TA : Perancangan Iklan Explainer Video Monumen Kapal Selam Dengan Teknik Animasi 2d Untuk Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Sejarah Surabaya.

(1)

PERANCANGAN BUKU TRAVEL GUIDE WISATA BELANJA

GROSIR PAKAIAN DI KOTA SURABAYA BERBASIS

FOTOGRAFI SEBAGAI SARANA INFORMASI

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh : MAULA HIDAYAH 12420100006

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

(3)

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kota Surabaya ... 7

2.2 Pengertian Buku ... 7

2.3 Buku Travel Guide ... 8

2.4 Wisata ... 8

2.5 Wisata Belanja ... 9

2.6 Budaya Konsumenisme ... 10

2.7 Pengertian Fotografi ... 10

2.7.1 Sejarah Fotografi ... 11

2.7.2 Esai Fotografi ... 13

2.7.3 Fotografi Human Interest ... 15

2.7.4 Teknik Pengambilan Fotografi ... 16

2.8 Layout ... 17

2.9 Media ... 19

2.10 Media Promosi ... 19


(4)

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Metodologi Penelitian ... 22

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.3 Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV PEMBAHASAN ... 27

4.1 Analisa Data ... 27

4.1.1 Hasil Analisa Data ... 27

4.1.2 Hasil Wawancara ... 28

4.1.3 Segmentasi, Targeting dan positioning ... 29

4.1.4 Analisis SWOT ... 31

4.2 Keyword ... 34

4.3 Deskripsi Konsep ... 37

4.4 Konsep Perancangan Karya ... 37

4.5 Perancangan Kreatif ... 39

4.5.1 Tujuan Kreatif ... 39

4.5.2 Strategi Kreatif ... 39

4.6 Strategi Media ... 43

4.6.1 Alternatif Sket Desain ... 45

4.6.2 Alternatif Digital ... 49

4.7 Implementasi Desain ... 50

4.7.1 Implementasi Buku Travel Guide ... 50

4.7.2 Implementasi Desain Media Pendukung ... 55

4.8 Produksi Buku ... 58

BAB V PENUTUP ... 62

5.1 KESIMPULAN ... 62

5.2 SARAN ...63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 66


(5)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar Tabel 4.1 : Analisis SWOT ...32

Gambar Tabel 4.2 Analisis Keyword ...34

Gambar 4.3 Konsep Perancangan Karya...38

Gambar 4.4 Warna Oranye dan Hitam ...41

Gambar 4.5 Font Magnificent ...42

Gambar 4.6 Font Garamont ...43

Gambar 4.7 Sketsa Alternatif Layout Cover Buku ...45

Gambar 4.8 Sketsa Layout Cover Buku Terpilih ...46

Gambar 4.9 Sketsa Layout Isi Buku ...47

Gambar 4.10 Sketsa Desain Poster ...48

Gambar 4.11 Sketsa Desain Kaos ...48

Gambar 4.12 Alternatif Desain Cover Depan ...49

Gambar 4.13 Desain Cover Depan yang terpilih ...50

Gambar 4.14 Desain Cover Depan ...51

Gambar 4.15 Desain Daftar isi ...52

Gambar 4.16 Desain Pembatas Bab ...53

Gambar 4.17 Desain Isi Buku halaman 1-8 ...53

Gambar 4.18 Desain Isi Buku halaman 9-16 ...54

Gambar 4.19 Desain Isi Buku halaman 17-24 ...54

Gambar 4.20 Implementasi Desain Poster ...55


(6)

xiii

Gambar 4.22 Implementasi Desain Stiker...56 Gambar 4.23 Implementasi Pembatas Buku ...57 Gambar 4.24 Implementasi Desain Gantungan Kunci ...58


(7)

1

1.1 Latar Belakang

Kota Surabaya sering dikenal sebagai Kota Pahlawan. Surabaya terletak di provinsi Jawa Timur dan Kota yang terkenal akan sejarah kepahlawanannya pada saat arek-arek Suroboyo yang memperjuangkan kemerdekaan. Nama Surabaya itu sendiri yang melambangkan 2 hewan yang merebutkan lahan (Widodo, 2004: 65-66). Surabaya adalah kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Letak kota yang sangat strategis serta didukung infrastruktur yang memadai merupakan keunggulan utama yang dimiliki sehingga mampu berkembang pesat menjadi satu pusat kegiatan bisnis dan perdagangan terbesat di kawasan timur Indonesia yang tepatnya berada di provinsi Jawa Timur. Surabaya juga memiliki daya tarik sebagai kota yang mempunyai ekonomi sangat tinggi. Arus investasi baik dari dalam maupun luar negeri terus meninggkat dan menyasar pada sektor utama yang tumbuk pesat. Sehingga Surabaya kini telah menjelma menjadi daerah tujuan utama untuk investasi di Indonesia (surabaya.go.id, 25 Maret 2016).

Sebagaian besar kota Surabaya juga dihuni oleh berbagai multi etnis dan berbagai suku bangsa seperti suku Tionghoa, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Sunda dan masih banyak lagi. Ada juga warga Negara asing yang telah menetap di Indosia sejak


(8)

lama seperti Malaysia, Cina, India, Arab dan Eropa (www.eastjava.com, 27 Maret 2016).

Surabaya juga memiliki beberapa objek wisata yang bisa di kunjungi seperti contohnya adalah objek wisata sejarah masa lampau dan objek wisata kuliner kota Surabaya tetapi selain itu Surabaya juga memiliki tempat belanja pakaian yang murah dan bisa dijadikan peluang usaha kedepannya. Selain itu juga Surabaya menjadi pusat perbelanjaan di daerah Jawa Timur. Dengan memberikan informasi ke masyarakat di luar kota agar tahu bagaimana peluang usaha yang telah di berikan oleh kota Surabaya. karena sebagaian besar orang-orang hanya mengenal pusat belanja pakaian murah hanya Bandung dan Yogyakarta padahal di kota Surabaya sendiri juga ada banyak tempat-tempat pakaian murah seperti contohnya di P. Turi, Jembatan Merah P, Darmo Trade Center , Pasar Grosir Surabaya , P Atom, ITC mega grosir, P Genteng Surabaya, P Blauran.

Kenapa harus buku travel guide?, karena fungsi buku travel guide itu sendiri bertujuan untuk memberikan informasi mengenai beberapa hal yang menggambarkan suatu daerah yang ingin di kunjungi seseorang (Kohdyat, 1996: 10). Maka dengan adanya buku informasi panduan wisata (travel guide) tentang tempat wisata belanja pakaian di kota Surabaya di harapkan memberi informasi bagi masyarakat yang berada di luar kota dan para pendatang agar mengetahui selain sejarah dan wisata kuliner itu sendiri Surabaya juga memiliki wisata pakaian. Buku adalah sumber dari ilmu pengetahuan dimana melalui buku kita mendapatkan ilmu pengetahuan. (manfaat.co.id/manfaat-membaca-buku). Buku panduan wisata (travel guide) ini pada


(9)

umumnya memberikan tentang informasi yang disusun secara singkat dan padat. Buku panduan ini lazimnya digunakan untuk sebuah sarana memeriksa atau menguji data agar membantu pemakaian dalam tugasnya. Melalui buku panduan wisata (travel guide) ini merupakan suatu cara yang efektif untuk menginformasikan dan memparkenalkan wisata belanja pakaian yang berada di kota Surabaya kepada masyarakat luar kota Surabaya agar tertarik untuk menjadikan destinasi wisata dan juga memperkenalkan pada seluruh masyarakat kota Surabaya.

Jenis buku panduan wisata (travel guide) yang menggunakan teknik fotografi akan lebih menarik. Karena dengan menggunakan teknik fotografi terdapat foto-foto yang mengilustrasikan dan mendukung daya khayal dalam sebuah cerita. (www.infofotografi.com, 27 Maret 2016). Disamping itu dalam buku fotografi terdapat teks tulisan yang telah di gabungkan dengan foto. Fotografi hasil karya yang di kerjakan menggunakan kamera, dan kebanyakan setiap kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Fotografi ini di susun berdasarkan beberapa karya fotografi human interest menjadi foto yang memiliki ketertarikan akan pengabdian manusia, yang dapat dilihat dari berbagai sapek, seperti gaya hidup, kebiasaan dan berbagai macam hall yang berkaitan dengan manusia itu sendiri (Way, 2014: 9).

Rangkaian foto yang memiliki benang merah yang mengaitkan antara satu foto dengan yang lainnya. Bisa melalui subjek foto, gaya foto atau warna, komposisi, tempat dan topik yang sama. Didalam fotografi human interest menceritakan sebuah foto yang bertujuan menyampaikan pesan visual dengan pendekatan manusiawi


(10)

dimana pengalaman personal fotografer dapat dirasakan oleh pengamat. Foto bisa dibuat di tempat dan subjek foto yang berbeda-beda tapi masih satu topik yang sama.

Dengan menggunakan penciptaan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi sebagai sarana informasi, maka diharapkan akan memberi informasi bagi masyarakat yang berada di luar kota dan para pendatang agar mengetahui selain sejarah dan wisata kuliner itu sendiri Surabaya juga memiliki wisata pakaian grosir yang mempunyai potensi untuk membangun peluang usaha. Oleh karena itu, dengan adanya penciptaan buku travel guide wisata belanja pakaian di kota Surabaya berbasis fotografi diharap dapat menginformasikan bahwa kota Surabaya bukan hanya terkenal dengan kota sejarah dan kota wisata kuner saja melainkan Surabaya juga memiliki wisata belanja yang tidak kalah dengan kota-kota lainnya.

Sehingga dalam tugas akhir ini membuat buku travel guide wisata belanja grosir kota Surabaya untuk menginformasikan kepada para pendatang yang ada di kota Surabaya maupun yang berada di luar kota, di harapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan meningkatkan daya tarik masyarakat yang berada di luar kota Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana merancang buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi?


