47
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dalam kategori tingkat prestasi belajar dari kelas IV, V, dan VI ada 5 siswa 8,8 dengan
kategori rendah, 44 siswa 77,2 dengan kategori sedang, dan 8 siswa 14 dengan kategori tinggi. Kategori tinggi diartikan
tingginya prestasi belajar pada subyek, kategori sedang diartikan bahwa prestasi belajar subyek tersebut tidak terlalu tinggi serta tidak
terlalu rendah dan kategori rendah diartikan rendahnya prestasi belajar pada subyek. Data tersebut dapat dilihat melalui grafik pada Gambar
4.5.
Gambar 4.5. Grafik Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas IV, V dan VI
2. Hasil Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan teknik analisis chi-square. Sutrisno Hadi 2001: 324
menyatakan bahwa analisis chi-square digunakan untuk menguji apakah perbedaan frekuensi yang diperoleh merupakan perbedaan frekuensi yang
48
hanya disebabkan oleh kesalahan sampling atau merupakan perbedaan yang signifikan. Penggunaan analisis chi-square juga akan menghasilkan
data berupa jumlah subyek yang berada pada tiap kategori dalam variabel- variabel penelitian. Kategori variabel tingkat prestasi belajar pada
penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang dan tinggi, sedangkan kategori variabel gaya belajar terbagi menjadi enam, yaitu
visual, auditorial, kinestetik, visual dan auditorial, visual dan kinestetik, dan auditorial dan kinestetik.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada kategori tingkat prestasi belajar tinggi sebanyak 2 siswa 25 memiliki kecenderungan
gaya belajar visual, dan 6 siswa 75 memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial. Pada kategori tingkat prestasi belajar sedang sebanyak
10 siswa 22,7 memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 15 siswa 34,1 memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 10 siswa 22,7
memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, 1 siswa 2,3 memiliki kecenderungan gaya belajar visual dan auditorial, 3 6,8 siswa memiliki
kecenderungan gaya belajar visual dan kinestetik, dan 5 siswa 11,4 memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial dan kinestetik. Pada
kategori tingkat prestasi belajar rendah sebanyak 2 siswa 40 memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 2 siswa 40 memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan 1 siswa 20 memiliki kecenderungan gaya belajar visual dan kinestetik.
Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS 17.0,
49
diketahui bahwa nilai chi-square sebesar 13,285 dengan p= 0,208 pada taraf signifikansi p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan pada tingkat prestasi belajar ditinjau dari kecenderungan gaya belajar siswa SDN Siyono 3. Hasil analisis tersebut
dapat dilihat pada lampiran halaman 89.
Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada perbedaan secara
signifikan tingkat prestasi belajar ditinjau dari kecenderungan gaya belajar siswa SDN Siyono 3 Playen Gunungkidul
” ditolak. Jumlah siswa yang terdapat pada masing-masing kategori gaya belajar dan tingkat prestasi
belajar dapat dilihat pada lampiran halaman 89.
B. Pembahasan