Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI TAHUN III (2014)

PENGEMBANGAN MATERI AJAR CAMPUR DAN ALIH KODE DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLINGUISTIK BERBASIS

KOMUNIKASI PROMOSI

Oleh:

Prof. Dr. Abdul Ngalim (Ketua) NIP: 19461211198031001

NIDN: 0011124601

Prof. Dr. Markhamah (Anggota1) NIP: 131683025

NIDN: 0014045801

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Anggota 2) NIP: 196504281993031001

NIDN: 0028046501

DIBIAYAI OLEH DP2M DITJEN DIKTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN NOMOR: 194.29/A.3-III/LPPM/V/2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014


(2)

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

PRAKATA ... iv

RINGKASAN ... vi

SUMMARY ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Roadmap Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ... 13

A. Materi Ajar ... 13

B. Penelitian Campur dan Alih Kode ... 15

C. Penelitian Pembelajaran Bahasa ... 18

D. Penelitian Sosiolinguistik ... 21

E. Penelitian Interferensisi ... 29

F. Penelitian Komunikasi ... 29

G. Penelitian Promosi ... 33

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 34

A. Tujuan Penelitian ... 34

B. Manfaat Penelitian ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

A. Desain dan Strategi Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 37

C. Sumber Data ... 38

D. Metode Penelitian Menurut Tahun Pelaksanaan ... 38

E. Alir Metode Penelitian ... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Proses Implementasi ... 41

B. Implementasi Pengembangan Konsep Campur Kode ... 42

C. Implementasi Pengembangan Konsep Alih Kode ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

LAMPIRAN ... 82

Draf Artikel Seminar Internasional ... 82


(4)

iv

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Pencipta dan Pengatur alam semesta. Dengan rahmat dan berkah dari Allah swt, penelitian Hibah Kompetensi Tahun Ketiga (2014) serta penyusunan buku laporan ini selesai. Judul penelitian ini, “Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi” Tim peneliti berkeyakinan bahwa tanpa anugerah kesehatan, kekuatan dan kemampuan dari Allah swt, diiringi bantuan dari berbagai pihak berikut tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak berikut, yang telah membantu dalam penelitian ini.

1. Direktur Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masysrakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah berkenan mendukung biaya proyek penelitian Hibah Kompetensi ini.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penelti untuk melakukan kegiatan penelitian Hibah Kompetensi ini..

3. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta beserta staf, yang telah berkenan memproses usulan penelitian Hibah Kompetensi ini sampai berhasil, dan membantu kelancaran dalam pelaksanannya hingga selesai.

4. Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Ketua Program Studi Magister Pengkajian Bahasa yang sejak awal memberikan dukungan proses pengusulan sampai dengan pelaporan penelitian ini.

5. Pimpinan Fakultas Ilmu Budaya, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Universitas Diponegoro (UNDIP) di Semarang yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD).

6. Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Surakarta yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD).


(5)

v

7. Pimpinan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Purwokerto yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta para dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD)

8. Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Universitas Widya Duta (UNWIDA) di Klaten yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta para dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD).

9. Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta para dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD) Universitas Pekalongan (UNKAL) di Pekalongan.

10.Pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, yang telah berkenan mengijinkan tim peneliti untuk melakukan penelitian, beserta para dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari Focus Group Discussion (FGD)

11.Para mahasiswa Program Studi Magister Pengkajian Bahasa (MPB), Sekolah Pascasarajana, dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Teriring doa, semoga menjadi amal saleh Bapak/ Ibu/ Saudara yang telah disebutkan di muka. Jazakumullahi khairan katsira. Dalam proses penelitian ini, tim peneliti telah berupaya semaksimal mungkin demi hasil yang optimal. Namun, peneliti menyadari, bahwa hasil penelitian dan penulisan buku laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, tegur sapa, kritik, serta saran-saran yang konstruktif akan peneliti terima dengan senang hati demi perbaikan untuk penulisan buku berikutnya. Akhirnya, tim peneliti berharap hasil penelitian ini ada manfaatnya bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, bidang pendidikan dan humaniora khususnya.

Surakarta, 10 Nopember 2014 Tim Peneliti,

Abdul Ngalim, Markhamah, dan Harun Joko Prayitno


(6)

vi

Ringkasan Penelitian

Hibah Kompetensi Tahun Ketiga (2014)

PENGEMBANGAN MATERI AJAR CAMPUR DAN ALIH KODE DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLINGUISTIK BERBASIS

KOMUNIKASI PROMOSI Oleh:

Abdul Ngalim, Markhamah, dan Harun Joko Prayitno

Menindaklanjuti hasil penelitian tahun kedua, yang berjudul, ”Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi” berupa desain Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi. Pada tahun ketiga ini berupa implementasi hasil pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. Penelitian ini merupakan salah satu rintisan terwujudnya bidang kajian Promolinguistik. Konsep kebahasaan yang dituangkan dalam kajian sosiolinguistik, psikolinguistik, tampaknya masih layak diikuti oleh terminologi promolinguistik. Selama ini istilah promosi. yang dikaitkan dengan kajian kebahasaan tampaknya sebatas disinonimkan dengan iklan, advertensi, reklame, dan pariwara. Pada hakikatnya, komunikasi promosi, dari bauran promosi (promotional mix) dengan empat metode: iklan (advertising ) jual wiraniaga (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity) menjadi bauran komunikasi pemasaran (the marketing promotional mix) dengan ditambah metode pemasaran langsung (direct marketing) dan hubungan masyarakat (public relation).

Ada 2 tujuan yang dicapai dalam penelitian ini. 1. Mengimplementasikan hasil pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. 2. Mendeskripsikan fungsi implementasi pengembangan materi ajar cam pur kode dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi.

Tempat penelitian ini dilakukan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sepropinsi Jawa Tengah yang memiliki program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), atau Jurusan Bahasa Indonesia (BI) pada Fakultas Sastra (FS) atau Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Pada tahun ketiga, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Surakkarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), di Surakarta, Universitas Diponegoro (UNDIP), di Semarang, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), di Purwokerto, Universitas Pekalongan (UNKAL), di Pekalongan, dan Universitas Widya Duta (UNWIDA) di Klaten.

Sumber data yang berkaitan dengan kelayakan desain pengembangan konsep campur serta alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi


(7)

vii

promosi adalah dosen jurusan atau program studi Bahasa dan sastra Indonesia yang ditunjuk sebagai bagian dari FGD (Focus Group Discussin). Sementara itu, wujud komunikasi promosi dapat diperoleh melalui rekam catat pada siaran TV, leaflet, brosur, baliho, benner perbankan, majalah dan surat kabar yang memuat promosi, maupun pengusaha pemasang promosi. Objek penelitian, implementasi hasil pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolingguistik berbasis komunikasi promosi. Di samping itu, juga basis pembelajaran komunikasi promosi, terutama bauran komunikasi iklan, promosi penjualan, dan jual wiraniaga. Teknik analisis data, dengan interpretasi dan interaksi dalam forum desiminasi maupun di luar forum desiminasi. Di samping itu, juga masih diperlukan teknik analisis padan intralingual dan ekstralingual.