(11)

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan dalam perancangan karya akan dititikberatkan pada beberapa hal berikut :

a. Perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian di kota Surabaya berbasis fotografi.

b. Perancangan karya buku travel guide berbasis fotografi, dengan menggunakan layout buku dan pemilihan teks supaya menambah daya tarik

c. Tempat yang akan dijadikan perancangan buku adalah di pasar pakaian grosir yang ada di kota Surabaya.

1.4 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan tugas akhir ini adalah:

a. Menciptakan buku sebagai referensi wisata belanja pakaian sehingga dapat memperkenalkan kepada masyarakat kota Surabaya maupun luar daerah.

b. Untuk menginformasikan wisata belanja kota Surabaya kepada para pendatang yang ada di kota Surabaya maupun yang berada di luar kota melalui fotografi.


(12)

1.5 Manfaat

Adanya manfaat penciptaan buku travel guide wisata belanja pakaian di kota Surabaya berbasis fotografi sebagai sarana informasi, sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian bermanfaat bagi mahasiswa untuk proses pembelajaran, dan wawasan dalam menciptakan buku travel guide berbasis fotografi untuk masyarakat luas.

b. Manfaat praktis

Manfaat penciptaan buku ini adalah memberikan suatu informasi yang bermanfaat bagi para pendatang dan masyarakat luar kota Surabaya.


(13)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kota Surabaya

Surabaya adalah kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. letak kota yang sangat strategis serta didukung infrastruktur yang memadai merupakan keunggulan utama yang dimiliki sehingga mampu berkembang pesat menjadi satu pusat kegiatan bisnis dan perdagangan terbesat di kawasan timur Indonesia yang tepatnya berada di provinsi Jawa Timur (surabaya.go.id, 25 Maret 2016).

Surabaya juga memiliki daya tarik sebagai kota yang mempunyai ekonomi sangat tinggi. Arus investasi baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat dan menyasar pada sektor utama yang tumbuh pesat. Sehingga Surabaya kini telah menjelma menjadi daerah tujuan utama untuk investasi di Indonesia. Meskipun demikian, publikasi diharapkan menjadi panduan umum bagi investor untuk beinvestasi tetapi tidak diarahkan untuk menggantikan aturan formal yang berlaku maupun saran dari kalangan professional lainnya (surabaya.go.id, 25 Maret 2016).

2.2 Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang di jilid menjadi satu dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembar kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia


(14)

informatika, kini istilah e-book (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet (jika aksesnya online) (Hizair, 2013: 108).

2.3 Buku Travel Guide

Buku travel guide adalah salah satu media yang berisi tentang pariwisata dan informasi-informasi yang ada di sebuah kota atau wilayah dengan spesifik. Pada umumnya buku sudah dilengkapi dengan tempat yang menarik disuatu daerah seperti wisata, testoran, lokasi hotel serta rute kendaraan. Perngertian buku travel guide sendiri mertujuan sebagai buku petunjuk dan pedoman dalam melakukan kegiatan pariwisata. Sesuai dengan fungsinya buku ini haruslah memiliki informasi mengenai tempat yang dijadikan sebagai objek serta informasi lain yang nantinya mempermudah dalam kegiatan berpariwisata (Kohdyat, 1996: 10).

2.4 Wisata

Wisata adalah perpindahan orang dalam untuk sementara dan dalam jangka waktu yang pendek ke tujuan-tujuan diluar, dimana mereka biasa hidup, bekerja dan melakukan kegiatan-kegiatan selama dia tinggal di tempat tujuan itu. Pada dasarnya motif dari kegiatan pariwisata adalah mengisi waktu luang untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan agama dan untuk mengisi waktu luang (Yoeti, 1994: 38). Menurut daya tariknya wisata dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:


(15)

a. Daya Tarik Alam

Dalam pariwisata daya tarik alam dilakukan dengan mengunjungi tempat tujuan wisata yang memilliki keunikan alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek yang masih menyakut dengan alam lainnya.

b. Daya Tarik Budaya

Pariwisata budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat dengan keunikan atau cirri khas budayanya, seperti kampong naga, tanah toraja, kampong adat, kratonkesultanan dan objek wisata budaya lainnya.

c. Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan wisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat dan tujuan seperti olah raga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja (Fadeli, 1995: 3).

2.5 Wisata Belanja

Menurut Edward Inskeep (1991:42) wisata belanja merupakan salah satu kegiatan atau aktifitas wisata sebagai pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk belanja. Penilaian dalam penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang-barang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang baik serta penjualan yang relative terjangkau.


(16)

2.6 Budaya Konsumenisme

Konsumenisme merupakan sebuah perilaku aktif dan kolektif, merupakan paksaan sebuah moral dan sebuah institusi. Masyarakat juga merupakan pembelajaran dan pelatihan dalam sebuah sosial komunikasi yang artinya sebuah cara baru dan spesifik bersosialisasi dalam hubungan dengan munculnya kekuatan-kekuatan produktif yang baru dan restrurisasi sistem ekonomi pada produktifitas yang tinggi. Produksi dan konsumsi merupakan satu-satunya dan bahkan proses yang masuk akal disebuah produksi besar yang telah diperluas dengan kekuatan produktif (Baudrillard,2004: 92).

Jika dalam ilmu ekonomi klasik, objek dari semua produksi merupakan konsumsi yang dilakukan oleh individu-individu yang memaksimalkan kepuasan mereka melalui pembelian berbagai benda yang cakupannya yang semakin banyak, maka dari perspektif pengikut neo-marxis abad kedua puluh pekembangan ini dipandang sebagai menghasilkan kesempatan yang lebih besar untuk melakukan konsumsi yang terkendali dan dapat dimanipulasikan (Baudrillard, 2004: 284)

2.7 Pengertian Fotografi

Menurut Ansel Adams Fotografi diambil dari bahasa yunani, yang berarti “Fotos” adalah sinar atau cahaya, dan “Grafos” yang berarti gambar. Dalam suatu seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan yang menggunakan media cahaya. Gambaran umum fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar dari suatu objek pada media yang peka terhadap cahaya.


(17)

Pada umumnya fotografi adalah semua hasil karya yang di kerjakan menggunakan kamera, dan kebanyakan setiap kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata manusia, kamera juga mempunyai lensa dan mengambil pantulan cahaya dari suatu objek untuk menjadikan sebuah gambar yang berbentuk foto. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkapan cahaya. Medium yang telah dibakar dengan intensitas cahaya yang tepat akan menghasilkan suatu bayangan indentik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (Nugroho, 2006: 1-2).

2.7.1 Sejarah Fotografi

Fotografi merupakan teknologi yang sudah akrab di kalangan masyarakat, pada awalnya bermula dari sebuah kotak penangkap bayangan gambar. Yaitu sebuah alat yang di gunakan untuk meneliti konstalasi binatang yang telah dipatenkan oleh Gemma Fricius pada tahun 1554, kemudian temuan dari kotak penangkap bayangan gambar tersebut di kembangakan, sehingga muncullah fotografi yaitu proses menggambar dengan menggunakan cahaya (Zolani, 2004: 2).

Sejarah fotografi sendiri telah dikenal sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography (Daveport,1998: 371), terbitan University of New Mexico Prees Tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 SM (Sebelum Masehi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Fenomena itu sendiri telah diamati oleh Mo Ti yang apabila pada dinding ruangan yang gelap


(18)

terdapat lubang yang kecil (pinhole), meka di bagian dalam dari ruangan itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Pada abad ke-3 SM Aritoteles dan seorang ilmuan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian banyak yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan atar yang telah di kenal sebagai kamera. Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan mulai berkembang dengan kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan-kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.

Pada pada tahun 1839 fotografi di Prancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Kemudian fotografi berkembang dengan sangat pesat, menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22). Arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual rol film dan kamera boks yang praktis, seiring dengan berkembangnya dunia fotografi melalui lensa, shutter, film dan kertas foto.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan dengan menggunakan kamera Single Lens Reflex (SLR), dan Jepang mulai memasuki dunia fotografi pada tahun yang sama dengan produksi kamera

yang bernama NIKON. Tahun 1972 mulai ditemukan kamera Polaroid oleh Edwind Land kamera yang mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1998: 371-379)


(19)

2.7.2 Esai Fotografi

Menurut Marhimin esai fotografi disusun dari karya fotografi murni menjadi foto yang memiliki tulisan atau catatan kecil sampai tulisan esai penuh disertai beberapa atau banyak foto yang berhubungan dengan tulisan tersebut. Esai fotografi juga merupakan set foto atau foto yang bertujuan untuk menerangkan cerita dan memancing emosi bagi orang yang melihat foto tersebut. Esai fotografi juga foto berita dan tidak harus dibuat oleh wartawan foto ataupun pekerja pers. Oleh karena itu, tidak ada keharusan meyebarkan/mempublikasikannya, sehingga mungkin saja hanya disimpan dalam laci untuk koleksi (Sugiarto, 2005: 19).

Esai fotografi yang baik adalah foto yang dapat menarik tapi tidak harus menampilkan wajah objek dari depan atau samping. Memotret dari belakang juga merupakan bagian dari foto yang baik, dan menarik (Sugianto, 2005: 74).

Esai tulisan adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dengan menonjolkan opini penulisanya. Secara umum esai foto tidak jauh beda dari definisi tersebut.dengan kata lain fotografi esai adalah laporan yang mengandung opini pemotretan tanpa ada tujuan untuk mencari penyelesaian atas peristiwa yang diangkat. Yang membedakan esai tulisan dengan esai fotografi sendiri adalah dengan media penyampaiannya. Dalam esai fotografi terdapat tulisan, tetapi kehadiran tulisan ini hanya sebagai pelengkap yang membingkai tema serta keterangan mengenai hal-hal yang tidak terungkap secara mendetail dalam foto. Jadi dapat disimpulkan, fokus utama esai fotografi terdapat pada foto itu sendiri (Sugiarto, 2005: 80).


