Kegiatan Keuangan dan Akuntansi
Kegiatan Keuangan dan Akuntansi
Kegiatan keuangan meliputi penggalian sumber-sumber keuangan dan penggunaan
sumber-sumber keuangan tersebut secara hemat, efisien, dan efektif.
Adapun sumber-sumber keuangan tersebut antara lain dapat berasal dari hasil
penjualan barang atau jasa secara tunai, penerimaan angsuran atau pelunasan piutang,
pengambilan pinjaman dan penerimaan-penerimaan lainnya.
A. Aspek-Aspek Kegiatan Keuangan dan Akuntasi Serta Pengendaliannya
1. Pengelolaan Kas
Dari sudut pengendalian, pengelolaan kas perlu mendapat perhatian khusus
karena kas sangat mudah dipindah tangankan, dan dari sudut resiko, relatif paling
mudah untung diselewengkan. Oleh karena besarnya resiko, maka timbul
kebutuhan untuk melindungi dan mengendalikan kas perusahaan secara memadai.
Dalam hubungan ini, terdapat usaha memperkecil masalah dengan cara
mengurangi penggunaan uang kas, sejauh dapat diterapkan.
a. Sumber-Sumber Kas
Proses kas biasanya diawali dengan mengidentifikasikan sumber-sumber
penerimaan kas. Dalam hal ini, pemeriksa dapat menilai apakah proses
penerimaan perlu dilakukan menurut pola/ cara yang berlaku ataukah perlu
diadakan penyempurnaan.
b. Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan salah satu tahap dari keseluruhan kegiatan kas.
Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip pengendalian yang bisa diterapkan
untuk sebagian atau seluruh kegiatan penerimaan kas. Pengendalian ini
diperlukan untuk memastikan bahwa uang kas yang seharusnya diterima
memang betul-betul diterima dan dipertanggungjawabkan dengan lengkap dan
benar.
Prinsip-prinsip pengendalian tersebut adalah:
1. Pertanggung jawaban atas penerimaan kas harus ditetapkan sedini
mungkin.
2. Penetapan dasar pertanggungjawaban harus dihubungkan dengan kegiatan
3. Pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan, pencatatan, otorisasi, dan
pengawasan.
4. Pemanfaatan pihak luar sebagai unsur pengawasan.
5. Kegiatan penerimaan kas sedapat mungkin dipisahkan dari kegiatan
pengeluaran kas, dimana masing-masing kegiatan dikendalikan dengan
prosedur tersendiri.
6. Penerimaan-penerimaan kas hendaknya disetorkan secara utuh dan dengan
segera ke bank atau ke tempat penimpanan yang ditentukan.
7. Pertanggungjawaban harus ditetapkan untuk semua jenis transaksi
keuangan.
c. Pengurusan dan Penyimpanan Kas
Pengurusan dan penyimpanan kas menghubungkan tahap penerimaan dan
pengeluaran kas. Walaupun demikian, terdapat aspek-aspek pengendalian
tambahan tertentu yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam
pengurusan dan penyimpanan kas, yaitu:
1. Perlindungan kas secara fisik harus memadai
2. Jumlahkan yang tersedia harus dibatasi sampai suatu jumlah maksimum
yang benar-benar diperlukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari.
3. Memanfaatkan potensi-potensi yang ada untuk memperoleh pendapatan
dengan jalan mendepositikan dana-dana yang menganggur.
d. Pengeluaran Kas
Pengeluaran-pengeluaran kas yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan untuk
memenuhi berbagai keperluan seperti membeli bahan baku, bahan pembantu,
peralatan, pembayaran gaji/upah, ongkos-ongkos dan juga untuk investasi.