Hasil penelitian sebagai berikut. 1. Proses implementasi hasil pengembangan materi ajar campur kode dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi telah dilakukan dengan berbagai langkah. Menugaskan mahasiswa untuk membaca teks artikel, dan mendiskusikan hasil pengembangan materi ajar campur kode dan alih kode dalam pembel ajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. Ada beberapa hal yang disampaikan dalam simpulan hasil diskusi. a. Mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan teori campur kode, sebelum dikembangkan, Campur kode sebagai pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa lain secara konsisten. b. Mahasiswa membaca artikel, mendiskusikan dan memahami wujud pengembangan secara teoritik, campur kode adalah percampuran dua bahasa atau lebih, dua ragam bahasa atau lebih, dua dialek atau lebih, dua tingkat tutur atau lebih, yang disebabkan oleh faktor tertentu. c. Mahasiswa memahami dan dapat menjelaskan alih kode sebelum dikembangkan, merupakan peristiwa peralihan kode yang satu ke kode yang lain. d. Alih kode juga merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan bahasa (language dependency) di dalam masyarakat multilingual. alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat terjadi antar ragam atau gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Alih kode ditandai oleh dua hal. e. Masing-masing bahasa masih mendukung fungsi tersendiri sesuai dengan konteksnya. f. Fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan.

Tanda demikian disebut unit-unit kontekstual (contexctual units). Penyebab terjadinya alih kode: (1) pembicara atau penutur, (2) pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) perubahan dari formal ke informal, (5) perubahan topik pembicaraan. Berdasarkan acuan tersebut disimpulkan, bahwa alih kode merupakan peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain karena perubahan situasi yang mungkin terjadi antarbahasa, antarvarian (baik regional maupun sosial) antar register, antarragam ataupun antargaya. g. Wujud pengembangan secara teoritik, alih kode layak dikembangkan dengan peralihan atau perpindahan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain, dari dialek yang satu ke dialek yang lain, dari ragam bahasa yang satu ke ragam bahasa yang lain, dan dari tingkat tutur yang satu ke tingkat tutur yang lain karena adanya faktor tertentu. Faktor penyebab terjadinya campur kode di antaranya: penguasaan lebih dari satu bahasa, perkembangan terknologi, penguasaan lebih dari satu dialek, penguasaan beberapa ragam bahasa, serta penguasaan atau pembelajaran bahasa Jawa yang memiliki komponen tingkat tutur, dan pembelajaran bahasa daerah serta bahasa asing yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Di samping itu, produk teknologi baru yang menggunakan bahasa asing


(8)

viii

(Inggris dan Arab misalnya), perisiwa alih kode sulit dihindari. Oleh sebab itu, layaknya bukan lagi sebagai pengacauan, kesalahan atau transfer negatif, tetapi sebagai suatu kewajaran. h. Mahasiswa membaca artikel, mendiskusikan, serta menyimpulkan pemahaman basis bauran komunikasi promosi. Hal ini sesuai dengan fenomena perkembangan komunikasi promosi, bauran komunikasi iklan, promosi penjualan, jual wiraniaga, pemasaran langsung, publisitas, dan hubungan masyarakat. Hasil dari bauran komunikasi iklan, promosi penjualan, dan jual wiraniaga tampak memberi kontribusi terhadap upaya peningkatan daya jual produk barang maupun jasa. Dengan demikian, terjadi komunikasi promosi yang efektif.

2. Ada beberapa peran implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode. a. Pengarah mahasiswa untuk membaca, mendiskusikan, memahami, serta menjadikan bagian dari bahan kajian untuk penelitian ilmiah (makalah, artikel, skripsi) tentang pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. b. Pengarah mahasiswa untuk membaca, mendiskuasikan, memahami, serta menjadikan bagian dari bahan kajian untuk penelitian ilmiah (makalah, artikel, skripsi) tentang pengembangan materi ajar alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis manajemen. c. Pengarah mahasiswa untuk membaca, mendiskuasikan, memahami, serta menjadikan bagian dari bahan kajian untuk penelitian ilmiah (makalah, artikel, skripsi) tentang perpaduan antara konsep campur dan alih kode dengan konsep unsur pemasaran yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (the marketing communication mix), dengan berbagai metode pemasaran. d. Pengarah mahasiswa untuk membaca, mendiskusikan, memahami, serta menjadikan bagian dari bahan kajian untuk penelitian ilmiah (makalah, artikel, skripsi) tentang perpaduan antara konsep campur dan alih kode dengan konsep komunikasi promosi, yang memiliki arti interaksi signifikan dan positip antara pengusaha atau penjual dengan pemasang promosi. e. Pemberi pengalaman mahasiswa untuk kepentingan masa depan, terkait dengan pemilihan bahasa yang memiliki kontribusi terhadap peningkatan daya jual produk barang maupun jasa.


(9)

ix SUMMARY

INSTRUCTIONAL MATERIALS DEVELOPMENT OF CODE MIXING AND CODE SWITCHING IN PROMOTION COMMUNICATION-BASED

SOCIOLINGUISTICS LEARNING

Abdul Ngalim, Markhamah, Harun Joko Prayitno

In relation to the second year research grant, entitled Instructional Materials Development of Code Mixing and Code Switching in Promotion Communication-Based Sociolinguistics Learning, the research produced a design of the instructional materials development. The third year one focused on implementing the result of the instructional materials development. It is one of the promo-linguistics analyses. The language concept in sociolinguistics and psycholinguistics analysis needs to introduce promo-linguistics terminology. In recent years, a promotion related to language analysis is limited to a synonym for iklan, reklame and pariwara (advertisement). In essence, communication promotion of promotion mix comprises four methods: advertisement of personal sales, sales promotion, publicity into marketing promotional mix and direct marketing and public relations.

The study aims at 1) implementing the result of code mixing and code switching instructional materials development in promotion communication-based sociolinguistics learning, and 2) describing the implementation of code mixing and code switching instructional materials development in promotion communication-based sociolinguistics learning. It was located in Study Program of Literary and Indonesian Education, Teacher and Training Education Faculty, Literary Faculty, Culture Faculty of State and Private Higher Education of Provincial Central Java. In particular, in the third year research, it was situated at Muhammadiyah University of Surakarta, Sebelas Maret University of Surakarta, Diponegoro University of Semarang, Jenderal Soedirman University of Purwokerto, Pekalongan University, and Widaya Duta University of Klaten.

The data sources were the lecturers of Literary and Indonesian Study Program. The promotion communication derived from television broadcastings, brochures, billboards, banking banners, magazines and newspapers publishing promotions and their entrepreneurs.

The object of the research was the implementation of code mixing and code switching instructional materials development in promotion communication-based sociolinguistics learning; the promotion communication mainly included advertising


(10)

x

communication mix, sales promotion, and advertising sales. The techniques of data analysis were the interpretation and interaction inside and outside dissemination and intra-lingual and extra-lingual analysis.