(20)

Dalam membuat foto esai bukan pekerjaan yang mudah, karena dalam memotret perlu melakukan seleksi yang ketat. Foto yang dipilih harus bisa bercerita dengan tepat mengenai tema yang diangkat secara umum, fotografi esai disusun berdasarkan beberapa foto. Untuk mengawali ide cerita foto sebaiknya pilih foto yang memikat dan mencuri perhatian (eye catching) sebagai awal dari foto. Tidak harus di cetak ukuran besar, foto ini boleh ditampilkan dalam ukuran kecil asalkan tidak kehilangan peran dan fungsinya. Ketiga rangkaian ini, pemotret bisa menyelipkan beberapa foto yang berfungsi sebagai transisi intuk memasuki bagian lain. Tidak ada ketentuan foto apa yang bisa dipakai disini, yang penting isi fotografi esai adalah foto yang berbicara tentang kehidupan manusia mengenai tantangan maupun penderitaannya (Sugiarto, 2005: 80).

Dalam segi foto, pemotret boleh menengahkan simbol-simbol dengan komposisi dan cropping yang menarik. Kualitas dari fotografi esai kebanyakan titentukan oleh cropping, tata letak, dan ukuran perbesaran foto. Perpadu ini merupakan salah satu cara beropini, berkomunikasi, dan bercerita tentang suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi ke dalam bentuk foto tersebut, dan hal ini mempertegas bahwa gambar mengandung berjuta maksa yang lebih kaya daripada kata-kata (Sugiarto, 2005: 81). Menurut Sugiarto pada buku paparasi esai fotografi juga dapat disebut dengan foto beritme. Foto ini harus memuat hal yang sama dengan berita yang ditulis dengan 5W1H, bedanga foto berita menggunakan gambar, dengan kata lain gambar berfungsi sebagai berita yang dapat menimbulkan emosi, respond an emosional dari pembaca (Sugiarto, 2005: 83).


(21)

2.7.3 Fotografi Human Interest

Fotografi human interest dapat diartikan berdasarkan kata “human” dan “interst”. “Human” sendiri artinya manusia sedangkan “interest” memiliki arti menarik, sehingga arti dari fotografi human interest adalah sebuah foto yang muncul karena adanya ketertarikan akan pengabdian manusia, yang dapat dilihat dari berbagai sapek, seperti gaya hidup, kebiasaan dan berbagai macam hall yang berkaitan dengan manusia itu sendiri (Way, 2014: 9).

Fotografi human interest adalah foto yang bertujuan menyampaikan pesan visual dengan pendekatan manusiawi dimana pengalaman personal fotografer dapat dirasakan oleh pengamat (Way, 2014: 9).

Dalam fotografi human interest bertujuan untuk mengamati bagaimana pola perilaku masyarakat, apa yang mereka pikirkan dan lakukan sebagai sebuahkebiasaan yang terus menerus terjadi. Hal yang sederhana namun berdampak besar, karena kesederhanaan tersebut memiliki ikatan yang begitu erat yang biasa dirasakan oleh manusia. Fotografi human interest mampu menghadirkan sebuah pemaknaan hidup yang tidak dapat dirasakan sebuah pemaknaan hidup yang tidak dapat dirasakan diri sendiri namun dapat dirasakan oleh orang lain. Foto adalah media untuk mewakili cara memandang fotografer dalam sebuah kejadian di mana apa yang dipandang fotografer menjadi sebuah cerita yang ingin di ungkapkan kepada pengamat foto dengan pendekatan humanis. Sebuah foto selain memiliki nilai estetika juga terdapat penyampaian pesan emosional kepada pengamatnya (Way, 2014: 9).


(22)

2.7.4 Teknik Pengambilan Fotografi

a. Blurring merupakan teknik yang mendapatkan gambar dengan hasil yang mengalami percepatan gerak dan hasil akhirnya dapat dilihat sebagai objek yang bergerak cepat, sehingga terlihat efek tidak focus pada bagian yang bergerak (Way, 2014: 9).

b. Panning merupakan teknik foto yang hempir serupa dengan teknik bluring tetapi perbedaannya terletak pada bidang yang terkena efek blur. Teknik ini merupakan pembuatan objek utama yang terpotret dapa focus, dan blur pada bagroundnya. Panning pada umumnya digunakan untuk member kesan tentang adanya gerak cepat, seperti contoh foto orang yang mengendarai motor (Way, 2014: 10).

c. Depth of Field (DoF) dibagi menjadi dua macam yaitu DoF sempit dan DoF luas. Teknik DoF ini pengaturan dilakukan pada besarnya bukaan diafragma, yang nantinya mempengaruhi tampilan background. DoF sempit akan menghasilkan focus di objek yang dekat, dan latar belakangnya akan terlihat sangat tidak focus dan tampak samar. Sedangkan DoF luas, maka hasil yang dapat terlihat malah sebaliknya. Focus terjadi dengan merata di kedua objek dan background (Way, 2014: 10).

d. Freezing yaitu teknik yang menampilkan adanya pembekuan gerak yang cepat. Dapat dilakukan dengan mengatur speed yang cepat agar dapat menangkap gerakan tersebut dengan cepat. Hal ini juga ditunjang dengan pencahayaan yang cukup baik, agar memudahkan dalam mempercepat speed (Way, 2014: 10).


(23)

e. City Light adalah teknik foto pada malam hari yang bertujuan untuk menunjukan keindahan lampu kota di malam hari (Way, 2014: 10).

2.8 Layout

Layout atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal tata letak yang berarti pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar pada sebuah media, dalam hal ini media yang dimaksud adalah majalah dan bulletin. Layout merupakan rencana atau sebuah desain yang telah ditata (dictionary reference, online). Definisi layout menurut Rustan (2011: 53) perkembangannya sudah sangat meluas dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout sama dengan mendesain juga. Layout memiliki banyak elemen yang mempunyai peran yang berbeda dalam membangun keseluruahan layout. Berikut ini adalah elemen-elemen yang berada dalam layout:

a. Garis (line)

Garis atau yang sering di sebut garis-garis ialah sekumpulan daris dari batasan-batasan pembagi yang membentuk bagian kosong horizontal dan vertikal. Dengan adanya garis, desainer lebih mudah dalam mengarahkan objek-objek pada bidang desainnya (Cullen, 2011: 56).

Dalam menyusun garis, desainer dapat membagi halaman dengan garis bleed, gutter, dan margin.bleed merupakan garis yang sebaiknya tidak dilewati karena nantinya akan dijadikan patokan potongan pisau pada saat proses mencetak. Gutter merupakan jarak antara satu elemen dengan yang lainnya,


(24)

depat juga diartikan menjadi jarak antar kolom. Margin adalah batasan antar elemen desain dengan batasan halaman kerja

b. Tipografi

Tipografi berasal dari bahasa yunani yaitu typos = (bentuk) dan graphiem = (menulis) mempunyai pengertian seni dan teknik menulis sebuah pembahasan dalam bentuk huruf, dengan menggunakan kombinasi typeface styles, point sizes, line length, line leading, character spacing, dan word spacing untuk menghasilkan typeset artwork in psyhical or digital form. (Craig, 2011: 4). c. Warna

Sadar atau tidak, warna berperan sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Penelitian yang di lakukan oleh Institut penelitian tentang warna) menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan terhadap orang lain, lingkungan maupun dalam waktu hanya 90 detik saja . dan keputusan tersebut 90%nya didasari oleh warna (Rustan, 2013: 72). Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, menurut penelitian yang dillakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika (Rustan,2013: 72). Terdapat 3 dimensi warna yaitu hue adalah rona warna atau carak warna yang karakteristiknya digunakan untuk membedakan warna satu dengan warna yang lain misalnya merah, kuning, hijau, dll. Value adalah tone warna, yaitu dimensi gelap terang suatu warna atau tua mudanya warna, disebut pula keterangan warna (brightness). Chroma adalah intensitas warna dimensi tentang cerah-redup, cemerlang-suram warna, murni-kotor warna, disebut pula penyerapan warna (saturation).


(25)

2.9 Media

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu komunikasi, kelimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti secara harafiah adalah perantara atau pengantar. Menurut Grossberg media merupakan intitusi yang berfungsi untuk mengembangkan kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi kepada public dan institusi lainnya termasuk pemerintah.

Pada umumnya media berusaha membangkitkan emosi khalayak ramai dengan cara mengangkat ide yang lucu, horror, dan hal yang menjijikan sekalipun, untuk membentuk emosional dan ekspresi lainnya. Media merupakan perpaduan sebagai elemen etetik seperti ilustrasi, seni instalasi, fotografi, desain grafis, patung, tata cahaya dan komponen seni lainnya (Bahri, 2007: 1).

2.10 Media Promosi

Media promosi merupakan salah satu bagian dari bauran promosi dari sarana atau tempat media yang dilakukan untuk mendukung sebuah realisasi dan pemantapan dari pomosi sendiri. Media promosi didalam dunia marketing ada dua bangian yaitu ATL (Above The Line) dan BTL (Below The Line) (Bambang, 2011: 23).Pengertian dari kedua jenis media promosi tersebut adalah:

a. Above The Line (ATL)

Periklanan media Above The Line adalah sebuah media promosi dengan segmentasi yang luas. Dikatakan demikian luas karena media promosi ATL sendiri meliputi televisi, radio, majalah, Koran dan billboard. ATL sendiri


(26)

merupakan cara promosi yang mengarah kepada penjelasan idea tau konsep kepada masyarakat tanpa melakukan tindakan atau interaksi secara langsung (Bambang 2011: 23).

b. Below The Line (BTL)

Below The Line (BTL) atau yang biasa disebut juga sebagai media lini merupakan bentuk dari promosi selain Above The Line (ATL). BTL adalah aktifitas promosi diluar media konvensional serta tidak mengharuskan adanya komisi. Pada dasarnya BTL merupakan media promosi yang tidak disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas penyiarannya. Beberapa jenis media promosi yang termasuk dalam BTL adalah brosur, flyer, pamplet, sample produk, event, dan lain sebagainya. Kegiatan BTL sendiri biasanya dilakukan untuk menunjang kegiatan ATL yang telah dilakukan sebelumnya (Jefkins, 1995: 86).

