Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB II

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mengukur perkembangan ekonomi dari suatu periode ke periode selanjutnya. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilihat hanya pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan selama beberapa tahun. Dalam jangka panjang merujuk pada pertumbuhan ekonomi berada dalam kurun waktu yang cukup lama, setidaknya dalam jangka waktu 10 tahun.

“Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.”1

Bertambahnya produksi barang dan jasa dikarenakan bertambahnya kualitas dan kuantitas dari faktor – faktor produksi. Lebih mendalam faktor produksi dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi yang menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan berkembang, tenaga kerja akibat perkembangan penduduk, pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan. Dengan kata lain faktor produksi dalam pertumbuhan ekonomi dapat mengukur perubahan prestasi perkembangan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai proses dalam perekonomian dalam jangka waktu yang lama. “Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan


(2)

output per kapita dalam jangka panjang.” 2 Boediono menjelaskan Tiga hal pokok dalam hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pertama adalah proses, dimana pertumbuhan ekonomi tidak dapat berjalan instant, yang kedua output perKapita atrinya pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari keluaran per orang, dan yang ketiga adalah jangka waktu yang panjang yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilihat dalam satu periode saja melainkan dibandingkan dengan periode – periode sebelumnya. Proses dari pertumbuhan ekonomi bukan sekedar suatu gambaran sesaat namun didalamnya terdapat keberlangsungan yang saling berhubungan. Output per kapita merupakan hasil dari output total (GDP) dan jumlah penduduk. Proses dari pertumbuhan ekonomi dengan output perkapita terlihat dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi yang terlihat melalui output perKapita tidak melihat besar kecilnya pertumbuhan penduduk secara khusus. PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah. PDRB merupakan perhitungan nilai tambah yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam suatu daerah. PDRB perKapita memperlihatkan proses kenaikan output per kapita atau satuan orang dalam wilawah tertentu.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah, peralatan fisik, dan sumberdaya manusia, (2) pertumbuhan penduduk, (3) kemajuan teknologi, dan (4) sumberdaya institusi (sistem kelembagaan). Akumulasi modal akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan pada masa sekarang yang ditabung

2Boediono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi.Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah


(3)

dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal dalam arti luas terdiri dari investasi langsung atau investasi fisik, baik tanah, maupun peralatan fisik, dan investasi tidak langsung. Investasi tidak langsung merupakan modal manusia (Human Invesment) yang peningkatan kualitasnya mempunyai pengaruh sama atau dimungkinkan lebih besar dari modal langsung atau fisik. Pertumbuhan penduduk serta yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) secara traditional dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak jumlah angkatan kerja, maka semakin banyak pasokan tenaga kerja dan semakin banyak jumlah penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik. Kemajuan teknologi memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Pembangunan ekonomi daerah merupakan pembangunan yang

saling mendukung antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengelola setiap sumberdaya yang ada. Pemerintah daerah dan sektor swata membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses mencakup pembentukan institusi institusi baru, pembangunan industri industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan baru.”3

Kerjasama yang apik dari pemerintah dan pihak swasta diharapkan mampu mengelola sumber daya manusia yang ada maupun memaksimalkan sumber daya manusia. Pengelolaan sumberdaya baik


(4)

alam maupun manusia yang efektif mampu menghasilkan output barang dan jasa yang berkualitas dan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.2.1. Teori Klasik

Adam smith mengkritik kaum merkantilis, dimana kekayaan akan emas dan perak oleh suatu negara bukanlah suatu ukuran kekayaan nasional. Kekayaan nasional haruslah bersumber pada “hasil kerja” suatu negara.

“Kekayaan nasional dapat dibentuk oleh dua hal yaitu (1) keterampilan dan penggunaan tenaga kerja secara efisien dan (2) perimbangan yang tepat antara tenaga kerja produktif dan tenaga kerja non produktif.”4

Menurut Smith Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu pertumbuhan output (GDP) total dan pertumbuhan penduduk. Faktor output memberikan peranan yang pasif, yang mana jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan tenaga kerja. Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ada tiga:

1. Sumberdaya alam yang tersedia, merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Sumberdaya alam yang tersedia memiliki batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian terutama jika digunakan secara maksimal.