The results of the study showed that 1) The implementation process of the code mixing and code switching instructional materials development was giving an assignment to the students for reading an article and discussed the development. It could be concluded that a) the students could understand and and explain code mixing theory before it was developed. A code mixing for using two or more languages introduced one language’s elements to another one consistently. b) The students read an article, discussed and understood a theoretical development, stating that a code mixing is a mix of two or more languages, two or more versions of languages, two or more dialects, and two or more speech levels due to given factors. c) The students could understand and explain a code switching before it was developed (from one code switching to another one). d) A code switching is one of the mutual-language dependency aspects in a multi-lingual community. It can not only happen between languages it can but also occur between versions or styles of languages in one language. The code switching is characterized with two things. e) Each language has its own function for its context. f) The function of language is adapted to relevant situation. The sign is termed as contextual units. The code switching is due to the following: (1) speakers, (2) listeners, (3) situation change for the third speakers, (4) formal-to-informal change, and (5) topic change. Based on the description, it could be concluded that a code switching is switching a code to another for situation change between languages, variants (regional and social), registers, versions, or styles. g) In a theoretical development, a code switching is reasonably developed by switching one language to another, one dialect to another, one version to another, or speech level to another for given factors. A code switching may be due to the following factors: fluency in more than one language, technology development, literacy in more than one dialect, literacy in some versions of languages, and fluency in Javanese learning with speech level component, and local language learning as well as foreign language learning by suing Indonesian as its medium. In addition, the new technology product with foreign languages (such as Arabic) makes a code switching difficult to avoid. Therefore, it is not an intervention, error or negative transfer, but it is naturalness. h) The students read an article, discussed and made a conclusion about the understanding of promotion communication mix basis. It is relevant to the phenomena of promotion communication development, advertisement communication mix, promotion sales, advertising sales, direct marketing, publicity, and human relations. The results of the advertisement communication mix, promotion sales, and advertising sales seems to give contribution to increased product and service sales. Thus, it makes an effective promotion communication.

2) The implementations of code mixing and code switching instructional materials development could be describe as follows. a) It influenced the students on reading,


(11)

xi

discussing, understanding and causing these to be part of analysis (such as articles and scientific papers) of code mixing and code switching theory development in promotion communication-based sociolinguistics learning. b) It influenced the students on reading, discussing, understanding and causing these to be part of analysis (such as articles and scientific papers) of code mixing and code switching theory development in management-based sociolinguistics learning. c) It influenced the students on reading, discussing, understanding and causing these to be part of analysis (such as articles and scientific papers) of the integration between code mixing and code switching with marketing concept, usually known as marketing communication mix by using various marketing methods. d) It influenced the students on reading, discussing, understanding and causing these to be part of analysis (such as articles and scientific papers) of the integration between code mixing and code switching with promotion communication concept, reflection a significant and positive interaction between entrepreneurs and promotion advertisers. e) It gave any experiences to the students for their future development in relation to language use or choice for increased product and service sales.


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian tahun ketiga ini, merupakan tindak lanjut dari penelitian Hibah Kompetensi (HIKOM) tahun pertama (2012) dan tahun kedua (2013). Tahun pertama, telah dihasilkan iden tifikasi “Pemahaman Dosen dan Mahasiswa mengenai Campur Kode dalam Pembelajaran Sosio linguistik”. Hasil identifikasi pada tahun pertama tersebut, dituangkan dalam makalah seminar antarbangsa (internasional). Makalah yang telah diseminarkan tersebut dimuat dalam prosiding, Memartabatkan Bahasa Melayu di ASEAN I. Sementara itu, hasil identifikasi “Pemahaman Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik” diseminarkan pada Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) di Universitas Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Adapun hasil penelitian tahun kedua, berupa desain, “Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”. Desain hasil pengembangan materi ajar yang telah dicapai pada penelitian tahun kedua tersebut, berupa draf artikel jurnal terakreditasi nasional Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) yang sedang proses editing. Judul draf dimaksudkan, “Campur Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Bauran Komunikasi Iklan dan Promosi Penjualan”.

Pada tahun ketiga ini, draf artikel tersebut, dan salah satu artikel berjudul, “Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Bauran Komunikasi Iklan, Promosi Penjualan, dan Jual Wiraniaga” telah diseminarkan pada forum seminar,


(13)

2 Memartabatkan Bahasa Melayu di ASEAN II di Universiti Fatoni Thailand. Artikel tersebut, telah dimuat dalam prosiding Memar- tabatkan Bahasa Melayu di ASEAN II. Sesuai dengan tujuan penelitian tahun ketiga ini, dua artikel yang memuat hasil penelitian, “Pengembangan Materi Ajar Campur Kode dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi” tersebut diimplementasikan dalam pembelajaran sosiolinguistik.

Penelitian ini merupakan salah satu rintisan terwujudnya bidang kajian Promolinguistik. Di samping itu, juga bagian dari hasil penelitian, ”Pengembangan Materi Ajar Campur dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”. Dalam hal ini dibatasi pada hasil pengembangan materi alih kode berbasis komunikasi promosi penjualan. Konsep kebahasaan yang dituangkan dalam kajian sosiolinguistik, psikolinguistik, tampaknya masih layak diikuti oleh terminologi promolinguistik. Selama ini istilah promosi. yang dikaitkan dengan kajian kebahasaan tampaknya sebatas disinonimkan dengan iklan, advertensi, reklame, dan pariwara.

Promosi merupakan salah satu komponen dari bauran pemasaran (Kotler et al. dalam Ngalim, 2010, 43-44). Keterkaitannya dengan metode pemasaran, promosi memiliki 5 metode. Lima metode dimaksudkan, (1) metode iklan (advertising), (2) jual wiraniaga (personal selling), (3) promosi penjualan (sales promotion), (4) pemasaran langsung (direct marketing), (5) publisitas (publicity) dan (6) hubungan masyarakat (publicity and public relation). Dengan demikian, 5 metode tersebut berdasarkan istilah induknya, bauran komunikasi pemasaran (the marketing communication mix) berupa bauran atau integrasi.


(14)

3 Sebagai salah satu metode promosi, Munawar (2003 : 30), mengemukakan bahwa secara etimologis iklan berasal dari bahasa Arab i‟laanun ‟penyiaran‟ atau ‟pemberitahuan‟. Istilah sinonimnya reklame berasal dari bahasa Latin recalamare menyerukan‟. Sementara itu, istilah sinonim yang lain advertensi, berasal dari bahasa Perancis advertir ‟memberitahukan‟, dan dari bahasa Latin advertere ‟berpaling‟ atau ‟memusatkan perhatian kepada orang lain‟. Ke dalam bahasa Inggris diintegrasikan menjadi advertise atau advertize ‟mengiklankan‟ atau ‟mengad pertensikan‟. Di samping itu, juga disinonimkan dengan pariwara.

Berdasarkan temuan hasil penelitian tahun pertama dan kedua, perlu implementasi pe- ngembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis ko munikasi promosi. Ngalim (2013:1) menyampaikan pandangannya didasarkan pada pengamatan dan pengalaman, bahwa faktor yang memacu untuk pengembangan materi ajar tersebut cukup variatif. Ada dua varian yang perlu diketahui dalam penelitian ini. Pertama, campur kode dan alih kode merupakan dua submateri ajar dalam pembelajaran sosiolinguistik, yang secara teoritik maupun praktis basis penggunaannya belum tampak dibahas dalam kajian yang terpadu dengan komunikasi promosi. Kedua, secara interdisipliner perpaduan antara linguistik dengan manaje men pemasaran pada umumnya, komunikasi promosi khususnya, tampak memiliki potensi untuk pemberdayaan tingkat jual produk barang maupun jasa.

