126
Dalam masyarakat kota tidak mudah untuk membentuk kebersamaan nilai- nilai  budaya.  Penduduk  kota  biasanya  berasal  dari  latar  belakang  kebudayaan
yang  berbeda  .Demikian  juga  antar  golongan  ekonomi  dan  politik  yang berlainan  juga  menimbulkan  persepsi  yang  tidak  sama  terhadap  peristiwa-
peristiwa  sosial  tertentu.  Agama  yang  berbeda  ikut  menambah  perbedaan terhadap norma dan nilai yang dianut masing-masing penduduk warga kota.
Perbedaan-perbedaan  yang  tajam  dari  warga  kota  dapat  menimbulkan interaksi-interaksi  yang  membentuk  konflik.  Munculnya  peristiwa-peristiwa
konflik antar kelompok di kota karena masing-masing diperlakukan tidak adil, normal  dan  nilai  dilanggar  dan  kepentingan  tidak  diperhatikan.  Berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa-masa yang lalu di kota-kota besar di indonesa menunjukan konflik, antar golongan ekonomi kuat nonpribumi dan golongan
lemah  pribumi.  Jurang  yang  terlalu  lebar  dibidang  ekonomi  ditambah  lagi perbedaan  ras  dan  juga  agama  menjadi  faktor  akumulatf  timbulnya  konflik.
Oleh  karena  itu  mengelola  dan  mengatasi  konflik  yang  timbul  di  kalangan penduduk kota tidak bisa banyak diperhatikan dari salah satu aspek saja.
B. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa dan Kota
Adanya nilai dan norma yang  berlaku  di  masyarakat,  interaksi sosial  dapat
berlangsung dengan baik jika aturan dan nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik.  Jika  tidak  ada  kesadaran  atas  pribadi  individu,  maka  proses  sosial  itu
sendiri  tidak  dapat  berjalan  sesuai  dengan  yang  kita  harapkan.  Maka  dari  itu, dapat  disebutkan  bahwa interaksi merupakan  dasar  dari  suatu  bentuk  proses
sosial  karena  tanpa  adanya interaksi  sosial,  maka  kegiatan  antar  individu dengan  yang lain tidak dapat disebut interaksi.  Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai  hubungan sosial  yang dinamis, hubungan sosial  yang dimaksud  dapat berupa  hubungan  antara  individu  yang  satu  dengan  individu  lainnya,  antara
kelompok  yang  satu  dengan  kelompok  lainnya,  maupun  antara  kelompok dengan  individu.  Dalam  interaksi  juga  terdapat  simbol,  di  mana  simbol
diartikan  sebagai  sesuatu  yang  nilai  atau  maknanya  diberikan  kepada  yang melakukan proses interaksi.
127
Everett  M  Rogers  mendefinisikan  perubahan  sosial  yang  terjadi  pada struktur  dan  fungsi  dalam  sistem  sosial.  Menurut  Rogers  proses  perubahan
sosial dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat  yaitu penemuan baru
invention
, difusi
diffution
dan akibat
concequences
. 1.
Jenis – Jenis Perubahan Sosial Jika  dilihat  dari  proses  berlangsungnya,  menurut  Soerjono  Soekanto
perubahan dapat dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi: a.
Evolusi Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial  yang terjadi dalam proses
lambat,  dalam  waktu  yang  cukup  lama  dan  tanpa  ada  kehendak  tertentu dari
masyarakat yang
bersangkutan. Perubahan-perubahan
ini berlangsung  mengikuti  kondisi  perkembangan  masyarakat,  yaitu  sejalan
dengan  usaha-usaha  masyarakat  dalam  memenuhi  kebutuhan  hidupnya sehari-hari.  Dengan  kata  lain,  perubahan  sosial  terjadi  karena  dorongan
dari  usaha-usaha  masyarakat  guna  menyesuaikan  diri  terhadap kebutuhan-kebutuhan  hidupnya  dengan  perkembangan  masyarakat  pada
waktu  tertentu.  Contoh,  perubahan  sosial  dari  masyarakat  berburu menuju ke masyarakat meramu.
b. Revolusi
Revolusi,  yaitu  perubahan  sosial  mengenai  unsur-unsur  kehidupan atau  lembaga-lembaga  kemasyarakatan  yang  berlangsung  relatif  cepat.
Seringkali  perubahan  revolusi  diawali  oleh  munculnya  konflik  atau ketegangan  dalam  masyarakat,  ketegangan-ketegangan  tersebut  sulit
dihindari  bahkan  semakin  berkembang  dan  tidak  dapat  dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu, antara lain
1 Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
2 Adanya  pemimpinkelompok  yang  mampu  memimpin  masyarakat
tersebut. 3
Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi. 4
Harus  ada  tujuan  gerakan  yang  jelas  dan  dapat  ditunjukkan  kepada rakyat.
128
5 Kemampuan  pemimpin  dalam  menampung,  merumuskan,  serta
menegaskan rasa tidak puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan revolusi.
Jika  dilihat  dari  ruang  lingkupnya,  perubahan  sosial  dibagi  menjadi dua, yaitu perubahan social yang berpengaruh besar dan perubahan sosial
yang berpengaruh kecil. a.
Perubahan Kecil Perubahan  kecil  adalah  perubahan  yang  terjadi  pada  unsur-unsur
struktur  sosial  yang  tidak  membawa  pengaruh  langsung  atau  pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan
mode rambut atau perubahan mode pakaian dan lain sebagainya. b.
Perubahan besar Perubahan besar adalah perubahan  yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi  masyarakat.  Contoh  perubahan  besar  adalah  dampak  ledakan
penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat. Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu,
perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan. a.
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan Perubahan  yang  dikehendaki  atau  yang  direncanakan  merupakan
perubahan  yang  telah  diperkirakan  atau  direncanakan  terlebih  dahulu oleh  pihak-pihak  yang  hendak  melakukan  perubahan  di  masyarakat.
Pihak-pihak  tersebut  dinamakan  agent  of  change,  yaitu  seseorang  atau sekelompok  orang  yang  mendapat  kepercayaan  masyarakat  untuk
memimpin  satu  atau  lebih  lembaga-lembaga  kemasyarakatan  yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.
b. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan
Perubahan  yang  tidak  dikehendaki  atau  yang  tidak  direncanakan merupakan  perubahan  yang  terjadi  di  luar  jangkauan  pengawasan
masyarakat  dan  dapat  menyebabkan  timbulnya  akibat-akibat  sosial yang tidak diharapkan.
129
C. Sistem Religi, Bahasa, Seni dan Teknologi