(5)

2. Sumberdaya manusia, memegang peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Smith memandang tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi dan pembagian kerja (division of labor) dan spesialisasi merupakan salah satu faktor kunci bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja.

3. Akumulasi modal yang dimiliki, stok modal memegang peranan paling penting dalam pembangunan ekonomi. Peranan stok modal sangat sentral dalam proses pertumbuhan output.

Ricardo menambahkan proses pertumbuhan merupakan proses tarik – menarik antara dua kekuatan yaitu hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (the law of diminishing return) dan kemajuan teknologi. Keterbatasan akan sumberdaya alam akan membatasi pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.

Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi tergantung pada kemajuan teknologi yang bisa dicapai oleh masyarakat. Kemajuan ekonomi diartikan sebagai peningkatan output total masyarakat (GDP). Peningkatan output masyarakat disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa ada perubahan cara produksi itu sendiri, dimana inovasi dari wiraswasta begitu berpengaruh. Perbaikan kualitas tenaga kerja atau sumber daya manusia mempengaruhi output.


(6)

2.2.2. Teori Keynesian dalam Sistem Regional

Harrod-Domar memberikan penjelasan pertumbuhan dalam jangka panjang yang mantap (Steady state). Pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat – syarat keseimbangan yaitu tingkat pertumbuhan output; tingkat pertumbuhan modal; dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja.

“Pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan output dapat meningkat apabila kemampuan masyarakat dalam menghasilkan output meningkat.”5

Pembentukan modal dianggap sebagai faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja sebagai faktor produksi pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan output bila kemampuannya juga meningkat.

2.2.3. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori yang dikembangkan oleh Robert M. Sollow dan T.W. Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, tenaga kerja, akumulasi capital, kemajuan teknologi (technological progress) dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan dari teori sebelumnya adalah adanya kemajuan teknologi. Rasio modal-output (capital-output rasio) dapat berubah–ubah. Dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, dapat digunakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang berbeda–beda.


(7)

Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat pertumbuhan ekonomi dari segi penawaran. Teori ini menjelaskan pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor–faktor produksi yang dinyatakan dalam persamaan:

Y = f ( K, L, T)

Dimana :

Y= tingkat pertumbuhan ekonomi

K= tingkat pertumbuhan modal

L= tingkat pertumbuhan penduduk

T= tingkat perkembangan teknologi

Tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan apa bila terjadi kenaikan pada tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan penduduk maupun tingkat perkembangan teknologi. interaksi terhadap pertumbuhan output akan mempengaruhi besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi.

2.2.4. Teori Pertumbuhan Endogen

Teori endogen mencoba mengidentifikasi dan menganalisis faktor– faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi yang berasal dari dalam (endogenous) sistem ekonomi. Kemajuan teknologi dianggap sebagai hal yang bersifat endogen, dimana pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku ekonomi dalam berinvestasi dibidang ilmu pengetahuan. Teori endogen mengartikan modal dalm arti luas yaitu bukan sekedar sebagai modal fisik melainkan juga sebaga modal insani (manusia).

Robert E. Lucas (1988), salah seorang proponen teori pertumbuhan endogen menekankan pentingnya modal insani dalam pembangunan. Romer (1994) menyatakan bahwa akumulasi modal tetap memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, namun dengan definisi yang lebih luas yaitu dengan


(8)

memasukan unsur modal ilmu pengetahuan (knowledge capital), dan modal insani (human capital) kedalam model. Lebih jauh lagi Romer menekankan tekhnologi dan ilmu pengetahuan merupakan faktor penentu cepat lambatnya laju perekonomian suatu negara.

