-

5. Menghitung Biaya montage cover dan isi buku

a. Jumlah halaman buku = 38 halaman

b. Jumlah hal. dalam per lintasan/montage = 18 halaman

c. Jumlah montage cover = 4 ( film )


(73)

e. Harga montage isi = Rp. 45.000,-

Rumus : Jumlah montage isi = 38 : 18

= 2 lbr film Biaya montage cover dan isi buku :

( 4 x Rp. 22.500,-) + ( 2 x Rp. 45.000,- ) = Rp.180.000,-

6. Menghitung biaya plate cover buku

a. Jumlah plate cover = 4 lembar

b. Ukuran maximum cetak naik di mesin

c. Harga /lembar utk GTOV = Rp. 35.000,-

Rumus : Biaya plate cover = 4 x Rp. 35.000,-

= Rp. 140.000,-

7. Menghitung biaya plate isi buku

a. Jumlah plate isi buku = 10 lembar

b. Ukuran maxsimum cetak di mesin 72

c. Harga /lembar = Rp. 150.000,-

Rumus : Biaya plate isi = 10 x Rp. 150.000,-

= Rp. 1.500.000,-

8. Menghitung biaya kertas cover buku

a. Oplah cetak = 2.500 eks.

b. Inschiet = 40 %

c. Art Paper 260 gr plano per rim = Rp. 2.500.000,-


(74)

Rumus : Biaya kertas cover buku =

2.500 x Rp. 2.500.000,- x 140 % = Rp. 4.375.000,- 4 x 500

9. Menghitung biaya kertas isi buku

a. Oplah cetak = 2.500 eks.

b. Jumlah halaman = 38 halaman

c. Inschiet = 20 %

d. Art Paper 210 gr plano per rim = Rp. 2.500.000,-

(66 x 102 cm )

e. Jumlah hal. dlm 1 lembar plano = 4 halaman

Rumus : Biaya kertas isi buku =

(2.500 x Rp. 2.500.000,- x 38 x 120 %): (4x500)

= Rp. 142.500.000,-

10. Menghitung biaya pencetakan (ongkos cetak) cover buku

a. Warna cover = 4/

b. Inschiet = 40 %

c. Jumlah plate cetak cover = 4 lembar

d. Ongkos cetak per lintasan = Rp. 120,-

e. Oplah cetak = 2.500 eks.

Rumus : Biaya pencetakan cover =


(75)

11. Menghitung biaya pencetakan (ongkos cetak) isi buku

a. Warna isi = 1/1

b. Inschiet = 30 %

c. Jumlah plate cetak isi = 10

d. Ongkos cetak isi per lintasan = Rp. 55

e. Oplah = 2.500 eks.

Rumus : Biaya pencetakan isi =

10 x Rp. 55,- x 2.500 x 130 % = Rp. 1.787.500,-

12. Menghitung biaya pelipatan katern

a. Jumlah halaman = 38 halaman

b. Jumlah katern = 5 katern

c. Ongkos pelipatan per katern = Rp. 50,-

d. Oplah cetak = 2.500 eks.

Rumus : Biaya pelipatan =

5 x 2.500 x Rp. 50,- = Rp. 625.000,-

13. Menghitung biaya komplit katern

a. Oplah cetak = 2.500 eks.

b. Biaya komplit per buku = Rp. 25,-

Rumus : Biaya Komplit buku =

2.500 x Rp. 25,- = Rp. 62.500,-

14. Menghitung biaya jilid hard cover

a. Oplah cetak = 2.500 eks.


(76)

Rumus : Biaya penjilidan lem =

2.500 x Rp. 35.000,- = Rp. 87.500.000,-

15. Menghitung biaya/ongkos potong buku

a. Oplah cetak = 2.500

b. Biaya potong per buku = Rp. 25,-

Rumus : Biaya potong buku =

2.500 x Rp. 25,- = Rp. 62.500,-

16. Menghitung biaya pengepakan

a. Oplah cetak = 2.500 eks.

b. Jumlah buku dalam satu pak = 250

c. Ongkos pengepakan termasuk casing = Rp. 10.000,-

Rumus : Biaya pengepakan =

(2.500 x Rp. 10.000,-)/250 = Rp. 100.000,-

17. Jumlah seluruh biaya ( 1 s/d 16 ) = Rp. 243.011.860,-

18. Margin Keuntungan (20%) = Rp. 48.602.372,-

19. Jumlah biaya ( 17+18 ) = Rp. 291.614.232,-

20. Ppn + PPh ( 10% ) = Rp. 29.161.423,-

21. Jumlah keseluruhan = Rp. 320.775.655,-

22. Harga per buku/ HPP

Rp. 320.775.655,-: 2.500 eks = Rp.128.310,262,/eks

= Rp. 129.000,-


(77)

Keuntungan (15%) = Rp. 22.500,-

Keuntungan = Rp. 22.500,- x 2.500

= Rp. 56.250.000

Royalty = Rp. 102.500.000 x 10%

= Rp. 5.625.000

4.9 Implementasi Desain

a. Media utama (Display Karakter masing-masing buah pada isi buku)

Sketsa desain yang diimplementasikan pada masing-masing media yang sudah ditentukan dalam perancangan buku ilustrasi pengenalan nama-nama buah dengan sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya yaitu sebagai berikut :

1. Buah Manggis

Gambar 4.9 Ilustrasi buah manggis Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.9 merupakan ilustrasi buah manggis yang dimana menggunakan karakter buah manggis yang akan di implementasikan pada buku.