Khusus materi ajar campur dan alih kode merupakan salah satu fenomena kebahasaan yang dinyatakan sebagai bagian dari interferensi. Hal ini sesuai dengan konsep yang di sampaikan oleh Sumarsono (2010:202), bahwa campur kode


(15)

4 (codemixing) serupa dengan apa yang disebut interferensi dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Sementara itu, interferensi merupakan salah satu fenomena kebahasaan yang disebut sebagai penyimpangan. Kridalaksana (2008:84), mengemukakan bahwa interferensi merupakan kesalahan bahasa berupa unsur bahasa sendiri yang dibawa ke bahasa atau dialek yang lain. Pandangan senada dikemukakan oleh Crystal (1994:189), Interference: The introduction of errors into one language as a result of contact with another Language, also called negative transfer. „Interferensi merupakan proses pengan tar kesalahan ke dalam suatu bahasa sebagai hasil kontak dengan bahasa lain, juga disebut transfer negatif.‟

Dalam proses pembelajaran yang bersifat formal pun sulit dihindari adanya interferensi, Terutama pada pembelajaran bahasa daerah dan bahasa asing yang masih memerlukan pengantar bahasa Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan pandangan Crystal (1994: 189), It typically occurs while people are learning a foreign language... „Tipe interferensi di antaranya terjadi pada saat pembelajaran bahasa asing...‟

Ngalim (2013:3) menyampaikan contoh fakta pemakaian bahasa dalam situasi pembelajaran, yang perlu menyebut alat komunikasi seluler dan program perangkat lunak (software) komponen komputer.

”Campur kode yang bersifat interferensif sudah lama merambah dalam situasi resmi pembel- ajaran. Dengan kata lain, campur kode itu masih merupakan kesalahan dan penyimpangan. Namun, para dosen atau guru bahasa daerah dan bahasa asing, termasuk dosen dan guru bahasa Inggris dan bahasa Arab yang masih menggunakan bahasa pengantar bahasa Indo nesia sulit menghindari. Terkait dengan perkembangan teknologi, pada saat dosen dan mahasiswa membicarakan telepon genggam atau hand phone(HP), yang dominan disebut adalah HP (hand phone). Ketika menyebut pelayanan pesan singkat atau short message service (sms), maka yang dominan adalah menyebut sms. Begitu juga penyebutan tidak disuarakan atau diselent, yang dominan adalah diselent. Termasuk dalam hal ini adalah contoh pembicaraan tentang komputer khususnya, dosen maupun mahasiswa lebih dominan


(16)

5 menyebut open, di-close di-save, pagenumber, di-delete, mapun di-print daripada dibuka, ditutup, disimpan, nomor halaman, dihapus maupun dicetak.”

Dengan demikian, secara kontekstual sulit untuk dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa daerah maupun bahasa asing (bahasa Jawa, Inggris dan bahasa Arab misalnya) dengan pengantar bahasa Indonesia terjadi pengacauan, kesalahan, maupun transfer negatif. Campur dan alih kode pasti terjadi dalam proses pembelajaran bahasa asing dan bahasa daerah dengan pengantar bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, perlu diformulasikan bahwa campur kode dan alih kode dalam forum pembelajaran semacam itu merupakan suatu kewajaran. Apalagi dalam bauran komunikasi iklan, promosi penjualan, jual wiraniaga, pemasaran langsung yang sangat variatif.

Memang dalam forum pembelajaran sebagai salah satu forum resmi, perlu menggunakan bahasa Indonesia ragam baku atau standar. Dengan kata lain, tidak tepat jika salah satunya memasukkan unsur bahasa yang mengalami campur kode. Namun, seperti disebutkan sebelumnya sulit dipungkiri, untuk dihindari adanya campur dan alih kode. Formulasi yang tampaknya perlu dicermati, adalah menempatkan peristiwa bahasa campur dan alih kode kode sebagai sesuatu yang wajar dalam pembelajaran bahasa daeran dan bahasa asing yang memerlukan pengantar bahasa Indonesia. Misal, dalam pembelajaran bahasa Jawa, bahasa Inggris maupun bahasa Arab yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia.

Dalam perkembangan bahasa Indonesia, tampaknya juga diperkaya dengan adanya peristiwa bahasa integrasi. Integrasi merupakan proses masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang dipergunakan sebagai bahasa resipen penerima,


(17)

6 seakan-akan telah menjadi bahasa penerima. Dalam hal ini, dapat diambil contoh, kata dan frasa bahasa daerah maupun bahasa asing sebelum diintegrasikan atau juga lazim disebut diindonesiakan, diasumsikan juga mengalami peristiwa interferensi. Namun, memiliki frekuensi penggunaan yang berfrekuensi tinggi. Kita dapat mengambil hikmah daripada berbahasa Indonesia terkesan menyimpang, salah serta tidak standar dalam berkomunikasi. Hal ini, karena terjadi interferensi. Tampaknya, lebih baik perbendaharaan kata bahasa Indonesia diperkaya dengan proses integrasi baik dari bahasa asing maupun bahasa daerah yang memang memiliki frekeuensi tinggi dalam penggunannnya. Simak pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan edisi ketiga (2005-2008, dst.) yang menunjukkan perkembangan pesat dalam memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia, dengan mengintegrasikan (mengindonesiakan) bahasa daerah maupun bahasa asing yang dominan dipergunakan dalam situasi resmi ataupun tidak resmi. Memang dalam forum pembelajaran sebagai salah satu forum resmi, perlu menggunakan bahasa Indonesia ragam baku atau standar. Dengan kata lain, tidak tepat jika salah satunya memasukkan unsur bahasa yang mengalami campur dan alih kode. Namun, seperti disebutkan sebelumnya sulit dipungkiri, untuk dihindari adanya campur dan alih kode, disebabkan oleh berbagai faktor yang telah disebutkan di muka.

Untuk lebih konkretnya, berikut disajikan beberapa cuplikan fenomena dialog dosen bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jawa dengan mahasiswa (Ngalim, 2013: 5-7).

(1) Dosen Bahasa Inggris (DBI): Bahasa Inggriskan kalimat, “Mari kita mulai pelajaran!”

(2) Mahasiswa (M) : Lets we begin the lesson!


(18)

7 (4) (M) : Have do you understand?

(5) (DBI) : What is the meaning of this sentence?, “I am going to school?” (6) (M) : Saya sedang pergi ke sekolah.

(7) (DBI) : What is the meaning of this sentence?, “Are you going to market?” (8) (M) : Adakah Anda pergi ke pasar?

(9) Dosen Bahasa Arab (DBA): Bahasa Arabkan kalimat, “Kitab itu di kamar.” (10) (M) : Al kitaabu fi al hujroti رجحلا ىف تكلا

(11) (DBA) : Bahasa Arabkan kalimat, “Penggaris itu di atas meja.” (12) (M) : Almisthorotu „ala almaktabi تك لا ىلع رطس لا

(13) (DBA) : Bahasa Arabkan kalimat, “Saya masuk dalam rumah.” (14) (M) : Dahaltu fi albaiti.تي لا ىف تلخ د

(15) Dosen Bahasa Jawa (DBJ) : Ubahlah ke dalam bahasa Jawa krama inggil kalimat, “Nama saya Ahmad.