Menurut Romer (1994), teori pertumbuhan endogen mempunyai tiga elemen dasar yaitu:

1. Adanya perubahan teknologi yang bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi ilmu pengetahuan.

2. Adanya penciptaan ide – ide baru oleh perusahaan sebagai akibat dari mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover).

3. Produksi barang – barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan tumbuh tanpa batas.

Fungsi produksi dalam model pertumbuhan endogen ditunjukan oleh formula berikut:

Y = F (R, K, H)

Dimana : Y : total output

R: penelitian dan pengembangan (R&D) yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam perekonomian

K : akumulasi modal fisik H : akumulasi modal manusia

Output dalam pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan yang terus dikembangkan oleh perusahaan, penambahan modal fisik yang berkontribusi secara cepat serta modal manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal utama.


(9)

Dalam praktiknya formula fungsi produksi tersebut digambarkan oleh fungsi produksi “AK”, yang ditunjukan oleh persamaan :

Y = AK

Dimana Y adalah total output; K adalah persediaan modal (baik modal fisik maupun modal manusia) dan A dalah faktor teknologi. Investasi pada modal fisik dan modal manusia akan meningkatkan produktivitas dari modal.

2.3. Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu tindakan aktif untuk meningkatkan pendapatan perKapita. Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempercepat terhadap pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perKapita. Pertambahan penduduk disertai perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara atau wilayah diperhitungkan.

Pertumbuhan ekonomi menjelaskan bagaimana suatu negara atau daerah itu bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pendapatan perKapita atau PDRB perKapita. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan sasaran utama agar dapat meningkatkan kesejahterahan bangsa secara nyata. Pembangunan Indonesia didasarkan pada tekad untuk mencapai kemakmuran melalui keadilan. Indonesia baru, merupakan kesepakatan untuk memperjuangkan, menciptakan, memperkokoh lingkungan dan pola kehidupan bangsa serta masing


(10)

– masing individu bebas dari kemiskinan, kobodohan, ketakutan, kecurangan dan ketidakadilan. Indonesia melangkah maju dengan penuh keyakinan bahwa dengan membangun ekonomi nasional akan mampu meningkatkan kemakmuran rakyat, banyak menjamin hak – hak dasar, keselamatan dan keamanan rakyat banyak melalui tekad.

Indonesia telah membentuk daerah otonomi, dimana setiap daerah diberi kesempatan untuk membangun daerahnya dengan harapan dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Wewenang terhadap otonomi daerah dimana setiap daerah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk membangun daerahnya akan dapat membangun daerah dengan lebih baik, sehingga kesejahterahan masyarakat daerah akan lebih baik. Namun demikian, perlu adanya kerja sama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan terhadap masyarakat daerah tersebut agar supaya tujuan mensejahterakan rakyat dapat tercapai.

2.4. Tenaga Kerja

Penduduk merupakan sejumlah orang yang mendiami wilayah tertentu. Pandangan merkantilisme menyebutkan penduduk merupakan faktor yang penting didalam kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatan penghasilan serta kekayaan negara. Pandangan Quesney (fisiokrat) menyebutkan suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup banyak, tetapi dengan syarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup layak. Taraf hidup layak didapat jika penduduk memiliki pekerjaan dan berpenghasilan.


(11)

Terdapat faktor–faktor yang mendorong terjadinya kependudukan yaitu : 1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Dorongan/hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya didalam kondusu kehidupannya baik material maupun intelektual

3. Keterbarasan kemampuan dukungan alam dan sumberdaya manusia serta dukungan nilainya yang diperlukan.

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut UU No 13 tahu 2003 bab 1 pasal 1 ayat 2 mengemukakan

“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat”6

Dalam undang –undang tenaga kerja, yang termasuk sebagai tenaga kerja adalah mereka penduduk berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Sementara yang bukan tenaga kerja adalah mereka yang tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

Tenaga kerja merupakan kebutuhan tenaga kerja oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja dan dipenuhi oleh pencari kerja. Menurut Lipsey,dkk “tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja dewasa yang berusia lebih dari 16 tahun yang bekerja penuh waktu.”7Dalam teori klasik, tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai bila tingkat tenaga kerja dalam keadaan full