2.11 Teknik Promosi

Menurut Sigit (2007: 101) promosi adalah aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang sebagai alat informasi untuk membujuk atau mengingatkan pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan dengan barang dan jasa tersebut. Terdapat empat teknik promosi yang biasanya digunakan untuk melakukan promosi wisata, yaitu:


(27)

a. Advertising

Advertising atau yang sering juga dikenal dengan seutan periklanan merupakan iklan dengan segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi danpromosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang ataujasa. b. Personal Selling

Personal seling atau yang sering disebut dengan penjualan personal yang dipresentasikan oleh wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualannya dan membangun hubungan dengan pelanggan.

c. Sales Promostion

Sales promotion adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

d. Public Relation

Public relation bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau menyingkirkan gossip yang dapat merugikan.

e. Direct Marketing

Direct marketing adalah komunikasi langsung dengan pelanggan yang ditarget secara khusus untuk mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan. (Kortle dan Armstrong,2002: 656).


(28)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini membutuhkan informasi dalam menyusun tugas akhir. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini akan mengumpulkan data, wawancara, studi literature, studi eksisting, catatan lapangan, dan lain-lain. Menurut Sandjaja dan Herianto (2006: 49) metode penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk mengumpulkan data deskriptif yang mendeskripsikan objek penelitian secara rinci dan mendalam dengan maksud mengembangkan konsep atau pemahaman dari suatu masalah.

Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan wawancara, observasi dokumen dan studi pustaka. Dengan menggunakan metode kualitatif diharapkan data yang akan diperoleh dapat sesuai untuk menunjang penciptaan fotografi esai melalui buku travel guide sebagai upaya memperkenalkan wisata belanja pakaian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dari berbagai studi literatur lainnya. Data yang di kumpulkan


(29)

memiliki peranan yang penting untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi dalam pembuatan buku.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang mengamati dan mencatat secara sistematik dengan gejala yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menjadi segmennya (Marzuki, 2000: 70). Dengan demikian dapat diperolehnya data-data yang di butuhkan. Observasi juga membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam melakukannya.

Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati lingkungan Pasar. Turi, Jembatan Merah, Darmo Trade Center, Pasar Grosir Surabaya, Pasar Atom, ITC mega grosir, Pasar Genteng Surabaya, Pasar Blauran

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan pertanyaan sepihak maupun dua belah pihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2000: 62). Dalam penciptaan buku travel guide berbasis fotografi sebagai upaya memberitahukan bahwa kota Surabaya bukan hanya terkenal dengan sejarahnya saja namun ada potensi wisata belanja pakaian. Wawancara dilakukan dengan melalui informan dari pedagang di pasar turi, jembatan merah, darmo trade center, pasar grosir Surabaya, pasar atom, ITC mega grosir, Pasar genteng, pasar kapasan dan pasar blauran yang melakukan


(30)

bisnis jual beli pakaian serta masyarakat umum yang dianggap mengetahui lebih dalam tentang kota Surabaya.

3. Studi Pustaka

Untuk mendukung kajian penelitian tentang penciptaan buku travel guide berbasis fotografi sebagai upaya memberitahukan bahwa kota Surabaya bukan hanya terkenal dengan sejarahnya saja namun ada potensi wisata pakaian. Maka di lakukan studi pustaka dengan cara mencari referensi seperti buku-buku, arsip, artikel dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini sangatlah penting agar membantu pengimplementasian ke dalam penciptaan buku travel guide wisata belanja pakaian di kota Surabaya berbasis fotografi agar dapat di pertanggung jawabkan dasar teori dalam penciptaan buku travel guide ini.

4. Brainstorming

Untuk memunculkan ide perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir kota Surabaya yang bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat luas agar mengetahui bahwa di kota Surabaya juga mempunyai wisata belanja pakaian yang tidak kalah menariknya dengan daerah-daerah lainnya serta sebagai referensi bagi wisatawan yang gemar belanja grosir pakaian dan orang-orang yang ingin memulai bisnis usaha pakaian. Maka dilakukan beberapa brainstorming dengan beberapa usulan


(31)

serta pendapat dari beberapa kelompok agar terciptanya suatu ide yang akan diterapkan pada suatu desain.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menurut Miles dan Huberman (1992: 20), terdapat tiga analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpulkan.

a. Reduksi data

Reduksi data adalah pemilihan, pemutusan pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari beberapa catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan salah satu teknik analisis data kualitatif, Tetapi reduksi tidak perlu diartikan sebagai data kualitatif. Kemudian peneliti melakuakan pemilihan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek penting dalam proses perancangan (Miles dan Huberman,1992: 20).

b. Penyajian data

Penyajian data tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap ini yang diikuti oleh pengumpulan informasi dari studi pustaka. Dengan semua observasi, wawancara. Hal ini dilakukan untuk pengelompokan data-data yang saling berhubungan sehingga terbentuknya


(32)

kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan (Miles dan Huberman,1992: 20).

c. Penarikan kesimpulan

Dalam penelitian ini diungkapkan mengenai makna dari data yang telah dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentative, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara melihat reduksi data maupun display data sehingga kesimpulan yang di ambil tidak menyimpang (Miles dan Huberman,1992: 20). Dengan mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, serta meminta pertimbangan kepada berbagai pihak terkait mengenai data-data yang diperoleh dilapangan untuk merancang iklan kampanye.

Penarikan kesimpulan yang dilakukan peneliti dengan cara mengambil kesimpulan dari analisis data, SWOT dan STP hingga mendapatan keywords yang telah di simpulkan berdasarkan Konsep.


(33)

27

Pada bab ini difokuskan pada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data dan teknik pengolahan dalam perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi.

4.1 Analisa Data

Pada penelitian ini objek yang diteliti pembuatan analisa data dan menetapkan pasar yang akan difokuskan untuk perancangan buku travel guide pasar grosir di kota Surabaya, sebagai dasar perancangan yang akan dilakukan.

4.1.1 Hasil Analisa Data

Berdasarkan hasil observasi setelah berkunjung ke pasar grosir Kapasan, ditemukan data bahwa pembeli yang sering berkunjung adalah masyarakat kota Surabaya yang memilik usaha dagang maupun pemborong dan komunitas, melihat potensi tersebut dirasa pencipta perlu merancang buku untuk menginformasikan bahwa Surabaya juga memiliki wisata pasar grosir seperti di kota Bandung dan Yogyakarta yang terkenal dengan murah sekaligus berkualitas, agar tersampaikannya informasi kepada pendatang yang sedang berkunjung sementara di kota Surabaya untuk mengetahui bagaimana besarnya potensi bisnis pasar


(34)

grosir Kapasan Surabaya sangat relatif terjangkau dari pasar-pasar yang ada di kota Surabaya lainya

4.1.2 Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 13 Mei 2016 dengan Bapak Tabrani dan Candra sebagai narasumber yang berdagang di pasar Kapasan, Serta Ibu Lusi, Rosyanti dan Bapak Doni yang berkunjung atau membeli di pasar kapasan Surabaya 30 Maret 2016, yang menyatakan bahwa pasar kapasan adalah pusat grosir yang murah di kota Surabaya yang menawarkan kain, benang, kaos dan pakaian. Pasar kapasan juga ditargetkan untuk para pembisnis pakaian, kain untuk dijual kembali. Resiko yang selalu dialami oleh para pembeli yang sedang berkunjung di pasar kapasan yaitu perjalanan utuk menuju ke pasar kapasan sangat padat oleh pengunjung untuk membeli beberapa pakaian grosir, kain, benang dan bahan grosir lainnya yang telah disajikan oleh para pedagang yang ada di pasar Kapasan maupun para pengendara yang sekedar lewat di kawasan pasar Kapasan, jika berkunjung kedalam pasar pakaiannya dapat ditemukan suasana yang berdesak-desakan karena jalan yang sempit serta pengunjung yang ramai, tetapi dengan ini para pembeli akan mendapakan harga yang sesuai dengan perjuangan. Serta dengan adanya pelayanan yang ramah juga menarik para pembeli yang ada di pasar kapasan itu sendiri.

Pembelian pakaian di pasar grosir Kapasan Surabaya minimal 1 lusin serta ada pula yang menjualnya dengan harga eceran karena tidak selalu para pembeli akan membeli secara grosir tetapi dengan harga yang berbeda. Target penjualan


(35)

dari para pedagang yang ada di pasar kapasan Surabaya adalah komunitas, pembuka usaha distro, dan bisa juga dengan sistem berlangganan untuk harga borongan, kaos polos dan sablon minimal order kisaran 100 kaos, perkaos yang ditargetkan Rp 26.000,- perukuran dibedakan Rp 2.000,- penjualan tidak melayani pembelian secara online karena dengan cara online para pedagang tidak ingin mengecewakan konsumen yang akan memesan barang yang terpasang di situs web tetapi tidak ada stoknya maka harus menunggu beberapa waktu dengan kisaran yang lama 4 minggu hingga 2 bulan.

Pedagang pasar Kapasan juga melakukan pengiriman barang lewat expedisi, dengan pengiriman paling jauh yang di lakukan adalah Baubau (Sulawesi Tenggara), Tarakan (Kalimantan Utara), Flores. Omset keseluruhan yang dimiliki para pedagang pasar kapasan yaitu sekitar Rp. 28.000.000,- sampai Rp. 40.000.000,- dan minimal omset yang didapat adalah Rp.1.500.000,- perbulan.

4.1.3 Segmentasi, Target dan Positioning (STP)

Agar mampu mendapatkan target yang sesuai untuk sasaran, diperlukan adanya penelitian atau riset yang mendukung hasil sesuai harapan. Populasi yang akan diambil adalah beberapa pelaku usaha di bidang kaos dan sejenisnya di kota Surabaya maupun luar kota Surabaya.

a. Segmentasi dan Targeting : 1) Demografis

Usia : 18 – 40 Tahun Jenis Kelamin : Pria dan Wanita


(36)

Profesi : Komunitas, pemilik usaha kaos dan distro Pendidikan : SMA – S2

Kelas Sosial : Umum dan pembisnis 2) Geografis

Wilayah : Jawa Timur

Lokasi : Kota Surabaya 3) Psikografis

Gaya hidup : Masyarakat yang suka berdagang pakaian dan para komunitas yang termotivasi untuk membeli barang-barang grosir pakaian.