(16) (M) : Nami dalem Ahmad

(17) (DBJ) : Ubahlah ke dalam bahasa Jawa krama inggil kalimat, “Baru saya kerjakan.”

(18) (M) : Nembe dalem garap.

Cuplikan (1) sampai dengan (8) menunjukkan adanya kegiatan pelatihan menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke kalimat bahasa Inggris, dan sebaliknya dengan model dialog antara dosen dengan mahasiswa. Dengan kata lain, alih kode yang terjadi ini bukan karena kehadiran seseorang sebagai orang ketiga yang tidak dapat berbahasa sama dengan yang dipergunakan dalam forum dialog dua orang yang tengah berlangsung. Di samping itu, walaupun dinyatakan sebagai suatu kesalahan, penyimpangan atau pengacauan, alih kode tidak mungkin dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa yang terjadi, dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, dan sebaliknya. Alih kode yang terjadi dari kalimat tuturan (1) yang dipergunakan (DBI) bahasa Indonesia, Bahasa Inggriskan kalimat, “Mari kita mulai pelajaran!”, beralih ke kalimat tuturan (2) yang dipergunakan oleh (M) bahasa Inggris, Lets begin the lesson! Berikutnya, alih kode juga terjadi dari kalimat tuturan (3) bahasa Indonesia yang dipergunakan (DBI), Berikutnya, Anda Bahasa Inggriskan kalimat, “Anda sudah paham?” beralih ke kalimat tuturan (4) bahasa Inggris yang dipergunakan (M), Do


(19)

8 you understand? Sebaliknya, pelatihan berbahasa Inggris cuplikan (5) bahasa Inggris yang dipergunakan (DBI), What is the meaning of this sentence?, “I am going to mosqoe?” beralih ke kalimat tuturan (6) bahasa Indonesia yang dipergunakan (M), Saya sedang pergi ke sekolah. Selanjutnya, cuplikan (7) bahasa Inggris yang dipergunakan oleh (DBI) : What is the meaning of this sentence?, “Are you going to school?” ditanggapi dengan cuplikan (8) oleh (M) : Adakah Anda pergi ke pasar?

Untuk melengkapi penjelasan, bahwa alih kode merupakan peristiwa kebahasaan yang juga tidak mungkin dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa Arab. Untuk itu, kita simak cuplikan (9) sampai dengan (14). Pada cuplikan (9) bahasa Indonesia yang dipergunakan Dosen Bahasa Arab (DBA) pada pembelajaran bahasa Arab: (9) Dosen Bahasa Arab (DBA): Bahasa Arabkan kalimat, “Kitab itu di kamar.” (10) (M) : Al kitaabu fi al hujroti رجحلا ىف تكلا (11) (DBA) : Bahasa Arabkan kalimat, “Penggaris itu di atas meja.” (12) (M) : Almisthorotu „ala almaktabi رطس لا

تك لا ىلع (13) (DBA) : Bahasa Arabkan kalimat, “Saya masuk dalam rumah.” (14) (M) : Dahaltu fi albaiti. تي لا ىف تلخ د. Lebih lanjut, cuplikan (13) (DBA) memberi perintah: Bahasa Arabkan kalimat, “Saya pergi ke sekolah.” Tugas tersebut langsung direspons dengan cuplikan (14) (M) berupa kalimat berbahasa Arab: Dzahabtu ilaa suuqin.

Khusus dalam pembelajaran bahasa Jawa, terkait dengan (15) Dosen Bahasa Jawa (DBJ) : Ubahlah ke dalam bahasa Jawa krama inggil kalimat, “Nama saya Ahmad.” Tugas pelatihan tersebut dijawab dengan cuplikan (16) (M) berbahasa Jawa : Nami dalem Ahmad. Selanjutnya, cuplikan (17) (DBJ) juga merupakan kalimat perintah berbahasa Indonesia: Ubahlah ke dalam bahasa Jawa krama inggil kalimat,


(20)

9 “Baru saya kerjakan.” Kalimat perintah tersebut dijawab dengan cuplikan (18) (M) berbahasa Jawa krama inggil: Dalem nembe nggarap.

Fenomena semacam itu, disampaikan dalam rangka mencari titik temu antara konsep teoritik alih kode dengan fakta pemakaian bahasa formal pembelajaran bahasa asing dan bahasa daerah khususnya dengan pengantar bahasa Indonesia. Seperti disebutkan di muka, bahwa ciri alih kode di antaranya, sebagai terjadinya perubahan kode (code switching) dalam komunikasi, karena adanya perubahan situasi komunikasi, datangnya komunikan lain yang berkode lain, adanya komunikan khusus, atau karena tujuan tertentu.

Formulasi yang tampaknya perlu dicermati, adalah menempatkan peristiwa bahasa campur dan alih kode sebagai sesuatu yang wajar dalam pembelajaran bahasa daerah, bahasa asing, yang memerlukan pengantar bahasa Indonesia misalnya. Bahkan pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing itu sendiri, maupun untuk pengguna bahasa Indonesia sebagai penutur asli (native speaker) jelas juga sulit menghindari adanya campur kode. Misal, dalam pembelajaran bahasa Inggris yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Berikut contoh hasil simak catat peneliti untuk kemampuan berbahasa Inggris yang diampu oleh dosen bahasa Inggris di Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan daerah (PBSID) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Dalam pembelajaran materi matakuliah bahasa Inggris, khususnya pemahaman bacaan, unsur penerjemahan dan penerapan istilah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia sering dilakukan. Terkait dengan unsur penerjemahan, kegiatan pembelajaran seringkali membahas makna kata atau istilah bahasa Inggris yang


(21)

10 dialihkan ke bahasa Indonesia.Kegiatan penerje- mahan dilakukan karena istilah dalam bahasa Inggris mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia. Demikian pula, dalam pembelajaran materi kuliah bahasa Inggris seringkali ditemu- kan campur kode (code mixing). Hal ini sulit dihindari adanya interferensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dalam proses pembelajaran dan pengembangan kemampuan bahasa Inggris.

Selain itu, kegiatan pembelajaran tersebut membahas penyerapan unsur asing (bahasa Inggris khususnya) ke bahasa Indonesia, di mana istilah tersebut sudah lazim dikenal dalam bidang linguistik dengan mengubah ejaannya. Untuk lebih konkretnya, kita simak sajian beberapa data, yang dihasilkan dari wawancara berikut.

(19) Misalnya, padanan makna kata sentence dan language masing-masing kalimat dan baha sa.

(20) Kata morphology diserap ke bahasa Indonesia menjadi morfologi di mana huruf ph dan y masing-masing berubah menjadi f dan i;

(21) Kata phonology diserap ke bahasa Indonesia menjadi fonologi di mana huruf ph dan y masing-masing berubah menjadi f dan I; dan

(22) Kata linguistic diserap ke bahasa Indonesia menjadi linguistik di mana huruf c masing berubah menjadi k dalam bahasa Indonesia.

(23) Misalnya, ungkapan „greeting‟, “Good morning, Good day, Good afternoon, Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dan Wa‟alaikum salam warahmatullahhi wabarakatuh.” Ungkapan ini seringkali dituturkan dalam proses pembelajaran.

(24) Contoh lain adalah mahasiswa kadang-kadang mendapatkan tugas untuk berbicara dalam bahasa Inggris untuk merespon pertanyaan seperti How are you, do you understand, what is the problem, any question, dan what is the main idfea of the paragrap 1?