6Indonesia, Undang Undang No. 13 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 ayat 2


(12)

employment atau tingkat tenaga kerja penuh. Sementara keadaan full employment, bisa dicapai bila mekanisme pasar bekerja secara bebas tanpa campur tangan pemerintah. Dalam teori ini mengungkapkan bahwa bila terjadi pengangguran sifatnya hanyalah sementara, dan akan hilang dengan sendirinya melalui mekanisme pasar. Keseimbangan tenaga kerja dijamin dengan tingkat harga dan upah yang fleksibel.

Teori Keynes mengungkapkan hal berbeda dari teori klasik yang diungkapkan Adam Smith dimana tenaga kerja akan mengalami kenaikan bila pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Pengangguran akan selalu berlaku, dikarenakan permintaan agregat tidak selalu mencapai tingkat permintaan yang diperlukan dalam mencapai tenaga kerja penuh.

Tenaga kerja diartikan sebagai permintaan tenaga kerja. Tersedianya lapangan kerja nantinya diisi oleh pencari kerja, inilah yang dimaksud dengan tenaga kerja. Secara umum, pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dari penawaran tenaga kerja yang ada. Hal ini menyebabkan angka pengangguran meningkat.

Pandangan mainstream ekonomi terhadap permintaan tenaga kerja adalah sebagaimana permintaan terhadap faktor produksinya. Maksimisasi keuntungan dijadikan sebagai landasan dalam menganalisis kebutuhan penggunaan tenaga kerja. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan angka pengangguran tenaga kerja merupakan roda penggerak pembangunan ekonomi suatu wilayah. Jumlah dan komposisi tenaga kerja terus berubah seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), mengindikasikan besarnya


(13)

penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai presentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

2.5. Pentingnya Tenaga kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi

Pekerjaan atau ketenagakerjaan merupakan bagian dari aktivitas bisnis dalam perekonomian. Tenaga kerja merupakan penggunaan sumberdaya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Pembangunan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun memberikan tenaga kerja terhadap sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang semakin canggih, memaksa pemberian klasifikasi tertentu bagi tenaga kerja maupun pencari kerja. Namun demikian, banyak diantara sumberdaya manusia yang sesuai klasifikasi terabaikan dalam bursa pasar tenaga kerja.

Pasar tenaga kerja adalah aktivitas yang mempertemukan penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga akan mendapatkan kata sepakat hanya jika klasifikasi dari pemberi kerja mampu dipenuhi oleh pencari kerja. Sebagai pihak pencari kerja, dibutuhkan beberapa informasi yang berkaitan diantaranya tingkat pendidikan, keahlian, sikap dan penampilan, pengalaman kerja, dan kesehatan untuk melamar pekerjaan. Sementara dari pihak pencari tenaga kerja harus memberikan klasifikasi sebagai informasi dan syarat bagi pencari kerja.


(14)

Pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja haruslah diseimbangkan. Ketika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan positif haruslah dibarengi dengan penambahan tenaga kerja atau lapangan kerja jika tidak demikian maka tenaga kerja ahli, terampil dan kurang terampil akan terabaikan. Keadaan demikian berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tersendatnya pembangunan.

2.6. Hubungan Tenaga kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. meningkatnya tenaga kerja memberikan peningkatan terhadap produktivitas tenaga kerja yang merupakan sumber utama dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu masalah yang umum dalam ketenagakerjaan adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.

Samuelson dan Nordhaus menjelaskan dimana input tenaga kerja terdiri dari kuantitas dan keterampilan tenaga kerja. Ahli ekonomi yakin bahwa kualitas input tenaga kerja merupakan elemen paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketika suatu negara memiliki teknologi canggih namun jika tenaga kerjanya tidak dapat menggunakan teknologi tersebut hal ini tetap tidak akan membawa perubahan. Hubungan antara tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah. Sisi pengembangan kualitas tenaga kerja memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam sisi pertumbuhan ekonomi menyediakan sumber – sumber yang memungkinkan terjadinya pengembangan pembangunan manusia.


