Latar Belakang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan pada masyarakat yang diikuti penyesuaian sistem sosial untuk mencapai kesejahterahan masyarakat. “Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi.” 1 Perubahan struktur kegiatan ekonomi merupakan bagian dari perkembangan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perubahan corak kegiatan ekonomi diperlihatkan dalam pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi dapat dilihat menggunakan perttumbuhan Pendapatan perKapita. Pendapatan perKapita yang terus mengalami peningkatan merupakan indikasi dalam pembangunan ekonomi. “Pada hakekatnya pembangunan mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok – kelompok sosial yang ada didalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara material maupun spiritual.” 2 Keberhasilan pembangunan ekonomi dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Tjokrowinoto mengungkapkan “Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai 1 Sukirno Sadono, 2006, Makroekonomi Teori Pengantar,RajaGrafindo Persada, Jakarta,. hal. 423 2 Michael P.Todaro Stepehen C. Smith, 2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, hal. 1 2 pertumbuhan ekonomi setinggi – tingginya.” 3 Suatu negara perlu mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi untuk menaikkan tingkat kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat terlihat ketika ketersediaan kesempatan kerja selalu bertambah, dan rakyat yang merupakan tenaga kerja mendapatkan pekerjaan dari kesempatan kerja tersebut. Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses terhadap kenaikan produktivitas dari faktor – faktor produksi yang menghasilkan output dan dinyatakan dalam pendapatan nasional. “Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah”. 4 Kemampuan meningkatkan output berupa barang dan jasa didapat ketika faktor – faktor produksi selalu mengalami pertambahan jumlah dan kualitasnya. Bentuk pertambahan Faktor – faktor produksi diantaranya modal fisik yang akan menambah jumlah barang dan investasi, tenaga kerja dengan pengalaman kerja serta pendidikan menambah kualitas sumberdaya manusia , dan penyempurnaan teknologi. “Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah Added Value yang terjadi. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor – faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi, yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.” 5 3 Tjokrowinoto. Moeljarto, 2007, Pembangunan Dilema dan Tantangan, Pustaka Pelajar Yogyakarta, hal. 8 4 Sukirno Sadono, 2006, ibid, Hal 9 5 Robinson Tarigan,2007,Ekonomi Regional, Bumi Aksara, Jakarta 3 Indonesia adalah negara dengan wilayah kepulauan yang cukup luas. Perbedaan geografis setiap daerah menimbulkan kesenjangan kesejahterahan masyarakat yang menjadi tantangan terhadap pembangunan nasional. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan langkah pemerintah dalam pembangunan nasional sebagai upaya pemerataan dan peningkatan kesejahterahan masyarakat. Melalui pelaksanaan otonomi daerah setiap daerah diharapkan mendapat perhatian pemerintah ataupun swasta dalam pembangunan daerah sesuai potensi yang dimiliki. Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah otonomi dengan 35 kabupatenkota. Luas wilayah provinsi Jawa Tengah adalah 3,25 juta hektar atau 25,04 persen dari luas seluruh pulau Jawa. Dengan penduduk lebih dari 32 juta jiwa, menempatkan Jawa Tengah berada pada urutan ke tiga provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Keberagaman karakteristik setiap wilayah dapat menjadikan potensi daerah namun juga hambatan dalam pembangunan ekonomi menjadi kurang merata. Provinsi Jawa Tengah tengah berusaha menjalankan pembangunan secara berkala dalam upaya pemerataan kesejahterahan masyarakat melalui Provinsi maupun KabupatenKota. Disisi lain penggunaan sumberdaya manusia yang melimpah sebagai tenaga kerja yang kurang maksimal menjadi kendala tersendiri dalam penentuan kebijakan ekonomi. 4 Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tujuh Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional Tahun 2004 – 2012 Provinsi Tahun Rata - Rata 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 DKI Jakarta 5.70 6.01 5.59 6.44 6.23 5.02 6.50 6.71 6.50 6.08 Jawa Barat 4.80 5.60 6.02 6.48 6.21 4.19 6.20 6.48 6.21 5.80 Banten 5.60 5.88 5.57 6.04 5.77 4.71 6.08 5.43 6.15 5.69 Jawa Tengah 5.10 5.35 5.33 5.59 5.46 5.14 5.84 6.01 6.23 5.56 Jawa Timur 5.80 5.87 5.80 6.35 5.94 5.01 6.68 7.72 7.27 6.27 Yogyakarta 5.10 4.73 3.70 4.31 5.03 4.43 4.88 5.16 5.32 4.74 Bali 4.60 5.56 5.28 5.92 5.33 5.83 6.46 6.65 6.23 5.76 Nasional 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.58 6.20 6.46 6.15 5.77 Sumber: BPS Nasional Tahun 2005 – 2013 Berdasarkan tabel 1.1. pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah bila dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Jawa dan Bali, masih berada pada posisi yang rendah. Setelah mengalami penurunan sebesar 0,32 pada tahun 2009, provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 provinsi Jawa Tengah kembali mengalami penurunan menjadi 5,9. Dalam kurun waktu 2004 – 2012 provinsi Jawa Tengah memiliki rata – rata pertumbuhan ekonomi 5,56. Rata – rata pertumbuhan ini lebih rendah dari rata – rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun provinsi lain di pulau Jawa dan Bali. Pertumbuhan ekonomi dapat ukur melalui beberapa indikator: Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Produk Domestik Regional Bruto PDRB perKapita maupun pendapatan per jam kerja. Menurut Mankiw, “Produk domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian.” 6 6 N. Gregory Mankiw, 2007, Makroekonomi, Erlangga, Jakarta, hal .17 5 Produk domestik bruto perKapita sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan rata – rata penduduk suatu negara atau wilayah. PDRB perKapita menggunakan harga konstan tahun 2000 memudahkan dalam melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam pengambilan kebijakan.. Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut provinsi 2004-2010 Ribuan Rupiah Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 DKI Jakarta 31,446.67 32,888.33 34,375.51 36,095.28 37,828.44 39,191.22 41,181.65 Jawa Barat 5,974.67 6,192.69 6,444.05 6,734.73 7,020.79 7,179.77 7,476.14 Jawa Tengah 4,285.56 4,498.39 4,721.21 4,967.21 5,226.81 5,475.63 5,774.56 Jawa Timur 6,759.21 7,102.67 7,456.95 7,853.55 8,275.26 8,625.69 9,133.15 DI Yogyakarta 4,964.66 5,146.96 5,282.99 5,454.76 5,671.27 5,862.61 6,085.99 Banten 6,077.39 6,261.92 6,433.02 6,638.42 7,915.44 8,064.43 8,313.81 Bali 5,822.84 6,018.14 6,203.61 6,433.51 6,946.27 5,802.00 7,422.90 Sumber: BPS Nasional berbagai Tahun Tabel 1.2. memperlihatkan bahwa PDRB perKapita atas dasar harga konstan provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan yang masih berada dibawah PDRB provinsi lain di pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 2012 PDRB provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama dengan 41.181,65 diikuti provinsi Jawa Timur dengan angka 9.133,15. Provinsi Jawa Tengah berada pada urutan terakhir dengan angka 5.774,56. Data ini menunjukan bahwa provinsi Jawa Tengah harus bekerja lebih keras untuk terus membangun wilayahnya. 6 “Terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi yaitu 1 akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumberdaya manusia. 2 pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja dan 3 kemajuan teknologi.” 7 Tenaga kerja merupakan sumberdaya manusia “poros” dari roda pembangunan dan perekonomian. Tenaga kerja yang memperoleh pekerjaan dan berkerja secara produktif akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan penggunaan tenaga kerja dibutuhkan dalam pemanfaatan maksimal dari tenaga kerja sebagi bagiamn dari pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan permintaan dan penawaran tenaga kerja menimbulkan ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan permintaan dan penwaran tenaga kerja dipengaruhi berbagai faktor diantaranya pendidikan, angkatan kerja, upah, tenaga kerja, sosial-ekonomi, maupun komposisi industri. Pendidikan sebagai fakttor dalam permintaan pasar tenaga kerja secara tidak langsung menuntut tenaga kerja untuk mengentaskan pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk memenuhi persyaratan dalam permintaan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah angkatan kerja berusia dewasa yang mendapatkan pekerjaan dan sedang bekerja. Mendapatkan pekerjaan berarti akan bekerja dan menghasilkan output. Output dan tenaga kerja memliki hubungan erat. Meningkatnya tenaga kerja berarti meningkatnya output per orang yang dipekerjakan biasa disebut produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi kontribusi utama dalam naiknya pertumbuhan ekonomi. 7 Michael P. Todaro Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,Ediri kedelapan, Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, Hal. 92 7 Ketika pertumbuhan ekonomi naik maka jumlah tenaga kerja terserap juga akan naik.Tenaga kerja yang belum mampu memenuhi angkatan kerja berdampak pada penambahan pengangguran. Pengangguran inilah yang mengurangi kontribusi pertumbuhan ekonomi. Tabel 1.3 Perkembangan Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Tahun Angkatan Kerja Sub Jumlah Bekerja Pencari Kerja 2008 15,463,658 - 1,227,308 - 16,690,966 2009 15,835,382 2.40 1,252,267 2.03 17,087,649 2010 15,809,477 -0.16 1,046,883 -16.40 16,856,360 2011 15,916,135 0.67 1,002,662 -4.22 16,918,797 2012 16,132,890 1.36 92,141 -90.81 16,225,031 Jumlah 79,157,542 4,621,261 83,778,803 Sumber : Indikator Utama, Sosial, Politik dan Keamanan Tabel 1.5 menunjukan jumlah penduduk yang bekerja tahun 2012 hanya mencapai 50 dari jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan pencari kerja di Jawa Tengah mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan kebijakan ekonomi di Jawa Tengah belum sepenuhnya memperhatikan tenaga kerja sebagai faktor yang berpengaruh dan percepatan ekonomi lokal. Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan sumberdaya melimpah. Sumberdaya manusia dan alam yang melimpah menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ketersediaan lapangan kerja seringkali menjadi alasan terjadi pengangguran. Kelangkaan tenaga kerja membuat angka urbanisasi meningkat. Sumberdaya manusia sesungguhnya berpotensi meningkatkan pertumbuhan daerah, berpindah ketempat yang lebih berkembang. Menurut data dari direktorat pengembangan pasar kerja Ditjen Binapeta tahun 2011, Jawa 8 Tengah termasuk provinsi dengan pencari kerja mencapai 527.521 jiwa. Awal tahun 2012 pertumbuhan pencari kerja kembali meningkat menjadi 669.744 jiwa. Pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi dan berada dibawah provinsi lain di pulau Jawa dan Bali merupakan masalah menarik untuk dikaji. Mengingat pertumbuhan modal manusia melalui pendidikan mengalami peningkatan dan tenaga kerja yang semakin produktif selayaknya menjadikan potensi pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah dapat lebih maksimal. Dari ulasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pendidikan dan Tenaga kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah”

1.2. Permasalahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Proyeksi Kependudukan Provinsi Jawa Tengah dengan Menggunakan Metode Geometri T1 672004262 BAB I

0 0 6

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB I

0 0 3

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB I

0 0 7

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Indonesia dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) T1 BAB I

0 0 20