Prinsip-prinsip
pengendalian
khusus
untuk
pengeluaran
kas
dapat
diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pemisahan fungsi
2. Kecukupan dokumentasi untuk melakukan pembayaran-pembayaran
3. Penggunaan dana kas kecil
4. Pengendalian atas penandatanganan cek
5. Penggunaan cek-cek atas nama
6. Pemisahaan tugas dan tanggung jawab diantara para petugas yang terlibat
dalam proses pengeluaran kas
7. Kegiatan pengeluaran kas sedapat mungkin dipisahkan dari kegiatan
penerimaan kas, dimana masing-masing kegiatan dikendalikan dengan
prosedur tersendiri.
e. Pengendalian Lainnya dari Kegiatan Kas
Disamping prinsip-prinsip pengendalian tersebut, pengendalian yang efektif
lainnya terhadap penerimaan, penyimpanan, serta pengeluaran kas, adalah
sebagai berikut:
1. Jaminan kasir
2. Penggunaan alat bantu mekanis secara maksimum
3. Penyelenggaraan catatan pembukuan yang mutakhir dan pelaporan yang
segera dilakukan
4. Pengendalian yang memadai terhadap belanko-belanko dokumen
5. Rekonsiliasi saldo bank
6. Pemeriksaan kas, secara berkala dan mendadak
2. Pengelolaan Piutang
Pengelolaan piutang timbul dari berbagai jenis tindakan perusahaan yang
mengakibatkan timbulnya tagihan terhadap pihak ketiga. Pengelolaan piutang
meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Timbulnya Piutang Usaha
Prinsip-prinsip pengendalian yang dapat dilakukan atas timbulnya piutang
adalah sebagai berikut:
1. Review oleh pejabat yang independen serta prosedur persetujuan kredit
2. Penentuan tersedianya produk
3. Otoritas mengenai harga dan syarat-syarat penjualan
4. Penggunaan copy dokumen-dokumen, sesuai dengan kebutuhan
b. Admistrasi Piutang
Prinsip-prinsip pengendalian dalam tahap ini meliputi:
1. Penyelenggaraan catatan-catatan perkiraan piutang secara independen
2. Pencatatan yang mutakhir dari perkiraan piutang
3. Pelaporan yang memadai dan segera
4. Secara berkala tiap akhir bulan dikirim kepada para langganan saldo
tagihan per tanggal akhir tiap bulan beserta rincian nomor dan tanggal
faktir yang masih belum dibayar untuk meminta pemberitahuan segera jika
ada ketidakcocokan.
5. Dibuat rencana pemerolehan tagihan kas dari piutang yang seharusnya
jatuh tempo
c. Berkurang atau Hapusnya Piutang
Berkurang atau hapusnya piutang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Adanya pelunasan piutang
2. Adanya retur penjualan
3. Penghapusan piutang karena tak dapat ditagih
d. Aspek-aspek Kebijaksanaan yang Menyangkut Piutang
Dengan mempertimbangkan keseluruhan kegiatan piutang, kita perlu
memperatikan seksama kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengurusan
piutang, yaitu:
1. Kebijaksanaan pemberian kredit
2. Kebijaksanaan yang menyangkut pembinaan hubungan baik dengan para
langganan
3. Kebijakan pembentukan penyisihan untuk piutang tak tertagih
e. Piutang Lainnya
Di samping aktivitas penjualan reguler yang merupakan sumber utama
timbulnya piutang, terdapat pula hal-hal lainnya yang menimbulkan piutang.
Yang termasung dalam kelompok ini adalah:
1. Piutang pegawai
2. Uang muka kepada pihak ketiga
3. Piutang klaim
3. Pengelolaan Utang
Setiap perusahaan pada umumnya melakukan pembelian bahan baku, bahan
penolong, suku cadang, peralatan, dan sebagainya. Pembelian ini dapat menciptakan
timbulnya utang atau kewajiban-kewajiban yang pada saat jatuh tempo harus dilunasi oleh
perusahaan. Pengelolaan utang melibatkan berbagai kegiatan, yaitu:
a. Timbulnya utang
b. Keabsahan utang
Tanpa memerhatikan sumber utang, dari sudut pengendalian ada sasaran umum
yang ditujukan terhadap semua jenis utang. Sasaran yang dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Kelayakan jenis pengeluaran
2. Kelayakan jumlah utang
3. Kelayakan harga dan syarat-syarat pembelian
4. Kewajaran nilai prestasi yang diterima
5. Kecukupan bukti pendukung
c. Pengadministrasian lebih lanjut mengenai utang
d. Pelunasan utang
Tahap terakhir dari proses utang adalah menyiapkan pelunasannya. Titik-titik
pengendalian dalam tahap ini meliputi:
1. Review kecocokan dokumen-dokumen pendukung
2. Penanganan klaim
3. Penyiapan cek
4. Review akhir dan penyerahan cek
4. Kegiatan Pengelolaan Pajak
Pajak perlu dikelol dengan baik agar pajak yang dibayar tidak lebih besar dari yang
seharusnya, agar dibayar dalam batas waktu yang dapat membantu cash flow, namun tidak
terlambat, agar pajak yang seharusnya dibayar telah dilakukan, agar pajak yang seharusnya
dipotong telah dilakukan dan telah disetorkan pada waktunya, terdapat administrasi yang
tertib sehingga data pajak di-file dengan baik dan dapat diperoleh dengan mudah ketika
dibutuhkan.