(15)

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja menyebabkan tingkat pengangguran cenderung meningkat. Pengangguran merupakan tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan ataupun sudah mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu yang bersamaan sedang tidak bekerja. Pengangguran terjadi karena tidak diimbanginya pertumbuhan lapangan pekerjaan. Pengangguran yang selalu bertambah akan membebani negara dan membuat pertumbuhan ekonomi kearah yang negatif. Sebuah negara dikatakan sukses apabila dapat menurunkan tingkat pengangguran, kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahterahan masyarakat. Dengan demikian penting bagi pemerintah melalui departemen yang mewadahi bagaimana menyediakan lapangan kerja atau membantu menciptakan lapangan kerja sendiri.

2.7. Kerangka Dasar Penelitian

Kerangka dasar penelitian menggambarkan variabel yang digunakan dalam penelitian maupun model hipotesis yang digunakan.

Tenaga kerja adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang sedang bekerja. Tenaga kerja merupakan penawaran yang diberikan dari pihak pemerintah maupun swasta yang diterima atau dimiliki oleh tenaga kerja. Jika tenaga kerja yang diberikan oleh pemerintah dan rekan kerja mencukupi maka pengangguran berpendidikan berada pada tingkat rendah. Dengan pengangguran rendah, PDRB akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi meningkat. Jika tenaga


(16)

kerja yang diberikan oleh pemerintah dan rekan kerjanya kurang mencukupi, maka pengangguran berpendidikan akan terus meningkat. Ketika terjadi pengangguran yang terus meningkat akan menurunkan PDRB dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses pertumbuhan output yang dipengaruhi oleh faktor – faktor produksi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah modal, tenaga kerja dan teknologi. Pertumbuhan ekonomi dihitung melalui berbagai cara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perKapita atas dasar harga konstan merupakan salah satu cara untuk melihat pertumbuhan ekonomi.

Keterangan :

X = Variable Bebas, yakni Tenaga Kerja

Y = Variabel Terikat, yakni Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 2.1. Kerangka Hipotesis Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2.8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

TENAGA KERJA (X)

PERTUMBUHAN EKONOMI


(17)

pertanyaan.8 Berdasarkan permasalahan yang ada, maka perumusan hipotesis sebagai berikut :

Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah.

H1 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah.

Hipotesis Statistik :

: = 0

: 0

2.9.Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Penelitian Variabel Hasil

1. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah (Periode 2004– 2008)” oleh Bertha P. Siahaan.

pertumbuhan ekonomi, Aglomerasi, Investasi, angkatan kerja yang bekerja dan investasi sumber daya manusia.

Menggunakan analisis regresi Ordinary Least Square (OLS). Bertujuan menganalisis pengaruh aglomerasi, investasi, angkatan kerja yang bekerja, dan investasi sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Jawa Tengah selama lima tahun (2004–2008). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa 80% variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel independen. Dimana aglomerasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah, sementara investasi, angkatan kerja yang bekerja dan investasi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan 8Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif da


(18)

ekonomi di kabupaten/kota provinsi Jawa Tengah.

2. “Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah” oleh Viki Indrasari.

pertumbuhan ekonomi, belanja modal, desentralisasi fiskal, angkatan kerja, dan pendidikan

Menggunakan data sekunder berupa data panel, selama

periode 2004 – 2009

menggunakan pendekatan regresi. Hasilnya adalah variabel belanja modal, angkatan kerja dan pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara, indikator desentralisasi fiscal tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. “Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

SUBOSUKAWONOSR ATEN tahun 2004– 2008” oleh Dwi Suryanto

pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah.