(25) Ungkapan atau pertanyaan seperti ini seringkali mewarnai kegiatan pembelajaran matakuliah bahasa Inggris. Demikian pula, contoh, open on page 5, anwser these questions, identify the simple and compound sentences in the second paragraphes? Kalimat perintah ini seringkali dirujukan oleh pengampu pada mahasiswa (sebagai mitra tutur) untuk mendiskusi tugas atau latihan yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. (Sumber: Dosen Bahasa Inggris pada Progdi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah).


(22)

11 B. Rumusan Masalah

Ada 2 masalah yang perlu dikaji dalam penelitian ini.

1. Bagaimana implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi?

2. Bagaimana fungsi implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi?

C. Tujuan Penelitian

Pada tahun III ini ada tiga tujuan yang dicapai.

1. Untuk mengimplementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi?

2. Untuk mendeskripsikan fungsi implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi?

D. Roadmap Kegiatan Penelitian

TAHUN TAHAP LUARAN INDIKATOR III 1. Implementasi

pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosioli nguistik berbasis komunikasi promosi? 2. Mendeskripsikan

fungsi implementtasi pengembangan

1. Hasil implementasi pengem bangan materi ajar, ”Campur Kode dan Alih Kode dalam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promo si”

2. Deskripsi fungsi pengembang an

1. Terealisasinya im plementasi pengembangan ”Campur Kode da lam Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komu nikasi Promosi”


(23)

12

TAHUN TAHAP LUARAN INDIKATOR

materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran so- siolinguistik berbasis komuni- kasi

promosi?

.

materi ajar, ”Campur dan Alih Kode dalam Pembela jaran

Sosiolinguistik Berba sis Komunikasi Promosi”

2. Terealisasinya des kripsi pengem bangan ”Alih Kode dalam Pem belajaran Sosioli

nguistik Berbasis Komunikasi Promosi”


(24)

36 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. Dengan kata lain, melalui penelitian ini diharapkan menghasilkan implementasi pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi, sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks). Pengembangan penelitian ini juga diarahkan untuk menunjang pembangunan pendidikan dan pembelajaran. Wujud substansinya adalah proses implementasi bentuk analisis komponen peristiwa bahasa yang memiliki kontribusi dalam memajukan perkembangan linguistik maupun bidang komunikasi promosi sebagai kontributor terhadap peningkatan daya jual produk barang maupun jasa.

Perkembangan pembelajaran linguistik Indonesia dengan implementasi hasil pengem bangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis bauran komunikasi iklan promosi penjualan, dan jual wiraniaga juga merupakan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Begitu juga kontribusi perkembangan linguistik Indonesia terhadap komunikasi promosi memiliki arti kontribusi terhadap peningkatan daya jual produk barang maupun jasa. Jika hal ini dipahami dan diimplementasikan oleh dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah sosiolinguistik khususnya, inilah salah satu wujud sumbangan pemikiran untuk


(25)

37 pembangunan pendidikan. Sifat penelitian ini kualitatif. Di antara cirinya, untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, data dan analisisnya berupa kata, kalimat, atau pernyataan (Moleong, 2007:6). Sementara itu, Sukmadinata (2006: 97) menyebut- nya dengan penelitian deskriptif naratif. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi. Sampel ditentukan secara purposif. Analisis datanya dengan penafsiran (verstehen) dan interaksi (interaction), analisis isi (content analysis), dan evaluasi (evaluation) . Di samping itu, juga menggunakan langkah reduksi (reduction), penyajian data (display), simpulan (conclution), dan verivikasi (verification). Di samping itu, juga menerapkan teknik analisis intralingual dan ekstralingual (dalam kajian sosiolinguistik). Sudaryanto (1993:21 dan 31) menyebut padan dan agih.

B. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sepropinsi Jawa Tengah yang memiliki program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), atau Jurusan Bahasa Indonesia (BI) pada Fakultas Sastra (FS) atau Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Pada tahun ketiga, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Surakkarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), di Surakarta, Universitas Diponegoro (UNDIP), di Semarang, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), di Purwokerto, Universitas Pekalongan (UNKAL), di Pekalongan, dan Universitas Widya Duta (UNWIDA) di Klaten.


(26)

38 C. Sumber Data

Sumber data yang berkaitan dengan kelayakan desain pengembangan konsep campur serta alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi adalah dosen jurusan atau program studi Bahasa dan sastra Indonesia yang ditunjuk sebagai bagian dari FGD (Focus Group Discussin). Sementara itu, wujud komunikasi promosi dapat diperoleh melalui rekam catat pada siaran TV, leaflet, brosur, baliho, benner perbankan, majalah dan surat kabar yang memuat promosi.

D. Metode Penelitian Menurut Tahun Pelaksanaan 1. Metode Penelitian Tahun III

Objek penelitian, implementasi hasil pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolingguistik berbasis komunikasi promosi. Di samping itu, juga basis pembelajaran komunikasi promosi, terutama bauran komunikasi iklan, promosi penjualan, dan jual wiraniaga.

Teknik pengumpulan data, dengan dokumentasi implementasi dan desiminasi (FGD) pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolingguistik berbasis komunikasi promosi.

Data penelitian berupa implementasi pengembangan materi ajar campur kode dan alih kode, dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. Sementara itu, wujud pengembangan rincian peristiwa bahasa pada komunikasi promosi, dimungkinkan terdapat campur kode antar bahasa (CKAB), campur kode antar dialek (CKAD), campur kode antar ragam bahasa (CKAR), campur kode antar tingkat tutur (CKAT). Sementara itu, untuk pengembangan alih kode, dapat


(27)

39 diwujudkan alih kode dari bahasa yang satu ke bahasa lain (AKAB), alih kode antar dialek (AKAD), alih kode antar ragam bahasa (AKAR), dan alih kode antar tingkat tutur (AKAT). Di samping itu, juga basis pembelajaran promosi yang meliputi Lima metode dimaksudkan, (1) metode iklan (advertising), (2) jual wiraniaga (personal selling), (3) promosi penjualan (sales promotion), (4) pemasaran langsung (direct marketing), (5) publisitas dan hubungan masyarakat (publicity and public relation). Dengan demikian, 5 metode tersebut berdasarkan istilah induknya, bauran komunikasi pemasaran (the marketing communication mix).

Teknik analisis data, dengan interpretasi dan interaksi dalam forum desiminasi maupun di luar forum desiminasi. Di samping itu, juga masih diperlukan teknik analisis padan intralingual dan ekstralingual.

E. Alir Metode Penelitian

NO. PENTA-HAPAN TAHUN III

1. Desain dan Strategi

Penelitian

Kualitatif implementatif

2. Objek Penelitian Implementasi model pengembangan materi ajar

campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi.

3. Lokasi Penelitian PTN dan PTS sepropinsi Jawa Tengah yang

memiliki Prodi PBSI/Bahasa dan Sastra Indone sia Fakultas Ilmu Budaya (FIK).

4. Sumber Data Dosen PBSI/Bahasa Indonesia sebagai bagian dari

FGD, Wujud komunikasi promosi: TV, radio, internet, surat kabar, majalah, brosur maupun leaflet.