Jenis pajak yang dikelola biasanya meliputi:
a.
b.
c.
d.
Pajak Penghasilan Badan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan pasal 21
Pajak Penghasilan pasal 22 dan 23
5. Kegiatan Investasi dalam Surat-Surat Berharga
a. Penglompokan investasi dalam surat-surat berharga
investasi dalam surat berharga dapat di kelompokkan sebagai aktiva lancar(current
assets)dan sebagi aktiva tidak lancar(non/current assets). Investai dalam surat
berharga yang digolongkan sebagai aktifa lancar disebut investasi dalam surat
berharga jangka pendek,sedangkan yang golongkan dalam aktiva tidak lancar disebut
investasi balam surat berharga jangka panjang atau investai dalam surat berharga
secara permanen.
1. Investasi dalam surat berharga jangka pendek
Ciri investasi dalam surat berharga jangka pendek adalah:
a. Umur investasi dalam surat berharga biasanya dalam satu tahun atau kurang.
b. Sipat surat berharga muda di cairkan menjadi uang.
2. Investasi dalam surat berharga jangka panjang.
Investasi dalam surat berharga jangka panjang biasanya dilakukan untuk satu atau
beberapa tujuan berikut:
a. Untuk menguasai baik sebagiaan maupun sepenuhnya suatu anak perusahaan
atau perusahaan afiliasi.
b. Untuk mendapatkan penghasilan yang reratif permanen.
c. Untuk mengadakan hubungan usaha yang permanen.
d. Untuk menciptakan dana-dana kehusus.
b. Penyimpanan surat-surat berharga
c. Pencatatan dan pemeriksaan fisik atas surat-surat berharga
d. Prinsip-prinsip pengndalian atas investasi dalam surat-surat berharga.
6. Kegiatan Pengelolaan Akuntasi.
Bagian akuntasi harus menghasilkan informasi yang penting yang dibutukan oleh
manajemen dan pihak ketiga. Informasi dimaksut utamanya adalah laporan keuangan
yang terdiri dari:
a. Laporan laba rugi.
b. Neraca.
c. Laporan perubahan modal dan laba ditahun.
d. Laporan arus kas.
e. Catatan atau laporan keuangan.
Petugas di bagian akuntansi ini perlu dibagi dalam beberapa seksi,misalnya sebagi
berikut:
a. Seksi pembuatan voucher jurnal dan buku jurnal.
b. Seksi entri voucher jurnal atau buku jurnal.
c. Seksi verifikasi anteri.
d. Seksi laporan.
e. Seksi buku pembantu piutang.
f. Seksi buku pembantu hutang.
g. Seksi pembantu persedian.
h. Seksi rekonsilasi bank,piutang,dan hutang.
i. Seksi penyimpanaan arsip pembukuan dan laporan.
a. Perosedur kerja di bagian akuntansi
Atas bukti dasar yang terjadi dibuatkan voucher jurnalnya yang dibagi dalam:
a.
b.
c.
d.
e.
Voucher jurnal peneriman kas.
Voucher jurnal penglaran kas.
Voucher jurnal pembelian dengan kredit.
Voucher jurnal penjualan dengan keredit.
