Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Histopatologi Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Lokasi

2.1.4. Klasifikasi Meningioma Intrakranial

Meningioma intrakranial dapat diklasifikan berdasarkan histopatologi, lokasi tumor, serta pola pertumbuhan tumor.

2.1.4.1. Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Histopatologi

Pembagian meningioma secara histopatologi telah ditentukan oleh WHO pada tahun 2007 menjadi 3 grade, yaitu Jinak Benign :Grade I, Atipikal Atypical : Grade II, dan Ganas Malignant : Grade III. Menurut histopatologinya, meningioma grade I diklasifikasikan sebagai meningioma meningothelial, meningioma fibrous fibroblastik, meningioma transisional, meningioma psammomatous, meningioma angiomatosa, meningioma mikrokistik, meningioma sekretorik, meningioma lymphoplasmacyte-rich; Meningioma grade II diklasifikasikan sebagai meningioma chordoid, meningioma clear-cell, meningioma atypical; Meningioma grade III diklasifikasikan sebagai meningioma papillary, meningioma rhabdoid, meningioma anaplastik Marwin, 2010. Tabel 2.1. Subtipe meningioma dan Grade menurut klasifikasi WHO Marwin et al, 2010. Subtipe histologi Grade WHO Meningothelial meningioma Fibrous fibroblastic meningioma Transitional mixed meningioma Psammomatous meningioma Angiomatous meningioma Microcystic meningioma Secretory meningioma Lymphoplasmacyte-rich meningioma Metaplastic meningioma I I I I I I I I I Chordoid meningioma Clear-cell meningioma Atypical meningioma Brain invasive meningioma II II II II Universitas Sumatera Utara Papillary meningioma Rhabdoid meningioma Anaplastic malignant meningioma III III III

2.1.4.2. Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi tumor, meningioma dapat berada di konveksitas, parasagital, tuberkulum sella, falx, sphenoid ridge, CPA, frontal base, petroclival, fosa posterior, tentorial, middle fossa, foramen magnum, dan lainnya Otsuka, 2010. Lokasi umum meningioma primer dalam urutan paling sering adalah parasagital, cavernous, tubercullum sellae, lamina cribrosa, foramen magnum, zona torcular, tentorium cerebelli, sudut serebelopontin, dan sinus sigmoid. Meningioma dengan frekuensi lebih rendah dapat terjadi di medula spinalis, intraventrikular, orbita optic nerve sheath dan foramina opticum, intraoseus tulang temporal petrosa, pineal, ekstracalvaria, dan ektopik cavum nasi, sinus paranasal, glandula parotis, paru-paru, glandula adrenal, dan mediastinum Chou, 1991. Tabel 2.2. Lokasi Tumor Meningioma Otsuka, 2010. Lokasi Jumlah Persentase Convexity 246 30 Falxparasagital 227 27 Sphenoid wing 126 15 Tentorium 53 6 Cerebellopontine 50 6 Olfactory groove 44 5 Multifocal 30 4 Suprasellar 22 3 Intraventricular 15 2 Foramen magnum 13 2 Pineal 3 1 Total 829 100

2.1.4.3. Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Pola Pertumbuhan