Kepribadian : Pelaku usaha dan komunitas 4) Behavioral

Manfaat : Untuk menambah informasi yang berkaitan tentang tempat belanja pakaian grosir, mengenalkan pasar Kapasan terhadap para pendatang yang ada di kota Surabaya, dan memotivasi untuk menciptakan lapangan usaha.

b. Targeting

Target yang dituju dari perancangan buku travel guide pasar grosir pakaian ini adalah wisatawan pada tahap dewasa (20–40 tahun) yang biasanya merupakan usia mahasiswa hingga keluarga. Menurut Havighurst Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Usia target audiens tersebut merupakan usia dimana


(37)

seseorang memiliki penghasilan sendiri dan mempunyai hak memuaskan dirinya dan keluarga. Sedangkan usia 18 – 20 tahun sebagai target sekunder yang biasanya merupakan usia sekolah hingga mahasiswa. Usia tersebut adalah usia dimana seseorang sedang mencari jati diri dan bebas berekspresi.

c. Positioning :

Positioning yang dimunculkan dalam perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya adalah sebagai tempat wisata belanja grosir pakaian di Surabaya yang memiliki harga yang murah.

4.1.4 Analisis SWOT

Analisa SWOT merupakan cara untuk mengidentifikasi faktor-faktor secara sistematis untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dalam perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi dapat dilihat pada tabel 4.1 dengan penjelasan yang terperinci dengan menggunakan tabel SWOT.


(38)

Gambar Tabel 4.1 : Analisis SWOT Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Eksternal / Internal

Peluang (Opportunity)

-Harga grosir yang ditawarkan sangat murah dari pasar yang lainnya di surabaya.

-Dapat menjadi peluang bisnis pakaian, kain, dan benang.

Kekuatan (Strength) Kekuatan dan Kesempatan (SO)

-Kusus tentang wisata belanja grosir pakaian -Banyak toko yang menawarkan berbagai jenis pakaian dan kain.

-Termasuk kategori wisata belanja grosir pakaian.

-Menjadi daya tarik bagi pembuka usaha pakaian dari luar kota Surabaya.

-Menginformasikan kepada masyarakat luar kota Surabaya yang ingin membuka bisnis usaha pakaian atau distro

Ancaman dan Kekuatan (ST) Kelemahan dan Kesempatan (WO) -Meningkatkan promosi agar dapat dikenal luas

oleh masyarakat yang suka membeli pakaian secara grosir atau memiliki usaha dibidang kain dan pakaian.

-Bertujuan sebagai menginformasikan wisata belanja grosir termurah di kota Surabaya kepada masyarakat luas.

-Ramai sehingga untuk masuk ke dalam pasar harus berdesak-desakan.

Kelemahan dan Ancaman (WT) Ancaman (T) -Dalam hal pemilihan konsep haruslah lebih

kreatif agar lebih dikenal dari pasar-pasar yang lain di kota Surabaya.

-Ramai sehingga untuk masuk ke dalam pasar harus berdesak-desakan.

-Jalan menuju Pasar Kapasan Selalu macet.

Strategi Utama: dibutuhkan informasi yang tepat dengan menggunakan teknik fotografi yang

baik untuk memacu dayatarik bagi para wisatawan yang ingin belanja dalam bentuk grosir pakaian.


(39)

Dapat dilihat dari Tabel 4.1 di atas, kesimpulan yang di ambil dalam analisis SWOT adalah wisata belanja grosir di kota surabaya sangat berpotensi sebagai objek wisata belanja yang memiliki potensi untuk berbisnis. sebagian masyarakat kota surabaya dan sebagian kecil dari masyarakat luar kota surabaya yang tahu. Dengan demikian, buku ini dapat menjadi sarana media promosi wisata travel guide belanja pakaian grosir di Surabaya.


(40)

Wawancara Untuk memacu dayatarik bagi para wisatawan yang ingin belanja dalam bentuk grosir. STP Murah Lebih rendah daripada harga yang dianggap berlaku di pasaran (KBBI 2016) KASUAL

Corak yang sederhana: untuk memunculkan kasual, dipilih secara

khusus dan diperuntukkan

menambahkan warna agar terlihat menarik (KBBI 2016).

MERIAH

Dari kata riah yang berarti ramai yang bersifat suka ria (kebesaran, kemuliaan, dan sebagainya) (KBBI 2016).

ELEGAN

Elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes (KBBI 2016)

4.2 Keyword

Gambar 4.2 : Analisis Keyword

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Studi Kompetitor Analisis SWOT Observasi Pasar Kapasan adalah salah satu pasar yang menjual grosir pakaian murah di kota surabaya. Resiko yang di hadapi oleh pengunjung adalah tempat yang ramai dan berdesak-desakan tersebut merupakan usia dimana seseorang memiliki penghasilan sendiri dan mempunyai hak memuaskan dirinya dan keluarga. Pasar kapasan adalah tempat belanja yang menguntungkan Bagi para pemilik usaha pakaian atau distro Menarik Mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk memperhatikan (mengindahkan dan sebagainya) (KBBI 2016) Ramai Serba giat, sibuk. (KBBI 2016) Modal uang yang dipakai sebagai pokok (induk) khusus untuk berdagang. (KBBI 2016) Untung Sesuatu (keadaan) yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Mahakuasa bagi perjalanan hidup seseorang (KBBI 2016)


(41)

Dalam perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi diperlukan beberapa proses penelitian agar dapat ditemukan suatu keyword untuk acuan desain yang akan digunakan dalam perancangan buku fotografi ini

Kata kunci yang ditemukan adalah elegan dari beberapa pencarian yang telah dirangkum dari hasil observasi, wawancara, studi kompetitor, STP dan analisis SWOT, serta beberapa pendapat dari beberapa kawan dan dosen pembimbing untuk menemukan keyword yaitu “elegan” yang didefisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes.

Dari hasil keyword studi kompetitor maka didapatkan kesimpulan konsep Murah, dimana definisi murah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah lebih rendah daripada harga yang dianggap berlaku di pasaran. Pernyataan murah diambil dari hasil studi kompetitor yang isinya (Pasar Kapasan adalah salah satu pasar yang menjual grosir pakaian murah di kota surabaya). Dari hasil observasi diambil dari (Resiko yang di hadapi oleh pengunjung adalah tempat yang ramai dan berdesak-desakan) menghasilkan keyword ramai yang berfinisi serba giat atau bisa disebut juga sibuk.

Dari hasil wawancara dan analisis SWOT kekuatan (Strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) ditemukan kata kunci unik yang bermakna tersendiri dalam bentuk atau jenisnya. Hasil tersebut telah di rangkum dari penjelasan wawancara yang berisi (pasar kapasan adalah tempat belanja yang menguntungkan Bagi para pemilik usaha pakaian atau distro), dan


(42)

hasil analisis SWOT (untuk memacu dayatarik bagi para wisatawan yang ingin belanja dalam bentuk grosir).

keyword yang telah ditemukan berdasarkan data dari studi kompetitor, observasi, wawancara, analisis SWOT, dan STP ditemukan katakunci yang pertama dari hasil pencarian kata kunci Studi Kompetitor dan observasi ditemukan kata meriah yang memiliki arti Dari kata riah yang berarti ramai yang bersifat suka ria (kebesaran, kemuliaan, dan sebagainya), dan kedua adalah hasil dari pencarian kata kunci wawancara, analisis SWOT, dan STP yaitu KASUAL yang berarti corak yang sederhana: untuk memunculkan kasual, dipilih secara khusus dan diperuntukkan menambahkan warna agar terlihat menarik.

STP Segmentasi, Target, Positioning didapatkan kata kunci pasar Kapasan diperuntukan bagi kalangan umum yang ingin belanja grosir dari kisaran umur 18 sampai 40 tahun. Dapat disimpulkan dari kalimat tersebut STP yang ditemukan adalah masyarakat yang telah memiliki sudut pandang dan cara pemikiran yang matang. Hasil dari pencarian keyword dari wawancara, analisis SWOT, dan STP ditemukan kata elegan yang memiliki arti Elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes (KBBI 2016), kata kunci ini ditemukan berdasarkan dari studi kompetitor, observasi, wawancara, analisis SWOT dan hasil STP yang telah di ambil beberapa brainstorming yang telah dikerucutkan dengan hasil keyword yaitu “Elegan”.


(43)

4.3 Deskripsi Konsep

Berdasarkan dari analisa keyword yang sudah didapatkan kemudian akan digunakan sebagai konsep, pengetian dari kata kunci ”Elegan” adalah Elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes. Konsep utama pada buku ini sendiri adalah buku travel guide wisata belanja grosir pakaian kota Surabaya berbasis fotografi dengan memberikan pejelasan lokasi, suasana, dan foto kegiatan yang ada didalam pasar.

Konsep dari buku ini sendiri adalah buku travel guide wisata belanja dengan memberikan gambaran suasana dan kegiatan apa saja yang terdapat dilokasi tersebut dengan menggunakan teknik fotografi, yang bertujuan untuk menarik minat audiens untuk berkunjung ke pasar Kapasan Surabaya dan diharapkan dari buku wisata belanja grosir ini maka dapat tersampaikan informasi serta beberapa kegiatan yang ada di lokasi.

4.4 Konsep Perancangan Karya

Konsep perancangan karya adalah rengkaian yang didasarkan melalui konsep yang telah titemukan yang bertujuan sebagai tahapan dalam melakukan suatu karya yang telah di breakdown sedemikian rupa agar mudah untuk mengimplementasikan karyanya nanti, konsep perancangan buku travel guide wisata belanja pakaian grosir di kota Surabaya berbasis fotografi dapat dilihat pada gambar 4.3.