Menggunakan alat analisis regresi persamaan linier berganda dengan metode FEM dan Least Square Dummy Variabel (LSDV), uji asumsi klasik dan uji statistic.. Dengan tujuan penelitian menganalisis pengaruh tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran

pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi di SUBOSUKAWONOSRATEN, menunjukan ketiga variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

3. “Analisis pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengelluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah” oleh Deddy Rustiono, SE. pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN), belanja pemerintah dan krisis ekonomi.

Menggunakan alat analisis regresi “ordinary Least Square”

(OLS) menggunakan data runtun waktu 1985 – 2006. Temuan penelitian ini menunjukan angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah berdampak positif terhadap perkembangan PDRB provinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi menyebabkan kondisi antara sebelum dan sesudah krisis berdampak negatif.


(1)

penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu negara atau wilayah. TPAK diukur sebagai presentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini menunjukan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

2.5. Pentingnya Tenaga kerja bagi Pertumbuhan Ekonomi

Pekerjaan atau ketenagakerjaan merupakan bagian dari aktivitas bisnis dalam perekonomian. Tenaga kerja merupakan penggunaan sumberdaya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Pembangunan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun memberikan tenaga kerja terhadap sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang semakin canggih, memaksa pemberian klasifikasi tertentu bagi tenaga kerja maupun pencari kerja. Namun demikian, banyak diantara sumberdaya manusia yang sesuai klasifikasi terabaikan dalam bursa pasar tenaga kerja.

Pasar tenaga kerja adalah aktivitas yang mempertemukan penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga akan mendapatkan kata sepakat hanya jika klasifikasi dari pemberi kerja mampu dipenuhi oleh pencari kerja. Sebagai pihak pencari kerja, dibutuhkan beberapa informasi yang berkaitan diantaranya tingkat pendidikan, keahlian, sikap dan penampilan, pengalaman kerja, dan kesehatan untuk melamar pekerjaan. Sementara dari pihak pencari tenaga kerja harus memberikan klasifikasi sebagai informasi dan syarat bagi pencari kerja.


(2)

Pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja haruslah diseimbangkan. Ketika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan positif haruslah dibarengi dengan penambahan tenaga kerja atau lapangan kerja jika tidak demikian maka tenaga kerja ahli, terampil dan kurang terampil akan terabaikan. Keadaan demikian berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tersendatnya pembangunan.

2.6. Hubungan Tenaga kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. meningkatnya tenaga kerja memberikan peningkatan terhadap produktivitas tenaga kerja yang merupakan sumber utama dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu masalah yang umum dalam ketenagakerjaan adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.

Samuelson dan Nordhaus menjelaskan dimana input tenaga kerja terdiri dari kuantitas dan keterampilan tenaga kerja. Ahli ekonomi yakin bahwa kualitas input tenaga kerja merupakan elemen paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketika suatu negara memiliki teknologi canggih namun jika tenaga kerjanya tidak dapat menggunakan teknologi tersebut hal ini tetap tidak akan membawa perubahan. Hubungan antara tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah. Sisi pengembangan kualitas tenaga kerja memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam sisi pertumbuhan ekonomi menyediakan sumber – sumber yang memungkinkan terjadinya pengembangan pembangunan manusia.


(3)

Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja menyebabkan tingkat pengangguran cenderung meningkat. Pengangguran merupakan tenaga kerja atau penduduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan ataupun sudah mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada waktu yang bersamaan sedang tidak bekerja. Pengangguran terjadi karena tidak diimbanginya pertumbuhan lapangan pekerjaan. Pengangguran yang selalu bertambah akan membebani negara dan membuat pertumbuhan ekonomi kearah yang negatif. Sebuah negara dikatakan sukses apabila dapat menurunkan tingkat pengangguran, kemiskinan, menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahterahan masyarakat. Dengan demikian penting bagi pemerintah melalui departemen yang mewadahi bagaimana menyediakan lapangan kerja atau membantu menciptakan lapangan kerja sendiri.

2.7. Kerangka Dasar Penelitian

Kerangka dasar penelitian menggambarkan variabel yang digunakan dalam penelitian maupun model hipotesis yang digunakan.

