Zinc phosphide
2. Zinc phosphide
Zinc phosphide merupakan rodentisida yang efisien. Apabila basah, zat kimianya secara lambat membentuk phosphine yang mengeluarkan bau bawang putih dan merupakat repellent bagi manusia dan hewan peliharaan domestik. Namun, karena tidak memiliki efek yang merugikan bagi tikus, zat ini digunakan bersama tepung terigu atau tepung beras dengan perbandingan 1:10. Selain itu, agar tikus lebih tertarik, tepung yang sudah dicampur dengan zinc phosphide juga ditambah dengan beberapa tetes minyak goreng bekas (minyak jelantah). Tikus yang memakan racun ini akan mati dalam waktu kurang lebih 3
jam. Selama kontak dengan zat ini, sebaiknya pengguna mengenakan sarung tangan karet karena zat tersebut sangat beracun. Untuk mencegah terjadinya keracunan pada manusia dan bintang peliharaan, suatu kotak khusus telah dirancang untuk meletakkan campuran tepung tersebut. Karena keamanannya terjamin. harganya murah, dan keefektifannya tinggi, zat ini dianjurkan untuk pemakaian skala besar guna menekan populasi tikus.
Contoh racun tipe multiple dose (kumulatif) antara lain warfarin, diphacinone, coumaryl, dan pindone. Zat di atas memiliki sifat anti- koagulan yang dapat menyebabkan perdarahan intemal dan kematian Contoh racun tipe multiple dose (kumulatif) antara lain warfarin, diphacinone, coumaryl, dan pindone. Zat di atas memiliki sifat anti- koagulan yang dapat menyebabkan perdarahan intemal dan kematian
Sifat dan derajat racun itu sangat berbeda, misalnya persenyawaan 1080 terutama menyebabkan kejang-kejang yang diikuti depresi saraf pusat. Keracunan Strichine merupakan satu kasus khusus karena kejang-
kejang hebat pada keracunan inl tidak disertai dengan hilangnya kesadaran, sedangkan kematian yang terjadi dapat disebabkan oleh asfiksia atau serangan pada bagian-bagian vital susunan saraf pusat.
Thallium sulfat selain menyebabkan gastroenteritis, juga menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. ensefalopati, neuritis, dan ataksia. Sementara itu, walfarin dapat menyebabkan keracunan kronis karena zat tersebut menghambat pembentukan protrombin dan menyebabkan kerapuhan kapiler sehingga terjadi perdarahan. Nilai Ambang Batas (NAB) untuk racun-racun tersebut, antara lain:
1. Persenyawaan 1080 (0,05 mg/m 3 )
2. Thallium sulfat (0,15 mg/m 3 )
3. Warfarin (0,1 mg/m 3 )
Fumigasi
Fumigasi merupakan cara yang efektif untuk membasmi tikus maupun pinjalnya. Fumigant yang dipakai dalam kampanye anti-tikus adalah kalsium sianida (sering disebut Sianogas atau cymag), karbon disulfida, mentil bromida, sulfur dioksida, dan lain-lain.
Sianogas telah digunakan secara luas di India untuk memfumigasi liang-liang tikus. Zat kimia ini dibuat dalam bentuk bubuk dan dipompakan ke dalam terowongan tikus dengan pompa kaki khusus yang disebut Sianogas Pump. Sekitar 2 ons zat ini dipompakan ke dalam liang- liang tikus setelah sebelumnya lubang keluar liang itu ditutup dengan lumut basah. Apabila berkontak dengan kelembaban, bubuk sianogas akan membebaskan gas HCN yang mematikan baik tikus maupun terhadap pinjalnya. Dalam pelaksanaan furmigasi ini, diperlukan petugas yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia dan ternak. Untuk pemberantasan tikus dari kapal, fumigasi dilakukan dengan menggunakan sianogas atau sulfur dioksida (Chandra, 2007).
Komosterilan
Kemosterilan merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan sterilitas sementara maupun permanen baik pada satu tikus (baik jantan maupun betinanya). Kemosterilant untuk pengendalian binatang pengerat masih dalam tahap percobaan (Chandra, 2007).
Rat Proofing
Tikus cenderung tumbuh dan berkembang biak sesuai dengan persediaan makanan yang tersedia. Bangunan anti-tikus baik di luar maupun dalam gedung adalah konstruksi bangunan yang tidak memiliki tempat terbuka sama sekali untuk tikus dalam gedung. Material anti-tikus adalah perangkat kayu keras, logam gaalvanic, dan sement porthland martir, yang dapat mencegah tikus masuk melalui lubang ukuran ½ inci atau lebih.
Rat stoppage adalah modifikasi bangunan anti-tikus yang diterapkan pada bangunan yang sudah ada. Metode ini merupakan suatu kontruksi bangunan yang lebih murah untuk mencegah masuknya tikus ke dalam bangunan dengan cara menutup semua kemungkinan jalan yang ada. Prinsip metode ini adalah menutup dinding luar yang terbuka dengan material yang tidak bisa ditembus tikus (Chandra, 2007).