112 pokok guru lebih awal sebelum kurikulum 2013 resmi dilaksanakan di Sumatera
Selatan Juli 2014 mendatang. Belum adanya sosialisasi kurikulum 2013 yang diikutu sebagian besar guru,
ditakutkan menjadi penghambat implementasi kurikulum 2013 karena kurangnya pemahan guru mengenai kurikulum 2013. Namun belum adanya sosialiasasi
tersebut tidak menjadikan lunturnya semangat guru untuk melaksanakan kurikulum 2013, seperti yang disampaikan Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Lahat “siap tidak siap,
semua guru harus siap melaksanakan kurikulum 2013 dan pelaksanaannya tidak singkat”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa mereka akan tetap
melaksanakan kurikulum 2013, walaupun sebagian besar guru belum mengikuti sosialisasi kurikulum 2013.
Hal tersebut sama dengan hasil p enelitian yang berjudul “Implementasi
Kebijakan Sekolah dalam Perubahan Kurikulum kurikulum periode 1994, 2004, 2006 dan 2013 Di SMAN 2 Wates Kulon Progo Yogyakarta” yang ditulis oleh
Nugrahaeni Sukarno 2013. Pelaksanaan kurikulum 2013 menimbulkan pro dan kontra yang
dikarenakan belum tersosialisasi dengan baik dan mekanisme yang kurang baik. Walaupun demikian, pihak sekolah tetap melaksanakan dan sebagian
besar warga sekolah menanggapinya dengan positif thinking. Diharapkan
masa berlaku kurikulum 2013 tidak terlalu singkat dan diproses dengan matang sehingga dapat dilihat hasil akhir dari kurikulum itu. Untuk
menyikapi perkembangan kurikulum, khususnya kurikulum 2013 SMA Negeri 2 Wates lebih menekankan pada kesiapan guru guru itu sendiri
melalui sosialisasi dan melalui kuliah S2.
2. Kemampuan guru dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013
Hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran angket dan pelaksanaan wawancara, menunjukan bahwa kemampuan guru program keahlian TITL di SMKN
1 Lahat dan SMK PGRI 2 Lahat masuk dalam kategori Kurang Siap melaksanakan
113 kuriklum 2013. Berdasarkan analisis data angket, kemampuan guru SMKN 1 Lahat
dalam melaksanakan kurikulum 2013 masuk dalam kategori Kurang Siap dengan rata-rata empirik adalah 57,02 dari skor tertinggi 83. Kemampuan guru SMK PGRI
2 Lahat dalam melaksanakan kurikulum 2013 masuk dalam kategori Siap dengan rata-rata empirik adalah 60,31 dari skor tertinggi 78. Sedangkan data keseluruhuan
kemampuan guru program keahlian TITL di SMK se-Kab. Lahat berdasarkan analisis yang telah dilakukan termasuk dalam kategori Belum Siap dengan rata-rata empirik
adalah 58,02 dari skor tertinggi 92. Data berbeda dari hasil analisis angket kemampuan guru SMK PGRI 2 Lahat
yang diperoleh data bahwa guru memiliki kemampuan dalam persiapan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan rata-rata empirik adalah 60,31 dari skor tertinggi 78 masuk
dalam kategori Siap, padahal guru SMK PGRI 2 Lahat belum mengikuti sosialisasi kurikulum 2013. Hasil dari wawancara dengan kepala sekolah dan waka kurikulum
SMKN 1 Lahat dan SMK PGRI 2 Lahat menegaskan bahwa semua guru belum memiliki kemampuan dalam persiapan pelaksnakan kurikulum 2013, dan dinyatakan
belum siap. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan khususnya pada program keahlian
TITL di SMK Se-kabupaten Lahat karena sebagian besar guru belum siap. Hal ini disebabkan karena guru belum pernah mengikuti sosialisasi dan pelatihan kurikulum
2013, dan belum menerima buku teks guru sebagai panduan guru untuk mengajar sehingga guru belum dapat mendesain pelaksanaan pembelajaran, menyusun dan
mengembangkan RPP sesuai dengan kurikulum 2013. Tingkat kemampuan guru dalam persiapan pelaksanaan kurikulum menjadi
acuan untuk mengetahui seorang guru yang profesional. Seperti yang diungkapkan
114 Sutirman 2013: 1 Guru adalah tenaga profesional yang harus membuat
perencanaan dan melaksanakan pembelajaran; menilai pembelajaran; menilai hasil pembelajaran; memberikan bimbingan dan pelatihan kepada peserta didik. Sebagai
guru profesional dalam melakukan beragam tugas dengan sanggup, cakap dan kuat menyelesaikan suatu pekerjaan secara efektif. Dalam pembelajaran kapasitas
seorang guru sebagai guru profesional dilihat dari seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Seorang Guru sebelum melaksanakan pembelajaran wajib melakukan perencanaan pembelajaran yang mengacu pada standar isi, yaitu meyiapkan silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Silabus adalah rencana pembelajaran atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, dan pengembangan RPP mengacu pada silabus.
Oleh karena itu, dinas pendidikan dan kebudayaan khususnya daerah Sumatera Selatan agar segera melaksanakan sosialisasi dan peltihan kurikulum
2013. Sosialisasi ini bertujuan agar semua guru paham dengan perubahan yang terjadi dan mengetahui tugas yang harus dilaksanakan guru dalam kurikulum 2013.
Harapannya Juli 2014 mendatang guru sudah memiliki kemampuan untuk mendesain pelaksanaan pembelajaran, menyusun dan mengembangkan RPP, dan
menyusun sistem penilaian pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Demi mensukseskan implementasikan kurikulum 2013, selain mempersiapkan
kompetensi, guru juga harus meningkatkan kretifitasnya untuk mencapai
115 keberhasilan dalam mengajar. Menurut Mulyasa 2013: 41 letak kunci sukses yang
menentukan keberhasilan kurikulum 2013 adalah kreatifitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, ketidaksiapan guru itu tidak
hanya terkait dengan urusan kompetensinya, tetapi berkaitan dengan masalah kretivitasnya.
3. Kompetensi Guru secara Umum