(78)

2. Buah Jambu

Gambar 4.10 Ilustrasi Buah Jambu Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.10 merupakan ilustrasi buah jambu yang dimana menggunakan karakter buah jambu yang akan di implementasikan pada buku.

3. Buah Durian

Gambar 4.11 Ilustrasi Buah Durian Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.11 merupakan ilustrasi buah durian yang dimana menggunakan karakter buah durian yang akan di implementasikan pada buku.


(79)

4. Buah Nanas

Gambar 4.12 Ilustrasi Buah Nanas Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.12 merupakan ilustrasi buah nanas yang dimana menggunakan karakter buah nanas yang akan di implementasikan pada buku.

5. Buah Duku

Gambar 4.13 Ilustrasi Buah Duku Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.13 merupakan ilustrasi buah duku yang dimana menggunakan karakter buah duku yang akan di implementasikan pada buku.


(80)

6. Buah Apel

Gambar 4.14 Ilustrasi Buah Apel Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.14 merupakan ilustrasi buah apel yang dimana menggunakan karakter buah apel yang akan di implementasikan pada buku.

7. Buah Sawo

Gambar 4.15 Ilustrasi Buah Sawo Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.15 merupakan ilustrasi buah sawo yang dimana menggunakan karakter buah sawo yang akan di implementasikan pada buku.


(81)

8. Buah Pisang

Gambar 4.16 Ilustrasi Buah Pisang Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.16 merupakan ilustrasi buah pisang yang dimana menggunakan karakter buah pisang yang akan di implementasikan pada buku.

9. Buah Alpukat

Gambar 4.17 Ilustrasi Buah Alpukat Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.17 merupakan ilustrasi buah Alpukat yang dimana menggunakan karakter buah Alpukat yang akan di implementasikan pada buku.


(82)

10. Buah Salak

Gambar 4.18 Ilustrasi Buah Salak Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.18 merupakan ilustrasi buah Salak yang dimana menggunakan karakter buah Salak yang akan di implementasikan pada buku.

11. Buah Semangka

Gambar 4.19 Ilustrasi Buah Semangka Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.19 merupakan ilustrasi buah Semangka yang dimana menggunakan karakter buah Semangka yang akan di implementasikan pada buku.


(83)

12. Buah Kelapa

Gambar 4.20 Ilustrasi Buah Kelapa Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.20 merupakan ilustrasi buah Kelapa yang dimana menggunakan karakter buah Kelapa yang akan di implementasikan pada buku.

13. Buah Mangga

Gambar 4.21 Ilustrasi Buah Mangga Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada gambar 4.21 merupakan ilustrasi buah Mangga yang dimana menggunakan karakter buah Mangga yang akan di implementasikan pada buku.


(1)

79

Gambar 4.25 Merchandise (Media Pendukung Buku Ilustrasi) Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pemberian merchandise juga dapat mengingatkan agar buku ilustrasi

berbasis karakter tetap berada di hati dan ingatan anak-anak. Merchandise ini


(2)

80 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Perancangan Buku Ilustrasi

Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya dengan dari

rumusan masalah perancangan yang diajukan, pengumpulan serta analisis data

yang telah dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, dan dapat ditarik beberapa kesimpulan pada perancangan ini.

Adapun kesimpulan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Dalam melakukan Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama

Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter

anak-anak tunarungu mampu belajar untuk selalu peduli terhadap situasi yang

ada di lingkungan dan pendidikan tersebut harus ditanamkan terhadap anak

sejak dini. Maka diperoleh konsep perancangan “inovatif” yang didapat

melalui hasil pengumpulan data serta teknik analisis data melalui observasi,

wawancara, SWOT, dan STP.

2. Konsep inovatif pada desain dan media promosi di implementasikan dengan

bentuk media yang dapat mencerminkan kesan fleksibel dan anak-anak yang

di implementasikan pada visual, tatanan layout serta pemilihan warna pada

proyek perancangan buku ilustrasi.

3. Teknik ilustrasi yang digunakan dalam setiap media promosi adalah dengan


(3)

81

5.2 Saran

Beberapa hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Memperluas objek penelitian tidak hanya pada target market anak tunarungu

TKLB-B di Karya Mulia Surabaya tapi juga anak-anak TK normal pada

umumnya disekitar wilayah Surabaya.

2. Dengan adanya buku ilustrasi ini anak-anak mampu memahami dengan

mudah tentang buah-buahan dengan bahasa SIBI secara visual.