(44)

Gambar 4.3 Konsep Perancangan Karya

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Rumusan Masalah

Studi Kompetitor Observasi Wawancara

Analis SWOT STP Breakdown

Keyword

Perancangan Kratif

Tujuan Kreatif Strategi Kreatif

a. Tagline b. Headline c. Tipografi d. Warna e. Jenis Kertas f. Ukuran Kertas g. Tipe Layout h. Fotografi

Cetak Buku Fotografi


(45)

4.5 Perancangan Kreatif 4.5.1 Tujuan Kreatif

Untuk menciptakan sebuah buku yang menarik bagi para pembaca terhadap buku wisata belanja grosir Surabaya, maka dibutuhkan sebuah konsep yang matang. Dengan adanya pencarian konsep melalui keyword diharapkan nantinya dapan memberikan visualisasi yang menatik dan sesuai dengan segmentasi yang telah dituju sebagai upaya menginformasikan serta menarik minat para pecinta wisata grosir pakaian di luar maupun dalam kota Surabaya sendiri, seperti yang telah dijelaskan dalam rumusan masalah.

4.5.2 Strategi Kreatif

a. Headline dan Sub Headline

Headline yang digunakan untuk merancang buku fotografi wisata grosir pakaian di kota Surabaya adalah “Travel Guide Pasar Grosir Surabaya”. Pemilihan headline tersebut diambil dari beberapa pendapat dari beberapa kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing dengan keterkaitan buku yang berisi tentang kesederhanaan dari pasar yang penuh dengan berbagai kegiatan serta menjelaskan seperti lokasi, suasana dalam pasar, dan di sekitar kawasan pasar agar semua wisatawan mengetahui tempat lokasi, kegiatan, dan apa saja barang yang dijual di pasar tersebut. Dan sub headline pada perancangan buku ini adalah “Barang Hebat Harga Hemat” untuk menyampaikan bahwa di kota Surabaya juga memiliki wisata belanja grosir yang murah dan meriah untuk dikunjungi, dengan


(46)

headline dan sub headline, diharapkan wisatawan yang gemar belanja grosir agar tertarik untuk berbelanja ke pasar kapasan.

b. Ukuran buku

Dalam perancangan buku ini, dipilih ukuran buku medium dengan panjang 20cm x lebar 20cm. Hal ini dilakukandengan mempertimbangkan ukuran yang sesuai, serta memudahkan penempatan foto serta tulisan dengan perbandingan 70% berbanding 30%. Perbandingan lainnya dengan menggunakan ukuran dan perbandingan ini karena legibility (keterbacaan, sifat mudah dibaca) yang di utamakan, untuk menghindari kebosanan saat membaca buku tersebut.

c. Jenis Layout

Jenis layout yang digunakan untuk perancangan buku ini adalah dengan Mondrian layout denga diberikan sentuhan Window Layout. Jenis layout Mondarian yaitu layout yang memiliki desain asimetri dengan mengacu pada bentuk square/landscape/portrait, dimana masing-masing bidangnya memiliki penyajian yang memuat gambar/tuliasan yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang kanseptual menurut buku kusrianto dengan diselingi window layout tampilan dambar yang besar menjadi ciri utama tata letak ini,dan diikuti dengan headline, keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil. Ide yang dipilih dan disempurnakan ke dalam bentuk layout kasar dan dikerjakan secara manual atau biasa disebut dengan sketsa layout. Setelah beberapa desain


(47)

dipilih barulah digunakan acuan layout untuk dikerjakan dengan menggunakan software komputer.

d. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam buku wisata belanja grosir kota surabaya adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dipilih karena merupakan bahasa resmi bagi bangsa Indonesia, dengan memilih bahasa Indonesia audiens dapat memahami dengan mudah dan mencerna apa yang telah dijelaskan dalam isi buku.

e. Warna

Warna oranye, dan hitam adalah warna yang dominan memiliki makna yang sesuai dengan Keyword yang ada. Oranye melambangkan sosialisasi, keceriaan, kehangatan, segar , semagnat dan energi (Anggraini S. dan Nathalia, 2014: 38).

warna hitam memilki sifat warna yang kuat dan percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, dramatis dan misterius (Anggraini S. dan Nathalia, 2014: 38).

Gambar 4.4 Warna Oranye dan Hitam

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Dengan dasar warna oranye dapat membuat produk akan terlihat elegan. Maka dapat disimpulkan dari analisis penulis maka buku wisata


(48)

belanja grosir kota surabaya berbasis fotografi ini menggunakan beberapa elemen warna yaitu oranye dan hitam. warna tersebut digunakan karena terkait pada keyword yang telah di tempukan yaitu “elegan” dari kata-kata ini dapat diuraikan bahwa “elegan” dilambangkan pada warna oranye dan hitam. Pemilihan warna diambil dari beberapa pendapat dari beberapa kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing

f. Tipografi

Font yang digunakan dalam buku wisata pasar grosir pakaian kota surabaya berbasis fotografi ini untuk headline menggunakan font “MAGNIFICENT” pemilihan font tersebut jenis serif yang mempunyai kaki atau sirip berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya, sehingga memiliki kemudahan baca yang cukup tinggi. Kaki-kaki berfungsi untuk memudahkan membaca teks kecil dengan carak baris yang sempit. Serif dapat memberikan kesan klasik, resmi dan elegan pada sebuah karya desain (Anggraini dan Nathalia, 2014: 58).

Gambar 4.5 FONT MAGNIFICENT


(49)

Sedangkan untuk isi konten atau isi setiap halaman dalam buku ini menggunakan font “GARAMONT” karena kensistensi yang akan dibuat dalam buku ini, sekaligus karakter dari pemilihan font tersebut jenis serif yang mempunyai kaki atau sirip berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya, sehingga memiliki kemudahan baca yang cukup tinggi. Kaki-kaki berfungsi untuk memudahkan membaca teks kecil dengan carak baris yang sempit. Serif dapat memberikan kesan klasik, resmi dan elegan pada sebuah karya desain (Anggraini dan Nathalia, 2014: 58). Pemilihan font diambil berdasarkan dari beberapa pendapat dari beberapa kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing.

Gambar 4.6 FONT GARAMONT

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

4.6 Strategi Media

Strategi media adalah siasat atau kebijakan dan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam proses brand awareness, strategi media dibentuk oleh targer audience dengan paduan media yang terdiri dari pilihan media yang digunakan nantinya agar mampu menjadi bagian dari acara pameran.

media yang digunakan dalam perancangan karya ini dibagi menjadi 2(dua) bagian, yaitu media utama dan media pendukung. Media utama dari perancangan


(50)

ini adalah bagian yang diutamakan yaitu buku travel guide wisata belanja pakaian grosir kota Surabaya berbasis fotografi. Media pendukung dari perancangan adalah Pembatas bab, Poster, Kaos, Stiker, dan Gantungan kunci yang bertujuan untuk membantu publikasi media utama.

1. Buku wisata belanja pakaian grosir kota Surabaya berbasis fotografi

Buku ini sebagai acuan dalam proses brand awareness nantinya dan sebagai media utama yang akan digunakan dalam proses strategi media. Ukuran yang diimplementasikan pada ukuran buku ini adalah 20cm x 20cm. Cover dari buku ini decetak dengan menggunakan hard cover dengan laminasi doff untuk memberikan kesan menarik pada buku. Jenis kertas yang digunakan pada cover adalah art paper full colour, dan pada isi menggunakan kertas art paper ukuran 150grm full colour dua sisi. Dengan minimal isi buku 24 halaman

2. Media Pendukung a. Pembatas Bab

Bertujuan untuk memisahkan antar bab dan memperindah halaman agar memunculkan kesan yang enak dilihat dan rapi.

b. Poster

Poster adalah media pendukung yang berperan sebagi media propaganda dan pelengkap untuk mendapatkan perhatian dati para audiens.

c. Kaos

Media ini digunakan untuk mendapatkan perhatian dan rasa keingin tahuan kepada para audiens.


(51)

d. Stiker

Media ini juga berperan dalam promosi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu seperti menjelaskan ajakan, himbauan, dan petunjuk.

e. Gantungan Kunci

Gantungan kunci ini berperan sebagai media promosi secara tidak langsung karena media ini diharapkan memberi rasa keingin tahuan terhadap dara audies yang telah melihatnya.

4.6.1 Alternatif Sket Desain

Alternatif sket desain ini dapat dilihat pada gambar 4.5 dan cover terpilih pada 4.6,dalam hal ini penulis menggunakan punggung buku hanya memberikan headline “Wisata belanja murah Surabaya” dan tagline “nikmati

belanjamu” bertujuan untuk mempermudah pencarian ketika buku di tumpuk,

karena isi pada buku menggunakan ukuran kertas 150grm, menjadikan ketebalan buku kurang dari satu centimeter dikhawatirkan tidak mencukupi untuk teks pada punggung buku nantinya, adapun diberikan teks pada punggung buku nantinya font akan terlihat kecil.

1. Sket Cover Buku

Gambar 4.7 Sketsa Alternatif Desain Layout Cover Buku


(52)

Gambar 4.6 terdapat empat gambar alternatif desain sket layout diantaranya adalah jenis modrian layout, alternatif ini dibutuhkan untuk mendapatkan hasil cover buku yang nantinya dijadikan sebagai acuan desain layout cover yang sesuai dengan keyword yang telah dipilih. Sketsa yang telah terpilih adalah desain alternatif layout cover nomer 1 dapat dilihat pada gambar 4.6. Desain cover ini nantinya akan dijadikan acuan dari semua media pendukung lainnya, karena media buku tersebut adalah media utama.

Gambar 4.8 Desain Layout Cover Buku Terpilih

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Hasil desain sket cover di atas diperoleh dari hasil asistensi dengan dosen pembimbing, dimana dari empat alternatif desain sket tersebut dipilih satu untuk dijadikan acuan desain cover buku travel guide wisata belanja grosir kota Surabaya.


(53)

2. Desain sket layout isi buku

Gambar 4.9 Sketsa Desain layout isi buku

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Desain sket layout isi buku ini nantinya ada beberapa sketsa, seperti pada gambar 4.7 dan 4.8. Karena untuk menghemat halaman pada laporan maka hanya mencntumkan 8 desain layout , dan sketsa ini nantinya akan menjadi acuan desain pada implementasi karya pembuatan buku travel guide wisata belanja kota Surabaya.