Voucher jurnal umum.
b. Pengendalian Intern
c. Pemeriksaan Intern
Kegiatan keuangan meliputi penggalian sumber-sumber keuangan dan penggunaan
sumber-sumber keuangan tersebut secara hemat, efisien, dan efektif.
Adapun sumber-sumber keuangan tersebut antara lain dapat berasal dari hasil
penjualan barang atau jasa secara tunai, penerimaan angsuran atau pelunasan piutang,
pengambilan pinjaman dan penerimaan-penerimaan lainnya.
A. Aspek-Aspek Kegiatan Keuangan dan Akuntasi Serta Pengendaliannya
1. Pengelolaan Kas
Dari sudut pengendalian, pengelolaan kas perlu mendapat perhatian khusus
karena kas sangat mudah dipindah tangankan, dan dari sudut resiko, relatif paling
mudah untung diselewengkan. Oleh karena besarnya resiko, maka timbul
kebutuhan untuk melindungi dan mengendalikan kas perusahaan secara memadai.
Dalam hubungan ini, terdapat usaha memperkecil masalah dengan cara
mengurangi penggunaan uang kas, sejauh dapat diterapkan.
a. Sumber-Sumber Kas
Proses kas biasanya diawali dengan mengidentifikasikan sumber-sumber
penerimaan kas. Dalam hal ini, pemeriksa dapat menilai apakah proses
penerimaan perlu dilakukan menurut pola/ cara yang berlaku ataukah perlu
diadakan penyempurnaan.
b. Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan salah satu tahap dari keseluruhan kegiatan kas.
Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip pengendalian yang bisa diterapkan
untuk sebagian atau seluruh kegiatan penerimaan kas. Pengendalian ini
diperlukan untuk memastikan bahwa uang kas yang seharusnya diterima
memang betul-betul diterima dan dipertanggungjawabkan dengan lengkap dan
benar.
Prinsip-prinsip pengendalian tersebut adalah:
1. Pertanggung jawaban atas penerimaan kas harus ditetapkan sedini
mungkin.
2. Penetapan dasar pertanggungjawaban harus dihubungkan dengan kegiatan
3. Pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan, pencatatan, otorisasi, dan
pengawasan.
4. Pemanfaatan pihak luar sebagai unsur pengawasan.
5. Kegiatan penerimaan kas sedapat mungkin dipisahkan dari kegiatan
pengeluaran kas, dimana masing-masing kegiatan dikendalikan dengan
prosedur tersendiri.
6. Penerimaan-penerimaan kas hendaknya disetorkan secara utuh dan dengan
segera ke bank atau ke tempat penimpanan yang ditentukan.
7. Pertanggungjawaban harus ditetapkan untuk semua jenis transaksi
keuangan.
c. Pengurusan dan Penyimpanan Kas
Pengurusan dan penyimpanan kas menghubungkan tahap penerimaan dan
pengeluaran kas. Walaupun demikian, terdapat aspek-aspek pengendalian
tambahan tertentu yang perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam
pengurusan dan penyimpanan kas, yaitu:
1. Perlindungan kas secara fisik harus memadai
2. Jumlahkan yang tersedia harus dibatasi sampai suatu jumlah maksimum
yang benar-benar diperlukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari.
3. Memanfaatkan potensi-potensi yang ada untuk memperoleh pendapatan
dengan jalan mendepositikan dana-dana yang menganggur.
d. Pengeluaran Kas
Pengeluaran-pengeluaran kas yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan untuk
memenuhi berbagai keperluan seperti membeli bahan baku, bahan pembantu,
peralatan, pembayaran gaji/upah, ongkos-ongkos dan juga untuk investasi.