Tenaga kerja adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang sedang bekerja. Tenaga kerja merupakan penawaran yang diberikan dari pihak pemerintah maupun swasta yang diterima atau dimiliki oleh tenaga kerja. Jika tenaga kerja yang diberikan oleh pemerintah dan rekan kerja mencukupi maka pengangguran berpendidikan berada pada tingkat rendah. Dengan pengangguran rendah, PDRB akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi meningkat. Jika tenaga


(4)

kerja yang diberikan oleh pemerintah dan rekan kerjanya kurang mencukupi, maka pengangguran berpendidikan akan terus meningkat. Ketika terjadi pengangguran yang terus meningkat akan menurunkan PDRB dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses pertumbuhan output yang dipengaruhi oleh faktor – faktor produksi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah modal, tenaga kerja dan teknologi. Pertumbuhan ekonomi dihitung melalui berbagai cara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perKapita atas dasar harga konstan merupakan salah satu cara untuk melihat pertumbuhan ekonomi.

Keterangan :

X = Variable Bebas, yakni Tenaga Kerja

Y = Variabel Terikat, yakni Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 2.1. Kerangka Hipotesis Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2.8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat TENAGA KERJA

(X)

PERTUMBUHAN EKONOMI


(5)

pertanyaan.8 Berdasarkan permasalahan yang ada, maka perumusan hipotesis sebagai berikut :

Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah.

H1 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Tengah. Hipotesis Statistik :

: = 0

: 0

2.9.Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Penelitian Variabel Hasil

1. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah (Periode 2004– 2008)” oleh Bertha P. Siahaan.

pertumbuhan ekonomi, Aglomerasi, Investasi, angkatan kerja yang bekerja dan investasi sumber daya manusia.

Menggunakan analisis regresi Ordinary Least Square (OLS). Bertujuan menganalisis pengaruh aglomerasi, investasi, angkatan kerja yang bekerja, dan investasi sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Jawa Tengah selama lima tahun (2004–2008). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa 80% variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel independen. Dimana aglomerasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah, sementara investasi, angkatan kerja yang bekerja dan investasi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan 8Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif da


(6)

ekonomi di kabupaten/kota provinsi Jawa Tengah.

2. “Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah” oleh Viki Indrasari.

pertumbuhan ekonomi, belanja modal, desentralisasi fiskal, angkatan kerja, dan pendidikan

Menggunakan data sekunder berupa data panel, selama

periode 2004 – 2009

menggunakan pendekatan regresi. Hasilnya adalah variabel belanja modal, angkatan kerja dan pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara, indikator desentralisasi fiscal tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. “Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

SUBOSUKAWONOSR ATEN tahun 2004– 2008” oleh Dwi Suryanto

pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah.

Menggunakan alat analisis regresi persamaan linier berganda dengan metode FEM dan Least Square Dummy Variabel (LSDV), uji asumsi klasik dan uji statistic.. Dengan tujuan penelitian menganalisis pengaruh tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran

pemerintah terhadap

pertumbuhan ekonomi di SUBOSUKAWONOSRATEN, menunjukan ketiga variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

3. “Analisis pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengelluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah” oleh Deddy Rustiono, SE. pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN), belanja pemerintah dan krisis ekonomi.

Menggunakan alat analisis regresi “ordinary Least Square”

(OLS) menggunakan data runtun waktu 1985 – 2006. Temuan penelitian ini menunjukan angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah berdampak positif terhadap perkembangan PDRB provinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi menyebabkan kondisi antara sebelum dan sesudah krisis berdampak negatif.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah T1 162010016 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Proyeksi Kependudukan Provinsi Jawa Tengah dengan Menggunakan Metode Geometri T1 672004262 BAB II

0 0 26

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Destilasi Menggunakan Tenaga Surya T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah T1 BAB II

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia di Indonesia dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) T1 BAB II

0 0 95