3. Desain sket poster

Desain sket poster yang menggunakan ukuran 43cm x 32cm, poster dicetak menggunakan bahan kertas art paper ukuran 210grm. media poster ini bertujuan untuk bagian dari visualisasi buku tetapi dengan media luar ruangan sketsa poster dapat di lihat pada gambar 4.10.


(54)

Gambar 4.10 Sketsa Desain Poster

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016) 4. Sketsa desain kaos

Gambar 4.11 Sketsa Desain Kaos

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti,2016)

Desain sket kaos pada gambar 4.11 tersebut memberikan penjalasan yang digunakan untuk mendapatkan perhatian dan rasa keingintahuan kepada para audiens.


(55)

4.6.2 Alternatif Digital

1. Desain Cover

Gambar 4.12 Alternatif Digital Desain Cover Depan

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Pada gambar diatas ditampilkan 6 alternatif digital desain cover depan pada buku “Travel Guide Pasar Grosir Surabaya”. Alternatif desain yang mengacu pada sketsa yang terpilih sesuai keyword yang dijadikan sebagai acuan desain digital pada cover buku. Alternatif digital tersebut terdapat perbedan mulai dari layout, penempatan gambar, dan warna dan bentuk foto atau gambar pasar.


(56)

Gambar 4.13 Digital Desain Cover Depan Yang Terpilih

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Hasil digital desain cover di atas diperoleh dari hasil asistensi dengan dosen pembimbing, dimana dari empat alternatif desain sket tersebut dipilih satu untuk dijadikan acuan desain cover buku travel guide wisata belanja grosir kota Surabaya.

4.7 Implementasi Desain

Dari sketsa desain yang telah dibuat pada masing-masing media utama dan media pendukung, maka akan akan terpilih satu desain sebagai acuan untuk semua media maupun pembuatan buku travel guide pasar grosir berbasis fotografi dengan desain cover sebagai acuan dari semua media nantinya dan media utama serta media pendukung antara lain sebagai beikut:

4.7.1 Implementasi Buku Travel Guide

Pertimbangan pemilihan media ini adalah sesuai dengan judul laporan, dimana media yang digunakan adalah media buku, buku ini nantinya seperti


(57)

halnya buku travel guide lainnya dimana setiap destinasi wisata akan menunjukan peta dan lokasi sekitar wisata, akan tetapi buku travel guide ini juga akan menunjukan beberapa informasi setiap pasar .

1. Cover Depan Buku

Media ini diimplementasikan menggunakan ukuran 20cm x 20cm, Cover buku ini dicetak dengan menggunakan hardcover untuk memberikan kesan elegan pada cover buku. dengan sistem cetak offset full colour, dan pada isi menggunakan art paper 150grm full colour.

Gambar 4.14 Digital Desain Cover Depan


(58)

2. Daftar isi

Gambar 4.15 Daftar Isi

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Daftar isi ini diupayakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya daftar isi, pembaca dapat memilih apa yang akan dilihat halaman setiap destinasi dari wisata belanja yang diinginkan Pembatas Bab

3. Pembatas Bab

Pembatas bab ini bertujuan sebagai pemisah antar halaman isi bab dengan yang lainnya dan akan memunculkan kesan yang enak dilihat dan rapi. Desain batas bab diambil dari beberapa pendapat atau usulan dengan kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing.


(59)

Gambar 4.16 Desain Pembatas Bab

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016) a. Digital desain isi buku

Gambar 4.17 Halaman 1-8


(60)

Pada halaman 1 menjelaskan tentang sejarah singkat dan beberapa penjelasan mengenai Pasar DTC itu sendiri, halaman 2 akan menjelaskan tentang lokasi dari pasar, dan halaman 3-8 akan menjelaskan tentang kegiatan yang ada di pasar.

Gambar 4.18 Halaman 9-16

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Pada halaman 9 menjelaskan tentang sejarah singkat dan beberapa penjelasan mengenai Pasar ATOM itu, pada halaman 10 akan menjelaskan tentang lokasi dari pasar, dan halaman 11-16 akan menjelaskan tentang kegiatan apa saja yang ada di pasar ATOM.

Gambar 4.19 Halaman 17-24

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Pada halaman 17 menjelaskan tentang sejarah singkat dan beberapa penjelasan mengenai Pasar Kapasan itu, pada halaman 18 akan menjelaskan


(61)

tentang lokasi pasar dan sekitaran, dan halaman 19-24 akan menjelaskan tentang kegiatan apa saja yang ada di pasar Kapasan. Dari semua isi buku diambil dari beberapa pendapat atau usulan dengan kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing.

4.7.2 Implementasi Desain Media Pendukung

a. Poster

Gambar 4.20 Implementasi Desain Poster

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Pada poster ini akan menggambarkan 3 pasar yang akan dibahas dalam isi dari buku travel guide buku wisata belanja agar menciptakan suasana hangat dan enak dipandang terhadap poster tersebut. Hasil poster ini diambil dari beberapa pendapat atau usulan dengan kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing.


(62)

b. Kaos

Gambar 4.21 Implementasi Desain Kaos

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Desain sket kaos pada gambar 4.22 tersebut memberikan penjalasan yang digunakan untuk mendapatkan perhatian dan rasa keingin tahuan kepada para audiens.

c. Stiker

Gambar 4.22 Implementasi Desain Stiker

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Stiker di desain seperti pada gambar 4.23 secara audiens langsung audiens telah informasikan bahwa adanya pasar grosir di kota Surabaya dengan ukuran stiker 13cm x 8cm. Desain stiker diambil dari beberapa pendapat atau usulan


(63)

dengan kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing dan pemilihan dari beberapa alternatif.

d. Pembatas Buku

Gambar 4.23 Desain Pembatas Buku

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

Desain pembatas Buku bertujuan agar menjadi media yang sering digunakan untuk mempermudah para pembaca yang mempersingkat pencarian halaman setelah membaca halaman tersebut di kemudian hari. Media ini didapat dari beberapa usulan serta asistensi kepada dosen pembimbing dan dipilih dari beberapa alternatif.

e. Desain Gantungan Kunci

Desain gantungan kunci ini berbentuk bulat bertujuan untuk menarik perhatian secara tidak langsung untuk melihat media ini dan memberikan kesan menarik maka dari itu gantungan dicetak berbentuk bulat. Desain gantingan kunci diambil dari beberapa pendapat atau usulan dengan kawan dan asistensi kepada dosen pembimbing dan pemilihan dari beberapa alternatif.


(64)

Gambar 4.24 Desain Gantungan Kunci

Sumber : (Hasil Olahan Peneliti, 2016)

4.8 Produksi Buku

Produksi biaya media ini membahas tentang penghitungan dana untuk mencetak Buku Travel Guide Belanja Grosir Pakaian Kota Surabaya :

a) Tingkatan Harga Pokok Produksi Cetak

Harga pokok produksi dapat dikatan sesuai dengan harga yang ditawarkan terhadap order pencetakan buku dan kualitasnya. Agar lebih efisien penulis akan memilih menggunakan sistem cetak yang sesuai dengan kebutuhan. b) Ketepatan Jadwal Produksi

Penetapan harga akan lebih baik jika jadwal produksi yang selesai dengan tepat waktu. Ketepatan waktu untuk produksi penyerahan hasil cetak sangat penting dan mempengaruhi kredibilitas dan profit dari percetakan.

c) Kelancaran Waktu

Penyerahan buku ke penerbitan sesuai dengan jadwal produksi maka penerbit akan memperoleh ketepatan waktu edar yang akan mempengaruhi laku atau tidaknya buku.


(65)

d) Penghitungan Harga Cetak

Harga cetak buku harus diperhitungkan dengan rumusan-rumusan yang akan menentukan harga buku tersebut.

Buku travel guide wisata belanja grosir pakaian ini berukuran 20cmx20cm, total halam adalah 24 halaman bolak-balik, apabila dihitung sekitar 12 lembar untuk isi dan 2 lembar untuk isi cover depan dan belakang, memakai kertas artpaper ukuran 150grm dengan cetak hardcover menggunakan laminasi dan isi buku dengan menggunakan ukuran 150 grm, 1 lembar plano dapat mencukupi 4 lembar kertas ukuran A3+, 1 kertas A3+ dengan ukuran buku 20cmx20cm dapat mencukupi 4 lembar buku halaman isi buku bolak balik dan apa bila di cetak bolak balik akan menghasilkan 8 halaman isi buku. Per 1 lembar plano ukuran 65cmx100cm dapat mencukupi 16 lembar isi buku. 1. Biaya Cetak Isi Buku

a. Harga cetak/sisi(1100exp+waste) =Rp 8.300.000 b. 12 lembar isi buku:16 lemabar Plano = 0,75 Plano

= 0,75 x 2 (cetak bolak balik) = 1,5

= 1,5 x Rp. 8.300.000

= Rp. 12.450.000 2. Biaya Kertas

a. Harga/plano = Rp. 2.500


(66)

= Rp. 3.750 x Rp. 1.100 = Rp. 4.125.000

3. Biaya Cetak Isi Buku + Kertas =Rp.12.450.000+Rp.4.125.000

= Rp. 16.575.000

4. Biaya Cetak Cover

a. Harga cetak cover/2 sisi(1100exp) = Rp. 50.000

b. Harga/Plano 2sisi = Rp. 2.500 : 2 = Rp. 1.250 = Rp. 1.250 x Rp. 1.100 = Rp. 1.375.000

c. Harga kertas cover + harga cetak =Rp.1.375.000 + Rp.50.000

d. Biaya cetak cover = Rp. 1.450.000

5. Biaya laminasi

a. Harga laminasi = Rp 0,50

b. Panjang + tinggi buku = 20cm x 20cm = 400cm = 400cm x 2 = 800cm = 800cm x 1.100 = 880.000 6. Biaya Cetak Cover + Laminasi =2.330.000