Prinsip-prinsip
pengendalian
khusus
untuk
pengeluaran
kas
dapat
diikhtisarkan sebagai berikut:
1. Pemisahan fungsi
2. Kecukupan dokumentasi untuk melakukan pembayaran-pembayaran
3. Penggunaan dana kas kecil
4. Pengendalian atas penandatanganan cek
5. Penggunaan cek-cek atas nama
6. Pemisahaan tugas dan tanggung jawab diantara para petugas yang terlibat
dalam proses pengeluaran kas
7. Kegiatan pengeluaran kas sedapat mungkin dipisahkan dari kegiatan
penerimaan kas, dimana masing-masing kegiatan dikendalikan dengan
prosedur tersendiri.
e. Pengendalian Lainnya dari Kegiatan Kas
Disamping prinsip-prinsip pengendalian tersebut, pengendalian yang efektif
lainnya terhadap penerimaan, penyimpanan, serta pengeluaran kas, adalah
sebagai berikut:
1. Jaminan kasir
2. Penggunaan alat bantu mekanis secara maksimum
3. Penyelenggaraan catatan pembukuan yang mutakhir dan pelaporan yang
segera dilakukan
4. Pengendalian yang memadai terhadap belanko-belanko dokumen
5. Rekonsiliasi saldo bank
6. Pemeriksaan kas, secara berkala dan mendadak
2. Pengelolaan Piutang
Pengelolaan piutang timbul dari berbagai jenis tindakan perusahaan yang
mengakibatkan timbulnya tagihan terhadap pihak ketiga. Pengelolaan piutang
meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Timbulnya Piutang Usaha
Prinsip-prinsip pengendalian yang dapat dilakukan atas timbulnya piutang
adalah sebagai berikut:
1. Review oleh pejabat yang independen serta prosedur persetujuan kredit
2. Penentuan tersedianya produk
3. Otoritas mengenai harga dan syarat-syarat penjualan
4. Penggunaan copy dokumen-dokumen, sesuai dengan kebutuhan
b. Admistrasi Piutang
Prinsip-prinsip pengendalian dalam tahap ini meliputi:
1. Penyelenggaraan catatan-catatan perkiraan piutang secara independen
2. Pencatatan yang mutakhir dari perkiraan piutang
3. Pelaporan yang memadai dan segera
4. Secara berkala tiap akhir bulan dikirim kepada para langganan saldo
tagihan per tanggal akhir tiap bulan beserta rincian nomor dan tanggal
faktir yang masih belum dibayar untuk meminta pemberitahuan segera jika
ada ketidakcocokan.
5. Dibuat rencana pemerolehan tagihan kas dari piutang yang seharusnya
jatuh tempo
c. Berkurang atau Hapusnya Piutang
Berkurang atau hapusnya piutang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Adanya pelunasan piutang
2. Adanya retur penjualan
3. Penghapusan piutang karena tak dapat ditagih
d. Aspek-aspek Kebijaksanaan yang Menyangkut Piutang
Dengan mempertimbangkan keseluruhan kegiatan piutang, kita perlu
memperatikan seksama kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengurusan
piutang, yaitu:
1. Kebijaksanaan pemberian kredit
2. Kebijaksanaan yang menyangkut pembinaan hubungan baik dengan para
langganan
3. Kebijakan pembentukan penyisihan untuk piutang tak tertagih
e. Piutang Lainnya
Di samping aktivitas penjualan reguler yang merupakan sumber utama
timbulnya piutang, terdapat pula hal-hal lainnya yang menimbulkan piutang.
Yang termasung dalam kelompok ini adalah:
1. Piutang pegawai
2. Uang muka kepada pihak ketiga
3. Piutang klaim
3. Pengelolaan Utang
Setiap perusahaan pada umumnya melakukan pembelian bahan baku, bahan
penolong, suku cadang, peralatan, dan sebagainya. Pembelian ini dapat menciptakan
timbulnya utang atau kewajiban-kewajiban yang pada saat jatuh tempo harus dilunasi oleh
perusahaan. Pengelolaan utang melibatkan berbagai kegiatan, yaitu:
a. Timbulnya utang
b. Keabsahan utang
Tanpa memerhatikan sumber utang, dari sudut pengendalian ada sasaran umum
yang ditujukan terhadap semua jenis utang. Sasaran yang dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Kelayakan jenis pengeluaran
2. Kelayakan jumlah utang
3. Kelayakan harga dan syarat-syarat pembelian
4. Kewajaran nilai prestasi yang diterima
5. Kecukupan bukti pendukung
c. Pengadministrasian lebih lanjut mengenai utang
d. Pelunasan utang
Tahap terakhir dari proses utang adalah menyiapkan pelunasannya. Titik-titik
pengendalian dalam tahap ini meliputi:
1. Review kecocokan dokumen-dokumen pendukung
2. Penanganan klaim
3. Penyiapan cek
4. Review akhir dan penyerahan cek
4. Kegiatan Pengelolaan Pajak
Pajak perlu dikelol dengan baik agar pajak yang dibayar tidak lebih besar dari yang
seharusnya, agar dibayar dalam batas waktu yang dapat membantu cash flow, namun tidak
terlambat, agar pajak yang seharusnya dibayar telah dilakukan, agar pajak yang seharusnya
dipotong telah dilakukan dan telah disetorkan pada waktunya, terdapat administrasi yang
tertib sehingga data pajak di-file dengan baik dan dapat diperoleh dengan mudah ketika
dibutuhkan.
