Teori Stakeholder Landasan Teori

menggunakan informasi ini atau untuk keuntungannya sendiri Ittonen, 2010. Jadi teori agensi mengimplikasikan terjadinya asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi karena agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai aktivitas perusahaan daripada principal, namun karena perbedaan kepentingan antara agent dan principal yang menyebabkan agent menyembunyikan informasi yang berharga bagi dirinya. Hal itu dapat merugikan stakeholders, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk menghindari asimetri informasi yaitu pengungkapan dalam bentuk laporan tahunan perusahaan. Dengan pengungkapan yang lebih luas, diharapkan akan memberikan informasi yang lebih transparan dan relevan bagi stakeholders untuk dapat memantau hasil dari aktivitas operasi perusahaan dan memutuskan tindakan yang tepat pada perusahaan.

2.1.2 Teori Stakeholder

Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada stakeholders seperti para pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analisis dan pihak lainnya. Oleh karena itu, keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder Ghozali dan Chariri, 2007. Power stakeholder dalam mengendalikan atau mempengaruhi perusahaan dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas modal dan tenaga kerja, akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan Deegan, 2000 dalam Chariri dan Ghozali, 2007. Dengan demikian, ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan berekasi dengan memberikan cara-cara yang memuaskan keinginan para stakeholder Ullman 1985, dalam Ghozali dan Chariri, 2007. Teori stakeholder umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan dalam mengelola stakeholders Gray et al., 1997 dalam Ghozali dan Chariri, 2007. Salah satu cara perusahaan dalam memuaskan kepentingan stakeholder yaitu dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas termasuk dalam pengungkapan risiko perusahaan. Tujuannya adalah sebagai pemenuh kebutuhan informasi yang diinginkan oleh stakeholders. Sebagai contoh, investor misalnya, akan menggunakan kedudukannya untuk mengumpulkan banyak informasi terkait risiko yang diperlukan dari perusahaan dengan tujuan membuat keputusan investasi yang rasional Taures, 2011. Berdasarkan teori stakeholder, perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, akan mengungkap lebih banyak informasi terkait risiko untuk menyediakan pembenaran dan penjelasan mengenai apa yang terjadi dalam perusahaan kepada para stakeholder Amran et al., 2009 dalam Taures, 2011.

2.1.3 Teori Legitimasi