7. Biaya Jilid Hard Cover

a. Biaya Jilid = Rp.30.000,-

b. 30.000 x 2 lembar x 1.100 exp+waste = Rp.66.000.000 8. Total Produksi


(67)

Biaya cetak cover + laminasi = Rp.2.330.000

Biaya binding = Rp.66.000

= Rp.84.905.000

9. Harga Jual Buku

(Total produksi : exp) = Rp77.186 (dibulatkan menjadi Rp.78.000) 10.Titik Impas

Harga total produksi : harga jual = Rp.84.905.000:Rp.78.000

= 1.088 buku terjual

11.Laba Bersih

(Harga buku x 10%) x exp = (Rp.7.800) x 1000

= Rp.7.800.000

12.Laba Kotor Penerbit

(Harga buku – Laba penulis/buku) x exp =(Rp.78.000Rp.7.800) x1.000


(68)

62

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang buku travel guide wisata belanja grosir murah kota surabaya berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat dalam maupun luar kota surabaya yang sedang menetap di kota sirabaya. Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan ini adalah:

a. Perancangan buku travel guide pasar grosir ini adalah salah satu upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat kota Surabaya, masyarakat dari luar kota dan pendatang yang singgah di kota surabaya untuk mengetahui beberapa pasar grosir yang murah di kota surabaya.

b. Konsep dari perancangan buku travel guide ini adalah “elegan. Deskripsi dari “elegan” adalah Elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes. Konsep utama pada buku ini sendiri adalah buku travel guide wisata belanja grosir pakaian kota Surabaya berbasis fotografi dengan memberikan pejelasan lokasi, suasana, dan foto kegiatan yang ada didalam pasar. Konsep “elegan” dihadirkan untuk menanamkan persepsi masyarakat bahwa tidak semua pasar kotor dan kumuh.


(69)

c. Perancangan diimplementasikan kedalam bentuk kreatif, dengan perancangan yang mengacuh pada teknik penginformasian pasar grosir murah kepada masyarakat sebagai referensi wisara belanja murah di kota surabaya.

d. Media pendukung yang digunakan pada perancangan ini meliputi, poster, stiker, kaos dan kartu nama. Media pendukung yang ada dan warna yang digunakan sesuai dengan keyword yang telah didapatkan.

5.2 Saran

Adapun saran dari penciptaan buku travel guide wisata pakaian grosir kota surabaya adalah:

a. Memperdalam lagi detail informasi dan sajian foto sekaligus menambahkan penjelasan yang akurat agar pembaca juga dapat memahami dan memperoleh referensi dari membaca buku ini.

b. Memberikan perhatian khusus pada media pendukung yang digunakan agar dapat sesuai dengan segmentasi dan dapat dikenal oleh masyarakat luas. Sarana perancangan visual yang sudah dirancang diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.

c. Perancangan ini dapat dikembangkan untuk perancangan dengan media fotografi


(70)

64

Budrillard, Jean P. 2004. Masyarakat Konsumsi. Diterjemahkan Oleh wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Davenport, Alma. The History of Photograpy. London, 1996

Edward Inskeep. Tourism Planning, London, 1991

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1998

Fandeli, Chafid. 1995. Pengertian dan Kerangka Dasar Kepariwisataan dalam Dasar-dasar Kepariwisataan Alam (ed. Chafid Fandeli). Yogyakarta: Liberty

Hizair. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. 2013. 20 Februari 2014

Kohdyat, H. Sejarah Pariwisata dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 1996

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi keduabelas, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Marzuki. (2000). Metodologi Riset. Yogyakarta, UII Press. Nugroho, R. Amien. Kamus Fotografi. Jakarta: Andi,2006.

Nugroho, Yulius Widi. Jepret! Yogyakarta: Familia, 2011.

Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. ______________. 2008. Layout. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiarto, Atok. Kamus Pinter Fotografer. Jakarta: 12 Erlangga, 2009.

____________ Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.


(71)

Sigit, Suhardi 2007. Marketing Praktis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Penerbit Liberty.

Way, Wilsen. human interest photography.. Jakarta. Anggota IKAPI. 2014.

Wijaya, Taufan. Foto Jurnalistik Dalam Dimensi Utuh. Klaten: CV. Sahabat, 2011

Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta : PT. Pertja.

Yuliadewi, Lesie. “Mengenal Fotografi dan Fotografi Desain”. Nirmana 1.1 (Januari 1999): 4

Web

www.surabaya.go.id/ diakses pada tanggal 25 Maret 2016

www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/about.html di akses pada tanggal 27 Maret 2016


(1)

= Rp. 3.750 x Rp. 1.100 = Rp. 4.125.000

3. Biaya Cetak Isi Buku + Kertas =Rp.12.450.000+Rp.4.125.000

= Rp. 16.575.000

4. Biaya Cetak Cover

a. Harga cetak cover/2 sisi(1100exp) = Rp. 50.000

b. Harga/Plano 2sisi = Rp. 2.500 : 2 = Rp. 1.250 = Rp. 1.250 x Rp. 1.100 = Rp. 1.375.000

c. Harga kertas cover + harga cetak =Rp.1.375.000 + Rp.50.000 d. Biaya cetak cover = Rp. 1.450.000

5. Biaya laminasi

a. Harga laminasi = Rp 0,50

b. Panjang + tinggi buku = 20cm x 20cm = 400cm = 400cm x 2 = 800cm = 800cm x 1.100 = 880.000 6. Biaya Cetak Cover + Laminasi =2.330.000

7. Biaya Jilid Hard Cover

a. Biaya Jilid = Rp.30.000,-

b. 30.000 x 2 lembar x 1.100 exp+waste = Rp.66.000.000 8. Total Produksi


(2)

61

Biaya cetak cover + laminasi = Rp.2.330.000

Biaya binding = Rp.66.000

= Rp.84.905.000

9. Harga Jual Buku

(Total produksi : exp) = Rp77.186 (dibulatkan menjadi Rp.78.000) 10.Titik Impas

Harga total produksi : harga jual = Rp.84.905.000:Rp.78.000

= 1.088 buku terjual

11.Laba Bersih

(Harga buku x 10%) x exp = (Rp.7.800) x 1000

= Rp.7.800.000

12.Laba Kotor Penerbit

(Harga buku – Laba penulis/buku) x exp =(Rp.78.000Rp.7.800) x1.000


(3)

62 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang buku travel guide wisata belanja grosir murah kota surabaya berbasis fotografi sebagai sarana informasi bagi masyarakat dalam maupun luar kota surabaya yang sedang menetap di kota sirabaya. Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan ini adalah:

a. Perancangan buku travel guide pasar grosir ini adalah salah satu upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat kota Surabaya, masyarakat dari luar kota dan pendatang yang singgah di kota surabaya untuk mengetahui beberapa pasar grosir yang murah di kota surabaya.

b. Konsep dari perancangan buku travel guide ini adalah “elegan. Deskripsi dari “elegan” adalah Elok, rapi, anggun, lemah gemulai, luwes. Konsep utama pada buku ini sendiri adalah buku travel guide wisata belanja grosir pakaian kota Surabaya berbasis fotografi dengan memberikan pejelasan lokasi, suasana, dan foto kegiatan yang ada didalam pasar. Konsep “elegan” dihadirkan untuk menanamkan persepsi masyarakat bahwa tidak semua pasar kotor dan kumuh.


(4)

63

c. Perancangan diimplementasikan kedalam bentuk kreatif, dengan perancangan yang mengacuh pada teknik penginformasian pasar grosir murah kepada masyarakat sebagai referensi wisara belanja murah di kota surabaya.

d. Media pendukung yang digunakan pada perancangan ini meliputi, poster, stiker, kaos dan kartu nama. Media pendukung yang ada dan warna yang digunakan sesuai dengan keyword yang telah didapatkan.

5.2 Saran

Adapun saran dari penciptaan buku travel guide wisata pakaian grosir kota surabaya adalah:

a. Memperdalam lagi detail informasi dan sajian foto sekaligus menambahkan penjelasan yang akurat agar pembaca juga dapat memahami dan memperoleh referensi dari membaca buku ini.

b. Memberikan perhatian khusus pada media pendukung yang digunakan agar dapat sesuai dengan segmentasi dan dapat dikenal oleh masyarakat luas. Sarana perancangan visual yang sudah dirancang diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.

c. Perancangan ini dapat dikembangkan untuk perancangan dengan media fotografi


(5)

64 Buku

Budrillard, Jean P. 2004. Masyarakat Konsumsi. Diterjemahkan Oleh wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Davenport, Alma. The History of Photograpy. London, 1996

Edward Inskeep. Tourism Planning, London, 1991

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1998

Fandeli, Chafid. 1995. Pengertian dan Kerangka Dasar Kepariwisataan dalam Dasar-dasar Kepariwisataan Alam (ed. Chafid Fandeli). Yogyakarta: Liberty

Hizair. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. 2013. 20 Februari 2014

Kohdyat, H. Sejarah Pariwisata dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 1996

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi keduabelas, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Marzuki. (2000). Metodologi Riset. Yogyakarta, UII Press. Nugroho, R. Amien. Kamus Fotografi. Jakarta: Andi,2006.

Nugroho, Yulius Widi. Jepret! Yogyakarta: Familia, 2011.

Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. ______________. 2008. Layout. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiarto, Atok. Kamus Pinter Fotografer. Jakarta: 12 Erlangga, 2009.

____________ Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.


(6)

65

Sigit, Suhardi 2007. Marketing Praktis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Penerbit Liberty.

Way, Wilsen. human interest photography.. Jakarta. Anggota IKAPI. 2014.

Wijaya, Taufan. Foto Jurnalistik Dalam Dimensi Utuh. Klaten: CV. Sahabat, 2011

Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta : PT. Pertja.

Yuliadewi, Lesie. “Mengenal Fotografi dan Fotografi Desain”. Nirmana 1.1

(Januari 1999): 4

Web

www.surabaya.go.id/ diakses pada tanggal 25 Maret 2016

www.eastjava.com/tourism/surabaya/ina/about.html di akses pada tanggal 27 Maret 2016