Jenis pajak yang dikelola biasanya meliputi:
a.
b.
c.
d.
Pajak Penghasilan Badan
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan pasal 21
Pajak Penghasilan pasal 22 dan 23
5. Kegiatan Investasi dalam Surat-Surat Berharga
a. Penglompokan investasi dalam surat-surat berharga
investasi dalam surat berharga dapat di kelompokkan sebagai aktiva lancar(current
assets)dan sebagi aktiva tidak lancar(non/current assets). Investai dalam surat
berharga yang digolongkan sebagai aktifa lancar disebut investasi dalam surat
berharga jangka pendek,sedangkan yang golongkan dalam aktiva tidak lancar disebut
investasi balam surat berharga jangka panjang atau investai dalam surat berharga
secara permanen.
1. Investasi dalam surat berharga jangka pendek
Ciri investasi dalam surat berharga jangka pendek adalah:
a. Umur investasi dalam surat berharga biasanya dalam satu tahun atau kurang.
b. Sipat surat berharga muda di cairkan menjadi uang.
2. Investasi dalam surat berharga jangka panjang.
Investasi dalam surat berharga jangka panjang biasanya dilakukan untuk satu atau
beberapa tujuan berikut:
a. Untuk menguasai baik sebagiaan maupun sepenuhnya suatu anak perusahaan
atau perusahaan afiliasi.
b. Untuk mendapatkan penghasilan yang reratif permanen.
c. Untuk mengadakan hubungan usaha yang permanen.
d. Untuk menciptakan dana-dana kehusus.
b. Penyimpanan surat-surat berharga
c. Pencatatan dan pemeriksaan fisik atas surat-surat berharga
d. Prinsip-prinsip pengndalian atas investasi dalam surat-surat berharga.
6. Kegiatan Pengelolaan Akuntasi.
Bagian akuntasi harus menghasilkan informasi yang penting yang dibutukan oleh
manajemen dan pihak ketiga. Informasi dimaksut utamanya adalah laporan keuangan
yang terdiri dari:
a. Laporan laba rugi.
b. Neraca.
c. Laporan perubahan modal dan laba ditahun.
d. Laporan arus kas.
e. Catatan atau laporan keuangan.
Petugas di bagian akuntansi ini perlu dibagi dalam beberapa seksi,misalnya sebagi
berikut:
a. Seksi pembuatan voucher jurnal dan buku jurnal.
b. Seksi entri voucher jurnal atau buku jurnal.
c. Seksi verifikasi anteri.
d. Seksi laporan.
e. Seksi buku pembantu piutang.
f. Seksi buku pembantu hutang.
g. Seksi pembantu persedian.
h. Seksi rekonsilasi bank,piutang,dan hutang.
i. Seksi penyimpanaan arsip pembukuan dan laporan.
a. Perosedur kerja di bagian akuntansi
Atas bukti dasar yang terjadi dibuatkan voucher jurnalnya yang dibagi dalam:
a.
b.
c.
d.
e.
Voucher jurnal peneriman kas.
Voucher jurnal penglaran kas.
Voucher jurnal pembelian dengan kredit.
Voucher jurnal penjualan dengan keredit.
Voucher jurnal umum.
b. Pengendalian Intern
c. Pemeriksaan Intern