5. Data Penelitian Model pembelajaran materi campur dan alih kode

dalam pembelajaran sosiolinguistik yang dikembangkan ke basis komunikasi promosi.


(28)

40

NO. PENTA-HAPAN TAHUN III

7. Teknik Keabsahan Data Triangulasi teori, data, dan sumber data

8. Teknik Analisis dan

Interpretasi Data

Evaluasi terhadap pengujian hasil pengembangan

9. Luaran Prosiding artikel Seminar Internasioanl

Pengembangan Materi Ajar Alih Kode pada Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”

10. Indikator a. Tersusunnya laporan

b. Dipublikasikannya artikel pada jurnal nasional,,

”Pengembangan Materi Ajar Campur Kode pada Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”


(29)

77 DAFTAR PUSTAKA

Crystal, David, 2001. An Encyclopedic Dictionary of Language and Languages. Second Edition. London: Penguin Books.

Holmes, Janet, 2002. An Introduction to Sociolinguistics. Sixth impression. London and New York: Longman.

Kotler, Philip,, Kertajaya, Hermawan, Huan Hooi Den, dan Liu Sandra, 2003. Rethinking Marketing Sustainable Marketing Enterprise di Asia. Dialihbahasakan oleh Marcus P. Widodo dari buku Rethingking Marketing Interpris in Asia. Cetakan I. Pearson Education, Asia, Jakarta: PT Prenhallindo.

Majid, Abdul, 2008. “Perencanaan Pemelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Cetakan Kelima.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Markhamah, 2000. Etnik Cina, Kajian Sosiokultural. Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Ngalim, Abdul dkk. 2010. Komunikasi Multiarah dalam Manajemen Pendidikan. Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

_____________, 2011. Wacana Khas Komunikasi Promosi Perbankan dalam Kajian Sosiolinguistik.

Nixon, Helen. 2007. Expanding the Semiotic Repertoire: Environmental Communication In The Primary School. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30 No 2, 2007, p. 102.

Prawiradilaga, Dewi Salma, 2008. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles. Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Rahardi, Kunjana, 2001. Sosiolinguisti, Kade dan Alih Kode. Cetakan Pertma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin, 2007. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Reid, Jo-Anne, 2007. Literacy and Environmental Communications: Towrds a Pedago- gy of Responsibility. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30. No. 2. 2007. P, 118.


(30)

78 Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya p.231.

Ugot, Maercy, 2009. Language Choice, Code Switching and Code Mixing Biase Received. Global Journal, 7 August. 2009. Vol. 8, No. 2, p. 27.

Wardhaugh, Ronald, 2002. An Introduction Sociolinguistics. Fourdh Edition. Oxford: Basil Blackwell.

Veen, Rood Van De. 2006. Communicatinal and Creativity: Methodological Shifts in Adult Education. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 5, No 3, May-June, 2006. Arens, William F., 2002. Contemporary Advertising. Eighth Edition. Mc

Graw-Hill,Irwin, New York.

Crystal, David, 2001. An Encyclopedic Dictionary of Language and Languages. Second Edition. London: Penguin Books.

Egel, Ilknur Pekkanly. 2009. English Language Learning and Teaching Styles in Two Turkish Primery School.Social Behavior and Personality.ProQuest Sociology.Pg. 117.

Farbey, AD, 1994. How Produce Succesfull Advertising. Kogan Page Limited Serie. Diterjemahkan oleh Agus Pramono menjadi “Kiat Sukses Membuat Iklan” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Frymier, Ann Bainbridge, 2005. Students‟ Classroom Communication Effectiveness. Communication Quarterly; May 2005, Academic Research Library.

Jefkins, Frank, 1994. Advertising. London: Pitman Publishing.

Kachru, B.B. 1978, “Toward Structuring Code Mixing: An India Perspective”, Dalam Fiesman, J.A. (Ed.), International Journal of Sociology of Language. Vol. 16, Mouton, The Hague-Paris.

Kasali, Rhenald, 1995. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip,, Kertajaya, Hermawan, Huan Hooi Den, dan Liu Sandra, 2003. Rethinking Marketing Sustainable Marketing Enterprise di Asia. Dialihbahasakanoleh Marcus P. Widodo dari buku Rethingking Marketing Interpris in Asia. Cetakan I. Pearson Education, Asia, Jakarta: PT Prenhallindo.


(31)

79 Majid, Abdul, 2008. “Perencanaan Pemelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Cetakan Kelima.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Markhamah, 2000. Etnik Cina, Kajian Sosiokultural.Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Munawar, Ahmad Warson, 1997. Kamus Al-Munawar Arab-Indonesia Terlengkap. Edisi Kedua. Surabaya: Pustaka Progresif.

Nababan, P.W.J., 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Cetakan Pertama. Gramedia, Jakarta.

Ngalim, Abdul; Markhamah,dan Harun Joko Prayitno. “Pemahaman Dosen dan Mahasiswa Menge- nai Materi Ajar Campur Kode dalam Pembelajaran

Sosiolinguistik”.Dalam Memartaba-t kan Bahasa Melayu di ASEAN. Proseding

makalah seminar Antarbangsa di Park View Resort Pattani, University Islam Yala Thailand.

Prosser, Michael; Martin, Elaine, Trigwell, Kkeith, Ramsden, Paul; dan Lueckenhausen, Gillian, 2005.Academics Experiences of Understanding of Their Subject Matter and Relationship of This to Their Experiences of Teaching and Learning.Instructional Science, 2005. P.137.

Rahardi, Kunjana, 2001. Sosiolinguistik, Kade dan Alih Kode. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reid, Jo-Anne, 2007.Literacy and Environmental Communications: Towrds a Pedago- gy of Responsibility. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30.No. 2. 2007. P, 118.

Rochman, Fathur, 2011. Sosiolinguistik Suatu Pendekatan Pmbelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural.Universitas Negeri Semarang.

Sadhali, Hassan (Pemred), 1989. “Ensiklopedi Indonesia”. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve.

Santoso, Gunawan Budi, 1996. Sosiolinguistik.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya p.231.

Suwito, 1982. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Cetakan Pertama. Surakarta: Henary Ofsefset.


(32)

80 Tim, 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka,

Departemen Pendidikan Nasional.

Wardhaugh, Ronald, 2002 . An Introduction Sociolinguistics. Fourdh Edition.Oxford: Basil Black- well.


(1)

39 diwujudkan alih kode dari bahasa yang satu ke bahasa lain (AKAB), alih kode antar dialek (AKAD), alih kode antar ragam bahasa (AKAR), dan alih kode antar tingkat tutur (AKAT). Di samping itu, juga basis pembelajaran promosi yang meliputi Lima metode dimaksudkan, (1) metode iklan (advertising), (2) jual wiraniaga (personal selling), (3) promosi penjualan (sales promotion), (4) pemasaran langsung (direct marketing), (5) publisitas dan hubungan masyarakat (publicity and public relation). Dengan demikian, 5 metode tersebut berdasarkan istilah induknya, bauran komunikasi pemasaran (the marketing communication mix).

Teknik analisis data, dengan interpretasi dan interaksi dalam forum desiminasi maupun di luar forum desiminasi. Di samping itu, juga masih diperlukan teknik analisis padan intralingual dan ekstralingual.