3. Lebih mengacu kepada karakteritsik target TKLB-B Karya Mulia Surabaya

dalam melakukan prosedur perancangan selanjutnya.

4. Kedepan diharapkan objek pembahasan tentang nama buah lebih diperluas


(4)

82

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arifin dan Kusrianto. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Djaali., Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.

Fariz, 2009, Living in harmony: jati diri, ketekunan, dan norma,Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Gunarsa, 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Kusrianto, Adi. 2006. Mendesain Publikasi Cetak. Jakarta. PT. Elex Komputindo. Kochhar, 2008. Pembelajaran Sejarah (Teaching of History), Jakarta: Grasindo Liliweri, 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta:

Lkis.

Musfiroh, 2005. Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia dini, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Nurhadiat, Dedi. 2004. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: PT Grasindo

Omar, 2009. Bahasa Verbal dan Bukan Verbal 1, Kuala Lumpur: Attin Press Bhd. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial, PT. Refika Aditama, Jakarta.

Suryanah, 1996. Keperawatan Untuk Anak Siswa SPK, Jakarta: Penerbitan Buku

Kedokteran EGC

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutopo, Hadi, Ariesto. 2006. Desain Buku dg Adobe Indesign + CD, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo

Sunarti dan Purwani, 2005. Ajarkan Anak Keterampilan Hidup Sejak Dini, Jakarta; PT. Elek Media Komputindo

Sudono et. al.,2000. Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia


(5)

83

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Waluyo. 2007. Sosiologi (Menyelami Fenomena di Masyaraka), Bandung: PT Setia Purna Inves

Rustan, Surianto. 2011. Font dan Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. ______________. 2008. Layout. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal

Aswar. 2012. Meningkatkan Perbendaharaan Kosakata Bahasa Inggris Mahasiswa Tunarungu Melalui Media Kartu Kata (Flash Card). Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Volume 1 Nomor 3, September 2012.

Filina, Zulhaida. (2013). Efektifitas Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Kosakata Anak Tunarungu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013.

Hernawati, Tati. 2007. Pengembangan Kemampuan Berbahasa dan Berbicara Anak Tunarungu. Jurnal Asesmen dan Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus. Volume 7 Nomor 1 Juni 2007 hlm 101-110.

Ikawira et.al. 2014. Penciptaan Buku Ilustrasi Legend Reog Ponorogo Sebagai Upaya Mengenalkan Budaya Lokal Kepada Anak-Anak, Jurnal Vol. 3, No.1

Ikawira, et. al. 2014. Penciptaan Buku Ilustrasi Legend Reog Ponorogo Sebagai

Upaya Mengenalkan Budaya Lokal Kepada Anak-Anak, Jurnal Vol. 3,

No.1

Soedarso, Nick. 2014. Perancangan Buku Ilustrasi Mahapatih Gajah Mada. Humaniora. Vol. 5, No. 2, Oktober 2014, 561-570.

Rahmi, Halfi. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pengoperasian Perkalian

Melalui Metode Horizontal Bagi Anak Tunarungu. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Khusus. Volume 1 Nomor 2, Mei 2012.

Putra, Antonius, N., Lakoro, Rahmatsyam. 2012. Perencangan Buku Ilustrasi Musik Keroncong. Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1, No. 1(2012)

Muchtar, 2005. Komunikasi (Warta Ilmiah Populer Komunikasi Dalam


(6)

Internet

http://bisamandiri.com/blog/2014/11/memilih-media-pembelajaran-yang-tepat-bagi-anak-tuna-rungu


Dokumen yang terkait

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

3 26 29

PELATIHAN SISTIM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU DI SDLB – B YPTB MALANG

2 7 29

Perancangan Media Belajar Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Untuk Anak Tunarungu

0 10 1

TA : Perancangan Buku Fotografi nama-nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu Di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

0 13 110

APLIKASI PENGENALAN NAMA – NAMA BUAH, SAYUR, HEWAN DAN ALAT TRANSPORTASI DALAM BAHASA Aplikasi Pengenalan Nama – Nama Buah, Sayur, Hewan Dan Alat Transportasi Dalam Bahasa Inggris – Arab Untuk Anak - Anak.

0 0 15

PENDAHULUAN Aplikasi Pengenalan Nama – Nama Buah, Sayur, Hewan Dan Alat Transportasi Dalam Bahasa Inggris – Arab Untuk Anak - Anak.

0 2 5

APLIKASI PENGENALAN NAMA – NAMA BUAH, SAYUR, HEWAN DAN ALAT TRANSPORTASI DALAM BAHASA Aplikasi Pengenalan Nama – Nama Buah, Sayur, Hewan Dan Alat Transportasi Dalam Bahasa Inggris – Arab Untuk Anak - Anak.

0 1 11

PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG.

0 7 19

SIKAP SISWA TUNARUNGU TERHADAP SIBI (SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA).

0 4 35

STUDI ILUSTRASI KARAKTER ANAK INDONESIA UNTUK REKOMENDASI PEMBUATAN BUKU CERGAM ANAK

0 0 15