E. Alir Metode Penelitian

NO. PENTA-HAPAN TAHUN III

1. Desain dan Strategi Penelitian

Kualitatif implementatif

2. Objek Penelitian Implementasi model pengembangan materi ajar campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik berbasis komunikasi promosi. 3. Lokasi Penelitian PTN dan PTS sepropinsi Jawa Tengah yang

memiliki Prodi PBSI/Bahasa dan Sastra Indone sia Fakultas Ilmu Budaya (FIK).

4. Sumber Data Dosen PBSI/Bahasa Indonesia sebagai bagian dari FGD, Wujud komunikasi promosi: TV, radio, internet, surat kabar, majalah, brosur maupun leaflet.

5. Data Penelitian Model pembelajaran materi campur dan alih kode dalam pembelajaran sosiolinguistik yang

dikembangkan ke basis komunikasi promosi. 6. Teknik Pengumpulan Data FGD, dan dokumentasi


(2)

40

NO. PENTA-HAPAN TAHUN III

7. Teknik Keabsahan Data Triangulasi teori, data, dan sumber data 8. Teknik Analisis dan

Interpretasi Data

Evaluasi terhadap pengujian hasil pengembangan

9. Luaran Prosiding artikel Seminar Internasioanl Pengembangan Materi Ajar Alih Kode pada Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”

10. Indikator a. Tersusunnya laporan

b. Dipublikasikannya artikel pada jurnal nasional,, ”Pengembangan Materi Ajar Campur Kode pada Pembelajaran Sosiolinguistik Berbasis Komunikasi Promosi”


(3)

77 DAFTAR PUSTAKA

Crystal, David, 2001. An Encyclopedic Dictionary of Language and Languages. Second Edition. London: Penguin Books.

Holmes, Janet, 2002. An Introduction to Sociolinguistics. Sixth impression. London and New York: Longman.

Kotler, Philip,, Kertajaya, Hermawan, Huan Hooi Den, dan Liu Sandra, 2003. Rethinking Marketing Sustainable Marketing Enterprise di Asia. Dialihbahasakan oleh Marcus P. Widodo dari buku Rethingking Marketing Interpris in Asia. Cetakan I. Pearson Education, Asia, Jakarta: PT Prenhallindo.

Majid, Abdul, 2008. “Perencanaan Pemelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Cetakan Kelima.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Markhamah, 2000. Etnik Cina, Kajian Sosiokultural. Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Ngalim, Abdul dkk. 2010. Komunikasi Multiarah dalam Manajemen Pendidikan. Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

_____________, 2011. Wacana Khas Komunikasi Promosi Perbankan dalam Kajian Sosiolinguistik.

Nixon, Helen. 2007. Expanding the Semiotic Repertoire: Environmental Communication In The Primary School. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30 No 2, 2007, p. 102.

Prawiradilaga, Dewi Salma, 2008. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principles. Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Rahardi, Kunjana, 2001. Sosiolinguisti, Kade dan Alih Kode. Cetakan Pertma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin, 2007. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Reid, Jo-Anne, 2007. Literacy and Environmental Communications: Towrds a Pedago- gy of Responsibility. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30. No. 2. 2007. P, 118.


(4)

78 Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya p.231.

Ugot, Maercy, 2009. Language Choice, Code Switching and Code Mixing Biase Received. Global Journal, 7 August. 2009. Vol. 8, No. 2, p. 27.

Wardhaugh, Ronald, 2002. An Introduction Sociolinguistics. Fourdh Edition. Oxford: Basil Blackwell.

Veen, Rood Van De. 2006. Communicatinal and Creativity: Methodological Shifts in Adult Education. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 5, No 3, May-June, 2006. Arens, William F., 2002. Contemporary Advertising. Eighth Edition. Mc

Graw-Hill,Irwin, New York.

Crystal, David, 2001. An Encyclopedic Dictionary of Language and Languages. Second Edition. London: Penguin Books.

Egel, Ilknur Pekkanly. 2009. English Language Learning and Teaching Styles in Two Turkish Primery School.Social Behavior and Personality.ProQuest Sociology.Pg. 117.

Farbey, AD, 1994. How Produce Succesfull Advertising. Kogan Page Limited Serie. Diterjemahkan oleh Agus Pramono menjadi “Kiat Sukses Membuat Iklan” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Frymier, Ann Bainbridge, 2005. Students‟ Classroom Communication Effectiveness. Communication Quarterly; May 2005, Academic Research Library.

Jefkins, Frank, 1994. Advertising. London: Pitman Publishing.

Kachru, B.B. 1978, “Toward Structuring Code Mixing: An India Perspective”, Dalam Fiesman, J.A. (Ed.), International Journal of Sociology of Language. Vol. 16, Mouton, The Hague-Paris.

Kasali, Rhenald, 1995. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip,, Kertajaya, Hermawan, Huan Hooi Den, dan Liu Sandra, 2003. Rethinking Marketing Sustainable Marketing Enterprise di Asia. Dialihbahasakanoleh Marcus P. Widodo dari buku Rethingking Marketing Interpris in Asia. Cetakan I. Pearson Education, Asia, Jakarta: PT Prenhallindo.


(5)

79 Majid, Abdul, 2008. “Perencanaan Pemelajaran, Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Cetakan Kelima.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Markhamah, 2000. Etnik Cina, Kajian Sosiokultural.Cetakan Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Munawar, Ahmad Warson, 1997. Kamus Al-Munawar Arab-Indonesia Terlengkap. Edisi Kedua. Surabaya: Pustaka Progresif.

Nababan, P.W.J., 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Cetakan Pertama. Gramedia, Jakarta.

Ngalim, Abdul; Markhamah,dan Harun Joko Prayitno. “Pemahaman Dosen dan Mahasiswa Menge- nai Materi Ajar Campur Kode dalam Pembelajaran

Sosiolinguistik”.Dalam Memartaba-t kan Bahasa Melayu di ASEAN. Proseding

makalah seminar Antarbangsa di Park View Resort Pattani, University Islam Yala Thailand.

Prosser, Michael; Martin, Elaine, Trigwell, Kkeith, Ramsden, Paul; dan Lueckenhausen, Gillian, 2005.Academics Experiences of Understanding of Their Subject Matter and Relationship of This to Their Experiences of Teaching and Learning.Instructional Science, 2005. P.137.

Rahardi, Kunjana, 2001. Sosiolinguistik, Kade dan Alih Kode. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reid, Jo-Anne, 2007.Literacy and Environmental Communications: Towrds a Pedago- gy of Responsibility. Australian Journal of Language and Literacy, Vol. 30.No. 2. 2007. P, 118.

Rochman, Fathur, 2011. Sosiolinguistik Suatu Pendekatan Pmbelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural.Universitas Negeri Semarang.

Sadhali, Hassan (Pemred), 1989. “Ensiklopedi Indonesia”. Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoeve.

Santoso, Gunawan Budi, 1996. Sosiolinguistik.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya p.231.

Suwito, 1982. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Cetakan Pertama. Surakarta: Henary Ofsefset.


(6)

80 Tim, 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka,

Departemen Pendidikan Nasional.

Wardhaugh, Ronald, 2002 . An Introduction Sociolinguistics. Fourdh Edition.Oxford: Basil Black- well.